Anda di halaman 1dari 7

Disusun untuk memenuhi TT 2

Mata Kuliah : Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampu : Drs. D.Syahruddin, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Peggy Ramadhanayani Sayuga

850342765

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR

UNIVERSITAS TERBUKA

BANDUNG

2021
BB03-RK17a-RII.4

15 Agustus 2019
TUGAS TUTORIAL KE-1/2/3
IDIK 4013/ PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH /2 SKS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Nama Penulis : B. Fariz J. M. Misbah, M.Pd., Dr.


Nama Penelaah : Drs. Nana Setiana, M.Pd.
Status Pengembangan : Baru/Revisi
Tahun Pengembangan : 2021

No Tugas Tutorial Skor Sumber


Maksimal Tugas
Tutorial
1 Jelaskanlah peran pustaka dalam menulis karya tulis 10 Wardani,
ilmiah! I.G.A.K.,
2 Anda akan menulis karya tulis ilmiah mengenai 20 dkk.
“Pembelajaran Membaca Permulaan pada Siswa Kelas (2018).
Teknik
Rendah di SDN 8 Rancaekek”. Cari dan tuliskanlah
Penulisan
minimal 5 sumber pustaka untuk karya tulis tersebut! Karya
3 Jelaskanlah perbedaan antara mengutip dan menjiplak 20 Ilmiah.
(plagiarisme)! Tangerang
4 Susunlah bahan-bahan pustaka tersebut ke dalam sebuah 20 Selatan:
susunan daftar pustaka yang baik dan benar! Universitas
a. Disertasi pada Sekolah pascasarjana UPI Bandung Terbuka.
karya Mohamad Soelaeman yang ditulis pada tahun
1985 berjudul Suatu Upaya Pendekatan Modul 3-4
Fenomenologis terhadap Situasi Kehidupan dan
Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah.
b. Makalah Karya Susanto Kartadinata pada tahun 1989
dengan judul Kualifikasi Profesional Petugas
Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis. Makalah ini
dipresentasikan pada Konvensi 7 IPBI di Denpasar.
c. Tulisan karya Alice Thomson pada tahun 2008, yang
dibaca/diunduh pada 30 Maret 2018 dengan judul The
Adult and the Curriculum terdapat pada
http://www.ed.uiuc.ed/EPS/ PES
Yearbook/2008/thompson.html
5 Jelaskanlah perbedaan artikel ilmiah hasil pemelitian dan 10
nonpenelitian, sertakan pula contoh keduanya!
6 Tulislah tiga contoh judul laporan penelitian dan tiga 20
contoh judul artikel ilmiah yang berkaitan dengan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar!

1. Untuk membuat karya ilmiah tentunya kita memerlukan berbagai macam sumber untuk
mengembangkan topik yang akan dibahas didalam karya ilmiah. Mencari suber atau refereansi
karya ilmiah tidak hanya dari wawancara saja melainkan kita juga perlu mencari di perpustakaan
mencari buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan karya ilmiah yang akan dibuat. Peran
perpustakaan sangatlah pentin dalam proses membuat karya ilmiah kita bisa mencari banyak
referensi yang berguna untuk mengembangkan atau mencari jalan keluar dari permasalahan yang
kita akan bahas , karna dalam sebuah penulisan karya ilmiah semakin banyak sumber yang kita
dapat akan semakin baik hasilnya.
2. A. https://www.gurusukses.com/mengajar-membaca-di-kelas-i-sekolah-dasar
B. https://www.rifanfajrin.com/2021/02/cara-membaca-cepat-untuk-anak-kelas-1-sd.html
C. http://belajarmembaca.co.id/
D. http://rasto.staf.upi.edu/cara-mengajar-membaca-permulaan/
E. https://www.mikirbae.com/2015/11/metode-membaca-permulaan-di-sekolah.html
3. mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku dan sebagainya. Namun dalam
mengutip harus dicantumkan sumber kutipannya. Kutipan dibuat untuk memperkuat suatu
argumentasi dalam sebuah karya tulis sehingga nilai argumentasinya bisa dipertanggungjawabkan.
plagiat dapat dikatakan suatu tindakan mengutip satu pendapat dari orang lain sampai satu kalimat
persis bahkan satu paragraf dan satu artikel sekalipun dan menuliskannya serta
mempublikasikannya kepada orang lain bahwa karya tersebut adalah hasil karyanya.

4. A. Soelaeman, Mohamad,1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadap Situasi


Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah.

B. Kartadinata, Susanto, 1989. Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia:


Kajian Psikologis.
Dalam : Konvensi 7 IPBI, Denpasar

C. Thomson, Alice,2008. The Adult and the Curriculum [Internet]. [diunduh 2018 Mar 30] Tersedia
pada : http://www.ed.uiuc.ed/EPS/ PES Yearbook/2008/thompson.html

5. Artikel ilmiah penelitian yang isinya memuat hasil karya berupa penelitian, yang didalamnya
terdapat hal-hal penting membahas tentang hasil penelitian, lalu dalam sistematika
penulisan yang diantaranya adalah judul, Nama Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Metode
penelitian, Hasil, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, & Daftar Pustaka.

Artikel non penelitian memiliki perbedaan dengan ilmiah hasil penelitian ,artikel non
penelitian ini dihasilkan dari suatu permasalahn yang ditungkan dalam bentuk tulisan,
pendapat atau pendirian penulis tentang hal yang dibahas, yang dikembangkan dari analisis
terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya
dan pikiran baru penulis tentang hal yang perlu dikaji jika memang ada.

Contoh Artikel Ilmiah hasil Penelitian Yaitu

Inovasi Sistem Sekolah Untuk Membentuk Generasi Indonesia


yang Unggul

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas.
Dengan pendidikan maka dapat tercipta generasi yang memiliki karakter berkualitas dan mampu
mengaktualisasikan diri untuk menjadi salah satu dari ujung tombak peradaban berkemajuan.
Pendidikan termasuk salah satu amanat Undang-Undang Dasar 1945.
Di dalamnya disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
yang pada akhirnya adalah untuk menopang kesejahteraan rakyat Indonesia.
Jika di dalam Pembukaan disebutkan demikian, jika ditinjau lebih jauh mengenai realita dari pendidikan
Indonesia saat ini masih jauh dari kata tercapai.
Ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Indonesia yang masih bisa dikatakan terpuruk tentunya akan membawa masalah yang sangat
besar.

Akan dibawa kemanakah peradaban negeri ini kelak?

PEMBAHASAN
Sudah banyak orang atau lembaga yang melakukan survey terhadap pendidikan. Baik itu di tingkat
sekolah sampai lintas negara.
Salah satu lembaga yang melakukan survey adalah PISA (Programme for International Student
Assessment).
PISA sendiri menguji keterampilan membaca, matematika dan juga Ilmu Pengetahuan Alam. Dari hasil
uji coba tersebut ternyata Indonesia nomor ke-64 negara dari 65 negara partisipan.
Lebih lanjut dengan pendidikan yang masih jauh dari negara-negara lainnya, jika melihat ke dalam
media massa atau yang lainnya Selalu saja berita-berita buruk yang ditampilkan.
Di dalam media massa kerap kali diberitakan tindak kriminal hingga asusila yang dilakukan oleh para
remaja. Para pelaku tersebut ternyata kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar.
Melihat dari dua gambaran problem di atas nampak jelas bahwa pendidikan di Indonesia sedang menuju
saat masa kritis dalam segala kondisi.
Di dalam pendidikan Indonesia sangat membutuhkan sentuhan materi sekolah yang dipadukan
dengan pendidikan karakter dan juga budi luhur.
Dengan dipadukannya pendidikan karakter dalam materi pelajaran maka asas negara akan penuh dengan
kearifan.
Hal ini karena benih-benih yang sudah tertanam dalam karakter bangsa adalah kondisi bangsanya yang
penuh kearifan serta religiusitas masyarakatnya sangat tinggi.
Dengan adanya benih-benih karakter yang baik, inilah secara tidak langsung membuktikan telah adanya
benih karakter yang tertanam pada diri individu masyarakat Indonesia, begitu pula dengan siswa-siswi
Indonesia.

Inilah yang menjadi ciri khas siswa Indonesia dengan siswa dari bangsa lainnya. Wawasan
intelektual yang dipadukan dengan budi pekerti seharusnya dapat menjadi modal tambah bagi para
pelajar Indonesia untuk lebih unggul.
Dalam mewujudkan semua itu berbagai kebijakan dibuat oleh Pemerintah dengan harapan dapat
mengarahkan para siswa menjadi unggul dalam segala bidang.
Bidang tersebut meliputi segi kompetensi, karakter, serta jiwa kompetitif sebagai bekal bersaing dengan
pelajar pelajar dari negara lain.
Salah satu kebijakan yang bisa dilihat adalah dibuatnya Kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Dalam Kurikulum K13 sendiri pendidikan karakter menjadi salah satu materi yang wajib
dimasukkan di dalam pelajaran.
Pendidikan Kurikulum K13 yang sudah berjalan ini masih belum bisa menunjukan hasilnya
berupa generasi yang unggul dan mampu bersaing di kancah internasional.

Di dalam dunia pendidikan sendiri perlu adanya inovasi baru untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Inovasi yang digunakan bertujuan untuk menciptakan generasi muda berkarakter, aktif, kreatif, dan
kompetitif.
Tujuan dari inovasi ini kemudian disingkat dengan BATIK. Di dalam sistem sekolah ini mengedepankan
adanya perubahan dalam tiga hal pokok, yakni metode pembelajaran, kalangan pengajar, dan kuantitas
siswa di tiap kelas.

PENUTUP
Dari pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem sekolah yang ada perlu
adanya inovasi dalam belajar mengajar.
Inovasi tersebut adalah dengan menggunakan sistem sekolah BATIK. BATIK sendiri kepanjangan
dari Berkarakter, Aktif, Kreatif dan Kompetitif.

Adapun dalam sistem ini mengedepankan metode pembelajaran, kalangan pengajar, dan kuantitas
siswa di tiap kelas.
Contoh Artikel ilmiah non penelitian yaitu

Fenomena Media Sosial

ABSTRAK
Di zaman yang sudah maju ini banyak sekali muncul aplikasi media sosial, mulai dari friendster,
facebook, twitter, skype, BBM, line, WhatsApp dan juga instagram serta masih banyak yang
lainnya.
Cara menggunakannya pun juga mudah sehingga membuat banyak orang menggunakannya
untuk berbagai kepentingan. 
Selain memberikan dampak positif, media sosial juga memiliki dampak negatif, diantaranya
berita-berita yang belum diketahui kebenarannya akan mudah menyebar.
Penyebaran hoax yang lebih cepat penipuan yang lebih marak dilakukan melalui media sosial
dan sebagainya.
Kita harus bijak dalam bermedia sosial dan juga lebih teliti dalam menyikapi berita dan juga apa
pun itu agar dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.
PENDAHULUAN
Media sosial bukanlah hal asing di hadapan kita. Kita sudah sering bersentuhan dan bahkan tidak
bisa terlepas dari yang namanya media sosial.
Media sosial seakan menjadi makanan pokok bagi kita. Hampir setiap hari, setiap jam kita selalu
melihat media sosial.
Media sosial hampir pasti menjadi bagian yang tidak terpisahkan, terutama para remaja. Meraka
selalu mengabadikan setiap kegiatannya di media sosial.
Dari situ kemudian muncul orang-orang yang kurang suka atau terkadang cuma iseng
mengomentari foto atau pun status orang. Keisengan itu kemudian ditanggapi serius oleh pemilik
sehingga malah membuat permusuhan.
Selain itu juga banyak sekali keluh kesah seseorang dalam meluapkan emosinya di media sosial
dan terkadang diiringi dengan umpatan-umpatan untuk meluapkan emosinya.
Media sosial yang awalnya bertujuan untuk komunikasi pun semakin memiliki dampak negatif.
Dampak-dampak negatif yang terus muncul jika tidak ditanggulangi akan menimbulkan
perpecahan diantara teman, saudara dan lainnya.
PEMBAHASAN
Media sosial bukanlah hal asing di hadapan kita. Kita sudah sering bersentuhan dan bahkan tidak
bisa terlepas dari yang namanya media sosial. Media sosial seakan menjadi makanan pokok bagi
kita. 
Media sosial membuat jarak yang jauh menjadi dekat, komunikasi menjadi lebih mudah serta
ekspresi yang tanpa batas. Semua itu menjadikan media sosial memiliki dampal positif yang luar
biasa.
Media sosial terus berkembang dengan pesatnya. Hanya dengan satu genggaman tangan berupa
smartphone, kita dapat mengetahui berbagai macam hal.
Informasi-informasi yang ada pun bisa bermacam-macam tanpa adanya pilihan mana yang benar
dan mana yang salah.
Media sosial pun menjadi pro kontra karena banyaknya konten-konten yang tidak di cek terlebih
dahulu kebenarannya sebelum di share ulang.
Hal ini karena banyaknya orang yang kurang bijak dalam memanfaatkan media sosial.
Dalam memanfaatkan media sosial, kita sangat perlu untuk menyaring berbagai macam
informasi agar media sosial menjadi media yang positif, bukan negatif. 
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyikapi media sosial
Kita perlu melakukan kontrol dalam menggunakan media sosial. Kontrol ini baik untuk diri
sendiri maupun orang-orang disekitar kita.
Entah orang itu teman, tetangga, saudara atau yang lainnya. Kontrol itu bisa dengan cara
mengingatkan etika dan tatakrama dalam bermedia sosial. 
Selalu memfilter setiap informasi yang masuk agar informasi tersebut bisa dicek kebenarannya.
Jika informasi tersebut benar dan bermanfaat, kita bisa membagi ulang agar orang lain dapat
mengetahuinya.
Akan tetapi jika ternyata informasi itu salah dan tidak benar, kita bisa mendiamkannya dengan
tidak ikut membagikannya agar informasi palsu atau hoax tersebut tidak menyebar. 
Selain mendiamkannya, kita juga bisa membuat klarifikasi bahwa berita atau informasi tersebut
bohong atau hoax. Hal ini karena hoax merupakan musuh kita bersama dan harus kita lawan.
KESIMPULAN
Dalam bersosial media, kita harus bijak dalam menentukan langkah. Setiap berita yang masuk
selalu dicek terlebih dahulu kebenarannya.
Selain itu juga media sosial memang tempat yang bebas berkreasi, menulis apapun, tetapi perlu
juga sikap bijak dan tatakrama yang baik sebagaimana di dunia nyata.
6. 3 Contoh Laporan Penelitian Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
A. Penerapan model pembelajaran example non example untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN Kiduldalem 1
B. Penerapan Model Think-Talk-White(Ttw) untuk meningkatkan keterampilan menulis
pengumuman bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN Madyopuro
C. Metode pembelajaran image streaming untuk meningkatkan kemampuan
mengarang bahasa Indonesia pada kelas V SDN Tuslusrejo

3 Contoh Artikel ilmiah Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

A. Peningkatan Kualitas pembelajaran bahasa Indonesia


B. Meningkatkan keterampilan membaca bahasa Indonesia.

C. artikel ilmiah peningkatan kreatifitas bercerita bahasa indonesia melalui media kartu
kata

Anda mungkin juga menyukai