Anda di halaman 1dari 36

i

DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. ii
Modul 1 : Sejarah Bahasa Indonesia ………………………………………………………… 1
1. Asal Mula Bahasa Indonesia ………………………………………………………… 1
2. Peristiwa Penting Yang Berkaitan Dengan Perkembangan Bahasa Indonesia………. 1
Modul 2 : Ragam Bahasa…………………………………………………………………….. 3
1. Ragam Bahasa 1 ……………………………………………………………………... 3
2. Ragam Bahasa 2 ……………………………………………………………………... 4
Modul 3 : EYD ………………………………………………………………………………. 6
1. Ejaan …………………………………………………………………………………. 6
2. Pemenggalan kata ……………………………………………………………………. 7
3. Penggunaan huruf kapital ……………………………………………………………. 7
4. Pengunaan huruf miring ……………………………………………………………... 9
5. Kata dasar ……………………………………………………………………………. 9
6. Kata depan …………………………………………………………………………. 10
Modul 4 : Diksi ………………………………………………………………………………
12
1. Kata-kata yang memiliki persamaan dibeberapa bagian …………………………….
12
2. Denotatif dan konotatif ………………………………………………………………13
3. Abstrak dan Kongkrit ………………………………………………………………. 14
4. Umum dan Khusus …………………………………………………………………. 14
5. Kata kajian popular ………………………………………………………………… 15
6. Kata dalam percakapan …………………………………………………………….. 16
Modul 5 : Kalimat ………………………………………………………………………….. 17
1. Pengertian ………………………………………………………………………….. 17
2. Jenis kalimat ……………………………………………………………………….. 17
3. Kalimat efektif dan kalimat tidak efektif ………………………………………….. 23
Modul 6 : Paragraf …………………………………………………………………………. 24
1. Pengertian ………………………………………………………………………….. 24
2. Ciri-ciri paragraf …………………………………………………………………… 24
3. Jenis-jenis paragraf ………………………………………………………………… 24
4. Pola pengembangan paragraph …………………………………………………….. 24
Modul 7 : Karya Tulis Ilmiah ……………………………………………………………… 27
1. Pengertian ………………………………………………………………………….. 27
2. Ciri-ciri karya tulis ilmiah …………………………………………………………. 28
3. Langkah penulisan karya ilmiah …………………………………………………… 28
4. Jenis karya ilmiah ………………………………………………………………….. 29
5. Bagian-bagian karya ilmiah ……………………………………………………….. 30

ii
MODUL 1
SEJARAH BAHASA INDONESIA

1. ASAL MULA BAHASA INDONESIA


Bahasa Indonesia bersumber dari Bahasa Melayu. Hal ini dikarenakan orang-orang
melayu dihidupi oleh para pelaut, pengembara dan saudagar yang telah merantau
kemana-mana. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa persatuan. Hal ini
dinyatakan pada saat sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada era Pemerintahan Belanda di Hindia. Bahasa Melayu digunakan sebagai Bahasa
resmi yang kedua. Sehingga menimbulkan persaingan antara Bahasa Melayu dengan
Belanda. Tapi akhirnya persaingan Bahasa Indonesia ini dimenangkan oleh Bahasa
Melayu. Bagaimanapun Bahasa Belanda ternyata hanya dapat dikuasai oleh segelintir
orang saja.
Pada Kongres Pemuda I Tahun 1926. Bahasa Melayu menjadi wacana untuk
dikembangkan sebagai Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada Kongres Pemuda II Tahun
1928. Diikrarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan dalam Sumpah Pemuda. 20
Oktober 1942 diikrarkan komisi Bahasa Indonesia yang bertugas Menyusun Bahasa
normative, menentukan kata-kata umum dan istilah modern. Pada peremerintahan orde
baru, terbentuk Lembaga Bahasa dan Budaya dibawahnaungan Pendidikan dan
Kebudayaan. Lembaga ini berganti nama menjadi Bahasa Nasional 1969, yang sekarang
dikenal dengan Pusat Bahasa.
2. PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG BERKAITAN DENGAN
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Tahun 1896 disusun ejaan resmi Bahasa Melayu oleh Van Ophujien yang dibantu
oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan dimuat
dalam kitab Logat Mekayu. Pada tahun 1908 Pemerintah Kolonial mendirikan sebuah
badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie Voor De Volkslectuur
( Taman Bacaan Rakyat) yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
Pada tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek menggunakan Bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya dalam siding Volksraad, seseorang berpidato

1
menggunakan Bahasa Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda di
Jakarta mencetuskan sumpah sakti yang terkenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

SUMPAH PEMUDA :

1. KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERTUMPAH DARAH


YANG SATU TANAH AIR INDONESIA
2. KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA YANG
SATU, TANAH AIR INDONESIA
3. KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENJUJUNG BAHASA
PERSATUAN BAHASA INDONESIA

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah Bahasa Melayu, yang sudah dipakai
sejak pertengahan Abad VII itu menjadi Bahasa Indonesia.

Tahun 1933 berdiri sebuah Angkatan sastrawan muda menamakan dirinya sebagai
Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana. Tahun 1936 Sultan
Takdir Alisyahbana Menyusun tata bahasa baru Bahasa Indonesia. Tahun 1938
dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat
disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah
dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Pada
tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal
36) menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Pada tanggal 28 Oktober-2
November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini
merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan
Bahasa Indonesia yang diangkat sebagai Bahasa Kebangsaan dan ditetapkan sebagai
Bahasa Nasional. Pada tanggal 16 Agustus 1972 H.M. Soeharto, Presiden Republik
Indonesia, meresmikan penggunaan ejaan Bahasa Indonesia dihadapan sidan DPR yang
dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No.57 Tahun 1972.

2
MODUL 2

RAGAM BAHASA

A. RAGAM BAHASA 1

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Ada beberapa
konsep ragam bahasa yang perlu kita ketahui yaitu Konsep Dialek, Konsep Idiolek,
Konsep Slang, Konsep Ken, Konsep Arkolek, Konsep Basilek.

1) KONSEP DIALEK
Ragam bahasa dari sekelompok orang yang berada disuatu tempat atau wilayah
tertentu. Contohnya: dialek Sunda akan berbeda dengan dialek Bali
“Piye Kabare” < Dialek Jawa
“Punapi Gatrane” < Dialek Bali.
2) KONSEP IDIOLEK
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam ini dikenal karena keunikannya,
biasanya ragam idiolek muncul dari orang-orang terkenal, seperti Artis, Tokoh
Terkenal, dll. Contohnya yaitu:
“Kembali ke laptop” --- Mas Tukul
“Ulala” ---- Mbak Syahrini
3) KONSEP SLANG
Ragam bahasa yang tidak resmi dan belum baku yang bersifat musiman dan
digunakan sebagai bahasa pergaulan. Contohnya yaitu:
“BAPER” (Bawa Perasaan)
“MAGER” (Males Gerak)
4) KONSEP KEN
Ragam bahasa tertentu yang bernada memelas, dibuat-buat, merengek-rengek, dan
penuh kepura-puraan. Selain itu Bahasa Tubuh/Bahasa Isyarat para peminta-minta
juga merupakan Bahasa Ken. Contohnya yaitu:
- Bahasa pengemis yang meminta-minta uang karena belum makan duah hari
- Meminta uang jajan kepada orang tua.

3
5) KONSEP ARKOLEK
Ragam bahasa yang dianggap lebih tinggi dan bergengsi daripada ragam bahasa
lainnya. Contohnya yaitu:
- Bahasa jawa yang dianggap oleh sekelompok orang dianggap lebih baik dari
bahasa melayu.
6) KONSEP BASILEK
Ragam bahasa dianggap kurang bergengsi atau dipandang rendah dibandingkan
dengan ragam social lainnya. Contohnya yaitu:
- Bahasa Jawa “Ndesa” yang dianggap kurang bergengsi karena mendok
(kampungan).

B. RAGAM BAHASA 2
Ragam bahasa adalah varian dari bahasa Indonesia menurut pemakaian. Di ragam
bahasa 2 ini kita belajar tentang 3 jenis ragam bahasa. Yang pertama yaitu ragam bahasa
berdasarkan media, yang kedua berdasarkan cara pandang penutup dan yang ketiga
berdasarkan topik pembicaraan.
1) Berdasarkan media
Di ragam bahasa berdasarkan media terdapat beberapa kelompok ragam yaitu:
a. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
(organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan
beberapa hal seperti tata bahasa. kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Ragam
lisan ini diidukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelepasan kalimat. Contohnya “Saya sudah baca buku itu”
b. Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus
memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek
tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam
pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide kita.Makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang
situasi pemakaian. Contohnya “Saya sudah membaca buku itu”
2) Berdasarkan Cara Pandang Penutup

4
Di ragam bahasa ini terdapat beberapa kelompok ragam yaitu:

a. Ragam dialek
Dialek adalah adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai
(misalnya bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun
waktu tertentu). 
Contohnya “gue udah baca buku itu”
b. Ragam Terpelajar
Contohnya “saya sudah membaca buku itu”
c. Ragam Resmi
Contohnya “saya sudah membaca buku itu”
d. Ragam Tak Resmi
Contohnya “saya sudah baca buku itu”
3) Berdasarkan Topik Pembicaraan
a. Ragam bahasa ilmiah
b. Ragam Hukum
Contohnya “Dia dihukum karena tidak pidana”
c. Ragam Bisnis
Contohnya “setiap pembelian barang tertentu akan diberikan diskon”
d. Ragam Agama
e. Ragam Sosial
f. Ragam kedokteran
Contohnya “anak itu mengidap penyakit tumor”
g. Ragam sastra
Contohnya “cerita itu menggunakan unsur flashback”

5
MODUL 3

EYD

A. EJAAN

Huruf Fonem Pembeda


KAPITAL : A B C D E F KAPITAL : A B C D E Ẽ Huruf E dan O
GHIJKLMNOPQR FGHIJKLMNOӦP
STUVWXYZ QRSTUVWXYZ Contoh fonem E dalam
kata : Emas dan Ember
kecil : kecil :
a b c d e f g h I j k l m n o a b c d e ẽ f g h I j k l m n o Contoh fonem O dalam
pqrstuvwqyz ỡpqrstuvwqyz kata : Joko dan Toko

Jumlah : 24 Jumlah : 26 Jumlah : 2 huruf (4 fonem)

Huruf terbagi atas 2 yaitu : Konsonan (huruf-huruf mati dan Vokal ( terdiri dari 5 huruf
a,I,u,e,o ).

GABUNGAN HURUF KONSONAN


Gabungan huruf Contoh pemakaian dalam kata
Di Awal Di Tengah Di Akhur
konsonan
Kh Khusus Akhir Tarikh
Ng Ngilu Bangun Senang
Ny Nyata Hanyut -
Sw Syarat Isyarat Arasy

GABUNGAN 2 HURUF VOKAL


Gabungan 2 Contoh pemakaian dalam kata
Di Awal Di Tengah Di Akhur
huruf vokal
ai Ain Syaitan Pandai
au Aula Saudara Harimau
oi - Boikot Amboi

B. PEMENGGALAN KATA

6
1. Pemenggalan kata pada “kata dasar” dilakukan sebagai berikut:
- Jika ditengah kata ada huruf vocal berurutan, maka pemenggalan itu dilakukan
diantara kedua huruf vocal itu. Contoh: ma-in, sa-at, bu-ah
- Jika ditengah ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara
dua buah huruf vocal, maka pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh : ba-pak, de-ngan, ke-nyang.
- Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, maka pemenggalan itu
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak
pernah diceraikan. Contoh : man-di, ap-ril, makh-luk
2. Pemenggalan kata pada “imbuhan”,”pergantian bari”.
- Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris. Contoh : makan-an, mem-bantu,
pergi-lah.
- Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-
unsur itu, (2) pada unsur.
- Pemenggalan gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a), 1b), 1c), dan 1d) diatas.
Contoh : bio-grafi, bi-o-gra-fi, foto-grafi, fo-to-gra-fi.

C. PENGGUNAAN HURUF KAPITAL


1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh : Dia mengantuk.
Apa maksud anda?
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kalimat langsung atau petikan
langsung.
Contoh : Adik bertanya, “Kapan kita pergi?”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dari kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Contoh : Allah, Yang Mahakuasa, Maha Esa
Catatan : kata maha yang bertemu dengan kata dasar selain esa ditulis serangkaian,
sedangkan yang bertemu dengan kata bentukan ditulis terpisah.
4. Huruf kapital dipakai sebagai penulisan nama, sapaan, gelar, dan jabatan, serta
instansi

7
- Gelar dan jabatan yang disertai nama orang ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Bapak Gubernur Ismail Sarjana Ekonomi meninjau peresmian masjid
Agung Kota Semarang.
- Gelar dan jabatan tidak disertai nama orang ditulis dengan huruf kecil.
Contoh : Bapak Ismail, S.E. diangkat menjadi gubernur Jawa Tengah. Gelar
sarjana ekonomi yang diperoleh Bapak Ismail dari Universitas Pendidikan
Ganesha.
- Sapaan untuk mengganti gelar dan jabatan ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Kami akan meminta Bapak Camat untuk memberi sambutan pada saat
acara peresmian Gedung.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan, serta dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu yang diikuti nama
orang.
Contoh : Sultan Hasanudin, Nabi Muhamad, Presiden SBY (Pengganti nama orang
tertentu).
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang dan singkatan
nama.
Contoh : J.S. Badudu, Burhanuddin, Rustandi, Iqbal Ramadhan.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang di pakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Contoh : “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh : Sudahkah Anda tahu?
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh : bulan November , hari Jumat, tahun Hijriah,
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Sunda.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh : Asia Tenggara, Danau Toba

8
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti,
kata dan.
Contoh : Republik Indonesia , Majelis Permusyawaratan Rakyat.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, Lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
Contoh : Persekutuan Bangsa-Bangsa, Undang-Undang Dasar RI.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan , yang, untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.
Contoh :
Nama Majalah : Bacalah Majalah Bahasa dan Sastra
Judul : Masalah yang Muncul Akibat Obesitas

D. PENGGUNAAN HURUF MIRING


Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh :
Di dalam majalah Tempo terdapat banyak artikel yang menarik.
Berit aitu dimuat di dalam harian Kompas.
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata, atau kelompok kata.
Contoh :
Kasus yang menimpanya sudah dipetieskan oleh kejaksaan.
( kata “dipetieskan” pada kalimat itu berarti dibekukan tidak diungkap lagi ).
3. Ungkapan asing (termasuk nama-nama ilmiah) yang belum disesuaikan ejaannya.
Contoh :
Politik divide et impera pernah diberlakukan di Indonesia pada zaman …
Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mangostana.

E. KATA DASAR
1. Kata Dasar

9
Kata – kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar. Kata dasar ditulis
terpisah dari kata dasar yang lain.
Contoh : Sejak kemarin ia sakit gigi, Meskipun miskin, semangat hidup toni tinggi.
2. Kata Berimbuhan
Imbuhan ditulis serangkaian dengan kata dasarnya.
Contoh : Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, Tersangka menolak
bertanda tangan dengan BAP.
3. Kata (ber)ulang
Kata (ber)ulang ditulis lengkap tidak dengan angka 2.
Contoh : Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Katakana keras-keras.
4. Kata (ber)gabung
Jika salah satu kata, apalagi kedua-duanya yang bergabung itu tidak dapat berdiri
sendiri, ditulis serangkai.
Contoh : narapidana, dasawarsa, antarkota, interlokal.
Contoh lain berupa dua kata dasar yang bergabung dan mendapatkan imbuhan, maka
penulisannya sebagai berikut:
Tanggung jawab
Bertanggung jawab
Tanggung jawabnya
Jika dua-duanya mendapatkan imbuhan tulisannya tidak dipisah.
Contoh : Pertanggungjawaban
5. Kata sandang
Si dan Sang ditulis terpisah dan kata berikutnya.
Contoh :
Kemarin sang raja tidak duduk di singgasana.
Si Pitung jawara dari Betawi.
Sang kodok mendekati kolam dengan riang.
6. Partikel
- Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkaian dengan kata diikutinya.
Contoh :
Tidak sadarkah engkau dengan kejadian itu?
Sadarlah kau dengan kejadian itu!
Iya tah, saya yang semestinya sadar, bukan engkau?
- Partikel per dan pun penulisannya sebagai berikut:

10
a) Bentuk per yang berarti “demi, tiap, dan muali” ditulis terpisah sedangkan per
sebagai awalan ditulis terangkai.
Contoh :
Satu per satu kambing itu disembelih.
Jantung sebagai peredaran darah manusia.
b) Bentuk pun pada konjungsi ditulis terangkai
Contoh : meskipun, kendatipun, walaupun, bagaimanapun.
c) Bentuk pun yang tidak pada kongjungsi, memiliki makna “juga” ditulis
terpisah.
Contoh : Tak seorang pun tahu perasaanku.

F. KATA DEPAN
Penulisan kata : “di, ke, dari, pada”
1) Penulisan bentuk di, ke, dari, pada, sebagai kata depan penulisannya dipisah apabila
menunjukkan tempat.
Contoh :
- Di sebuah desa terdapat lapangan sepak bola bertaraf internasional di samping
pasar tradisional
- Parno tidak masuk kerja karena sedang ke luar negeri.
2) Penulisan bentuk di, ke, dari, pada sebagai kata depan penulisannya disambung
apabila menunjukkan selain tempat (menunjukkan awalan kata)
Contoh :
- Dalam lomba LKKB ke-5 kelompok A perwakilan dari SMKN 2 mendapatkan
juara ketiga.
- Parno sudah datang tapi sedang keluar sebentar.

11
MODUL 4

DIKSI

Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Dalam memimilih
kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

Ketepatan : dapat mengungkapkan apa yang ingin kita ungkap.

Kesesuaian : kecocokan antara kata-kata dengan kesempatan dan keadaan.

1. KATA-KATA YANG MEMILIKI PERSAMAAN DIBEBERAPA BAGIAN


a) Sinonim : Persamaan arti
Contoh :
Target = Sasaran
Sukar = Sulit
Mempunyai = Memiliki
Ahli = Pakar
Agunan = Jaminan
b) Antonim : Lawan arti
Contoh :
Aktual >< Basi
Anomali >< Normal
Deduksi >< Induksi
Gagal >< Berhasil
c) Homonim : Persamaan bentuk beda arti

No Kata Kalimat Makna


1. Bisa Setiap orang bisa sukses Dapat
Bisa ular kobra sangat mematikan Racun
2. Beruang Beruang lapar itu menyerbu perkemahan Hewan

12
Andi kini menjadi orang yang beruang Kaya
3. Hak Pendidikan adalah hak setiap anak Milik
Rani berjalan pincang karena hak sepatunya patah Hak sepatu
4. Selang Harus ada selang antara waktu makan dan tidur Jeda waktu
Ayah mencari selang untuk menyiram tanaman Alat air
d) Homofon : Persamaan bunyi beda arti

No Pelafalan Kata Makna


1. Bang Bank Lembaga keuangan
Bang Panggilan untuk kakak laki-laki
2. Tang Tang Alat penjepit
Tank Kendaraan perang
3. Masa Masa Waktu
Massa Ukuran berat benda
4. Rok Rok Pakaian wanita
Rock Jenis musik

e) Homograf : Persamaan bentuk beda arti

No Kata Makna 1 Makna 2


1. Apel Jenis Buah Upacara
2. Tahu Jenis Makanan Mengerti
3. Mental Kondisi Kejiwaan Terlempar
4. Teras Beranda rumah Inti

f) Hiponim : kata turunan dari kata lainnya.


g) Hipernim : kata turunan yang merupakan bagian dari kata lainnya.

No Hipernim Hiponim
1. Mamalia Sapi, kambing, kuda, kelinci
2. Reptil Cicak, Komodo, kadal, bunglon
3. Buah Durian, Nangka, manga, anggur
4. Grup band Ungu, slank, wali, Sheila on 7

2. DENOTATIF DAN KONOTATIF


Denotatif berarti Makna Sebenarnya sedangkan Konotatif berarti Makna Kiasan.
Contoh :
1) Menutup Mata
Denotatif : Ayah menutup matanya sebentar karena terlalu lelap menatap leptop.
Konotatif : Kakek menutup mata selamanya.

13
2) Kambing Hitam
Denotatif : Kambing hitamku beranak tiga.
Konotatif : Ia dijadikan kambing hitam dalam persengketaan tanah itu.
3) Mawar merah berduri
Denotatif : Ibu menanam mawar merah di halaman belakang
Konotatif : Gadis itu seperti mawar merah berduri, yang indah tetapi sukar
dipetik.
4) Bunga
Denotatif : Gadis itu bunga didesanya.
Konotatif : Penata bung aitu sedang bekerja.
5) Kupu-kupu
Denotatif : Banyak kupu-kupu berterbangan di malam hari diatas kebun bunga.
Konotatif : Kupu-kupu malam itu ditangkap petugas trantib.

3. ABSTRAK DAN KONGRIT


Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki jurukan berupa konsep atau
pengertian. Sesuai dengan Namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata. Untuk lebih jelasnya kita lihat beberapa
contoh kata abstrak dibawah ini:
Contoh kata: Kaya , Miskin, Kesenian, Kerajinan, Demokrasi, Kemakmuran.
Contoh kalimat : Keadaan Kesehatan di lingkungan itu sangat memprihatinkan, hal ini
terlihat dari banyaknya anak yang menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.
Kata kongkrit adalah kebalikan dari kata abstrak. Kata kongkrit yaitu kata yang
mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Kata kongkrit
memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat,diraba, didengar, dan bisa dicium.
Contoh kata : Sandang, pangan, rumah, belajar, bekerja, membaca, berunding, uang,
mobil, sawah, rumah.
Contoh kalimat : Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat puisi,prosa, dan
kegiatan-kegiatan lain karena adanya kebiasaan yang diberikan pihak Universitas.
4. UMUM DAN KHUSUS
Kata umum ialah kata-kata yang memiliki makna dan cakupan pemakaian yang lebih
luas. Kata-kata yang termasuk dalam kata umum disebut dengan hipernim. Dan

14
sedangkan kata khusus ialah kata-kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih
sempit atau disebut juga dengan hiponim.
a. Penggunaan kata umum dan kata khusus :

Contoh :

1) Ayah melihat adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit.


2) Ayah menengok adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit.
3) Ayah melirik adiknya yang sedang sakit dirumah sakit.

Kalimat di atas memiliki makna umum yakni melihat dan kata khusus seperti
menengok dan melirik. Pada kalimat pertama kata umum masih bisa digunakan sesuai
dnegan konteks kalimat di atas. Sedangkan pada kalimat ketiga kata khusus melirik
tidaklah sesuai dengan konteks kalimat tersebut. Kata khusus yang sesuai ialah
menengok pada kalimat kedua.

b. Contoh kata umum dan kata khusus


1) Kata umum : Melihat
Kata khusus : Menengok, menyaksikan, emlirik, menandang, memelototi.
2) Kata umum : Mendatangi
Kata khusus : Mampir, singgah, berkunjung
3) Kata umum : Membawa
Kata khusus : Mengangkat, menjinjing, menggendong, mengangkut.

Setiap kata umum dapat digunakan dalam setiap konteks penggunaan bahasa didalam
kalimat, sedangkan kata khusus hanya digunakan dalam konteks-konteks kalimat
tertentu.

5. KATA KAJIAN DAN POPULER


Kata kajian adalah kata yang maknanya hanya terbatas pada suatu bidang tertentu
sehingga bersifat lebih spesifik daripada kata populer. Adapun kata populer merupaklan
kata yang secara umum dipahami oleh masyarakat dari sebuah kata kajian. Dapat
dikatakan, baik kata kajian maupun kata populer saling bersinonim satu sama lain.

Kata kajian -> Kata popular

1. Preparasi -> persiapan


2. Visitasi -> kunjungan

15
3. Inspeksi -> pemeriksaan
4. Komposisi -> penyusun
5. Marinasi -> pemberian bumbu
6. Ramen -> mi instan
7. Indikasi -> tanda
8. Erupsi -> letusan
9. Vulkanologi -> ilmu kegunungapian
10. Lensa -> kaca

6. KATA DALAM PERCAKAPAN


1) Jargon
Kata-kata Teknik yang dipakai oleh segolongan/sekelompok tertentu dalam berkomu
nikasi. Bentuknya bisa seperti sandi, kata rahasia atau morse. Berdasarkan kamus
besar bahasa Indonesia, jargon adalah kosakata khusus yang digunakan dibidang
kehidupan (lingkungan) tertentu. Jargon biasanya berkenaan dengan kosa kata
khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan tertentu. Kadang istilah jargon
membuat kita bingung, karena sebenarnya jargon merupakan jenis kata atau kalimat
berbicara yang digunakan dalam kelompok orang-orang tertentu dalam bidang yang
sama, yang mungkin tidak diketahui oleh orang lain.
Contoh :
- Kelompok montir atau perbengkelan ada ungkapan–ungkapan seperti roda gila,
didongkrak, dices, dibalans, dan dipoles.
- Kelompok tukang batu dan bangunan ada ungkapan, seperti disipat, diekspos,
disiku dan ditimbang.
2) Slang
Kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi. Tercipta karena
para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan.
Contoh slang yang digunakan kalangan pencopet antara lain sebagai berikut.
Gerobak                      : Mobil
Kim-kiman                  : Emas
Jengkol                        : Jam
Botol                            : Hand phone

16
MODUL 5

KALIMAT

1. Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang terangkai
untuk mengungkapkan satuan pemikiran yang utuh seperti gagasan, perasaan maupun
pemikiran. Kalimat yang kita gunakan sehari hari maupun untuk kepentingan umum
memiliki macam yang perlu kita ketahu sebagai penempatan yang baik dan benar. 
2. Jenis – jenis kalimat
a. Pembagian jenis kalimat berdasarkan pengucapannya
1) Kalimat Langsung
Merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui perantara.
Kalimat ini ditandai dengan penggunaan tanda petik.
Contoh :
Rina berkata, “Via sudah makan siang tadi bersamaku”.
2) Kalimat tidak langsung
Merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan yang pernah
disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.
Contoh :
Bileh berpesan bahwa hari ini dia tidak masuk kuliah karena sakit.
b. Pembagian jenis-jenis kalimat berdasarkan jumlah frasanya (struktur grammatical)
1) Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh
diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan
itu nggak boleh membentuk pola baru. Kalimat tunggal, misalnya kalimat inti,
kalimat luas, kalimat verbal, kalimat nominal, dan kalimat tidak lengkap.
Bagian dari kalimat tunggal :
a. Kalimat Nomina ( kata bilangan atau kata sifat sebagau predikatnya )
Contohnya : Bunganya enam tangkai
b. Kalimat Verbal ( kata yang menggunakan kata kerja sebagai predikat )

17
Contohnya : Roni membaca buku
2) Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang disusun dari dua atau lebih klausa yang
terhubung dengan kata penghubung atau kata sambung. Di antara dua atau lebih
klausa tersebut, ada satu yang berperan sebagai induk kalimat dengan inti
informasi sementara yang lainnya menjadi anak kalimat dengan isi penunjang
induk kalimat.
Jenis – jenis kalimat majemuk :
a) Kalimat Majemuk Setara
kalimat majemuk setara adalah sebutan bagi kalimat majemuk dengan klausa-
klausa penyusun yang berkedudukan setara alias  sederajat. Hubungan di antara
klausa-klausa tersebut bersifat koordinatif. Karena itu, setiap klausa dapat pula
berdiri sendiri sebagai kalimat. Kata sambung yang biasa digunakan ialah: dan,
ketika, lalu, sebelum, sedangkan, setelah, dan lain-lain. Kalimat majemuk
setara juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Berikut penjelasan beserta
dengan contohnya.
1) Kalimat majemuk setara sejalan
Contoh :
Adik sedang tidur. Kakak sedang mengerjakan tugas
Adik sedang tidur ketika kakak sedang mengerjakan tugas
2) Kalimat majemuk setara berlawanan
Contoh :
Si sulung selalu bangun pagi. Si bungsu selalu bangun terlambat.
Si sulung selalu bangun pagi, sedangkan si bungsu selalu bangun
terlambat.
3) Kalimat majemuk setara sebab akibat
Contoh :
Dilan memasak air. Dilan menyeduh kopi kesukaannya.
Dilan menyeduh kopi kesukaannya setelah memasak air.
b) Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari
beberapa kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu tanpa menyebutkan
kata-kata yang sama. Dalam kalimat majemuk rapatan, klausa yang digabung

18
dipisahkan dengan tanda baca koma (,). Kata sambung yang biasa digunakan
ialah: dan, juga, serta, dan lain-lain.
Contoh:
Cecep membeli komik. Cecep membeli alat tulis. Cecep membeli kamus.
Cecep membeli komik, alat tulis, dan kamus.
c) Kalimat Majemuk Bertingkat
Berbeda dengan kalimat majemuk setara, klausa-klausa dalam kalimat
majemuk bertingkat memiliki kedudukan yang tidak sederajat. Jadi, kamu akan
dapat menemukan induk kalimat dan anak kalimat di dalamnya. Berbeda pula
dengan kalimat majemuk setara dan rapatan dengan klausa-klausa yang dapat
berdiri menjadi kalimat sendiri, klausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang
berperan sebagai anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Bila berdiri sendiri,
anak kalimat tidak akan memiliki arti.
Ada beberapa jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan kata sambungnya,
yaitu:
1) Kalimat majemuk hubungan syarat ( kata sambung : apabila, asalkan, jika.)
Contoh :
Saya akan dengan senang hati membantumu jika kamu bersungguh-
sungguh.
2) Kalimat majemuk hubungan tujuan (kata sambung : agar, supaya, dll)
Contoh :
Beni melancarkan rayuannya agar hati Milea luluh.
3) Kalimat majemuk hubungan sebab akibat ( kata sambung ; karena,
sehingga)
Contoh :
Ucup belum punya pacar karena tidak percaya diri.
4) Kalimat majemuk konsensip ( kata sambung: meskipun,walaupun )
Contoh :
Meskipun belum lulus sekolah, Dimas sudah harus mencari uang.
5) Kalimat majemuk hubungan perbandingan. ( kata sambung : daripada,
ibararat)
Contoh :
Ijah lebih suka menonton film action daripada film romantic.
d) Kalimat Majemuk Campuran

19
Di dalam kalimat majemuk campuran, kamu akan menemukan beberapa
kalimat tunggal. Karena terdiri atas gabungan yang cukup rumit, maka jangan
heran kalau kamu akan menjumpai lebih dari satu kata sambung.
Contoh:
Bapak sedang tidur ketika saya pulang. Bapak masih tidur padahal sudah sore
Bapak masih tidur ketika saya pulang, padahal sudah sore.

c. Pembagian jenis – jenis kalimat berdasarkan isi atau fungsinya


Dibagi menjadi lima bagian yaitu :
a) Kalimat Berita atau Pernyataan ( kalimat deklaratif )
Kalimat Pernyataan (deklaratif) dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu
dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan
berbicaranya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang
memuaskan tentang bisnis komdominium di kota-kota besar.
b) Kalimat Perintah ( kalimat imperative )
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah
kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan
biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan
kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Bentuk kalimat perintah ada 6 :
1) Kalimat perintah permintaan adalah perintah yang halus, orang yang
menyuruh bersikap rendah.
Contoh:
Tolong, tutup pintu itu!
Tolong bawa buku itu kesini!

20
2) Kalimat perintah larangan adalah perintah yang melarang seseorang
melakukan sesuatu hal. Bila larangan itu bersifat umum/resmi digunakan kata
dilarang, bila bersifat khusus/tidak resmi digunakan kata jangan.
Contoh:
Jangan membuang sampah sembarangan!
Dilarang merokok disini!
3) Kalimat perintah ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan.
Contoh:
Marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
Mari kita jaga kebersihan rumah kita!
4) Kalimat perintah sindiran/cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan
karena yakin bahwa yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang
diperintahkan.
Contoh:
Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!
Dekatilah anjing itu, kalau kamu berani!
5) Kalimat perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk
terpenuhi sesuatu hal.
Contoh:
Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkannya kepadamu!
Bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!
6) Kalimat perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan
pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
Makanlah, semampu anda!
Ambillah buah mangga itu semaumu!
c) Kalimat Tanya ( kalimat interogatif )
Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi,
biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya
yang sering digunakan untuk membuat kalimat. Adapun macam kata tanya dan
gunanya adalah :
- Apa : hal, orang, atau barang
- Siapa : orang atau nama orang
- Kapan, bilamana : waktu

21
- Dimana : tempat
- Mengapa : sebab
- Bagaimana : keadaan, cara, proses.
Contoh:
1. Apa yang dia lakukan disana?
2. Siapa namamu?
3. Kapan anda pergi ke Banjarmasin?
4. Dimana rumahmu?
5. Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
6. Mengapa orang-orang itu berhamburan pergi keluar gedung?
d) Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan
(sakit, marah, terkejut, hairan, sindiran, sedih, takut, terperanjat, hiba, dan
sebagainya). Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi,
sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!)
atau tanda titik (.).
e) Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau
pembicara yang belum atau tidak kesampaian.
Contohnya : Andai saja aku bias jadi dokter bedah.
d. Pembagian jenis-jenis kalimat berdasarkan unsur kalimat
1) Kalimat Lengkap
Kalimat yang sekurang – kurangnya terdiri atas sebuah subjek dan sebuah
predikat.
Contoh : Anak – anak bermain di lapangan
2) Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah,
pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh : Rajin pangkal pandai
e. Pembagian jenis – jenis kalimat berdasarkan pola subjek predikat
1) Kalimat Versi
Kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa Indonesia ( S
P ) atau (S P O K) atau (S P K) dan lain sebagainya.
2) Kalimat Inversi

22
Merupakan kalimat yang memiliki ciri khas adanya predikat yang mendahului
kata subjek. Kalimat versi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan
atau ketegasan makna.
Contoh : Bawa pria itu kehadapanku.
f. Pembagian jenis-jenis kalimat berdasarkan gaya penyajian
1) Kalimat yang melepas
2) Kalimat yang klimaks
3) Kalimat yang berimbang
g. Pembagian jenis-jenis kalimat berdasarkan subjeknya
1) Kalimat Aktif
Kalimat dimana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu Tindakan (pekerjaan )
Contoh : Rina membaca buku
2) Kalimat Pasif
Kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau Tindakan
Contoh : Bola ditendang Rina
3. Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Kalimat efektif merupakan sebuah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah yang
berlaku, baik unsur-unsur penting yang harus ada di dalamnya seperti subject predikat,
serta tentang pemilihan diksi yang tepat. Kalimat efektif ini akan membuat tulisan yang
Anda buat menjadi lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Sedangkan kalimat tidak efektif merupakan kalimat yang tak terdapat sifat – sifat tertentu
pada kalimatnya. Tidak terdapat aturan seperti dengan kalimat efektif.
Contoh :
1) Kalimat Efektif:
Saya adalah mahasiswa universitas Diponegoro. Saya kos di daerah Tembalang. Untuk
berangkat kuliah, saya menggunakan transportasi umum, yaitu Trans semarang. Selain
saya, banyak mahasiswa Universitas Diponegoro yang tinggal di Tembalang
menggunakan fasilitas Trans Semarang sebagai sarana transportasi.
2) Kalimat Tidak Efektif:
Saya ini adalah mahasiswa dari Universitas diponegoro, kebetulan saya ngekos rumah
di daerah Tembalang. Jadi untuk berangkat kuliah saya biasanya menggunakan
transportasi umum seperti trans Semarang. Selain saya, banyak pula para mahasiswa
Universitas Diponegoro yang juga memakai Trans Semarang sebagai salah satu sarana
transportasi setiap hari.

23
Modul 6

Paragraf

1. Pengertian
Paragraf merupakan rangkaian atau himpunan kalimat-kalimat yang bertailan dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan yang biasanya mengandung suatu ide
pokok atau pikiran pokok dari penulisannya dimuali dengan baris baru.
2. Ciri – ciri paragraf
1) Mengandung ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.
2) Memiliki satu buah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
3) Memiliki satu kesatuan makna yang utuh
4) Memiliki kepaduan bentuk dan kepaduan makna
5) Tersusun secara logis dan sistematis
3. Jenis – jenis paragraf
1) Menurut posisi kalimat topiknya
a) Deduktif (kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf)
Contoh :
Kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan
kebudayaan nonfisik. Kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada
benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan berupa
tingkah laku.
b) Induktif (kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf)
Contoh :
Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada
benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa

24
tingkah laku. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat,
pengetahuan, ideologi dll. Contoh kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah
adat istiadat, tidur dll. Jadi, kebudayaan dapat dilihat atas dua macam, yaitu
fisik dan nonfisik.
c) Campuran ( Deduktif&Induktif, kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal
dan akhir paragraf)
Contoh :
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan
rumah,sehat,dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah
yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan
gunung berapi sangat menarikperhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air.
Lagi pula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini
menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah
murah,sehat,dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
d) Penuh kalimat topik (mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya
sehingga tidak satu pun kalimatnya yang bukan kalimat topik.
Contoh :
Pagi hari itu aku duduk di bangku Panjang dalam taman di belakang rumah.
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi
menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup
hawa pagi yang segar sepuas-puasku.
2) Jenis Paragraf menurut sifat isinya
a) Alinea Persuatif yaitu alenia yang mempromosikan sesuatu dengan cara
memengaruhi atau mengajak pembaca. Di paragraf ini lebih menitikberatkan
pernyataan ajakan.
Contohnya : Saya kembali mengajak kepada seluruh pihak terkait.
b) Alinea Argumentatif yaitu Alinea yang membahas suatu masalah dengan bukti-
bukti atau alas an yang mendukung. Di paragraph ini biasanya berisikan terkait
data seperti data saintifik atau pernyataan dari pihak terpercaya.
c) Alinea Naratif yaitu Alinea yang menulurkan peristiwa atau keadaan dalam
bentuk cerita.
d) Alinea Deskriptif yaitu Alinea yang menuliskan atau memberikan sesuatu.
e) Alinea Ekspositoris yaitu Alinea yang memaparkan suatu fakta atau kejadian
tertentu.

25
3) Jenis Paragraf menurut fungsi dan karangannya
a) Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan
Fungsi :
1) Menghantar pokok pembicaraan
2) Menarik minat dan perhatian pembaca
3) Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
b) Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yang sebelumnya telah
dirumuskan dalam Alinea pembuka.
Fungsi :
1) Mengemukakan inti persoalan
2) Memberi ilustrasi atau contoh
3) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada Alinea berikutnya
4) Merangkai paragraf sebelumnya
5) Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
c) Paragraf penutup
Berisi simpulan bagian karangan (sub-bab, bab, atau simpulan seluruh karangan)

4. Pola Pengembangan Paragraf


1) Paragraf perbandingan yaitu paragraph yang kalimat topiknya berisi perbandingan
dua hal.
2) Paragraf pernyataan yaitu paragraf yang kalimat topiknyta dijelaskan dengan kalimat
pengembangan berupa kalimat tanya.
3) Paragraf sebab-akibat yaitu paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan oleh
kalimat-kalimat sebab-akibat.
4) Paragraf contoh yaitu paragraph yang kalimat topiknya dikembangkan dengan
contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya.
5) Paragraf perulangan yaitu paragraf yang kalimat topiknya dapat pula dikembangkan
dengan pengulangan kata.
6) Paragraf definisi yaitu paragraf yang kalimat topiknya berupa definisi atau
pengertian.

26
MODUL 7

PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Pengertian
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan
dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya ilmiah berisikan data,
fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat. Penulisan karya ilmiah
dilakukan secara runtut dan sistematis. 
2. Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah
a) Reproduktif
Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai
oleh pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa
langsung memahami konten dari karya ilmiah.
b) Tidak Ambigu
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah karya ilmiah harus memberikan
pemahaman secara detil dan tidak dikemas dengan bahasa yang tidak
membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung
diterima oleh pembacanya.
c) Tidak Emotif

27
Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek perasaan dari penulisnya. Sebab,
karya ilmiah harus memaparkan fakta yang didapatkan dari hasil analisis penelitian,
bukan dari perasaan subjektif dari penulisnya.
d) Menggunakan Bahasa Baku
Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku itu
meliputi setiap aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga
penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat
pembacanya bingung dan apa yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami
pembaca.
e) Menggunakan Kaidah Keilmuan
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah keilmuan atau istilah-istilah
akademik dari bidang penelitian si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan
bahwa peneliti atau penulisnya memiliki kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas
dalam karya ilmiah. Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi takaran
seberapa ahli peneliti pada bidang keilmuannya.
f) Bersifat Dekoratif
Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu
makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis
dan kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting karena karya ilmiah harus bisa
menyampaikan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis tanpa
membingungkan.
g) Terdapat Kohesi
Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bagian dan babnya dan
bersifat straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau tepat sasaran.
Sebuah karya ilmiah setiap bagian atau babnya harus memiliki alur logika yang
saling bersambung. Selain itu, penyampaiannya harus tepat sasaran dengan apa yang
ingin disampaikan.
h) Bersifat Objektif
Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat penting karena karya ilmiah tidak
dibuat berdasarkan perasaan penulisnya. Karya ilmiah harus menunjukkan fakta-
fakta dan data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak memiliki kecondongan
subjektifitas.
i) Menggunakan Kalimat Efektif

28
Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat efektif. Ciri ini berkaitan
dengan semua ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar
pembaca tidak dipusingkan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar.
Penggunaan kalimat seperti itu hanya akan membuat pembaca bingung.
3. Langkah – Langkah penulisan karya ilmiah

1) Langkah pertama yang harus dilakukan seorang penulis karya ilmiah adalah memilih
topik dan merumuskan judul tulisan.

2) Langkah kedua adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah yang jelas dan tepat
menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus
pembahasannya.

3) Langkah ketiga merumuskan tujuan. Rumusan tujuan dibuat berdasarkan rumusan


masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penulisan sesungguhnya
merupakan jawaban atas rumusan masalah.

4) Langkah keempat adalah mengidentifikasi pembaca. Kewajiban seorang penulis


karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu
dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh
pembacanya.

5) Langkah kelima adalah menentukan cakupan materi. Cakupan materi adalah jenis
dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan. Keluasan cakupan materi
akan bergantung pada jenis tulisan ilmiah yang kita buat.

6) Langkah keenam adalah mengumpulkan referensi atau rujukan dan data serta
informasi yang diperlukan pada saat tulisan disusun.

7) Langkah terakhir adalah mulai menulis bagian-bagian dari struktur karya ilmiah,
setahap demi setahap secara kronologis dan berdasarkan kaidah tatatulis karya
ilmiah.
4. Jenis – jenis karya ilmiah
1) Karya Ilmiah Populer
Berbeda dengan karya ilmiah lainnya, artikel ilmiah popular dicirikan dari
strukturnya yang tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah, karena
jenis karya ilmiah ini isinya bersifat umum, untuk konsumsi publik. Disebut karya

29
ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi untuk
kepentingan publik. Misalnya, artikel tentang bahaya merokok biasanya isinya ilmiah
tetapi teknik penyampaiannya bersifat populer. Bahasanya mudah dimengerti oleh
orang awam meskipun langkah-langkah penulisannya dilakukan secara ilmiah,
misalnya hasil riset.
2) Karya Ilmiah Spesifik
Artikel ilmiah spesifik biasanya ditulis untuk kepentingan akademis, misalnya Karya
Tulis Ilmiah yang dijadikan syarat kelulusan mahasiswa program diploma. Karya
tulis ilmiah ini bisa ditulis secara khusus sebagai hasil pembahasan terhadap suatu
masalah, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian tetapi disampaikan dalam
bentuk lebih praktis daripada skripsi, tesis, ataun disertasi. Berbeda dengan karya
ilmiah populer, artikel ilmiah spesifik ditulis lebih serius. Struktur penulisan dan
bahasa yang digunakan pun lebih spesifik, guna memenuhi kebutuhan akademis.
3) Makalah
Pengertian makalah dalam tradisi akademik adalah karya ilmuwan atau mahasiswa
yang sifatnya paling sederhana dari jenis karya ilmiah lainnya. Kesederhanaan bukan
berhubungan dengan isi melainkan dengan strukturnya. Makalah disusun dengan
struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan skripsi, tesis, atau disertasi.

4) Kertas Kerja
Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada
makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris
dan objektif. Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat
dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan
pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh para ilmuwan.
5) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan
gelar sarjana (S1). Skripsi memiliki bobot tertentu sesuai kurikulum yang diterapkan
pada perguruan tinggi bersangkutan. Pengerjaannya dibantu dosen pembimbing.
Dosen pembimbing berperan sebagai fasilitator dan pengarah bagi mahasiswa dalam
menulis skripsi, dari awal sampai akhir. Untuk memastikan kadar keilmiahannya,

30
skripsi biasanya diuji oleh suatu tim penguji skripsi. Kemampuan mahasiswa dalam
menulis dan mengutarakan gagasannya akan diuji pada kesempatan tersebut.
6) Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam
dibandingkan skripsi. Tesis dibuat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2)
atau pascasarjana. Pembuatan tesis biasanya berawal dari suatu teori tertentu,
kemudian berlandaskan teori penulis membuat teori baru. Mungkin teorinya
menguatkan, membantah, melemahkan, atau bahkan sama sekali baru dari teori yang
menjadi landasannya. Dalam membuat tesis, mahasiswa melakukan penelitian
mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan
baru’, kemudian dari hal itu mahasiswa mengemukakan teori baru.
7) Disertasi
Karya ilmiah puncak adalah disertasi yang dibuat guna mencapai gelar akademik
tertinggi, yaitu Doktor. Gelar Doktor dimungkinkan manakala mahasiswa program
strata 3 telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang
terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis
berdasarkan penemuan tentang suatu cabang ilmu orisinil, dimana penulis
mengemukakan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta emprisobjektif,
dengan disertai analisis terinci.
5. Bagian – bagian karya ilmiah

1) Pendahuluan
Bagian pendahluan berisi gambaran tentang topik penelitian yang hendak dibahas.
Bagian ini terdiri atas beberapa subbagian, yang pada umumnya terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian atau penulisan, dan manfaat
penelitian. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara
sederhana di bawah ini.

a) Latar belakang masalah


Bagian ini menguraikan fakta dan informasi yang menjadi alasan mengapa
penelitian perlu dilakukan dan mengapa penulis tertarik dengan objek yang
ditetliti. Bagian ini mencerminkan kepekaan penulis dalam meperhatikan
fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang dikaji.

31
b) Rumusan dan batasan masalah
Berdasarkan fenomena yang menjadi daya tarik dan dijelaskan pada bagian latar
belakang, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak
dikaji. Pada bagian ini penulis perlu mengemukakan butir-butir masalah yang
menjadi fokus kajian karena pada bagian latar belakang biasanya hal itu belum
disampaikan.

c) Tujuan Penelitian
Pada bagian ini penulis hendaknya mengemukakan hal-hal yang menjadi tujuan
penelitian. Rumusan tujuan penelitian biasanya merupakan pernyataan yang
menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam bagian rumusan masalah.

d) Manfaat penelitian
Pada bagian ini disampaikan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian
dimaksud. Manfaat perlu disampaikan dalam dua kategori, yaitu manfaat teoretis
dan manfaat praktis. Manfaat teoretis menyangkut kegunaan hasil penelitian
ditinjau dari aspek teori dan relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang
telah ada.

2) Kajian Pustaka
Sebuah penelitian tentu harus dilandasi teori-teori yang kuat. Landasan teori akan
menjadi pemandu bagi penulis dalam melakukan seluruh aktivitas penelitian dan
penulisan karya ilmiah. Paling tidak ada dua hal yang menjadi lndasan teori, yaitu
rujukan keilmuan yang relevan dengan topik dan rujukan yhang terkait dengan teknik
penulisan karya ilmiah. Pemahaman tentang keduanya akan sangat bermanfaat dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan laporannya.

3) Metode dan Teknik Analisis Data


Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari
sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Metode merupakan cara yang
harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara untuk melaksanakan metode.
Teknik penelitian ditentukan oleh instrumen atau alat yang dipakai.

4) Hasil Penelitian
32
Bagian keempat dari rangkaian penelitian adalah menulis hasil penelitian. Setelah
merampungkan penulisan bagian metode, kegiatan dapat dilanjutkan dengan
melaksanakan penelitian pada ranah yang dipilih. Peneliti akan berkutat dengan
pengambilan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya peneliti
merumuskan hasil penelitian dan menyajikannya pada bagian keempat ini.

5) Penutup
Bagian kelima adalah penutup. Sebagai bagian akhir dari kartya ilmiah, pada bagian
penutup peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut
harus disajikan secara lugas, sederhana, dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa
lebih menangkap hasil penelitiannya dengan baik dan komprehensif.

6) Bagian pelengkap
Daftar Pustaka atau bibliografi merupakan bagian penting bagi suatu tulisan ilmiah
atau penelitian. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan
referensi-referensi pendukung.
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada
penulisan makalah, skripsi, disertasi, dan lain-lain.

a) Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku mengikuti kaidah sebagai
berikut. Pertama, nama pengarang diawali huruf besar, dimulai dari nama
belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan. Nama
belakang bisa disingkat, tetapi bisa juga tidak disingkat. Kedua, ditulis tahun
pembuatan atau penerbitan buku yang sebelumnya didahului tanda koma untuk
membatasi nama pengarang dan tahun penerbitan. Ketiga, ditulis judul buku
dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik). Keempat,
ditulis tempat diterbitkannya buku itu, diakhiritanda titik dua; di kelima, ditulis
penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
Seperti contoh dibawah ini: `
Keraf, Gorys, 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soeseno, Slamet, 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: Gramedia.

b) Penulisan daftar pustaka yang diambil dari internet mengikuti kaidah sebagai
berikut. Pertama, tulis nama pengarang seperti pada penulisan rujukan dari buku.

33
Kedua, tulis tahun buku atau tulisan dibuat, diakhiri tanda titik. Ketiga, tulis judul
buku/ tulisan diakhiri tanda titik. Keempat, tulis alamat websitenya gunakan kata
from untuk awal judul web, setelah itu akhiri tanda koma. Kelima, tulis kata
diunduh dan tanggal pengambilan data tersebut.
Contohnya di bawah ini:
Rusitania, 2013. Invisible Sintax on Spoken Discourse. From
http://retslingua.com/index.php?were=com, diunduh 28 Oktober 2013.

c) Penulisan daftar pustaka yang pengarang atau penulisnya lebih dari satu orang
mengikuti kaidah sebagai berikut. Pertama, tulis nama belakang dari penulis
pertama, akhiri tanda koma, lalu tulis nama depan dengan disingkat, akhiri tanda
koma. Setelah itu tulis nama pengarang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan
urutan nama pertama dulu kemudian nama kedua (tanpa dibalik). Jika pengarang
lebih dari 2 maka penulisan pengarang terakhir diawali kata dan (&) dan diakhiri
tanda koma. Kedua, tulis tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut diakhiri
tanda titik. Ketiga, tulis judul buku atau karangan dengan huruf miring, diakhiri
tanda titik. Keempat, penulisan tempat terbit dan penerbit mengikuti kaidah
penulisan rujukan dari buku seperti diuraikan pada nomor 1.
Contohnya sebagai berikut.
Kuntarto, Eko, Yulia Prawitasari, dan Edy Purwoko, 1986. Sengatan Lebah
sebagai Alternatif Pengobatan. Malang: LP3I.
Susilo, E.T, Sarmidi, .A.T, & A.R. Hidayati, 2008. Memasuki Dunia Kabel.
Bandung: Penerbit Intifada

7) Abstrak
Abstrak juga menjadi bagian penting lain dari suatu tulisan ilmiah. Tiap-tiap institusi
biasanya mempunyai ketentuan tertulis tentang tatacara penulisan abstrak. Abstrak
merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat. Ukurannya kira-kira enam
sampai sepuluh baris. Abstrak bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca
aspek-aspek mana yang dibahas dalam suatu karya ilmiah. Abstrak biasa memuat
latar belakang singkat, tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil penelitian,
dan kesimpulan.

34

Anda mungkin juga menyukai