MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
UNTUK PERGURUAN TINGGI
2022
i
Penulis
Wahyu Sobirin
Editor
Dewi Arini Wulandari
Tata Letak
Dinda Oktaviani
Penanggung Jawab
STIKES Widya Dharma Husada
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis lafalkan modul ini dapat terbit sebagai panduan
mahasiswa dalam memahami konsep ilmu bahasa yang sangat luas, dengan dibuatnya
modul ini diharapkan menjadi buku bacaan secara teoritis dan fokus pada Batasan-
batasan materi yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam memahami hakikat Bahasa
berupa membaca,menulis,berbicara,dan penulisan karya ilmiah.
Semoga dengan adanya modul ini tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
tercapai, sehingga lulusan STIKES Widya Dharma Husada dapat menjadi pribadi
yang mampu mengaplikasikan ilmu Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pimpinan beserta jajaran dan LPPM
STIKES Widya Dharma Husada atas arahannya sehingga modul ini bisa
didistribusikan kepada mahasiswa.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
a. Deskripsi Modul
Bahasa Indonesia adalah mata kuliah umum yang wajib dipahami dan mampu
diaplikasikan dalam kehidupan maupun sebagai professional di dunia kerja, mata kuliah ini
memfokuskan pada materi, membaca,menulis, berbicara, dan karya ilmiah.
b. Tujuan
c. Metode Pembelajaran
A. Uraian Materi
Petunjuk Mempelajari Materi
a. Diharapkan membaca secara seksama agar setiap penjelasan dapat dipahami secara
komprehensif
b. Perhatikan contoh-contoh materi baru menyimpulkan
Bahasa melayu merupakan lingua franca atau Bahasa pergaulan dari satu
suku ke suku lain, dan penyebarannya cukup masif pada saat itu, pada masa
kerajaan sriwijaya pada saat itu Bahasa melayu digunakan sebagai Bahasa
sehari-hari dan Bahasa Pendidikan.
Sebagian pakar sejarah bahasa dan sastra Indonesia baru ada tahun 1945,
dengan alasan tahun 1945 bahasa secara resmi dicantumkan dalam UUD, yaitu
dalam UUD 45 bab XV, pasal 36, yang berbunyi: “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia”.
Ada ahli sejarah lain mengatakan bahwa Bahasa dan satsra lahir tahun
1933 karena mada masa itu lahirlah ‘Pujangga Baru”, secara masif hendak
memajukan bahasa dan sastra Indonesia. Yang didirikan oleh tokoh-tokoh
seperti “ Amir hamzah, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Amryn Pane“.
3
Peristiwa-peristiwa lain yang berkaitan dengan perkembangan bahasa
Indonesia di era kemerdekaan sampai saat in, antara lain sebagai berikut.
4
5. FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESSIA
5
6. TUGAS DAN LATIHAN
a. Tugas
b. Latihan
2. Latihan ini bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik, oleh karena itu jawaban yang dibutuhkan merupakan
jawaban analisis, dan argumentatif, serta menunjukan kreativitas.
6
SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH ILMIAH
c. Abstrak :
Abstrak berisi ringkasan makalah yang ditulis yang terdiri 3 bagian
utama yaitu : pendahuluan (latar belakang dan tujuan makalah), metodologi (cara
dan metode yang digunakan untuk mendapatkan data, kajian literatur atau analisis
suatu fenomena, yang menjadi dasar isi dan pembahasan yang disampaikan dalam
makalah) serta hasil (komentar umum dari suatu hasil atau kesimpulan dari
sebuah review). Abstrak ditulis maksimal 250 kata.
Terdapat kata kunci yang wajib dimasukkan di akhir paragraph. Kata
kunci diambil dari poin-poin penting dalam judul penelitian. Kata kunci
bervariasi dari 3 sampai 6 kata dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke
umum dan ditulis dalam satu baris.
7
Bagian Kedua : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang :
Dalam bagian ini dituliskan latar belakang yang mendasari pemasalahan
atau fenomena yang diangkat sebagai topik dan judul penulisan. Latar belakang
ini bisa berupa pernyataan yang berisi “ kenapa “ masalah ini diangkat dan “ apa
tujuan dan manfaat” yang menjadi landasan makalah ini ditulis. Dijelaskan
tersirat
c. Tujuan :
Bagian ini berisi tujuan ditulisnya makalah ini ,tujuan Berisi
kalimat pernyataan, bukan kalimat tanya. Berisi tentang tujuan yang berdasarkan
rumusan-rumusan masalah, Anda bisa mengcopy paste rumusan, lalu
menambahkan kata Untuk mengetahui/mengetahui di depan rumusan masalah.
d. Manfaat Penelitian :
❖ Manfaat teoritis
8
Bagian Ketiga : TINJAUAN LITERATUR atau STUDI/TINJAUAN PUSTAKA
dan
LANDASAN TEORI
e. Tinjauan Literatur atau Studi Pustaka :
Bagian ini berisi rangkuman penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang terkait dengan topik makalah kontennya berupa argumentasi
menurut ahli/penulis itu sendiri, atau. Bagian terdapat Landasan Teori yang
berupa rangkuman teori-teori yang digunakan untuk mendasari studi yang
dilakukan yang dituliskan dalam makalah.
Jadi, dari kedua definisi di atas, perbedaan kajian aragra dengan landasan
teori yaitu kajian aragra berasal dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan,
sedangkan landasan teori berasal dari teori-teori yang relevan dengan penelitian
penulis.
Bagian Keempat :
f. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian digunakan untuk makalah yang berisi kajian studi atau
presentasi hasil penelitian yang memerlukan penjelasan terperinci mengenai
langkah-langkah kerja, cara pengambilan data, cara analisis, metode penafsiran
dan presentasi hasil yang diharapkan tertuang secara lengkap menjadi naskah
atau makalah publikasi. Bagian ini merupakan Konsep Ide atau Kerangka
Berfikir dari makalah yang disajikan.
Konten metodologi :
Dalam bagian metodologi penelitian terdapat :
a. Lokasi dan subjek penelitian,
b. Desain penelitian,
c. Metode penelitian,
d. Definisi operasional,
e. Manfaat penelitian,
f. pengumpulan data, dan
g. analisis data.
9
Bagian Kelima :
g. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini, menjelaskan secara rinci hasil-hasil kajian yang diperoleh.
Konsep penulisan ini berurutan sesuai dengan tahapan-tahapan yang digunakan
dalam pencapaian tujuan penelitian. Pembahasan hasil dijelaskan sebagai
pemikiran asli peneliti untuk memberikan penjelasan hasil penelitian yang sudah
dianalisis guna menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Jadi, pembahasan hasil
penelitian merupakan bahasan terhadap temuan yang diperoleh. Bagian isi
harus sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah dibuat
sebelumnya.
Bagian Keenam :
h. SIMPULAN atau PENUTUP
Bagian ini, penulis menyatakan secara singkat dan lugas, mengenai isi
makalah yang ditulisnya. Pernyataan dapat berupa jawaban dari permasalahan
yang melatarbelakangi makalah yang tertuang dalam bagian tujuan, yang disebut
sebagai simpulan. Jika pernyataan yang disampaikan bersifat umum maka bagian
ini lebih sesuai disebut sebagai Penutup.
Bagian Ketujuh :
i. DAFTAR PUSTAKA
Pada tahap ini, dituliskan referensi dari buku teks, jurnal, artikel, koran,
halaman website, makalah seminar atau konferensi yang menjadi rujukan dalam
penulisan makalah ini. Setiap referensi yang digunakan wajib dituliskan secara
jelas, nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku/makalah, nama penerbit dan
tempat penerbitan (kota dan negara).
10
A. Hakikat Membaca Kritis
b. Membaca kritis
Membaca kritis adalah membaca dengan cara berpikir kritis. Karena itu,
membaca kritis tidak bisa dilepaskan dari berpikir kritis. Menggarisbawahi bahwa
seorang pembaca kritis harus mampu:
1. Menentukan topik
2. Menentukan argumentasi eksplisit dan/atau implisit dari si penulis
3. Menganalisis, mengevaluasi, dan menjelaskan berbagai fakta dalam dalam teks
yang dihubungkaitkan dengan teks yang lain.
Dalam perspektif membaca kritis, seorang pembaca harus mampu
mengaitkan bahasa sebagai bentuk praktik sosial dan memiliki ketertarikan pada
hubungan relasional antara bahasa serta kekuasaan. Oleh karena itu, van Dijk
mengatakan bahwa membaca kritis membongkar bagaimana elite kekuasaan
memberlakukan, mempertahankan, mengesahkan, memaafkan, mengabaikan
ketimpangan sosial dan ketidakadilan. Pembaca dalam perspektif membaca kritis
memang kritis pada teks sampai tuntas. Dalam hal ini, mereka membaca teks
secara behind serta beyond the texts.
11
B. Hakikat Artikel Populer
12
C. Hakikat Pengutipan
D. Hakikat Retorika
Retorika adalah seni berbicara, retorika ada sejak zaman Romawi, sampai
dengan saat ini. Dimulai dari Socrates, Plato, muncul Aristoteles dengan ethos
pengetahuan yang luas, kepribadian yang tepercaya, dan status yang terhormat,
pathos (menyentuh hati audiens), dan logos (pembuktian).
Teknik retorika saat berbicara terdiri dari :
a. Kontak mata
b. Intonasi
c. Bahasa tubuh
d. Mirroring (Ketertarikan pada materi yang disampaikan)
e. Senyum
f. Ekspresif
13
E. Hakikat Presentasi
F. Hakikat Pidato
a. Tujuan Pidato
1. Meyakinkan pendengar agar pendengar mempercayainya
2. Mendorong dan memberikan motivasi kepada pendengarnya
3. Memberikan informasi kepada khalayak ramai
4. Memberikan dorongan/stimulus agar segera ada Tindakan
5. Menyenangkan atau menghibur agar pendengar terhibur
14
b. Struktur Teks Pidato
1. Pembuka
Pembuka secara konten berisi kalimat sapaan, ungkapan puji syukur,
dan ucapan terima kasih.
2. Isi
Bagian isi merupakan hal yang paling utama karena di dalamnya
terdapat pokok-pokok ide yang akan disampaikan kepada para
pendengar.
3. Penutup
Bagian penutup berisi imbauan, ajakan, saran, dan simpulan apa yang
telah disampaikan sebelumnya, serta ucapan terima kasih atau
permohonan maaf.
c. Metode Pidato
1. Metode naskah yaitu berpidato dengan cara membacakan teks pidato,
biasanya digunakan pada pidato-pidato resmi seperti pidato
kenegaraan.
2. Metode impromptu adalah metode berpidato tanpa persiapan.
3. Metode ekstemporan, merupakan metode teks pidato dengan membuat
catatan penting sekaligus menjadi urutan dalam menyampaikan pidato.
4. Metode menghafal yaitu metode berpidato dengan menghafal isi
pidato. Sebelum menyampaikan di depan umum.
15
G. Hakikat Paragraf
a. Fungsi Paragraf
Paragraf memiliki fungsi yang sangat signifikan sebagai;
1. Penampung paragraf kecil pikiran, atau ide pokok dari keseluruhan
karangan;
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran, atau ide pokok seorang
pengarang;
3. Alat untuk pengarang melahirkan cara berpikir dan sistematis;
4. Pedoman pembaca untuk memahami jalan pikiran pengarang;
5. Sebagai penyampai pikiran, atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
6. Sebagai penanda pikiran baru dimulai;
7. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai
pengantar, transisi dan penutup .
16
b. Kriteria Kualitas Paragraf
Kriteria kualitas paragraf sebagai berikut;
1. Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja
2. Isi paragraf harus jelas, dan terperinci serta hanya membahas satu hal saja.
3. Isi paragraf yang berganda akan mengurangi kejelasan informasi.
4. Isi paragraf relevan dengan karangan.
5. Paragraf sebagai bagian terkecil dari karangan, isinya harus relevan dan
menunjang isi karangan.
6. Paragraf wajib koheren, memiliki kesatuan. Kesatuan karangan dapat
dikembangkan dengan mengarahkan perhatian pembaca terpusat pada satu
titik.
7. koherensi atau kepaduan yang baik ialah hubungan timbal balik yang baik,
dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk
kalimat.
8. Kalimat topik dikembangkan dengan jelas dan sempurna
Paragraf dianggap sempurna bila kalimat topik dikembangkan. Kalimat topik
yang menyatakan isi paragraf dalam pengertian umum dan abstrak di-
kembangkan atau dijelaskan dengan dipaparkan dengan jelas.
9. Struktur paragraf bervariasi
Variasi diukur dari paragraf, struktur, dan uraian disesuaikan dengan latar
belakang pembaca.
10. Paragraf ditulis dalam paragraf Indonesia yang baik, dan benar
Bahasa yang baik ialah paragraf yang sesuai kaidah-kaidah yang ditetapkan
oleh masyarakat pemakai paragraf. Bahasa yang benar yaitu paragraf yang
sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Bila situasinya formal
paragraf yang digunakan adalah paragraf ragam formal sesuai Ejaan yang
Disempurnakan sedangkan jika situasinya nonformal, paragraf yang
digunakan ragam non formal. (Tarigan, 2008 : 33)
17
a. Jenis Paragraf
Sunarti (2002 :264) mengatakan paragraf dibedakan berdasarkan letak
kalimat utamanya dan berdasarkan pola umum pengembangannya.
1. Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibagi menjadi :
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di
awal paragraf sedangkan gagasan utama, atau pokok persoalan aragraph
itu dinyatakan dalam kalimat awal.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ialah paragraf yang gagasan utamanya berada di akhir
paragraf atau terletak di kalimat penutup paragraf.
g. Paragraf Campuran ( Deduktif-Induktif) ialah paragraf yang gagasan
utamanya terletak pada kalimat pertama dan dipertegas Kembali pada
kalimat terakhir.
18
c. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif ialah paragraf yang memaparkan, atau menjelaskan
suatu hal atau objek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf eksposisi
menggunakan contoh, grafik, serta berbagai fakta dan data lainnya untuk
memperjelas persoalan yang dikemukakan.
d. Paragraf Argumentatif
Paragraf Paragraf argumentatif adalah paragraf yang memaparkan alasan,
contoh, dan bukti-bukti yang kuat, serta meyakinkan. Alasan-alasan,
bukti-bukti, dan sejenisnya digunakan penulis untuk meyakinkan
pembaca.
e. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan memengaruhi
emosionalitas pembaca. Paragraf ini membutuhkan data, dan contoh-
contoh untuk memengaruhi pembaca. Ciri utama paragraf ini ialah adanya
kalimat ajakan di dalam strukturnya.
19
contohnya, dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan
dalam mengembangkan paragraf dengan contoh (Akhadiah, 1998: 163).
c. Sebab-akibat
Sebuah paragraf dikembangkan menggunakan metode sebab-akibat atau
akibat-sebab. Tujuan paragraf ini ialah membuat pembaca memahami penyebab
masalah yang dibahas dalam paragraf. Metode pengembangannya tergantung
konteks yang ingin ditulis. Pada metode sebab-akibat, sebab bertindak sebagai
gagasan utama, sedangkan akibat merupakan perincian pengembangan. Sedangan
metode akibat sebab dikembangkan dengan menjadikan akibat sebagai gagasan
utama dan sebab dijadikan sebagai penjelas. Ungkapan yang digunakan yaitu
konjungsi padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena (Akhadiah, 1998: 163).
d. Umum-khusus
Umum-khusus merupakan metode yang paling umum untuk mengembangkan
gagasan dalam paragraf. Hal utama yang dilakukan gagasan utamanya pada awal
paragraf, serta khususnya adalah perincian-perincian terdapat dalam kalimat-
kalimat berikutnya (Akhadiah, 1998: 161).
e. Klasifikasi
Klasifikasi adalah metode menggunakan sebuah proses untuk
mengelompokkan objek-objek yang dianggap mempunyai kesamaan tertentu.
Metode ini menganalisis paragraf menjadi dua arah, yang pertama yaitu
mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan yang kedua yaitu
memisahkan kesatuan kesamaan-kesamaan yang lain. Kata–kata atau ungka- pan
yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi,
dan mengklasifikasikan (Akhadiah, 1988: 164).
f. Definisi luas
Definisi luas yaitu usaha pengarang dalam memberikan keterangan, arti
terhadap sebuah istilah atau hal. Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata
yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan pola definisi.
g. Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama perincian sebuah gagasan yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan
yang paling tinggi kedudukannya (Akhadiah, 1998: 160).
20
TUGAS DAN LATIHAN
Untuk mengukur pemahaman terhadap materi yang telah
diuraikan, mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan tugas dan latihan
berikut :
a. Tugas
1. Buatlah karya ilmiah dalam bentuk makalah yang berkaitan dengan dunia
keperawatan!
2. Paparkan secara jelas apa perbedaan membaca kritis dan membaca tingkat
dasar?
b. Latihan
3. Latihan ini bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik, oleh karena itu jawaban yang dibutuhkan merupakan jawaban
analisis, dan argumentatif, serta menunjukan kreativitas.
21
PENUTUP
Buku merupakan jendela dunia, bahasa ialah pintu dunia. Tanpa bahasa, manusia sulit
berkomunikasi. Indonesia memiliki tiga bahasa yang diatur dalam Undang-Undang, yaitu
bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing. Masing-masing bahasa memiliki peran, dan
fungsi tersendiri.
Sebagai individu yang baik, selayaknya kita menggunakan bahasa tersebut sesuai
situasi dan kondisi. Mengaplikasikan bahasa Indonesia bukan berarti mengabai kan bahasa
daerah. Hal itu karena kita wajib melestarikannya, sebagai aset bangsa Indonesia. Begitupun
dengan bahasa asing, untuk bersaing di dunia internasional menguasai bahasa asingpun jadi
modal utama.
Oleh karena itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara, tidak
bisa dipandang sebelah mata. Kita harus bangga karena bahasa Indonesia telah diajarkan
diberbagai perguruan tinggi/instansi di luar negeri serta direkomendasikan menjadi bahasa Inter
nasional.
Lalu kapankah bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional? Mari kita kuasai kaidah
dan aspek bahasa Indonesia dengan baik, dan benar sebagai persiapan menjadi Bahasa
Internasional, kesuksesan akan hadir pada individu/negara yang sudah siap untuk maju.
22
DAFTAR PUSTAKA
23