Anda di halaman 1dari 27

MODUL PEMBELAJARAN

MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
UNTUK PERGURUAN TINGGI
2022

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


TAHUN AJARAN 2022/2023

i
Penulis
Wahyu Sobirin
Editor
Dewi Arini Wulandari
Tata Letak
Dinda Oktaviani
Penanggung Jawab
STIKES Widya Dharma Husada

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis lafalkan modul ini dapat terbit sebagai panduan
mahasiswa dalam memahami konsep ilmu bahasa yang sangat luas, dengan dibuatnya
modul ini diharapkan menjadi buku bacaan secara teoritis dan fokus pada Batasan-
batasan materi yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam memahami hakikat Bahasa
berupa membaca,menulis,berbicara,dan penulisan karya ilmiah.

Semoga dengan adanya modul ini tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
tercapai, sehingga lulusan STIKES Widya Dharma Husada dapat menjadi pribadi
yang mampu mengaplikasikan ilmu Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pimpinan beserta jajaran dan LPPM
STIKES Widya Dharma Husada atas arahannya sehingga modul ini bisa
didistribusikan kepada mahasiswa.

Pamulang, 10 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………ii
Deskripsi Modul………………………………………………………1
Tujuan………………………………………………………………....1
Metode Pembelajaran…………………………………………………1
Uraian Materi…………………………………………………………2
Sejarah Bahasa………………………………………………………..2
Peresmian Bahasa Melayu……………………………………………3
Lahirnya Bahasa dan Sastra…………………………………………..3
Perkembangan Bahasa………………………………………………..4
Fungsi dan Kedudukan Bahasa……………………………………….5
Tugas dan Latihan…………………………………………………….6
Sistematika Penulisan Makalah……………………………………7-10
Membaca Kritis………………………………………………………11
Hakikat Artikel……………………………………………………….12
Pengutipan……………………………………………………………13
Retorika,Presentasi,Pidato………………………………………..13-15
Konsep Paragraf………………………………………………….16-20
Tugas dan Latihan……………………………………………………21
Penutup………………………………………………………………22
Daftar Pustaka……………………………………………………….23
MODUL BAHASA INDONESIA
Stikes Widya Dharma Husada
Oleh : Wahyu Sobirin , M. Pd.

a. Deskripsi Modul

Bahasa Indonesia adalah mata kuliah umum yang wajib dipahami dan mampu
diaplikasikan dalam kehidupan maupun sebagai professional di dunia kerja, mata kuliah ini
memfokuskan pada materi, membaca,menulis, berbicara, dan karya ilmiah.

Materi digunakan sebagai panduan yang memberikan stimulus untuk mahasiswa


dalam mengembangkan potensi dibidang seni berbicara dan menulis karya ilmiah yang
akan dilaksanakan dari awal semester, modul ini mendeskripsikan secara teoritis dan
praktik secara komprehensif.

b. Tujuan

Pada hakikatnya setiap individu professional mampu mengaplikasikan kemampuan


berbahasa Indonesia yang baik dan benar baik dalam komsep membaca, menulis, berbicara
dan karya ilmiah. Semua unsur tersebut dibutuhkan dalam proses perkuliahan.

c. Metode Pembelajaran

Pada prosesnya pembelajaran dilaksanakan dengan metode sebagai berikut :


1. Diskusi
2. Discovery Learning
3. Presentasi
4. Collaboratif
5. Evaluasi
6. Praktikum

A. Uraian Materi
Petunjuk Mempelajari Materi

a. Diharapkan membaca secara seksama agar setiap penjelasan dapat dipahami secara
komprehensif
b. Perhatikan contoh-contoh materi baru menyimpulkan

1. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa ialah unsur identitas dari sebuah negara, tak terkecuali bahasa
Indonesia merupakan Bahasa resmi kenegaraan republik Indonesia dan
didaulatkan sebagai Bahasa persatuan, serta penggunaannya diwajibkan dalam
dunia Pendidikan maupun professional.

Bahasa Indonesia dilahirkan beriringan dengan proklamasi kemerdekaan


Indonesia pada tanggal 18 agustus 1945, dalam sejarah ilmu linguistik Bahasa
indonesia diadopsi dari Bahasa melayu yang pada saat itu digunakan oleh
hamper seluruh masyarakat baik dalam perdagangan ataupun keseharian.
Sehingga itu menjadi salah satu alasan utama Bahasa melayu diresmikan
menjadi Bahasa Indonesia. Tepatnya pada abad ke -19 bahasa melayu sudah
menjadi Bahasa penghubung antar etnis, suku dan budaya.

Alasan lain, mengapa bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa Indonesia


karena bahasa melayu sederhana secara konsep dan struktur sehingga lebih
mudah dipelajari. Lain hal dengan Bahasa Jawa jauh lebih sulit dimengerti
karena kerumitan konsep dan strukturnya, tidak hanya secara fonetis,
morfologis namun juga secara leksikal. Perlu diketahui juga bahasa Jawa
memiliki ribuan morfem leksikal dan stuktur gramatikal.

Bahasa melayu merupakan lingua franca atau Bahasa pergaulan dari satu
suku ke suku lain, dan penyebarannya cukup masif pada saat itu, pada masa
kerajaan sriwijaya pada saat itu Bahasa melayu digunakan sebagai Bahasa
sehari-hari dan Bahasa Pendidikan.

2. PERESMIAN BAHASA MELAYU MENJADI BAHASA INDONESIA


2
Meski sudah lama Bahasa melayu digunakan sebagai Bahasa persatuan,
Bahasa melayu baru diresmikan secara nasional pada tahun 1928, pada saat
sumpah pemuda, sebagai tanda bahwa negara yang merdeka itu menggunakan
Bahasa negara dalam persatuan. Kesadaran itu dituangkan pada ikrar sumpah
pemuda:

Berbangsa satu bangsa Indonesia


Bertanah air satu tanah air
Indonesia
Menjunjung tinggi bahasa
persatuan Bahasa Indonesia.
Saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, para pemuda Bersatu untuk
mengusung bahasa Melayu sebagai bahasa nasional disampaikan oleh
Muhammad Yamin, selaku sastrawan, ahli sejarah, dan politikus.

3. LAHIRNYA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Sebagian pakar sejarah bahasa dan sastra Indonesia baru ada tahun 1945,
dengan alasan tahun 1945 bahasa secara resmi dicantumkan dalam UUD, yaitu
dalam UUD 45 bab XV, pasal 36, yang berbunyi: “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia”.

Ada ahli sejarah lain mengatakan bahwa Bahasa dan satsra lahir tahun
1933 karena mada masa itu lahirlah ‘Pujangga Baru”, secara masif hendak
memajukan bahasa dan sastra Indonesia. Yang didirikan oleh tokoh-tokoh
seperti “ Amir hamzah, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Amryn Pane“.

4. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Sejak bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi 18 Agustus 1945
melalui Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 36 bab XV saat itulah bahasa
Indonesia mulai berkembang. Pada 19 Maret 1947 diresmikan Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang digunakan
saat masa penjajahan. Dengan itu bahasa Indonesia resmi memiliki ejaan
sendiri.

3
Peristiwa-peristiwa lain yang berkaitan dengan perkembangan bahasa
Indonesia di era kemerdekaan sampai saat in, antara lain sebagai berikut.

1. Kongres Bahasa Indonesia II 28 Oktober s.d. 2 November 1954 di Medan.

2. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) pada 16 Agustus


1972diresmikan oleh Presiden Soeharto yang perkuat oleh Keputusan
Presiden No. 57, tahun 1972.

3. Penetapan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan


dan Pedoman Umum Pembentukan pada 31 Agustus 1972 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Momentum tersebut di kenal sebagai
wawasan nusantara.

4. Kongres Bahasa Indonesia ke-III di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d. 2


November.

5. Kongres bahasa Indonesia ke-IV di Jakarta pada tanggal 21-26 November


1983.
6. Kongres bahasa Indonesia V di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d.
3 November 1988.

7. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta pada tanggal 28 Oktober


s.d. 2 November 1993.

4
5. FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESSIA

Fungsi bahasa terbagi menjadi 2, yaitu fungsi umum dan khusus,


seperti berikut:

a. Fungsi Bahasa Umum


Bahasa memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Alat untuk mengungkapkan perasaan dan mengekspresikan
diri.
2. Alat komunikasi
3. Alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, dan
4. Alat kontrol sosial.
b. Fungsi Bahasa Khusus
1. Pergaulan sehari-hari
2. Mewujudkan seni sastra
3. Mempelajari Bahasa kuno
4. Mengeksploitasi teknologi dan informasi

Kedudukan Bahasa Indonesia terbagi 4 yaitu :


1. Bahasa Indonesia sebagai aragr nasional
2. Bahasa Indonesia sebagai aragr negara
3. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa baku
4. Bahasa Indonesia sebagai konteks ilmiah

5
6. TUGAS DAN LATIHAN

Untuk mengukur pemahaman terhadap materi yang telah


diuraikan, mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan tugas dan latihan
berikut :

a. Tugas

1. Pahami materi di atas, lalu buatlah (flowchart) tentang sejarah,


kedudukan, dan fungsi aragr Indonesia. Flowchart berisi rincian materi
secara sistematis dan mencerminkan pemahaman Anda terhadap materi
diharapkan dibuat dengan power point agar dapat dijadikan materi
presentasi Anda.

b. Latihan
2. Latihan ini bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik, oleh karena itu jawaban yang dibutuhkan merupakan
jawaban analisis, dan argumentatif, serta menunjukan kreativitas.

3. Jawaban ditulis pada kertas folio, dan dikumpulkan pada akhir


perkuliahan ini

Pahami teks yang dideskripsikan di bawah ini, kemudian jawablah


pertanyaan!
1. Jika Kongres Pemuda tahun 1928 Anda adalah salah satu pesertanya.
Kemudian, Anda diminta untuk membandingkan karakteristik
beberapa bahasa daerah yang Anda ketahui, lalu diwajibkan memberi
saran, bahasa daerah manakah yang cocok sebagai bahasa Indonesia?

2. Saat kongres sedang berlangsung, salah satu peserta terbawa emosi


karena bahasa daerahnya tidak terpilih menjadi bahasa Indonesia.
Kebetulan saatn itu Anda yang memimpin sidang. Apakah yang akan
Anda lakukan untuk meredam situasi saat itu?

6
SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH ILMIAH

A. SISTEMATIKA PENULISAN OUTLINE/KERANGKA KARYA ILMIAH

Makalah ditulis berdasarkan outline/kerangka berikut ini :


Bagian Pertama :
a. Judul Makalah :
Judul makalah ditulis dengan kalimat secara ringkas dan jelas, serta
mencerminkan isi makalah yang ditulis dengan baik. “Judul menggunakan huruf
kapital kecuali pertikel & konjungsi seperti di, ke, dari, dan, yang, terkecuali
terletak di posisi awal.”
Huruf miring digunakan jika judul mengutip judul buku, nama majalah,
dan nama surat kabar yang ada dalam sebuah kalimat. Hal ini juga berlaku dalam
penulisan daftar aragra.
b. Penulis :
Nama penulis terletak di bawah judul makalah secara lengkap, dan di
bawah nama penulis dituliskan status serta alamat penulis yang merupakan status
penulis dalam institusi dilanjutkan alamat institusi, aragr : alamat universitas.

c. Abstrak :
Abstrak berisi ringkasan makalah yang ditulis yang terdiri 3 bagian
utama yaitu : pendahuluan (latar belakang dan tujuan makalah), metodologi (cara
dan metode yang digunakan untuk mendapatkan data, kajian literatur atau analisis
suatu fenomena, yang menjadi dasar isi dan pembahasan yang disampaikan dalam
makalah) serta hasil (komentar umum dari suatu hasil atau kesimpulan dari
sebuah review). Abstrak ditulis maksimal 250 kata.
Terdapat kata kunci yang wajib dimasukkan di akhir paragraph. Kata
kunci diambil dari poin-poin penting dalam judul penelitian. Kata kunci
bervariasi dari 3 sampai 6 kata dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke
umum dan ditulis dalam satu baris.

7
Bagian Kedua : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang :
Dalam bagian ini dituliskan latar belakang yang mendasari pemasalahan
atau fenomena yang diangkat sebagai topik dan judul penulisan. Latar belakang
ini bisa berupa pernyataan yang berisi “ kenapa “ masalah ini diangkat dan “ apa
tujuan dan manfaat” yang menjadi landasan makalah ini ditulis. Dijelaskan
tersirat

b. Rumusan Masalah (Gunakan 5W + 1H) :

Terdiri dari kalimat tanya dan ditulis/diketik perpoint, Cara membuat


rumusan masalah yang selanjutnya adalah dengan menggunakan rumusan 5W +
1H. Jika Anda mengalami kesulitan menentukan topik atau tema penelitian, Anda
bisa menerapkan 5W + 1 H. Caranya cukup membuat pertanyaan yang menarik,
sebanyak mungkin yang Anda minati.

c. Tujuan :
Bagian ini berisi tujuan ditulisnya makalah ini ,tujuan Berisi
kalimat pernyataan, bukan kalimat tanya. Berisi tentang tujuan yang berdasarkan
rumusan-rumusan masalah, Anda bisa mengcopy paste rumusan, lalu
menambahkan kata Untuk mengetahui/mengetahui di depan rumusan masalah.

d. Manfaat Penelitian :

Manfaat penelitian dalam karya ilmiah, umumnya sub bab manfaat


penelitian ini diabaikan dan diisi seadanya oleh peneliti. Padahal sub bab ini
penting dalam penulisan. Manfaat terbagi 2 yaitu teoritis dan praktis:

❖ Manfaat teoritis

menjelaskan apakah teori yang digunakan masih relevan untuk penelitian


penulis atau relevan secara umum.
❖ Manfaat praktis
Penjelasan tentang masalah yang ingin diselesaikan atau dipecahkan.
Manfaat praktis menjelaskan manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah
secara tersebut secara praktis.
❖ Tujuan manfaat praktis ini juga dapat diarahkan untuk lebih dari satu
subjek.
Misalnya manfaat untuk mahasiswa yang mengerjakan topik serupa,
civitas akademika yang melakukan penelitian yang sama DLL.

8
Bagian Ketiga : TINJAUAN LITERATUR atau STUDI/TINJAUAN PUSTAKA
dan
LANDASAN TEORI
e. Tinjauan Literatur atau Studi Pustaka :
Bagian ini berisi rangkuman penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang terkait dengan topik makalah kontennya berupa argumentasi
menurut ahli/penulis itu sendiri, atau. Bagian terdapat Landasan Teori yang
berupa rangkuman teori-teori yang digunakan untuk mendasari studi yang
dilakukan yang dituliskan dalam makalah.
Jadi, dari kedua definisi di atas, perbedaan kajian aragra dengan landasan
teori yaitu kajian aragra berasal dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan,
sedangkan landasan teori berasal dari teori-teori yang relevan dengan penelitian
penulis.

Bagian Keempat :
f. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian digunakan untuk makalah yang berisi kajian studi atau
presentasi hasil penelitian yang memerlukan penjelasan terperinci mengenai
langkah-langkah kerja, cara pengambilan data, cara analisis, metode penafsiran
dan presentasi hasil yang diharapkan tertuang secara lengkap menjadi naskah
atau makalah publikasi. Bagian ini merupakan Konsep Ide atau Kerangka
Berfikir dari makalah yang disajikan.
Konten metodologi :
Dalam bagian metodologi penelitian terdapat :
a. Lokasi dan subjek penelitian,
b. Desain penelitian,
c. Metode penelitian,
d. Definisi operasional,
e. Manfaat penelitian,
f. pengumpulan data, dan
g. analisis data.

9
Bagian Kelima :
g. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini, menjelaskan secara rinci hasil-hasil kajian yang diperoleh.
Konsep penulisan ini berurutan sesuai dengan tahapan-tahapan yang digunakan
dalam pencapaian tujuan penelitian. Pembahasan hasil dijelaskan sebagai
pemikiran asli peneliti untuk memberikan penjelasan hasil penelitian yang sudah
dianalisis guna menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Jadi, pembahasan hasil
penelitian merupakan bahasan terhadap temuan yang diperoleh. Bagian isi
harus sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah dibuat
sebelumnya.
Bagian Keenam :
h. SIMPULAN atau PENUTUP
Bagian ini, penulis menyatakan secara singkat dan lugas, mengenai isi
makalah yang ditulisnya. Pernyataan dapat berupa jawaban dari permasalahan
yang melatarbelakangi makalah yang tertuang dalam bagian tujuan, yang disebut
sebagai simpulan. Jika pernyataan yang disampaikan bersifat umum maka bagian
ini lebih sesuai disebut sebagai Penutup.
Bagian Ketujuh :
i. DAFTAR PUSTAKA
Pada tahap ini, dituliskan referensi dari buku teks, jurnal, artikel, koran,
halaman website, makalah seminar atau konferensi yang menjadi rujukan dalam
penulisan makalah ini. Setiap referensi yang digunakan wajib dituliskan secara
jelas, nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku/makalah, nama penerbit dan
tempat penerbitan (kota dan negara).

10
A. Hakikat Membaca Kritis

Membaca merupakan “proses menghadirkan guru yang tidak hadir’.


Membaca menurut Bennette (1997) ialah kegiatan yang “fun and adventure”.
Membaca ialah usaha seseorang dalam rangka memperbanyak wawasan agar tidak
mengalami kretinisme maupun retardasi. Membaca adalah keterampilan berbahasa
dianggap reseptif oleh sebagian orang. Tetapi, dalam konteks ini, membaca bukan
seperti orang menangkap bola yang pasif, tetapi sebagai sosok yang aktif dalam
petualang memahami pengetahuan.

Tingkatan membaca menurut pakar, ada dua yaitu :


a. Membaca tingkat dasar:

Membaca tingkat dasar adalah membaca tingkat awal, membaca dimulai


dari melek huruf, konsep membaca ini dipelajari di tingkat sekolah dasar. Membaca
dasar melatih anak-anak dalam belajar membaca huruf, kata, dan kalimat. Tahap
ini, sang pembaca tidak menghiraukan makna yang terkandung dalam tulisan.
Karena itu, tingkat baca dasar ada pada tahap yang paling awal.

b. Membaca kritis

Membaca kritis adalah membaca dengan cara berpikir kritis. Karena itu,
membaca kritis tidak bisa dilepaskan dari berpikir kritis. Menggarisbawahi bahwa
seorang pembaca kritis harus mampu:
1. Menentukan topik
2. Menentukan argumentasi eksplisit dan/atau implisit dari si penulis
3. Menganalisis, mengevaluasi, dan menjelaskan berbagai fakta dalam dalam teks
yang dihubungkaitkan dengan teks yang lain.
Dalam perspektif membaca kritis, seorang pembaca harus mampu
mengaitkan bahasa sebagai bentuk praktik sosial dan memiliki ketertarikan pada
hubungan relasional antara bahasa serta kekuasaan. Oleh karena itu, van Dijk
mengatakan bahwa membaca kritis membongkar bagaimana elite kekuasaan
memberlakukan, mempertahankan, mengesahkan, memaafkan, mengabaikan
ketimpangan sosial dan ketidakadilan. Pembaca dalam perspektif membaca kritis
memang kritis pada teks sampai tuntas. Dalam hal ini, mereka membaca teks
secara behind serta beyond the texts.

11
B. Hakikat Artikel Populer

Penulis adalah sosok pengungkap misteri. Ia membuka,


membongkar, merekonstruksi, dan merepresentasikan hal yang selama ini
samar menjadi jernih. Penulis yang baik memiliki trik tertentu yang seolah-
olah mewakili kemahatahuannya tentang pengetahuan dalam berbagai sisi.
Karena itu, melalui tulisan kita bisa memahami seberapa dalam
kemampuan seseorang. Jika tulisannya tidak dalam, sebenarnya hal tersebut
menunjukkan bahwa sang penulis kemampuan berpikirnya tidak dalam.
Menulis menurut sebagian orang bukanlah hal yang mudah. Karena itu,
mereka kadang ada yang mengungkapkan menunggu inspirasi untuk
menulis. Padahal, jika kita ingin menulis, jangan menunggu inspirasi.
Berkait dengan kepenulisan, dalam bab ini dipaparkan tentang menulis
artikel popular.

a. Teknik Menulis Artikel Populer

Dalam menulis artikel popular penulis harus mengangkat topik yang


sedang ramai diperbincangkan aragr Topik adalah gagasan inti, di Kamus
Besar Bahasa Indonesia, istilah topik memiliki kesamaan dengan istilah
tema. Topik hakikatnya adalah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah,
karangan, dsb.
Topik merupakan bahan diskusi; hal yang menarik perhatian umum
akhir-akhir ini; bahan pembicaraan; subjek yang dibahas pada sebuah teks.
Adapun tema ialah pokok pikiran; dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai
sebagai dasar mengarang, menggubah sajak.

12
C. Hakikat Pengutipan

Pengutipan ialah aktivitas seseorang penulis untuk memperkuat,


mempertajam, mempertegas argumentasi dalam menulis karya ilmiah (skripsi, tesis,
disertasi, dan laporan penelitian jurnal. Sebagai seorang penulis, ada hal yang harus
diperhatian dalam pengutipan, yakni:
1. Pengutipan harus relevan dengan topik yang dibahas.
2. Pengutipan diharapkan merujuk pada rujukan yang memiliki otoritas di
bidangnya.
3. Pengutipan merujuk pada sumber rujukan primer.
4. Memahami teknik pengutipan tiap gaya selingkung jurnal ataupun laporan
penelitian.
5. Memahami teknik pengutipan dengan benar agar tidak terjadi unsur plagiasi
(sebagaian dan/atau keseluruhan).

D. Hakikat Retorika

Retorika adalah seni berbicara, retorika ada sejak zaman Romawi, sampai
dengan saat ini. Dimulai dari Socrates, Plato, muncul Aristoteles dengan ethos
pengetahuan yang luas, kepribadian yang tepercaya, dan status yang terhormat,
pathos (menyentuh hati audiens), dan logos (pembuktian).
Teknik retorika saat berbicara terdiri dari :
a. Kontak mata
b. Intonasi
c. Bahasa tubuh
d. Mirroring (Ketertarikan pada materi yang disampaikan)
e. Senyum
f. Ekspresif

13
E. Hakikat Presentasi

Presentasi sejatinya terkait penyajian, pemaparan sesuatu entah hal akademis,


pemerintahan, bisnis, ataupun bidang marketing pada audiens. Dalam bidang
akademis, presentasi untuk menjelaskan makalah, tugas akhir, skripsi, tesis,
disertasi, dan laporan penelitian. Presentasi sering menjadi masalah tersendiri bagi
orang yang memang memiliki kecemasan di depan umum, menghadapi puluhan
atau ratusan audiens.
Perkembangan media presentasi sangat pesat, ditandai dengan hadirnya
software media presentasi baik offline ataupun online, berbayar atau gratis.
Software tersebut, diantaranya; , CustomShow–Business Presentation Software;
Slide Bureau; Powtoon–Animation Presentation Software prezi, Slideshark, Haiku
Deck, SlideDog, ClearSlide (SlideRocket) Marketing Software. Adapun media
presentasi offline, seperti powerpoint, adobe, flashmedia, masih banyak lagi yang
bisa digunakan dalam presentasi.

F. Hakikat Pidato

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pidato merupakan ungkapan


pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada audiens dalam jumlah
banyak, baik itu sebuah wacana/cerita yang dipersiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak.

a. Tujuan Pidato
1. Meyakinkan pendengar agar pendengar mempercayainya
2. Mendorong dan memberikan motivasi kepada pendengarnya
3. Memberikan informasi kepada khalayak ramai
4. Memberikan dorongan/stimulus agar segera ada Tindakan
5. Menyenangkan atau menghibur agar pendengar terhibur

14
b. Struktur Teks Pidato
1. Pembuka
Pembuka secara konten berisi kalimat sapaan, ungkapan puji syukur,
dan ucapan terima kasih.
2. Isi
Bagian isi merupakan hal yang paling utama karena di dalamnya
terdapat pokok-pokok ide yang akan disampaikan kepada para
pendengar.
3. Penutup
Bagian penutup berisi imbauan, ajakan, saran, dan simpulan apa yang
telah disampaikan sebelumnya, serta ucapan terima kasih atau
permohonan maaf.

c. Metode Pidato
1. Metode naskah yaitu berpidato dengan cara membacakan teks pidato,
biasanya digunakan pada pidato-pidato resmi seperti pidato
kenegaraan.
2. Metode impromptu adalah metode berpidato tanpa persiapan.
3. Metode ekstemporan, merupakan metode teks pidato dengan membuat
catatan penting sekaligus menjadi urutan dalam menyampaikan pidato.
4. Metode menghafal yaitu metode berpidato dengan menghafal isi
pidato. Sebelum menyampaikan di depan umum.

15
G. Hakikat Paragraf

Arifin & Amran (2010) berpendapat paragraf merupakan kumpulan kalimat


yang membicarakan gagasan atau topik, selain itu Tarigan (2008:4) mengemukakan
bahwa paragraf ialah seperangkat kalimat logis dan sistematis serta memiliki
kesatuan pikiran yang relevan, dan mendukung pikiran pokok yang tertuang dalam
sebuah karangan.
Selaras dengan perspektif di atas, Sastromiharjo (2011:39) mendefinisikan
paragraf sebagai kesatuan gagasan yang memiliki satu pikiran pokok, dan beberapa
pikiran penjelas. Diperkuat pendapat, Akhadiah,dkk. (1998:144) mendefinisikan
paragraf sebagai inti sebuah pikiran dalam karangan.
Zainuddin (1992:46) memaparkan paragraf sebagai satuan paragraf yang
mengandung ide dalam mengungkapkan pikiran berupa satu, atau beberapa kalimat.
Sementara, Wibowo (2008:11) mendefinisikan paragraf sebagai prosa yang terdiri
atas rangkuman kalimat satu ide pokok.
Paragraf terdapat satu pokok buah pikiran yang didukung semua kalimat
dalam paragraf, mulai dari kalimat pokok, kalimat utama atau kalimat topik,
didukung kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Kumpulan kalimat ini
saling bertalian dalam rangkaian untuk membentuk sebuah ide.

a. Fungsi Paragraf
Paragraf memiliki fungsi yang sangat signifikan sebagai;
1. Penampung paragraf kecil pikiran, atau ide pokok dari keseluruhan
karangan;
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran, atau ide pokok seorang
pengarang;
3. Alat untuk pengarang melahirkan cara berpikir dan sistematis;
4. Pedoman pembaca untuk memahami jalan pikiran pengarang;
5. Sebagai penyampai pikiran, atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
6. Sebagai penanda pikiran baru dimulai;
7. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai
pengantar, transisi dan penutup .

16
b. Kriteria Kualitas Paragraf
Kriteria kualitas paragraf sebagai berikut;
1. Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja
2. Isi paragraf harus jelas, dan terperinci serta hanya membahas satu hal saja.
3. Isi paragraf yang berganda akan mengurangi kejelasan informasi.
4. Isi paragraf relevan dengan karangan.
5. Paragraf sebagai bagian terkecil dari karangan, isinya harus relevan dan
menunjang isi karangan.
6. Paragraf wajib koheren, memiliki kesatuan. Kesatuan karangan dapat
dikembangkan dengan mengarahkan perhatian pembaca terpusat pada satu
titik.
7. koherensi atau kepaduan yang baik ialah hubungan timbal balik yang baik,
dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk
kalimat.
8. Kalimat topik dikembangkan dengan jelas dan sempurna
Paragraf dianggap sempurna bila kalimat topik dikembangkan. Kalimat topik
yang menyatakan isi paragraf dalam pengertian umum dan abstrak di-
kembangkan atau dijelaskan dengan dipaparkan dengan jelas.
9. Struktur paragraf bervariasi
Variasi diukur dari paragraf, struktur, dan uraian disesuaikan dengan latar
belakang pembaca.
10. Paragraf ditulis dalam paragraf Indonesia yang baik, dan benar
Bahasa yang baik ialah paragraf yang sesuai kaidah-kaidah yang ditetapkan
oleh masyarakat pemakai paragraf. Bahasa yang benar yaitu paragraf yang
sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Bila situasinya formal
paragraf yang digunakan adalah paragraf ragam formal sesuai Ejaan yang
Disempurnakan sedangkan jika situasinya nonformal, paragraf yang
digunakan ragam non formal. (Tarigan, 2008 : 33)

17
a. Jenis Paragraf
Sunarti (2002 :264) mengatakan paragraf dibedakan berdasarkan letak
kalimat utamanya dan berdasarkan pola umum pengembangannya.
1. Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibagi menjadi :
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di
awal paragraf sedangkan gagasan utama, atau pokok persoalan aragraph
itu dinyatakan dalam kalimat awal.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ialah paragraf yang gagasan utamanya berada di akhir
paragraf atau terletak di kalimat penutup paragraf.
g. Paragraf Campuran ( Deduktif-Induktif) ialah paragraf yang gagasan
utamanya terletak pada kalimat pertama dan dipertegas Kembali pada
kalimat terakhir.

2. Berdasarkan Pola Umum Pengembangannya Berdasarkan pola umum


Pengembangannya.
paragraf terbagi menjadi paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, dan
argumentatif.
a. Paragraf Naratif
Paragraf naratif merupakan paragraf yang menceritakan sebuah peristiwa
atau kejadian berdasarkan kurun waktu. Salah satu ciri karangan narasi
yaitu adanya penjelasan secara detail ke dalam urutan ruang waktu yang
mengharuskan urutan dimulai dari awal, tengah, dan akhir cerita.
Achmadi (1988:113), memaparkan sejatinya tujuan utama narasi ialah
untuk menguraikan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga maknanya muncul di dalamnya.
b. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif merupakan jenis paragraf yang menggambarkan suatu
hal, benda, peristiwa, keadaan ataupun manusia. Dengan paragraf tersebut,
pembaca seolah-seolah menyaksikan, merasakan hal yang diceritakan.

18
c. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif ialah paragraf yang memaparkan, atau menjelaskan
suatu hal atau objek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf eksposisi
menggunakan contoh, grafik, serta berbagai fakta dan data lainnya untuk
memperjelas persoalan yang dikemukakan.

d. Paragraf Argumentatif
Paragraf Paragraf argumentatif adalah paragraf yang memaparkan alasan,
contoh, dan bukti-bukti yang kuat, serta meyakinkan. Alasan-alasan,
bukti-bukti, dan sejenisnya digunakan penulis untuk meyakinkan
pembaca.
e. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan memengaruhi
emosionalitas pembaca. Paragraf ini membutuhkan data, dan contoh-
contoh untuk memengaruhi pembaca. Ciri utama paragraf ini ialah adanya
kalimat ajakan di dalam strukturnya.

Berdasarkan jenis paragraf yang dipaparkan sebelumnya, beberapa ahli


mengklasifikasikan cara mengembangkan paragraf sebagai berikut;

3. Parbandingan dan Pertentangan


Pola pengembangan paragraf dengan metode perbandingan dan pertentangan,
merupakan cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara
dua orang, obyek atau gagasan-gagasan tertentu (Keraf, 2009:88).
Pengembangan paragraf perbandingan menggunakan ungkapan seperti serupa,
dengan, seperti halnya, demikian juga,dan sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Pengembangan paragraf pertentangan menggunakan ungkapan seperti berbeda
dengan, bertentangan dengan sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi,serta
bertolak belakang dari (Akhadiah, 1998: 162).
a. Analogi
Analogi ialah pengungkapan sebuah objek yang dipaparkan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, analogi dikembangkan dengan
kiasan. Kata–kata yang dipilih ialah ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
b. Contoh-contoh
Sebuah gagasan bersifat umum, atau generalisasi yang memerlukan iliustrasi
yang konkrit dalam paragraf, sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Ilustrasi
terhadap pendapat yang umum akan sering dipergunakan contoh-contoh yang
konkrit untuk mengambil tempat dalam sebuah paragraf. Kata seperti, paragraf,

19
contohnya, dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan
dalam mengembangkan paragraf dengan contoh (Akhadiah, 1998: 163).

c. Sebab-akibat
Sebuah paragraf dikembangkan menggunakan metode sebab-akibat atau
akibat-sebab. Tujuan paragraf ini ialah membuat pembaca memahami penyebab
masalah yang dibahas dalam paragraf. Metode pengembangannya tergantung
konteks yang ingin ditulis. Pada metode sebab-akibat, sebab bertindak sebagai
gagasan utama, sedangkan akibat merupakan perincian pengembangan. Sedangan
metode akibat sebab dikembangkan dengan menjadikan akibat sebagai gagasan
utama dan sebab dijadikan sebagai penjelas. Ungkapan yang digunakan yaitu
konjungsi padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena (Akhadiah, 1998: 163).
d. Umum-khusus
Umum-khusus merupakan metode yang paling umum untuk mengembangkan
gagasan dalam paragraf. Hal utama yang dilakukan gagasan utamanya pada awal
paragraf, serta khususnya adalah perincian-perincian terdapat dalam kalimat-
kalimat berikutnya (Akhadiah, 1998: 161).
e. Klasifikasi
Klasifikasi adalah metode menggunakan sebuah proses untuk
mengelompokkan objek-objek yang dianggap mempunyai kesamaan tertentu.
Metode ini menganalisis paragraf menjadi dua arah, yang pertama yaitu
mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan yang kedua yaitu
memisahkan kesatuan kesamaan-kesamaan yang lain. Kata–kata atau ungka- pan
yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi,
dan mengklasifikasikan (Akhadiah, 1988: 164).
f. Definisi luas
Definisi luas yaitu usaha pengarang dalam memberikan keterangan, arti
terhadap sebuah istilah atau hal. Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata
yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan pola definisi.
g. Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama perincian sebuah gagasan yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan
yang paling tinggi kedudukannya (Akhadiah, 1998: 160).

20
TUGAS DAN LATIHAN
Untuk mengukur pemahaman terhadap materi yang telah
diuraikan, mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan tugas dan latihan
berikut :

a. Tugas

1. Buatlah karya ilmiah dalam bentuk makalah yang berkaitan dengan dunia
keperawatan!

2. Paparkan secara jelas apa perbedaan membaca kritis dan membaca tingkat
dasar?

3. Buatlah 5 buah paragraph yang koheren/saling menjelaskan secara konten,


dengan tema “Perkembangan Dunia Kehehatan”?

b. Latihan
3. Latihan ini bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik, oleh karena itu jawaban yang dibutuhkan merupakan jawaban
analisis, dan argumentatif, serta menunjukan kreativitas.

4. Jawaban diketik, dan dikumpulkan pada akhir perkuliahan ini

Bacalah narasi yang dideskripsikan di bawah ini, kemudian jawablah


pertanyaan!
5. Jika Anda mendapat kesempatan menjadi seorang pemimpin, dan Anda
diminta untuk presentasi atau pidato di depan ribuan audiens. Buatlah konsep
persiapan Anda baik secara materi atau teknik retorika yang digunakan?Ketik
di word

21
PENUTUP

Buku merupakan jendela dunia, bahasa ialah pintu dunia. Tanpa bahasa, manusia sulit
berkomunikasi. Indonesia memiliki tiga bahasa yang diatur dalam Undang-Undang, yaitu
bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing. Masing-masing bahasa memiliki peran, dan
fungsi tersendiri.
Sebagai individu yang baik, selayaknya kita menggunakan bahasa tersebut sesuai
situasi dan kondisi. Mengaplikasikan bahasa Indonesia bukan berarti mengabai kan bahasa
daerah. Hal itu karena kita wajib melestarikannya, sebagai aset bangsa Indonesia. Begitupun
dengan bahasa asing, untuk bersaing di dunia internasional menguasai bahasa asingpun jadi
modal utama.
Oleh karena itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara, tidak
bisa dipandang sebelah mata. Kita harus bangga karena bahasa Indonesia telah diajarkan
diberbagai perguruan tinggi/instansi di luar negeri serta direkomendasikan menjadi bahasa Inter
nasional.
Lalu kapankah bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional? Mari kita kuasai kaidah
dan aspek bahasa Indonesia dengan baik, dan benar sebagai persiapan menjadi Bahasa
Internasional, kesuksesan akan hadir pada individu/negara yang sudah siap untuk maju.

22
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Mukhsin. 1988. Panduan Mengajar Buku Keterampilan Menulis.


Jakarta: Dekdikbud.
Achmad P, H. & Alek. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono.
2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Amir, Amriani. 2011. Keefektifan Kalimat dalam Makalah Mahasiswa
Nonreguler Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTAN. Jurnal Visi
Ilmu Pendidikan (online),
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/viewFile/59/58 diakses 30 Juni
2018)
Arifin, E. Zaenal. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : PT
Gramedia.
Arifin, E. Zaenal & Amran, S..2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Persindo.
Arifin, E. Zaenal & Junaya M, H. 2010. Keutuhan Wacana.
Jakarta: Grasindo.
Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan
Sastra Universitas Negeri Makassar. 2008. Mata Kuliah Pegembangan Kepribadian
Bahasa Indonesia. Makassar: UNM.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Caraka, Loka Cipta.2002.Teknik Mengarang.Yokyakarta: Kanisius.
Chaer, A. 1994. Linguistik umum. Jakarta,, Indonesia: Rineka Cipta.

23

Anda mungkin juga menyukai