Struktur pasar menggambarkan persaingan riil yang dihadapi perusahaan dan laba
potensial yang mungkin dapat diraih di pasar.
DETERMINAN STRUKTUR PASAR
Dua dimensi pasar, yakni dimensi produk dan geografis. Dimensi pertama
mencakup penentuan tingkat elastisitas silang antar produk, derajat perbedaan
segmen pasar yang dipilih, intensitas kelengkapan informasi pasar, perbedaan
harga antar produk, dan independensi kebijaksanaan penetapan harga antar
produsen. Dimensi kedua meliputi pengertian kebakuan wilayah penjualan
perusahaan tertentu dan perilaku pembelian konsumen.
Tolok ukur yang biasanya digunakan untuk menentukan jenis struktur pasar
adalah konsentrasi pasar. Dengan menggunakan tolok ukur konsentrasi pasar,
orang sudah dapat memiliki gambaran mengenai jenis struktur pasar. Konsentrasi
pasar diartikan sebagai jumlah atau kombinasi pangsa pasar dari beberapa
perusahaan yang mendominasi pasar
tahun 1956, Joe Bain pertama kali memperkenalkan tentang halangan memasuki
pasar, ia hanya menjelaskan empat macam halangan, yakni: (1) keunggulan biaya
absolut, (2) skala ekonomi, (3) persyaratan modal, dan (4) diferensiasi produk.
Dalam perkembangannya, ada dua macam halangan struktural baru yang serupa
dengan diferensiasi produk, yakni: (5) biaya perpindahan penggunaan barang, dan
(6) akses pada saluran distribusi; dan sebuah halangan struktural hukum, yakni:
(7) peraturan pemerintah.
MODEL LAIN
Di samping model ekonomi industri yang telah dijelaskan, terdapat dua model lain
yang juga biasa digunakan untuk melakukan analisis lingkungan industry :
metode jalan pintas (short cut methods) dan analisa laporan keuangan
(financial statements analysis).
ANALISIS PESAING INDIVIDUAL
Untuk keperluan manajemen strategik, analisis lingkungan industri saja
belum cukup. Di samping itu masih diperlukan analisis pesaing utama secara
individual. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui secara detail
keunggulan dan kelemahan pesaing. informasi yang dibutuhkan
untuk menganalisis pesaing secara individual : karakteristik pokok, tujuan,
strategi, keberhasilan, keunggulan dan kelemahan, dan prakiraan perilaku
bisnis di masa depan.
Disebut juga dengan skenario terfokus (focus scenarios), bukan skenario visioner
(vision scenarios) yang lebih bersifat global yang mungkin belum terkait langsung
dengan pokok persoalan yang sedang dihadapi perusahaan. Schwartz (1991: 226)
menyatakan bahwa konstruksi skenario lebih bagus dimulai dari dalam ke luar
(from the inside out) dibanding dari luar ke dalam (from the outside in). Artinya,
scenario selalu diawali dengan pertanyaan tentang keputusan spesifik yang
hendak
dibuat oleh eksekutif perusahaan, yang dalam pengambilan keputusan
tersebut tidak mungkin terpisahkan dari lingkungan bisnisnya. Pokok persoalan
(focal issues) harus ditemukan sejak dari mula, agar skenario yang hendak
dibangun tidak melebar pada banyak persoalan. Rumusan inilah yang digunakan
untuk
membatasi kelebaran dan kedalaman (scale and scope) desain skenario. Pada
tahapan berikutnya nanti, pokok persoalan dan rinciannya
inilah yang dijadikan dasar menemukan kekuatan penentu (driving forces)
yang berasal dari lingkungan bisnis, yang menjadi bahan baku penyusunan
inti skenario.
IDENTIFIKASI AKTOR
Schoemaker dan Mavaddat (2000 : 214) menyebut identifikasi aktor
yakni pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Sebagai
salah satu langkah dalam membangun konstruksi skenario. Mereka
adalah keseluruhan pemangku kepentingan (stakeholders), baik yang berada
di dalam maupun di luar perusahaan. Mereka memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap isi (substansi) skenario dan di saat yang sama
mereka juga dapat terpengaruh oleh implementasi skenario di kemudian hari.
Untuk keperluan itu biasanya dilakukan satu langkah antara, yakni membedakan
keseluruhan variabel kelompok U berdasar tingkat ketidakpastiannya dan
pengaruhnya dalam tiga kategori secara relatif, yakni : tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk menganalissinya digunakan matriks tingkat ketidakpastian dan pengaruh
(MTKP) atau grafik tingkat ketidakpastian dan pengaruh (GTKP). Sumbu
horizontal MTKP digunakan untuk membedakan derajat tinggi rendahnya
ketidakpastian variabel U dalam tiga kategori. Sumbu vertikalnya digunakan
untuk membedakan derajat tinggi rendahnya pengaruh (impac) variabel U
juga dalam tiga kategori.
Terima kasih, Silahkan Baca Modul 3 Secara urut, agar dapat dipahami
dengan jelas…