Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan bisnis bucket ini sangat pesat. Semakin hari kekuatan bisnis semakin tidak
terbendung. Hal ini tentunya semakin berpengaruh terhadap persaingan bisnis. Dengan semakin
banyaknya kompetitor yang masuk dalam persaingan, maka pengusaha semakin gencar dalam
mempertahankan kedudukannya di pasar. Hal ini tentunya dilakukan untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya dan juga mempertahankan konsumennya. Semakin banyak kompetitor
maka resiko kehilangan konsumen tentunya akan semakin besar. Oleh karena itu, pengusaha
semakin giat dalam memperbaiki strategi pemasarannya guna mempertahankan keputusan
pembelian konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Keputusan atau niat untuk
membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Menurut Setiadi (2003:17) keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Menurut Kotler dan
Amstrong (2008:179) keputusan pembelian merupakan hasil dari suatu proses yang terdiri dari
lima tahap : pengenalan kebutuhan , pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian.
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu
harga. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah jumlah dari nilai 2 yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/jasa.Kotler dan
Armstrong (2008: 63) menyatakan bahwa harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix
yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur yang lainnya hanya unsur biaya saja.
Harga juga salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran dan merupakan salah
satu penyebab laku tidaknya sebuah produk atau jasa yang ditawarkan. Artinya, harga
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. dengan
menggunakan bunga mawar sebagai bunga utama. Selain harga, faktor lain yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian yaitu kualitas produk. Kualitas produk merupakan kemampuan
produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk di dalamnya ketahanan, handal, ketepatan,
dan kemudahan dalam penggunaan (Kotler dan Armstrong, 2007:346). Semakin baik kualitas
produk maka akan meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah pelayanan. Pelayanan yang berkualitas akan
meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli lagi, membeli lebih, membeli pelayanan yang
lainnya, membuat pelanggan tidak sensitif terhadap harga, dan menceritakan kepada orang-orang
lainnya mengenai pengalaman yang mereka sukai tentang suatu pelayanan (Venetis et al., 2000:
215).
Dari hasil survey pelayanan buket bunga kurang baik hal ini dikarenakan penjual kurang
memberikan informasi/saran kepada pembeli untuk tampilan buket bunga.tentunya akan
diimbangi dengan intensifitas yang tinggi dari perusahaan dalam mengembangkan faktor yang
mampu mempengaruhi konsumen dalam membeli produk perusahaan tersebut. Ditengah
derasnya arus persaingan dewasa ini tentunya akan menuntut perusahaan untuk terus
mengembangkan produknya dan berusaha memberikan harga dan pelayanan yang bersaing
dengan para pesaingnya.

1.2 Identifikasi Masalah


Adapun identifikasi masalah dalam penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis bisnis buket bunga dengan menggunakan metode swat

2. Memperjelas konsep ide bisnis dengan menggunakan business model canvas

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. keterbatasan dalam mencari infomasi tentang ide bisnis buket bunga
2. Untuk mencapai hasil yang akurat dalam penilitian ini menggunakan metode swot
dengan pertanyaan yang mungkin sedikit

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah diatas ,maka tujuan penelitin sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan harga, kualitas produk, dan hal lainnya dalam
berbisnis dengan menggunakan metode swot
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Analisis SWOT

SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan


(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar
matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan Anda.
hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang ada di tim
Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi Anda. Opportunities (peluang)
dan Threats  (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi
di luar perusahaan Anda pada pasar yang lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan
melindungi dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing,
harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan.Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang
memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Perusahaan yang inovatif bahkan melihat di luar jajaran internal mereka sendiri ketika mereka
melakukan analisis SWOT dan mendapatkan masukan dari pelanggan untuk menambahkan suara
unik mereka ke dalam pertimbangan keputusan bisnis. Jika kita ingin memulai atau menjalankan
bisnis sendiri, kita masih dapat melakukan analisi SWOT . Ambil sudut pandang tambahan dari
teman yang tahu sedikit tentang bisnis kita , atau bahkan vendor dan pelanggan. Kuncinya adalah
memiliki sudut pandang yang berbeda.
2.2 Business Model Canvas (BMC)
Business Model Canvas (BMC) adalah strategi manajemen yang disusun untuk menjabarkan ide
dan konsep sebuah bisnis ke dalam bentuk visual. Sederhananya, pengertian Business Model
Canvas adalah kerangka manajemen untuk memudahkan dalam melihat gambaran ide bisnis dan
realisasinya secara cepat. Dibandingkan dengan bisnis plan yang berpuluh-puluh halaman, bisnis
model canvas jauh lebih ringkas karena disusun ke dalam satu halaman saja. Bisnis model
canvas diperkenalkan tahun 2005 oleh Alexander Osterwalder, seorang entrepreneur asal Swiss
dalam bukunya berjudul Business Model Generation. Di dalamnya, Ia menjelaskan framework
sederhana yang merepresentasikan elemen-elemen penting dalam model bisnis. Business Model
Canvas terdiri dari 9 elemen penting, di antaranya:

1. Customer Segments

2. Value Proposition

3. Channels

4. Revenue Streams

5. Key Resource

6. Customer Relationship

7. Key Activities

8. Key Partnership

9. Cost Structure

Untuk penjelasan nya akan dijelaskan secara detail di bawah

1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)


Elemen pertama yang wajib ada dalam bisnis model canvas adalah segmentasi konsumen.
Apapun jenis bisnis yang dijalankan, tentukan segmentasi pelanggan dengan tepat di awal. Kamu
harus menentukan siapa yang menjadi target bisnis, segmen pelanggan mana yang berpotensi
membeli produk atau layananmu.Kolom ini akan memuat berbagai hal tentang pelanggan,
misalnya umur, jenis kelamin, minat, dan kebiasaan. Hal-hal yang bisa dipertimpangkan dalam
menentukan segmentasi konsumen:

a. Customer jobs: apa saja hal yang ingin dicapai pelanggan, masalah yang dihadapi, apa
saja kebutuhan mereka, bagaimana produk atau layananmu bisa membantu konsumen.

b. Customer gain: manfaat yang diinginkan atau diharapkan pelanggan dari bisnismu.

c. Customer pain: menggambarkan emosi negatif, apa yang membuat konsumen merasa
tidak nyaman, buruk, risiko yang ditakutkan.
2. Value Proposition (Proposisi nilai konsumen)
Setelah menentukan siapa saja target konsumen, kamu harus tahu bagaimana bisnismu bisa
bermanfaatnya bagi para pelanggan. Value proposition menjabarkan poin-poin atau nilai yang
ditawarkan oleh suatu bisnis bagi segmen konsumennya.Supaya lebih detail, menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantumu menyusun value proposition yang tepat.

a. Apa keunggulan yang ditawarkan ke pelanggan saat menggunakan produkmu?

b. Manfaat apa yang akan didapat pelanggan setelah menggunakan produk?

c. Mengapa pelanggan harus memilih produkmu dan apa yang membedakannya dari
kompetitor?

3. Channels (Saluran)

Channel merupakan media interaksi antara bisnis dengan konsumen untuk menyampaikan
produk dan layanannya. Penentuan channel adalah salah satu faktor penentu kesuksesan dalam
berbisnis. Pikirkan dengan baik channel apa saja yang akan digunakan untuk menjangkau
pelanggan, misalnya dengan media sosial, ads, marketplace, dan website.

4. Customer Relationship (Hubungan konsumen)

Setelah memahami segmentasi konsumen dan channel yang digunakan, saatnya menentukan
bagaimana bisnis kamu berinteraksi dengan pelanggan. Karakteristik tiap pelanggan berbeda-
beda, maka itu kamu harus memahami bagaimana mengambil hati dan mempertahankan
pelanggan yang sudah ada. Bukan hanya saat menjual produk saja, tapi juga ketika menghadapi
komplain, menjawab pertanyaan pelanggan, dan sebagainya.
5. Revenue Streams (Sumber pendapatan)

Elemen business model canvas ini menggambarkan sumber pendapatan bisnis kamu. Ini
merupakan hal yang penting dan harus dikelola semaksimal mungkin.Pikirkan bagaimana cara
untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Misalnya, selain sumber pendapatan utama dari
penjualan produk, seiring perkembangan bisnis, kamu juga bisa membuat program membership
atau memberikan opsi untuk upgrade layanan dengan harga yang lebih tinggi.

6. Key Resource (Sumber daya)

Supaya tetap kompetitif dalam industri bisnis yang dijalani, kamu perlu sumber daya yang sesuai
untuk mendukung aktivitas bisnis. Key resource merupakan daftar sumber daya yang sebaiknya
dimiliki suatu bisnis untuk mewujudkan value proposition.Key resource bisa dikategorikan ke
dalam 4 tipe, yakni

a. Physical resource: gedung, tempat usaha, mesin, kendaraan, produk atau bahan baku.

b. Intellectual resource: hak cipta, merek, paten, partnership, trademark.

c. Human resource: sumber daya manusia, orang yang menjalankan aktivitas perusahaan.

d. Financial resource: dana, saldo tunai, kredit, dan sebagainya

7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)

key activities adalah elemen dalam business model canvas yang menjelaskan semua aktivitas
yang berhubungan dengan bisnis. Semua kegiatan tersebut harus menghasilkan value proposition
perusahaan.

8. Key Partnership (Kerja sama)

Key partnership adalah elemen dalam bisnis model canvas yang berisi daftar sumber daya di luar
perusahaan yang kamu butuhkan untuk mencapai key activites dan menyampaikan value ke
pelanggan. Partner utama ini dapat berupa third party, seperti supplier, mitra bisnis atau
perusahaan lain yang mendukung aktivitas bisnis kamu.

9. Cost Structure (Struktur biaya)

Cost structure merupakan elemen terakhir dalam business model canvas. Di dalamnya mencakup
pemetaan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value proposition.Pentingnya
mengelola anggaran secara efisien untuk meminimalisir risiko kerugian dan kondisi keuangan
perusahaan yang tidak sehat. Untuk mengelola keuangan dalam bisnis, kamu harus menyusun
laporan keuangan dan pembukuan yang baik.
BAB 3
PEMBAHASAN ANALISIS SWOT DAN BMC

3.1 ANALISIS SWOT

Anda mungkin juga menyukai