Anda di halaman 1dari 26

4C 

adalah sebuah strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan profit


perusahaan dengan mengacu pada 4 unsur utama yakni Customers, Cost, Convenience
dan Communication. Beberapa kalangan juga menyebutnya sebagai 4C marketing mix.

CHANGE
Langkah pertama yang harus dilihat adalah lanskap industri yang sarat dengan
perubahan. Kita sepakat, tak ada yang abadi di dunia ini. Dunia ini – khususnya industri
– selalu berubah. Filsuf Yunani Herakleitos (550-480 SM) jauh-jauh waktu pernah
mengatakan segala sesuatu itu mengalir alias pantha rei. Menurutnya, hanya satu yang
abadi di dunia ini, yakni ketidakabadian atau perubahan.
Faktor utama perubahan adalah perkembangan teknologi – khususnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Pebisnis-cum-futuris Alfin Toffler pernah
mengatakan, the great growling engine of change is technology. Teknologi menjadi
yang bagian Change pertama yang kudu dianalisis. Sejarah membuktikan dampak besar
teknologi pada lanskap kehidupan manusia – dari hadirnya listrik, kereta api, pesawat
terbang, telepon, mesin cetak, kloning, hingga internet, digital imaging, media sosial,
hingga 3D printing, dan sebagainya.
Teknologi hadir membawa kebaruan sekaligus disrupsi bagi kemapanan. Bisnis yang
tak siap dan adaptif dengan teknologi dipastikan bakal terengah-engah dan bahkan pailit
lanjut gulung tikar. Teknologi dengan cepat melahirkan banyak hal baru. Tapi, sembari
demikian, teknologi juga membuat banyak hal cepat usang.
Tak hanya bisnis, teknologi juga mengubah wajah kehidupan sosial dan politik.
Fenomena Arab Spring – jatuhnya rezim-rezim di Timur Tengah –, misalnya, terjadi
bersamaan dengan fenomena jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook. Banyak
kekuasaan otoriter jatuh karena dukungan media-media baru ini.
Biasanya, perubahan teknologi ini turut memengaruhi perubahan
elemen Change lainnya, seperti ekonomi, political-legal, sosio-kultural,
maupun market. Nah, Anda perlu mempelajari juga political-legal sebuah wilayah,
regulasi, undang-undang, dan sebagainya. Biasanya, regulasi sangat berpengaruh pada
aturan main dinamika pasar dan bisnis. Jangan sampai, Anda menjalankan sebuah bisnis
yang ternyata terhambat secara regulasi.
Anda juga perlu melihat kehidupan sosial budaya tempat bisnis Anda dijalankan. Jangan
sampai, produk atau bisnis Anda tidak relevan dengan segmen yang dituju. Anda perlu
mempelajari juga kondisi ekonomi dan pasar yang ada. Bila tak tanggap pada
perubahan, bisnis Anda mungkin akan bernasib seperti Kodak, Nyonya Meneer,
BlackBerry, dan sebagainya.
#02 CUSTOMER
Hal kedua yang harus Anda lihat dan pahami adalah kehidupan customer. Mereka
adalah pihak yang akan Anda penuhi kebutuhannya melalui produk-produk dan layanan
Anda. Merekalah yang sering disebut sebagai Value Demander. Anda harus
memahami customer sampai pada tahap anxiety and desire mereka – tidak sekadar
kesukaan, preferensi, dan keinginan. Misalnya, ternyata customer sekarang lebih
senang selfie dan pamer foto mereka di media sosial. Nah, Anda yang misalnya mau
membuka sebuah restoran, cobalah memikirkan cara agar mereka senang berselfie di
resto Anda yang mana itu merupakan promosi gratis bagi resto Anda.
Memahami customer di sini juga sebaiknya disesuaikan dengan segmen yang Anda
bidik. Customer dari kalangan Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Z memiliki
karakter dan behavior masing-masing. Nah, Anda sebaiknya paham dengan mereka di
masing-masing segmen. Buat apa membuat produk yang tidak relevan lagi dengan
kebutuhan mereka atau tidak sesuai dengan preferensi pelanggan yang sudah berubah.
Tentu hal ini akan sia-sia dan buang-buang energi dan biaya.
#03 COMPETITOR
Hal ketiga yang perlu Anda lihat adalah kompetitor Anda. Anda juga perlu memahami
peta kompetisi yang sedang berlangsung. Di pasar yang sudah penuh (red ocean), Anda
harus menghadapi banyak kompetitor, baik kecil maupun kakap. Anda juga harus jeli
melihat apa saja yang dilakukan kompetitor (inovasi, produk baru, strategi baru, dsb).
Ingat, kompetitor ini seperti Anda adalah penyedia jawaban atas kebutuhan pelanggan
(Value Supplier). Jangan sampai Anda merilis produk, tetapi ternyata konsumen sudah
bergeser ke kompetitor alias terjadi value migration.
Di sini, Anda perlu rajin-rajin mencari informasi terkait para pesaing lain yang
kemungkinan besar akan menjadi lebih kuat, melemah, munculnya pemain baru yang
menjanjikan (rising stars), atau menghilang dari lanskap persaingan. Dan, Anda perlu
tahu juga siapa saja yang bakal menjadi pesaing langsung atau tidak langsung. Dengan
memahami kompetitor dan lanskap kompetisi, Anda bisa menentukan positioning dan
diferensiasi apa yang akan Anda suguhkan kepada customer.
#04 COMPANY
Setelah menganalisis ketiga elemen di atas, sekarang saatnya Anda menganalisis
perusahaan dan bisnis Anda sendiri. Anda menimbang-nimbang kekuatan kompetitif
bisnis Anda. Anda melihat kompetensi perusahaan (existing competence), peluang-
peluang yang ada untuk digarap (stretch possibilities), maupun sikap perusahaan pada
risiko (risk-attitude).
Setelah itu, Anda putuskan model bisnis atau produk seperti apa yang akan Anda
jalankan. Atau, bisa jadi Anda memutuskan untuk mengubah bisnis atau tidak jadi
berbisnis sama sekali. Anda di sini berperan sebagai Value Decider.

Unsur-unsur 4C Marketing dan Contoh Analisisnya


Seperti sudah kami sebutkan sebelumnya, ada 4 unsur utama yang mendasari
4C marketing ini. Mari kita bahas unsur-unsur tersebut satu persatu agar kamu bisa
memahaminya secara lebih mendalam.
Consumer (Keinginan dan Kebutuhan Konsumen)
Unsur pertama dari 4C marketing adalah consumer atau konsumen. Hal ini bisa kita
kerucutkan menjadi apa yang konsumen inginkan. Seperti kita ketahui, saat ini pasar
memiliki persaingan yang sangat ketat. Penting bagi seorang entrepreneur untuk
mengatasinya.
Contoh analisis 4C dari unsur konsumen bisa dilakukan seperti di bawah ini :
 Pelajari kebutuhan konsumen sebelum mengembangkan sebuah produk

 Lakukan strategi positioning dengan hati-hati

 Buat survey dan biarkan konsumen mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka
butuhkan.
Dengan cara analisis di atas, tentu strategi pemasaran 4C ini bisa diterapkan dengan
mudah. kamu bisa langsung lanjut ke tahap selanjutnya yakni Cost atau biaya.
Cost (Biaya)
Unsur selanjutnya adalah dari segi biaya. Sangat penting untuk memahami berapa biaya
yang diperlukan untuk produksi dan harga yang akan ditetapkan pada produk nantinya.
Adapun contoh analisis untuk unsur harga adalah seperti berikut ini :
 Tentukan jumlah yang harus dibayarkan oleh para pelanggan untuk memiliki produkmu

 Pertimbangkan juga biaya tambahan yang perlu dikeluarkan oleh pelanggan untuk
sampai ke outlet tempat produkmu dijual.

 Jangan lupa untuk meminimalisir risiko biaya pengorbanan dari konsumen

 Biaya peluang juga tidak kalah wajib untuk kamu pertimbangkan sejak awal karena hal
ini berdampak sangat besar terhadap pelanggan.
Pertimbangkan dengan baik unsur biaya ini. Jangan sampai kamu mematok terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Pastikan konsumen tidak merasa terbebani dan kamu tidak
mengalami kerugian.
Convenience (Kenyamanan)
Kamu juga harus memastikan kalau seluruh pelanggan mendapatkan kenyamanan saat
membeli produk yang tersedia. Kenyamanan ini adalah salah satu faktor utama yang
mendukung tingginya penjualan.
Cara analisisnya cenderung pada poin di bawah ini :
 Cari tahu semua saluran distribusi produk, pastikan semuanya terfasilitasi dengan baik

 Lakukan riset terkait user journey dari pelanggan di masing-masing saluran, lakukan
perbaikan bila perlu.
Minimalisir semua hambatan yang mungkin dialami pelanggan ketika hendak
melakukan pembelian agar mereka merasakan kemudahan.
Communication (Komunikasi)
Promosi memang berdampak besar terhadap penjualan, namun komunikasi ternyata
memegang peranan yang jauh lebih besar dari sekedar promosi. Komunikasi dengan
baik akan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Ini akan membuat konsumen
makin setia.
Pastikan untuk menerapkan 4 poin yang kami jelaskan di atas agar kamu bisa
memaksimalkan potensi keuntungan yang ada. Jangan sampai kamu menyepelekan
4C marketing ini karena bisa berdampak buruk terhadap bisnis.
https://www.researchgate.net/publication/
267757958_Penerapan_Change_Management_Dalam_Perubahan_Proses

Pendekatan Manajemen Perubahan 


Davidson (2005) dalam bukunya mengatakan bahwa terjadinya perbedaan budaya pada
suatu organisasi akan memengaruhi penyusunan rencana perubahan yang akan
dilakukan secara tepat. Perusahaan bisa memilih salah satu dari empat pendekatan
manajemen perubahan, yaitu pendekatan rasional-empiris, pendekatan normatif-
reedukatif, pendekatan kekuasaan-koersif dan pendekatan lingkungan-adaptif
Berikut ini adalah penjelasan dari keempat pendekatan tersebut.

 Pendekatan Rasional-Empiris 
Pendekatan rasional-empiris digunakan dengan dasar keyakinan bahwa perilaku orang
mampu diprediksi dan mereka akan memberikan perhatian khusus atas kepentingannya
sendiri. Dengan memahami perilaku tersebut, maka akan memberikan manajer
perubahan pada suatu strategi yang berguna untuk melangkah.
Beberapa komponen atas pendekatan ini meyakini bahwa seluruh target perubahan akan
terselimuti oleh beragam mitos, ketidak tahuan, kebenaran semu, walaupun tetap
memelihara rasionalitasnya. Seluruh target perubahan tersebut akan mengikuti diri
mereka sendiri jika itu dikatakan pada mereka yang berarti, dan seringkali mereka tidak
memahami apa yang terbaik untuk mereka.
Mereka akan berubah dengan sendirinya saat mereka menerima komunikasi yang lebih
informatif, efektif dan saat ada insentif pada perubahan yang mereka nilai lebih
memadai.

 Pendekatan Normatif-Reedukatif 
Pendekatan ini akan lebih fokus pada bagaimana seorang manajer perubahan mampu
memberikan pengaruh atau bertingkah laku dengan berbagai cara tertentu, agar
selanjutnya para anggota manajer mampu melakukan perubahan. Pada dasarnya,
manusia akan berubah saat ada suatu perusahaan tersendiri bahwa perubahan adalah
demi kepentingan yang terbaik.
Perubahan tersebut akan paling siap terjadi saat satu orang dalam kelompok tersebut
masuk dalam perubahan dan menganut sistem nilai dan keyakinan kelompoknya.

 Pendekatan Kekuasaan-Koersif 
Pendekatan ini akan memaksa pihak manajemen perubahan untuk melakukan caranya
secara semena-mena oleh sebagian pihak secara naif oleh sebagian yang lain, dan sering
menjadi bentuk standar dalam manajemen perubahan. Premis utama dari pendekatan ini
adalah mereka yang pada dasarnya patuh akan siap untuk melakukan apapun yang
diperintahkan dengan tanpa atau sedikit usaha dalam meyakinkan.
Dalam hal ini, membuat orang-orang untuk berubah dilakukan dengan dasar penegakan
kewenangan, ancaman, atau adanya sanksi atas performa yang buruk. Pendekatan ini
bisa juga disebut sebagai pendekatan kekuatan penindas. Pendekatan ini memiliki risiko
yang besar dan potensi balasannya pun sangat besar.

 Pendekatan Lingkungan-Adaptif 
Premis utama yang digunakan dalam pendekatan manajemen ini adalah bahwa
walaupun mereka berubah berdasarkan insting, namun mereka berusaha menghindari
segala bentuk kerugian, jadi sebenarnya mereka mempunyai kemampuan dalam
beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi baru.
Baca juga: Manajemen Perkantoran: Pengertian, Fungsi, dan Tujuannya

Jenis-jenis Manajemen Perubahan 


Harischandra (2007) menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis perubahan dalam suatu
organisasi berdasarkan sifatnya, yakni:

 Smooth incremental change, perubahan akan terjadi secara lambat, sistematis,


dan bisa diprediksi serta mencakup atau seluruh rentetan perubahan dalam
kecepatan yang cenderung konstan.
 Bumpy incremental change, adalah perubahan yang mempunyai periode relatif
tenang dan sesekali disela dengan percepatan gerakan perubahan dengan dipicu
oleh perubahan lingkungan organisasi dan bisa juga berasal dari internal, seperti
adanya tuntutan dalam meningkatkan efisiensi dan perbaikan metode kerja.
 Discontinuous change, adalah perubahan yang ditandai dengan adanya
pergeseran cepat terhadap struktur, budaya, strategi dan ketiganya secara
bersamaan. Perubahan ini lebih bersifat revolusioner dan juga cepat.

Fase dan Tahapan Manajemen Perubahan 


Haines (2005) mengatakan terdapat beberapa fase yang dapat ditempuh dalam
melakukan manajemen perubahan, yaitu:

 Fase A: Positioning Value (menentukan posisi strategis). Fase ini adalah


tahapan dalam suatu sistem berpikir dimana apa yang menjadi tujuan atau posisi
strategis perusahaan bisa dijelaskan secara gamblang. Posisi ini yang akan
dicapai dalam suatu perubahan perusahaan atau organisasi.
 Fase B: Measures Goals (mengukur tujuan). Fase ini akan menentukan
berbagai ukuran dan mekanisme yang diperlukan untuk menilai apakah
tujuannya bisa atau telah tercapai.
 Fase C: Assessment Strategy (Strategi Asesmen). Dalam fase ini akan
ditentukan kesenjangan antar situasi terkini dengan situasi yang memang
diinginkan, sehingga dapat ditentukan kebijakan untuk mencapai seluruh situasi
dan kondisi secara lebih baik.
 Fase D: Actions Level-level (aktivitas perubahan). Fase ini adalah fase
penerapan dan penjelasan strategi yang selanjutnya akan diintegrasikan seluruh
kegiatan, proses, hubungan dan perubahan yang diperlukan untuk bisa
mengurangi kesenjangan atau untuk menerapkan tujuan yang sudah ditetapkan
pada fase A.
 Fase E: Environment Scan (identifikasi lingkungan eksternal). Fase ini akan
melakukan seluruh identifikasi lingkungan eksternal yang mampu memengaruhi
perubahan. Hasil dari identifikasi akan memberikan arah dan perubahan yang
kelak akan dilakukan.
Baca juga: Total Quality Manajemen (TQM): Pengertian, Prinsip dan
Keuntungan Penggunaannya
Kesimpulan
Manajemen perubahan atau Management of Change adalah sebuah upaya dan
pendekatan yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis yang dimanfaatkan guna
membantu individu, tim ataupun organisasi dengan menerapkan sarana, sumber daya
dan pengetahuan dalam merealisasikan perubahan dari kondisi sekarang menuju suatu
kondisi yang lebih baik secara efisien dan efektif untuk memperkecil dampak dari
proses perubahan itu.
Pada hakikatnya, manajemen perubahan adalah sebuah proses yang mengadopsi
pendekatan manajemen, yakni planning, organizing, actuating, dan controlling guna
melakukan suatu perubahan pada suatu perusahaan.
Davidson dalam bukunya mengatakan bahwa terjadinya perbedaan budaya pada suatu
organisasi akan memengaruhi penyusunan rencana perubahan yang akan dilakukan
secara tepat. Perusahaan bisa memilih salah satu dari empat pendekatan manajemen
perubahan, yaitu pendekatan rasional-empiris, pendekatan normatif-reedukatif,
pendekatan kekuasaan-koersif dan pendekatan lingkungan-adaptif.
Jenis-jenis manajemen perubahan yang bisa dipilih oleh perusahan adalah smooth
incremental change, bumpy incremental change, dan discontinuous change. Sedangkan
fase-fase yang bisa dipilih adalah positioning value, measures goal, assesment strategy ,
actions level-level, dan environment scan.
Namun, manajemen ini tidak akan berjalan sukses jika tanpa dilakukan manajemen
keuangan yang lebih baik dan akurat. Untuk itu, Anda bisa menggunakan software
akuntansi dari Accurate Online untuk membantu Anda dalam melakukan manajemen
keuangan secara real-time. Selain itu, Anda bisa mengatur biaya produk, mengontrol
stok barang, dan memantau laporan keuangan bisnis Anda secara mudah dan tepat.
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-perubahan/

Apa Itu Analisis Kompetitif?


Analisis kompetitif adalah proses mengidentifikasi pesaing dan menganalisis strategi
bisnis mereka untuk menentukan kekuatan dan kelemahan mereka relatif terhadap bisnis
atau penawaran Anda.
Dengan kata sederhana, analisis pesaing (juga disebut analisis kompetitif) adalah proses
untuk –

 Mengidentifikasi siapa pesaing: Ini termasuk pesaing saat ini dan calon pesaing.
 Menganalisis strategi bisnis mereka: Strategi bisnis mencakup strategi korporat
dan kompetitif jangka panjang dan pendek.
 Identifikasi peluang dan ancaman: Motif analisis pesaing adalah untuk
menganalisis kekuatan dan kelemahan pesaing, membandingkannya dengan
strategi Anda sendiri, dan mengidentifikasi peluang dan ancaman.

Pentingnya Analisis Kompetitif


Selain alasan bahwa proses analisis kompetitif membantu Anda menentukan kekuatan
dan kelemahan pesaing untuk menemukan peluang dan ancaman jangka pendek dan
jangka panjang, melakukan analisis kompetitif sangat penting karena membantu Anda:

 Membangun pemahaman tentang bagaimana pasar yang ada beroperasi dan


bagaimana pelanggan potensial menilai persaingan.
 Mendapatkan ide bagus tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan pelanggan dan
bagaimana Anda bisa menjualnya kepada mereka.
 Mengembangkan strategi bagaimana tumbuh di pasar saat ini dan berekspansi ke
pasar baru.
 Mengembangkan penawaran berbeda yang menonjol dari kerumunan dengan
keunggulan kompetitifnya.
Baca juga: Brand Awareness: Pengertian, Fungsi, Strategi dan Contohnya

Tujuan Analisis Kompetitif


Biasanya, tidak hanya ada satu alasan untuk melakukan analisis persaingan. Analisis
kompetitif dalam pemasaran dilakukan untuk –

Memahami Kondisi Pasar Lebih Baik


Jarang terjadi ketika perusahaan bersaing dengan hanya satu pesaing. Analisis pesaing
membantu Anda mengidentifikasi semua pesaing langsung dan tidak langsung saat ini
dan potensial, yang dapat menghambat masuk atau pertumbuhan Anda di pasar.
Menemukan Peluang yang Belum Dimanfaatkan dan Ancaman Mendatang
Analisis kompetitif adalah analisis dan evaluasi kekuatan dan kelemahan pelaku pasar.
Analisis ini sering kali menghasilkan penemuan peluang yang belum dimanfaatkan yang
dapat dimanfaatkan untuk keuntungan jangka pendek atau jangka panjang. Peluang ini
bisa menjadi kelemahan dalam –

 Siklus pengembangan produk pesaing


 Proses pemasaran dan penjualan pesaing
Analisis ini juga menghasilkan identifikasi ancaman yang akan datang dalam bentuk
pesaing baru atau tren pasar yang berubah.

Memunculkan Strategi yang Lebih Baik


Ketika Anda mengetahui bagaimana pasar saat ini bekerja dan apa yang ada di dalam
kotak, akan lebih mudah untuk berpikir out of the box dan menghasilkan strategi
(korporat dan kompetitif) yang lebih efektif dan efisien yang akan memberikan
keuntungan yang berbeda bagi bisnis.

Membantu Mengembangkan Hambatan Kompetitif


Analisis yang cermat terhadap pesaing sangat penting dalam mengembangkan hambatan
yang sulit dihancurkan. Analisis pesaing yang tepat waktu juga membantu dalam
mengembangkan hambatan untuk mencegah masuknya pesaing baru ke pasar.
Baca juga: Personal Selling: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Contoh, dan
Prosesnya
Bagaimana Melakukan Analisis Kompetitif?
Meskipun melakukan analisis kompetitif bukanlah ilmu roket yang sangat rumit,
analisis ini membutuhkan banyak upaya dan seringkali bisa membosankan.
Tapi jangan khawatir.
Berikut adalah proses analisis kompetitif yang sederhana dan mudah digunakan yang
dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi pesaing dan melakukan analisis pesaing
untuk membantu Anda mengawasi pemain lain di ruang pasar Anda.

Tentukan Tujuan Anda


Analisis kompetitif adalah latihan yang didukung oleh tujuan dalam pikiran. Anda
memerlukan alasan untuk menganalisis pesaing Anda dan mengevaluasi upaya mereka.
Alasannya termasuk tetapi tidak terbatas pada –

 Mengidentifikasi dan menganalisis pelaku pasar saat ini (dan upaya pemasaran
mereka) untuk mengembangkan strategi pemasaran dan pengembangan produk
baru yang lebih baik.
 Mengawasi upaya pemasaran pesaing yang ada untuk mengembangkan strategi
yang lebih baik guna menarik lebih banyak pelanggan.
 Menganalisis pesaing sebelum memasuki pasar baru.
 Menemukan pesaing tidak langsung yang dapat menjadi pesaing langsung di
masa depan.
 Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing terkait bisnis Anda.
Alasan ini membentuk tulang punggung proses analisis kompetitif yang menjadi dasar
langkah-langkah selanjutnya.

Identifikasi Pesaing
Setelah ‘Mengapa’ analisis pesaing dijawab, proses berlanjut ke menentukan ‘siapa’
pesaing Anda. Sangat penting untuk mengetahui pesaing yang tepat dan memisahkan
mereka untuk membandingkan datanya dengan benar. Jika tidak, banyak waktu akan
terbuang tanpa pemahaman yang benar.
Ingat, hampir setiap ceruk kategori mencakup lebih dari selusin pemain. Anda dapat
dengan mudah menemukannya dengan melacak perjalanan pembeli Anda atau dengan
melakukan penelitian online.
Namun, analisis pesaing bukan tentang menganalisis semuanya. Ini tentang menemukan
pesaing ideal yang mewakili ancaman terbesar bagi bisnis Anda. Cara terbaik untuk
mengidentifikasi ini adalah dengan mengikuti pendekatan WWH.

 Siapa pelanggannya?
 Apa masalahnya?
 Bagaimana masalah diselesaikan?
Yang perlu Anda lakukan adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini untuk semua
pemain yang Anda pikirkan dan mengkategorikannya menjadi tiga jenis sesuai dengan
jawaban.
Pesaing Langsung
Pesaing yang melayani pelanggan yang sama, mengatasi masalah yang sama, dan
memberikan solusi yang sama seperti Anda. Misalnya, Uber dan Lyft saling melengkapi
saat kita berbicara tentang agregator kabin sesuai permintaan.
Pesaing Sekunder
Pesaing yang melayani segmen pelanggan yang berbeda tetapi menangani masalah yang
sama dan memberikan solusi yang sama seperti Anda. Misalnya, Gucci dan Gap,
meskipun menangani masalah pakaian yang sama, melayani segmen pelanggan yang
berbeda.
Pesaing Tidak Langsung
Pesaing yang melayani segmen pelanggan yang sama dan menangani masalah yang
sama tetapi memberikan solusi yang berbeda. Misalnya, Domino dan McDonald’s,
meskipun menangani masalah yang sama dari target audiens yang sama, menawarkan
solusi yang berbeda.
Setelah selesai, pilih jenis pesaing yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
Baca juga: Segmentasi Psikografis yang Tepat Demi Kegiatan Marketing Efektif

Identifikasi Parameter & Kembangkan Kerangka Analisis Kompetitif


Langkah selanjutnya melibatkan Anda untuk memutuskan ‘Apa’ dan ‘Bagaimana’ dari
analisis persaingan – apa yang perlu dianalisis, dan kerangka kerja apa yang akan Anda
gunakan untuk menganalisisnya?
Berdasarkan tujuan Anda, Anda dapat menggunakan kerangka kerja analisis kompetitif
yang ada atau mengembangkan kerangka kerja Anda sendiri berdasarkan parameter
tertentu. Beberapa kerangka analisis kompetitif yang ada adalah –

 Analisis SWOT: Untuk membantu mengidentifikasi potensi keunggulan


kompetitif dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
pesaing.
 Lima kekuatan Porter: Untuk membantu menganalisis struktur persaingan
industri dengan menganalisis lima faktor – pendatang baru, pembeli, pemasok,
pengganti, dan persaingan kompetitif.
 Analisis Grup Strategis: Untuk menilai posisi pemain dalam lingkungan
kompetitif berdasarkan dua variabel.
 Growth-Share Matrix: Untuk mengklasifikasikan produk dalam portofolio
perusahaan Anda terhadap lanskap persaingan industri untuk menentukan
produk yang layak investasi dan produk yang tidak layak.
 Pemetaan Perseptual: Untuk merepresentasikan secara visual persepsi produk
Anda relatif terhadap alternatif kompetitif.
Ada lebih dari sekadar lima kerangka kerja ini. Sebagian besar kerangka kerja tersebut
menggunakan parameter yang telah ditentukan sebelumnya dan banyak yang
membiarkan Anda memilih parameter Anda. Parameter ini dapat berupa kualitatif atau
kuantitatif yang berasal dari tujuan sebenarnya dari analisis pesaing.
Parameter kualitatif termasuk tetapi tidak terbatas pada –
Strategi periklanan dan pemasaran yang digunakan,

 Strategi Penjualan,
 USP,
 Proposisi nilai,
 Desain toko,
 Desain situs web,
 Ulasan pelanggan,
 Kualitas produk,
 Lokasi pelanggan,
 Kehadiran media sosial
 Jenis iklan di media sosial,
 Tanggapan pelanggan di postingan media sosial, dll.
Parameter kuantitatif termasuk tetapi tidak terbatas pada –

 Penetapan harga,
 Struktur biaya,
 Jumlah ulasan,
 Pendanaan diterima,
 Margin keuntungan,
 Ukuran perusahaan,
 Diskon yang ditawarkan untuk produk,
 Saluran distribusi yang digunakan,
 Kata kunci yang ditargetkan di mesin pencari,
 Jumlah iklan yang berjalan di media sosial,
 Pendapatan pelanggan, dll.
Secara umum, jika kerangka kerja analisis persaingan yang tepat tidak ditemukan,
parameter data ini dikelompokkan bersama dan kerangka kerja analisis persaingan
standar dikembangkan untuk mengumpulkan, menyortir, menyajikan, dan menganalisis
data.

Kumpulkan Data dan Analisis


Setelah kerangka diputuskan, langkah selanjutnya melibatkan pengumpulan data. Jika
Anda kebetulan melakukan penelitian online, Anda dapat menggunakan beberapa alat
analisis pesaing ini –

 Ahrefs: Untuk mendapatkan data terkait mesin pencari mereka.


 Sprout Social: Untuk menganalisis kinerja pesaing di media sosial.
 SimilarWeb: Untuk mendapatkan gambaran umum tentang lalu lintas situs web,
rujukan, lalu lintas pencarian dan kata kunci, media sosial, iklan bergambar,
audiens, dan situs serta aplikasi serupa.
 Prisync: Untuk melacak harga pesaing dan stok yang tersedia di toko e-niaga.
 Crunchbase: Untuk mendapatkan wawasan perusahaan seperti jumlah karyawan,
pendanaan, dll.
Setelah data terkumpul, kemudian disortir dan dimasukkan ke dalam kerangka analisis
kompetitif untuk dianalisis.
Baca juga: BCG Matrix: Pengertian, Kuadran, dan Strategi Mengembangkannya

Contoh Analisis Kompetitif


Untuk membuat proses analisis kompetitif menjadi lebih jelas, ambil contoh hipotetis
ini –
Bpk Adam memiliki toko mainan khusus (menjual puzzle kayu) di pasar terkenal. Dia
memperhatikan bahwa meskipun pelanggannya berkurang, para pesaingnya tidak
merugi karena mereka juga hadir secara online dan menjual produknya secara online.
Sekarang, sebelum membuat keputusan spontan, Pak Adam memutuskan untuk
melakukan analisis kompetitif untuk menyusun strategi rencana terbaik agar setara
dengan pesaingnya.
Tujuan
Untuk menemukan perusahaan yang menjual teka-teki kayu secara online dan
menganalisis semua saluran yang mereka gunakan.

Mengidentifikasi Pesaing
Meskipun Bapak Adam sudah mengetahui tentang pesaingnya, dia melakukan lebih
banyak penelitian online untuk menemukan pesaing lain melalui web. Dia
memanfaatkan kueri Google seperti “Beli puzzle kayu Online” untuk menemukan
penjual yang menjual produk yang sama dan serupa dengannya.
Setelah teridentifikasi, ia mengkategorikan mereka di bawah pesaing langsung,
sekunder, dan tidak langsung.
Sekarang, karena dia hanya perlu mengetahui saluran yang mereka gunakan, dia
memilih pesaing langsung dan sekunder untuk menjadi bagian dari penelitiannya.
Baca juga: Niche Market: Pengertian dan 11 Rencana dalam Membuat Niche
Marketing

Mengembangkan Kerangka Analisis Pesaing


Dia mengembangkan lembar excel sederhana yang menyebutkan nama pesaing dan
saluran yang mereka gunakan.

Pengumpulan & Analisis Data


Dia secara individu memeriksa kehadiran setiap pesaing secara online dan mengisi
template analisis pesaingnya. Setelah selesai, dia menentukan saluran yang paling dicari
dan mengembangkan strategi baru untuk saluran yang sama.
Baca juga: 10 Strategi Penetapan Harga yang Perlu Anda Ketahui

Kesimpulan
Analisis kompetitif atau pesaing adalah praktik penting untuk pemain baru dan yang
sudah ada. Analisis pesaing berkala membantu perusahaan mengawasi pesaingnya,
mengidentifikasi peluang, dan siap menghadapi ancaman yang akan datang.
Dengan mengetahui kelebihan, kekurangan dan apa yang telah dilakukan oleh pesaing
dalam bisnis, Anda bisa dengan mudah untuk mengambil keputusan terbaik yang akan
membawa bisnis Anda ke arah yang benar.
Hal penting yang perlu Anda perhatikan saat mengambil keputusan dalam bisnis adalah
dengan mempertimbangkan laporan keuangan dan kesehatan finansial bisnis. Dengan
data keuangan yang faktual, tentunya Anda bisa membuat perencanaan yang lebih
terukur dan mudah mencapai target yang diinginkan.
Masih menggunakan pencatatan atau pembukuan manual? Anda bisa beralih
menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan dan memiliki fitur yang sesuai
dengan kebanyakan bisnis di Indonesia seperti Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi dengan harga terjangkau dan fitur terlengkap
seperti fitur pembukuan yang komprensif, manajemen aset dan stok, multi gudang dan
cabang, proses rekonsilisasi transaksi otomatis, smartlink ecommerce, otomasi lebih
dari 200 jenis laporan keuangan, dan masih banyak lagi.
https://accurate.id/marketing-manajemen/apa-itu-analisis-kompetitor/

Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:21), sebelum menyusun strategi


pemasaran perlu dilakukan analisis pasar terlebih dahulu. Ada empat aspek yang
perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pasar yaitu change, competitor,
customer, dan company (lanskap bisnis 4C). Lanskap bisnis yang dikenal dengan
sebutan 4C diamond yaitu company, customer, competitor, change, berubah
menjadi 5C global sphere, dimana C yang kelima adalah connect.
1. Company
Kita sudah sama-sama melihat bahwa segala perubahan yang terjadi di
dunia pemasaran secara global dan juga perubahan dari vertikal ke horizontal
yang terjadi di lingkup bisnis, mulai dari perubahan teknologi, politik ekonomi,
sosial budaya, dan pasar, dan bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi peta
persaingan dan konsumen. Tata cara kita bersaing dan menghampiri konsumen
tentu sudah berbeda ditengah terjadinya horizontalisasi di segala bidang. Di
tengah pasar yang semakin terbuka, siapapun bisa berkompetisi, siapa pun bisa
menjadi produsen. Menurut Kartajaya (2010:73), ada lima tipe perusahaan di era
horizontalisasi ini:
a. Tipe pertama adalah perusahaan yang bisa membuat segala sesuatu
menjadi kenyataan atau perusahaan yang excellent. Bisa jadi perusahaan
yang menjadi dominan di sebuah pasar dan mereka dapat membuat semua
bisa terjadi karena mereka adalah creators.
b. Tipe kedua adalah perusahaan yang terbayang-bayang oleh perusahaan
tipe pertama. Mereka ibarat tukang kritik yang pada dasarnya tidak
membuat sesuatu yang konkret. Meskipun demikian, sudah untung mereka
masih bisa tetap terhubung dengan masuk ke jejaring sosial dan
mengoleksi segala informasi yang ada untuk orang lain. Dengan demikian
mereka mengira bahwa mereka sudah melakukan sesuatu yang konkret.
c. Tipe ketiga adalah spectator, menyaksikan dan menikmati kenyataan,
tanpa melakukan sesuatu yang konkret.
d. Tipe keempat sudah pasti ada dizona degradasi. Meskipun aktif berada di
pasar, maka tidak heran kalau perusahaan seperti ini hanya bisa mengirangira apa yang
telah terjadi.
e. Tipe kelima merupakan tipe perusahaan yang paling tertinggal oleh
pemain-pemain lain karena mereka tidak terhubung dengan dinamika
perusahaan lanskap.
Kartajaya (2010:74), mengatakan bahwa perusahaan yang ingin tampil
sebagai New Wave Marketers, harus melakukkan tiga hal. Pertama, harus selalu
connect. Pemasar harus selalu punya akses dan selalu bisa memantau
perkembangan terbaru dari 3C lainnya dalam lanskap bisnis, yaitu Customer,
Competitors, dan Change. Kedua, New Wave Companies harus aktif mengambil
inisiatif untuk menjadi catalyst. Cataliyst ini layaknya katalisator dalam reaksi
kimia untuk mempercepat proses. Sebuah merek baik itu merek produk ataupun
suatu perusahaan yang melakukan pemetaan perusahaan harus mau menjadi
katalis. Ketiga, ditengah dunia yang serba horizontal ini, pemasar harus tampil
secara Civilized atau beradab. Walaupun di internet orang bisa melakukan apa pun
termasuk memakai nama samaran, melakukan fitnah, atau melontakan perkataan
yang tidak etis, tapi pada akhirnya mereka yang beradap saja yang akan tetap
terjaga reputasinya dan terus dipercaya orang
2. Customer
Customer merupakan orang-orang yang menikmati produk yang
diluncurkan oleh suatu perusahaan. Pelanggan tidak hanya satu kalangan saja
tetapi berbagai kalangan sesuai dengan segmen pasar yang dibuat oleh perusahaan
atau produk. Segmentasi berlaku pada era bisnis yang semakin maju ini.
Pelanggan bukan lagi pelanggan yang pasif, tetapi sudah bisa memilih produk
mana yang patut digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Hal
ini sudah mampu di baca oleh perusahaan yang menerapkan strategi segmentasi
untuk menciptakan pasar. Di era yang horizontal ini memiliki dampak tersendiri
terhadap perilaku customer jika di tinjau dari segmen pasarnya. Kartajaya
(2010:62) menyebut hal ini dengan New Wave Ready Customer yang di
kelompokan menjadi tiga yaitu New Wave Ready Customer Youth, women, dan
netizen.
a. New Wave Ready Customer : Youth
Generasi baru anak muda berusia 30 tahun ke bawah yang
merupakan bagian dari Digital Native di era gelombang baru
dengan world wide web-nya. Merekalah yang membesarkan dunia
yang serba baru ini dan merekalah yang membentuk dunia masa
depan. Mereka pula yang membawa kekuatan demografis baru,
penjualan kekuatan yang baru dan kekuatan politik baru. Beranjak
dewasa dengan berbagai macam alat tekhnologi informasi dan
komunikasi, secara otomatis paradigma, gaya hidup, perilaku, dan
nilai-nilai mereka menjadi sangat New Wave yang serba horizontal
dan merekalah yang disebut dengan New Wave Ready Customer.
Generasi baru ini adalah generasi pertama penduduk dunia yang
merupakan pengguna aktif dan mereka terus membentuk fenomena
budaya baru yang mengglobal karena dunia yang telah datar dan
saling terkoneksi. Mereka hidup di dunia online dan offline dengan
memiliki cara baru yang revolusioner dalam hal berfikir, interaksi, bekerja dan
sosialisasi. Mereka melihat kehidupan online sebagai
offline, dan offline menjadi online.
b. New Wave Ready Customer : Woman
Di seluruh dunia, pemasaran semakin menyadari bahwa
terdapat peluang yang begitu besar di pasar kaum wanita yang
selama ini dipandang sebagai kurang diperhatikan dan kurang
didalami. Sebetulnya kaum wanita merupakan kelompok
konsumen yang sakti karena ada beberapa hal yang menyebabkan
kaum wanita begitu menggiurkan bagi pemasar. Pertama, mereka
adalah konsumen yang berpengaruh dengan 97 persen keputusan
pembelian ditentukan oleh wanita baik untuk pembelian untuk
personal, rumah tangga, bahkan peralatan kantor rata-rata
dipengaruhi oleh wanita. Meskipun seorang pria membeli untuk
dirinya sendiri, keputusan untuk membeli tetap dipengaruhi oleh
wanita. Kaum pria membeli sabun, detergen, mentega dan barangbarang keperluan
rumah tangga berdasarkan pembelian yang
dilakukan oleh ibunya. Kaum pria beli baju, celana, jam, sepatu
dan produk fashion lainnya supaya tampil menarik didepan kaum
wanita. Kedua, kekuatan wanita di lanskap bisnis semakin
dominan. Dunia yang semakin horizontal ini sudah menjadi isu
global bahwa wanita saat ini semakin mendapatkan peranan di
segala aspek mulai dari politik, ekonomi, dan kehidupan sosial
budaya masyarakat. Ketiga, mereka konsumtif tetapi
mengedepankan ketelitian dalam membeli.
Menurut Goldman Sachs dalam Kartajaya (2010:66),
bahwa secara umum kaum wanita membelanjakan uangnya ke halhal yang sifatnya
lebih berguna dan penting ketimbang kaum pria.
Fokus mereka dalam pengeluaran ditujukan bagi hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan dan pendidikan. Selain itu kaum
wanita pada umumnya lebih senang menyimpan uangnya
Digital Repository Universitas Jember
15
ketimbang kaum pria dan lebih menyukai hal-hal yang resiko
finansialnya rendah. Kekuatan ekonomi global kedepannya
didorong oleh kaum wanita yang saat ini semakin mendapatkan
critical mass-nya dalam hal kesuksesan dan kekuatan dalam
kehidupan sosial dan bermasyarakat. Kartajaya (2010:67),
mengatakan di era yang serba horizontal seperti sekarang, kaum
wanita bukan saja merupakan konsumen yang New Wave Ready,
tapi mereka juga dapat “mengajarkan” para pemasar mengenai
bagaimana bisa menjalin hubungan yang dekat antara satu sama
lain yang didorong oleh kekuatan emosional dan humanism. Pada
dasarnya, kaum wanita ini paling suka berinteraksi satu sama lain
dan membentuk komunitas. Mulai dari komunitas memasak hingga
komunitas arisan. Mereka harus dilihat sebagai kluster komunitas,
bukan kelompok individu-individu yang berbeda.
c. New Wave Ready : Netizen
Menurut Kartajaya (2010:70), pengguna internet pada
dasarnya punya tanggung jawab sipil dan moral untuk
komunitasnya di dunia online, sebagaimana seorang masyarakat
akan punya rasa tanggung jawab terhadap komunitas mereka
didunia offline. Di tengah dua polarisasi antara online dan offline
yang kian menipis, banyak orang yang kemudian harus belajar
untuk mengadaptasi diri dengan berubahnya hal-hal mengenai
konsep identitas, privasi, penciptaan konten, aktivisme, dan
pembajakan termasuk diantaranya konsep mengenai citizenship itu
sendiri. Netizen juga punya hak sipil untuk berinteraksi dengan
komunitasnya secara sosial, seperti memberikan dan menerima
masukan dari temannya atau memperbaiki dan memperjelas
informasi yang beredar serta mereka punya hak dan kebebasan
juga untuk mengeluarkan pendapat. Meskipun demikian, sama
halnya seperti citizen atau penduduk di dunia physical, netizen juga
Digital Repository Universitas Jember
16
sadar akan tanggung jawab sosial dan moralnya, artinya aturan
main, tata hukum, dan norma-norma yang berlaku harus tetap
dipatuhi, layaknya citizen di dunia nyata. Netizen pada dasarnya
punya rasa dan semangat komunal yang tinggi, semangat untuk
berkolaborasi, semangat untuk saling menghubungkan, dan juga
terhubung maka bukan hal yang berlebihan jika mereka dikatakan
sebagai New Wave Ready Consumer.
3. Competitor
Menurut Kartajaya (2010:59), perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
membuat dunia semakin transparan, informasi yang mengalir menjadi lebih banyak dan
dapat diakses dari mana-mana, kapan saja dan untuk siapa saja. Di era yang sangat
terbuka ini, pemain baru terus bermunculan dan mereka datang dari mana-mana.
Persaingan semakin horizontal dan terbukanya pasar, berarti pasar akan dimasuki oleh
siapa saja yang yang berkompeten untuk bermain disana dengan jumlah pemainnya bisa
ribuan bahkan jutaan karena siapapun bisa jadi produsen. Pesaing baru bisa saja masuk
ke pasar yang sama tergantung qualified yang telah dimiliki. Keunggulan kompetitif
tidak lagi ditentukan oleh harga, kelebihan, atau kecepatan, namun keunggulan di
zaman ini ditentukan oleh siapa yang menghubungkan dan terhubung dengan siapapun
yang ada di lanskap bisnis.
4. Change
Menurut Kotler (2004:20), segala sesuatu selalu mengalami perkembangan
dan perubahan, dalam dunia pemasaran perubahan-perubahan juga terus terjadi.
Perusahaan harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada
merupakan faktor yang sangat penting untuk survive dalam dunia pemasaran.
Perusahaan harus dapat mengantisipasi perubahan, untuk kemudian memimpin
perubahan apabila perusahaan tidak ingin tertinggal. Kemampuan untuk berubah
lebih cepat daripada para pesaing yang nantinya akan menjadi keunggulan
kompetitif (competitive advantage) anda. Jadi, perubahan tidak dapat dihindarkan,
Digital Repository Universitas Jember
17
perusahaan yang tidak dapat melakukan perubahan karena tidak menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi, maka perusahaan tersebut akan tertinggal.
Kartajaya dan Darwin (2010:32) membagi perubahan menjadi 5 aspek:
a. Perubahan teknologi
Kartajaya (2006:151) menyatakan bahwa, teknologi selalu
menjadi driver utama segala macam perubahan. Teknologi
informasi sangat berpengaruh dalam dunia pemasaran. Saat ini
teknologi informasi telah mengalami perkembangan. Dari
teknologi web 1.0 menjadi teknologi web 2.0. Teknologi web 2.0
disebut juga sebagai new wave technology. Kartajaya dan Darwin
(2010:30) mengatakan, dulu di era web 1.0, internet masih bersifat
satu arah, statis, dan eksklusif. Pada teknologi web 1.0 dalam
prakteknya bersifat satu arah, pengguna internet hanya bisa
browsing dan membaca tanpa bisa menulis dalam internet tersebut.
Teknologi web 2.0 membuat internet bersifat interaktif dan
dinamis. Interaksi dengan komunitas menjadi lebih memungkinkan
karena pada dasarnya kekuatan sesugguhnya dari aplikasi internet
yang bersifat web 2.0 adalah read & write. Perkembangan internet
dengan web 2.0 membuat proses horizontalisasi semakin cepat. Di
dunia yang serba horizontal ini, berkat perkembangan teknologi
internet, semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk
ter-connect dan saling meng-connect. Menurut Kotler, (2004:203),
perusahaan-perusahaan yang pandai mulai membangun keberadaan
mereka di dunia online selain di dunia offline. Mereka
menggunakan internet untuk melakukan pembelian, penjualan,
perekrutan pegawai, pelatihan, pertukaran, dan komunikasi.
b. Perubahan kekuatan politik dan legal
Tandjung (2004:31) menyatakan bahwa, dalam
menjalankan bisnis, pemasar harus mematuhi aturan yang telah
Digital Repository Universitas Jember
18
ditetapkan oleh pemerintah, misalkan masalah perizinan, dan lainlain.
c. Perubahan kekuatan ekonomi
Menurut Anderson (2007:24), sekarang pada zaman baru
dengan konsumen yang membentuk jaringan serta segala sesuatu
yang serba digital, model ekonomi untuk distribusinya berubah
secara radikal ketika internet menyerap tiap industri yang
disentuhnya menjadi, toko, teater, dan broadcaster dengan biaya
hanya sepersekian biaya tradisional. Kartika (2010) mengatakan
bahwa, internet mengubah skala ekonomi, mengubah hambatan
untuk masuk, dan mengidentifikasi kembali hubungan antara
industri dan berbagai pemasok, kreditor, pelanggan, dan pesaing.
Jadi, teknologi informasi dapat mempengaruhi proses kegiatan
ekonomi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi
seperti internet, produsen dapat langsung menjual produknya ke
konsumen. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi efisiensi
biaya, karena perusahaan dapat meminimalisasi biaya untuk
kegiatan distribusi, seperti meniadakan jasa agen ataupun sales.
d. Perubahan kekuatan sosial dan budaya
Menurut Keegan (2004:83), budaya merupakan hasil
pemikiran masyarakat. Perilaku manusia merupakan suatu fungsi
kepribadian seseorang yang unik dan interaksi orang tersebut
dengan tekanan kolektif dari masyarakat dan budaya tertentu
dimana dia berada. Saat ini jumlah pengguna internet yang besar
dan semakin berkembang telah mewujudkan budaya internet.
Pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah
atas bermacam-macam informasi dengan hanya berpandukan
mesin pencari seperti Google. Masyarakat menganggap bahwa,
dengan berbagai kemajuan dan perkembangan yang ada saat ini,
Digital Repository Universitas Jember
19
perusahaan yang tidak menggunakan internet adalah perusahaan
yang ketinggalan zaman. Perilaku masyarakat saat ini sudah
mengikuti perkembangan yang ada. Masyarakat sudah mulai
menggunakan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Jadi, hasil pemikiran masyarakat tersebut perlu
diperhatikan perusahaan dalam era globalisasi ini, agar perusahaan
dapat bertahan.
e. Perubahan kekuatan pasar
Menurut Kotler (2004:137), pasar dapat
didefinisikan dengan berbagai cara. Awalnya, sebuah pasra
didefinisikan sebagai sebuah tempat fisik dimana pembeli
dan penjual bertemu. Para ahli ekonomi mendeskripsikan
sebuah pasar sebagai sekumpulan penjual dan pembeli yang
melakukan transaksi (secara langsung, lewat telepon,
melalui surat, atau bagaimanapun juga) atas suatu produk
tertentu atau kelompok produk tertentu.
Kurniawan (2011) mengatakan bahwa, pemasar harus
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat. Pemasar harus tanggap dengan lingkungan sekitar dan
mengikuti tren yang sedang berkembang. Internet, media sosial,
dan segala produk modernitas sekarang ini benar-benar
memudahkan masyarakat, terutama dalam hal untuk memperoleh
informasi mengenai sesuatu. Teknologi sekarang menyuguhkan
perubahan cepat. Boleh dibilang banyak hal baru yang dengan
cepat disuguhkan kepada masyarakat sekarang. Internet dan dunia
maya telah menjadi bagian hidup dan gaya hidup masyarakat
dengan semakin mengertinya orang akan besarnya manfaat
internet, baik untuk tujuan informasi, hiburan maupun untk tujuan
bisnis.
Kartajaya dan Darwin (2010:52) mengatakan bahwa,
perkembangan teknologi terutama internet semakin merubuhkan
dominasi perusahaan-perusahaan besar di suatu pasar. Jika
Digital Repository Universitas Jember
20
sekarang ini di suatu industri umumnya ditemui lima pemain yang
sangat dominan, menguasai 80% pasar sedangkan sisanya adalah
pemain kecil, maka komposisinya akan semakin terbalik, dimana
80% akan dikuasai oleh ribuan pemain kecil yang bermain di ceruk
yang kecil. Produsen tidak lagi didominasi oleh perusahaan besar
karena alat produksi kian murah bahkan costless oleh sebab itu
semua orang bisa berbondong-bondong jadi produsen kecil, tetapi
tetap kompetitif. Pasar yang dulunya tertutup sekarang semakin
terbuka. Pasar saat ini dipenuhi oleh pemain-pemain kecil, namun
dalam jumlah massal. Pasar global telah menjadi datar dan semua
marketer memiliki kesempatan yang sama. Kemajuan teknologi
dapat mencipatakan pasar baru yang menghasilkan penciptaan
produk lebih baik dan membuat produk dan jasalain yang tidak
menggunakan internet menjadi ketinggalan zaman
file:///C:/Users/Widiyana%20Ratnasari/Documents/Siska%20Ledya%20Ningsih%20-
%20140910202033.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/21067/4/Bab%202.pdf
file:///C:/Users/Widiyana%20Ratnasari/Desktop/hhkhk/212-375-1-PB.pdf
file:///C:/Users/Widiyana%20Ratnasari/Desktop/hhkhk/78-Article%20Text-141-1-10-
20191023.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/639/4/BAB%20II.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/240338-dasar-filosofi-marketing-syariah-
b2a0c125.pdf

Anda mungkin juga menyukai