Anda di halaman 1dari 10

PENULISAN NAMA KELURAHAN DI KOTA JAMBI

Writing The Name of The Village in Jambi City

Sarwono
Kantor Bahasa Jambi
Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 101, Telanaipura, Jambi
Pos-el: siwon_no@yahoo.co.id
Naskah masuk: 31 Oktober 2018, disetujui: 20 November 2018, revisi akhir: 3 Desember2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan papan nama
kelurahan di Kota Jambi, selain itu juga faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan
penulisan. Masalah penelitian adalah bagaimanakah kesalahan penulisan papan nama
kelurahan yang ada di Kota Jambi. Untuk memecahkan masalah dan tujuan penelitian
digunakan metode metode deskriptif. Metode deskriptif ialah metode yang digunakan
berdasarkkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada pengguna-
penggunanya. Hasil penelitian membuktikan penulisan nama kelurahan di Kota Jambi
belum sesuai dengan kaidah, baik aturan pembakuan penulisan nama rupabumi.
Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa penulisan nama kelurahan di Kota
Jambi perlu mengacu pada pedoman pembakauan penulisan rupabumi karena masih
banyak kesalahan dalam penulisan, terutama yang menggunakan nama generik, seperti
tanjung, sungai, teluk.

Kata-Kata Kunci : penulisan, nama, kelurahan, Kota Jambi

Abstract
This study aims to describe the errors of urban village signboard writing in Jambi City,
in addition to the factors that cause writing errors. The research problem is how the
urban board nameplate errors in Jambi City. To solve the problem and the purpose of
the study used the method of observation and descriptive techniques. The refer method
is the method used to obtain data by listening to the use of language. The term listening
is not only related to the use of spoken language, but also the use of language in writing.
The results of the study prove that the writing of the name of the kelurahan in Jambi City
is not yet in accordance with the rules, both the rules for standardizing topographical
name writing. From the results of the study it can be concluded that the writing of urban
village names in Jambi City needs to refer to guidelines for using topographical writing
because there are still many errors in writing, especially those using generic names,
such as cape, river, bay.

Keywords : writing, name, village, Jambi City

181
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan
Volume 15, Nomor 2, Desember 2018

I. PENDAHULUAN nama tempat berdasarkan cerita rakyat yang


Hasil kesepakatan masyarakat yang berkembang dan bukti-bukti pendukungnya,
mampu menjelaskan berbagai hal mengenai tidak hanya berdasarkan pada mitos yang
kondisi suatu masyarakat disebut dengan berkembang di masyarakat (Kosasih, 2009,
nama tempat. Suatu tempat yang didiami oleh hlm. 3).
masyarakat akan diberikan nama. Pemberian Penamaan sebuah tempat dapat menjadi
nama suatu tempat tertentu bertujuan agar cermin dari kondisi sosiokultural suatu
tempat tersebut dapat terindentifikasi, tempat dapat dicerminkan dengan penamaan
menjadi patokan, dan memudahkan hubungan sebuah tempat. Penggambaran sosial budaya
komunikasi antarsesama manusia (Darheni, dan kondisi alam suatu tempat dapat dilihat
2010, hlm. 57) karena “nama” dapat berfungsi dari pemberian nama tempat. Setiap daerah
sebagai unit pengenal. Menurut Darheni memiliki sejarah penamaan tempat masing–
(2010, hlm. 57), terdapat dua pengalaman masing, penamaan tempat atau kelurahan
yang dipertimbangkan manusia dalam di Kota Jambi merupakan salah satu yang
memberi nama pada suatu tempat, yaitu 1) mempunyai keunikan, baik berdasarkan pada
pertimbangan yang dihasilkan oleh proses, aspek fisikal maupun nonfisikal.
ciri, atau sifat yang ditunjukkan oleh alam Ada beberapa aspek dalam meninjau
dan nama dari hasil rekayasa manusia; 2) penamaan tempat, di antaranya adalah aspek
pertimbangan yang didasarkan pada gagasan, fisikal atau aspek perwujudan dan aspek
harapan, cita-cita, dan citra rasa manusia sosial budaya. Aspek fisikal terdiri atas aspek
terhadap tempat tersebut agar sesuai dengan hidrologis, aspek geomorfologis, dan aspek
apa yang dikehendakinya. biologis-ekologis.
Saat ini karena perkembangan ilmu Aspek hidrologis yang berkenaan dengan
toponimi, penamaan tempat semakin mendapat aspek perairan dalam penamaan suatu tempat,
perhatian. Yulius dan Ramdhan (2014, hlm. seperti Sungai Putri, dan Sungai Asam
44) menyebutkan bahwa toponimi merupakan merupakan nama kelurahan di Kota Jambi.
cabang ilmu kebumian yang mengkaji dan Penamaan kelurahan di Kota Jambi juga ada
mempelajari permasalahan penamaan unsur yang berkaitan dengan aspek geomorfologis,
geografis, baik alami maupun buatan manusia. yaitu aspek yang berhubungan dengan
Selain itu, toponimi juga mengkaji pembakuan keadaan permukaan bumi atau bentang alam.
penulisan, ejaan pengucapan (fonetik), sejarah Selain itu, Rawasari merupakan penamaan
penamaan, serta korelasi nama dengan kondisi yang berkaitan dengan rawa, selanjutnya
alam atau sumber daya yang dimiliki sebuah penamaan yang berkaitan dengan tanjung
unsur geografi (BRKP, 2003). adalah Tanjung Pasir dan Tanjung Sari.
Pengaruh lingkungan baik aspek fisikal Terdapat juga Kelurahan Pasir Putih yang
maupun aspek nonfisikal pasti ada dalam penamaannya berhubungan dengan pasir.
sistem pemberian nama. Adapun aspek fisikal Salah satu aturan dalam penamaan
mencakup unsur hidrologis, unsur geografis, adalah adanya kewajiban penggunaan bahasa
dan unsur biologis (flora dan fauna). Ada lokal dan bahasa daerah dalam penamaan

182
Penulisan Nama Kelurahan ...
Sarwono

wilayah. Hal ini sejalan dengan UU RI No. 24 spesifik dalam penamaan rupabumi banyak
Tahun 2009 dan pasal 36 UUD 1945 tentang pula yang berasal dari nama generik, misalnya
Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Gunungkerinci, yakni gunung dalam unsur
Lagu Kebangsaan, bahwa Bahasa Indonesia tersebut bukan nama gunung, melainkan nama
wajib digunakan dalam nama geografi di kabupaten. Di samping penulisan seperti itu,
Indonesia. Namun, penamaan tersebut juga ada pula yang menuliskan Gunung Kerinci.
dapat menggunakan bahasa daerah. Selain Penulisan Kotabaru juga beragam karena ada
itu, terdapat pula Permendagri No. 39 Tahun yang menuliskan secara terpisah, ada pula
2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan yang menuliskan secara serangkai. Penulisan
Nama Rupabumi yang mengatur beberapa beragam tersebut perlu dihindari. Oleh karena
prinsip dalam pemberian dan pembakuan itu, penulisan nama geografi yang terdiri atas
nama rupabumi di Indonesia. dua kata atau lebih menganut pertimbangan
Oleh karena itu, permasalahan dalam (1) apabila nama itu merupakan unsur
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: geografi yang diikuti dengan nama unsur itu,
“Bagaimanakah kesalahan penulisan nama penulisannya dipisah dengan menggunakan
kelurahan yang ada di Kota Jambi?” huruf kapital pada setiap huruf awal kata,
Sesuai dengan permasalahan yang ada, seperti Bukit Barisan dan Gunung Merapi, (2)
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini apabila unsur geografi itu tidak diikuti dengan
adalah mendeskripsikan kesalahan penulisan nama unsur itu, penulisannya digabung karena
nama kelurahan di Kota Jambi, selain itu juga dianggap sebagai satu nama yang padu, seperti
faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan Bukittinggi dan Gunungsitoli (Ruskhan,
penulisan. 2003).
Pada dasarnya, semua nama rupabumi
Kajian Teori alami: baik nama generik maupun nama
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia spesifiknya ditulis dalam dua kata terpisah,
(PUEBI) harus menjadi pertimbangan untuk masing-masing berawal dengan huruf kapital
penamaan unsur rupabumi dalam bahasa (besar). Misalnya: Gunung Sitoli, Gunung
Indonesia. Dalam PUEBI diatur sistem tulis. Kerinci, Tanjung Priok, Tanjung Pinang,
Berkaitan dengan itu, agar tidak terjadi Sungai Apit, dan Sungai Siak (Danardana,
keberagaman penulisan dalam penamaan 2015).
rupabumi harus memperhatikan sistem ejaan. Nama-nama rupabumi alami itu jika
Apabila akan berbicara tentang rupabumi digunakan sebagai nama spesifik oleh
tidak terlepas dari nama generik dan nama nama generik rupabumi lain (buatan)
spesifik. Nama yang menjadi atau sebutan ditulis serangkai dalam satu kata. Misalnya:
umum pertama dalam nama gabungan nama Kota Gunungsitoli, Kota Tanjungpinang,
rupabumi disebut nama generik. Nama itu Kabupaten Kepulauanmeranti, dan Kecamatan
meliputi sungai, pulau, gunung, bukit, kota, Sungaiapit. Kota, pelabuhan, kabupaten dan
teluk, dsb. Sementara itu, nama spesifik kecamatan adalah nama generik rupabumi,
adalah nama yang menjadi nama diri. Nama sedangkan Gunungsitoli, Tanjungpinang,

183
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan
Volume 15, Nomor 2, Desember 2018

Kepulauanmeranti, dan Sungaiapit adalah nama spesifik tersebut ditulis dalam satu
nama spesifik.nya. kata, contohnya Kota Gunung-sitoli, Kota
Penyerangkaian nama rupabumi yang Bukittinggi, Kota Tanjung-pinang, dan lain-
digunakan sebagai nama spesifik oleh nama lain. c). Jika suatu nama spesifik ditambah
generik rupabumi lain dalam satu kata dengan sifat di belakangnya atau penunjuk
bermanfaat untuk menghindari penamaan arah, maka ditulis terpisah. d). Jika nama
rupabumi yang lebih dari tiga kata. Di spesifik yang terdiri dari kata berulang, ditulis
Kota Jambi, misalnya, terdapat Kelurahan sebagai satu kata. e). Nama spesifik terdiri dari
Kenaliasam Bawah, dan Kenaliasam Atas. kata benda diikuti dengan nama generik, maka
Andai Kenaliasam tidak diserangkaikan dalam ditulis sebagai satu kata. f). Jika nama spesifik
satu kata, nama-nama kelurahan itu pasti akan terdiri dari 4 kata atau lebih, disarankan tidak
lebih dari tiga kata. Artinya, penulisan nama memakai nama yang panjang.
rupabumi: Kelurahan Kenali Asam Bawah dan Nama geografi, khususnya nama kota/
Kelurahan Kenali Asam Atas bertentangan wilayah di Indonesia, ada yang ditulis dalam
dengan salah satu prinsip pembakuan nama dua bentuk: ada yang dipisah dan ada pula
rupabumi yang telah ditetapkan: paling banyak yang dirangkai. Untuk keseragaman penulisan
tiga kata (Danardana, 2013). nama geografi itu, Pusat Bahasa bekerja sama
Pada dasarnya, nama rupabumi tidak dengan Bakosurtanal, telah menetapkan
boleh ditulis menggunakan angka, kecuali pembakuan. Pada prinsipnya nama geografi
bilangan yang menunjukkan urutan. ditulis dalam satu kata atau serangkai, kecuali
Sementara itu, nama rupabumi yang berupa (1) yang terdiri atas tiga unsur atau lebih dan
kata ulang ditulis penuh sesuai dengan (2) yang berupa arah mata angin. Dengan
kaidah penulisan kata ulang: dengan tanda demikian, nama wilayah geografi yang hanya
hubung (-). Dengan demikian, nama-nama itu terdiri atas dua unsur ditulis serangkai.
seharusnya ditulis Ampekoto, Simpangtiga, Berkaitan dengaan penelitian ini, Ratna
dan Bagansiapi-api. Begitu pun yang lainnya, Susanti dan Dewi Agustini (2016) meneliti
seperti Limapuluhkoto, Duokalisabaleh dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa
Anamlingkung, Jembatanlima, Kambingtujuh, pada Penulisan Iklan Luar Ruang di Kota
Kotonanampek, Tanahseratus ataupun Sigura- Surakarta hasil penelitian ini adalah kesalahan
gura, Muko-Muko, Toli-Toli, dan Dalu-Dalu. berbahasa Indonesia pada penulisan media
Hal yang harus diperhatikan dalam iklan luar ruang di Kota Surakarta masih
pembakuan nama ini adalah: a). Dalam banyak dijumpai yang belum/tidak sesuai
penulisan nama unsur geografi ditulis terpisah dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
antara nama generik dan nama spesifik. b). dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan penulisan
Banyak nama spesifik di Indonesia, khususnya pada media iklan luar ruang di Kota Surakarta
nama kota dan permukiman, memuat juga meliputi kesalahan penulisan tanda baca,
nama generik dalam nama spesifiknya, seperti kesalahan penulisan singkatan, kesalahan
nama-nama kota memakai gunung, bukit, penggunaan huruf kapital, kesalahan pemilihan
tanjung, teluk dan pulau. Dalam kasus ini diksi, dan kesalahan penulisan ejaan.

184
Penulisan Nama Kelurahan ...
Sarwono

Asadi (2015) juga pernah melakukan Jambi. Peneliti melakukan pencatatan, baik
penelitian dengan judul Nama Rupabumi, pengamatan langsung dan sumber tertulis.
Toponim, Aturan dan Kenyataan memberikan Misalnya, Toponimi Sudut-Sudut Kota Jambi
gambaran tentang pentingnya penamaan unsur yang ditulis oleh Junaidi T. Noor (2016).
rupabumi, bagaimana prinsip, kaidah dan Selain itu, peneliti juga mencari informasi
tata cara penamaan unsur rupabumi serta melalui jaringan dunia maya terkait penelitian
bagaimana kenyataan saat ini dalam penamaan ini.
unsur rupabumi. Selain itu, Mutia Muqri, dkk. Populasi tempat sebagai wilayah
Dalam penelitiannya berjudul Penggunaan pengambilan data meliputi 5 kecamatan, yaitu
Bahasa pada Papan Nama di Ruang Publik Kecamatan Telanaipura dengan 2 kelurahan,
Jalan Protokol Jakarta, hasil penelitiannya Kecamatan Jambi Timur meliputi 3 kelurahan,
menunjukkan bahwa penggunaan bahasa pada Kecamatan Kotabaru dengan 1 kelurahan,
papan nama terbatas pada satuan sintaksis kata Kecamatan Pasarjambi dengan 2 kelurahan,
dan frasa. dan Kecamatan Jelutung dengan 1 kelurahan.
Data penelitian berupa semua nama-nama
Metode Penelitian kelurahan yang tertulis di lingkungan Kota
Metode yang digunakan dalam penelitian Jambi.
ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan Setelah data terkumpul, peneliti
kualitatif. Metode deskriptif ialah metode mengklasifikasi data tersebut sesuai dengan
yang digunakan berdasarkkan fakta yang ada keperluan penelitian ini. Dari klasifikasi
atau fenomena yang secara empiris hidup pada tersebut, diperoleh data nama kelurahan yang
pengguna-penggunanya. Dengan demikian, terdiri atas satu kata, dua kata, dan tiga kata.
hasil yang diperoleh berupa pemerian bahasa Peneliti memfokuskan pada nama kelurahan
apa adanya secara terperinci dan mendalam yang terdiri atas dua kata dan tiga kata.
(Sudaryanto dalam Martina, 2017, hlm. 764). Pengguaan nama kelurahan di lingkungan
Lebih lanjut, Sudaryanto menyatakan bahwa Kota Jambi (Sungai Putri, Sungai Asam,
metode deskriptif juga digunakan untuk Simpang IV Sipin, Paal Lima, Tanjung Pinang,
memaparkan hasil temuan yang diperoleh Tanjung Sari, Talang Jauh, Talang Banjar,
dalam penelitian berupa penggambaran dan Kebun Handil). Semua nama kelurahan
nama tempat secara sistematis dan faktual tersebut dianalisis karena jumlahnya tidak
berdasarkan data yang dikumpulkan. Menurut terlalu banyak.
Djajasudarma, penggunaan metode deskriptif
bertujuan membuat gambaran yang sistematis II. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan akurat mengenai data, sifat-sifat, serta Berdasarkan data-data yang diperoleh di
hubungan fenomena-fenomena yang diteliti lapangan mengenai kaidah penulisan papan
(dalam Martina, 2017, hlm. 764) nama kelurahan, banyak ditemukan kesalahan
Objek penelitian ini adalah nama-nama dalam penulisannya yang belum memenuhi
kelurahan di Kota Jambi. Sumber data kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik
diambil dari beberapa kelurahan di Kota dan benar. Berikut ini akan diuraikan data-

185
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan
Volume 15, Nomor 2, Desember 2018

data yang ditemukan di lapangan, bentuk ditulis dalam satu kata. Kelurahan Sungai Putri
kesalahan, serta analisis kesalahan penulisan dan Sungai Asam seharusnya ditulis Kelurahan
berdasarkan kaidah kebahasaan. Sungaiputri dan Kelurahan Sungaiasam.

Gambar 3

Gambar 1

Gambar 4
Gambar 2
Di dalam nama rupabumi sering dijumpai
Nama generik sungai banyak ditemukan angka, baik angka Arab maupun angka
dalam nama-nama geografi. Penggunaannya Romawi. Penggunaan angka-angka tersebut, di
mencirikan kekhasan di daerah tertentu. dalam penamaan rupabumi penulisannya juga
Nama sungai digunakan secara umum, seperti harus seragam. Di Kota Jambi ada beberapa
Sungai Musi, Sungai Kapuas, dan Sungai kelurahan yang penamaannya menggunakan
Batanghari. Nama generik sungai dapat pula angka, di antaranya, Kelurahan Simpang IV
membentuk nama geografi yang bersifat Sipin dan Kelurahan Paal Lima (seperti dalam
spesifik, misalnya, Sungaipenuh, Sungailiat, data gambar 3 dan 4). Aturan dalam penulisan
Sungaibatang, Sungaitanang , Sungailandai, nama rupabumi yang menggunakan kata
Sungaibaru , Sungaiduri, dan Sungaipuar bilangan, yaitu apabila nama spesifik yang
(Ruskhan, 2011, hlm. 368). diikuti dengan angka yang bukan bermakna
Berdasarkan kaidah dalam penulisan nama penomoran atau urutan, penulisannya
sungai yang dijadikan nama spesifik, maka diserangkaikan.
penulisan nama kelurahan dalam gambar 1 Kalau melihat kaidah di atas, penulisan
dan 2 masih kurang tepat. Jika nama spesifik nama kelurahan Simpang IV Sipin dan Paal
memuat nama generik di dalamnya dan berbeda Lima pada data Gb. 3 dan Gb. 4 tidak tepat,
dari nama generik yang bersangkutan, nama seharusnya Kelurahan Simpangempat Sipin
spesifik yang memuat nama generik harus dan Kelurahan Paallima.

186
Penulisan Nama Kelurahan ...
Sarwono

dan Kelurahan Tangjungsari. Di Kota


Jambi banyak nama-nama kelurahan yang
menggunakan kata tanjung. Selain kedua nama
kelurahan tersebut ada nama kelurahan Tanjung
Raden, Tanjung Johor, dan Tanjung Pasir
yang seharusnya juga ditulis Tanjungraden,
Tanjungjohor, dan Tanjungpasir.
Nama spesifik yang mengikuti generiknya
Gambar 5 memiliki makna yang dapat dirunut. Baik
bentuk tanjung maupun kandungan tumbuhan
yang ada akan menghasilkan nama spesifiknya.
Tanjungraden karena di daerah ini terdapat
kumpulan keturunan “raden” yang telah
ditetapkan tempatnya oleh pihak Belanda.
Tanjungjohor karena daerah ini banyak dihuni
oleh penduduk keturunan “Johor”. Sementara
Gambar 6 itu, Tanjungpasir karena di daerah ini terdapat
tanah (ujung) berpasir yang
Nama tanjung sebagai nama generik menjorok ke sungai batanghari.
dalam geografi, misalnya, Tanjung Cina dan
Tanjung Api. Nama generik dapat bergabung
dengan nama spesifik yang membentuk
nama geografi yang spesifik. Misalnya,
Tanjungpriok, Tanjungpinang, Tanjungpura,
Tanjungmas , Tanjungperak , Tanjungpandan,
Tanjungpasir, dan Tanjungbarat. Dalam
contoh itu nama generik tanjung diikuti Gambar 7
oleh nama spesifik berupa nomina. Jika
nama spesifik memuat nama generik di
dalamnya dan berbeda dari nama generik
yang bersangkutan, maka nama spesifik yang
memuat nama generik harus ditulis dalam
satu kata (Ruskhan, 2011, hlm. 367).
Berdasarkan uraian di atas, penulisan nama
Kelurahan Tanjung Pinang dan Kelurahan
Tanjung Sari pada data Gb.5 dan Gb. 6 kurang
Gambar 8
tepat, seharusnya Kelurahan Tanjungpinang

187
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan
Volume 15, Nomor 2, Desember 2018

diartikan kebun/dusun sedangkan banjar


merupakan etnis Banjar. Jadi, Talangbanjar
merupakan kebun atau dusun kecil yang
dibukausahakan oleh orang-orang dari suku
Banjar (Noor, 2016).

III. SIMPULAN
Gambar 9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nama kelurahan di Kota Jambi secara umum
Nama generik berupa lahan tanam adalah apabila dilihat dari unsurnya, nama geografi
kebun. Nama generik kebun/kebon dapat terdiri atas nama generik dan nama spesifik.
di temukan, misalnya, pada Kebonjeruk, Nama generik merupakan nama yang berlaku
Kebonkacang, Kebonkelapa, Kebonmanggis, secara umum, baik berupa nama kenampakan
Kebonsirih. Karena sifat kebun/kebon alam, buatan, kawasan, dan administratif.
sebagai lahan pertanian, nama spesifiknya Nama-nama generik itu berpotensi dalam
adalah flora seperti jeruk, kacang, kelapa, bahasa Indonesia termasuk bahasa daerah
manggis, sirih, karabia (kerambil), karakah, menjadi nama spesifik. Dengan kata lain,
dan tibarau. Namun, ada juga yang bermakna nama spesifik dibentuk dari nama generik dan
ukuran, yakni laweh (luas) pada Paraklaweh spesifik. Walaupun begitu, ada kemungkinan
dan Ladanglaweh. Sementara itu, ada juga nama spesifik itu berupa nama generik dan
verba seperti tinggal (tinggal) (Ruskhan, nama generik.
2011, hlm. 369). Nama yang diciptakan masyarakat tidak
Di Kota Jambi ada beberapa nama lepas dari sejarah penamaannya. Adakalanya
kelurahan yang menggunakan kata kebun dan penamaan dengan nama generik itu merupakan
talang, yaitu Kelurahan Kebun Handil, Talang penandaan terhadap sesuatu yang ada pada
Jauh, dan Talang Banjar. Pada Gb. 9, Gb. 10, nama generiknya. Nama-nama kelurahan
dan Gb. 11 merupakan data nama kelurahan di Kota Jambi banyak menggunakan nama
yang menggunakan kata kebun dan talang. generik, yaitu tanjung, misalnya, Tanjungpasir,
Berdasarkan data tersebut penulisan nama Tanjungsari, Tanjungjohor, Tanjungpinang,
kelurahan tidak tepat, seharusnya Kelurahan Tanjungraden, yang setiap nama mempunyai
Kebunhandil, Kelurahan Talangjauh, dan sejarah penamaannya.
Kelurahan Talangbanjar. Penulisan nama kelurahan di Kota Jambi
Nama Kebunhandil berasal dari kata masih belum sesuai dengan kaidah penulisan
‘handal’ yaitu orang-orangnya handal dalam nama rupabumi. Hal ini, dapat dillihat dari
mengarungi kehidupan di masyarakat. penulisan nama kelurahan yang terdiri atas dua
Talangjauh karena letak daerah ini sangat jauh kata masih banyak yang penulisannya dipisah,
belum ada sarana trnsportasi yang memadai seperti: Tanjung Pasir, Tanjung Sari, Tanjung
pada waktu itu. Talangbanjar, talang dapat Johor, Tanjung Pinang, Tanjung Raden

188
Penulisan Nama Kelurahan ...
Sarwono

DAFTAR PUSTAKA Noor, Junaidi T. (2016). Toponimi Sudut-Sudut


Asadi. (2015). Nama Rupabumi, Toponim, Kota Jambi. Jambi: Badan Perpustakaan,
Aturan dan Kenyataan, Jurnal Lingkar Arsip, dan Dokumentasi Kota Jambi.
Widyaiswara 2 (4): 18 – 35. Sri Danardana, Agus. 2013. Membakukan
Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Nama Rupabumidiakses 17 November
(2003), Buku Panduan Survei Toponimi 2013. www.riaupos.co
PulauPulau di Indonesi, Jakarta. Sri Danardana, Agus. 2015. Nama Rupabumi.
Darheni, Nani. (2010). Leksikon Aktivitas Diakses 14 November 2015. www.
Mata dalam Toponim di Jawa Barat: riaupos.co
Kajian Etnosemantik. Linguistik Indonesia Susanti, Ratna dan Dewi Agustini. (2016).
Tahun ke-28. No.1, Februari, hlm. 55—67. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada
Kosasih, D. (2009). “Toponimi Masyarakat Penulisan Iklan Luar Ruang di Kota
Sunda”. (Makalah) Diskusi Jurusan Sunda Surakarta. Jurnal Sainstech Politeknik
FPBS UPI. Indonusa Surakarta 2 (5): 46—68.
Ruskhan, Abdul Gaffar. (2003). “Ihwal Nama Yulius dan Triyono. (2011). Identifikasi
Geografi di Indonesia”. Makalah dalam Pulau Berdasarkan Kaidah Toponimi di
Forum Media Massa di Jakarta, 5 Juni Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi
2003. Jakarta. Tengah. Majalah Ilmiah Globe 13(1):
Ruskhan, Abdul Gaffar. (2011). Keunikan 85--93
Nama-Nama Geografi Indonesia: Dari Yulius, I.R. Suhelmi dan M.Ramdhan. (2014).
Nama Generik ke Spesifik. Jurnal Identifikasi Pulau di Muara Sungai
Pendidikan dan Kebudayaan 17(3): 363— Berdasarkan Kaidah Toponimi. Forum
371. Geografi 28 (1): 43—56.
Muqri, Mutia, dkk. (2016). Penggunaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Bahasa Pada Papan Nama di Ruang Publik 24 Tahun 2009 Tentang Bendera,
Jalan Protokol Jakarta. Jurnal Arkhais Bahasa, dan Lambang Negara, serta lagu
07(2):57—64. Kebangsaan. Kementerian Pendidikan
Nasional Tahun 2009.

189

Anda mungkin juga menyukai