Bab 1 DHF
Bab 1 DHF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan yang tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai
dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau
menerus.
oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah
and Prevention), Amerika Serikat bahwa setiap tahun di seluruh dunia terjadi
50 juta – 100 juta kasus DBD (BPPN, 2006). Sementara itu, di Indonesia
penyakit DBD pertama kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun
1968 kemudian menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Kejadian Luar
Biasa (KLB) DBD terbesar pertama kali terjadi di Indonesia pada tahun 1998
dengan 1132 kematian, atau 70% dari jumlah seluruh yang meninggal di Asia
Tenggara. Tahun 2007 dilaporkan terjadi 140.000 kasus DBD dengan angka
kematian 1380 (CFR 0,98 %). Tahun 2008 terdapat 137.469 kasus (IR =
terdapat 154.855 kasus dengan angka kematian 1.38 (CFR 0,89%). Tahun
1.358 (CFR 0,87%). Tahun 2011 kasus DBD menurun cukup jauh yaitu
menjadi 49.868 kasus (IR = 21/100.000) dan CFR 0,80% (Ditjen PP & PL,
2010). Pada tahun 2012, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak
kesakitan= 37,11 per 100.000 penduduk dan CFR= 0,90%) (Ditjen PP & PL,
(www.tempo.co , 2013).
Berdarah mencapai 1.979 kasus sedangkan pada tahun 2010 jumlah kasus
berbagai faktor antara lain status imun, kondisi vector nyamuk, transmisi
kelamin penderita, tetapi kematian akibat penyakit ini lebih banyak terjadi
pada anak-anak.
berdarah ini timbul secara mendadak berupa suhu tinggi, nyeri pada seluruh
tubuh, nyeri di belakang kepala hebat, suara serak, batuk epitasis serta disuria,
lemah, nafsu makan berkurang dapat juga disertai muntah. Masa tunas 3-15
hari, tetapi rata-rata 5-8 hari. Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani
kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami devisit volume cairan akibat
(Depkes, 2010).
Saat ini angka kejadian DHF di Rumah Sakit termasuk Rumah Sakit
terutama pada anak-anak. Hal ini dibuktikan bahwa tercatat kasus DBD
(24 %), Maret 2014 sebanyak 23 kasus (24 %), April 2014 sebanyak 22 kasus
(20 %), Mei 2014 sebanyak 34k asus (22 %), dan Juni 2014 menurun menjadi
tanda syok (Dengue Syok Sindrome) dan kecepatan dalam menangani pasien
yang mengalami DSS. Maka, penulis termotivasi untuk menyusun karya tulis
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dan masukan
agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam meningkatkan
asuhan keperawatan khususnya untuk anak dengan DHF (Dengue
Hemorrhagic Fever)
2. RSU Tangerang
Makalah diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya-upaya
peningkatan pelayanan kesehatan serta asuhan keperawatan khususnya
untuk anak dengan DHF (Dengue Hemorrhagic Fever).
3. Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan yang didapat dalam membuat asuhan keperawatan pada klien
dengan DHF (Dengue Hemorrhagic Fever).