Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

JAVANESE TRADITIONAL MASAGE

KELOMPOK 3

1. Nunung Amelia mohammad


2. Bismantara. I. saputra
3. Indah puspa lestari
4. Miftahuljanah hinelo
5. Putri sukma nurrul mutmainah
6. Kiky agitris gani
7. Sintia djafar
8.Safitra pratiwi sumaga

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas atau makalah ini dengan baik sehingga
makalah yang berjudul “JAVANESE TRADITIONAL MASAGE’’ dapat selesai tepat pada
waktunya.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
yang sangat berharga dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terimakasih.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Penulis merasa
berbahagia bila ada pembaca yang ingin memberikan saran dan masukan bagi perbaikan tulisan
ini. Semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan baik
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah swt menjadikan
makalah ini berguna bagi kita semua amin.

Gorontalo, 21 mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang….....................................................................................................1


1.2 Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi........................................................................................................................2

2.2 Sejarah.......................................................................................................................3

2.3 Cara Kerja….............................................................................................................4

2.4 Implikasi Keperawatan.............................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhikebutuhan
hidup. Sebagian aktifitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan energy dan kekuatan otot yang
cukup besar sehingga dapat menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya adalah nyeri
pinggang bawah. Hamper semua orang pernah mengalami nyeri pinggang. Sekitar 80% setiap
orang dalam hidupnya pernah mengalami nyeri pada daerh pinggang bawah karena kesalahan
postural tanpa mengenal jenis kelamin, tingkat social dan pekerjaan.

Angka kejadian nyeri pinggang bawah atau dalam bahasa inggris disebut low back pain

( LBP ), hamper sama pada semua populasi masyarakat di seluruh dunia, baik dinegara maju
maupun di Negara berkembang. Dari hasil penelitian cropcord Indonesia (2004) menunjukan
bahwa penderita LBP pada jenis kelamin pria prevelensinya sebesar 18.2% dan pada wanit
sebesar 13.6%. sedangkan populasi pernah mengalami nyeri pinggang bawah sekali dan lebih
selama hidupnya anata 60% hingga 90%.

Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi
terapi farmaklogi dengan menggunakan siklooksiganase inbitor sering menimbulkan efek
samping yaitu gangguan gastrointestinal. Selain itu, penggunaan jangka panjangnya dapat
mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak, peptic, perfolasi dan gangguan ginjal.

Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri.
Salah satu langka sederhana dalam upaya menurunkan nyeri dengan menggunakan stimulus
kutaneus adalah dengan melakukan masase dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan
teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktifitas system saraf otonom.

1.2 Tujuan
1.2.1 untuk mengetahui definisi
1.2.2 untuk mengetahui sejarah
1.2.3 untuk mengetahui cara kerja
1.2.4 untuk mengetahui implikasi keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Masase berasal dari bahasa arab “ mash ’’yang artinya menkan dengan lembut atau dari
kata yunani “ masein’’ yang berarti memijat atau melulut. Akan tetapi istilah yang paling popular
yang diggunakan adalah dalam bahasa perancis “ maser’’ yang artinya menggosok . menurut
pengertiannya masase yang berasal dari bahasa inggris “ massage’’ adalah pemijatan, pengurutan
dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk
melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.

Massage adalah suatu netode refleksiologi yang bertujuan untuk memperlancar kembali
aliran daeah, yakni dengan genjotan-genjotan atau pijatan kembali aliran darah pada titik-titik
sentrarefleks.

Massage atau pijat didasrkan pad aide bahwa jantung ialah pusat pertumbuhan karena itu,
cara pengobatannya mengikuti system perdarah darah, terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak
masuk ke dalam dari ujung tubuh menuju jantung.

2.2 Sejarah perkembangan massage


Massage sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra sejarah oleh berbagai
suku bangsa di dunia. Data-data menunjukan bahwa usia massage sama tuanya dengan
peradaban manusia.

Catatan sejarah menunjukan bahwa bangsa cina telah mengenal massage kurang lebih
3000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-ajaran kung fhu tzu diketahui bahwa masase telah
dipergunakan bukan semata-mata untuk pemeiharaan kesehatan saja tetapi juga sebagai salah
satu cara pengobatan. Demikian pula masase juga dikenal oleh bangsa yunani purba yang
menggunakan masse sebagai bentuk kemewahan setelah melakukan latihan untuk membentuk
keindahan tubuh.

Pada abad XVI tentang anatomi semakin maju, hal tersebut semakin menambah gairah
dari pemakaian masase. Pada tahun 1975 seorang dokter berkebangsaan perancis yaitu ambroise
para menjelaskan tentang teknik serta efeknya masase friction yang lembut,sedang dan kaku dan
menganjurkan untuk salah sendi (dislokasi ).

Menjelang akhir abad XIX masase telah benar-benar mempunyai kedudukan yang baik di
dalam dunia pengobatan. Dr. mezger dari Amsterdam adalah dokter terkenal yang
menyebarluaskan masase bahkan ia sendiri bertindak sebagai masseur. Sejak saat itu masase
menjadi suatu cara perawatan yang terkenal di eropa an amerika.
Perkembangan masase di indonesia

Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau lulut
dan telah lama dikenal sejk jaman kuno oleh nenek moyang kita sebutan “dukun pijat’’ atau
dukun “urut’’. Dukun pijat sebagai orang yang mempraktekan pijat sering ditafsirkan bermacam-
macam, anatara lain :

1. dukun pijat adalah orang yang menyegarkan tubuh ( raga ) dari rasa lelh atau penat.
2. Dukun pijat adalah orang yang menangani path tulang, terkilir atau salah urat, kemudian
lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.
3. Dukun pijat dapat pula sebagai masseur atau ahli masase, yang umumnya menangani
olahragawan.
4. Dukun pijat diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus karena pemijatnya terdiri
dari wanita yang umumnya berparas cantik.

Dalam melakukn pemijatan seorang dukun pijat memperoleh keahliannya karena bakat,
keturunan dan pengalaman prateknya. Semakin tua, si dukun dianggap ahli oleh masyarakat
awam. Bahkan ada anggapan bahwa demham nerpanting dan berpuasa kemampuan seseorang
dukun pijat akan semakin bertambah. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknik-teknik pijat sebagai salah satu upaya penyembuhan alternative juga mengalami kemajun.

Pada umumnya hasil pemijatan memberikan rasa nyaman dan memuaskan pasiennya,
tetapi ada pula setelah dipijat justru meninggalkan rasa sakit yang disebabkan karena tekanan-
tekanan yang diberikan teralu kuat atau keras. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya
pengalaman atau pengetahuan tentang teknik masase yang benar.

Mengenal baik atau tidaknya suatu system masase ditentukan oleh berhasilnya
pelaksanaan masase tersebut. Jadi setelah menguasai teori maka tahap berikutnya ialah
mempraktekannya dengan mengarahkan seluruh manipulasi kea rah jantung. Sejauh teori dapat
mencapai tujuannya , maka dapat dikatakan bahwa teori dari system trsebut dalah baik dan
benar. Misalkan seorang yang menderita kelelahan atay cedera ringan karena mengikuti suatu
perlombaan atau pertandingan apabila orang tersebut dimasase dengan cara yang benar maka
seharusnya rasa sakit yang diderita akan semakin berkurang atau hilang sama sekali.

2.3 Cara Kerja


Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi
kebutuhan rasa nyaman ( nyeri ) pada daerah superficial atau pada otot tulang. Tindakan masase
ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangnya nyeri akibat terganggu sirkulasi.
Tujuan

1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase


2. Meningkatkan relaksasi

Alat dan Bahan

1. Minyak untuk masase


2. Handuk

Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Cuci tangan
3. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit.
4. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan teknan halus.

 Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling ( tekanan pendek, cepat, dan
bergantian tangan ) dengan menggunakan telaak tangan dan jari dengan memberikan
tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang.
 Teknik remasan ( mengusap oto bahu ), dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada daerah
sekitar bahu.
 Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan gerakan
memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggung dan pinggang
secara menyeluruh.
 Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan nbila nyeri terjadi di daerah
punggung dan pinggang.
 Teknik petrisasi dengn menekan punggung secara horizontal
 Terknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, diggunakan pada akhir
masase daerah pinggang.

5. Cuci tangan setlah prosedur dilakukan


6. Catat tindakan dan respon pasien terhadap tindakan.

2.4 Implikasi Keperawatan ( cocok mengatasi penyakit )


a) Ancietas / kegelisahan
b) Arthritis / peradangan
c) Nyeri punggung ( upper and low back pain )
d) Rasa nyeri yang kronis
e) Konstipasi / sulit buang air besar
f) Depresi
g) Sakit kepala
h) Tekanan darah tinggi
i) insomnia
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Masase berasal dari bahasa arab yang artinya menekan dengan lembut atau dari kata
yunani massien yang bearti memijat atau melulut. Di idnonesia, masase telah dikenal dengan
sebutan bahasa daerah : pijat, urut, atau lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek
moyang kita dengan sebutan dukun pijat tau dukun urat.
DAFTAR PUSTAKA

 Hidayat, A,Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul, 2004, Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia, Jakarta: EGC
 Jumarani, louise. (2009), the essence of Indonesia spa : spa Indonesia gaya jawa dan bali,
Jakarta:gramedia
 Sumber:http//id.shwoong.com/medicane-and-health/epidiomology-public-
health/2239760-pengertian-pijat-atau-massage/#ixzz2fifllzBa

Anda mungkin juga menyukai