Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

Mata Kuliah : Fiqh Jinayah Hari/Tanggal :


Prodi/Semester : Waktu :
Dosen : H. Islamul Haq, Lc., MA. Jam :
Sifat Ujian : Tutup buku/buka buku Ruang :

Nama : Riski Apriliani


NIM : 19.2200.069
Pada pada Agustus 2019 lalu, Aulia dan Kelvin pun menyuruh dua eksekutor orang
untuk menghabisi Pupung dan Dana. Sebelum membunuh Aulia dan Kelvin memberi
obat tidur diminuman korban (Pupung dan Dana), Saat Pupung dan Dana terlelap
tidur, kedua korban dibekap menggunakan handuk yang telah dibasahi alkhohol.
Setelah itu keduanya meminta eksekutor yang bernama sugeng dan kusmawanto
untuk menghabisi nyawa kedua korban. Dengan berbagai cara yang terbilang sadis,
keduanya pun tewas di rumahnya yang berkawasan di Lebak Bulus itu.
Pertanyaan:
1. Berdasarkan Fiqh Jinayah, jelaskan ancaman pidana pada masing-masing
yang terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut? Sebutkan dalilnya dalam
hukum pidana Islam!
Jawab :

Dilihat dari niat terjadinya pembunuhan, yaitu ada atau tidaknya rencana
untuk melakukan pembunuhan, ada dua pendapat. Ulama Malikiyyah
membaginya menjadi dua macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja
dan pembunuhan tidak sengaja.
Pembunuhan sengaja menurut mereka adalah suatu perbuatan dengan
maksud menganiaya dan mengakibatkan hilangnya nyawa orang yang
dianiaya, baik penganiayaan itu dimaksudkan untuk membunuh ataupun
tidak. Sedangkan yang dimaksud dengan pembunuhan kesalahan adalah
suatu perbuatan yang mengakibatkan kematian yang tidak disertai niat
penganiayaan. Pendapat yang demikian dipegang oleh mazhab Malik.
Pembunuhan sengaja Yaitu suatu pembunuhan dimana perbuatan yang
mengakibatkan hilangya nyawa itu disertai dengan niata untuk membunuh
korban. Dalam ajaran islam, pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja
terhadap orang yang dilindungi jiwanya, disamping dianggap sebagai suatu
jarimah, juga merupakan dosa paling besar (akbarul kaba’ir)
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

Mata Kuliah : Fiqh Jinayah Hari/Tanggal :


Prodi/Semester : Waktu :
Dosen : H. Islamul Haq, Lc., MA. Jam :
Sifat Ujian : Tutup buku/buka buku Ruang :

Adapun hukuman yang dikenakan untuk masing-masing pembunuhan


sebagaimana yang telah ditetapkan. Dalam hukum islam ditinjau dari segi
hubungan antara satu hukuman drngan yang lainnya yaitu:
Pembunuhan sengaja ada beberapa jenis yaitu hukuman pokok hukuman
pengganti dan hukuman tanmbahan. Hukuman pokok pembunuhan adalah
qishash. Bila dimaafkan oleh keluarga korban maka hukuman pengganti
adalah tazir. Qisahsh yaitu pembalasan yang serupa dengan perbuatan
ataupengerusakan anggota badan atau menghilangkan manfaatnya dengan
pelanggaran yang dibuatnya.

Anto adalah seorang pengangguran yang merencanakan Pencurian di ATM salah


satu bank di Parepare. Untuk membantu melancarkan aksinya, Anto meminta tolong
temannnya yaitu Ambo untuk membantu dengan perjanjian hasil curian dibagi berdua
sama rata. Ketika mereka berangkat untuk melakukan aksinya, Di perjalanan, mereka
bertemu dengan Angga. Mereka membujuk Angga untuk ikut, namun Anto dan
Ambo tidak menjelaskan kepada Angga ke mana mereka mau pergi. Dengan janjian
imbalan Anggapun ikut Bersama mereka. Sesampainya di TKP, Anto dan Ambo
masuk ke ruang ATM dan mereka beralasan akan menemui temannya di dalam.
Sedangkan Angga diminta tetap berada di mobil dan mengabarkan Anto dan Ambo
apabila ada orang lain yang datang.
Pertanyaan:
2. Berdasarkan Fiqh Jinayah, Jelaskan ancaman pidana pada masing-masing
pelaku apabila mereka sukses melakukan pencurian! Sebutkan dalilnya!
Jawab :
Seperti halnya dengan hukum pidana positif, dalam hukum pidana Islam juga
dikenal dengan istilah pencurian yang biasa disebut sebagai jarimah sariqah.
Pencurian yang harus dikenai sanksi adalah pencurian yang dilakukan oleh
seseorang akan syarat-syarat penjatuhan hukuman had tidak lengkap. Jadi
Karena syarat-syarat penjatuhkan hukuman tidaklengkap, maka pencurian ini
tidak dikenakan hukuman had tetapi dikenai sanksi.
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

Mata Kuliah : Fiqh Jinayah Hari/Tanggal :


Prodi/Semester : Waktu :
Dosen : H. Islamul Haq, Lc., MA. Jam :
Sifat Ujian : Tutup buku/buka buku Ruang :

Rasulullah SAW telah memberikan putusan dengan melipat gandakan


tanggungan atas orang yang mencuri barang, dimana pencuri tidak dikenai
hukuman potong tangan. Pencurian pada buah-buahan yang masih
tergantung pada pohonnya dengan tidak membawa pulang buah-buahan
tetapi memakannya ditempat.
Pencuri yang dikenakan hukum tangan adalah yang sudah mukallaf yaitu
baligh (dewasa) dan berakal (tidak gila atau hilang ingatan). Juga hukum
potong tangan dikenakan bagi orang yang mengambil barang dengan tujuan
untuk dimiliki, begitu pula pencuri mengambilnya dalam keadaan darurat
atau butuh,juga terhadap barang yang dicuri adalah barang bernilai atau
berharga. Adapun yang dipotong adalah pergelangan tangan kanan jika
dilakukan pencurian pertama kali. Jika berulang kedua kalinya, maka yang
dipotong adalah pergelangan kaki kiri. Jika berulang sampai tiga kiri, maka
dikenakan hukuman penjara.

3. Jika mereka gagal melakukan pencurian karena dipergoki orang lain, maka
bagaimana ancaman pidana tiap-tiap pelaku sesuai hukum pidana Islam
Jawab :
hukuman pengasingan (pembuangan) yang ditetapkan bagi pelaku hirabah
apabila ia hanya menakut-nakuti orang, tetapi tidak mengambil harta dan
tidak membunuh.Karena itu, ia harus diasingkan sehingga menjadikannya
tidak dikenal oleh masyarakat. Adapun jenis hukuman yang termasuk ke
dalam jarimah ta’zir antara lain adalah hukuman penjara, skors atau
pemecatan, ganti kerugian, pukulan,teguran dengan kata-kata, dan jenis-
jenis hukuman lain yang dipandang sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh pelaku pelanggaran tersebut. Dalam hukum Islam jenis
hukuman yang berkaitan dengan hukuman ta’zir diserahkan sepenuhnya
kepada qadhi (hakim) kepada kesepakatan manusia.

Ratu (Mantan Gubernur Benteng) melakukan korupsi pengadaan alat kedokteran


Rumah Sakit Rujukan Provinsi Benteng pada Dinas Kesehatan Provinsi Benteng.
Untuk menyembunyikan atau menyamarkan harta kekayaan hasil korupsinya Ratu
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

Mata Kuliah : Fiqh Jinayah Hari/Tanggal :


Prodi/Semester : Waktu :
Dosen : H. Islamul Haq, Lc., MA. Jam :
Sifat Ujian : Tutup buku/buka buku Ruang :

meminta Wawan melakukan pencucian uang dan Wawn tahu bahwa harta tersebut
hasil korupsi
Pertanyaan
4. Jelaskan bagaimana hukuman Ratu dan Wawan berdasarkan Fiqh Jinayah!
Jawab :
Adapun sanksi moral bagi pelaku korupsi adalah jenazahnya tidak dishalatkan, terutama
bagi para pemuka agama ataupun tokoh masyarakat yang di akui ditengah masyarakat. Hal
ini sebagaimana yang telah pernah dilakukan Nabi terhadaap salah seorang sahabat yang
melakukan korupsi pada waktu perang khaibar meskipun hanya dalam jumlah yang relatif
kecil yaitu dua dirham. Adapun sanksi dunia bagi para pelaku korupsi tidak ada disebutkann
secara jelas di dalam nash, sebagaimana hukum potong tangan bagi pencuri. Meskipun
demikian bagi pelaku korupsi bukan berarti terbebas sama sekali dari kejahatan yang telah
dilakukannya, pelaku korupsi harus dikenakan ta’zir, yang bertujuan untuk memberikan
pelajaran kepada pelaku tindak kejahatan agar tidak mengulangi lagi kejahatan yang pernah
dilakukan

Kejahatan seperti ini jelas sesuatu yang dilarang dalam syariat Islam. Untuk selanjutnya
diserahkan kepada kebijaksanaan hakim untuk memutuskan apa jenis hukuman yang
pantas. Hukuman ini tentu saja harus dilandasi oleh akal sehat, keyakinan dan rasa keadilan
hakim yang didasarkan pada keadilan masyarakat untuk menentukan jenishukuman yang
pantas bagi pelaku korupsi. Jenis hukumannya disebut dengan ‘uqubah mukhayyarah
(hukuman pilihan). Untuk tindak pidana korupsi jelas merupakan suatu maksiat yang mana
tidak terdapat hukuman yang tegas dalam al-Quran ataupun sunnah Nabi, maka dari itu
untuk pelaku tindak pidana korupsi hukuman yang layak bagi pelaku adalah hukum ta’zir.

Anda mungkin juga menyukai