KELOMPOK 6
X MIPA 6
FIKRI ADIPRABOWO
MAURA PRASASTI
M. DAVIDT SUDARMA
RELSA USVA M.
Tidak pernah lupa untuk memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah swt. yang telah
memberikan kita rahmat dan hidayah, serta kekuatan, sehingga makalah sejarah yang
berjudul Kerajaan Sriwijaya dapat selesai dengan baik.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini, tidak lupa kepada tim satu kelompok 6 yang telah sama-sama lelahnya menyusun
makalah ini.
Makalah ini kami sajikan dengan bahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya, bagaimana
awal berdiri kerajaan, kehidupan social-politik kerajaan hingga penyebab keruntuhan
kerajaan. Semua ditulis dengan runtut berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat baik itu
online maupun offline.
Harapan kami dalam menulis makalah ini adalah, pembaca menjadi lebih tahu tentang
Kerajaan Sriwijaya yang hampir terlupakan, sehingga bisa membuat sejarah Indonesia yang
selalu diingat.
Diluar itu, sebagai manusia biasa menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu,
dengan segala kerendahan hati, saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Demikian makalah ini kami buat sebagai penyumbang bagi ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat yang nyata untuk semua.
Tim Penyusun.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………… 2
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………... 9
3.2 Manfaat…………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………… 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………………………. 11
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak sekali kerajaan yang berdiri pada zaman dahulu, salah
satunya kerajaan Sriwijaya yang berlokasi di pulau Sumatera. Sriwijaya merupakan
kemaharajaan bahari yang banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa sansekerta,
sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan wijaya berarti “kemenangan” atau
“kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang gemilang”.
Meskipun dikenal kuat secara ekonomi dan militer, nyaris tidak ada bukti yang
menunjukkan letak persis kerajaan ini di Sumatera.
Berdasarkan temuan sumber tertulis serta berita Tiongkok dan Arab, kerajaan
Sriwijaya diperkirakan berdiri sekitar abad VII. I-Tsing, seorang pendeta Tiongkok dari
Dinasti Tang, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6
bulan.
1
BAB II PEMBAHASAN
Sumber sejarah kerajaan sriwijaya dibagi menjadi 3. Kategori pertama yaitu sumber
dari dalam negeri, kedua sumber dari luar negeri dan yang ketiga yaitu sumber berita dari
asing (luar negeri).
Sumber sejarah dari dalam negeri adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber
mengenai keberadaan kerajaan sriwijaya, sumber ini berada di Indonesia. Berikut ini sumber
sejarah kerajaan sriwijaya dari dalam negeri :
Sumber sejarah dari luar negeri maksudnya segala sumber mengenai kerajaan
sriwijaya yang berhasil di temukan di luar Nusantara (Indonesia saat ini). Berikut ini
beberapa penemuan sumber dari luar negeri, meliputi
2
1. Prasasti Nalanda
Prasasti nalanda merupakan sebuah prasasti peninggalan kerajaan sriwijaya yang
ditemukan di India Timur. Prasasti ini berisi mengenai penghargaan kepada raja
Balaputradewa yang diberikan oleh raja Dewa Paladewa dari India.
2. Prasasti Ligor
Prasasti ini ditemukan di Thailand, tepatnya daerah Tanah Genting. Isi prasasti ini
berisi mengenai keagungan raja Wisnu dan keluarganya.
3. Prasasti Leiden
Prasasti ketiga ini merupakan prasasti yang ditemukan di India. Isi prasasti leiden
yaitu mengenai peresmian wihara yang merupakan permintaan dari raja Sriwijaya.
4. Prasasti Kanton
Sumber sejarah kerajaan sriwijaya ke empat yang ditemukan di luar negeri yaitu
prasasti kanton. Prasasti ini berangkat tahun 1079 masehi. Ditemukan di Kanton, China.
Isinya mengenai bantuan yang diberikan oleh raja Sriwijaya dalam perbaikan kuil di Kanton.
3
2.3 Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya didirikan pertama kali pada abad ke-7 dengan raja pertama bernama
Dapunta Hyang. Bukti fisik berupa kronik berita Cina memberitahu bahwa pada tahun 682
Masehi atau abad ke-6 ada seorang pendeta Budha dari Tiongkok yang ingin memperdalam
agamanya di tanah India.
Bukti yang kedua ini memperkuat teori awal pendirian Kerajaan Sriwijaya di abad ke-
7. Sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dinamai Kedukan Bukit memiliki
angka 683 Masehi. Di tahun tersebut Sriwijaya sedang dipimpin oleh seorang raja bernama
Dapunta Hyang yang sedang berusaha memperluas wilayah. Ia menyiapkan bala tentara
sampai jumlah 20.000 orang. Penaklukan ini membuahkan hasil setelah 8 hari bertempur di
medan perang.
Setelah Dapunta Hyang berhasil meraih kesuksesan bersama 20.000 pasukannya, ada
sebuah prasasti yang ditemukan di Pulau Bangka, sebuah pulau kecil di dekat Sumatera.
Prasasti Kota Kapur adalah nama prasasti yang menyebutkan keinginan Dapunta Hyang
meneruskan ekspedisi ke Jawa. Dan prasasti yang berangka tahun 686 Masehi itu pun
menjadi bukti sejarah berhasilnya Sriwijaya menaklukkan Jawa yang saat itu dikuasai
Kerajaan Tarumanegara. Prasasti-prasasti lainnya yang menjadi peninggalan Kerajaan
Sriwijaya menggunakan bahasa melayu kuno dan berhuruf Pallawa.
1. Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 Masehi
dan Prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi)
Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sudah sangat jelas bisa diterangkan. Selat Malaka
dan Selat Sunda merupakan dua selat internasional yang tidak pernah sepi dari kapal. Hanya
bermodalkan kekuatan armada militernya, Sriwijaya berani menerapkan sistem bea cukai
yang sampai sekarang dipakai juga oleh Pemerintah Indonesia. Fungsi dan peran armada
militer dalam perekonomian Sriwijaya sangat besar. Tanpa adanya jaminan keselamatan, para
saudagar Arab dan Tiongkok pasti memilih selat lain sebagai jalur transportasinya. Apalagi
sampai memutuskan menetap sementara atau selamanya. Hal ini banyak terjadi karena selain
Sriwijaya elok dan berharta, kehidupan bisnisnya akan dilindungi oleh para militer Sriwijaya.
Kerajaan maritim ini mengembangkan juga kebesaran agama Budha. Selain dengan
cara mendirikan sangga –kelompok belajar- untuk memperdalam Buddhisme, Sriwijaya juga
sudah menyiapkan banyak guru spiritual Budha. Baik seorang pendeta atau hanya orang yang
mendapatkan kelebihan. Guru agama Budha yang paling tersohor di Sriwijaya yaitu
Sakyakirti.
Pada tahun 860 Masehi, prasasti Nalanda yang berada di India menyeret nama
Sriwijaya sebagai nama kerajaan internasional yang sangat peduli dengan pendidikan. Masa
keemasan ini semakin meningkatkan pamor Balaputeradewa yang saat itu menjadi Raja
Sriwijaya. Dalam prasasti tersebut, Balaputeradewa disebutkan mendirikan asrama pelajar
Sriwijaya yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di Nalanda,
India yang sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa.
Pada mulanya penduduk Kerajaan Sriwijaya hidup dengan bertani. Akan tetapi karena
Kerajaan Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi
cepat berkembang.Perdagangan kemudian menjadi mata pencaharian pokok penduduk
Kerajaan Sriwijaya. Perkembangan perdagangan ini didukung oleh keadaan dan letak
Kerajaan Sriwijaya yang strategis. Kerajaan Sriwijaya terletak di persimpangan jalan
perdagangan internasional. Di Sriwijaya, para pedagang melakukan bongkar muat barang
dagangan. Sriwijaya mulai menguasai perdagangan nasional maupun internasional di
kawasan perairan Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna,Selat Malaka,Selat Sunda,dan Laut
Jawa berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Dalam kegiatan perdagangan,Kerajaan Sriwijaya mengekspor gading,kulit,dan
beberapa jenis binatang liar,sedangkan barang impornya antara lain beras,rempah-
rempah,kayu manis,kemenyan,emas,gading,dan binatang.Perkembangan perdagangan
tersebut telah memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.Kerajaan maritim
adalah kerajaan yang mengandalkan perekonomiannya dari kegiatan perdagangan dan hasil-
hasil laut.
Untuk memperkuat kedudukannya,Kerajaan Sriwijaya membentuk armada angkatan
laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Kerajaan Sriwijaya mampu
mengawasi perairan di Nusantara. Hal ini sekaligus merupakan jaminan keamanan bagi para
pedagang yang ingin berdagang dan berlayar di wilayah perairan Sriwijaya.
6
1) Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.
2) Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Menurut I-tsing,
penaklukan Kerajaan Sriwijaya atas Kedah berlangsung antara tahun 682-685 Masehi.
3) Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. Penaklukan ini dilaksanakan kira-
kira tahun 686 Masehi (Prasasti Karang Berahi).
4) Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional,merupakan
daerah yang sangat penting.Daerah ini dapat dikuasai Kerajaan Sriwijaya pada tahun
686 Masehi berdasarkan Prasasti Kota Kapur.
5) Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu.
Penguasaan Sriwijaya atas Tanah Genting Kra dapat diketahui dari Prasasti Ligor
yang berangka tahun 775 M.
6) Kerajaan Kalingga dan Mataram Kuno, menurut berita Cina, yang melakukan
serangan adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya ingin menguasai Jawa bagian
tengah karena pantai utara Jawa bagian tengah juga merupakan jalur perdagangan
yang penting.
Untuk lebih memperkuat pertahanannya, pada tahun 775 Masehi dibangunlah sebuah
pangkalan di daerah Ligor.Waktu itu yang menjadi raja adalah Darmasetra. Raja yang
terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9
Masehi. Pada masa pemerintahannya,Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat dan mencapai
masa keemasan. Raja Balaputradewa menjalin hubungan yang erat dengan Kerajaan
Benggala yang saat itu diperintah oleh Raja Dewapala Dewa. Raja ini menghadiahkan
sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan
siswa yang sedang belajar di Nalanda, yang dibiayai oleh Balaputradewa,sebagai “dharma”,
yang saat ini berada di Universitas Nawa Nalanda,India. Pada tahun 990 Masehi yang
menjadi Raja Sriwijaya adalah Sri Sudamaniwarmadewa. Pada masa pemerintahan raja ini
terjadi serangan dari Raja Darmawangsa dari Jawa bagian Timur.Akan tetapi, serangan itu
berhasil digagalkan oleh tentara Kerajaan Sriwijaya. Sri Sudamaniwarmadewa kemudian
digantikan oleh putranya yang bernama Marawijayottunggawarman.
Pada masa pemerintahan Raja Marawijayottunggawarman, Kerajaan Sriwijaya
membina hubungan dengan Raja Rajaraya I dari Colamandala. Pada masa itu, Kerajaan
Sriwijaya terus mempertahankan kebesarannya. Daerah-daerah kekuasaannya antara lain
Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat,sebagian Jawa bagian tengah,sebagian
Kalimantan,Semenanjung Melayu,dan hampir seluruh perairan Nusantara. Bahkan
Muhammad Yamin menyebutkan Kerajaan Sriwijaya sebagai negara nasional yang
pertama.Untuk mengurus setiap daerah kekuasaan Sriwijaya,dipercayakan kepada seorang
Rakryan (wakil raja di daerah).Dalam hal ini Kerajaan Sriwijaya sudah mengenal struktur
pemerintahan.
Setelah wafatnya raja Balaputradewa pada tahun 835 M, tidak ada lagi sosok raja
yang mampu memimpin Sriwijaya dengan cakap dan bijaksana. Hal ini secara berangsur-
angsur menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan raja-raja yang
berkuasa semakin lemah.
Lepasnya wilayah kekuasaan seperti wilayah Pahang, Jambi, Kelantan, Sunda, Dan
Ligor. membuat keadaan ekonomi kerajaan semakin parah. Pasalnya. setoran pajak yang
biasanya diberikan wilayah-wilayah tersebut tidak lagi ada.
1. Serangan pada tahun 992 dari Kerajaan Medang yang dilakukan Raja Teguh
Darmawangsa atas wilayah Sriwijaya selatan.
2. Serangan pada tahun 1017 dari Kerajaan Colamandala dari India Selatan atas
Semenanjung Malaka.
3. Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1270 yang dilakukan oleh Raja Kertanegara dari
Singosari atas wiayah Melayu.
4. Pendudukan yang dilakukan Kerajaan Majapahit pada tahun 1377 atas seluruh
wilayah Sriwijaya. Pendudukan yang dipimpin Adityawarman tersebut dilakukan
atas perintah Gadjah Mada dalam upaya mewujudkan kesatuan Nusantara.
3.1 Kesimpulan
Menurut sumber sejarah asing, yaitu berita dari Cina pada tahun 682 M ada seorang
pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Buddha. Pendeta tersebut
singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sansekerta selama 6 bulan.
Dan saat itu sedang dibawa pemerintahan Dapunta Hyang. Selain berita dari luar, ditemukan
juga Prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang, yang berisi ekspansi 8
hari dengan membawa 20.000 tentara yang diadakan oleh Dapunta Hyang. Berdasarkan bukti
bukti diatas, bisa disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja
pertamanya Dapunta Hyang.
Kerajaan Sriwijaya runtuh karena beberapa faktor, salah satunya adanya penyerangan
dari kerajaan lain. Kerajaan Sriwijaya diperkirakan runtuh pada abad ke-12.
3.2 Manfaat
Sebagai pelajar dan warga Indonesia yang baik, kita harus mempelajari sejarah
sejarah Indonesia. Dengan adanya makalah ini, kalian bisa lebih mengetahui tentang
Kerajaan Sriwijaya yang sudah memberikan pengaruh besar pada perdagangan Indonesia.
Sebagai warga Indonesia, mengharuskan kita untuk menjaga dan merawat dan melindungi
dengan baik peninggalan-peninggalan sejarah yang diwariskan pada generasi sekarang.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-sriwijaya
http://www.ipsmudah.com/2017/04/penyebab-runtuhnya-kerajaan-
sriwijaya.html
http://www.edukasinesia.com/2017/08/sejarah-kerajaan-sriwijaya-paling-
lengkap-sejarah-perkembangan-kerajaan-sriwijaya-sejarah-
perkembangan-politik-dan-pemerintahan-kerajaan-sriwijaya-sejarah-
perkembangan-ekonomi-kerajaan-sriwijaya-sejarah-perkembangan-
sosial-budaya-kerajaan-sriwijaya.html
http://ellanputra.blogspot.co.id/2012/08/nama-nama-raja-sriwijaya.html
http://www.ipsmudah.com/2017/08/4-sumber-sejarah-kerajaan-sriwijaya-
isi.html
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
KERAJAAN SRIWIJAYA
PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA
13
14