Anda di halaman 1dari 30

BAB 12

KAS DAN SURAT-SURAT BERHARGA

Pembahasan mengenai siklus akuntansi perusahaan barn saja berakhir. Pos-


pos neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan laba ditahan sekarang telah
dikenal dengan baik. Mulai bab ini, akan dibahas konsep dan prosedur untuk tiap-
tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut. Bab ini secara khusus
membahas konsep dan prosedur untuk kas dan surat-surat berharga. Tujuan
pengajaran bab ini adalah agar para mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan penilaian dan pelaporan kas dan surat-surat berharga
2. Menjelaskan garis besar pengendalian kas
3. Mencatat pengeluaran kas dengan sistem voucher
4. Membuat rekonsiliasi bank
5. Mencatat pengeluaran kas melalui Dana kas kecil
6. Mencatat transaksi surat-surat berharga

PENILAIAN DAN PELAPORAN KAS


Dari segi akuntansi, yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik
yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera d an diterima
sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Termasuk sebagai kas
adalah rekening giro di bank dan uang kas yang ada di perusahaan. Diterima pada
nilai nominal sewaktu diuangkan merupakan petunjuk untuk menentukan apakah
suatu Surat berharga dapat dianggap sebagai kas. Oleh karena itu, giro mundur,
walaupun telah ditandatangani, bukan merupakan kas. Sebab giro tersebut tidak
dapat divangkan sebelum tanggal yang telah ditentukan. Demikian juga halnya
dengan deposito berjangka dan kas bon untuk suatu pembayaran di muka
(misalnya untuk biaya perjalanan) yang diambil oleh pegawai perusahaan.
Kriteria lain untuk dapat dianggap sebagai kas adalah dapat digunakan
segera. Artinya, apabila diminta dapat segera dikeluarkan. Dalam hal ini kas yang
telah disisihkan untuk tujuan penggunaan tertentu (dalam akuntansi disebut
sebagai funds), misalnya uang yang disisihkan untuk pembayaran dividen, utang,
dan lain-lain tidak dapat digolongkan sebagai kas. Sesuai dengan definisinya, di
neraca, kas disajikan pada nilai nominalnya. Uang kas dalam bentuk valuta asing
pada umumnya dikonversikan ke dalam rupiah pada nilai tukar yang berlaku di
pasaran pada tanggal neraca.

PENGENDALIAN KAS
Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas dalam perusahaan memerlukan
perhatian yang cukup serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu
mengelola kas adalah:
1. Perencanaan arus kas (cash flow planning).
2. Pengendalian penerimaan kas.
3. Pengendalian pengeluaran kas.
4. Melakukan rekonsiliasi bank.
5. Penerapan sistem dana tetap untuk kas kecil.

Anggaran Kas
Mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat
membahayakan. Sebab, ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi, mempunyai terlalu banyak kas juga
tidak sehat. Uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa. Oleh
karena itu, manajemen perusahaan perlu melakukan perencanaan terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas. Termasuk di dalamnya merencanakan sumber-
sumber penerimaan yang bisa diperoleh apabila pada suatu saat mengalami
kekurangan kas dan merencanakan pemanfaatannya apabila mengalami kelebihan
kas.
Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas (cash
budget) untuk periode-periode tertentu, misalnya satu tahun, enam bulan, tiga
bulan atau sebulan, di masa mendatang. Anggaran kas dapat digunakan sebagai
alit pengendali penerimaan dan pengeluaran kas. Pada masa tertentu, anggaran kas
dibandingkan dengan realisasinya. Apabila terjadi penyimpaganpenyimpangan
yang mencolok, manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan
perbaikan.
Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang
seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur
penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan
yang mencatat penerimaan uang. Apabila untuk sebuah perusahaan kecil
pemisahan demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara
ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
1. Setup penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.

Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang


sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui
dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan
perusahaan. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang
baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. pengeluaran-pengeluaran
dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.
2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang
berwenang terlebih dahulu.
3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak kas, yang menyimpan uang
kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.
SISTEM VOUCHER
Salah satu prosedur yang dapat digunakan untukmengendalikan pengeluaran
kas adalah sistem voucher (voucher system). Dalam sistem ini diperlukan
dokumen intern yang disebut voucher (voucher) dan jurnal khusus yang disebut
Buku Voucher (voucher register) dan Buku Cek Keluar (cek register). Jika
digambarkan secara sederhana, sistem voucher adalah seperti terlihat dalm
Gambar 12-1.
Gambar 12-1
Sistem Voucher

Voucher
Dalam sistem voucher, setiap pembelian barang dan jasa yang pada
akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran uang dibuatkan bukti intern yang
disebut voucher. Bukti ini dibuat, baik untuk pembelian tunai maupun pembelian
kredit. Bukti yang diterima dari pihak luar, misalnya faktur atau kuitansi,
dilampirkan dalam voucher sebagai bukti pendukung. Contoh voucher adalah
seperti terlihat dalam Gambar 12-2: Semua voucher diberi nomor urut tercetak
lebih dahulu (prenumbered). Setiap pembelian barang dan jasa, baik tunai maupun
kredit, pertama kali harus dicatat sebagai kredit pada utang voucher.
Kolom Administrasi digunakan untuk menunjukkan pihak-pihak yang
bertanggung jawab dalam proses penyelesaian voucher. Oleh karena voucher pada
hakikatnya merupakan bukti tentang persetujuan mengeluarkan uang, maka di
dalamnya harus terdapat kolom yang menunjukkan adanya persetujuan tersebut.
Ada dua macam persetujuan, yakni persetujuan terhadap pembelian barang atau
jasa yang tercantum dalam voucher dan persetujuan atas pembayarannya. Untuk
memastikan bahwa pengeluaran uang telah dicatat dengan benar, diperlukan
persetujuan terhadap akun-akun yang didebit (pembebanannya). Petugas-petugas
yang membuat voucher serta mencatat di buku voucher dan buku cek keluar juga
harus mencantumkan paraf tandatangannya.
Kolom pembayaran diisi pada saat cek dikeluarkan. Kolom “Utang
voucher” diisi sebesar utang yang tercantum sebelumnya. Jumlah yang dibayar
mungkin sama atau lebih kecil daripada jumlah utang voucher. Jika terdapat
potongan pembelian atau pengurangan harga jumlah yang dibayar akin lebih kecil
dibandingkan dengan utang voucher. Tanggal pembayaran tidak harus selalu sama
dengan tanggal terjadinya transaksi. Dalam contoh voucher di atas tanggal
dikeluarkannya cek sama dengan tanggal terjadinya transaksi, yaim 1 Maret
200A. Ini mentinjukkan bahwa transaksi tersebut merupakan pembelian tunai.

Gambar 12 - 2
Voucher

PT EKA SAKTI METROPOLITAN


JL. Kejayaan No. 175, Jakarta
Telepon 594751
VOUCHER
Dibayarkan kepada: No: 451
PT AGUNG EKSPRESS Tanggal: 1 Maret 200A
Jl. Angkutan No. 36
Jakarta

Nomor
Akun yang didebit/dikredit Jumlah
Akun

Beban pengiriman (debit) 613 Rp 30


Hutang Voucher (kredit) 212 Rp 30

Untuk keperluan:
Pembayaran pengiriman barang kepada PT Megah Faktur Nomor A 761 tanggal
25 Pebruari200A
Kolom Pembayaran Kolom administrasi
Hutang voucher Rp 30 Voucher dibuat oleh Ellin
Potongan pembelian - VoucHer disetujui oleh: Benny
Pembayaran disetujui oleh: Yetty
Jumlah dibayar Rp 30 Pembebanan disetujui oleh: Boy TH
Tanggal Check No.: Dicatat dalam Buku Voucher: Neny
1/3/200A 3571 Dicatat dalam Buku Check keluar: Iwan
Buku Voucher
Dalam sistem voucher, semua transaksi pembelian, baik tuna; maupun
kredit, dicatat terlebih dahulu sebagai utang voucher (voucher payable). Dalam
bentuk ayat jurnal, pencatatan transaksi yang tersebut dalam contoh adalah
sebagai berikut:

(D) Beban Pengriman 30


(K) Uang Voucher 30

Perhatikan bahwa walaupun transaksi di atas adalah pembelian tuna;, tetapi


akun yang di kredit tetap utang voucher. In; merupakan ciri dari sistem voucher.
Setelah dibuatkan voucher, setiap transaksi dicatat dalam Buku Voucher.
Pencatatan dalam Buku Voucher, pada dasarnya, menggunakan konsep ayat
jurnal di atas. Akun yang di kredit untuk semua transaksi adalah sama, yaitu
utang voucher. Oleh karena itu, kolom kredit hanya terdiri dari satu akun, yaitu
utang voucher. Akun yang di debit, sebaliknya, dapat terdiri dari berbagai macam.
Kolom debit dalam buku voucher perlu menyediakan kolom-kolom untuk
beberapa akun. Banyaknya kolom yang disediakan tergantung pada kebutuhan.
Kolom “Serba-serbi digunakan untuk mencatat akun-akun yang tidak
disediakan kolom khusus. Contoh Buku Voucher terlihat dalam Gambar 12-3.
Kolom “Tanggal” diisi dengan tanggal terjadinya transaksi. Demikian juga
kolom “Nomor voucher”. Koloni ini diisi dengan nomor voucher yang
bersangkutan. Kolom “Kredit” dan “Debit`' diisi dengan jumlah yang di debit dan
di kredit, dengan ketentuan bahwa jumlah yang di debit harus diletakkan dalam
kolom yang tepat. jika suatu transaksi mempengaruhi akun yang tidak disediakan
kolom khusus dalam buku voucher, maka debit dari transaksi tersebut dicatat
dalam kolom “Serba-serbi”.
Kolom “Pembayaran” yang terdiri dari kolom “Tanggal” dan “Cek nomor”
diisi pada saat dilakukan pembayaran dan untuk itu dikeluarkan cek. Voucher-
voucher yang kolom pembayaran”nya belum diisi merupakan voucher yang
belum dibayar. Jumlah dari voucher-voucher tersebut menunjukkan utang voucher
pada suatu saat tertentu.
Setiap akhir bulan, jumlah debit dan jumlah kredit yang dicatat dalam buku
voucher harus diperiksa kesamaannya. Kesamaan antara jumlah debit dan kredit
menunjukkan bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar. Dalam contoh di
atas kesamaan antara jumlah debit dan jumlah kredit ditunjukkan oleh kolom-
kolom sebagai berikut:

Debit Kiedit
Pembelian Rp 3.250 Utang voucher Rp 6.945
Perlengkapan 420
Advertensi dan prornosi 500
Beban pengiriman 100
Beban kantor 75
Serba-serbi 2.600
Total 6.945 Total Rp 6.945

Arsip Voucher Belum Dibayar


Setelah dicatat dalam buku voucher, tahap berikutnya adalah menyimpan
voucher yang bersangkutan dalam “Arsip Voucher Belum Dibayar”. Dalam arsip
ini, voucher disimpan menurut tanggal pembayaran. Pada saat harus dibayar,
voucher diambil dari arsip untuk dibuatkan cek.
Jadi, jumlah dari voucher-voucher yang terdapat dalam “Arsip Voucher
Belum Dibayar” harus sama dengan jumlah voucher-voucher dalam buku voucher
yang kolom “Pembayaran”nya belum terisi. Jumlah ini merupakan utang voucher
pada saat tertentu.

Buku Cek Keluar


Seperti telah dijelaskan, pada saat harus dibayar, voucher diambil dari arsip
voucher belum dibayar untuk dibuatkan cek. Pada saat ini, kolom “Pembayaran”
dari buku voucher diisi dengan tanggal dan nomor cek yang dikeluarkan. Cek
yang dikeluarkan perusahaan dicatat dalam Buku Cek Keluar. (Contoh lihat
Gambar 12-4).
Buku Cek Keluar mempunyai kolom-kolom: “Tanggal”, “Nomor Cek” dan
“Dibayarkan kepada”: Kolom-kolom ini diisi dengan data yang terdapat dalam
cek yang bersangkutan. Data-data tersebut juga dapat diperoleh dari voucher.
Tanggal dan nomor cek yang dikeluarkan juga dicatat dalam Buku Voucher.
Kolom “Nomor voucher” diisi dengan nomor voucher untuk mana cek dibuat.
Buku Cek Keluar, pada hakikatnya, merupakan jurnal khusus yang
digunakan untuk mencatat semua pelunasan utang voucher yang dilakukan dengan
mengehiarkan cek. Dalam bentuk ayat jurnal, transaksi tersebut akin dicatat
sebagai berikut (dengan pengeluaran cek kepada PT Agung Ekspres, Cek'Nomor:
3571, tanggal 1 Maret 200A sebagai contoh):

(D) Uang voucher 30


(K) Bank 30
Gambar 12 - 3
PT EKA SAKTI METROPOLITAN
Buku Voucher
Bulan: Maret 200A
Pembayaran Debit Kredit
Nomor Serba-serbi
Tanggal Dibayarkan kepada Check. Advertensi Beban Beban
Voucher Tanggal Pembelian Perlengkapan
No dan Promosi pengiriman Kantor Perkiraan Ref. Jumlah

200A
Mar-01 451 PT. Agung Ekpress 01-Mar 3571 - 30 30

05 452 PTMerdeka Dagang 10-Mar 3572 1.750 - - 1.750

12 453 CV Medan Ad 24-Mar 3576 - 500 500

454 Firma Berko 12-Mar 3573 250 - 250

13 455 PT Aping Ekspress 13-Mar 3574 - 40 40

14 456 Toko Abidin 14-Mar 3575 50 50

25 457 PT Bina Bangunan 25-Mar 3577 - Beban sewa 712 1.500 1.500

27 458 Toko Makmur 27-Mar 3578 25 - 25

28 459 Toko Meubel Adil - Peralatn. 121 1.100 1.100

30 460 Firma Berko 150 - 150

461 Toko Kawanku 30-Mar 3579 20 20

31 462 PT. Merdeka Dagang 1.500 - 1.500

463 PT Agung Ekspress 31 -Mar 3580 - - 30 30

Total 3.250 420 500 100 75 2.600 6.945


Dipindahkan ke Akun (511) (116) (612). (613) (714) (212)
Adakalanya, jumlah yang dibayarkan lebih kecil dari utang voucher yang harus diltinasi.
Hal ini terjadi bila perusahaan mengambil potongan pembelian yang ditawarkan. Bila demikian
ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut (contoh pengeluaran cek untuk PT Merdeka
Dagang, Cek Nomor: 3572, tangggal 10 Maret 200A):

(D) Utang voucer 1.750


(K) Potongan pembelian 35
(K) Bank 1.715

Dari kedua ayat jurnal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa akun yang di debit untuk
pengeluaran cek adalah utang voucher. Sedangkan yang dikredit adalah bank dan dalam hal-hal
tertentu ditambah akun potongan pembelian. Oleh karma alasan ini, kolom debit pada buku cek
keluar diisi dengan akun utang voucher sedang kolom kredit disediakan untuk akun bank dan
potongan pembelian.
Gambar 12-4
PT EKA SAKTI METROPOLITAN
Buku Cek Keluar
Bulan: Maret 200A
Nomor Nomor Debit Kredit
Tanggal Dibayarkan kepada Utang Potongan
Cek Voucher Bank
200A voucher Pembelia
Maret 1 3571 PTAgung Ekspress 451 30 - 30
10 3572 PT Merdeka dagang 452 1.750 35 1.715
12 3573 Firma Berko 454 250 250
13 3574 PT Agung Ekspress 455 40 40
14 3575 Toko A Win 456 50 50
24 3576 CV Medan Ad 453 500 500
25 3577 PT Bind Bangunan 457 1.500 1.500
27 3578 Toko Makmur 458 25 25
30 3579 Toko kawanku 461 20 20
31 3580 PTASung Ekspress 463 30 - 30

Total 4.195 35 4.160


Dipindahkan ke akun (212) (513) (111)

Seperti halnya buku voucher, setiap akhir bulan kesamaan antara jumlah debit dan jumlah
kredit dalam buku cek keluar harus diperiksa kebenarannya. Dalam contoh buku cek keluar di
atas, kesamaan jumlah debit dan kredit dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Debit Kredit
Utang voucher Rp 4.195 Potongan pembelian Rp 35

Bank 4.160
Total Rp 4.195 Total Rp 4.195

Arsip Voucher Telah Dibayar


Setelah dibayar, voucher dan dokumen-dokumen pendukungnya dicap “LUNAS”,
kemudian disimpan dalam arsip “voucher telah dibayar”. Arsip ini aibuat terpisah dengan arsip
“Voucher Belum Dibayar”.

Pemindah-bukuan ke Buku Besar


Pemindah-bukuan dari buku voucher dan buku cek keluar ke akun-akun yang bersangkutan
di buku besar tidak berbeda dengan buku pembelian dan buku pengeluaran kas. Total dari
kolom-kolom khusus yang terdapat dalam buku voucher maupun buku cek keluar dipindahkan
ke akun masing-masing di buku besar. Hal ini ditunjukkan dengan mencantumkan nomor-nomor
akun di bawah angka total dari kolom yang bersangkutan. Dalam buku voucher misalnya, di
bawah total kolom “Pembelian” tercantum angka 511. Angka ini adalah nomor akun pembelian.
Total koloin “Serba-serbi” di buku voucher tidak dipindahkan ke buku besar. Untuk kolom ini,
masing-masing transaksi dipindahkan ke akun dengan menuliskan nomor akun
daladalamkolokolom”Ref”.

REKONSILIASI BANK
Apabila semua penerimaan uang langsung disetorkan ke bank dan semua pembayaran
dilakukan dengan cek, maka akun kas di perusahaan akan sama dengan akun bank. Saldo akun
bank di buku besar perusahaan (saldo buku) menunjukkan jurnlah uang perusahaan yang
disimpan di bank dalam bentuk rekening koran (demand deposit). Pihak bank juga mempunyai
catatan mengenai utang rekening koran dengan tiap nasabahnya. Saldo akun utang rekening
koran (saldo bank) menunjukkan jumlah uang nasabah yang terutang oleh bank.
Akun bank di perusahaan dan akun utang rekening koran yang bersangkutan di bank,
merupakan akun resiprokal. Secara teoritis saldo kedua akun ini akan selalu sama, tetapi dalam
praktik tidak. Ketidaksamaan antara saldo buku dengan saldo bank pada hakikatnN7a disebabkan
oleh karma salah satu atau kedua sebab di bawah ini:
1. Kelambatan salah satu pihak (bank atau perusahaan) dalam mencatat suatu transaksi.
2. Kesalahan yang dibuat oleh salah satu pihak dalam mencatat suatu transaksi.
Saldo Buku
Dalam rekonsiliasi bank, saldo buku adalah saldo akun bank di .buku besar perusahaan.
Saldo buku dapat dihitung setelah pemindahan -dari buku penerimaan bank dan buku cek keluar
selesai dilakukan. Pemindah-buktian serta perhitungan saldo buku dapat digambarkan secara
sederhana sebagai berikut :
Bank Dana Indonesia
01/12/200A Saldo Awal 6.821 31/12/200A Buku 38.066

31/12/200A Buku penerimaan Bank 38.586 Cek Keluar

Saldo debit 7.341

Saldo akun Bank Dana Indonesia pada tanggal 31 Desember 200A adalah Rp 7.341.
Jumlah ini menunjukkan uang perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk rekening koran.
Seperti terlihat dalam akun Bank Dana Indonesia tersebut di atas, ayat jurnal debit berasal dari
buku penerimaan bank. Ayat jurnal kredit berasal dari buku cek keluar.
Buku penerimaan bank, pada hakikatnya, sama dengan buku penerimaan kas yang telah
dibicarakan sebelumnya. Akan tetapi, untuk memungkinkan dibuatnya rekonsiliasi bank, buku
harian tersebut perlu ditambah dengan kolom yang menunjukkan jumlah serta dokumen
penyetoran uang ke Bank. Contoh Buku penerimaan bank adalah seperti terlihat dalam Gambar
12-5. Dalam contoh Buku penerimaan bank ini terdapat kolom “Setoran Bank” yang terbagi
menjadi “Nomor Slip” dan “Jumlah”. Kolom-kolom ini diisi dengan nomor bukti setoran ke
bank serta jumlahnya. Setiap setoran ke bank harus dibuatkan bukti. Pada umumnya bukti
setoran ini disediakan oleh bank.. Contoh bukti setoran bank dengan transaksi tanggal 2
Desember 200A sebagai contoh adalah seperti terlihat dalam Gambar 12-6.
Setiap akhir bulan, kolom-kolom dalam buku penerimaan bank dijumlah dan dipindah-
bukukan ke akun masing-masing di buku besar, Total kolom “Bank” (dalam contoh Rp 38.586)
dipindahkan sebagai debit pada akun bank.

Gambar 12-6
Bukti Setoran Bank

Gambar 12-5
PT Agung Bakti
Buku Penerimaan Bank
Bulan: Desember 200A
Catatan:
A) = Pos rekonsiliasi A (belum dicatat oieh Bank)
*) = Ada di laporan rekening koran (telah dicatat oleh Bank)
Pembahasan tentang buku cek keluar telah dilakukan dalam bagian permulaan bab ini.
Seperti telah dijelaskan, buku cek keluar adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
semua pengeluaran uang yang dilakukan dengan cek. Untuk pembahasan dalam bab ini, contoh
buku cek keluar digambarkan lagi (Lihat Gambar 12-7). Setiap akhir bulan, total kolom “Bank”
dalam buku cek keluar dipindahkan sebagai kredit pada akun bank. Gambar 12-7

PT AGUNG BAKTI
Buku Cek Keivar
Bulan: Desember 200A
Debit Kredit
Nomor No
Tanggal Dibayarkan kepad
Check Voucher Hutang Potongan
Bank
Voucher Pembelian

200A

Des 2 2871 Gumarang Building 277 5.696 - 5 696 *)

3 2872 PT Cemani 278 2.282 46 2.236 *)

7 2873 PT Gelora 280 4.168 83 4.085 *)

8 2874 PT Harmoni 281 3.298 65 3.233 *)

9 2875 PT Handayani 279 3.979 79 3.900 *)


10 2910 PT Hang Tuah 285 4.204 84 4.120 *)

11 2911 PT Segara Utara 284 7.709 154 7.555 *)

15 2912 PT Wita 282 15 - 15 D)

26 2913 PT Laut Kidul 283 6.230 124 6.106 *)

30 2914 PT Veronika 286 250 - 250 E)

31 2915 PTJoana 287 457 457 E)

31 2916 PT Cemani 288 413 - 413 E)

Total 38.701 635 38.066

Dipindahkan ke akun 212) (513) (111)

Catatan:
D = Pos Rekonsiliasi D (kesalahan oleh Perusahaan)
E = Pos Rekonsiliasi E (belum dicatat oleh Bank)
* ) = Ada di laporan rekening koran (telah dicatat oleh Bank)

Saldo Bank
Setiap akhir bulan, bank akin mengirimkan laporan rekening koran (bank statement)
kepada perusahaan. Laporan ini menunjukkan saldo rekening perusahaan pada akhir bulan serta
mutasi yang terjadi selama bulan tersebut. contoh laporan rekening koran bank tampak seperti
dalam Gambar 12-8. Seperti terlihat dalam contoh, saldo rekening PT Agung Bakti pada tanggal
31 Desember 200A, menurut catatan bank, adalah Rp 6.095.
Saldo akun bank, menurut catatan perusahaan, adalah Rp 7.341. Terlihat ads perbedaan
antara keduanya. Perbedaan tersebut harus dicari sebabnya, dengan melakukan rekonsiliasi bank
(bank reconciliation).
Gambar 12-8
Laporan Rekening Koran Bank
Prosedur Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank dilakukan dengan jalan:
1. Mencocokkan setiap setoran yang terdapat dalam buku penerimaan bank dengan setiap ayat
jurnal kredit dalam laporan rekening koran.
2. Mencocokkan setiap pengeluaran uang yang terdapat dalam buku cek keluar dengan setiap
ayat jurnal debit dalam laporan rekening koran.

Untuk PT Agung Bakti pencocokan buku penerimaan bank dengan ayat jurnal kredit dalam
laporan rekening koran, menghasilkan temuan sebagai berikut:
A. Setoran pada tanggal 31 Desember 200A sebesar Rp 2.406 di buku penerimaan bank
(Slip Nomor 64) belum terdapat dalam ayat jurnal kredit di laporan rekening koran.
B. Ayat jurnal kredit sebesar Rp 400 yang dicatat pada tanggal 28 Desember 200A di
laporan rekening koran belum terdapat di buku penerimaan Bank. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa Jumlah ini adalah kiriman uang dari langganan melalui transfer bank
untuk melunasi utangnya.
A. Ayat jurnal kredit sebesar Rp 12 yang dicatat pada tanggal 31 Desember 200A di
laporan rekening koran belum terdapat di buku penerimaan bank. Jumlah ini adalah jasa giro
yang diberikan oleh bank.

Sementara itu, pencocokan antara buku cek keluar dengan ayat jurnal debit dalam laporan
rekening koran menghasilkan sebagai berikut:
B. Cek nomor 2912 dicatat sebesar Rp 15 di buku cek keluar sedang di laporan rekening
koran tertulis Rp 150. Penyelidikan lebih lanjut atas pengeluaran uang ini menunjukkan
bahwa Jumlah yang benar adalah Rp 150.
C. Cek-cek yang telah dicatat dalam buku cek keluar tetapi belum muncul dalam laporan
rekening koran adalah sebagai berikut:

Nomor Cek Jumlah


2914 Rp 250
2915 457
2916 413
Rp 1.120

Cek-cek tersebut masih beredar di luar. Artinya, belum divangkan ke bank.


D. Ayat jurnal debit sebesar Rp 228 yang terdapat dalam laporan rekening koran
(pencatatan tanggal 23 Desember 200A) tidak terdapat dalam buku cek keluar. Setelah
diteliti ternyata hal ini disebabkan oleh kesalahan bank. Cek yang seharusnya dibebankan ke
rekening PT Agung Sakti salah dibukukan ke PT Agung Bakti.
E. Ayat jurnal debit sebesar Rp 9 yang dicatat dalarn laporan rekening koran tanggal 31
Desember 209A belum terdapat dalam buku cek keluar. Ternyata ini adalah biaya
administrasi yang dibebankan bank.
Pos-pos yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara saldo akun bank di buku besar
perusahaan (saldo buku) dengan saldo menurut laporan rekening koran (saldo bank) disebut pos-
pos rekonsiliasi (reconcilbig items). Pos-pos ini akan muncul dalam rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank yang dibuat untuk PT Agung Bakti terlihat dalam gambar 12-9. Seperti
terlihat dalarn gambar, rekonsiliasi bank terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menggunakan
saldo buku sebagai dasar, kemudian ditambah atau dikurangi dengan pos-pos rekonsiliasi untuk
sampai pada saldo (buku) disesuaikan. Bagian dua mulai dari saldo bank dan setelah ditambah
atau dikurangi dengan pos-pos rekonsiliasi sampai pada saldo (bank) disesuaikan. Saldo (buku)
disesuaikan sama dengan saldo (bank) disesuaikan.
Pos-pos rekonsiliasi yang masuk dalam bagian pertama rekonsiliasi bank terdiri dari:
1. Penerimaan dan pengeluaran uang yang telah dicatat oleh bank, tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kelambatan perusahaan dalam melakukan
pencatatan.
2. Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Pos-pos rekonsiliasi yang masuk dalam bagian kedua dari rekonsiliasi bank berkaitan
dengan kelambatan atau kesalahan pencatatan oleh bank.

Jurnal Penyesuaian
Rekonsiliasi bank menunjukkan bahwa ada beberapa transaksi penerimaan dan
pengeluaran uang yang belum dicatat perusahaan. Di samping itu, terdapat kesalahan pencatatan
yang belum dikoreksi. Untuk itu, ayat jurnal penyesuaian dan koreksi perlu dibuat. Ayat jurnal
penyesuaian dan koreksi yang perlu dibuat dari rekonsiliasi bank tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
(D)Bank 268
(D)Beban bank 9
(D)Pembelian 135
(K) Pendapa tan jasa giro 12
(K) Piutang dagang 400

Setelah ayat jurnal penyesuaian/koreksi tersebut di atas dibuat, akun bank di buku besar
perusahaan akan bersaldo Rp 7.609, sama dengan saldo disesuaikan dalam rekonsiliasi bank.
Perhatikan bahwa ayat jurnal penyesuaian atau koreksi hanya dibuat untuk pos-pos
rekonsiliasi yang terdapat dalam bagian pertama rekonsiliasi bank. Pos-pos ini muncul karma
kelambatan dalam mencatat transaksi atau pencatatan oleh perusahaan. Pos-pos rekonsiliasi
yang terdapat dalam bagian kedua rekonsiliasi adalah tanggung jawab bank. Oleh karena itu,
tidak perlu dibuatkan ayat jurnal penyesuaian atau koreksi.

Gambar 12-9
PT AGUNG BAKTI
Rekonsiliasi Bank-bank Dana Indonesia
31 Desember 200A

I. Bagian Pertama
 Saldo menurut akun bank di buku besar perusahaan (saldo buku) Rp 7.341
 Transaksi-transaksi penerimaan yang telah dicatat oleh bank
tetapi belum dicatat oleh perusahaan
1. Transfer uang yang dikirim langsung ke bank oleh langganan
untuk melunasi utangnya (Pos Rekonsiliasi B)
400
2. Jasa giro yang telah dihitung dan dicatat oleh bank
(Pos Rekonsiliasi C) 12
 Transaksi-transaksi pengeluaran yang telah dicatat oleh bank
tetapi beium dicatat oleh perusahaan
3. Biaya administrasi bank (Pos Rekonsiliasi G) (9)
 Kesalahan pencatatan oleh perusahaan
4. Cek nomor 2912 sejumlah Rp 150 untuk pembelian barang
dagang yang dicatat sebesar Rp 15 (Pos Rekonsiliasi D) (135)
 Saldo disesuaikan Rp 7.609
II. Bagian Kedua
 Saldo menurut laporan rekening koran (saldo bank) Rp 6.095
 Transaksi-transaksi penerimaan yang telah dicatat perusahaan
tetapi belum dicatat oleh bank
1. Setoran yang belum dibukukan oleh bank
(Pos rekonsiliasi A) 2.406
 Transaksi-transaksi pengeluaran yang telah dicatat oleh
perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank
1. Cek-cek yang masih beredar (Pos rekonsiliasi E) (1.120)
 Kesalahan pencatatan oleh bank:
Cek PT AGUNG SAKTI yang salah dibebankan ke
PT AGUNG BAKTI (Pos rekonsiliasi F) 228
 Saldo disesuaikan Rp 7.609

DANA KAS KECIL


Sebelumnya dinyatakan bahwa agar dapat dikendalikan dengan baik, semua penerimaan
uang langsung disetorkan ke bank dan semua pengeluaran uang dilakukan dengan cek. Dalam
praktik tidak semua pengeluaran uang dapat dilakukan dengan cek. Pengeluaran dalam jumlah
kecil, misalnya ongkos becak, ongkos taksi, membeli gala, teh, kopi atau nasi bungkus, biasanya
tidak dapaf dilakukan dengan cek oleh karena tidak praktis.
Untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran uang semacam itu. perusahaan menyisihkan
sejumlah uang tertentu yang disebut dana kas kecil (petty cash fund). Uang yang disisihkan
untuk dana kas kecil ini dipegang oleh kasir yang ditunjuk. Jervis dan jumlah pengeluaran uang
tertentu yang telah ditetapkan dapat dilakukan melalui dana kas kecil.
Jika dana kas kecil telah menyusut sampai jumlah minimum tertentu. kasir pemegang kas
kecil mengajukan permintaan penggantian. Walaupun belum sampai pada batas minimum, tiap
akhir bulan kasir pemegang kas kecil harus membuat pertanggungjawaban tentang pengeluaran
uang melalui dana kas kecil yang dipegangnya. Perlu diingat bahwa penerimaan uang dari
manapun
sumbernya tidak boleh diterimakan melalui kecil.Sumber penerimaan satu- satunya bagi
dana kas kecil adalah dari bank.

Pembentukan Dana Kas Kecil


Tahap pertama dalam pembentukan dana kas kecil adalah menaksir jumlah yang
diperlukan untuk dana tersebut. Setelah jumlah ini ditentukan, katakanlah Rp 100 sebuah'cek
ditarik dan diberi keterangan untuk dana kas kecil. Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai
berikut:
(D) Dana kas kecil 100
(K) Bank 100
Uang yang diperoleh dari pencairan cek ini disimpan oleh kasir kas kecil.

Bukti Kas Kecil


Pengeluaran uang yang dilakukan melalui dana kas kecil dibuatkan Bukti Kas Kecil (petty
cash voucher) (Contoh lihat Gambar 12-10). tidak semua pengeluaran uang melalui dana kas
kecil dapat dimintakan bukti dari pihak luar, misalnya pengeluaran untuk ongkos becak. Oleh
karena itu, peran dokumen intern ini menjadi penting.
Dalam bukti kas kecil dicantumkan Hama dan tanda tangan penerima uang yang dapat saja
berasal dari dalam perusahaan sendiri. Dokumen yang berasal dari pihak luar, apabila ada,
dilampirkan sebagai pendukung bukti kas kecil. Seperti halnya pengeluaran uang yang lain,
pengeluaran uang melalui dana kas kecil harus disetujui oleh yang berwenang. Bukti kas kecil
cukup dibuat dalam

Gambar 12-10
Bukti Kas Kecil

Bukti Kas Kecil


No.:001
Dibayarkan kepada: Toko Makmur Tanggal 4 Januari 200A
Pembelian alai-alai tulis (kuitansi terlarnpir) Rp 10

Total Rp 10
Disetujui oleh: Benny Diterima oleh: Yetty

Buku Kas Kecil


Pemegang kas kecil mencatat semua bukti kas kecil dalam buku kas kecil (petty cash book)
(Contoh lihat Gambar 12-11). Buku kas kecil, sebaiknya, dibuat dalam rangkap dua. Asli akan
digunakan untuk pertanggungjawaban dana kas kecil, tembusannya disimpan oleh pemegang kas
kecil sebagai arsip.
Kolom “Tanggal” diisi dengan tanggal terjadinya transaksi sedang kolom “Nomor Bukti”
diisi dengan nomor bukti kas kecil. Dalam contoh buku kas kecil, nomor bukti yang dicantumkan
untuk pembentukan dana kas kecil pada tanggal 2 Januari 200A, adalah nomor cek. Nama pihak
yang menerima pembayaran serta uraian ringkas tentang kegunaan pengeluaran uang ditulis
dalam kolom “Dibayarkan kepada/Penjelasan”. Kolom “Kode Akun” diisi dengan nomor akan
yang dibebani dengan pengeluaran uang tersebut.

Pertanggungjawaban Dana Kas Kecil


Di atas telah dikatakan bahwa setelah dana kas kecil melampaui jumlah minimum tertentu
pemegang dana kas kecil harus meminta penggantian. Permintaan penggantian dilakukan dengan
melampirkan buku kas kecil serta bukti-bukti yang mendukungnya. Dalam Gambar 12-11
terlihat bahwa pada tanggal 9 Januari 200A dana kas kecil uang tersisa adalah Rp 10 sedang
pengeluaran melalui kas kecil selama periode 2-9 Januari 200A adalah Rp 90.
Jumlah inilah yang dimintakan penggantian, sehingga Jumlah uang yang terdapat dalam
dana kas kecil tetap Rp 100. Pertanggungjawaban dana kas kecil harus disertai dengan
rekapitulasi pengeluaran uang yang tercatat dalam buku kas kecil. Membuat rekapitulasi berarti
menjumlahkan pengeluaran-pengeluaran uang yang dibebankan dalam akun yang sama.

Gambar 12-11
BUKU KAS KECIL
Feriode : 2-9 Januari 200A
Nomor Kode
Tanggal Dibayarkan kepada/Penjelasan Jumlah Saldo Hari Ini
Bukti Akun
200A
2/1 2345 Pembentukan dan kas kecil Rp 100
4/1 001 Toko Makmur. Alat-alat tulis 516 Rp 10 90
002 Tukiman. Transport 515 1 89
003 Toko Eva. Makanan dan minuman 518 5 84
5/1 004 Toko Subur. Keperluan kantor 517 7 77
005 Tukiman. Transport 515 2 75
6/1 006 Tukiman. Transport 515 5 70
007 Toko Koja. Kertas 516 15 55
008 Toko Kalista. Minuman 518 2 53
7/1 009 Restoran Oen 518 20 33
010 Toko Subur 517 10 23
9/1 011 Restoran Oen 518 3 20
012 Tukiman. Transport 515 1 19
013 Toko Subur. Kain pel dll 517 9 10

Jumlah pengeluaran (diganti dengan cek No. 2365) Rp 90 ==========


Sisa uang yang ada saat ini 10 ==========
Saldo kas kecil periode yang akan dating Rp 100 ==========

Rekapitulasi:

No. Akun Nama Akun Jumlah Disusun oleh: Yana


515 Transpor Rp 9
516 Perlengkapan 25 Diperiksa oleh: Ipan
517 Keperluan kantor 26
518 Makan dan Minum 30 Disetujui oleh: Benny
Total Rp 90

Rekapitulasi atas pengeluaran yang dicatat dalam buku kas kecil selama 2-9 Januari 200A
adalah sebagai berikut:
No. Akun Nama Akun Jumlah
515 Transpor Rp 9
516 Perlengkapan 25
517 Keperluan kantor 26
518 Makan dan Minum 30
Total Rp 90

Sebelum diganti pertanggungjawaban dana kas kecil akan diperiksa terlebih dahulu,
terutama mengenai keabsahan dan kebenaran pembebanannya Di samping itu, permintaan,
penggantian tersebut harus disetujui oleh yang berwenang. Untuk penggantian dana kas kecil ini,
sebuah cek sebesar Rp 90 ditarik dan diberi keterangan untuk penggantian dana kas kecil (Cek
Nomor: 2365). Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

(D) Beban transpor 9


(D) Beban perlengkapan 25
(D) Beban keperluan kantor 26
(D) Beban makan dan minum 30
(K) Bank 90

Perhatikan bahwa akun-akun yang di debit untuk penggantian dana kas kecil bukanlah
akun dana kas kecil itu sendiri tetapi akun-akun untuk mana pengeluaran-pengeluaran dibebani.
Sister dana kas kecil seperti yang diterangkan di atas disebut dengan sister dana tetap (imprest
fund). Dalam sister ini jumlah uang yang dikelola oleh pemegang kas kecil tetap dari waktu ke
waktu. Bentuknya dapat berupa uang tunai atau bukti-bukti pengeluaran yang belum
dipertanggungjawabkan. Jumlah uang yang ada di tangan pemegang kas kecil pada suatu saat
ditambah jumlah pengeluaran yang telah dilakukan sampai dengan saat itu harus selalu sama
dengan dana yang telah ditetapkan.
SURAT-SURAT BERHARGA
Surat-surat berharga adalah saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimiliki
perusahaan dalam rangka penanaman sementara untuk memanfaatkan dana selama fidak
digunakan. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai penanaman sementara, surat berharga harus
mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Mempunyai pasar, sehingga dapat diperjual-belikan dengan segera.


2. Pemilikannya dilakukan dengan maksud untuk dijual kembali dalam waktu dekat,
apabila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan.
3. Pemilikannya dilakukan tidak dengan maksud untuk menguasai perusahaan lain.

Surat-surat berharga dikatakan mempunyai pasar apabila surat berharga tersebut


diperdagangkan di bursa efek. Untuk membeli sebuah surat berharga, seseorang cukup
menghubungi makelar saham yang ada. Makelar saham akan meneruskan permintaan beli ini ke
bursa. Demikian juga halnya apabila seseorang hendak menjual saham yang dimiliki. Makelar
saham akan meneruskan permintaan jual ke bursa. Surat-surat berharga yang diperdagangkan di
bursa, tidak terbatas pada saham saja. Obligasi dan surat-surat berharga yang lain juga
diperdagangkan di dalamnya. Informasi tentang harga pasar surat-surat berharga dapat diketahui
dari waktu ke waktu di bursa efek. Harga pasar ini, pada umumnya, dikutip oldh sebagian bestir
surat kabar di Indonesia.
Kriteria yang kedua dan ketiga berhubungan dengan tujuan pemilikan. Tujuan dimilikinya
Surat-Surat berharga adalah untuk memutarkan kelebihan Jana yang menganggur dan belum
waktunya dipakai. Daripada disimpan dalam bentuk uang; vang tidak menghasilkan apa-apa
kelebihan dana tadi dibelikan surat-surat berharga, untuk nanti dijual kembali apabila dananya
sudah diperlukan. Jadi, maksud utama pemilikan adalah memperoleh tambahan pendapatan.
Tidak untuk menguasai perusahaan lain. Surat-surat berharga yang dimiliki dengan tujuan
menguasai perusahaan lain digolongkan dalam investasi jangka panjang.

Perolehan
Harga perolehaan surat berharga meliputi harga beli dan biaya-biaya lain yang terjadi
dalam transaksi, seperti komisi makelar. Anggaplah bahwa pada tanggal 25 April 200A suatu
perusahaan membeli 1.000 lembar saham PT BTA dengan harga Rp 4,30 untuk tiap lembar
saham. Komisi makelar yang dibebankan adalah 1%. Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

(D) Surat-surat berharga 4.343


(K) Bank 4.343

Perhitungan harga perolehan surat-surat berharga sebesar Rp 4.343 adalah sebagai berikut:
Harga beli saham : 1.000 x Rp 4,30 = Rp 4.300
Komisi makelar (1 %) = 43
Total harga perolehan = Rp 4.343

Penjualan
Seperti telah dijelaskan di muka, surat-surat berharga akan dijual kembali, apabila
perusahaan sudah memerlukan dana. Anggaplah bahwa pada tanggal 26 juni 200A saham PT
BTA tersebut di atas dijual dengan harga Rp 4,50 perlembar. Untuk penjualan ini dibebani
komisi makelar sebesar 1%. Ayat jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
(D) Bank 4.455
(K) Surat-suratberharga 4.343
(K) Keuntungan dari penjualan
surat-surat berharga 112

Penerimaan kas sebesar Rp 4.455 dihitung sebagai berikut:


Harga jual saham : 1.000 x Rp 4,50 = Rp 4.500
Komisi makelar 0 %) = ( 45 )
Nilai penjualan (bersih) = Rp 4.455

Penerimaan Dividen
Apabila sebelum Surat-Surat berharga dijual, perusahaan menerima dividen maka dividen
ini dicatat sebagai pendapatan. Anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juni 200A PT BTA
memutuskan untuk memberikan dividen sebesar Rp 0,50 untuk setiap lembar saham. Ayat jurnal
yang dibuat untuk Penerimaan dividen itu adalah sebagai berikut:

(D) Bank 500


(K) Pendapatan dividen 500

Jumlah Penerimaan dividen sebesar Rp 500 diperoleh dari 1.000 lembar saham yang
dimiliki dikalikan dengan dividen per saham yang d iterima sebesar Rp 0;50.

Jurnal Penyesuaian
Surat-Surat berharga dinilai pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar
(lower of cost or market). Penilaian pada harga terendah antara harga pokok dan harga pasar,
mengharuskan adanya jurnal penyesuaian jika harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan
harga pokok. Anggaplah bahwa pada tanggal 31 Desember 200A, harga saham PT BTA di bursa
turun menjadi Rp 4,10. Ini menunjukkan bahwa apabila saham PT BTA tadi dijual pada tanggal
ini. Hasil yang diperoleh adalah:
Harga pasar saham: 1.000 x Rp 4,10 = Rp 4.100
Komisi makelar (1 %) = ( 41 )
Nilai pasar (bersih) = Rp 4.059
Apabila dibandingkan dengan harga perolehan terdahulu. Angka ini menunjukkan adanya
kemungkinan rugi sebesar Rp 284. Kemungkinan rugi ini, dibebankan pada laba rugi tahun
berjalan. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat, kalau Surat berharga tersebut belum dijual
adalah sebagai berikut:

(D) Kerugian karena penurunan harga


Surat-Surat berharga 284
(K) Surat-suratberhaiga 284

Di samping langsung dikreditkan ke akun surat-surat berharga. Kerugian karma penurunan


harga juga dapat dikreditkan ke akun yang diberi names: Penyisihan untuk penurunan nilai surat
berharga.
Dengan adanya jurnal penyesuaian ini, surat-surat berharga akan dilaporkan di neraca
dengan nilai pasar, yaitu sebesar Rp 4.059. apabila pada tanggal neraca harga pasar lebih tinggi
daripada harga pokok, makes jurnal penyesuaian seperti di atas tidak perlu dibuat. Di neraca
surat-surat berharga tetap dilaporkan pada harga pokoknya.
Daftar Surat-surat Berharga
Saldo akun Surat-surest berharga pada tanggal neraca perlu didukung dengan rincian
menurut jenisnya. Rincian ini harus cocok dengan surat-surat berharga yang secara fisik ada di
perusahaan. Contoh rincian surat berharga adalah sebagai berikut:
PT. MAJU MUNDUR
DAFTAR SURAT-SURAT BERHARGA
31 DESEMBER 200A

Jumlah Nilai Total Harga


Nomor Names Surat Berharga
Lembar Nominal Perolehan
Sahara
1 PT BTA 1.000 Rp 1.000 Rp
4 059
2 PT Uni 2.000 2.000
15.000
3 PT Semen Cibitung 1.500 5.670
54.086
4 PT Badyear 5.000 5.000
17.422
Rp 90.717
Catatan tentang mutasi untuk tiap-tiap jenis surat berharga tersebut di atas perlu
diselenggarakan dalam perusahaan. Perolehan, penjualan dan saldo untuk tiap-tiap jenis surat
berharga dicatat di dalamnya. Catatan ini dapat dianggap sebagai buku tambahan dari akun surat-
surat berharga.

ISTILAH BARU
Buku cek keluar (cek register): jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua cek
yang dikeluarkan.
Buku voucher (voucher register): jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua
voucher yang dikeluarkan.
Bursa efek (stock exchange): tempat di mana surat-surat berharga seperti saham dan
obligasi diperdagangkan.
Bukti kas kecil (petty cash voucher): bukti tertulis yang menunjukkan jumlah dan rincian
pengeluaran melalui dana kas kecil.
Dana kas kecil (petty cash): sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam
perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya
pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran
yang jumlahnya tidak besar. pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan melalui bank (dengan cek).
Harga terendah antara harga pokok dan harga pasar (lower of cost or market): penilaian
yang didasarkan all-as harga terendah antara harga pokok dan harga pasar. penilaian dilakukan
dengan tujuan untuk penyajian di neraca.
Utang voucher (voucher payable): akun utang yang digunakan untuk mencatat sisi kredit
dari semua voucher dan sisi debit dari sernua cek yang dikeluarkan.
Kas (cash) segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan, yang dapat tersedia
dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
Laporan rekening koran (bank statement): catatan yang dibuat oleh bank untuk seto I ran
yang diterima dan penarikan yang dilakukan serta saldo awal dan saldo akhir dari rekening koran
nasabah. pada umumnya, bank akan mengirimkan tembusan dari catatan ini kepada nasabahnya
pada tiap-tiap akhir bulan.
Penanaman sementara (temporary investments): penanaman (investasi) jangka pendek
dalam surat-surat berharga yang mempunyai pasar dan ditujukan untuk memutarkan kelebihan
uang kas.
Perusahaan terbuka (listed company): perusahaan yang saham-sahamnya dijual di bursa
saham.
Pos-pos rekonsiliasi (reconciling items): -pos-pos yang menjelaskan perbedaan antara dua
angka (saldo) yang berasal dari somber berbeda dalam proses rekonsiliasi.
Rekonsiliasi bank (bank reconciliation): membandingkan saldo buku dengan saldo bank
dan menjelaskan perbedaan yang terjadi. Secara umum rekonsiliasi berarti membandingkan dan
menjelaskan perbedaan yang terjadi terhadap dua angka (saldo) yang berasal dari somber
berbeda.
Saldo disesuaikan (adjusted balance): saldo yang telah disesuaikan dengan pospos
rekonsiliasi.
Slip deposit (deposit slip): bukti penerimaan yang dibuat oleh bank untuk setoransetoran
yang diterima dari nasabah.
Voucher (voucher): bukti tertulis mengenai persetujuan untuk mengeluarkan uang.

Anda mungkin juga menyukai