PENGENDALIAN KAS
Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas dalam perusahaan memerlukan
perhatian yang cukup serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu
mengelola kas adalah:
1. Perencanaan arus kas (cash flow planning).
2. Pengendalian penerimaan kas.
3. Pengendalian pengeluaran kas.
4. Melakukan rekonsiliasi bank.
5. Penerapan sistem dana tetap untuk kas kecil.
Anggaran Kas
Mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat
membahayakan. Sebab, ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi, mempunyai terlalu banyak kas juga
tidak sehat. Uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa. Oleh
karena itu, manajemen perusahaan perlu melakukan perencanaan terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas. Termasuk di dalamnya merencanakan sumber-
sumber penerimaan yang bisa diperoleh apabila pada suatu saat mengalami
kekurangan kas dan merencanakan pemanfaatannya apabila mengalami kelebihan
kas.
Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas (cash
budget) untuk periode-periode tertentu, misalnya satu tahun, enam bulan, tiga
bulan atau sebulan, di masa mendatang. Anggaran kas dapat digunakan sebagai
alit pengendali penerimaan dan pengeluaran kas. Pada masa tertentu, anggaran kas
dibandingkan dengan realisasinya. Apabila terjadi penyimpaganpenyimpangan
yang mencolok, manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan
perbaikan.
Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang
seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur
penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan
yang mencatat penerimaan uang. Apabila untuk sebuah perusahaan kecil
pemisahan demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara
ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
1. Setup penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.
Voucher
Dalam sistem voucher, setiap pembelian barang dan jasa yang pada
akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran uang dibuatkan bukti intern yang
disebut voucher. Bukti ini dibuat, baik untuk pembelian tunai maupun pembelian
kredit. Bukti yang diterima dari pihak luar, misalnya faktur atau kuitansi,
dilampirkan dalam voucher sebagai bukti pendukung. Contoh voucher adalah
seperti terlihat dalam Gambar 12-2: Semua voucher diberi nomor urut tercetak
lebih dahulu (prenumbered). Setiap pembelian barang dan jasa, baik tunai maupun
kredit, pertama kali harus dicatat sebagai kredit pada utang voucher.
Kolom Administrasi digunakan untuk menunjukkan pihak-pihak yang
bertanggung jawab dalam proses penyelesaian voucher. Oleh karena voucher pada
hakikatnya merupakan bukti tentang persetujuan mengeluarkan uang, maka di
dalamnya harus terdapat kolom yang menunjukkan adanya persetujuan tersebut.
Ada dua macam persetujuan, yakni persetujuan terhadap pembelian barang atau
jasa yang tercantum dalam voucher dan persetujuan atas pembayarannya. Untuk
memastikan bahwa pengeluaran uang telah dicatat dengan benar, diperlukan
persetujuan terhadap akun-akun yang didebit (pembebanannya). Petugas-petugas
yang membuat voucher serta mencatat di buku voucher dan buku cek keluar juga
harus mencantumkan paraf tandatangannya.
Kolom pembayaran diisi pada saat cek dikeluarkan. Kolom “Utang
voucher” diisi sebesar utang yang tercantum sebelumnya. Jumlah yang dibayar
mungkin sama atau lebih kecil daripada jumlah utang voucher. Jika terdapat
potongan pembelian atau pengurangan harga jumlah yang dibayar akin lebih kecil
dibandingkan dengan utang voucher. Tanggal pembayaran tidak harus selalu sama
dengan tanggal terjadinya transaksi. Dalam contoh voucher di atas tanggal
dikeluarkannya cek sama dengan tanggal terjadinya transaksi, yaim 1 Maret
200A. Ini mentinjukkan bahwa transaksi tersebut merupakan pembelian tunai.
Gambar 12 - 2
Voucher
Nomor
Akun yang didebit/dikredit Jumlah
Akun
Untuk keperluan:
Pembayaran pengiriman barang kepada PT Megah Faktur Nomor A 761 tanggal
25 Pebruari200A
Kolom Pembayaran Kolom administrasi
Hutang voucher Rp 30 Voucher dibuat oleh Ellin
Potongan pembelian - VoucHer disetujui oleh: Benny
Pembayaran disetujui oleh: Yetty
Jumlah dibayar Rp 30 Pembebanan disetujui oleh: Boy TH
Tanggal Check No.: Dicatat dalam Buku Voucher: Neny
1/3/200A 3571 Dicatat dalam Buku Check keluar: Iwan
Buku Voucher
Dalam sistem voucher, semua transaksi pembelian, baik tuna; maupun
kredit, dicatat terlebih dahulu sebagai utang voucher (voucher payable). Dalam
bentuk ayat jurnal, pencatatan transaksi yang tersebut dalam contoh adalah
sebagai berikut:
Debit Kiedit
Pembelian Rp 3.250 Utang voucher Rp 6.945
Perlengkapan 420
Advertensi dan prornosi 500
Beban pengiriman 100
Beban kantor 75
Serba-serbi 2.600
Total 6.945 Total Rp 6.945
200A
Mar-01 451 PT. Agung Ekpress 01-Mar 3571 - 30 30
25 457 PT Bina Bangunan 25-Mar 3577 - Beban sewa 712 1.500 1.500
Dari kedua ayat jurnal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa akun yang di debit untuk
pengeluaran cek adalah utang voucher. Sedangkan yang dikredit adalah bank dan dalam hal-hal
tertentu ditambah akun potongan pembelian. Oleh karma alasan ini, kolom debit pada buku cek
keluar diisi dengan akun utang voucher sedang kolom kredit disediakan untuk akun bank dan
potongan pembelian.
Gambar 12-4
PT EKA SAKTI METROPOLITAN
Buku Cek Keluar
Bulan: Maret 200A
Nomor Nomor Debit Kredit
Tanggal Dibayarkan kepada Utang Potongan
Cek Voucher Bank
200A voucher Pembelia
Maret 1 3571 PTAgung Ekspress 451 30 - 30
10 3572 PT Merdeka dagang 452 1.750 35 1.715
12 3573 Firma Berko 454 250 250
13 3574 PT Agung Ekspress 455 40 40
14 3575 Toko A Win 456 50 50
24 3576 CV Medan Ad 453 500 500
25 3577 PT Bind Bangunan 457 1.500 1.500
27 3578 Toko Makmur 458 25 25
30 3579 Toko kawanku 461 20 20
31 3580 PTASung Ekspress 463 30 - 30
Seperti halnya buku voucher, setiap akhir bulan kesamaan antara jumlah debit dan jumlah
kredit dalam buku cek keluar harus diperiksa kebenarannya. Dalam contoh buku cek keluar di
atas, kesamaan jumlah debit dan kredit dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Debit Kredit
Utang voucher Rp 4.195 Potongan pembelian Rp 35
Bank 4.160
Total Rp 4.195 Total Rp 4.195
REKONSILIASI BANK
Apabila semua penerimaan uang langsung disetorkan ke bank dan semua pembayaran
dilakukan dengan cek, maka akun kas di perusahaan akan sama dengan akun bank. Saldo akun
bank di buku besar perusahaan (saldo buku) menunjukkan jurnlah uang perusahaan yang
disimpan di bank dalam bentuk rekening koran (demand deposit). Pihak bank juga mempunyai
catatan mengenai utang rekening koran dengan tiap nasabahnya. Saldo akun utang rekening
koran (saldo bank) menunjukkan jumlah uang nasabah yang terutang oleh bank.
Akun bank di perusahaan dan akun utang rekening koran yang bersangkutan di bank,
merupakan akun resiprokal. Secara teoritis saldo kedua akun ini akan selalu sama, tetapi dalam
praktik tidak. Ketidaksamaan antara saldo buku dengan saldo bank pada hakikatnN7a disebabkan
oleh karma salah satu atau kedua sebab di bawah ini:
1. Kelambatan salah satu pihak (bank atau perusahaan) dalam mencatat suatu transaksi.
2. Kesalahan yang dibuat oleh salah satu pihak dalam mencatat suatu transaksi.
Saldo Buku
Dalam rekonsiliasi bank, saldo buku adalah saldo akun bank di .buku besar perusahaan.
Saldo buku dapat dihitung setelah pemindahan -dari buku penerimaan bank dan buku cek keluar
selesai dilakukan. Pemindah-buktian serta perhitungan saldo buku dapat digambarkan secara
sederhana sebagai berikut :
Bank Dana Indonesia
01/12/200A Saldo Awal 6.821 31/12/200A Buku 38.066
Saldo akun Bank Dana Indonesia pada tanggal 31 Desember 200A adalah Rp 7.341.
Jumlah ini menunjukkan uang perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk rekening koran.
Seperti terlihat dalam akun Bank Dana Indonesia tersebut di atas, ayat jurnal debit berasal dari
buku penerimaan bank. Ayat jurnal kredit berasal dari buku cek keluar.
Buku penerimaan bank, pada hakikatnya, sama dengan buku penerimaan kas yang telah
dibicarakan sebelumnya. Akan tetapi, untuk memungkinkan dibuatnya rekonsiliasi bank, buku
harian tersebut perlu ditambah dengan kolom yang menunjukkan jumlah serta dokumen
penyetoran uang ke Bank. Contoh Buku penerimaan bank adalah seperti terlihat dalam Gambar
12-5. Dalam contoh Buku penerimaan bank ini terdapat kolom “Setoran Bank” yang terbagi
menjadi “Nomor Slip” dan “Jumlah”. Kolom-kolom ini diisi dengan nomor bukti setoran ke
bank serta jumlahnya. Setiap setoran ke bank harus dibuatkan bukti. Pada umumnya bukti
setoran ini disediakan oleh bank.. Contoh bukti setoran bank dengan transaksi tanggal 2
Desember 200A sebagai contoh adalah seperti terlihat dalam Gambar 12-6.
Setiap akhir bulan, kolom-kolom dalam buku penerimaan bank dijumlah dan dipindah-
bukukan ke akun masing-masing di buku besar, Total kolom “Bank” (dalam contoh Rp 38.586)
dipindahkan sebagai debit pada akun bank.
Gambar 12-6
Bukti Setoran Bank
Gambar 12-5
PT Agung Bakti
Buku Penerimaan Bank
Bulan: Desember 200A
Catatan:
A) = Pos rekonsiliasi A (belum dicatat oieh Bank)
*) = Ada di laporan rekening koran (telah dicatat oleh Bank)
Pembahasan tentang buku cek keluar telah dilakukan dalam bagian permulaan bab ini.
Seperti telah dijelaskan, buku cek keluar adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
semua pengeluaran uang yang dilakukan dengan cek. Untuk pembahasan dalam bab ini, contoh
buku cek keluar digambarkan lagi (Lihat Gambar 12-7). Setiap akhir bulan, total kolom “Bank”
dalam buku cek keluar dipindahkan sebagai kredit pada akun bank. Gambar 12-7
PT AGUNG BAKTI
Buku Cek Keivar
Bulan: Desember 200A
Debit Kredit
Nomor No
Tanggal Dibayarkan kepad
Check Voucher Hutang Potongan
Bank
Voucher Pembelian
200A
Catatan:
D = Pos Rekonsiliasi D (kesalahan oleh Perusahaan)
E = Pos Rekonsiliasi E (belum dicatat oleh Bank)
* ) = Ada di laporan rekening koran (telah dicatat oleh Bank)
Saldo Bank
Setiap akhir bulan, bank akin mengirimkan laporan rekening koran (bank statement)
kepada perusahaan. Laporan ini menunjukkan saldo rekening perusahaan pada akhir bulan serta
mutasi yang terjadi selama bulan tersebut. contoh laporan rekening koran bank tampak seperti
dalam Gambar 12-8. Seperti terlihat dalam contoh, saldo rekening PT Agung Bakti pada tanggal
31 Desember 200A, menurut catatan bank, adalah Rp 6.095.
Saldo akun bank, menurut catatan perusahaan, adalah Rp 7.341. Terlihat ads perbedaan
antara keduanya. Perbedaan tersebut harus dicari sebabnya, dengan melakukan rekonsiliasi bank
(bank reconciliation).
Gambar 12-8
Laporan Rekening Koran Bank
Prosedur Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank dilakukan dengan jalan:
1. Mencocokkan setiap setoran yang terdapat dalam buku penerimaan bank dengan setiap ayat
jurnal kredit dalam laporan rekening koran.
2. Mencocokkan setiap pengeluaran uang yang terdapat dalam buku cek keluar dengan setiap
ayat jurnal debit dalam laporan rekening koran.
Untuk PT Agung Bakti pencocokan buku penerimaan bank dengan ayat jurnal kredit dalam
laporan rekening koran, menghasilkan temuan sebagai berikut:
A. Setoran pada tanggal 31 Desember 200A sebesar Rp 2.406 di buku penerimaan bank
(Slip Nomor 64) belum terdapat dalam ayat jurnal kredit di laporan rekening koran.
B. Ayat jurnal kredit sebesar Rp 400 yang dicatat pada tanggal 28 Desember 200A di
laporan rekening koran belum terdapat di buku penerimaan Bank. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa Jumlah ini adalah kiriman uang dari langganan melalui transfer bank
untuk melunasi utangnya.
A. Ayat jurnal kredit sebesar Rp 12 yang dicatat pada tanggal 31 Desember 200A di
laporan rekening koran belum terdapat di buku penerimaan bank. Jumlah ini adalah jasa giro
yang diberikan oleh bank.
Sementara itu, pencocokan antara buku cek keluar dengan ayat jurnal debit dalam laporan
rekening koran menghasilkan sebagai berikut:
B. Cek nomor 2912 dicatat sebesar Rp 15 di buku cek keluar sedang di laporan rekening
koran tertulis Rp 150. Penyelidikan lebih lanjut atas pengeluaran uang ini menunjukkan
bahwa Jumlah yang benar adalah Rp 150.
C. Cek-cek yang telah dicatat dalam buku cek keluar tetapi belum muncul dalam laporan
rekening koran adalah sebagai berikut:
Jurnal Penyesuaian
Rekonsiliasi bank menunjukkan bahwa ada beberapa transaksi penerimaan dan
pengeluaran uang yang belum dicatat perusahaan. Di samping itu, terdapat kesalahan pencatatan
yang belum dikoreksi. Untuk itu, ayat jurnal penyesuaian dan koreksi perlu dibuat. Ayat jurnal
penyesuaian dan koreksi yang perlu dibuat dari rekonsiliasi bank tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
(D)Bank 268
(D)Beban bank 9
(D)Pembelian 135
(K) Pendapa tan jasa giro 12
(K) Piutang dagang 400
Setelah ayat jurnal penyesuaian/koreksi tersebut di atas dibuat, akun bank di buku besar
perusahaan akan bersaldo Rp 7.609, sama dengan saldo disesuaikan dalam rekonsiliasi bank.
Perhatikan bahwa ayat jurnal penyesuaian atau koreksi hanya dibuat untuk pos-pos
rekonsiliasi yang terdapat dalam bagian pertama rekonsiliasi bank. Pos-pos ini muncul karma
kelambatan dalam mencatat transaksi atau pencatatan oleh perusahaan. Pos-pos rekonsiliasi
yang terdapat dalam bagian kedua rekonsiliasi adalah tanggung jawab bank. Oleh karena itu,
tidak perlu dibuatkan ayat jurnal penyesuaian atau koreksi.
Gambar 12-9
PT AGUNG BAKTI
Rekonsiliasi Bank-bank Dana Indonesia
31 Desember 200A
I. Bagian Pertama
Saldo menurut akun bank di buku besar perusahaan (saldo buku) Rp 7.341
Transaksi-transaksi penerimaan yang telah dicatat oleh bank
tetapi belum dicatat oleh perusahaan
1. Transfer uang yang dikirim langsung ke bank oleh langganan
untuk melunasi utangnya (Pos Rekonsiliasi B)
400
2. Jasa giro yang telah dihitung dan dicatat oleh bank
(Pos Rekonsiliasi C) 12
Transaksi-transaksi pengeluaran yang telah dicatat oleh bank
tetapi beium dicatat oleh perusahaan
3. Biaya administrasi bank (Pos Rekonsiliasi G) (9)
Kesalahan pencatatan oleh perusahaan
4. Cek nomor 2912 sejumlah Rp 150 untuk pembelian barang
dagang yang dicatat sebesar Rp 15 (Pos Rekonsiliasi D) (135)
Saldo disesuaikan Rp 7.609
II. Bagian Kedua
Saldo menurut laporan rekening koran (saldo bank) Rp 6.095
Transaksi-transaksi penerimaan yang telah dicatat perusahaan
tetapi belum dicatat oleh bank
1. Setoran yang belum dibukukan oleh bank
(Pos rekonsiliasi A) 2.406
Transaksi-transaksi pengeluaran yang telah dicatat oleh
perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank
1. Cek-cek yang masih beredar (Pos rekonsiliasi E) (1.120)
Kesalahan pencatatan oleh bank:
Cek PT AGUNG SAKTI yang salah dibebankan ke
PT AGUNG BAKTI (Pos rekonsiliasi F) 228
Saldo disesuaikan Rp 7.609
Gambar 12-10
Bukti Kas Kecil
Total Rp 10
Disetujui oleh: Benny Diterima oleh: Yetty
Gambar 12-11
BUKU KAS KECIL
Feriode : 2-9 Januari 200A
Nomor Kode
Tanggal Dibayarkan kepada/Penjelasan Jumlah Saldo Hari Ini
Bukti Akun
200A
2/1 2345 Pembentukan dan kas kecil Rp 100
4/1 001 Toko Makmur. Alat-alat tulis 516 Rp 10 90
002 Tukiman. Transport 515 1 89
003 Toko Eva. Makanan dan minuman 518 5 84
5/1 004 Toko Subur. Keperluan kantor 517 7 77
005 Tukiman. Transport 515 2 75
6/1 006 Tukiman. Transport 515 5 70
007 Toko Koja. Kertas 516 15 55
008 Toko Kalista. Minuman 518 2 53
7/1 009 Restoran Oen 518 20 33
010 Toko Subur 517 10 23
9/1 011 Restoran Oen 518 3 20
012 Tukiman. Transport 515 1 19
013 Toko Subur. Kain pel dll 517 9 10
Rekapitulasi:
Rekapitulasi atas pengeluaran yang dicatat dalam buku kas kecil selama 2-9 Januari 200A
adalah sebagai berikut:
No. Akun Nama Akun Jumlah
515 Transpor Rp 9
516 Perlengkapan 25
517 Keperluan kantor 26
518 Makan dan Minum 30
Total Rp 90
Sebelum diganti pertanggungjawaban dana kas kecil akan diperiksa terlebih dahulu,
terutama mengenai keabsahan dan kebenaran pembebanannya Di samping itu, permintaan,
penggantian tersebut harus disetujui oleh yang berwenang. Untuk penggantian dana kas kecil ini,
sebuah cek sebesar Rp 90 ditarik dan diberi keterangan untuk penggantian dana kas kecil (Cek
Nomor: 2365). Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
Perhatikan bahwa akun-akun yang di debit untuk penggantian dana kas kecil bukanlah
akun dana kas kecil itu sendiri tetapi akun-akun untuk mana pengeluaran-pengeluaran dibebani.
Sister dana kas kecil seperti yang diterangkan di atas disebut dengan sister dana tetap (imprest
fund). Dalam sister ini jumlah uang yang dikelola oleh pemegang kas kecil tetap dari waktu ke
waktu. Bentuknya dapat berupa uang tunai atau bukti-bukti pengeluaran yang belum
dipertanggungjawabkan. Jumlah uang yang ada di tangan pemegang kas kecil pada suatu saat
ditambah jumlah pengeluaran yang telah dilakukan sampai dengan saat itu harus selalu sama
dengan dana yang telah ditetapkan.
SURAT-SURAT BERHARGA
Surat-surat berharga adalah saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimiliki
perusahaan dalam rangka penanaman sementara untuk memanfaatkan dana selama fidak
digunakan. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai penanaman sementara, surat berharga harus
mempunyai sifat sebagai berikut:
Perolehan
Harga perolehaan surat berharga meliputi harga beli dan biaya-biaya lain yang terjadi
dalam transaksi, seperti komisi makelar. Anggaplah bahwa pada tanggal 25 April 200A suatu
perusahaan membeli 1.000 lembar saham PT BTA dengan harga Rp 4,30 untuk tiap lembar
saham. Komisi makelar yang dibebankan adalah 1%. Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:
Perhitungan harga perolehan surat-surat berharga sebesar Rp 4.343 adalah sebagai berikut:
Harga beli saham : 1.000 x Rp 4,30 = Rp 4.300
Komisi makelar (1 %) = 43
Total harga perolehan = Rp 4.343
Penjualan
Seperti telah dijelaskan di muka, surat-surat berharga akan dijual kembali, apabila
perusahaan sudah memerlukan dana. Anggaplah bahwa pada tanggal 26 juni 200A saham PT
BTA tersebut di atas dijual dengan harga Rp 4,50 perlembar. Untuk penjualan ini dibebani
komisi makelar sebesar 1%. Ayat jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
(D) Bank 4.455
(K) Surat-suratberharga 4.343
(K) Keuntungan dari penjualan
surat-surat berharga 112
Penerimaan Dividen
Apabila sebelum Surat-Surat berharga dijual, perusahaan menerima dividen maka dividen
ini dicatat sebagai pendapatan. Anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juni 200A PT BTA
memutuskan untuk memberikan dividen sebesar Rp 0,50 untuk setiap lembar saham. Ayat jurnal
yang dibuat untuk Penerimaan dividen itu adalah sebagai berikut:
Jumlah Penerimaan dividen sebesar Rp 500 diperoleh dari 1.000 lembar saham yang
dimiliki dikalikan dengan dividen per saham yang d iterima sebesar Rp 0;50.
Jurnal Penyesuaian
Surat-Surat berharga dinilai pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar
(lower of cost or market). Penilaian pada harga terendah antara harga pokok dan harga pasar,
mengharuskan adanya jurnal penyesuaian jika harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan
harga pokok. Anggaplah bahwa pada tanggal 31 Desember 200A, harga saham PT BTA di bursa
turun menjadi Rp 4,10. Ini menunjukkan bahwa apabila saham PT BTA tadi dijual pada tanggal
ini. Hasil yang diperoleh adalah:
Harga pasar saham: 1.000 x Rp 4,10 = Rp 4.100
Komisi makelar (1 %) = ( 41 )
Nilai pasar (bersih) = Rp 4.059
Apabila dibandingkan dengan harga perolehan terdahulu. Angka ini menunjukkan adanya
kemungkinan rugi sebesar Rp 284. Kemungkinan rugi ini, dibebankan pada laba rugi tahun
berjalan. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat, kalau Surat berharga tersebut belum dijual
adalah sebagai berikut:
ISTILAH BARU
Buku cek keluar (cek register): jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua cek
yang dikeluarkan.
Buku voucher (voucher register): jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua
voucher yang dikeluarkan.
Bursa efek (stock exchange): tempat di mana surat-surat berharga seperti saham dan
obligasi diperdagangkan.
Bukti kas kecil (petty cash voucher): bukti tertulis yang menunjukkan jumlah dan rincian
pengeluaran melalui dana kas kecil.
Dana kas kecil (petty cash): sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam
perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya
pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran
yang jumlahnya tidak besar. pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan melalui bank (dengan cek).
Harga terendah antara harga pokok dan harga pasar (lower of cost or market): penilaian
yang didasarkan all-as harga terendah antara harga pokok dan harga pasar. penilaian dilakukan
dengan tujuan untuk penyajian di neraca.
Utang voucher (voucher payable): akun utang yang digunakan untuk mencatat sisi kredit
dari semua voucher dan sisi debit dari sernua cek yang dikeluarkan.
Kas (cash) segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan, yang dapat tersedia
dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
Laporan rekening koran (bank statement): catatan yang dibuat oleh bank untuk seto I ran
yang diterima dan penarikan yang dilakukan serta saldo awal dan saldo akhir dari rekening koran
nasabah. pada umumnya, bank akan mengirimkan tembusan dari catatan ini kepada nasabahnya
pada tiap-tiap akhir bulan.
Penanaman sementara (temporary investments): penanaman (investasi) jangka pendek
dalam surat-surat berharga yang mempunyai pasar dan ditujukan untuk memutarkan kelebihan
uang kas.
Perusahaan terbuka (listed company): perusahaan yang saham-sahamnya dijual di bursa
saham.
Pos-pos rekonsiliasi (reconciling items): -pos-pos yang menjelaskan perbedaan antara dua
angka (saldo) yang berasal dari somber berbeda dalam proses rekonsiliasi.
Rekonsiliasi bank (bank reconciliation): membandingkan saldo buku dengan saldo bank
dan menjelaskan perbedaan yang terjadi. Secara umum rekonsiliasi berarti membandingkan dan
menjelaskan perbedaan yang terjadi terhadap dua angka (saldo) yang berasal dari somber
berbeda.
Saldo disesuaikan (adjusted balance): saldo yang telah disesuaikan dengan pospos
rekonsiliasi.
Slip deposit (deposit slip): bukti penerimaan yang dibuat oleh bank untuk setoransetoran
yang diterima dari nasabah.
Voucher (voucher): bukti tertulis mengenai persetujuan untuk mengeluarkan uang.