PGSD-MODUL 5 PKN - Total KB
PGSD-MODUL 5 PKN - Total KB
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 1
Penulis:
Daftar isi............................................................................................................ii
A. Pendahuluan..................................................................................................1
B. Capaian Pembelajaran...................................................................................2
C. Sub-Capaian Pembelajaran............................................................................5
D. Uraian Materi.................................................................................................5
E. Rangkuman Kegiatan Belajar 1…................................................................42
F. Tes Formatif Kegiatan Belajar 1....................................................................42
G. Daftar Pustaka ………………………………………………………… 48
H. Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 …..………………… 48
A. Pendahuluan
Kegiatan belajar pada KB 1 ini membahas tentang materi Hak Asasi Manusia
(HAM). Mengapa para guru di sekolah dasar harus belajar dan membelajarkan HAM ?
HAM menjadi persoalan yang familiar dalam kehidupan di masyarakat. Persoalan
HAM sering sekali menjadi bahan pembicaraan atau diskusi di masyarakat baik yang
berkaitan dengan konsep HAM itu sendiri, penegakkan HAM maupun pelanggaran
HAM yang terjadi. Oleh karena itu, sudah seyogianya para siswa di sekolah sejak dini
sudah dikenalkan tentang HAM, supaya mereka mengetahui dan sadar akan hak dan
kewajiban asasi dirinya dan orang lain, sehingga mereka akan terbiasa untuk
menghormati diri dan hak asasi orang lain.
Setiap KB pada modul ini dikemas secara sistematis mulai dari: pendahuluan,
capaian pembelajaran, sub-capaian pembelajaran, uraian materi, rangkuman, dan tes
formatif. Materi utama terdiri dari uraian materi yang dikembangkan oleh penulis
dalam bentuk pdf, ppt, dan video, begitu juga materi penunjang terdiri dari uraian
materi berbentuk pdf, ppt, dan video menggunakan link terkait.
Proses pembelajaran untuk setiap KB pada modul ini memfasilitasi
berkembangnya kemandirian belajar sebagai penciri khas proses pembelajaran pada
program PPG. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, peserta harus
melakukan langkah-langkah berikut.
1. Memahami setiap komponen modul mulai dari komponen awal sampai akhir.
2. Memahami materi utama dan penunjang dengan membaca dan memaknainya.
3. Membaca berbagai sumber belajar lainnya yang relevan dengan materi yang
sedang dipelajari.
4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas daring
bersama peserta lain dan instruktur.
5. Mengerjakan setiap tugas secara mandiri dan tes formatif melalui fasilitas
daring.
6. Mempraktikkan pengetahuan yang didapatkan dari proses pembelajaran
kedalam praktik pembelajaran sehari-hari dan merefleksinya.
2
7. Menghubungi instruktur melalui fasilitas daring yang telah disediakan bila
menemui kesulitan.
B. Capaian Pembelajaran
Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi lima mata pelajaran
pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa Pembentuk
Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi, dan
Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2)
Matematika terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita
Selekta; 3) Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan, Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam
Semesta; 4) Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan;
Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi
dan Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat
Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi
Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;
Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk
advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari”.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Anda paham betul tentang
apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang Anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna
atau pengertiannya pada kamus yang Anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui
pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga
memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.
4. Mantapkan pemahaman Andamelalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus
yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.
D. Uraian Materi
1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Pada bagian ini Anda akan diajak untuk menelaah berbagai pengertian Hak
Asasi Manusia (HAM). Hal ini bertujuan supaya Anda dapat mendefinisikan dan
memaknai setiap hak yang dimiliki. Untuk dapat memahami pengertian HAM, ada
baiknya perhatikan hal-hal berikut dengan seksama.
a. Dalam Pembukaan UUD NRI 1945 aline pertama ditegaskan
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-
keadilan”.
b. Pasal 28 A UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “Setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya”.
c. Di dalam kehidupan masyarakat ada pandangan yang menyatakan
“Tiada seorang manusia pun yang hidup sengsara, ia akan selalu
berusaha mencapai kesejahteraan bagi dirinya lahir maupun batin”
Apa makna ketiga kalimat tersebut? Jika Anda menyimaknya dengan seksama,
maka dapat dipahami bahwa pada diri manusia selalu melekat tiga hal, yakni hidup,
kebebasan dan kebahagian. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat
mendasar yang harus dimiliki oleh manusia. Tanpa ketiga hal tersebut manusia akan
hidup tidak terarah bahkan tidak akan menjadi seutuhnya. Sesuatu hak yang mendasar
itu dalam pengertian lain disebut hak asasi. Dengan demikian secara sederhana hak
asasi manusia itu adalah hak dasar manusia menurut kodratnya.
Darmodihardjo dalam Muladi (2007: 109) menyatakan bahwa HAM adalah
hak-hak dasar yang dibawa manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang
sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu
holy area. Perlu dipahami bahwa HAM tersebut tidaklah bersumber dari negara dan
hukum, tetapi semata-mata bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta
alam semesta beserta isinya, sehingga HAM itu tidak bisa dikurangi (non derogable
right).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, khususnya
dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Selain itu, dalam Undang-Undang RI Nomor 39 tahun
1999 tentang HAM Pasal 1 ayat (2) juga dimuat tentang kewajiban dasar manusia,
yaitu seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak dilaksanakan tidak
memungkinkan terlaksana dan tegaknya HAM.
Berdasarkan beberapa pemikiran tersebut, dapat disimpulkan bahwa hak asasi
manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang merupakan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak dasar tersebut meliputi hak hidup, hak
kemerdekaan dan hak untuk mendapatkan kebahagian.
Dibandingkan dengan hak-hak yang lain, HAM memiliki ciri-ciri khusus,
yaitu:
a. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian dari Tuhan kepada
manusia agar hidup terhormat.
b. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua semua umat
manusia yang sudah ada sejak lahir.
c. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan
kepada pihak lain.
e. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah
hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
Setelah Anda membaca kesaksian Ibu Eupeka di atas, bagaimana tanggapan Anda
mengenai hal-hal berikut:
a. Bagaimana perasaan Anda akan nasib yang dialami Ibu Eupeka dan tetangganya?
b. Menurut pendapat Anda bagaimana perasaan Ibu Eupeka dan tetangganya atas
nasib yang menimpanya?
c. Apakah mungkin nasib yang menimpa Ibu Eupeka dan tetangganya juga dialami
oleh warga negara Indonesia lainnya?
d. Bagaimana perasaan Anda jika mengalami nasib seperti yang dialami oleh Ibu
Eupeka dan tetangganya?
e. Menurut Anda benarkah pendapat Ibu Eupeka dan seandainya benar faktor apa
yang menyebabkan pemerintah mengabaikan hak Ibu Eupeka dan tetangganya?
f. Solusi seperti apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dialami oleh Ibu Eupeka dan tetangganya?
(a) Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, atau kelompok agama dengan cara membunuh anggota kelompok,
mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota
kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, dan memaksakan
tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok atau
memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu kepada kelompok
yang lain.
(b) Kejahatan kemanusiaan, yaitu satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistemik, yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung kepada penduduk sipil. Kejahatan kemanusian
berbentuk pembunuhan, pemusnahan, penyiksaan, perbudakan, pengusiran,
perampasan kemerdekaan yang melanggara hukum internasional dan sebagainya.
Selain itu berbagai lembaga indipenden yang bentuk oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan khusus di bidang anak, perempuan atau kasus khusus lainnya seperti
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga independen
Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
perlindungan anak. Keputusan Presiden Nomor 95/M/2004 merupakan dasar hukum
pembentukan lembaga ini; Demikian juga, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dan lain lain.
4. Bagi seorang tersangka atau terdakwa dalam perkara pidana berhak mendapatkan
perlindungan hukum dan didampingi penasehat hukum. Hal tersebut merupakan
perwujudan
A. social rights
B. political rights
C. procedural rights
D. economical rights
E. proverty rights
5. Hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua semua umat manusia yang sudah
ada sejak lahir. Dengan demikian hak asasi manusia mempunyai sifat....
A. Hakiki
B. universal
C. tak terbatas
D. tidak dapat dibagi
E. individual
7. Di antara upaya penegakan hak asasi manusia yang dibentuk oleh lembaga
swadaya masyarakat adalah....
A. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM)
B. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
C. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
D. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
E. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
8. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa atau agama disebut....
A. kejahatan terhadap kemanusia
B. kejahatan genosida
C. kejahatan perang
D. agresi
E. pembantaian
9. Saat ini sering terjadi pelanggaran HAM dalam bentuk tindak kekerasan yang
menimpa para pelajar. Tindak kekerasaan tersebut sering dikenal dengan istilah
bullying. Pelaku bullying bisa dari oknum pelajar atau pihak lainnya. Tindakan
tersebut sebetulnya dapat dihindari apabila penegakkan HAM dapat diwujudkan di
berbagai lingkungan kehidupan. Sebagai seorang pelajar, bentuk peran serta yang
dapat ditampilkan untuk mencegah terjadinya bullying sebagai bagian dari upaya
penegakkan HAM, diantaranya adalah dengan ... .
A. mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk peraturan yang khusus
mengatur pencegahan terhadap bullying
B. meningkatkan pemahaman mengenai jenis-jenis bullying yang terjadi di
berbagai lingkungan kehidupan
C. melaporkan setiap tindakan bullying kepada aparat kepolisian dan kepala
sekolah
D. mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk suatu lembaga nasional
anti bullying
E. membuat tulisan tentang pencegahan tindakan bullying di media cetak nasional
mapun local
10. Kasus perbudakan buruh kuali yang pernah disidangkan oleh Pengadilan Negeri
Tangerang (PN Tangerang) dengan Terdakwa YI dan kawan-kawan merupakan
salah satu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kasus tersebut sebenarnya dapat
dihindari, apabila masyarakat berperan serta dalam upaya penegakkan HAM untuk
mencegah terjadinya pelanggaran HAM. Salah satu bentuk peran serta yang dapat
ditampilkan oleh anggota masyarakat diantaranya adalah .....
A. mengawal pelaksanaan undang-undang tentang hak asasi manusia
B. melaporkan setiap pelanggaran ham yang terjadi di masyarakat
C. meningkatkan pemahaman mengenai hak dan kewajiban asasi manusia
D. mengawasi kinerja komnas ham sebagai salah satu instrumen penegakkan ham
E. membuat petisi tentang efektifitas penegakkan ham oleh Pemerintah
Catatan :
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, apakah Anda telah menguasai
kegiatan belajar 1 tentang Hak Azasi Manusia, ada baiknya hasil evaluasi yang telah
Anda lakukan, perhatikan rumus berikut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif kegiatan belajar 1
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang tepat. Kemudian
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.
Apabila tingkat pemahaman Anda mencapai 80% atau lebih, Anda dapat
melanjutkan dengan kegiatan belajar 2. Akan tetapi, apabila masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi kegiatan belajar 1 terutama bagian yang belum
dipahami. Jangan cepat berpuas diri, teruslah belajar supaya tingkat
kecerdasan Anda meningkat!
H. Daftar Pustaka
El-Muhtaj, M. (2007). Hak Asasi Manusi dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Joeniarto. (2001). Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Muladi. (2007). Hak Asasi Manusia; Hakekat, Konsep dan Aplikasinya dalam
Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 2
Penulis:
2019
DAFTAR ISI
Daftar isi............................................................................................................ii
A. Pendahuluan..................................................................................................1
B. Capaian Pembelajaran...................................................................................1
C. Sub-Capaian Pembelajaran............................................................................2
D. Uraian Materi.................................................................................................2
ii
A. Pendahuluan
Kegiatan belajar ini membahas tentang materi Persatuan dan Kesatuan dalam
Keberagaman Masyarakat Multikultur. Materi ini akan memperkaya wawasan guru
sekolah dasar sebagai bekal untuk menciptakan kondisi pembelajaran PPKN yang
humanis dan interaktif. Sebuah keniscayaan bahwa peserta didik yang dihadapi guru
dalam suatu kelas pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari
sisi fisik maupun psikis. Hal itu tentunya harus disikapi secara arif oleh setiap guru.
B. Capaian Pembelajaran
Mampu menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi 5 mata pelajaran
pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa Pembentuk
Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi, dan
Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2)
Matematika terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita
Selekta; 3) Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan, Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam
Semesta; 4) Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan;
Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi
dan Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat
Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi
Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;
Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk
advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul tentang
apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna atau
pengertiannya pada kamus yang anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui
pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga
memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.
4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus
yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.
D. Uraian Materi
Saat ini, Indonesia sebagai negara-bangsa (nation state) menghadapi rawan
masalah dalam upaya menyatukan kebhinekaan yang menjadi unsur pembentuk
2
bangsa. Masalah ini menjadi masalah penting? Pertama, karena Indonesia memiliki
karakteristik multikultural yang rawan terjadi disintegrasi bangsa. Pertalian primordial
yang merupakan kekhasan unsur bangsa Indonesia ini menuntut pengakuan negara.
Kesetiaan etnik bersifat alami dan primer, sedangkan kesetiaan nasional menjadi
bersifat konstruktif dan sekunder. Cobalah anda pahami makna kesetiaan etnik itu
bersifat alami dan primer. Berikan contohnya dalam kehidupan sehari hari. Demikian
juga kesetiaan nasional menjadi bersifat konstruktif dan sekunder. Mengapa demikian?
Negara Indonesia yang ber bhinneka tunggal ika perlu melestarikan dan
mengembangkan ikatan etnik ini menjadi ikon nasional. Bila ikatan etnik diabaikan
akan berdampak melemahnya ikatan komitmen sebagai satu bangsa. Kedua, suatu
negara hanya bisa membangun, jika bangsa yang di dalam wilayah negara tersebut
bersatu. Ketiga, pemerintah kolonial Belanda menanamkan kesetiaan pada penjajah
dan melemahkan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia.
Cobalah anda simak tulisan mengenai fakta luas wilayah Indonesia dari sumber ini:
https://bangka.tribunnews.com/2019/04/21/10-fakta-luas-wilayah-indonesia-yang-
wajib-kamu-ketahui-ternyata-ada-yang-lebih-luas-dari-eropa-ini?page=all
Fakta 2 : Wilayah di Pulau Kalimantan lebih luas dari pada Thailand, Spanyol dan
Inggris Raya
Fakta 3: Luas Pulau Sumatera lebih luas dari keseluruhan wilayah Jepang
Singapura
Fakta 9: Luas Taman Nasional Lorentz di Papua sama dengan luas negara Siprus
Fakta 10: Luas Danau Toba sama dengan 570 kali luas Monako
Cobalah anda analisis dan simpulkan, makna dari semua perbandingan di atas dengan
keunikan masing masing !
Yang jelas wilayah negara kita sangat luas dengan luas wilayah terbesar no 7 dunia
(https://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia). Mari kita bahas wilayah negara Indonesia
a. Integrasi Wilayah.
Menurut UU No. 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara. yang dimaksud dengan
wilayah negara NKRI adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan
wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta
dasar laut dan tanah di bawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh
sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya. Pengertian dalam UU tersebut diatas
didasarkan atas peristiwa besar dalam penentuan wilayah negara yang terjadi yaitu
Deklarasi Juanda
Wilayah Indonesia pada jaman Hindia Belanda didasarkan pada Territoriale Zee
en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal Ordonansi
1939. Inti isi Ordonansi 1939 adalah penentuan lebar laut 3 mil laut diukur dengan
menarik garis pangkal berdasarkan garis air surut pulau. Pulau-pulau di wilayah
Nusantara dipisahkan laut sekelilingnya dan wilayah laut hanya sejauh 3 mil dari garis
pantai sekeliling pulau. Lautan di luar garis merupakan lautan bebas yang berarti kapal
asing bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.
Deklarasi Djuanda dikukuhkan dengan Undang-undang No.4/prp/1960 tanggal
18 Februari 1960 tentang perairan Indonesia. Berdasarkan perhitungan 196 garis lurus
(straight baselines) dari titik pulau terluar (kecuali Irian jaya/Papua yang waktu itu
belum diakui secara Internasional) luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali
lipat. (https://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda).
https://www.digitasisurveyor.com/2019/05/batas-wilayah-nkri-secara-astronomis.html
Makna pengertian integrasi wilayah yaitu konsep kesatuan aspek alamiah yang
merupakan :
Untuk memahami integrasi bangsa, berikut ini akan kita telusuri sejarah
pergerakan kebangsaan Indonesia. Sebelum terjadi pergerakan kebangsaan, kita telah
mengenal sejarah kerajaan Kutai, Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Demak, Mataram
hingga kedatangan VOC tahun 1602. Wilayah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit
bahkan mencapai negara yang sekarang bersebelahan dengan negara Indonesa. Melalui
Devide et Impera, Belanda yang luas wilayahnya hanya 0,02 % dibandingkan dengan
Indonesia telah mampu menjajah dan mengeruk kekayaan alam yang dimiliki bangsa
Indonesia. Kondisi ini berlanjut dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajah dalam bentuk perang Diponegoro, perang Padri, Perang Aceh, Perang
Patimura, dan lainnya yang masih bersifat sporadis yang terjadi di seluruh wilayah
negara Indonesia. Berikut ini, kita fokuskan pembahasan pada sejarah pergerakan
Indonesia karena keistimewaannya berupa tumbuhnya kesadaran berbangsa sebagai
cikal bakal integrasi bangsa.
Nah, sekarang mari kita kembali pada pertanyaan 5W dan 1 H tentang integrasi
nasional atau persatuan dan kesatuan Negara Bangsa Indonesia. Apa yang dipersatukan
(What)? Yang dipersatukan adalah wilayah yang terdiri dari tanah dan air beserta
kekayaan yang terkandung di dalamnya. Selain wilayah kita juga mempersatukan
isinya yaitu bangsa Indonesia yang mengalami kesamaan sejarah yang mengalami
penderitaan bersama akibat penjajahan, kesamaan tempat yang sama sama tinggal
dalam wilayah Indonesia,
Dimana persatuan dan kesatuan itu dapat terwujud (Where) ? Di wilayah negara
Indonesia yang luasnya mencapai 1.904.569 Km2 atau mencapai luas wilayah terbesar
no 7 dunia. Siapa yang dipersatukan (Who)? Seluruh bangsa yang mendiami wilayah
negara Indonesia tanpa terkecuali dan tidak ada yang perlu merasa dikecualikan.
Kapan mulai bersatu (When) ? Dimulai dari kerajaan yang banyak tertebaran di
wilayah negara Indonesia, masa perintis, masa penegas hingga sekarang dan berlanjut
selamanya. Mengapa perlu bersatu (Why) ? Kita perlu bersatu untuk mewujudkan
kesejahtaraan dan keadilan bersama yang dilandasi dan sebagai perwujudan kita
sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan makhluk pribadi. Bagaimana
mempersatuan (How) ? Menerima dan menjalankan Nilai nilai Pancasila secara benar,
utuh, dan memberantas segala bentuk upaya memecah belah bangsa yang terdapat di
wilayah negara Indonesia.
3. Pentingnya Nasionalisme
Anda mungkin sering mendengar istilah nasionalisme. Akan tetapi apakah Anda
tahu apa makna dari istilah tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari Anda mungkin
pernah mengalami peristiwa-peristiwa berikut:
Ada dua hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia,
yaitu:
1) Pancasila.
2) UUD NRI 1945,
3) Sang Saka Merah Putih.
4) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
5) Bahasa Indonesia, dan
6) Sumpah Pemuda.
Konsep kelima yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa
adalah nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu faham yang menganggap bahwa
kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara.
Faham nasionalisme mulai dikenal di Indonesia sejak awal abad ke-20, yaitu
saat berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo itu
merupakan awal dari Kebangkitan Nasional dan merupakan awal dari kesadaran
nasional. Tanggal berdirinya orgamsasi pergerakan tersebut hingga kini kita peringati
sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Konsep terakhir yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan
bangsa adalah patriotisme. Coba Anda pikirkan sejenak, apakah patriotisme berbeda
dengan nasionalisme? Patriotisme merupakan salah satu unsur nasionalisme.
Patriotisme merupakan sikap sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan
tanah air, bangsa dan negara. Sedangkan ciri-ciri patriotisme diantaranya:
Perhatikan foto kerusakan dan kerugian yang diderita semua pihak oleh isu rasisme
yang tidak jelas sumbernya. Sekali lagi hanya isu saja sudah berdampak kerugian
materiil berupa rusaknya dan hancur fasilitas yang dibangun dengan biaya besar,
belum lagi korban nyawa manusia.
Perhatikan berita tragis beberapa tahun lalu yaitu pada tanggal 5 Maret 2001 dari
https://www.liputan6.com/news/read/9010/dan-kepala-bocah-pun-dipenggal (penulis
sengaja tidak menuliskan rincian dari peristiwa biadab ini).
...........
SCTV memperoleh cerita memilukan. Ada pasangan suami istri yang
harus berpisah lantaran keduanya berlainan etnis. Sang istri Madura
dan suami Dayak. Tak lama setelah pertikaian pecah, si istri turut
mengungsi ke Madura. Alih-alih nyaman di kampung sendiri,
kehadirannya malah ditolak lantaran bersuami orang Dayak. Begitu
pun ketika ia harus mengikuti si suami, masyarakat Dayak sulit
menerima. Kini, ibu muda yang tengah hamil tua itu terpaksa
diungsikan ke Banjar. Sedangkan suami tetap di kampungnya. Entah
sampai kapan mereka harus berpisah.
Perhatikan isu etnis bisa membuat bangsa ini menjadi terpecah pecah. Berikut ini
dibahas tentang berbagai penyakit budaya yang dapat merusak persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
1. Prasangka
Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan
keyakinan stereotipe atau pemberian label kita tentang anggota dari kelompok
tertentu. Prasangka meliputi keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan
terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka
yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berbasis etnis disebut
etnisisme. Sementara itu John (1981) menyatakan bahwa prasangka adalah sikap
antipasti yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan tidak
fleksibel. Kesalahan ini mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada
orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap
negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan
kelompoknya sendiri. Jadi prasangka merupakan salah satu rintangan atau
hambatan bagi kegiatan komunikasi karena orang yang berprasangka sudah
bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi.
Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar
prasangka buruk tanpa memakai pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang
nyata. Karena itu, bila prasangka sudah menghinggapi seseorang, orang tidak
dapat berpikir logis dan obyektif dan segala apa yang dilihatnya akan dinilai
secra negatif (Dalam Sutarno, 2008: 4-12)
2. Stereotipe
Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subyektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain.
Pemberian sifat itu bisa sifat positif maupun negatif (Sutarno, 2008:4-12). Allan G.
Johnson (1986) menegaskan bahwa stereotipe adalah keyakinan seseorang untuk
menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain
karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman tertentu. Keyakinan ini
menimbulkan penilaian yang cenderung negative atau bahkan merendahkan kelompok
lain. Ada kecenderungan untuk memberi “label” atau cap tertentu pada kelompok
tertentu dan yang termasuk problem yang perlu diatasi adalah stereotipe yang negative
atau memandang rendah kelompok lain (Sutarno, 2008: 4-12).
3. Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya
individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus
berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang
antagonistik (pertentangan). Supaya pertentangan itu dapat dicegah, perlu ada
folkways (adat kebiasaan) yang bersumber pada pola-pola tertentu. Mereka yang
mempunyai folkways yang sama cenderung berkelompok dalam suatu kelompok yang
disebut etnis. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma
dan nilai budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri (Sutarno, 2008:4-10)
4. Rasisme.
Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa
perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya
atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk
mengatur ras yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10). Kata ras berasal dari bahasa Perancis
dan Italia “razza”. Pertama kali istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier, antropolog
Perancis, untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan
kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang
menetapkan hierarkhi manusia berdasarkan karakteristik fisik atas orang
Eropah berkulit putih yang diasumsikan sebagai warga masyarakat kelas atas
yang berbeda dengan orang Afrika yang berkulit hitam sebagai warga kelas
dua. Atau ada ideologi rasial yang berpandangan bahwa orang kulit putih
mempunyai misi suci untuk menyelamatkan orang kulit hitam yang dianggap
sangat primitif. Hal tersebut berpengaruh terhadap stratifikasi dalam berbagai
bidang seperti bidang sosial, ekonomi, politik, dimana orang kulit hitam
merupakan subordinasi orang kulit putih. Ras sebagai konsep secara ilmiah
digunakan bagi “penggolongan manusia” oleh Buffon, anthropolog Perancis,
untuk menerangkan penduduk berdasarkan pembedaan biologis sebagai
parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada ras yang benar-
benar murni lagi. Secara biologis, konsep ras terkait dengan pemberian
karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam kelompok tertentu
yang secara genetik memiliki kesamaan fisik seperti warna kulit, mata, rambut,
hidung, atau potongan wajah. Pembedaan seperti itu hanya mewakili faktor
tampilan luar. Karena tidak ada ras yang benar-benar murni, maka konsep
tentang ras seringkali merupakan kategori yang bersifat non-biologis. Ras
hanya merupakan konstruksi ideologi yang menggambarkan gagasan rasis.
Secara kultural, Carus menghubungkan ciri ras dengan kondisi kultural. Ada
empat jenis ras: Eropah, Afrika, Mongol dan Amerika yang berturut-turut
mencerminkan siang hari (terang), malam hari (gelap), cerah pagi (kuning) dan
sore (senja) yang merah. (Sutarno, 2008:4-11). Namun konsep ras yang kita
kenal lebih mengarah pada konsep kultural dan kategori sosial tertentu yang
dikenakan pada kategori biologis.
5. Diskriminasi.
Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang
bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya.
Jika prasangka lebih mengarah pada sikap dan keyakinan, maka diskriminasi tertuju
pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki
prasangka kuat akibat tekanan tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat,
kebiasaan, atau hukum. Ada hubungan antara prasangka dan diskriminasi yang saling
menguatkan, selama ada prasangka, di sana ada diskriminasi. Jika prasangka
dipandang sebagai keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi adalah terapan
keyakinan atau ideologi.
Apabila sikap-sikap negatif atau penyakit budaya itu sangat rawan terjadi pada negara
kita yang bersifat multikulturalisme, yang jika tidak diikat oleh nilai Pancasila yang
berasaskan Bhineka Tunggal Ika, akan menimbulkan perpecahan yang sangat
merugikan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
a. Makna Multikulturalisme
Istilah “multikultural” jika ditelaah asal-usulnya mulai dikenal sejak tahun
1960-an, setelah adanya gerakan hak-hak sipil sebagai koreksi terhadap kebijakan
asimilasi kelompok minoritas terhadap melting pot yang sudah berjalan lama
tentang kultur dominan Amerika khususnya di New York dan California (Banks,
1984: 3, 164; Sobol, 1990: 18). Istilah multikultural tersebut selalu melekat dengan
pendidikan, yang mempunyai arti secara luas meliputi any set of processes by which
schools work with rather than against oppressed groups (Sleeter, 1992: 141).
Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Kymlicka (2002: 8, 24)., profesor
filsafat pada Queen University Canada dalam bukunya Multicultural Citizenship,
bahwa multikultural merupakan suatu pengakuan, penghargaan, dan keadilan terhadap
etnik minoritas baik yang menyangkut hak-hak universal yang melekat pada hak-hak
individu maupun komunitasnya yang bersifat kolektif dalam mengekspresikan
kebudayaannya.
a) Keadaan geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki 16.056 pulau besar dan kecil
(BPS, 2017) yang “dipisahkan” oleh selat dan laut. Ini merupakan kondisi
lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan geografis semacam itu menjadi
sumber adanya keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia.
Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan
masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis
pekerjaan yang ada juga menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang
diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada
bentuk kesenian yang ada di masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis
juga menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang
sendiri-sendiri.
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan suku bangsa itu? Suku bangsa
adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan dalam dan terikat oleh
kesadarannya akan identitasnya tersebut. Kesadaran dan identitas yang dimiliki
biasanya diperkuat dengan kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 1982). Secara
sederhana suku bangsa merupakan kelompok orang yang mempunyai adat istiadat
yang sama dan mempunyai keterikatan kuat yang tidak dibatasi oleh tempat dan
waktu. Di mana pun anggota suatu suku itu berada, ia tetap merasa sebagai anggota
suku bangsanya. Misalnya, seseorang yang mengaku berasal dari suku sunda, ia akan
tetap merasa sebagai bagian dari suku sunda meskipun ia bertempat tinggal berada di
Kalimantan Selatan.
Suku-suku bangsa yang ada di Indonesia telah ada sebelum bangsa Indonesia
terbentuk. Pada hakekatnya bangsa Indonesia itu merupakan gabungan dari berbagai
suku bangsa yang telah ada sebelumnya. Kondisi ini menjadikan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang beranekaragam suku bangsa. Suku-suku bangsa yang
beranekaragam itu menempati hampir seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari
ribuan pulau. Suku-suku bangsa tersebut mengikatkan diri dalam wadah sebuah negara
yaitu negara kesatuan Republik Indonesia. Jadi semboyan Bhinneka tunggal ika
menjadi faktor pemersatu berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia.
Apa yang harus Anda lakukan ketika menghadapi kondisi lingkungan yang
beraneka ragam ini? Tentu saja keanekaragaman ini jangan dijadikan sebagai alat
pemecah persatuan dan kesatuan, melainkan sebagai faktor yang memperkuat
persatuan dan kesatuan. Sebagai warga negara yang baik, Anda harus menghargai
keragaman suku bangsa. Sikap saling menghargai antar suku bangsa ini sangat penting
untuk dilakukan. Dengan terwujudnya sikap seperti itu maka persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia tetap terjaga.
1) Keberagaman Agama
Kemerdekaan beragama di Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai
agama yang beraneka ragam. Di sekolah Anda, mungkin saja warga sekolahnya (siswa
dan guru) menganut agama yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinannya. Atau
mungkin saja, Anda mempunyai tetangga yang tidak seagama dengan Anda. Hal itu
semua, di negara kita merupakan sesuatu yang wajar.
Agama merupakan satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat
Indonesia, keanekaragaman suku bangsa, letak geografis dan latar belakang sejarah
merupakan faktor penyebab terjadinya keragaman tersebut. Pemerintah menetapkan
agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu merupakan agama
resmi penduduk di Indonesia.
2) Keberagaman Ras
Beberapa pakar mempunyai pendapat berbeda tentang pengertian ras, namun
biasanya ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang mempunyai ciri-
ciri fisik yang sama. Manusia yang satu mempunyai perbedaan ras dengan manusia
laian sebab adanya perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk
rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri
fisik yang lain.
a) Kelompok ras Papua Melanezoid, mayoritas di Papua, Pulau Aru, dan Pulau Kai.
b) Kelompok ras Negroid, contohnya orang Semang di semenanjung Malaka dan
orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
c) Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di
Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di
Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
d) Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang terdiri dari 2 (dua) golongan, yaitu Ras
Proto Melayu atau Melayu Tua (terdiri dari Suku Batak, Toraja, dan Dayak)
dan Ras Deutro Melayu atau Melayu Muda (beranggotakan antara lain Suku
Bugis, Madura, Jawa, dan Bali)
3) Keberagaman Golongan
Keberagaman golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan suatu
gejala yang selalu ada dalam setiap kehidupan manusia dan kedudukannya sangat
penting. Mungkin Anda tidak menyadari, bahwa sejak kaian lahir sampai meninggal
dunia menjadi anggota kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak lahir Anda
menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW, kelurahan, desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi dan negara. Ketika menginjak remaja dan dewasa Anda juga akan
menjadi anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi kelompok teman
bermain, organisasi sekolah, organisasi bidang sosial, ekonomi, politik seni dan
seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat dengan kelompok dan
hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari suatu kelompok
(menyendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain).
Tujuan akhir dari PPKn adalah warga negara yang cerdas dan baik, yakni
warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi,
dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara tertib, damai, dan kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan
nilai, norma dan moral Pancasila. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu
bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah,
anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas
dan baik. Oleh karena itulah untuk melaksanakan proses pembelajaran PPKn yang
berkenaan dengan tema “Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman dalam
Masyarakat Multikultural” perlu dikembangkan model pembelajaran yang dikemas
secara interaktif oleh guru.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru tentu saja menganalisis
dokumen kurikulum PPKn sekolah dasar yang termaktub dalam Permendikbud Nomor
37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Guru harus
mengklasifikasikan KI dan KD yang terdapat dalam ketentuan tersebut kedalam tema-
tema besar, salah satunya berkaitan dengan Persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman. KI dan KD yang menjadi muatan materi di setiap tingkatan, tentunya
ada yang berkaitan dengan tema tersebut seperti tergambarkan dalam tabel berikut.
No Kelas Kompetensi Dasar
Menurut Shaftel yang dikutip oleh Sundawa (2010:4.35) metode bermain peran
terdiri dari sembilan tahapan, yaitu:
Forum Diskusi
2. Persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi modal utama untuk mempertahankan
NKRI ternyata tidak selamanya berdiri kokoh. Persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia dalam perwujudannya sangat dinamis. Oleh karena itu, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa harus dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut,
salah satu alasan pentingnya kita menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah
….
A. persatuan dan kesatuan bangsa menentukan harkat dan derajat Bangsa
Indonesia dalam pergaulan dengan bangsa lainnya
B. kemajuan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan rakyatnya
dalam menjaga persatuan dan kesatuan
C. paham kedaerahan akan semakin kuat apabila persatuan dan kesatuan
bangsanya pun semakin kokoh dan selalu dijaga
D. Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat mensejajarkan diri dengan bangsa
lain dalam pergaulan internasional
E. persatuan dan kesatuan merupakan alat bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan
3. Sikap yang menganggap suku bangsa sendiri yang paling baik. Akibatnya akan
selalu mementingkan suku bangsa sendiri dan mengabaikan kepentingan suku
bangsa lain disebut ... .
A. Sukuisme
B. Chauvinisme
C. Provinsialisme
D. Primordialisme
E. Ekstrimisme
4. Kecintaan terhadap tanah air, bangsa, dan negara bukan hanya ditampilkan ketika
kalau ada negara lain yang ingin menjajah negara kita, akan tetapi diwujudkan
dalam kegiatan pembangunan di segala bidang. Berkaitan dengan hal tersebut,
salah satu contoh sikap/perilaku yang mencerminkan kecintaan kepada tanah air di
bidang ekonomi adalah … .
A. mengembangkan koperasi berasaskan kekekeluargaan untuk kesejahteran
bersama
B. menerima pengaruh asing yang dapat memajukan dan mengembangkan
kebudayaan nasional
C. menjauhi paham kedaerahan yang dapat melemahkan persatuan dan kesatuan
bangsa
D. berani melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila terjadi pelanggaran
E. mendukung dan melaksanakan semua kebijakan pemerintah pusat dan daerah
6. Sebagai warga negara Indonesia kita sudah tidak asing lagi dengan slogan
Bhinneka Tunggal Ika. Slogan yang merupakan prinsip dari pandangan hidup
negara kita terhadap kemajemukan suku-suku yang ada di dalamnya. Berdasarkan
hal tersebut, fungsi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah ….
A. menjadi landasan mewujudkan persatuan dan juga kesatuan bangsa Indonesia
B. sebagai pedoman untuk mengembangkan kebudayaan daerah masing-masing
C. menjadi landasan dalam berperilaku antarsuku bangsa yang berbeda-beda
D. sebagai pedoman menyusun amandemen terhadap UUD NRI Tahun 1945
E. menjadi landasan dalam menerapkan Pancasila sebagai ideologi terbuka
7. Sebagai negara majemuk, Indonesia menjadi negara paling rawan terhadap konflik
yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mengatasinya peran
serta masyarakat sangat diperlukan. Salah satu peran tersebut adalah dimilikinya
kesadaran berbangsa dan bernegara yang diwujudkan dengan … .
A. memiliki sikap disiplin yang tinggi untuk mendorong kemajuan masyarakat
B. menghindari perilaku yang menimbulkan pertentangan diantara tokoh
masyarakat
C. menghormati dan menghargai keberagaman di masyarakat
D. berwawasan luas dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat
E. memiliki sikap hidup modern dan mampu memanfaatkan teknologi modern
8. Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama serta
karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Pada dasarnya keberagaman
masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh
karena itu, sangat diperlukan sikap atau perilaku warga negara yang dapat
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, seperti sikap saling
menghargai dan menghormati.
Berdasarkan ilustrasi, salah satu arti penting sikap/perilaku yang menunjang
terciptanya kondisi tersebut adalah untuk ….
A. memperkuat posisi kebudayaan daerah di atas kebudayaan nasional
B. memperkecil segala hal yang berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat
C. memperkuat kedudukan pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan rakyat
D. memperkuat kedudukan bahasa daerah sebagai salah satu simbol persatuan
E. menghilangkan perbedaan antarsuku bangsa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
44
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif kegiatan belajar 1
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang tepat. Kemudian
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.
Apabila tingkat pemahaman anda mencapai 80% atau lebih, anda dapat
melanjutkan dengan kegiatan belajar 2. Akan tetapi, apabila masih di bawah 80%,
anda harus mengulangi materi kegiatan belajar 1 terutama bagian yang belum
dipahami. Jangan cepat berpuas diri, teruslah belajar supaya tingkat
kecerdasan anda meningkat!
H. Daftar Pustaka
Bakri, Noor MS. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Banks, James (1984) Teaching Strategies for Ethnic Studies, Newton: Allyn and
Bacon.
Berry, J.W, Ed. (1999) Psikologi Lintas Budaya Riset dan Aplikasi, Alih Bahasa: Edi
Suhardono, Jakarta: PT Gramedia
Blum, A. Lawrence, (2001) Antirasisme, Multikulturalisme, dan Komunitas Antar
Ras, Tiga Nilai yang Bersifat Mendidk Bagi Sebuah Masyarakat
Multikultural, dalam Larry May, dan Shari Colins-Chobanian, Etika
Terapan:
45
Sebuah Pendekatan Multikultura, Terjemahan: Sinta Carolina dan Dadang
Rusbiantoro, Yogyakarta: Tiara Wacana
Dikwar. Tidak dipublikasikan.
Koentjaraningrat, (1987) Sejarah Teori Antropologi, Jilid I dan II, Jakarta, Universitas
Indonesia Press
Kohn, Hans.(1961). Nasionalisme; Arti dan Sedjarahnja.Jakarta: PT Pembangunan
Kymlicka, Will (2002) Kewargaan Multikultural, Terjemahan Edlina Hafmini Eddin,
Jakarta: LP3ES.
Sleeter, C.E. (1992) “Restructuring Schools for Multicultural Education”, dalam
Journal of Teacher Education 43, halm. 141-148
Sobol, T. (1990) “Understanding Diversity” dalam Education Leadership, 48 (3),
Sumiarno, S. 2005. Geopolitik Indonesia. Paparan disampaikan pada Penataran Dosen
https://haipapua.com/unjuk-rasa-menolak-rasisme-berujung-kerusuhan-di-jayapura/
1. A 6. A
2. E 7. C
3. B 8. B
4. A 9. A
5. E 10 A
No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 3
Penulis:
2019
i
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ……………………………………………………………… 1
Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda akan diajak untuk mengkaji dan
menganalisis beberapa materi yang berkaitan dengan Konsep Nilai, Moral, Norma,
hukum dan peraturan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD, diantaranya:
2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara
B. Capaian Pembelajaran
C. Sub-Capaian Pembelajaran
Agar anda memperoleh hasil atau memiliki kompetensi yang diharapkan dalam
mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini.
2
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-
kata yang anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari
makna atau pengertiannya pada kamus yang anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui
pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga
memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.
4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus
yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.
D. Uraian Materi
Tidak mudah untuk menjelaskan apa itu suatu nilai, namun setidak-tidaknya
dapat dikatakan bahwa nilai merupakan suatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang
kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan,
singkatnya sesuatu yang diinginkan (K. Bertens, 2004: 139).
Menurut Fraenkel, dalam Rahmat et al et al. (2009: 11) nilai atau value
adalah konsep (concept). Seperti umumnya konsep lainnya, maka nilai sebagai
konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati melainkan ada dalam
pikiran orang. Nilai dapat diartikan sebagai kualitas dari sesuatu atau harga dari
sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia, nilai dapat dibagi
atas dua bidang, yaknik nilai estetika dan nilai etika. Estetika terkait dengan
masalah keindahan atau apa yang dipandang indah (beautiful) atau apa yang
dapat dinikmati oleh seseorang. Sedangkan etika terkait dengan kaitan
perilaku baik dan buruk. Etika terkait dengan masalah moral, yakni pertimbangan
reflektif tentang mana yang bias dilakukan atau tidak dilakukan.
Selain dengan kriteria di atas, ada sejumlah indikator untuk menentukan nilai,
yakni dilihat dari tujuan, maksud, sikap, kepentingan, perasaan, keyakinan,
aktivitas, dan keraguan. Namun, dalam konteks tertentu nilai dapat diidentifikasi
dari keadaan dan kegunaan atau kemanfaatan bagi kehidupan manusia. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa nilai hasil pertimbangan baik atau tidak baik
terhadap sesuatu yang kemudian dipergunakan sebagai alasan motivasi untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
1) Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta
berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya, nilai ini
berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan
membutuhkan pertolongan orang lain. Contohnya : dalam beberapa tindakan
dan perilaku individu di masyarakat seringkali memperoleh perhatian atau
memperoleh berbagai penilaian, seperti halnya membunuh bernilai buruk,
demikian pula halnya menolongnyapun bernilai buruk.
2) Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio, cipta,
dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir. Demikian Nilai inipun mutlak
dibawa sejak lahir dalam bahasa agama disebut sebagai fitrah dari yang maha
kuasa. Oleh karena itu banyak yang menyatakan nilai ini adalah merupakan
kodrati dari Tuhan sebagai pemberian tentang nilai kebenaran melalui akal dan
pikiran manusia. Adapun contoh dari nilai ini antara lain : misalnya pada saat
seorang penegak hukum memberikan sanksi kepada orang yang bersalah, Ia
akan memberikan sanksi hukum sesuai dengan kebenaran yang ia yakini.
3) Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat
pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai
“estetika”. Keindahan ini bersifat universal, dalam arti semua orang
membutuhkan keindahan. Namun, diantara yang satu dengan orang lainnya
akan memandang keindahan pasti berbeda sesuai selera dan kemampuan
mencerna keindahan tersebut. Contoh lain, misalkan kita menilai sebuah tarian
yang bukan dari lingkungan kita, maka setiap orang akan menilai berbeda, ada
yang menyatakan indah, baik, kurang indah, kurang baik, dan sebagainya.
4) Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun
kemauan (karsa, etik). Dengan moral manusia dapat bergaul dengan baik antar
sesama manusia lainnya. Oleh karena itu nama lain dari nilai moral ini sering
dikatakan sebagai nilai kebaikan. Contohnya : misalkan ketika seseorang
berbicara dengan lawan bicara yang lebih tua dan dihormati, maka ia akan
menggunakan tutur bahasa yang halus, tidak keras, dan lainya. Hal ini
merupakan etika yang tinggi nilainya
5) Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam
sebuah agama. Nilai agama ini merupakan nilai yang sangat tinggi dan mutlak
tidak dapat diganggu gugat. Nilai ini menetap dalam setiap hati manusia
melalui hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa. Nilai agama ini seringkali orang
menyebutkan sebagai nilai religious, yang dapat menuntun manusia ke jalan
yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa baik dalam menjalani kehidupan di
dunia, bahkan hingga ke akhirat kelak. Contoh dari nilai agama ini antara lain :
manusia yang beriman memiliki kewajiban berbakti kepada Tuhan-Nya
melalui ritual-ritual peribadatan agamanya masing-masing. Semua penganut
agama sangat menjunjung tinggi nilai agamanya masing-masing dan
mempertahankannya.
Notonagoro berpendapat macam-macam nilai sosial dalam berlangsung
kehidupan masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah :
1) Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia,
termasuk benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan bagi memenuhi
kebutuhan fisik manusia.
2) Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan
manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.
3) Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi
kebutuhhan rohani atau spiritual manusia, nilai ini lebih universal atau umum,
Nilai rohani sendiri dibedakan menjadi beberapa macam , seperti :
a) Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang bersumber pada
proses berpikir oleh akal manusia yang disertai dengan fakta yang terjadi.
b) Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan atau jiwa
keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai estetika.
c) Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik maupun buruk
oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai etika.
d) Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu keyakinan
atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dari para ahli lainnya, misalnya Max Scheler (1874-19280) menyatakan
bahwa nilai adalah hal yang dituju manusia. Jika ada orang yang mengejar
kenikmatan, maka hal itu bukan demi kepuasan perasaan, melainkan karena
kenikmatan yang dipandang sebagai suatu nilai. Nilai tidak bersifat relatif, melainkan
mutlak. Nilai bukan ide atau cita-cita, melainkan sesuatu yang kongkret, yang hanya
dapat dialami dengan jiwa yang bergetar dan dengan emosi. Dalam pengertian sehari-
hari, nilai sering dikacaukan dengan hal yang bernilai.Namun Max Scheler
membedakan dengan jelas antara nilai dan hal yang bernilai.Nilai adalah kualitas yang
membuat suatu hal menjadi hal yang bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan
suatu hal yang membawa kualitas nilai. Kimmball Young (1915-1972), dan sosiolog
lainnya memiliki pandangan yang sama seperti dikemukakan di atas tentang macam
nilai-nilai sosial yang hidup dan ada dalam kehidupan masyarakat.
b. Makna Moral
Dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan “aturan kesusilaan”
atau satu istilah yang sering digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat
peran lain, pendapat, atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,
salah, baik maupun buruk. Moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses
sosialisasi, karena moral merupakan alat yang dapat mempersatukan antara individu
atau masyarakat yang satu dengan individu atau masayarakat lainnya. Moral di zaman
sekarang memiliki konotasi berbeda, karena banyak orang yang memiliki moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
1) (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budin pekerti; susila;
2) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdiriplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana
terungkap dalam perbuatan;
3) ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Selain pengertian moral secara umum, etimologi dan menurut KBBI seperti
yang tercantum berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu moral. Di bawah ini
dikutif pendapat beberapa ahli, seperti ditulis oleh Zakky (2018) antara lain :
c. Makna Norma
Pada hakikatnya norma hadir, dikembangkan dan tumbuh dalam manusia yang
hidup bermasyarakat. Manusia adalah mahluk sosial ‘zoon politikon’ (Aristoteles, 384-
322 S.M.) yang selalu memerlukan orang lain untuk keberlangsungan hidup. Agar
kehidupan dapat berjalan dengan teratur, maka manusia membutuhkan berbagai
aturan. Manusia hidup sebagai makhluk sosial yang melangsungkan kehidupannya
dengan berinteraksi dan bersosialisasi, dan orang yang ingin hidup harmonis maka
wajib mematuhi aturan atau ketentuan, dan jika tidak maka ia akan memperoleh
sanksi, baik sanksi hukum maupun sanksi sosial.
Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan
berkelompok. Hidup berkelompok merupakan kodrat manusia dalam memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidupnya, baik terhadap bahaya dari dalam
maupun yang datang dari luar. Dalam hidup berkelompok inilah terjadinya interaksi
antar manusia, sehingga bertemulah dua atau lebih kepentingan. Pertemuan
kepentingan tersebut disebut “kontak“.
Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang
artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Biasanya norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, misalnya etnis
atau Negara tertentu. Namun, ada juga norma yang sifatnya universal dan berlaku bagi
semua manusia. Oleh karenanya bagi individu atau kelompok masyarakat yang
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan
sanksi yang berlaku.
Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah
menyimak karekteristik yang dikemukakan di atas, antara lain :
Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata tentang nilai, moral dan
norma serta kaidah-kaidah masyarakat lainnya dalam kehidupan setidaknya memiliki
dua alasan pokok :
1. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara
Negara sebagai organisasi memiliki kewajiban melindungi dan
mensejahterakan seluruh warga masyarakatnya. Dengan sejumlah nilai, moral dan
norma yang dimiliki oleh Negara memiliki kewajiban pula membina dan
mencerdaskan warga Negara untuk menjadi baik, taat, patuh, menghargai sesama
warga Negara, mengetahui dan melaksanakan tentang hak dan kewajibannya Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) dalam pembukaannya alinea
ke-4 menyatakan bahwa “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yag berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”
Dari pernyataan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 4 di atas kita dapat
pahami bahwa untuk mewujudkan tujuan Negara yang demikian tidaklah mudah dan
berbagai macam kegiatan dan upaya dilakukan oleh Negara terhadap warga
negaranya. Salah satu upaya yang dilakukan melalui pendidikan, baik formal,
informal, maupun non formal. Semua orang pasti setuju pendidikan merupakan hal
yang sangat penting untuk membantu seseorang mencapai kesuksesannya, meskipun
sebenarnya pendidikan bukanlah satu-satunya hal yang menentukan keberhasilan
tersebut. Kepandaian tanpa pembentukan karakter yang baik hanya akan menghasilkan
sebuah ijazah, namun tidak menghasilkan generasi yang berbudi luhur
Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga negara
terhadap negara amat kuat, Negara tidak akan menjadi baik tanpa didukung oleh
warga Negara-warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan hak
kewajibannya sesuai dengan nilai, moral dan norma yang ada. Cerminan nilai, moral,
dan norma yang hidup dalam masyarakat sebagai warga Negara dalam budaya.
Nilai, moral dan norma dalam hubungann antara warga Negara dan Negara
terlaksana melalui program pendidikan sebagai salah satu upaya mewariskan nilai,
moral, dan norma yang terdapat dalam Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan
norma, merupakan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan warga Negara.
Di atas telah dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh
dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya,
karena peserta didik hidup tak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai
dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip-prinsip
itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini
terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia
menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang
lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.
2. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Sesama Warga Negara
Manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa pada hakekatnya memiliki
sifat kodrat sebagai makhluk individu dan mahluk sosial. Oleh karena itu bangsa pada
hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dan sifat kodrat manusia dalam
merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya. Manusia adalah makhluk yang
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari. Tdak mungkin manusia itu
hidup menyendiri di atas dunia ini. Arti kehidupan bagi manusia adalah adanya dia
berhubungan dengan manusia lai. Dalam hal ini manusia mempunyai naluri untuk
bermasyarakat; kodratnya adalah mahluk sosial, manusia itu adalah “homo socius”.
Inilah pangkal tolak untuk lebih memperhatikan nilai, moral serta norma yang hidup
dalam masyarakat yang tercermin dalam bentuk kebudayaan. Kebudayaan manuai
tidak lain dari pencerminan dan akibat dari manusia itu hidup bersama. Harkat
manusia tidak saja ditentukan oleh kemampuan fisik dan kejiwaan belaka, tetapi
seberapa jauh dia itu mempunyai kemampuan dalam hidup bermasyarakat
Bagi manusia nilai di jadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam
bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Beberapa beberapa fungsi
nilai berkaitan dengan kehidupan manusia seperti dikemukakan oleh Zuhroh Nilakandi
(2019), kemudian dikembangkan intisarikan berfungsi :
Dalam hubungannya antara nilai dan moral merupakan dua hal yang sangat
erat. Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia tentang hal baik buruk. Moral
juga bisa dikatakan sebagai perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu
juga sebaliknya. Jadi disimpulkan moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat
abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan
sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Bela negara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Peran penting Bela Negara dapat disimak secara lebih jernih dan mendalam
melalui perspektif keamanan dan pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta
seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi
asing dari luar dan pergolakan bersenjata dari dalam. Coba kita perhatikan ancaman
yang akhir-akhir ini terjadi di Papua sebagai sebagian wilayah Negara kita dirongrong
oleh Negara-negara yang tidak senang terhadap kedaulatan Negara Republik
Indonesia, dengan menggunakan sesama warga Negara membuat kekacauan.
Ancaman terhadap Negara kita banyak macam ragamnya selain agresi militer, juga
ancaman ekonomi, ancaman ideology, ancaman budaya, dan lainnya.
Berbagai ancaman baik datang dari luar atau yang terjadi di dalam negeri,
seandainya menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik
nol. Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional
yang tertera dalam alinea 4 UUD-NRI tahun 1945 yaitu “Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pernyataan ini menjadi dasar dari
tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan
keamanan atau ketertiban sipil dan berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan
kesejahteraan (memajukan kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan
kehidupan bangsa) dan tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia
yang adil dan abadi). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran yang lahir dari setiap warga Negara sesuai fungsi dan perannya
terhadap bela Negara hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Bela Negara memiliki arti yang sangat luas, dari yang
paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup
di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Beberapa unsur nilai moral yang dapat kita telaah terkandung dalam
pelaksanaan bela Negara antara lain sebagai berikut :
Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari Kegiatan Belajar 3 tentang konsep Nilai, Moral, dan
Norma , diskusikan bersama peserta PPG lainnya melalui fasilitas daring pada slot
forum diskusi terkait berikut :
1. Meningkatnya kekerasan pada akhir-akhir ini kita saksikan banyak
pelanggaran terhadap nilai-nilai, moral dan norma pada setiap lapisan
masyarakat di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk,
meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol,
seks bebas, rendahnya rasa tanggung jawab, adanya saling curiga, dan lain-
lain. Bagaimana pandangan Anda terhadap dampak penggunaan narkoba,
alkohol, seks bebas terhadap nilai, moral dan norma ?
2. Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan norma yang dianut oleh seluruh
warga negara, dan merupakan nilai, moral dan norma yang baik, saat ini
kelihatannya tengah mengalami degradasi atau penurunan, terutama pada
sebagian kaum milenial dalam penerapannya. Adakah Anda memiliki masukan
positif bagaimana sebaiknya nilai, moral, dan norma yang sudah baik mampu
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ?
3. Penanaman nilai, moral dan norma pada peserta didik dapat dilakukan
memalui pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan usia peserta
didik. Menurut anda upaya pembelajaran bagaimana yang tepat dan sesuai
menurut Anda di daerah masing-masing (hasl diskusi dapat tidak sama sesuai
dengan situasi kondisi serta kemampuan yang berbeda).
4. Diskusikan contoh yang linier dan berkaitan antara nilai, norma, moral,
hukum, dan aturan. Misalnya nilai vital, diterjemahkan menjadi norma dan
moral yang bagaimana, dibahas oleh hukum apa, dan dikonkritkan dalam
aturan sehari hari apa?
E. Rangkuman Kegiatan Belajar 3
1. Nilai adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan
lainnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan
(motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan
salah satu wujud kebudayaan di samping system sosial dan karya.
2. Nilai bukanlah benda atau materi. Nilai adalah standar atau kriteria
bertindak, kriteria keindahan, kriteria kebermanfaatan, ketidakbermanfaatan, atau
disebut pula harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang
berupaya berjunjung tinggi untuk memeliharanya. Nilai tidak dapat dilihat
secara konkrit melainkan tercermin dalam pertimbangan harga yang khusus
yang diakui oleh individu. Oleh karena itu, ketika seseorang menyatakan
bahwa sesuatu itu bernilai maka seyogyanya ada argumen-argumen baik dan
tidak baiknya.
3. Moral merupakan ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku/ucapan dan perbuatan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia,
apabila yang dilakukan seseorang tersebut sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, demikian pula
sebaliknya.
4. Masyarakat memiliki peranan penting bagi pembangunan moral anak. Pembinaan
tidak akan bias berpengaruh bila tidak didukung dengan lingkungan yang baik.
Kita bias saksikan, banyak anak-anak bermoral baik pasti mereka berada pada
lingkungan yang baik, demikian sebaliknya. Karena itulah orang tua, lembaga
pendidikan, dan lingkungan harus mengenalkan lingkungan yang baik kepada anak
sebagai pendidikan anak secara langsung maupun tidak langsung. Banyak macam
ragam moral yang hidup dan berlaku pada sustu masyarakat, dan berbeda antara
moral yang hidup pada masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.
5. Norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya patokan, pokok
kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis. Namun ada yang
menyatakan bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin “Mos” yang merupakan
bentuk jamak dari kata mores, yang memiliki arti kebiasaan, tata kelakuan, atau
adat istiadat. Biasanya norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu,
misalnya etnis atau Negara tertentu. Namun, ada juga norma yang sifatnya
universal dan berlaku bagi semua manusia. Oleh karenanya bagi individu atau
kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat
tersebut, maka akan dikenakan sanksi yang berlaku. Dengan kata lain, norma
memiliki kekuatan dan sifatnya memaksa.
6. Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah
menyimak karekteristik yang dikemukakan di atas, antara lain :
Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali Norma Hukum.
Norma bersifat mengikatdan terdapat sanksi di dalamnya.
Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat.
Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
Anggota masayarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi.
Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.
7. Dalam kaitannya dengan pembinaan warga Negara yang baik yang tahu akan hak
dan kewajibannya, maka pada dasarnya nilai, moral dan norma saling
berhubungan. Dimana seseorag dalam bersosialisasi di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berperilaku sesuai dengan nilai, moral,
dan norma yang ada dan berlaku di masyarakat.
8. Pancasila sebagai sumber nilai, moral, norma, dan kaidah-kaidah lainnya, memiliki
peranan yang strategis dalam membina warga Negara yang baik, mau
melaksanakan hak dan kewajiban dalam berbagai bidang kehidupan
kemasyarakatan lainnya. Melalui pendidikan yang diselenggarakan baik dalam
keluarga, sekolah, maupun masyarakat merupakan salah satu bentuk pewarisan
nilai, moral, dan norma yang sangat efektif.
F. Tes Formatif Kegiatan Belajar 3
Pilih alternatif jawaban yang dianggap paling benar.
1. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, betapa banyak nilai
dalam masyarakat. Nilai-nilai ini merupakan sesuatu yang berharga dalam
kehidupan. Oleh karenanya setiap orang menjaga secara baik setiap nilai yang
mereka harapkan. Misalnya sesorang berharap terjaminnya nilai sosial, nilai
kebenaran,nilai keindahan, nilai moral, maupun nilai agama yang mereka anut
masing-masing. Nilai moral sebenarnya ….
A. Nilai yang bersumber dari unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia,
dan biasa disebut dengan nilai estetika.
B. Nilai yang bersumber dari nilai-nilai ketuhanan yang tersimpan dalam ajaran
agama dan dianggap nilai yang paling tinggi disbanding yang lainnya.
C. Nilai yang besumber dari kehendak atau kemauan, dengan nilai ini manusia
dapat bergaul dengan baik diantara sesama manusia lainnya.
D. Nilai yang melakat pada masyarakat berkaitan dengan sikap dan tindakan
manusia nilai ini menjadi ciri bahwa manusia tidak dapat hidup mandiri.
E. Nilai yang bersumber dari akal manusia. Nilai ini mutlak dibawa sejak lahir.
Oleh karenanya ada yang menyatakan nilai ini merupakan kodrat dari Tuhan.
2. Kita mengenal nilai vital, dan setiap orang pasti membutuhkan dan
mempertahankannya. Tanpa nilai vital, seseorang tidak mampu mempertahankan
hidupnya dalam masyarakat. Yang kita fahami bahwa nilai vital ini merupakan
…..
A. Nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhan rohani atau spiritual
manusia yang sifatnya lebih universal atau umum.
B. Nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari.
C. Nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-benda nyata
yang dapat dimanfaatka bagi pemenuhan kebutuhan fisik.
D. Merupakan nilai ketuhanan yang mengandung satu keyakinan atau
kepercayaan oleh manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
E. Nilai yang berkaitan dengan perasaan dan jiwa keindahan manusia, atau sering
juga disebut sebagai nilai estetika.
3. Moral memiliki arti sangat luas, ada yang menyatakan sebagai aturan kesusilaan
berkaitan dengan benar, salah, baik, maupun buruk, dan ada lagi pernyataan yang
pada dasarnya menuju pada ati yang sama. Oleh karenanya moral hendaknya…..
A. Menjadi alat untuk mengukur kadar berguna atau tidak berguna bagi
kehidupan masyarakat
B. Menjadi alat perilaku yang mengacu pada kehendak pribadi atau kehendak
sekelompok orang yang berkepentingan.
C. Sebagai akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum
atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
D. Berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam perilaku individu,
dianggap benar dan baik oleh individu sendiri.
E. Ajaran tentang sesuatu yang berguna bagi seseorang tidak untuk yang lainnya
dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Norma yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dilihat dari daya pengikatnya
terhadap kehidupan sosial di masyarakat dapat berupa : cara (usage), Tata
kelakuan (mores), adat istiadat (custom), Hukum (law), dan norma mode atau
norma fashion. Yang dimaksud dengan norma mode atau norma fashion adalah
A. Norma yang lahir dari adanya kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat
yang cenderung berubah, bersifat baru dan diikuti masyarakat.
B. Tata kelakuan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan
pola perilaku masyarakat dan terus meningkat sehingga menjadi kebiasaan.
C. Kebiasaan yang tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu
cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur.
D.Mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada
hubungan yang terjadi antar individu.
E. Merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan
masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis dilengkapi denga sanksi.
7. Tiap hubungan mengandung nilai, moral, dan norma, yakni tidak ada hubungan
sosial yang terlepas tanpa hubungan susila. Hubungan sosial ini ada yang bersifat
sosial horizontal, dan sosial vertical. Keua hubungan ini bila dilakukansecara
benar akan menghasilkan keharmonisan kehidupan. Hubungan sosial vertikal
merupakan bentuk hubungan .….
A. yang bersifat pribadi antara individu dengan tuhannya, bersifat transendental
atau hubungan rohaniah.
B. yang terjadi antara sesama antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
C. yang dilakukan antar sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan hajat
hidupnya.
D. pribadi sesama manusia dengan tuhannya yang bersifat alamiah sebagai
mahluk tuhan.
E. antara Negara dan warga Negara dalam hubungannya dengan hak
kewajibannya.
8. Penerapan secara nyata tentang nilai, moral, dan norma serta kaidah-kaidah
masyarakat lainnya dalam kehidupan setidaknya memiliki dua alasan pokok, bagi
….
A. Kepentingan Negara dan kepentingan kemanan Negara
B. Kepentingan Negara dan kepentingan pemerintahan Negara
C. Kepentingan dirinya sendiri sebagai individu dan kepentingan stabilitas
kehidupan masyarakat.
D. Kepentingan tiap-tiap individu berdasarkan kepentingannya dan kepentingan
Negara sebagai individu.
E. Kepentingan stabilitas masyarakat sebagai warga Negara terhadap negaranya
dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
9. Pendidikan merupakan salah satu upaya pewarisan nilai, moral, norma, dan
kaidah-kaidah masyarakat lainnya. Pancasila sebagai sumber nilai, moral dan
norma bagi warga masyarakat Indonesia yang harus diwariskan kepada setiap
warga Negara merupakan kewajiban Negara. Ini meruapakan amanah dari
pembukaan UUD NRI tahun 1945 ….
A. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 3
B. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 1
C. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 4
D. Beberapa pasal UUD NRI tahun 1945 terutama pasal 29
10. Hubungan antara nilai, moral, dan norma, serta kaidah-kaidah kemasyarakatan
lainnya baik berkaitan dengan hak atau kewajiban, diantaranya kewajiban setiap
warga Negara terhadap negaranya melalui kewajiban Bela Negara. Hak dan
kewajiban ini dimaksudkan …...
A. untuk menangkal setiap rongrongan dari Negara asing yang akan merugikan
Negara Indonesia.
B. untuk menangkal gangguan yang hanya ada dan mengganggu keamanan
Negara dan masyarakat.
C. untuk menangkal setiap gangguan dan ancaman baik dari negar asing maupun
yang ada dalam wilayah Negara sendiri.
D. untuk mewajibkan seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan pertahanan
diseluruh lapisan masyarakat
E. untuk menjadikan. seluruh kekuatan baik militer, kepolisian, maupun
masyarakat menjadi kekuatan militer
G. Daftar Pustaka
Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar
dan Implementasinya. Bandung. Penerbit Alfabeta.
Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara
MODUL 5
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KEGIATAN BELAJAR 4
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN GLOBAL
Penulis:
Daftar isi...........................................................................................................ii
A. Pendahuluan.................................................................................................1
B. Capaian Pembelajaran..................................................................................1
C. Sub-Capaian Pembelajaran...........................................................................2
D. Uraian Materi................................................................................................2
G. Daftar Pustaka..............................................................................................51
ii
A. Pendahuluan
Dalam kegiatan belajar ke-4 ini Anda akan diajak untuk mempelajari materi
tentang Pancasila dan Kewarganegaraan Global. Materi ini sangat penting untuk Anda
kuasai dalam kedudukan Anda sebagai guru. Dengan memahami materi pada kegiatan
belajar ini, tentu saja akan menambah wawasan anda sebagai bekal untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada setiap peserta didik di sekolah Anda.
B. Capaian Pembelajaran
Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi lima mata pelajaran
pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa Pembentuk
Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi, dan
Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2)
Matematika terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita
Selekta; 3) Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan, Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam
Semesta; 4) Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan;
Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi
dan Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat
Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi
Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;
Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk
advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari”
C. Sub Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, diharapkan Anda mampu
menguasai materi tentang:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Anda faham betul tentang
apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang Anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna
atau pengertiannya pada kamus yang Anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui
pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga
memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus
yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.
D. Uraian Materi
1. Pancasila dalam Kehidupan Bernegara
a. Sejarah Perumusan Pancasila
1) Asal Mula Pancasila
Tahukah Anda sejak kapan Pancasila itu mulai ada? Dalam berbagai
pengajaran telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang nilai-nilai
2
digali dari adat istiadat, agama dan pandangan hidup yang telah melakat pada diri
bangsa Indonesia sejak lahirya bangsa Indonesia. Dengan kata lain nilai-nilai
Pancasila sudah ada sebelum negara Republik Indonesia merdeka. Nilai-nilai tersebut
kemudian secara formal diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara untuk
dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia dalam sidang Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia
sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, pengkajian atau pembahasan
mengenai Pancasila tidak bisa terlepaskan dari periodesasi sejarah yang menyertai
kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu.
Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah
yang panjang. Proses tersebut diawali ketika munculnya kehidupan di wilayah
Indonesia dan dipertegas ketika tumbuhnya kerajaan-kerajaan di nusantara, seperti
Kutai, Tarumanagara, Sriwjaya, Majapahit, kerajaan-kerajaan Islam dan sebagainya.
Kerajaan-kerajaan tersebut menggambarkan sebuah bentuk kehidupan yang
diorganisir oleh sebuah lembaga yang sifatnya sama dengan negara. Kerajaan-
kerajaan di Nusantara ternyata mewariskan nilai-nilai yang kemudian diangkat
menjadi nilai-nilai Pancasila secara formal, seperti nilai Ketuhanan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial. Dengan kata lain, nilai-nilai tersebut secara
objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu (Kaelan, 2012:46).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari asal mulanya
atau sebab terjadinya, maka Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab (kausalitas)
sebagaimana dikemukakan oleh Notonagoro (Kaelan, 2012:47-48), yaitu:
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan rakyat
Kemudian, pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya
di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidato tersebut diajukan oleh Ir. Soekarno secara
lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Rumusan
dasar negara yang diusulkan Ir. Soekarno tersebut adalah sebagai berikut.
Pada tanggal 22 Juni 1945 para anggota BPUPKI yang tergabung dalam
Panitia Sembilan mengadakan sidang khusus. Panitia Sembilan terdiri dari Ir.
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wahid Hasjim, Abdoel
Kahar Meozakir, H. Agoes Salim, Abikeosno Tjokrosoejoso, Mr. Achmad Soebardjo
dan Mr. Muhammad Yamin. Sidang khusus ini berhasil menyusun suatu dokumen
yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Nama tersebut
merupakan usulan dari Mr. Muhammad Yamin yang disetujui oleh semua anggota
Panitia Sembilan.
Naskah Piagam Jakarta ditandatangani oleh seluruh anggota Panitia Sembilan.
Di dalam Piagam Jakarta terdapat rumusan dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu
sebagai berikut:
Sejak saat itulah Pancasila telah resmi menjadi dasar negara Indonesia
merdeka. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
Pancasila, namun yang dimaksudkan dasar negara Republik Indonesia adalah
Pancasila.
b. Nilai-Nilai Pancasila
1) Klasifikasi nilai-nilai Pancasila
Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga
memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Sekalipun Pancasila bersifat
terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat
memusnahkan atau meniadakan jati diri Pancasila sendiri. Keterbukaan Pancasila
mengandung pengertian bahwa Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara
dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak berubah, namun pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap waktu. Hal ini
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
a) Dimensi Idealisme
Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber
pada filsafat Pancasila. Karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai
filosofis atau sistem filsafat. Dimensi idealisme yang terkandung dalam Pancasila
mampu memberikan harapan, optimisme serta mampu mendorong motivasi
pendukungnya untuk berupaya mewujudkan cita-citanya.
b) Dimensi normatif
Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma
keagamaan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tertib hukum
tertinggi dalam negara Republik Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm
(pokok kaidah negara yang fundamental). Dengan kata lain, Pancasila agar mampu
dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang bersifat operasional, perlu memiliki norma
atau aturan hukum yang jelas.
c) Dimensi Realitas
Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan
realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila
memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu,
Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya secara nyata baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara (Alfian dalam
Komalasari, 2007:92).
Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila, maka ideologi Pancasila:
a) Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari
kehidupan sehari-hari secara nyata
b) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma
yang bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu melakukan perubahan.
c) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi
praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.
a) Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Nilai ini
menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang
atheis. Nilai Ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan
untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan
serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama. Nilai Ketuhanan dijabarkan
dalam Pasal 29 UUD NRI 1945 dan peraturan perundang-undangan yang
menjamin kelangsungan hidup beragama seperti Undang-Undang RI Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
b) Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Nilai
kemanusian dijabarkan dalam Pasal 26,27,28, 28A-J, 30, 31 dan 34 UUD NRI
1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
c) Nilai Persatuan
Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Nilai
persatuan dijabarkan dalam Pasal 1, 32, 35, 36 dan 36 A-C UUD NRI 1945 dan
peraturan perundang-undangan lainnya.
d) Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
olehrakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan. Nilai kerakyatan dijabarkan dalam Pasal 1 (ayat 2),
2,3,4,5,6,7,11,16,18,19,20,21,22,22 A-B dan 37 UUD NRI 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
e) Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Nilai persatuan dijabarkan dalam Pasal
27, 33 dan 34 UUD NRI 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD NRI 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan
bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.
Kemudian, Pancasila mengandung nilai subjektif maupun objektif. Nilai-nilai
Pancasila itu bersifat subjektif, artinya nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran
bangsa Indonesia sendiri sepanjang sejarahnya. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat
subjektif tersebut adalah sebagai berikut.
a) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan
hasil pemikiran bangsa Indonesia.
b) Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman
hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia.
c) Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu nilai kebenaran,
keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius yang perwujudannya
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Di samping itu, Pancasila juga mengandung nilai objektif, yakni nilai yang
diakui kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai-nilai
objektif yang terkandung dalam Pancasila adalah sebagai berikut.
c. Kedudukan Pancasila
1) Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pembukaan UUD NRI 1945 memuat dasar negara Pancasila yang berbunyi “Maka
Disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia Itu Dalam Suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia,Yang Terbentuk Dalam Suatu Susunan Negara Republik
Indonesia Yang Berkedaulatan Rakyat Dengan Berdasar Kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia Dan
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijiksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, Serta Dengan Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Indonesia.”
Pancasila itu merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan pelaksanaan sistem
pemerintahan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai sumber dari segala
sumber hukum dalam ketatanegaraan di Indonesia, konsekuensinya segala peraturan
yang ada harus berdasar dan bersumberkan Pancasila. Hal ini sejalan dengan teori
Stufenbau menurut Hans Kelsen yang menyebutkan tentang kaidah hukum
berjenjang, artinya peraturan di bawah harus berpedoman dan tidak boleh
bertentangan pada peraturan di atasnya. Dalam konteks ketatanegaraan Indonesia,
teori Stufenbau ini diamanatkan dalam Undang-Undang RI No. 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Pada pasal 7 undang-undang ini,
disebutkan bahwa hirarki peraturan perundangan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) UUD NRI Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perpu
4) Peraturan Pemerintah (PP);
5) Peraturan Presiden (Perpres);
6) Peraturan Daerah Provinsi;
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
1) Mr. Karl Stoltz orang Amerika yang bertugas di Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Jakarta, sebagai Atase Kebudayaan. Dia tinggal bersama keluarganya
sejak 1 tahun yang lalu.
2) Amelia adalah mahasiswa dari Amerika Serikat yang sedang kuliah di Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ia sekarang duduk di semester IV Jurusan
Pendidikan Matematika.
3) Bojan Malisic, pemain sepakbola dari Brasil yang pernah bermain di Persib
Bandung. Ia dikontrak selama 2 tahun untuk membela kesebelasan kebanggaan
warga kota kembang tersebut.
Berdasarkan pasal 26 ayat (2) tersebut, maka Mr. Karl Stoltz, Amelia dan Tuan
Malisic merupakan penduduk Indonesia, karena mereka menempati wilayah Indonesia
dalam jangka waktu yang relative lama.
Selain itu ada pula orang-orang asing yang datang ke Indonesia sebagai pelancong.
Mereka itu berlibur untuk jangka waktu tertentu, paling lama sebulan sampai dua
bulan, tidak sampai menetap satu tahun lamanya. Oleh karena itu tidak dapat disebut
sebagai penduduk Indonesia. Akan tetapi ada juga di antara orang-orang asing yang
telah masuk menjadi WNI atau kerurunan orang-orang asing yang telah turun-temurun
bertempat tinggal di Indonesia dan telah menjadi orang-orang Indonesia. Oleh karena
itu Anda dapat menyaksikan adanya WNI keturunan Tionghoa, Belanda, Arab, India
dan lain-lain. Di antara WNI keturunan itu, WNI keturunan Tionghoa-lah yang paling
banyak jumlahnya.
Sebagai penduduk Indonesia yang sah, setiap orang harus memiliki surat keterangan
penduduk. Surat keterangan tersebut di negara kita dikenal dengan nama KTP (Kartu
Tanda Penduduk). Surat keterangan penduduk itu sangat penting, oleh karena itu
apabila Anda sudah dewasa kelak (sudah mencapai usia 17 tahun), Anda diwajibkan
memiliki KTP. Mengapa KTP itu sangat penting ? Sebagai contoh: bahwa hanya
mereka yang memiliki KTP yang dapat memilih dan dipilih dalam Pemilu (Pemilihan
Umum). Demikian pula, hanya mereka yang memiliki KTP-lah yang dapat
memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM).
c. Globalisasi
1) Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi sekarang ini sudah menjadi bahasa sehari-hari. Akan tetapi tidak
semua orang tahu makna kata globalisasi ini. Anda mungkin sudah merasakan adanya
gejala-gejala globalisasi dalam kehidupan masyarakat bahkan dalan kehidupan Anda
sendiri. Apa saja gejala-gejala yang menjadi tanda dari globalisasi? Pada umumnya
globalisasi ditunjukkan dengan gejala-gejala:
a) meningkatnya perdagangan global
b) meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar
negeri
c) meningkatnya aliran data lintas batas, misalnya penggunaan internet, satelit
komunikasi dan telepon
d) adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para penjahat perang
internasional di Mahkamah Internasional
e) adanya gerakan untuk memperjuangkan keadilan internasional
f) meningkatnya pertukaran budaya internasional, misalnya pertukaran film-film
Hollywood dan Bollywood
g) menyebarluarnya multikulturalisme dan semakin besarnya akses individu
terhadap berbagai macam budaya
h) meningkatkan perjalanan dan turisme lintas negara
i) berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global
j) berkembangnya sistem keuangan global
k) meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan
multinasional
l) meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional seperti IMF, WTO, Wordl
Bank yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.
Nah, dari gejala-gejala tersebut, kita bisa merumuskan sendiri makna dibalik kata
globalisasi. Secara etimologis, menurut Komalasari (2008:104) kata "globalisasi"
diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan, dunia tiruan. Kemudian kata
globe ini menjadi global, yang maknanya ialah universal, keseluruhan yang saling
berkaitan. Sebagai hal yang baru, globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,
kecuali sekadar definisi kerja, sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, banyak sekali pandangan yang mencoba memberikan
rumusan tentang pengertian golobaliasi. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru.
Michael Haralambos dan Martin Holborn (Komalasari, 2008:105) mengatakan
bahwa globalisasi adalah suatu proses yang didalamnya batas-batas negara luluh dan
tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain setiap orang di semua
belahan dunia dapat berhubungan dan berkomunikasi tanpa dibatasi oleh perbedaan
waktu dan negara, sehingga kehidupan sosial mereka seolah-olah tidak terpisahkan
oleh batas-batas negara.
International Monetary Fund (IMF) merumuskan globalisasi sebagai gejala
meningkatnya kesalingtergantungan ekonomi antara negara-negara di dunia yang
ditandai dengan meningkat dan beragamnya volume transaksi barang dan jasa lintas
negara dan penyebaran teknologi yang meluas dan cepat.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa globalisasi itu
menunjukkan adanya suatu proses pembentukan suatu tatanan masyarakat dengan
segala perangkat peraturannya yang bersifat universal atau menyeluruh tanpa
memperhatikan batas-batas wilayah negara.
2) Karakteristik Globalisasi
Pada bagian sebelumnya dikatakan bahwa gejala globalisasi sudah dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bukan sesuatu yang salah selain merasakan gejala-gejala
tersebut. Gejala-gejala tersebut selain menunjukkan makna globalisasi itu sendiri, juga
bisa menunjukkan karakteristik atau ciri-ciri dari globalisasi. Berikut ini di paparkan
beberapa contoh yang menunjukan gejala globalisasi!
a) Ucok seorang pengusaha minyak dari Medan. Dia dalam setiap bulannya
mempunyai satu hari untuk makan pagi di Jakarta, makan siang di Kualalumpur
dilanjutkan dengan belanja keperluan pribadi di Singapura dan diakhiri dengan
acara makan malam dengan rekan bisnisnya di Tokyo. Setelah makan malam dia
kembali ke Medan untuk melanjutkan pekerjaannya esok hari.
b) Kakeknya Asep pergi naik haji pada tahun 1955 dengan menggunakan kapal laut
dan memakan waktu perjalanan antara 2-3 bulan. Pada tahun 2019, giliran ayah
dan ibunya yang pergi naik haji, mereka berangkat ke Arab Saudi dari Jakarta
dengan menggunakan pesawat terbang, dan delapan jam kemudian tiba di
Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
c) Pada tahun 2018 di Rusia diadakan kejuaran dunia sepakbola. Meskipun tidak
datang ke Jerman, akan tetapi Mang Ikin bisa mengetahui hasil-hasil dari kejuaran
tersebut. Ternyata Mang Ikin juga bisa menikmati kejuaran sepakbola tersebut
dengan menonton siaran langsung pertanding sepakbola di televisi. Selain
menonton, Mang Ikin juga membaca koran untuk mendapatkan informasi
mengenai kejuaran dunia sepak bola tersebut.
Contoh-contoh di atas jika Anda cermati mengandung beberapa karakteristik
globalisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini beberapa ciri yang menandakan
semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia menurut Komalasari
(2008:105).
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam
turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung. Hal ini sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional (seperti PT Feeport dan Exxon
Mobil di Indonesia), dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
c. Peningkatan interaksi budaya melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita serta olah raga internasional). Saat ini,
kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan atau pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang
fashion (pakaian), literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
masalah pemanasan bumi, masalah pencemaran, memberantas terorisme.
Masalah-masalah tersebut memerlukan penanganan bersama. Maka diadakanlah
kerja sama internasional, baik kerja sama bilateral maupun multilateral.
Selain itu, nilai-nilai yang dibawa globalisasi seperti keterbukaan, kebebasan dan
demokratisasi tidak menutup kemungkinan akan disalah artikan oleh masyarakat
Indonesia. Sehingga jika hal tersebut terjadi, akan menimbulkan terganggunya
stabilitas politik nasional seiring dengan terjadinya tindakan-tindakan anarki sebagai
reaksi terhadap sikap pemerintah yang menurut mereka tidak terbuka, tidak
memberikan kebebasan dan tidak demokratis kepada rakyatnya. Hal ini akan
senantiasa terjadi jika antara rakyat dan pemerintah belum menemukan kesamaan
dalam memahami nilai-nilai yang dibawa globalisasi tersebut.
b) Aspek Ekonomi
Globalisasi memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi seperti berikut
ini:
(1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal ini
mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang
tradisional, karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
(2) Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing,
seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di
Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah
atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara eknomi oleh
negara investor.
(3) Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku
ekonomi yang kelah dan yang menang. Yang menang akan dengan leluasa
memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa
tertindas.
(4) Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanismenya
akan ditentukan oleh pasar.
(5) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan.
(6) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang kondisi
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan
masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada
akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan
menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk
(7) Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan barang-
barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka
ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca
pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah
pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung
mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran
pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran
7. Pada saat ini Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan
informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain
melalui televisi,radio,media cetak, internet dan lain-lain. Dengan jaringan
komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai
belahan dunia untuk barang yang sama. Akibatnya selera masyarakat dunia -
baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya globalisasi pada bidang … .
A. ideologi
B. politik
C. ekonomi
D. sosial budaya
E. pertahanan dan keamanan
9. Dalam bidang sosial, globalisasi telah membawa pengaruh dalam perilaku yang
ditampilkan oleh setiap masyarakat. Diantara pengaruh tersebut adalah dalam hal
gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat dan semakin
mudahnya mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan hal
tersebut, bagaimana sikap Bangsa Indonesia dalam merespon perkembangan
globalisasi sosial?
A. Bangsa Indonesia harus menerima sepenuhnya nilai-nilai kehidupan yang
berkembang pada masyarakat Internasional
B. Bangsa Indonesia harus menolak sepenuhnya semua nilai-nilai kehidupan yang
berkembangsa pada masyarakat Internasional
C. Bangsa Indonesia harus bersikap terbuka terhadap berbagai pengaruh
globalisasi dengan cara meninggalkan semua tradisi kedaerahan.
D. Bangsa Indonesia harus bersikap selektif terhadap pengaruh globalisasi sosial
dengan memperkuat paham kedaerahan.
E. Bangsa Indonesia harus memanfatkan kemajuan ilmu pengetahuan dengan
tidak meninggalkan nilai-nilai kebangsaan yang selama ini diyakini
kebenarannya.
10. Globalisasi ekonomi bukanlah proses yang baru. Sejak lima abad yang lalu
perusahaan-perusahaan di negara-negara yang perekonomiannya telah maju, telah
meluaskan jangkauannya melalui aktivitas produksi dan perdagangan ke berbagai
belahan dunia. Namun, sejak dua hingga tiga dekade lalu, globalisasi ekonomi
telah semakin mempercepat perluasan jangkauannya sebagai akibat dari
perkembangan teknologi dan kebijakan-kebijakan liberalisasi yang telah melanda
dunia. Oleh karena itu, bagaimana sikap Bangsa Indonesia dalam merespon
perkembangan globalisasi ekonomi tersebut?
A. Bangsa Indonesia harus menyesuaikan sistem perekonomian Pancasila dengan
melaksanakan nilai-nilai ekonomi liberal.
B. Bangsa Indonesia harus mempertimbangkan kepentingan pasar internasional
dalam melakukan kebijakan pembangunan ekonomi.
C. Melakukan amandemen UUD NRI 1945 untuk memasukkan nilai-nilai
ekonomi liberal yang lebih modern supaya mendapatkan kepastian hukum.
D. Bangsa Indonesia harus menerapkan sistem ekonomi kerakyatan, berasas
kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila dan berpihak kepada
rakyat.
E. Pemerintah Indonesia harus mengubah pola pikir masyarakat Indonesia untuk
mengikuti sepenuhnya proses globalisasi ekonomi dunia
Catatan :
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, apakah Anda telah menguasai kegiatan
belajar 4 tentang Pancasila dan Kewarganegaraan Global, ada baiknya hasil evaluasi
yang telah Anda lakukan, perhatikan rumus berikut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif kegiatan belajar 4
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang tepat. Kemudian
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 4.
Apabila tingkat pemahaman Anda mencapai 80% atau lebih, Anda dapat dikatakan
sudah terampil dalam memahami materi dalam kegiatan belajar 4. Akan tetapi, apabila
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan belajar 4 terutama
bagian yang belum dipahami. Jangan cepat berpuas diri, teruslah belajar supaya
tingkat kecerdasan Anda meningkat!
G. Daftar Pustaka
Amin, Zainul Ittihad. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Branson, M. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika, Yogyakarta: Lembaga
Kajian Islam dan Sosial
Center for Civic Education. (1994). Civitas: National Standards for Civics
and Government, Calabasas: CCE
Cogan, J.J. and Derricott, R. (1998). Citizenship for The 21st Century: An
International Perspective on Education, London: Kogan Page.
. (1999). Developing the Civic Society: The Role of Civic Education,
Bandung: CICED.
Debling, G. (1991). “Developing Standards”, dalam Competence Based Assessment.
Buckingham: Open University Press
Gordon, V. N. (1988). “Developmental Advising” dalam The Status and Future of
Academic Advising: Problems and Promise. Iowa City, IA: American College
Testing Program
Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta
Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.
Yogyakarta: Paradigma
Komalasari, Kokom. (2007). Pendidikan Pancasila: Panduan bagi Para Politisi.
Surabaya: Lentera Cendikia
. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV
Armico
. (2009). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP.
Disertasi SPS UPI: Tidak diterbitkan.
Korten, David. (1993). Getting to the Twenty Firts Century: Voluntary Action and
The Global Agenda. Alih Bahasa: Lilian Tejasudhana. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan.
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Garsindo.
Pranarka, A.W. (1985). Sejarah Pemikiran Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi
CSIS
Republik Indonesia.(2002). Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika
. (2006). Undang-Undang RI 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [2 Oktober 2019]
Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai
Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual Dalam
Konteks Pendidikan IPS. Disertasi PPS UPI: tidak diterbitkan.
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung:
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
H. Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 4
1. B 6. A
2. B 7. D
3. C 8. C
4. D 9. E
5. E 10 D
TES SUMATIF
8. Pada dasarnya upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusia
sering mengalami kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut
disebabkan karena penegakan hak asasi manusia masih bersifat parsial atau
berdiri sendiri. Untuk itu, dibutuhkan peran serta segenap komponen bangsa, yaitu
masyarakat dan pemerintah.
Berkaitan dengan hal tersebut, bagaimana hubungan peran pemerintah dan masyarakat
dalam upaya pengakuan, penghormatan dan penegakkan HAM?
A. Masyarakat bisa lebih berperan aktif dengan melakukan tindakan tegas dan
keras kepada semua lembaga atau organisasi yang tidak mendukung kebijakan
pemerintah dalam proses pengakuan, penghormatan dan penegakkan HAM.
B. Pemerintah dapat memaksa masyarakat untuk patuh terhadap semua kebijakan
dalam proses pengakuan, penghormatan dan penegakkan HAM, serta
memberikan sanksi kepada siapa saja yang mengkritisi kebijakan tersebut.
C. Pemerintah dapat menjadikan laporan masyarakat mengenai terjadinya
pelanggaran HAM sebagai dasar untuk bertindak tegas dengan menggunakan
kekerasan dalam rangka menjamin terwujudnya penghormatan dan
penegakkan HAM.
D. Pemerintah dan masyarakat berperan sesuai dengan kehendaknya dalam
mewujudkan pengakuan, penghormatan dan penegakkan hak asasi manusia,
karena keduanya memiliki peran yang berbeda serta tidak saling berkaitan satu
sama lain.
E. Pemerintah bertindak sebagai regulator atau pembuat kebijakan penegakkan
HAM, sementara itu masyarakat mendukung dengan tetap bersikap kritis
kebijakan pemerintah tersebut dalam proses penegakkan HAM.
9. Pada saat ini kecintaan terhadap tanah air, bangsa, dan negara tidak ditampilkan
dalam bentuk keikutsertaan dalam peperangan fisik, akan tetapi diwujudkan
dalam kegiatan pembangunan di segala bidang. Berkaitan dengan hal tersebut,
salah satu contoh sikap/perilaku yang mencerminkan kecintaan kepada tanah air
di bidang politik adalah … .
A. mengembangkan koperasi berasaskan kekekeluargaan untuk kesejahteran bersama
B. menerima pengaruh asing yang dapat memajukan dan mengembangkan
kebudayaan nasional
C. menjauhi paham kedaerahan yang dapat melemahkan persatuan dan kesatuan
bangsa
D. berani melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila terjadi pelanggaran
E. mendukung dan melaksanakan semua kebijakan pemerintah pusat dan daerah
10. Secara geografis Indonesia berada pada posisi silang, karena diapit oleh dua
benua (Asia di utata dan Australia di Selatan) dan dua samudera (Pasifik di utara
dan Hindia di selatan). Posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi
sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Dikatakan sebuah
potensi karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Akan tetapi, posisi silang ini juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang tidak
terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa. Ancaman bagi bangsa
Indonesia ada di berbagai bidang kehidupan. Salah satu bentuk ancaman terhadap
persatuan dan kesatuan bangsa di bidang sosial adalah … .
A. munculnya berbagai paham radikal dalam bentuk aksi terror kepada pemerintah
maupun masyarakat
B. gejala bangkitnya kembali komunisme, meskipun paham ini sudah dilarang oleh
negara
C. gaya hidup individualistis yang semakin melunturkan budaya gotong royong pada
masyarakat Indonesia
D. timbulnya kesenjangan yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas
E. Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas.
Salah satu arti penting sikap/perilaku yang menunjang terciptanya persatuan dan
kesatuan bangsa adalah … .
A. memperkuat posisi kebudayaan daerah di atas kebudayaan nasional untuk
menunjang kemajuan negara
B. meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap suku atau daerhanya melebihi
kecintaannya kepada negara
C. memperkuat kedudukan pemerintah pusat di atas pemerintah daerah atau
pemerintahan tradisional
D. memperkuat kedudukan bahasa daerah sebagai salah satu simbol persatuan dan
kesatuan bangsa
E. menjadikan perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai faktor
penunjang keberhasilan pembangunan
15. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia sangat dinamis. Adakalanya persatuan
dan kesatuan bangsa itu begitu kokoh, tetapi ada juga masa ketika persatuan dan
kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dirongrong oleh gerakan-gerakan
pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI, serta segala bentuk teror
yang bisa berdampak munculnya perpecahan di kalangan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa harus dilakukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu alasan pentingnya kita menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa adalah … .
A. kemajuan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan rakyatnya
dalam menjaga persatuan dan kesatuan
B. persatuan dan kesatuan bangsa menentukan harkat dan derajat Bangsa Indonesia
dalam pergaulan dengan bangsa lainnya
C. paham kedaerahan akan semakin kuat apabila persatuan dan kesatuan bangsanya
pun semakin kokoh dan selalu dijaga
D. persatuan dan kesatuan merupakan alat bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur
E. Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat mensejajarkan diri dengan bangsa lain
dalam pergaulan internasional
16. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila kaya akan nilai-nilai baik yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia pada masa dahulu, maupun budaya dan pemikiran
bangsa Indonesia pada saat sekarang. Tidak hanya itu, Pancasila juga menerima
nilai-nilai dan pemikiran dari luar budaya negara kita yang sesuai dengan
kepribadian bangsa dan negara Indonesia. Hal tersebut menjadikan Pancasila
menjadi ideologi yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Berkaitan dengan hal itu, arti penting Pancasila sebagai ideologi negara adalah …
.
19. Globalisasi politik telah memunculkan isu demokratisasi menjadi acuan utama
bagi eksistensi suatu negara sebenarnya. Hal tersebut secara tidak langsung telah
menutup mata kita terhadap mana benar dan yang salah. Segala sesuatu peristiwa
selalu dikaitkan dengan demokratisasi. Akan tetapi demokratisasi yang diusung
adalah demokrasi yang dikehendaki oleh negara-negara adidaya yang digunakan
untuk menekan bahkan menyerang negara-negara berkembang yang bukan
sekutunya. Akibatnya adalah selalu terjadi konflik kepentingan yang pada
akhirnya mengarah pada pertikaian antar negara. Oleh karena itu, bagaimana
sikap Bangsa Indonesia dalam merespon perkembangan globalisasi politik
tersebut?
A. Bangsa Indonesia harus menyesuaikan demokrasi Pancasila yang sedang
diterapkan dengan memperhatikan nilai-nilai kebebasan yang berkembang saat
ini.
B. Bangsa Indonesia harus mempertimbangkan isu-isu internasional dalam
menetapkan kebijakan di berbagai bidang termasuk bidang politik
C. Melakukan amandemen UUD NRI 1945 untuk memasukkan nilai-nilai
kehidupan yang lebih modern supaya mendapatkan kepastian hukum.
D. Bangsa Indonesia harus memperkokoh paham kedaerahan yang berdasar pada
nilai-nilai kekeluargaan dan kedaulatan rakyat
E. Bangsa Indonesia harus mempu menunjukkan eksistensinya sebagai negara
berdaulat, namun tidak meninggalkan kerjasama dengan negara-negara lain.
21. Kecanggihan alat komunikasi yang ditandai dengan munculnya internet secara
langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan
bumi lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses
tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita. Selain itu juga, dengan adanya
informasi tersebut kita bisa mencontoh atau belajar banyak dari tata nilai
kehidupan, pola berpikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari
bangsa lain yang telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita. Kondisi
tersebut menunjukkan terjadinya globalisasi pada bidang … .
A. ideologi
B. politik
C. ekonomi
D. sosial budaya
E. pertahanan dan keamanan
22. Dalam bidang sosial, globalisasi telah membawa pengaruh dalam perilaku yang
ditampilkan oleh setiap masyarakat. Diantara pengaruh tersebut adalah dalam hal
gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat dan semakin
mudahnya mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan hal
tersebut, bagaimana sikap Bangsa Indonesia dalam merespon perkembangan
globalisasi sosial?
A. Bangsa Indonesia harus menerima sepenuhnya nilai-nilai kehidupan yang
berkembang pada masyarakat Internasional
B. Bangsa Indonesia harus meniolak sepenuhnya semua nilai-nilai kehidupan
yang berkembangsa pada masyarakat Internasional
C. Bangsa Indonesia harus bersikap terbuka terhadap berbagai pengaruh
globalisasi dengan cara meninggalkan semua tradisi kedaerahan.
D. Bangsa Indonesia harus bersikap selektif terhadap pengaruh globalisasi sosial
dengan memperkuat paham kedaerahan.
E. Bangsa Indonesia harus memanfatkan kemajuan ilmu pengetahuan dengan
tidak meninggalkan nilai-nilai kebangsaan yang selama ini diyakini
kebenarannya.
28. Tiap hubungan mengandung nilai, moral, dan norma, yakni tidak ada hubungan
sosial yang terlepas tanpa hubungan susila. Hubungan sosial ini ada yang bersifat
social horizontal, dan social vertical. Yang dimaksud dengan hubungan social
horizontal berkaitan dengan ….
A. hubungan yang bersifat pribadi antara individu dengan tuhannya, bersifat
transendental atau hubungan rohaniah.
B. hubungan yang terjadi antara sesama antar manusia dalam kehidupan
bermasyarakat secara umum.
C. hubungan yang dilakukan antar pribadi dengan pribadi lainnya sesama manusia
dalam memenuhi kebutuhan hajat hidupnya.
D. hubungan pribadi sesama manusia dengan tuhannya yang bersifat alamiah
sebagai mahluk tuhan.
E. hubungan antara Negara secara dan warga Negara dalam hubungannya dengan
hak kewajibannya.
29. Penerapan secara nyata tentang nilai, moral, dan norma dan kaidah-kaidah
masyarakat lainnya dalam kehidupan setidaknya memiliki dua alasan pokok,
yakni :
A. Kepentingan Negara dan kepentingan masyarakat tertentu yang ada
dalan Negara tersebut.
B. Kepentingan Negara dan kepentingan pemerintahan Negara semata.
C. Kepentingan dirinya sendiri sebagai individu dan kepentingan stabilitas
kehidupan masyarakat.
D. Kepentingan tiap-tiap individu berdasarkan kepentingannya masing-
masingdalam komunitasnya.
E. Kepentingan stabilitas masyarakat sebagai warga Negara terhadap negaranya
dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
30. Simak ceritera moral dan norma berikut; Hendra dijebloskan ke dalam penjara
selama 20 tahun karena ia telah membobol sebuah toko obat dan mencuri obat
demi kesembuhan ibunya, karena kemiskinan. Namun baru 2 tahun ia kabur dari
tahanan, dan ia berhasil keluar dari pulau Jawa dengan nama samaran, di luar
Pulau Jawa ia berhasil mendirikan pabrik obat dengan banyak mempekerjakan
karyawan. 20 tahun berlalu, ada seseorang yang mengenali Hendra si boss
pabrik obat sebagai bekas narapidana yang kabur dari tahanan di pulau Jawa.
Pertanyaannya apakah orang yang melihat tersebut sebagai warga Negara yang
baik harus melaporkannya ke Polisi ?
A. Melaporkannya, sebab ia akan mendapat hukuman bila tidak melaporkan,
dan dianggap melindungi.
B. Tidak melaporkan, sebab lebih baik melihat orang bahagia daripada
menderita, dan ia cari selamat saja.
C. Tidak melaporkannya, karena kesalahan Hendra telah tergantikan dengan
kebaikannya mempekerjakan karyawan pabrik.
D. Tidak melaporkannya, sebab ia tidak ada urusan atau masalah dengan
dirinya dan keluarganya.
E. Melaporkannya, karena mungkin ia akan memperoleh imbalan atau
penghargaan dari pemerintah atau masyarakat.
Kunci Jawaban Tes Sumatif:
1. B 11. C 21. D
2. B 12. E 22. E
3. A 13. A 23. B
4. C 14. E 24. B
5. B 15. D 25. B
6. B 16. D 26. D
7. C 17. D 27. E
8. E 18. E 28. B
9. E 19. E 29. E
10. C 20. A 30. A