LC77A Laporan Kelompok10
LC77A Laporan Kelompok10
Communication”
Dosen Pengampu:
Gregoria Arum Yudarwati, S.I.P., M.Mktg.Comm., Ph. D
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
BAB 1 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
LANDASAN TEORI 4
2.1 Transformational Leadership Through Effective External Communication 4
2.1.1 Effective External Communication 4
2.2 Developing External Relations Strategy 5
2.2.1 Memperjelas Tujuan dan Strategi Utama 6
2.2.2 Mengidentifikasi Audiens dan Stakeholders yang Terkait 6
2.2.3 Membuat Pesan Mudah Dimengerti 7
2.2.4 Pahami Spokesperson(s) 7
2.2.5 Memilih Media yang Tepat 7
2.2.6 Memperhatikan Waktu Penyampaian Pesan 7
2.2.7 Memperhatikan Feedback Pesan 8
2.3 Characteristics of External Media 8
2.4 The Goals of Reputation 10
2.5 The Importance of Risk Communication 10
2.5.1 When the Firm Needs to Speak 11
2.5.2 Communicating Through Media 11
2.6 Risk Remedies 11
BAB III 13
ANALISIS KASUS 13
3.1 BP GULF OF MEXICO OIL SPILL ANALYSIS 13
3.1.1 Gambaran Kasus. 13
3.3.2 Respon British Petroleum PLC. 13
3.3.3 Respon dari Stakeholder. 14
3.2. Analisis dan Penanganan Komunikasi Eksternal British Petroleum PLC. 15
3.2.1 Kenapa Statement Tersebut Memicu Reaksi dari Stakeholders ? 15
3.2.2 Solusi Seperti Apa Yang Tepat Untuk Mengatasi Kasus ? 16
BAB IV 18
KESIMPULAN 18
Referensi 19
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Tugas dari seorang pemimpin tidak hanya memastikan suatu komunikasi berjalan
dengan lancar diantara tim internal organisasi saja, namun pemimpin juga harus memiliki
keterampilan untuk dapat mengelola komunikasi dengan pihak eksternal dari perusahaan
seperti media, konsumen, kompetitor, maupun pemerintah. Pada bab ini akan membahas
terkait upaya yang dilakukan seorang manajer untuk berkomunikasi secara efektif kepada
pihak eksternal, mengelola krisis serta menciptakan reputasi yang positif.
Ada beberapa elemen yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk dapat
menghasilkan komunikasi eksternal yang efektif menurut Akilandeswari et. Al.
(2015), beberapa diantaranya ialah:
4
1. Memperjelas alur pikiran dan ekspresi. Seorang komunikator harus mengetahui
terlebih dahulu pesan apa yang ingin disampaikan serta mengapa pesan tersebut
harus disampaikan. Dengan memahami kedua hal tersebut akan membuat seorang
komunikator memahami tujuan dari pesannya. Jika pesan yang akan disampaikan
jelas dan lugas maka akan mampu mendapatkan umpan balik yang efektif pula.
3. Pesan yang ringkas dan padat. Ketika menyampaikan sebuah pesan, isi pesan
tersebut menjadi fokus utama dari penerima pesan. Sehingga alangkah lebih baik
hanya memberikan informasi yang perlu dan penting dengan menggunakan sedikit
kata namun tidak mengabaikan kelengkapan serta kejelasan dari informasi pesan.
Adanya pesan yang ringkas akan menghemat waktu.
4. Umpan balik. Komunikasi efektif adalah yang berjalan dengan dua arah, sehingga
dibutuhkan upaya dari pengirim untuk menyampaikan pesan secara lugas dan
dibutuhkan pula umpan balik yang diberikan dari penerima. Dengan adanya umpan
balik ini dapat menjadi isyarat bahwa pesan informasi tersebut telah dibaca oleh
penerima pesan.
Perusahaan perlu untuk memahami strategi dalam berkomunikasi agar pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi eksternal, hal ini menjadi lebih
penting karena luasnya cakupan audiens yang menjadi sasaran pesan komunikasi.
Memahami audiens penting karena untuk mengetahui proporsi nilai yang akan disampaikan.
5
Gambar 1: Communication Strategy Framework (Barrett, 2014)
Ethos dan image perusahaan baik internal maupun eksternal seharusnya memiliki
pengaplikasian yang sama dan konsisten. Seperti ethos yang terdapat pada perusahaan
Muthoot Finance (Muthoot Finance, 2020), dimana perusahaan ini berkomitmen
memberikan pinjaman emas dengan syarat dan ketentuan yang mudah kepada setiap
orang. Muthoot Finance sudah memperjelas apa tujuan dan keinginan yang ingin
dicapai oleh perusahaan, yang nanti nya nilai-nilai tersebut dijadikan inklusi dalam
pengelolaan perusahaan dan menjadi image perusahaan.
Audiens yang menjadi stakeholders eksternal perusahaan dapat berupa orang atau
kelompok masyarakat yang secara langsung terpengaruh oleh aktivitas perusahaan
(Barrett, 2014). Ketika sebuah perusahaan sudah mengetahui stakeholder yang akan
berhubungan dengan pesan yang disampaikan, perusahaan bisa memprioritaskan
stakeholder mana yang secara spesifik akan menjadi objek penerima pesan.
6
2.2.3 Membuat Pesan Mudah Dimengerti
Pesan yang ditujukan kepada audiens eksternal perusahaan, akan lebih sulit
ditujukan karena memiliki barriers yang besar. Banks (2019) menyatakan bahwa saat
membuat pesan, luangkan waktu sejenak untuk berhenti dan pikirkan tentang apa
relevansi yang ditulis dengan orang yang diajak bicara, mengapa audiens harus peduli
dan apa untungnya bagi mereka. Sehingga pesan yang dibuat akan lebih
mengutamakan pemikiran audiens.
Menentukan media yang tepat dalam menyampaikan pesan juga merupakan hal
yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Menurut (Honigman, 2018)
berpendapat bahwa Youtube merupakan media yang tepat digunakan oleh perusahaan
untuk menyampaikan pesan kepada audiens, karena Youtube dapat membuat
perusahaan lebih terhubung dengan audiens, seperti memungkinkan berinteraksi
dengan komentar, dan Youtube merupakan media yang saat ini memiliki komunitas
terbanyak.
7
menampilkan sosok pesepak bola legendaris Roger Milla dan selebrasi kebersamaan
saat mencetak gol.
8
● Social Media
● Press Release
Press release memiliki ciri khas yaitu panjang informasi disampaikan dalam satu
atau dua halaman (Firdiansyah, 2021). Press release ini juga memberikan informasi
tentang keunggulan dan kelebihan dari produk atau pesan sehingga konsumen dapat
mengerti bagus atau tidaknya produk atau pesan dari press release ini. Batasan dari
press release adalah apabila press release tidak diberikan kepada individu secara
langsung untuk disebarkan, maka bisa saja press release ini tidak terlihat bagi
konsumen yang berpotensi untuk membeli produk (Barrett, 2014).
● Press Conference
9
yang besar dengan menunjukkan eksistensi perusahaan didalam search engine
(studiousguy, 2020). Walaupun kecepatan interaksi dengan menggunakan website
lebih rendah dibandingkan menggunakan social media, namun website memiliki
keuntungannya tersendiri yaitu memberikan informasi yang lebih lengkap dan tempat
diskusi yang baik antara pelanggan dan perusahaan.
Reputasi suatu perusahaan dapat menentukan loyalitas dan juga keterlibatan dari
pemangku kepentingan, seperti konsumen, pemasok, pemerintah, non – pemerintahan,
pemegang saham, dan lain sebagainya. Reputasi dapat didefinisikan sebagai representasi
dari tindakan masa lalu suatu perusahaan dan prospek masa depan yang menggambarkan
daya tarik perusahaan kepada semua konstituen utamanya (Fombrun, 1996). Reputasi dinilai
berdasarkan elemen – elemen yang meliputi tanggung jawab sosial, pendekatan emosional,
barang dan jasa, visi dan kepemimpinan, performa finansial, dan lingkungan kerja (Loeb &
McNulty, 2014). Ecless, Newquist, dan Schatz (2007) mengembangkan strategi untuk
menjaga dan mempertahankan reputasi suatu perusahaan dengan; (1) Menilai reputasi
perusahaan saat ini, (2) Mengevaluasi performa perusahaan pada saat ini, menggunakan data
kuantitatif dan objektif yang dikaitkan dengan kategori, (3) Menutup adanya gap atau jarak,
(4) Memantau perubahan pada ekspektasi pemangku kepentingan, dengan melakukan
survey, dan (5) Menunjuk satu orang untuk mengelola risiko.
Menyampaikan kabar yang bersifat negatif menjadi tantangan baru bagi perusahaan
dan juga semua individu, karena persepsi dan reaksi masyarakat terlihat ketika berita buruk
10
muncul (Cleaveland et al, 2020). Adanya krisis mampu memberi dampak langsung pada
saham dan profit perusahaan, kepercayaan para pemangku kepentingan, dan juga loyalitas.
Sebaliknya, perusahaan yang tidak siap memberikan transparansi mengenai krisis yang
dialami, akan dianggap sebagai perusahaan yang tidak kompeten dalam menganalisa dan
pembentukan solusi. Cleaveland, Newman, dan Weber (2020) memberikan tiga solusi
penyampaian krisis dengan; (1) Tidak melakukan improvisasi, (2) Merubah metric dan
mengukur hasilnya, dan (3) Merancang strategi komunikasi resiko sedari awal.
Strategi komunikasi eksternal yang dapat ditempuh oleh suatu perusahaan untuk
menyalurkan pesan yaitu melalui penggunaan media. Penelitian menyatakan bahwa
instrumen populer yang digunakan untuk berkomunikasi pada saat ini adalah dengan
mengunggah video, pesan, atau gambar melalui akun media sosial (38%), video yang
diunggah pada situs web resmi perusahaan (32%), video konferensi dan presentasi
dengan layar (21%) (Clueler, 2021). Menggunakan media sebagai alat komunikasi
perusahaan tentunya perlu mempertimbangkan siapa komunitas yang dituju dan apa
yang dibutuhkan dari komunitas tersebut. Pemimpin dapat merangkai suatu cerita dan
merencanakan strategi penyampaian yang tepat untuk mengembangkan karisma, dan
juga untuk memilih media yang paling tepat dalam menyampaikan pesan (Kinicki,
2021).
Pada faktor eksternal, permasalahan dapat disebabkan akibat adanya jarak antara
reputasi perusahaan dengan realitas yang terjadi, perubahan pada kepercayaan dan
11
ekspektasi dari para pemangku kepentingan, dan koordinasi internal yang lemah (Ecless et
al., 2007). Untuk resiko yang terjadi pada perusahaan Ross (2010) mengadopsi beberapa
strategi seperti (1) Menghindari kekuatan yang dianggap tidak proporsional, (2) Menanggapi
krisis dengan cepat, (3) Bersikap “licik” pada taktik sendiri, (4) Menerapkan “penggandaan
kekuatan” yang mampu menyuarakan pesan yang ingin disampaikan, dan (5) Berperang
dengan kredensial. Barret (2014) berpendapat bahwa untuk mengatasi krisis perusahaan
sebaiknya menunjuk satu perwakilan yang tepat untuk menyampaikan pesan, dimana pesan
tersebut harus dikembangkan dan bersifat kritis. Perusahaan wajib memahami siapa target
komunitas dari pesan tersebut dan mencoba menyelesaikan permasalahan melalui sudut
pandang dari komunitas. Poin penting lainnya yaitu, perusahaan harus mampu mengontrol
cakupan dari krisis yang dialami dan membentuk suatu solusi yang paling tepat. Setelah
tahap implementasi kebijakan, perusahaan harus melakukan evaluasi kebijakan untuk
mengembangkan rencana manajemen resiko yang lebih efektif.
12
BAB III
ANALISIS KASUS
13
with it and for cleaning the situation up”. Akibat dari tanggapan tersebut, BP PLC
dianggap menyangkal kejadian ledakan dan perusahaan justru menyalahkan pihak
lain. Dimuat pada (Everything-PR, 2010).
BP PLC juga mendapatkan tuntutan dari Pemerintah Amerika Serikat terkait
dampak kebocoran pada lingkungan dan masyarakat sekitar Teluk Meksiko yang
dirugikan. Mengutip dari (Slate, 2010). Tony Hayward menyatakan kepada reporter
atas klaim Pemerintah bahwa “Will honor all legitimate claims” dan “This is America
- come on. We’re going to have lots of illegitimate claims. We all know that.”. BP PLC
meningkatkan anggaran periklanan dalam tiga bulan sebesar £60 juta setelah insiden
kebocoran minyak terjadi. Usaha periklanan yang dikerahkan oleh BP PLC merupakan
salah satu bentuk rebranding, dimana strategi ini menargetkan majalah, koran,
televisi, dan sosial media berskala lokal dan nasional (Bryant, 2011).
14
dan Perikanan Louisiana menyatakan bahwa akibat adanya bencana ledakan tersebut
menyebabkan 600 spesies hewan terancam mati. Seorang ahli biologi yakni Robert
Lover juga menyebutkan bahwa burung pelikan coklat terancam mati karena
memakan ikan yang tercemar oleh tumpahan minyak BP PLC.
Terdapat beberapa aktivis Greenpeace yang mendatangi kantor British Petroleum
untuk melakukan aksi protes dengan membuat slogan “British Polluters” diakibatkan
oleh adanya bencana ledakan pada Teluk Mexico. Klaim BP PLC sebagai perusahaan
ramah lingkungan dengan logo perusahaan berwarna hijau tersebut tidak sesuai
dengan kerusakan lingkungan akibat bencana ledakan (Greenpeace.com, 2010).
Saham BP PLC diketahui kembali anjlok hingga 15.8% akibat dari adanya bencana
ledakan. Hal ini diakibatkan para investor dari BP PLC khawatir bahwa biaya yang
harus dikeluarkan untuk menangani permasalahan ledakan tersebut akan meningkat
seiring berjalannya waktu (Finance.Detik, 2010).
Permasalahan bermula dari pernyataan Andrew Gowers dan Tony Hayward melalui
statement yang dipublikasikan melalui platform media seperti berita televisi (Good Morning
USA) dan iklan pada surat kabar (New York Times, Wall Street Journal, California Papers,
dan lain - lain). Pernyataan tersebut memicu berbagai tanggapan dari para pemangku
kepentingan. Pernyataan dari pihak BP PLC dianggap tidak sesuai dengan penanganan yang
diberikan oleh perusahaan tersebut terhadap dampak kebocoran minyak. Respon dari Tony
Hayward selaku CEO dari BP PLC dianggap arogan, menganggap enteng permasalahan dan
tidak mengindahkan prosedur kebijakan Pemerintah Amerika Serikat. BP PLC juga
berusaha menyangkal keterlibatannya akan kecelakaan yang terjadi pada Teluk Meksiko dan
melemparkan tanggung jawab terhadap perusahaan partner yaitu Transocean dan
Halliburton.
15
bahwa dalam waktu 48 jam BP PLC haru mengidentifikasi kapasitas penahan
kebocoran sehingga dapat segera dioperasikan untuk mempercepat waktu dan
mengurangi perluasan area kebocoran minyak (Jones & Weir, 2010).
Melalui artikel berita (Reuters, 2010), BP PLC akan melakukan tindakan
preventif untuk mencegah perluasan kebocoran minyak di Teluk Meksiko dan telah
melakukan perhitungan akan rencana - rencana cadangan. Permasalahan dari
pernyataan ini terletak pada fakta bahwa BP PLC tidak mampu menyediakan sumber
daya cadangan untuk menangani resiko teknis ketika melakukan usaha preventif
tersebut. Dilansir dari (Washington Post, 2011) kebocoran sumur minyak belum
ditangani selama tiga minggu setelah ledakan terjadi, dan baru mendapatkan penangan
pada bulan September.
BP PLC juga diketahui tidak memenuhi janjinya kepada Pemerintah Amerika
untuk memberikan transparansi informasi terkait dampak keseluruhan dan luasan
kebocoran minyak. Akibatnya pemerintah dan masyarakat tidak mampu mengestimasi
seberapa banyak minyak yang tumpah dan dampak dari tumpahan tersebut. Lemahnya
estimasi dari insiden yang terjadi mengakibatkan ketidakmampuan Pemerintah untuk
mengestimasi besaran sanksi yang harus diberikan kepada BP PLC. Estimasi
Pemerintah akan jumlah tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Meksiko (4.2 juta
barel) diduga lebih besar dari jumlah estimasi yang diberikan oleh BP PLC (2.45 juta
barel) (BBC, 2014).
Melalui kasus yang terjadi pada BP PLC, dapat dikatakan bahwa peran seorang
pemimpin dalam membangun reputasi suatu perusahaan sangat krusial. Pemimpin
yang baik harus dapat merespon krisis dengan kritis dan lugas, dan memberikan solusi
yang paling tepat agar cakupan permasalahan tidak meluas (Barret, 2014). Salah satu
strategi penanganan risiko yang digunakan BP PLC yaitu dengan menggunakan peran
media seperti koran, iklan, maupun berita televisi untuk menyampaikan penyesalan
dan rencana penanganan masalah kebocoran minyak. Manajemen krisis yang baik
memang salah satunya dengan merespon krisis secara cepat, tetapi bukan berarti
menyampaikan pesan kosong dan tidak berdasar secara cepat tanpa adanya penangan
krisis yang konkrete, sehingga Hayward dinilai sebagai pemimpin yang tidak dapat
diandalkan atas kata - katanya.
16
Tony Hayward selaku CEO BP PLC juga merespon permasalahan tanpa rasa
empati terhadap pihak - pihak yang terimbas dampak kontaminasi tumpahan minyak
dan juga 11 nyawa yang harus terenggut, sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat
diterima dengan baik oleh audiens. Kegagalan Hayward dalam pengembalian reputasi
perusahaan terbukti dengan menurunnya jumlah saham perusahaan dan juga
meningkatnya dampak negatif dari kontaminasi minyak terhadap ekosistem lautan dan
masyarakat yang hidup disekitar pantai. Dalam kasus ini, BP PLC seharusnya
menunjuk satu perwakilan yang paling tepat untuk menyampaikan pesan yang
dikembangkan berdasarkan perspektif audiens dan juga pemegang kepentingan.
Melemparkan kesalahan dan tanggung kepada pihak Transocean dan Halliburton tidak
akan mempengaruhi perbaikan reputasi dari BP PLC, justru akan menimbulkan kritik
baru terhadap tanggung jawab dan kemampuan perusahaan dalam menanggapi
permasalahan yang disebabkan oleh tiga perusahaan ini. Kegagalan Tony Hayward
sebagai pemimpin mengakibatkan pemberhentian kerjanya sebagai CEO BP PLC
(Kanter, 2010).
17
BAB IV
KESIMPULAN
18
Referensi
Adieb, M. (2020, June 16). Membangun Citra Perusahaan dengan Strategi Komunikasi
Eksternal. Retrieved from glints.com: https://glints.com/id/lowongan/komunikasi-
eksternal/#.YI9_MrUzaUk
Akilandeswari, V., et. al. 2015. Elements of Effective Communication. ISSN 2224-3267,
Vol. 37. https://hbr.org/2017/03/when-an-employee-or-spokesperson-criticizes-your-
company
Argenti, P.A. (2020, October 16). When Should Your Company Speak Up About a Social
Issue? Harvard Business Review. https://hbr.org/2020/10/when-should-your-company-
speak-up-about-a-social-issue.
Banks, J. B. (2019, April 9). How to make your messages meaningful. Training Journal.
Retrieved April 28, 2021, from https://www.trainingjournal.com/articles/features/how-
make-your-messages-meaningful.
BBC News. (2014, September 04). BP Found ‘Grossly Negligent’ in 2010 Gulf Oil Spill.
BBC News. https://www.bbc.com/news/business-29069184.
Barrett, D.J. (2014). Leadership Communication, 4th edition. McGraw Hill International
Edition.
Beam, C. (2010, May 05). Oil Slick: How BP is Handling its P.R. Disaster. Slate Magazine.
https://docs.google.com/document/d/1yzmVj7M1XRLWiTm6lQBwOKygDJWKzgoD
OAiMIuBbNPc/edit#
Bryant, B. (2011, April 20). Deep Water Horizon and the Gulf Oil Spill - the Key Questions
Answered. The Guardian.
https://www.theguardian.com/environment/2011/apr/20/deepwater-horizon-key-
questions-answered
Bucata, George dan Marius, Alexandru. 2017. The Role of Communication in Enhancing
Work Effectiveness of an Organization. Land Forces Academy Review., Vol. XXII, No
1(85).
Chi, C. (2019, July 28). 14 of the Best Public Relations Examples to Inspire Your Next
Campaign. Hubspot. Retrieved April 28, 2021, from
https://blog.hubspot.com/marketing/public-relations-examples
Cleveland, A., Newman, J.C., & Weber, S. (2020, September 24). The Art of Communicating
Risk. Harvard Business Review. https://hbr.org/2020/09/the-art-of-communicating-risk
19
Cornelissen, J. (2004). Corporate Communications Theory and Practice 1st Edition.
London: Sage Publications Ltd.
DeFranzo, S. E. (2020, June 4). 5 Reasons Why Feedback is Important. Snap Surveys.
Retrieved May 3, 2020, from https://www.snapsurveys.com/blog/5-reasons-feedback-
important/
Dey, D. (2018, March 15). 8 Contoh Komunikasi Eksternal dalam Organisasi. Retrieved
from pakarkomunikasi.com: https://pakarkomunikasi.com/8-contoh-komunikasi-
eksternal-dalam-organisasi
Eccles, R. G., Newquist, S. C., & Schatz, R. (2007, February). Reputation and Its Risks.
Harvard Business Review. https://hbr.org/2007/02/reputation-and-its-risks
Economictimes. (2010, July 16). Gulf of Mexico Oil Spill: Lessons on how to handle crisis.
Diakses pada 3 Mei 2021, dari https://economictimes.indiatimes.com/gulf-of-mexico-
oil-spill-lessons-on-how-to-handle-crisis/articleshow/6173630.cms?from=mdr.
Everything-PR. (2010, May 17). BP Behind Hype- The True Meaning of an Aggressive PR
Campaign. Diakses pada 3 Mei 2021, dari https://everything-pr.com/bp-public-relations-
campaign/.
Ferran, L. (2010, June 6). Obama Says He Would Fire BP CEO, Wants to Know “Whose
Ass to Kick''. Diakses pada 3 Mei 2021, dari
https://abcnews.go.com/GMA/Media/obama-takes-aim-bp-ceo-tony-
hayward/story?id=10853212.
Firdiansyah, A. (2021, February 05). Serba-serbi Press Release yang Perlu Kamu Tahu.
Retrieved from glints.com: https://glints.com/id/lowongan/apa-itu-press-release-dan-
contohnya/#.YI9847UzaUk
Finance.Detik. Juni 10, 2010. Saham BP Makin Tenggelam Akibat Tumpahan Minyak.
Diakses pada 3 Mei 2021, dari https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-
1375907/saham-bp-makin-tenggelam-akibat-tumpahan-minyak.
Fombrun, C.J. (1996). Reputation: Realizing Value from the Corporate Image, Boston
Harvard Business School Press.
Gil Pérez M., Gómez Mármol F., Martínez Pérez G., Gómez Skarmeta A.F. (2011) Mobility
in Collaborative Alert Systems: Building Trust through Reputation. In: Casares-Giner V.,
Manzoni P., Pont A. (eds) NETWORKING 2011 Workshops. NETWORKING. (2011).
Lecture Notes in Computer Science, vol 6827. Springer, Berlin, Heidelberg.
https://doi.org/10.1007/978-3-642-23041-7_24
20
Greenpeace. (2010, May 21). BP Deepwater Horizon Gulf Oil Spill: BP’s Bad Behavior.
Diakses pada 3 Mei 2021, dari https://www.greenpeace.org/usa/research/bp-
environmental-record/.
Honigman, B. (2018, June 14). Why Companies Should Embrace YouTube And How To Get
It Right. Brian Honigman. Retrieved April 28, 2021, from
https://www.brianhonigman.com/why-companies-should-embrace-youtube/
Internasional.kompas. (2010, May 07). Petaka Terburuk di Teluk Meksiko. Diakses pada 3
Mei 2021, dari
https://internasional.kompas.com/read/2010/05/07/03564811/Petaka.Terburuk.di.Teluk.
Meksiko.
Kanter, R.M. (2010, June 07). BP’s Tony Hayward and the Failure of Leadership
Accountability. Harvard Business Review. https://hbr.org/2010/06/bps-tony-hayward-
and-the-failu.html
Luthra, Anchal dan Dahiya, Richa. 2015. Effective Leadership is all About Communicating
Effectively: Connecting Leadership and Communication. International Journal of
Management & Business Studies, IJMBS Vol. 5, Issue 3.
Loeb, H., & McNulty, E.J. (2014, August 04). Don’t Trust Your Company’s Reputation to
the Quants. Harvard Business Review. https://hbr.org/2014/08/dont-trust-your-
companys-reputation-to-the-quants
Mulcahy, E. (2019, May 23). Coca-Cola ads: 8 of its most memorable campaigns. The
Drum. Retrieved April 30, 2021, from https://www.thedrum.com/news/2019/05/23/coca-
cola-ads-8-its-most-memorable-campaigns
MuthootFinance. (2020, April 3). Corporate Ethos. Muthoot Finance. Retrieved April 30,
2021, from https://www.muthootfinance.com/corporate-ethos
21
Webber, H.R. (2011, July 1). Former BP Chief Tony Hayward Defends Media Briefing. The
Washington Post. https://www.washingtonpost.com/politics/former-bp-chief-tony-
hayward-defends-media-briefings/2011/07/01/AGx2WruH_story.html
Weir, K., & Jones. J. (2010, June 12). Obama Says BP Must Meet Economic Claims.
Reuters. https://www.reuters.com/article/us-oil-spill-1-idUSTRE6573FD20100612
22