Anda di halaman 1dari 7

REVIEW PANELIS

Transformational Leadership Through Effective Internal Communication dari Kelompok 9 sebagai


Presenter

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Leadership Communication


Dosen Pengampu:
Gregoria Arum Yudarwati, S.I.P., M. Mktg. Comm., Ph.D
Disusun oleh:

Madadina Nur Amalina Putri (20/470969/PEK/26696)


Ridha Juliansyah (20/471009/PEK/26736)
Robertus Wisnuaji Nugroho (20/471018/PEK/26745)
Tilih Listya Asih (20/471036/PEK/26763)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2021
I. Ulasan Penulisan dan Isi Paper

Penjelasan materi dalam paper sudah baik karena tidak ada kata-kata yang diulangi, dan
paper lengkap karena disertai dengan poin-poin pembahasan yang sudah mencakup teori yang
sesuai dengan chapter objectives. Teori yang dipaparkan pada paper oleh kelompok penyaji
secara umum sudah mencantumkan referensi dari sumber yang diambil. Landasan teori yang
dipaparkan sudah cukup baik dan penggunaan sumber yang bervariasi baik dari buku, jurnal, dan
website cukup membuat penulisan menjadi lebih kaya akan teori-teori dari para ahli. Namun, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai contoh kami menemukan ada beberapa citations
yang tidak dicantumkan dalam list referensi. Kami juga menemukan terdapat gambar yang tidak
tercantum sumber, dimana seharusnya setiap referensi dicantumkan untuk memudahkan pembaca
mengetahui sumber asli teori. Salah satu contoh, terdapat pada halaman 4 sub bab 2.1 Bass
Chang et al.
Penggunaan gambar juga menurut kami sudah baik, sehingga membuat paper menjadi
lebih menarik saat dibaca. Namun menurut kami ada beberapa gambar yang sebaiknya diubah
kedalam bentuk tabel, agar kalimat di dalam gambar tersebut menjadi mudah untuk dibaca. Kami
juga menemukan terdapat beberapa kesalahan pengetikan seperti typography, dan ejaan yang
tidak sesuai dengan KBBI. Sebagai contoh kesalahan kata seperti: “sinergitas”, “meng-coach”,
“asesmen”, dan “tau”. Sebaiknya juga beberapa kata dituliskan dengan kata yang lebih tepat
digunakan, contohnya seperti: dirapatkan → dialog/ konferensi.
Kami juga menemukan beberapa kesalahan dalam format penulisan, sebagai berikut:
1. Terlalu banyak tanda koma dalam satu kalimat. Apabila bahasannya dalam satu kalimat
dirasa terlalu banyak, akan lebih baik dipisah menjadi beberapa kalimat. Sebagai contoh:
halaman 14 sub bab 2.4.4.
2. Penggunaan kata bahasa Inggris yang tidak dalam format Italic. Contoh: halaman 5 sub
bab 2.1.1.
3. Kata hubung seperti “dan”, sebaiknya tidak diberikan di awal kalimat. Sebagai contoh:
halaman 18 sub bab 3.2.1.
4. Format penulisan citations yang tidak lengkap, contoh nya pada halaman 6 poin 2.1.2
Keith E Webb tidak terdapat tahun dan pada halaman 4 sub bab 2.1 terdapat sumber
artikel yang terpotong.
5. Format sub bab sebaiknya dibedakan, misalnya pada halaman 9. Sub bab seperti 2.3.1,
2.3.2 sebaiknya dibuat lebih menjorok kekanan agar mempermudah untuk membedakan
kalau poin tersebut merupakan sub bab dari induknya 2.3.
Untuk pemilihan kasus, menurut kami kasus yang dijadikan sebagai analisis untuk
penulisan paper sudah sesuai dengan topik yang diangkat. Akan tetapi kasus belum sepenuhnya
dipaparkan secara komprehensif. Terdapat teori-teori yang seharusnya cocok untuk digunakan
dalam menganalisis kasus, namun tidak dipakai oleh penulis untuk menjabarkan permasalahan
dan sebagai jembatan untuk menciptakan solusi yang dapat diberikan.
II. Ulasan Presentasi Powerpoint

Menurut kami presentasi yang dibawakan oleh kelompok secara umum sudah baik dan
tepat. Penyampaian materi sudah baik, artikulasi penyampaian sudah jelas, dan intonasi
pembawaan yang tidak datar. Presentasi yang dibawakan menurut kami cukup membuat
pendengar tertarik untuk memperhatikan alur presentasi, walaupun terdapat kendala suara
microphone yang terkadang naik turun pada salah seorang presenter di awal presentasi.
Pembagian waktu bagi setiap anggota kelompok saat presentasi menurut kami sudah baik, namun
menurut kami waktu yang digunakan untuk penyampaian analisis kasus terlalu singkat. Tampilan
slide secara umum sudah cukup baik, serta tidak membuat audience kesulitan untuk memahami
alur presentasi.

III. Saran untuk Kelompok 9

A. Paper

Format penulisan paper dapat diperbaiki dari berbagai ulasan yang kami tuliskan
di ulasan terhadap paper diatas dengan memperhatikan penggunaan bahasa baku, aturan
EYD, dan format bab dan sub bab yang lebih baik. Kelompok 9 juga dapat lebih
memperhatikan untuk memberikan sitasi di setiap kalimat yang mengikuti suatu sumber
dan menaruh semua sumber paper dengan lengkap di daftar referensi.

Kelompok 9 diharapkan dapat memberikan contoh kasus nyata terkait komunikasi


internal dan masalah yang mungkin terjadi apabila komunikasi internal yang kurang
dalam suatu perusahaan. Karena menurut kami kasus yang dibahas di paper kelompok 9
merupakan krisis yang terjadi akibat komunikasi eksternal seorang pemimpin perusahaan
kepada media. Kemudian mungkin setelah itu akan ada konflik internal yang terjadi,
namun kami tidak menemukan konflik internal tersebut dalam pembahasan kasus di
paper.

B. Presentasi

Saran terkait presentasi dari kami supaya dapat memberikan jawaban atas setiap
pertanyaan dilengkapi dengan suatu dasar dari landasan teori yang sudah ditulis di dalam
paper. Selain itu akan lebih baik apabila materi di dalam powerpoint dibentuk menjadi
poin-poin singkat dalam setiap slidenya agar dapat menarik mata audience kearah
presentasi dan menjadi tidak bosan untuk melihat setiap slide.

IV. Pertanyaan untuk Kelompok 9

A. Madadina Nur Amalina Putri: Terdapat dua jenis komunikasi yaitu downward
communication dengan hambatan pesan yang disampaikan dari atasan ke bawahan
seringkali ada beberapa part yang hilang dan tidak mendapat feedback dari bawahannya.
Kemudian upward communication yang disampaikan dari bawahan ke atasan
seringkalinya bawahan itu merasa segan untuk menyampaikan opini atau gagasannya
dikarenakan tidak ada tindak lanjut dari pihak atasan. Menurut kelompok 9, bagaimana
peran dari pemimpin transformasional untuk menyelesaikan krisis komunikasi internal
antara atasan dan bawahan tersebut?
B. Robertus Wisnu Aji: Dalam kasus ini Ahok melakukan pembeberan “aib” perusahaan
kepada publik menggunakan media sosial. Apakah pembeberan ini terjadi dikarenakan
sebelumnya ada masalah dalam komunikasi internal di Pertamina dengan Ahok? Lalu
setelah pembeberan ini konflik internal apa yang terjadi dan cara Ahok untuk
menanganinya dengan menerapkan komunikasi internal pada chapter ini?
C. Ridha Juliansyah: Mengapa kelompok presenter memberikan solusi untuk
mengkolaborasikan gaya kepemimpinan bapak BTP yang sudah ada dengan gaya
kepemimpinan yang (visioner dan affiliative)? Karena kalau dilihat dari teori yang
dipaparkan di paper kedua gaya ini bertolak belakang untuk bisa digabungkan misalkan
affiliative dan commanding. Apakah dengan menyampaikan permasalahan komunikasi
internal di RUPS, merupakan keputusan yang bijak untuk dijadikan solusi?
D. Tilih Listya Asih: Menanggapi jawaban kelompok 9, kami ingin bertanya diluar konteks
kasus Ahok (in general) menurut kelompok 9 internal audience itu siapa saja? Menurut
kelompok 9 strategi managing internal risk itu seperti apa?

V. Rekomendasi Contoh Kasus Nyata

Garuda Indonesia pada tahun 2019 mengalami pencemaran nama baik


dikarenakan kasus dengan seorang Youtuber bernama Rius Vernandes. Pada tepatnya
tanggal 13 Juli 2019, Rius Vernandes mengunggah pengalamannya di media sosial
Instagram terkait menu makanan Garuda yang ditulis tangan dan postingan tersebut viral
di dunia maya. Postingan tersebut ditanggapi oleh Serikat Karyawan Garuda dengan
melaporkan Youtuber tersebut dengan rekannya bernama Elwiyana Monica atas
pencemaran nama baik di media sosial. Akhir kasus Garuda mengambil langkah cepat
untuk menutupi kasus tersebut dengan melakukan jalan damai dengan pihak Youtuber.

Setelah krisis akibat postingan Youtuber Rius tersebut, Garuda kembali


menghadapi krisis dengan beredarnya surat larangan pengambilan gambar atau foto di
dalam pesawat yang akhirnya viral di media sosial. Vice President Corporate Secretary
Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan melakukan klarifikasi bahwa pengumuman tersebut
merupakan edaran internal perusahaan yang belum final yang seharusnya belum
dikeluarkan dan belum siap untuk di publish kepada publik. Ikhsan mengungkapkan
kronologi kasus kepada media bahwa Garuda Indonesia telah menyempurnakan surat
edaran berisi aturan membolehkan berfoto bagi penumpang, namun tetap menghormati
privasi penumpang lain dan awak pesawat yang sedang bertugas. Sementara edaran yang
sudah tersebar bukan merupakan hasil final dari hasil internal Garuda.

Terkait dengan kasus Garuda Indonesia ini, kasus pertama merupakan kasus yang
menyinggung manajemen Garuda Indonesia yang kurang siap untuk melayani
pelanggannya 100%. Namun kasus kedua merupakan kasus yang berawal dari adanya
kurang adanya komunikasi internal yang baik dari upward menuju downward. Analisis
terhadap adanya kegagalan komunikasi internal yang baik di Garuda ini dapat menjadi
suatu bahan yang cocok menjadi contoh kasus bab ini.

VI. Referensi Panelis Sebagai Bahan Review Paper Kelompok 9:


Wulandari, Dwi. “Bagaimana Seharusnya Garuda Menghadapi Krisis Komunikasi dan
"Sindiran" AirAsia?” MIX Marketing Communication, 19 July 2019,
https://mix.co.id/corcomm-pr/public-relations/bagaimana-seharusnya-garuda-
menghadapi-krisis-komunikasi-dan-sindiran-airasia/. Accessed 06 May 2021.

Anda mungkin juga menyukai