Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TUTORIAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT X

DI SUSUN OLEH:

Amanah utami (21220003)


Anisa Putri Andini (21220004)
Dwi Merlina (21220016)
Etika Nur Asiah (21220017)
Fahmi Ristayani (21220018)
Fera Chaprialin (21220019)
Kurniawan (21220031)
Lailatul Ulya (21220032)
Laily (21220033)

Dosen Pembimbing:
Agus Suryaman, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
SKENARIO

Ruang Nusa Indah adalah ruang rawat inap untuk pasien dengan kasus bedah (peri operatif
dan post operatif) yang terdiri dari ruang kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan ruang isolasi dengan
kapasitas 34 tempat tidur.
- Jumlah Kunjungan

Bulan
No Uraian Total
Oktober November Desember

1 Total dirawat 203 164 183 550

2 Hari rawat 653 544 546 1743

3 Lama rawat 486 504 797 1787

4 Pasien keluar

Hidup 177 138 157 472

Mati 3 3 1 7

5 Pasien out 189 145 162 496

- Rata-rata persentase pemakaian tempat tidur (BOR) Ruang Nusa Indah (55,72%)
- rata-rata lamanya perawatan seorang pasien (LOS) Ruang Nusa Indah (3,6 hari)
- rata-rata tempat tidur tidak ditempati (TOI) Ruang Nusa Indah (2,7 hari)
- rata-rata frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) Ruang Nusa Indah 4,6 kali

- Distribusi Ketenagakerjaan

No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen


1 Perawat 13 81,25
2 Klining Servis 1 6,25
3 Administrasi 1 6,25
4 Inventarisasi 1 6,25
Jumlah 16 100

- Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persen


1 Strata 1 2 12,5
2 Diploma III 11 68,75
3 SLTA 3 18,75
Jumlah 16 100

- Tingkat Pendidikan Tenaga Perawat

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 D III Keperawatan 11 84,62
2 SI Keperawatan 2 15,38
Jumlah 13 100

- Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah %


1 > 5 tahun 9 69,23
2 < 5 tahun 4 30,77
Jumlah 13 100

Denah Ruang Nusa Indah

Ruang
R. Dokter R. Isolasi
R. 1A R. 1B confrense
R. 2A R. 2B
R. Tindakan

Nurse Station R. Adm


R. 1C R. 1D R.Kepala & R. 3A
R. Dapur R. Linen
Ruangan

Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Nusa Indah


dapat disampaikan bahwa :
 Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar
matahari
 Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan jendela.
 Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
 Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
 Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
 Sarana air bersih : Tersedia
 Pembuangan air limbah : Lancar
 Tempat sampah medis dan non medis terpisah.

Ruang Nusa Indah memiliki kapasitas 34 tempat tidur dengan klasifikasi :


 8 tempat tidur kelas 1
 8 tempat tidur kelas 2
 8 tempat tidur kelas 3A
 8 tempat tidur kelas 3B
 2 tempat tidur ruang isolasi

Fasilitas Untuk Petugas


 Ruang nurse station
 Ruang pertemuan perawat
 Ruang ganti perawat
 Kamar mandi dan WC
 Ruang administasi dengan komputer + akses internet.
 Ruang kepala ruangan
 Ruang dokter

Daftar Inventaris Alat Tenun Ruang Nusa Indah Tahun 2013

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Sprai 192 Baik

2 Stik laken 36 Baik

3 Perlak 11 Baik

4 Sarung bantal 20 Baik

5 Kasur 38 Baik

6 Kain skern 2 Baik

7 Bantal 38 Baik

Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Nusa Indah Tahun 2013

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Sterilisator 1 Baik

2 Suction 2 Baik
3 Kursi roda 1 Baik

4 Torniquet 1 Baik

5 Tensi meter 3 Baik

6 Manometer O2 5 Baik

7 Stetoskop dewasa 2 Baik

8 Stetoskop anak 1 Baik

9 Pinset anatomis 10 Baik

10 Pinset sirurgis 10 Baik

11 Gunting verban 1 Baik

12 Nierbeken 4 Baik

13 Tong spatel 3 Baik

14 Bak instrumen 2 Baik

15 Kom kecil 10 Baik

16 Kom besar 1 Baik

17 Gunting jaringan 2 Baik

18 Tromol kasa besar 1 Baik

19 Tromol kasa kecil 1 Baik

20 Pot urinal 14 Baik

21 Pispot 10 Baik

22 Standar infus 34 Baik

23 Termometer raksa 1 Baik

24 Termometer digital 1 Baik

25 Brancar 1 Baik

26 Timbangan 1 Baik

27 Bak spuit kecil 1 Baik

28 Dorongan instumen 1 Baik

29 Tensi duduk 1 Baik

30 WWZ 1 Baik

31 Ambubag 1 Baik

32 Gunting heakting 3 Baik

33 Nebu 1 Baik

34 Korentang 2 Baik
Visi Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di
Kabupaten X tahun 2025
Misi 1. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional,
bermutu, terjangkau.
2. Mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana Rumah
Sakit yang mamadai.
3. Mewujudkan peningkatan sumber daya manusia rumah Sakit
4. Mengembangkan system informasi Rumah Sakit berbasis IT
yang handal

Motto REMAJA : Ramah, Efektif, Mudah, Aman, Terjangkau

Falsafah Melayani dengan Ikhlas

Ruang Nusa Indah melaksanakan MPKP dengan metode Tim, dapat


dijelaskan sebagai berikut :
 Dalam daftar dinas Ruang Nusa Indah terbagi menjadi 2 tim. Tim 1 terdiri
dari Katim 1 orang dan anggota tim 5 orang, dan Tim 2 terdiri dari Katim 1
orang dan anggota tim 5 orang.
 Pembagian pasien untuk Tim 1 bertanggung jawab untuk kamar 1A, 1B,
1C, 1D dan 3A. Sedangkan Tim 2 bertanggung jawab untuk kamar 2A, 2B,
3B dan Isolasi. Tersedia buku laporan pasien untuk 2 Tim yang diisi
lengkap tiap shift yang berisi keadaan umum, pemenuhan KDM, terapi,
tindakan yang sudah dan akan dilakukan pada shift berikutnya. Juga
tersedia buku TPRS, buku thepafi dan buku visite untuk 2 tim.
 Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift, yaitu
shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore dari jam 14.00 WIB
-21.00 WIB dan shift malam dari jam 21.00 WIB – 07.00 WIB.

Hasil Evaluasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Nusa Indah

No Aspek Yang Dinilai Nilai (%)

1 Pengkajian 72

2 Diagnosa Keperawatan 47,5

3 Perencanaan 77,14

4 Implementasi 30

5 Evaluasi 45
Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat
No Kriteria Jumlah Persen

1 Puas 9 56,25

2 Tidak Puas 7 43,75

Jumlah 16 100

Distribusi Kepuasan Pasien di Ruang Nusa Indah

No Kriteria Jumlah Persen

1 Puas 10 52,63

2 Tidak Puas 9 47,37

Jumlah 19 100

 Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung diperoleh


melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.
 Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan
barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.
 Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti BPJS, in Health, maupun
peserta umum
 Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan Rumah
Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa, adapaun mahasiswa yang
praktik tiga bulan terakhir yaitu program D3 Perawat Poltekes Kemenkes
Palembang, Program Profesi Ners UNSRI, dan Program profesi ners IKesT
MP,.

1. Clarify Unfamiliar Terms (Mengklarifikasi Istilah atau Konsep yang belum


dipahami)
- BOR(amanah)
- Mpkp ( fera)
- LOS (Kurniawan)
- TOI (anisa)
- BTO (etika)
- TPRS (Fahmi)
- Thepafi (laily)
- peri operatif (lailatul)
Jawaban :
- BOR : prosentase pemakaian tempat tidur (laily)
- MPKP : model praktek keperawatan profesional, yang didalamnya terjadi
kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta
tenaga kesehatan lainnya ( Fahmi)
- LOS : lamanya perawatan seorang pasien / length of stay (lailatul)
- TOI : Turn Over Interval = jumlah kapasitas tempat tidur – rata jumlah
pasien keluar (Fera)
- BTO : (Bed Turn Over) = Angka perputaran tempat tidur (Dwi merlina)
- TPRS : cara pembelajaran (amanah)
- Teraphy : Terapi atau pengobatan, adalah remediasi masalah kesehatan,
biasanya mengikuti diagnosis (Anisa)
- Perioperatif : merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman
fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.  (etika)

2. Define the Problems (Merumuskan dan mendefinisikan Permasalahan)


1) Lailatul : Apakah jumlah perawat di dalam ruangan tsb sudah sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh pasien di ruang tsb?
2) Amanah : Apakah bor pada kasus tersebut sudah sesuai?
3) Fahmi : Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan?
4) Anisa : Metode apakah yang digunakan Ruang Nusa Indah dalam melaksanakan
MPKP?
5) Etika : Apakah inventaris didalam ruangan sudah sesuai dengan yang di
butuhkan?
6) Fera : Manakah yg sesuai kebutuhan perawat berdasarkan rumus douglas, gillies,
dan Depkes sesuai kasus?
7) Kurniawan : Apa sajakah fungsi manajemen dalam keperawatan
8) Dwi : Apa yg terjadi jika dalam ruangan tersebut kekurangan tenaga kerja?

3. Brainstorm Possible Hypothesis (Brainstorming & Pernyataan Sementara /


Hipotesis)
1) Apakah jumlah perawat di dalam ruangan tsb sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh pasien di ruang tsb ?
Menurut perhitungan kebutuhan tenaga kerja melalui pendekatan douglas jumlah
ketenagaan kerja yang dibutuhkan sebanyak 13 orang. Hal ini menyatakan bahwa
kebutuhan ketenagaan kerja di ruang Nusa Indah telah sesuai antara kebutuhan dan
kenyataan jumlah tenaga perawat di ruangan tersebut (anisa)
Sumber : (Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika)

2) Apakah bor pada kasus tersebut sudah sesuai?


Berdasarkan rata2 persentase pemakaian tempat tidur/ BOR pd kasus tsb yaitu
55.72% blm sesuai krn berada di bawah standar nasional. presentase BOR standar
nasional yaitu 75%-85% (lailatul)
Sumber : Sitorus, Ratna&Panjaitan, R. (2011).ManajemenKeperawatan:
ManajemenKeperawatan di RuangRawat. Jakarta: SagungSeto.
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. (2002). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga

3) Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan?


Jawab : Menurut perhitungan rumus Depkes jumlah dibutuhkan 17 dan jumlah saat
ini 13, sedangkan menurut giilies 32:13, dan menurut douglas 13:13. Artinya dari
tiga perhitungan jumlah tenaga perawat diatas yang paling tepat digunakan diruangan
nusa indah adalah perhitungan menurut Douglas. Karena jumlah tenaga perawat
diruangan sudah mencukupi kebutuhan pasien yang ada. (Fera).

Sumber :

Rumus Jumlah tenaga Jumlah tenaga Keterangan


penyedian yang yang ada saat ini
tenaga kerja dibutuhkan/hari
Depkes RI 17 3 Kurang 4

Rumus Jumlah tenaga yang Jumlah tenaga yang Keterangan


penyedian dibutuhkan/hari ada saat ini
tenaga kerja
Gillies 32 orang 13 orang Kurang 19

Klasifikasi Shift Dinas Total


Pagi Siang Malam
Minimal 0,17 x 10 = 0,14 x 10 = 0,70 x 10= 7 10.1
1.7 1.4
Parsial 0,27 x 3 = 0,59 x 3 = 0,10 x 3 = 0.3 2.88
0.81 1.77
Total 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0= 0 0,20 x 0= 0 0
Jumlah 2,51 3,17 7,3 13

Rumus Jumlah Jumlah tenaga Keterangan


perawat di perawat yang di
ruangan butuhkan
Depkes RI 13 17 Kurang 4
Gillies 13 32 Kurang 19
Douglas 13 13 Cukup

Dari tiga perhitungan jumlah tenaga perawat diatas yang paling tepat digunakan
diruangan nusa indah adalah perhitungan menurut Douglas. Karena, menurut
observasi yang dilakukan dari tanggal 04-06 Januari 2021 jumlah tenaga perawat
diruangan sudah mencukupi kebutuhan pasien yang ada.
(Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika)

4) Metode apakah yang digunakan Ruang Nusa Indah dalam melaksanakan MPKP?
Metode yang digunakan dalam ruangan nusa indah adalah Metode Tim: Metode tim
merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992).

5) Apakah inventaris didalam ruangan sudah sesuai dengan yang di butuhkan?


6) Manakah yg sesuai kebutuhan perawat berdasarkan rumus douglas, gillies, dan
Depkes sesuai kasus? (Fera)
Jawab : Menurut douglas karena sesuai dengan kebutuhan pasien 13:13. (kurniawan)
Sumber :
7) Apa sajakah fungsi manajemen dalam keperawatan?
a) Perencanaan (Planning)
b) Pengorganisasian (Organizing)
c) Pergerakan (Actuating)
d) Evaluasi (Controlling) ( Fahmi)
a) Perencanaan (Planning)
Menurut Nursalam (2013) tugas kepala ruangan dalam hal perencanaan :
1) Menunjuk ketuatim yang akan bertugas di ruangan masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien pada shifsebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi
danpersiapan pulang, bersama ketua tim
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan serta penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6) Mengikutivisite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan,program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukanterhadap pasien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatanmembimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing
penerapan proses keperawatandan menilai asuhan keperawatan,
mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah sertamemberikan
informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
8) Membantumengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9) Membantu membimbing peserta didikkeperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit

b) Pengorganisasian (Organizing)
1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang berlaku
(bulanan, mingguan, harian).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau
tenaga lain yang bekerja di ruang rawat
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan
optimal
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan
lain yang diperlukan di ruang rawat
8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan
10) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya
meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa
pasien dan mencatat program
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah
pemberian asuhan keperawatan
13) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah berlangsung
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung
15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga dalam
batas wewenangnya
16) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama
pelaksanaan pelayanan berlangsung
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar
18) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap
lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala
UPF di rumah sakit
19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.

c) Pergerakan (Actuating)
1) Melalui komunikasi yaitu mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien
2) Melalui supervisi :
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses
keperawatandilaksanakan(didokumentasikan), mendengar laporan
dari perawat primer.

d) Evaluasi (Controlling)
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan
3) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi pelaksana keperawatan
dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya
untuk berbagai kepentingan (naik pangkat/golongan, melanjutkan
sekolah)
4) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat–obatan secara efektif dan efisien, mengawasi pelaksanaan
sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

8) Apa yg terjadi jika dalam ruangan tersebut kekurangan tenaga kerja?


Menyebabkan kelelahan pada perawat karena kurangnya tenaga kerja, dan resiko
keterhambatan asuhan keperawatan pada pasien (etika)

4. Inventory and analyze the problems (Menginventarisasi dan menganalisis


Permasalahan & Membuat Problem Tree / Pathway)

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

5. Defining Learning Objectives (LO) / Merumuskan Tujuan Pembelajaran


- Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang Tinjauan Teoritis dari
Manajemen Keperawatan sebagai Kepala Ruangan.
- Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang metode asuhan
keperawatan dalam Manajemen Keperawatan.
- Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang tugas dan tanggung
jawab sebagai Head Nurse.
- Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang cara perhitungan
Douglass.

6. Information Gathering : Private Study (Mengumpulkn Informasi Tambahan :


Belajar Mandiri)

7. Reporting Phase : Synthesize and Test Acquired Informations (Mensintesis &


Menguji Informasi Baru)

A. Tinjauan Teori
1. Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara
singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen
mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan
Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya,
maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan
sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber
daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu
atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.
2. Fungsi Manajemen
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian),
Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).

1) Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi
manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
- Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
- Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
- Membantu dalam koping dengan situasi kritis
- Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
- Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan
masa lalu dan akan datang.
- Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan :
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
- Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
- Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
- Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
- Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
- Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses
yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada
masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik
yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk
memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan
untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan
digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard
untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana
tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan
menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan,
standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai
terdiri dari program dan proyek.

d. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara
jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana

e. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi
keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-
fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil

2) Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,
2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian
aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha
kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
a. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
- Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
- Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui
kegiatan yang dilakukannya.
- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.

b. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
- Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
- Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
- Mendelegasikan wewenang.

3) Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu
organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan
staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk
studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu
kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan
suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup
personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau
rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang
diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan
pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan
medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde,
jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan
mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan
mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan.
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi
secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis,
struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis,
pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan
merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan
di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah
untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas
meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada
situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk
memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini
dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus
berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan
metode lain yang biasa.

4) Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan
oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan
pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai
tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai
suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok)
membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan
pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk
memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar
mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :

- Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan
penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini
cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan
menghilangkan inisiatif.
- Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara
manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja.
- Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan
kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang
merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan
professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi,
membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

5) Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang
lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan
dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta
mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan,
serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan
fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur,
misalnya menepati jam kerja.
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap
kegiatan program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran
dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja.
- Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
- Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
- Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
- Harus memandang ke depan
- Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus menunjukkan pola organisasi
- Harus ekonomis
- Harus mudah dimengerti
- Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai
contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk
perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-
tujuan keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun
dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur
dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas
dalam keperawatan.
- Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-
akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat,
maka akan diperoleh manfaat :
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
standard atau rencana kerja.
- Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
dan telah digunakan secara benar.
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan.

B. Model Asuhan Keperawatan


Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan
dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan
yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi
metode tim-primer.
1. Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan efisiensi,
pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk
rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas
manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau
belum berpengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan
terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan
kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada
tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.

Kepala Ruangan

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

Pasien/klien

Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

2. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu
dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan
pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses
keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim
terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,
yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim
adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model
tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang
berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari
memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif
antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat
mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim,
memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk
membantu menyusun dan memenuhi standard asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien
masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat
menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian
dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing

3. Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar
metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan
ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan
manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan
klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan,
dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan
tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan
lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat Perawat Perawat


pelaksana pelaksana pelaksana jika
evening night diperlukan days

Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing

4. Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti:
isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus,
sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum
dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing

5. Modifikasi : MAKP Tim-Primer


Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut
Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada
beberapa alasan :

a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena
saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan
mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang
perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat
juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi
terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan
Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.

Kepala Ruang

PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien

(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)

Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)

C. Peran dan Tanggung Jawab sebagai Head Nurse

1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan bimbingan yang


diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan keperawatan .
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang mutu asuhan
keperawatan, mengarahkan dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan masukan untuk
perbaikan.
9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian tentang asuhan
keperawatan.

D. Perhitungan Douglass

Rumus Douglas
Jumlah Pasien x Perawatan Minimal
Jumlah Pasien x Perawatan Parsial
Jumlah Pasien x Perawatan Total +

Shift Pagi Shift Siang Shift Malam


3 Ps x 0,17 = 0,51 3 Ps x 0,14 = 0,42 3 Ps x 0,07 = 0,21
14 Ps x 0,27 = 3,78 14 Ps x 0,15 = 2,1 14 Ps x 0,10 = 1,4
5 Ps x 0,36 = 1,8 + 5 Ps x 0,30 = 1,5 + 5 Ps x 0,20 = 1 +
= 6,09 = 6 org = 4,02 = 4 org = 2,61 = 3 org

 Perawat yang dibutuhkan = Pagi + Siang + Malam = 6 + 4 + 3 = 13 orang


DAFTAR PUSTAKA

Asmuji, 2013. “ Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi”. Jogjakarta : Arruzz


Media.

Nursalam, 2011. “ Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional ”. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2001). “ Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi I ”. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai