Anda di halaman 1dari 7

BAB 17 MEDIA KONTRAS

Media kontras adalah senyawa yang digunakan untuk memindai struktur jaringan lunak seperti
pembuluh darah, lambung, rongga perut dan rongga tubuh lainnya yang tidak terdeteksi oleh
pemeriksaan sinar X biasa. Media kontras memiliki berat atom besar (baik logam atau iodium) yang
dapat mengabsorbsi jumlah sinar X yang berbeda secara bermakna dari jaringan lunak di sekitarnya
sehingga struktur yang diamati dapat terlihat pada pemeriksaan radiografi.

Bab ini terdiri dari media kontras sinar X, pencitraan resonansi magnetik (MRI-Magnetic Resonance
Imaging), dan media kontras ultrasonik. Media kontras sinar X terbagi menjadi senyawa teriodinasi
dan non-teriodinasi. Pengelompokkan lebih lanjut berdasarkan kelarutannya dalam air, osmolalitas,
dan sifat nefrotropik/ hepatotropiknya. Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar
daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation
dan anion) sehingga osmolalitasnya dua kali lebih besar  terkecuali asam ioksaglat yang
dikelompokkan ke dalam senyawa non-ionik. Media kontras MRI dikelompokkan berdasarkan sifat
magnetiknya.
Hipersensitivitas
Reaksi anafilaksis terhadap media kontras teriodinasi umumnya terjadi pada senyawa ionik yang
memiliki sifat osmolalitas tinggi. Risiko hipersensitivitas meningkat pada pasien dengan riwayat
asma atau alergi, hipersensitif terhadap obat, supresi adrenal, penyakit jantung, reaksi terdahulu
terhadap media kontras, dan penggunaan antagonis beta-adrenoseptor (beta bloker). Media kontras
non-ionik lebih disarankan untuk pasien kelompok ini. Penggunaan beta bloker sebaiknya dihentikan
jika memungkinkan.

Media Kontras Sinar X teriodinasi


Amidotrizoat (meglumin amidotrizoat dan natrium amidotrizoat) merupakan senyawa organik
monomer ionik teriodinasi. Meskipun kedua bentuk garam digunakan secara tunggal dalam
radiografi diagnostik (termasuk CT scan), campuran keduanya sering dipilih karena dapat
meminimalkan efek samping dan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Amidotrizoat digunakan
secara luas termasuk dalam urografi, pemeriksaan kantong empedu, saluran empedu dan limpa.
Risiko terjadinya efek samping cukup tinggi karena mempunyai osmolalitas tinggi. Osmolalitas untuk
radiodensitas tergantung dari konsentrasi iodium, dapat dikurangi menggunakan medium dimer ionik
seperti meglumin iotroksat yang mengandung dua atom iodium dalam molekul atau menggunakan
medium non-ionik seperti ioheksol. Media kontras dengan osmolalitas rendah seperti ioheksol
memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit, namun harganya mahal. Ioheksol digunakan dalam
prosedur diagnostik dengan cakupan yang luas termasuk dalam urografi, angiografi dan artografi
dan CT scan. Meglumin iotroksat diekskresikan ke empedu setelah melalui intravena dan digunakan
dalam kolesistografi dan kolangiografi.
 

Media Kontras Sinar X tidak teriodinasi


Barium sulfat merupakan garam logam yang digunakan untuk memindai saluran pencernaan. Zat ini
tidak diabsorsi dalam tubuh dan tidak mengganggu sekresi usus atau perut atau hasil pembacaan
radiografi. Barium sulfat dapat digunakan dalam teknik kontras tunggal atau ganda atau dalam CT
scan. Pada pemeriksaan kontras ganda, gas dimasukkan ke dalam saluran cerna dengan
menggunakan suspensi barium sulfat yang mengandung karbon dioksida atau dengan
menggunakan sediaan yang dapat menghasilkan gas dengan basis natrium bikarbonat. Udara yang
dimasukkan melalui tabung gastrointestinal, juga dapat digunakan sebagai alternatif karbon dioksida
agar tercapai efek kontras ganda.
Monografi: 

GADODIAMID
Indikasi: 
Media kontras untuk Magnetic Resonance Imaging (MRI) kranial (tulang tengkorak) dan spinal (tulang
belakang) serta MRI tubuh setelah pemberian secara injeksi intravena
Peringatan: 
Riwayat asma atau penyakit pernapasan lain yang disebabkn alergi; gangguan fungsi ginjal berat
akut dan kronik (GFR < 30ml/mnt/1,732m2) atau penurunan fungsi ginjal akut terkait sindrom hepato-
renal atau pada periode praoperasi transplantasi hati; Mengakibatkan perubahan sementara kadar
besi dalam darah; mempengaruhi pengukuran kadar kalsium dalam darah; kehamilan; hentikan
menyusui setidaknya sampai 24 jam setelah pemberian obat.
Kontraindikasi: 
Riwayat hipersensitif 

Efek Samping: 
Ketidaknyamanan karena rasa hangat, dingin, sensasi tekanan atau nyeri pada bagian yang
diinjeksi. Pusing, mual, sakit kepala dan sensasi aneh pada indera perasa dan penciuman. Muntah,
mengantuk, paraesthesia, gangguan penglihatan, diare, cemas, dispnea, nyeri dada, takikardi,
gemetar, artralgia atau gejala yang mirip alergi seperti urtikaria, gatal atau iritasi pada tenggorokan.
Reaksi anafilaksis. Kejang.
Dosis: 
Sistem saraf pusat : Dewasa dan anak : 0,1 mmol/kgbb untuk berat badan sampai 100 kg. Berat
badan diatas 100 kg diberikan 10 mmol. Hanya pada pasien dewasa: jika dicurigai mengalami
metastasis otak, 0,3 mmol/kgbb untuk berat badan sampai 100 kg. Berat badan di atas 100 kg
diberikan 30 mmol.
Seluruh tubuh: Dewasa: 0,1 mmol/kgbb atau 0,3 mmol/kgbb untuk berat badan sampai 100 kg.
Berat badan diatas 100 kg diberikan 10 mmol atau 30 mmol. Anak mulai usia 6 bulan: 0,1
mmol/kgbb.

GADOKSETIK, DINATRIUM-ASAM
Indikasi: 
media kontras berbasis gadolinium yang digunakan untuk T1-weighted Magnetic Resonance Imaging
(MRI) organ hati.
Peringatan: 
dilaporkan reaksi anafilaktik, obat dan alat yang diperlukan untuk mengatasi reaksi tersebut
(ventilator oksigen, selang endotrakeal) harus berada dekat dengan proses pemeriksaan dan
hentikan injeksi media kontras jika terjadi; gnngguan jantung berat; Hanya digunakan pada wanita
hamil jika jelas diperlukan; Hentikan menyusui sampai dengan 24 jam setelah penggunaan
gadobutrol.

Interaksi: 
obat bersifat anionik, seperti rifampisin, dapat berkompetisi dengan media kontras hepatik dalam
proses ekskresi melalui empedu, dan ekskresi bilier. Rifampisin memblok uptake hepatik gadoksetik
sehingga mengurangi efek kontras hepatic; Kenaikan kadar bilirubin atau feritin dapat mengurangi
efek kontras hepatik gadoksetik; memberikan hasil positif palsu pada pengukuran kadar besi dalam
serum dengan metode kompleksometrik jika dilakukan dalam waktu 24 jam setelah penggunaan
gadoksetik karena adanya senyawa kompleks bebas yang terdapat dalam larutan media kontras.
Kontraindikasi: 
hipersensitif terhadap zat aktif atau bahan eksipien/pengisi.

Efek Samping: 
tidak  sering (≥1/1000, <1/100): sakit kepala, pusing, parestesia, gangguan pengecapan, parosmia,
vasodilatasi, hipertensi, dispnea, muntah, mual, ruam, pruritus, nyeri di lokasi
penyuntikan; jarang (<1/1000): vertigo, palpitasi pada bundle branch block, mulut kering, peningkatan
saliva, menggigil, nyeri punggung, nyeri, nyeri dada, malaise, astenia, reaksi pada lokasi
penyuntikan, bengkak pada lokasi penyuntikan.
Dosis: 
dewasa: injeksi bolus intravena 0,1 ml/kg bb (ekuivalen dengan 25 µmol/kg bb). Kecepatan
pemberian 2 ml/detik, melalui large-bore needle atau indwelling catheter (ukuran 18-20 gauge). Tidak
direkomendasikan pada anak usia dibawah 18 tahun. Pasien sebaiknya puasa dan makanan
dikeluarkan dari tubuhnya, 2 jam sebelum pelaksanaan MRI. Tidak boleh diberikan secara
intramuskular.

GADOBUTROL
Indikasi: 
media kontras pada pencitraan resonansi magnetic (Magnetic Resonance Imaging, MRI) kranial dan
spinal; MRI hati atau ginjal untuk mengidentifikasi sel ganas atau sel jinak pada pasien yang diduga
atau terbukti mempunyai lesi fokal; media kontras (Contrast enhancement) pada Magnetic Resonance
Angiography (CE-MRA). Digunakan pada pasien di atas usia 7 tahun.
Peringatan: 
dilaporkan reaksi anafilaktik, obat dan alat yang diperlukan untuk mengatasi reaksi tersebut
(ventilator oksigen, selang endotrakeal) harus berada dekat dengan proses pemeriksaan; Dapat
menyebabkan torsade de pointes, hati-hati pada pasien dengan riwayat atau riwayat keluarga
sindroma perpanjangan QT kongenital; aritmia atau mengkonsumsi obat penyebab perpanjangan
repolarisasi jantung (mis. Antiaritmia klas III, seperti amiodaron, sotalol); Hanya digunakan pada
wanita hamil jika jelas diperlukan; Hentikan menyusui sampai dengan 24 jam setelah penggunaan
gadobutrol.
Kontraindikasi: 
hipokalemia yang tidak dapat pulih; penyakit jantung berat.

Efek Samping: 
tidak umum: sakit kepala, pusing, disgesia, parestesia, vasodilatasi, mual, nyeri atau reaksi lain pada
lokasi penyuntikan. Jarang: reaksi anafilaktik, parosmia, hipotensi, dispnea, muntah, urtikaria, ruam.
Dosis: 
Dewasa: Dosis bergantung pada indikasi, namun dosis lazim injeksi bolus intravena: 0,1 mmol per
kg bb (ekuivalen dengan 1 ml per kg bb). Maksimal, 0,3 ml per kg bb.

 MRI kranial dan spinal: Dosis lazim 0,1 mmol gadobutrol/kg bb. Namun jika diperlukan
pencitraan yang lebih akurat dimana angka, ukuran atau pelebaran lesi mungkin mempengaruhi
penatalaksanaan terapi, pemberian injeksi lanjutan 0,1 – 0,2 mmol/ kg bb pada durasi 30 menit
setelah injeksi pertama dapat meningkatkan ketajaman hasil pemeriksaan; Untuk mengeluarkan
dugaan adanya metastasis atau tumor kambuhan, pemberian injeksi 0,3 mmol/ kg bb dapat
memberikan ketajaman hasil pemeriksaan yang lebih baik; Untuk studi perfusi otak, 0,3 mmol/kg
bb dengan kecepatan 3-5 ml/detik, disarankan menggunakan alat injektor. Disarankan
menerapkan T2* sequences jika digunakan dalam kombinasi untuk deteksi lesi massa dan untuk
deteksi iskemia lokal tanpa dugaan adanya lesi massa.
 CE-MRA: Pencitraan satu area: 7,5 ml untuk berat badan kurang dari 75 kg, dan 10 ml
untuk berat badan 75 kg atau lebih (0,1-0,15 mmol/kg bb); Pencitraan pada lebih dari satu area:
15 ml untuk berat badan kurang dari 75 kg, dan 20 ml untuk berat badan 75 kg atau lebih (0,2-
0,3 mmol/kg bb).
Anak di atas 7 tahun: 0,1 mmol/ kg bb (ekuivalen dengan 0,1 ml per kg bb) untuk semua indikasi.
Tidak dianjurkan untuk pasien anak di bawah usia 7 tahun. Penggunaan secara intravaskular
sedapat mungkin dilakukan pada pasien dalam keadaan berbaring. Setelah diberikan, pasien tetap
dimonitor selama setidaknya 30 menit. Pasien sebaiknya puasa dan makanan dikeluarkan dari
tubuhnya, 2 jam sebelum pelaksanaan MRI/MRA.

IOHEKSOL
Indikasi: 
Media kontras sinar x untuk kardioangiografi, arteriografi, urografi, flebografi, Computed
Tomography (CT) enhancement. Mielografi lumbar, toraks, dan serviks, serta CT basal cisterna yang
diikuti injeksi subaraknoid. Artrografi, Endoscopic Retograde Pancreatography (ERP), Endoscopic
Retograde Cholangipancreatography (ERCP), herniografi, histerosalpingografi (HSG), sialografi, dan
penelitian terkait saluran percernaan.
Peringatan: 
Riwayat alergi, asma, penyakit jantung berat, hipertensi pulmonal, patologi serebral akut, tumor,
riwayat epilepsi, alkohol dan ketergantungan obat: meningkatkan risiko kejang dan reaksi neurologi,
riwayat kehilangan pendengaran sementara atau tuli setelah mielografi, gangguan fungsi ginjal,
diabetes melitus, paraproteinemia (mielomatosis dan Waldenstrom makroglobulinemia), miestenia
grafis, paeokromositoma, hipertiroidisme, multinodular goiter, mengemudi, kehamilan, dan
menyusui. Kateterisasi pembuluh darah: perhatikan teknik angiografi dan bilas kateter sesering
mungkin untuk meminimalkan risiko trombosis dan emboli, hidrasi harus terjamin sebelum dan
sesudah penggunaan media kontras terutama untuk pasien dengan multiple mieloma, diabetes
melitus, anak, dan lansia. Pasien homosistinuria dan emfisema pulmonal kronik: meningkatkan
risiko trombosis dan emboli. Gangguan pada pemeriksaan laboratorium untuk bilirubin, protein, atau
unsur anorganik.

Interaksi: 
Metformin: risiko gangguan fungsi ginjal sementara dan pengendapan asidosis laktat. Interleukin 2
(riwayat penggunaan 2 minggu sebelumnya): meningkatkan risiko reaksi alergi yang tertunda (gejala
seperti flu atau reaksi kulit). Beta bloker: meningkatkan risiko gejala reaksi anafilaksis yang tidak
spesifik dan disalahartikan sebagai reaksi vagal.

Kontraindikasi: 
Tirotoksikosis, hipersensitivitas, pengguna intratekal kortikosteroid, mielografi pada penderita infeksi
sistemik atau lokal.

Efek Samping: 
Sangat umum:  gangguan pengecapan (rasa logam) sementara, nyeri, rasa
panas. Umum: peningkatan sementara S-kreatinin, sakit kepala, mual, muntah, pusing, paraestesia,
nyeri radikuler, peningkatan nilai amilase, nyeri sementara pada abdomen bagian bawah, nyeri
setelah pemeriksaan. Jarang:  sesak napas, ruam, eritema, urtikaria, pruritus, dan angiodema,
demam, rigor, reaksi anafilaksis, pankreatitis nekrotik, artritis. Sangat jarang: udem laring,
bronkospasme atau udem paru, hipotensi, bradikardi, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis
epidermal toksis, iodisme, gondok, gagal ginjal, kejang, gangguan motorik dan sensorik sementara,
bingung, kebutaan kortikal sementara, gagal jantung, aritmia, depresi atau tanda dari iskemik,
tromboflebitis post flebografi, trombosis, kemerahan, kram, nyeri tungkai bawah, iritasi meningeal,
gangguan fungsi serebral sementara. Tidak diketahui frekuensinya: diare, spasme arteri, artralgia,
laringospasme, udem paru non kardiogenik, batuk, tirotoksikosis, kemerahan, reaksi pada tempat
penyuntikan, nyeri leher.
Dosis: 
dosis sangat tergantung pada jenis pemeriksaan, usia, berat badan, cardiac output, dan kondisi
umum pasien serta teknik yang digunakan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Hidrasi harus
dipastikan sebelum dan setelah pemberian media kontras.
 
Petunjuk untuk penggunaan intravena
No Indikasi Konsentrasi Volume Keterangan
1 Urografi

300 mg I/mL atau

  Dewasa 350 mg I/mL 40 – 80 mL

Anak dengan BB < 7


  kg 300 mg I/mL 3 mL/kg

Anak dengan BB > 7 80 mL dapat ditingkatkan


  kg 300 mg I/mL 2 mL/kg (maks. 40 mL) untuk kasus tertentu

2 Flebografi (kaki) 300 mg I/mL 20 – 100 mL/kaki  

300 mg I/mL atau


Angiografi substraksi
3 digital 350 mg I/mL 20 – 60 mL/inj  

4      
CT enhancement
300 mg I/mL atau 100 – 200 mL
Jumlah iodin biasanya  30 –
  Dewasa 350 mg I/mL 100 – 150 mL 60 g

1-3 mL/kgBB sampai Pada beberapa kasus dapat


  Anak 300 mg I/mL dengan 40 mL diberikan hingga 100 mL

Petunjuk untuk penggunaan intra-arteri


1 Arteriografi      

  300 mg I/mL 30-40 mL/inj


Arch aortografi
  Serebral selektif 300 mg I/mL 5-10 mL/inj

  Aortografi 350 mg I/mL 40-60 mL/inj

300 mg I/mL atau

  Femoral 350 mg I/mL 30-50 mL/inj

Tergantung jenis Volume tergantung pada


  Variasi 300 mg I/mL pemeriksaan tempat penyuntikan

2 Kardioangiografi      

  Dewasa      

30-60 mL/inj

- Injeksi pada  
ventrikal kiri dan 350 mg I/mL
ujung aorta 4-8 mL/inj tergantung
  pada usia dan berat badan
- Arteriografi selektif dan patologi (maks. 8
  koronari 350 mg I/mL mL/kg)  

4-8 mL/inj tergantung


300 mg I/mL atau pada usia dan berat badan
dan patologi (maks. 8
  Anak 350 mg I/mL mL/kg)  

Tergantung pada tempat


300 mg I/mL penyuntikan  biasanya dosis
Angiografi substraksi besar hingga 30 mL dapat
3 digital   1 – 15 mL/inj diberikan
Petunjuk untuk penggunaan intratekal
300 mg I/mL
Mielografi serviks
1 (injeksi lumbar)   7 – 10 mL  

300 mg I/mL
Mielografi serviks
2 (injeksi rusuk serviks)   6 – 8 mL  

Untuk meminimalisir kemungkinan efek samping maka dosis maksimal: 3 g iodin

Petunjuk untuk rongga tubuh


300 mg I/mL atau 5 – 15 mL

1 Artrografi 350 mg I/mL 5 – 10 mL  

2 Histerol-pingografi 300 mg I/mL 15 – 25 mL  

3 Sialografi 300 mg I/mL 0,5 – 2 mL  

Penelitian saluran
pencernaan
Oral

4 Dewasa 350 mg I/mL individu  

Anda mungkin juga menyukai