Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

KEANEKARAGAMAN SISTEM RESPIRASI

Oleh:

NAMA : ELLYANI EKA PUTRI

NIM : 200210102125

KELOMPOK :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
I. JUDUL
Sistem Respirasi
II. TUJUAN
II.1 Mahasiswa dapat mengetahui kapasitas pernapasan paru-paru
III. DASAR TEORI
Sistem pernafasan atau respirasi adalah proses penyerapan oksigen
(O2) dari udara bebas selama penghirupan. Kemudian, oksigen masuk
ke dinding alveolar (kantung udara) melalui saluran udara (saluran
bronkial). Setelah O2 mencapai kantung udara, maka akan ditransfer
ke pembuluh darah, tempat sel darah merah mengalir, dan dibawa ke
sel-sel organ lain di tubuh sebagai energi dalam proses metabolisme.
Setelah metabolisme, produk sisa metabolisme, terutama
karbondioksida (CO2), akan dibawa oleh darah dan akan dibuang
kembali ke udara bebas melalui paru-paru pada saat pernafasan.
Saluran udara yang dilalui oksigen dan karbon dioksida bukan hanya
terowongan untuk lalu lintas udara. Saluran ini juga bisa menjadi salah
satu perbatasan. Garis depan mekanisme pertahanan tubuh. Permukaan
paru-paru terpapar ke dunia luar, dan areanya jauh lebih besar daripada
bagian tubuh lainnya (termasuk kulit) (Saminan, 2017).
Energi yang diperoleh manusia dapat dihasilkan melalui
pernapasan. Bernafas merupakan proses pembakaran (oksidasi)
senyawa organik (makanan) di dalam sel. Untuk mendukung proses
ini, oksigen dibutuhkan sebagai oksidan. Menyediakan bahan bakar
untuk sel manusia membutuhkan pertukaran gas dengan lingkungan.
Manfaat pernapasan manusia adalah untuk meningkatkan fungsi paru-
paru, menstabilkan tekanan darah, mengeluarkan racun (zat beracun)
dari dalam tubuh dan meningkatkan aliran getah bening. Respirasi
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu respirasi eksternal dant arik napas
dalam-dalam. Pernapasan luar adalah oksigen (O2) dan karbon
dioksida (CO2) diproduksi antara darah dan udara. Pada saat yang
sama. Inputnya adalah pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2) dari logistik darah mengalir ke sel-sel di seluruh tubuh. Nafas
manusia termasuk respirasi seluler dan respirasi paru (Agustini, 2019:
1).
Sistem pernafasan (respirasi) yang tersusun dari saluran pernafasan
merupakan alat tubuh yang mudah terserang penyakit karena adanya
hubungan langsung antara udara luar, rongga hidung dan rongga mulut
dengan alveoli. Patogen yang terbawa udara dapat dengan mudah
mencapai paru-paru dan memaparkan parenkim ke patogen eksternal.
Mengingat paru merupakan salah satu organ yang banyak mengalirkan
darah melalui jaringan kapiler di dinding masing-masing alveolar,
patogen juga dapat mencapai paru-paru melalui sistem darah.
Tuberkulosis Ketika Mycobacterium tuberculosis ditemukan di dalam
darah, miliary grains (TB) sering ditemukan di paru-paru. Demikian
pula anak dengan tumor yang menyebar sering ditemukan di paru-
paru. Penyakit yang sering menyebabkan kelainan pada sistem
pernafasan bersumber dari: mikroorganisme di udara, flora di
orofaring, partikel toksik, gas berbahaya di udara, serta toksin
eksternal dan internal di sirkulasi paru (Adi, 2014: 1).
Gangguan pernapasan adalah kondisi yang berpotensi mengancam
nyawa di mana paru-paru tidak dapat menyediakan cukup oksigen bagi
tubuh. Pemulung adalah orang yang mengalami gangguan
pendengaran akibat kebisingan, stres, tabrakan kendaraan dan penyakit
pernapasan, serta pekerja yang memiliki risiko keselamatan dan
kesehatan kerja. Penyakit pernafasan ini terjadi karena menghirup asap
kendaraan, debu, bakteri dan virus. Orang yang terus menerus terpapar
debu berisiko mengalami masalah fungsi paru-paru. Data Susenas
tahun 2006 menunjukkan bahwa batuk (49,9%) dan masuk angin
(48,93%) merupakan gejala utama penyakit saluran pernafasan. Data
Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa penyakit yang paling
banyak diderita pasien rawat jalan adalah ISPA. Penyebab infeksi
saluran pernafasan atas dan penyakit pernafasan lainnya adalah
rendahnya kualitas udara di dalam dan di luar rumah (Aryaningsih,
et.al, 2020).
Menurut hasil Studi Kesehatan Dasar 2013, kejadian penderita
asmaPPOK di Jawa Timur menempati urutan ke-13 dan ke-15,
masing-masing menyumbang 5,1% dan 3,6%. Pada tahun 2015 hasil
Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka komplikasi neonatal
penyakit pernafasan dan asfiksia di Jawa Timur meningkat pesat
mencapai 82,9%, menempati urutan ketiga di Indonesia (Wardhani,
et.al, 2018).
IV. METODE PRAKTIKUM
IV.1 Alat dan Bahan
IV.1.1 Alat
a. Bak besar
b. Botol besar bervolume 5 liter
c. Pipa plastik
d. Papan bedah
e. Skalpel
f. Gelas ukur
g. Jarum pentul
h. Timbangan berat badan
i. Alat ukur (mit line)
IV.1.2 Bahan
a. Kapas steril
b. Air secukupnya
IV.2 Skema Kerja

Membuat skala pada jerigen bekas hingga 5L

Mengisi jerigen dengan air, kemudian dibalik


Memasang selang seperti pada gambar

Menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan


maksimal lewat mulut yang dihubungkan dengan selang.
Membaca volumenya.

Melakukan gerak badan/berlari. Kemudian menarik napas


sedalam-dalamnya dan menghembuskan dengan kuat
melalui mulut yang dihubungkan dengan selang.

Membandingkan kapasitas udara tidal, bernapas seperti biasa


kemudian meniup selang dengan nafas biasa tersebut.

Mengamati dan mencatat pada tabel hasil pengamatan.

V. HASIL PENGAMATAN

Nama Umu Ting Bera Lingka Kapasit Kapasit Kapasita


Proband r gi t r dada as paru- as paru- s paru-
us paru paru paru
Tidal (normal (aktivita
) s)
Novita R. 19 154 37 78 1320 2160 1440

Ellyani E. 20 154 43 76 1320 2180 1980

Salfa Z. 18 170 41 70 1320 1760 2640

Ratih W. 19 146 47 83 660 880 1100

Pria Nur 18 149 55 85 880 1760 1320


W.
Rafi Eka 18 176 60 88 1320 1980 1320

VI. PEMBAHASAN
Respirasi merupakan kegiatan pertukaran udara dari luar ke dalam
tubuh suatu oranisme makhluk hidup. Pertukaran dapat dilakukan
melalui hidung ke paru-paru. Sistem respirasi merupakan suatu
mekanisme dimana pertukaran terjadi terkait transportasi gas serta
srtuktur yang digunakan suatu makhluk utuk bernapas. Inspirasi
merupakan suatu kondisi dimana oksigen atau gas masuk ke dalam
tubuh (paru-paru) melalui hidung. Saat inilah otot perut dan diafragma
berkontraksi seiring masuknya oksigen ke dalam paru-paru. Dan
ekspirasi merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana udara dalam
paru-paru keluar atau terjadi pertukaran oksigen. Saat inilah otot perut
dan diafragma berelaksasi.
Organ respirasi pada manusia secara berurutan terdiri dari hidung,
faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Masing-
masing organ memiliki fungsinya masing-masing dalam proses
respirasi. Hidung berfungsi menyaring partikel-partikel yang ikut saat
menghirup udara, faring berfungsi membawa udara dari hidung ke
laring, serta memungkinkan manusia bernafas melalui mulit. Laring,
berfungsi dalam melindungi saluran pernapasan dari benda-benda
asing. Trakea berfungsi sebagai rongga atau saluran udara menuju
bagian dada. Bronkus dan bronkiolus berfungsi dalam membersihkan
udara yang masuk ke paru-paru dan mengkonduksi. Dan alveolus
berfungsi sebagai tempat penukaran gas dalam paru-paru.
Kapasitas paru-paru merupakan kemampuan maksimal yang
dilakukan paru-paru dalam menampung gas/oksigen di dalamnya.
Umumnya paru-paru manusia dapat menampung 6 liter udara.
Memang tidak semua orang memiliki kapasitas paru-paru yang sama,
hal ini pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor-
faktor tersebut diantaranya ialah: faktor usia, faktor berat badan, jenis
kelamin, aktivitas yang dilakukan, riwayat penyakit, pengaruh hormon,
dan lain-lain.
Sistem pernapasan pada mamalia umumnya menggunakan paru-
paru. Golongan mamalia seperti lumba-lumba, kucing, anjing, singa
laut, hingga manusia. Udara melewati hidung, kemudian saluran
tenggorokan, hingga sampai ke paru-paru yang akan terjadi proses
pertukaran gas. Pada hewan amfibi contohnya katak, bernapas
menggunakan kulit dan paru-paru. Karena hewan amphibi hidup di dua
lingkungan (darat dan air), sehingga saat di air ia menggunakan kulit
dan saat di darat menggunakan paru-paru. Kemudian untuk hewan
pisces (ikan), bernapas menggunakan insang. Insang berada di bagian
kepala ikan, yang akan membuka-menutup saat bernapas di dalam air.
Dalam percobaan ini, pada masing-masing probandus diperoleh
hasil yang berbeda-beda. Kapasitas paru-paru tidal pada wanita
menunjukkan hasil yang lebih kecil dari pada pria, atau jika ada yang
sama hal ini disebabkan oleh faktor lain, berat dan tinggi badan
misalnya. Hasil data yang ditunjukan pada kapasitas paru-paru normal
pada pria cenderung lebih besar pula dari wanita, hal ini sesuai dengan
literatur tarkait faktor jenis kelamin memang mempengaruhi besar-
kesilnya kapasitas paru-paru seseorang. Begitu pula pada kapasitas
paru-paru setelah beraktivitas. Rata-rata kapasitas paru-paru setelah
beraktivitas memiliki hasil yang rendah, hal ini bisa jadi dikarenakan
oleh stamina tubuh yang lelah, sehingga pernapasan menjadi berat.
Kesalahan yang ditemui saat praktikum ialah hanya sekedar
kesalahan saat menandai atau memberi nomor pada jerigen. Selain itu,
tidak ditemukan kesalahan-kesalahan yang lain, sehingga praktikum
dapat berjalan dengan normal.
VII. PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Kapasitas paru-paru pada tiap individu berbeda-beda. Hal
ini dikarenakan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut. Umumnya fator yang mempengaruhi diantaranya ialah
faktor usia, faktor berat badan, faktor aktivitas yang dilakukan,
faktor riwayat penyakit, jenis kelamin, hingga hormon. Setelah
melakukan percobaan ini, kita menjadi memahami bahwa faktor-
faktor yang telah disebutkan memang bedampak atau berpengaruh
pada kapasitas paru-paru individu.
VII.2 Saran
VII.2.1 Untuk Praktikan
Diharapkan memahami isi modul dan konsep materi
sebelum praktikum
VII.2.2 Untuk Asisten
Diharapkan lebih informatif dalam membimbing
praktikan
DAFTAR PUSTAKA

Adi, e. (2014). Patologi Veteriner Sistemik: Sistema Pernafasan . Denpasar:

Swasta Nulus.

Agustini. (2019). Sistem Pernapasan. Depok: Gunadharma Press.

Aryaningsih, e. (2020). FAKTOR RISIKO KELUHAN SUBYEKTIF

GANGGUAN PERNAPASAN PADA PETUGAS PENYAPU JALAN.

Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 109-114.

Saminan. (2017). EFEK OBSTRUKSI PADA SALURAN PERNAPASAN

TERHADAP DAYA KEMBANG PARU. Jurnal Fisiologi, 34-39.

Wardhani, e. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

GEJALA GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN AKIBAT PAPARAN

DEBU SILIKA (SiO2) PADA AREA HAND MOULDING I, HAND

MOULDING II, HAND MOULDING III,FETLING DAN MELTING

PEKERJA PABRIK 1 PENGECORAN PT BARATA INDONESIA

(PERSERO). Jurnal Kesehatan, 56-66.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai