Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“AKRONIM DAN SINGKATAN”

Oleh :

1. Dian Dewi Rahmasari (3211420035)


2. Annisa Amalia (3211420074)
3. Oktavani Tara Fatimatul Zahroh Febian (3211420095)
4. Aulia Oktaviani (3312420016)
5. Ahmad Wildanu Ramadhan (3312420078)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah yang berjudul
Akronim dan Singkatan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugaspada mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas
Negeri Semarang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi para pembaca dan juga para penulis untuk memperdalam
ilmu kebahasaan. Penulis juga berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan penulis, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Saroni Asikin, S.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa indonesia yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga kami
berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini agar kedepannya kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Semarang, 14 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER …………………………..…………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Akronim .............................................................................................................. 5
B. Singkatan ............................................................................................................ 7
C. Perbedaan Akronim dan Singkatan .................................................................... 9
D. Pedoman Untuk Penulisan Akronim dan Singkatan .......................................... 9
E. Permasalahan dalam Penggunaan Singkatn dan Akronim ................................. 9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah umum yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Mata kuliah ini wajib ditempuh
untuk mengetahui pentingnya dalam berbahasa Indonesiayang baik dan benar, serta
memperluas wawasan mahasiswa untuk mempertahankan mutu atau kualitas Bahasa
Indonesia dalam arus globalisasi.
Dalam makalah ini, topik yang akan dibahas adalah Akronim dan Singkatan dimana
dua istilah tersebut merupakan istilah yang sangat umum di pakai di masyarakat. Akronim
sendiri adalah perpaduan huruf awal dan suku kata lain dari baris kata yang dibutuhkan
menjadi kata. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata. Sedangkan Singkatan adalah motif
menyingkat kata atau kalimat yang bersifat perpaduan kata. Singkatan adalah hasil dari
pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf maupun yang
tidak dieja.
Globalisasi berhasil memengaruhi banyak hal, salah satunya paradigma dunia
menjadi berubah secara drastis, umumnya masyarakat lebih suka mengikuti tren yang
ada. Akronim dan Singkatan semakin sering digunakan sebagai bahasa sehari-hari dalam
komunikasi masyarakat Indonesia, terlebih masyarakat yang hidup di daerah perkotaan.
Namun penggunaan Akronim dan Singkatan yang umum digunakan masyarakat luas saat
ini cenderung menyalahi aturan Akronim dan Singkatan yang sesungguhnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Akronim?
2. Apa yang dimaksud dengan Singkatan?
3. Apa saja jenis-jenis Akronim?
4. Apa saja jenis-jenis Singkatan?
5. Apa perbedaan Akronin dengan Singkatan?
6. Bagaimana pedoman penulisan Akronim dan Singkatan yang baik dan benar?
7. Apa saja bentuk kesalahan yang terjadi di masyarakat dalam penggunaan Akronim dan
Singkatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Akronim
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Singkatan?
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Akronim?
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Singkatan?
5. Untuk mengetahui apa perbedaan Akronin dengan Singkatan?
6. Untuk mengetahui bagaimana pedoman penulisan Akronim dan Singkatan yang baik
dan benar?
7. Untuk mengetahui apa saja bentuk kesalahan yang terjadi di masyarakat dalam
penggunaan Akronim dan Singkatan?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akronim
Akronim ialah perpaduan huruf awal dan suku kata lain dari baris kata yang
dibutuhkan menjadi kata. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf, suku
kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata. Bukan asal, penggabungan
dan pelafalannya harus sesuai kaidah fonotaktik bersangkutan.
Fungsi akronim ada dua yakni sebagai penyingkat nama dan sebagai media humor.
Dengan berlandaskan fakta kalau daya ingat manusia secara universal sangat terbatas,
maka manusia berusaha mencari alternatif dalam mengingat sesuatu. Cara paling mudah
dengan membuat kependekan. Akronim sebagai semboyan dan media humor.
Selain itu akronim juga memiliki fungsi sebagai media humor atau semboyan. Jadi
akronim dipakai dalam baahsa sehari-hari dan pergaulan. Biasanya akronim sebagai media
humor digunakan untuk mempererat hubungan sosial. Sementara akronim untuk semboyan
lumrahnya dipakai oleh pemerintah kota.
Fungsi akronim :
1. Sebagai penyingkat nama
Daya ingat manusia secara universal sangat terbatas. Keterbatasan tersebut
mendorong manusia untuk mencari alternatif dalam mengingat sesuatu. Cara paling
mudah adalah dengan membuat kependekan. Jadi kata-kata dipendekan agar lebih
mudah diingat. Pemendekan itu bisa singkatan, penggalan, kontraksi, lambang huruf,
atau akronim.
2. Akronim sebagai semboyan dan media humor
Bila di perhatikan, akronim dapat ditemukan dengan mudah di seluruh
Indonesia. Sebagai contoh, warga Kabupaten Kediri mempunyai semboyan Bersinar
Terang yang berarti bersih, menarik, tertib, dan aman.
Kalau akronim sebagai media humor biasanya bersifat lebih santai dan sebatas
guyonan. Akronim ini dipakai untuk memperkuat hubungan sosial. Namun harus
dipastikan bahwa akronim tidak menimbulkan konflik. Contohnya:
Himapala = himpunan mahasiswa paling lama
Sekwilda = sekitar wilayah dada
APEC = Asosiasi pedagang eceran
FIP = Fakultas Ilmu Pelawak
Dalam pembentukan akronim, hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata
Indonesia.
2. Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vocal dan konsonan
yag sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

5
Berikut ini terdapat beberapa jenis akronim, yakni sebagai berikut:
1. Berdasarkan nama diri dari perpaduan huruf awal
a. AURI [Angkatan Udara Republik Indonesia]
b. TKR [Tentara Keamanan Rakyat]
c. NIK [Nomor Induk Keluarga]
2. Berdasarkan nama diri dari perpaduan suku kata
a. Sulteng [Sulawesi Tengah]
b. Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah]
c. Garwani [Gerakan Wanita Indonesia]
3. Berdasarkan bukan nama diri dari perpaduan huruf awal dan suku kata
a. Pemilu [pemilihan umum]
Macam-macam Akronim :
1. Pengekalan suku pertama dari tiap komponen
Jenis ini diambil dari pengekalan suku pertama tiap komponen, misalnya
akronim Orba yang berasal dari dua kata yakni orde dan baru.
2. Pengekalan Suku Pertama Komponen Pertama dan Pengekalan Kata Seutuhnya
Sementara itu macam jenis ini dibuat dari pengekalan suku pertama dari
komponen pertama. Setelah itu dibuat pengekalan seutuhnya. Contoh: angair adalah
singkatan dari angkutan air.
3. Pengekalan Suku Kata Terakhir dari Tiap Komponen
Jenis ini adalah pengekalan suku terakhir dari tiap komponen. Contoh: gatrik
yang diambil dari kata tenaga listrik.
4. Pengekalan Suku Pertama Dari Komponen Pertama, Kedua, dan Huruf Pertama dari
Komponen Selanjutnya
Akronim ini diambil dari suku pertama dari komponen pertama, kedua, dan
huruf pertama dari komponen selanjutnya. Contoh jenis ini, Gapeni= gabungan
pengusaha apotek nasional
5. Pengekalan Suku Pertama Tiap Komponen dengan Pelesapan Konjungsi
Terdiri dari suku pertama tiap komponen dengan pelesapan konjungsi, contoh
jenis ini adalah Anpuda = Andalan pusat dan daerah.
6. Pengekalan Huruf Pertama Tiap Komponen Frasa, Kemudian Pengekalan Dua
Huruf Pertama Komponen Terakhir
Contoh dari jenis ini adalah Aika = Arsitek Insinyur Karya. Jadi akronim
tersebut diambil dari huruf pertama tiap komponen frasa. Kemudian pengekalan
dua huruf pertama komponen terakhir.
7. Pengekalan Dua Huruf Pertama Tiap Komponen
Salah satu contoh jenis ketujuh adalah Unud = Universitas Udayana. Dibuat
dari pengekalan dua huruf pertama tiap komponen
8. Pengekalan Tiga Huruf Pertama Tiap Komponen
Untuk pengekalan tiga huruf pertama, contohnya, Puslat = Pusat latihan.

6
9. Pengekalan Dua Huruf Pertama Komponen Pertama Dan Tiga Huruf Pertama
Komponen Kedua Disertai Pelesapan Konjungsi
Selain pengekalan dua huruf dan tiga huruf pertama tiap komponen, ada juga
pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua disertai pelesapan konjungsi. Contohnya abnon = abang dan none.
10. Pengekalan Dua Huruf Pertama Komponen Pertama,Ketiga, Serta Pengekalan
Huruf Pertama Komponen Kedua
Kemudian ada pula Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama.
Setelah itu ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Contohnya,
Nekolim = Neokolonialisme
11. Pengekalan Tiga Huruf Pertama Komponen Pertama Serta Ketiga serta Pengekalan
Huruf Pertama Komponen Kedua
Jenis yang terdiri dari pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama serta
ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Mislanya Nasakom =
Nasional, Agama, Komunis.
12. Pengekalan Tiga Huruf Pertama Tiap Komponen dan Pelesapan Konjungsi
Contoh pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen dan pelesapan
konjungsi adalah Falsos = falsafah dan sosial.
13. Pengekalan Dua Huruf Pertama Komponen Pertama Dan Tiga Huruf Pertama
Komponen Kedua
Jenis ini ini dibuat dari pengekalan dua huruf pertama komponen pertama.
Tiga huruf pertama komponen kedua. Misalnya Jabar = Jawa Barat, Jatim = Jawa
Timur, Jateng = Jawa Tengah
14. Pengekalan Empat Huruf Pertama Tiap Komponen Disertai Pelesapan Konjungsi
Yang diambil dari pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai
pelesapan konjungsi, seperti akronim Agitprop = agitasi dan propaganda.
15. Pengekalan Berbagai Huruf Dan Suku Kata yang Sukar Dirumuskan
Untuk beberapa tayang sulit, jenis ini bisa digunakan. Dengan mengekalkan
berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan. Contohnya Akaba= Akademi
Perbankan.
16. Pengekalan Huruf Pertama Tiap Komponen
Jenis ini termasuk yang paling mudah dibuat karena hanya mengekalkan
huruf pertama tiap komponen. Contohnya KONI = Komite Olahraga Nasional
Indonesia.
B. Singkatan

Singkatan ialah motif menyingkat kata atau kalimat yang bersifat perpaduan kata.
Singkatan adalah hasil dari pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang
dieja huruf maupun yang tidak dieja.
Dalam perkembangannya, singkatan kata itu ada yang sudah berubah
kedudukannya menjadi kata yang dinamai kata singkatan. Jadi, pengertian kata singkata

7
sebenarnya berasal dari singkatan kata. Bedanya ialah singkatan kata pada umumnya
berupa morfem terikat, sedangkan kata singkatan sudah merupakan morfem bebas
(Wirdjosoedarmo, 1987 : 57).
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
mendifinisikan bahwa sinkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu
huruf ataau lebih.
Berikut ini terdapat beberapa jenis singkatan, yakni sebagai berikut
1. Berdasarkan Secara Umum
Berdasarkan umum, berikut ini terdapat beberapa contoh jenis ini antara lain:
a. dkk. [dan kawan-kawan]
b. Yth. [yang terhormat]
c. s.d. [sampai dengan]
d. no. [nomor]
e. PT. [perseroan terbatas]
f. CV. [curriculum vitae]

2. Berdasarkan Nama, Gelar, Jabatan dan Pangkat


Berdasarkan nama, gelar, jabatan dan pangkat, berikut ini terdapat beberapa contoh
jenis ini antara lain:
a. A.H. Nasution [Abdul Haris Nasution]
b. H. Agus Salim [Haji Agus Salim
c. S.Kom [Sarjana Komputer]
d. M.Kom [Master Komputer]
e. Ir. [Insiyur]
f. Jend [Jenderal]
g. Kapt [Kapten]

3. Berdasarkan Nama Resmi Badan Pemerintah


Berdasarkan nama resmi badan pemerintah, berikut ini terdapat beberapa contoh jenis
ini antara lain:
a. MK [Mahkamah Konstitusi]
b. MA [Mahkamah Agung]
c. AURI [Angkatan Udara Republik Indonesia]

4. Berdasarkan Lambang Kimia


Berdasarkan lambang kimia, berikuti ini terdapat beberapa contoh jenis ini antara lain:
a. K [Kalium]
b. Ca [Kalsium]
c. Ni [Nikel]
d. O [Oksigen]

8
C. Perbedaan Akronim dan Singkatan
Berikut ini terdapat beberapa perbedaan dari singkatan dan akronim, yakni sebagai
berikut :
1. Pencatatan singkatan disertai dengan titik tanpa terdapat cetak kapital dan lambang
kimia, sementara akronim tidak disertai titik.
2. Akronim ialah perpaduan huruf kata yang diucapkan pantasnya kata pada biasanya,
sementara singkatan diucapkan huruf demi huruf.
3. Dalam pengucapannya, akronim diucapkan sebagai kata yang terpisah. Sedangkan
beberapa singkatan tidak diucapkan sebagai kata-kata baru.
4. Semua akronim adalah singkatan. Tapi tidak semua singkatan adalah akronim.
D. Pedoman Untuk Penulisan Akronim dan Singkatan
1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan,
badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
c. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah
masing-masing huruf.
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing
tidak diikuti tanda titik.
2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf
dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
E. Permasalahan dalam Penggunaan Singkatn dan Akronim
Singakatan dan akronim sering di gunakan dalam berkomunikasi hal ini dipengaruhi
oleh pola pikir yang semakin maju dan adanya bahasa gaul, bahasa yang digunakan pada
sinetro n di TV, dan bahasa SMS. Namun bahasa sekarang telah dirusak oleh adanya
sinetron.
Penggunaan akronim memang sah-sah saja digunakan dalam sebuah tulisan, asalkan
pembaca bisa memahami arti dari akronim tersebut, karenanya banyak orang menyarankan
agar akronim tidak diletakkan pada judul kecuali untuk akronim yang memang sering
digunakan.

9
Selama masa kampanye sering kali Akronim seakan menjadi trademark yang
memudahkan masyarakat mengenal pasangan calon pemimpin mereka. Contoh:
1. Pasangan Hade dalam Pilgub Jawa Barat beberapa waktu lalu. Satu yang menarik dari
penggunaan akronim ini adalah penggunaan akronim yang berarti baik atau bagus.
Mungkin semua itu terkait sukses Hade yang berarti baik atau bagus dalam bahasa
Sunda seakan menjadi akronim yang paling banyak dipakai para pasangan calon.
2. Begitu juga dengan Polemik soal iklan Pemilu satu putaran terus bergulir. Eskalasi
polemik makin menguat menyusul diungkitnya iklan-iklan itu oleh Jusuf Kalla dalam
seri terakhir Debat. Tak hanya itu, polemik akhirnya berujung pada munculnya
kembali istilah lama yang dulu pernah beraura mengerikan: GESTAPU! Akronim
Gestapu dengan mudah membangkitkan ingatan kolektif masyarakat tentang peristiwa
1965. Dan, dalam struktur kolektif bangsa Indonesia, segala hal yang tersangkut
dengan komunisme, PKI dan 1965 masih menyisakan problem yang belum tuntas,
stigma yang mengerikan, dan kadang fobia yang menakutkan, juga berlebihan. Istilah
G30S/PKI atau kadang disingkat Gestapu sendiri sebenarnya keliru karena penculikan
dan pembunuhan para jenderal itu terjadi pada dini hari, sehinga tanggal sudah berganti
menjadi 1 Oktober 1965. Itu sebabnya Soekarno keukeuh menggunakan istilah Gestok,
bukan Gestapu. Orde Baru yang mengabsahkan akronim Gestapu.
Dalam bukunya yang berjudul Creative Writing, jurus-jurus menulis kreatif dan
efektif. Bahwa bahasa SMS adalah sebuah model penulisan dengan materi yang aneh, yang
hanya ditangkap dan dimengerti oleh 'kalangan sendiri', yakni antara mereka (mungkin
saya dan anda) yang mengerti singkatan-singkatan, simbol-simbol tersebut.
Contoh dari hal tersebut adalah “ u ge pa? Dah bo2 lumz” (kamu lagi apa? Sudah
bobo belum). Kekayaan simbol, bentuk penulisan yang menggunakan banyak singkatan
justru menunjukkan sebuah keunikan dan kekhasan bahasa SMS dan bagi saya sama sekali
tidak bertentangan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lagi pula
pesan yang mau disampaikan jelas terbaca, kendatipun untuk mencerna agak sulit dan
butuh waktu. Kendati demikian, jawaban tersebut masih mentah buat seorang murid yang
masih mau belajar.
Di kalangan remaja, pemakaian campuran kata bahasa Inggris dengan bahasa
Indonesia sering ditemukan. Masalah menjadi bertambah ketika penulisan kata bahasa
Inggris yang belum secara resmi dibahasaindonesiakan ditulis dengan ejaannya pada lafal
bahasa Indonesia. Remaja melakukan ragam dalam penulisan tersebut sebab memiliki
beberapa dorongan seperti agar dikatakan memiliki kreatifitas, gaul, dan berpengetahuan
luas. Para remaja juga sering mengombinasikan huruf abjad dengan angka. Hal ini jelas
dapat menimbulkan kesulitan pada penerima pesan. Sebagi contoh berikut ini:
1. “5af ganggu, u ge d mana?????????”( maaf ganggu, kamu lagi di mana?)
2. “ Q ge OTW k HumZ”(Aku lage on the way ke Home)
3. “ yasud TT DJ yach, C U”(ya sudah hati-hati di jalan ya)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akronim ialah perpaduan huruf awal dan suku kata lain dari baris kata yang
dibutuhkan menjadi kata. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf, suku
kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata. Bukan asal, penggabungan
dan pelafalannya harus sesuai kaidah fonotaktik bersangkutan. Fungsi akronim ada dua
yakni sebagai penyingkat nama dan sebagai media humor.
Singkatan ialah motif menyingkat kata atau kalimat yang bersifat perpaduan kata.
Singkatan adalah hasil dari pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang
dieja huruf maupun yang tidak dieja. Dalam perkembangannya, singkatan kata itu ada yang
sudah berubah kedudukannya menjadi kata yang dinamai kata singkatan. Jadi, pengertian
kata singkata sebenarnya berasal dari singkatan kata. Bedanya ialah singkatan kata pada
umumnya berupa morfem terikat, sedangkan kata singkatan sudah merupakan morfem
bebas (Wirdjosoedarmo, 1987 : 57).
Perbedaan Akronim dan Singkatan adalah pencatatan singkatan disertai dengan titik
tanpa terdapat cetak kapital dan lambang kimia, sementara akronim tidak disertai titik.
Akronim ialah perpaduan huruf kata yang diucapkan pantasnya kata pada biasanya,
sementara singkatan diucapkan huruf demi huruf. Dalam pengucapannya, akronim
diucapkan sebagai kata yang terpisah. Sedangkan beberapa singkatan tidak diucapkan
sebagai kata-kata baru. Semua akronim adalah singkatan. Tapi tidak semua singkatan
adalah akronim.
Pedoman penulisan Akronim dan Singkatan ada 2 yaitu : Singkatan adalah bentuk
yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih dan Akronim adalah singkatan
yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata
yang diperlakukan sebagai kata.
Permasalahan dalam penggunaan Singkatan dan Akronim adalah singakatan dan
akronim sering di gunakan dalam berkomunikasi hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang
semakin maju dan adanya bahasa gaul, bahasa yang digunakan pada sinetro n di TV, dan
bahasa SMS. Namun bahasa sekarang telah dirusak oleh adanya globalisasi dan
perkembangan zaman.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagain generasi muda tetap memperhatikan kaidah kebahasaan
dalam berkomunikasi baik itu komunikasi formal maupun informal. Walaupun hal tersebut
terkesan sepele bahkan tidak penting tapi apabila hal tersebut terus di gunakan akan
menjadi kebiasaan sehingga ketentuan yang seharusnya bisa hilang atau terlupakan.
Penegasan dalan mata pelajaran atau mata kuliah di satuan pendidikan juga di perlukan
untuk membantu mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penggunaan Akronim dan
Singkatan di masyarakat saat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. “Singkatan dan Akronim”. https://pakdosen.co.id/singkatan-dan-akronim/.


Diakses pada tanggal 23 Mei 2021 pukul 09.50 WIB.

Awwaabiin, Salmaa. 2021. “Perbedaan Singkatan dan Akronim : Penjelasan dan Contoh
Lengkap”. https://penerbitdeepublish.com/perbedaan-singkatan-dan-akronim/. Diakses
pada tanggal 24 Mei 2021 pukul 13.20 WIB.

Dika. 2019. “Penulisan Singkatan dan Akronim yang Benar dalam Bahasa Indonesia”.
https://pedomane.com/singkatan-dan-akronim/. Diakses pada tanggal 23 Mei 2021 pukul
10.02 WIB.

Setiawan, Samhis. 2021. “Singkatan dan Akronim – Pengertian, Perbedann, Pedoman, Judul,
Contoh”. https://www.gurupendidikan.co.id/. Diakses pada tanggal 24 Mei 2021 pukul
13.40 WIB.

Alwi, Hasan., Soenjono Dardjowidjojo, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.

12

Anda mungkin juga menyukai