Peraturan Perusahaan Tentang Kepegawaian Periode 2018-2020
Peraturan Perusahaan Tentang Kepegawaian Periode 2018-2020
l.-l
t
'/:,..
! ,J,l
.-$
s
LL
L]
E
4
L .J
-
PERATURAN PERUSAHAAN
TENTANG KEPEGAWAIAN I
PERTODE201 8-2020
PRESISI
EdisiTahun2OlS
DAFTAR ISI
BAB V PENGUPAHAN
Pasal 13 Pengertian Upah 11
Pasal 14 Sistem Penggajian 11
Pasal 15 Lembur 't 'l
Pasal 16 lnsentif 12
Pasal 17 Tunjangan Hari Raya Keagamaan 12
Pasal 18 Pemberian Upah Untuk Sakit Berkepanjangan 12
BAB VI PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
Pasal 19 Pendidikan 13
Pasal 20 Pengertian dan Ketentuan Umum 13
Ketentuan Penutup 23
PERATURAN PERUSAHAAI\ TENTANG KEPEGAWAIAN
PT PP PRESISI TbK
BABI
KETENTUAT{T]MUM
Pasal I
Ketenfuan Umum
Adalah perusahaan PT PP Presisi Tbk berkantor di jalan Letjen. TB Simatupang No. 57,
Jakarta Timur 13760 beserta cabang-cabang dm unit-unit usahany4 bergerak di bidang jasa
konstruksi dan persewaan alat, didirikan berdasarkan Akte Notaris Muhammad Chotib, SH.
No. 02, Tanggal 06 Mei 2004 dan Akta Notaris No. 03, tanggal 25 Februari 2008 yang dibuat
oleh Muhammad Chotib, SH, dan terakhir dengan Akta No. 27 tanggal 14 Agustus 2017
dibuat . Fathiah Helmi, SH, Notaris Jakarta.
2. Direksi:
3. Pegawai:
Adalah orang yang bekerja dan terdaftar sebagai Pegawai pada PT PP Presisi Tbk yang terdiri atas
Pegawai Kerja Waktu Tidak Tertentu dan Pegawai Kerja Waktu Te.tentu.
4. Suami/Istri:
Adalah seorang suami/isti yaog sah dari pegawai yang bersangkutan dan telah didaftarkan
pada perusahaan.
5. Anak:
Adalah anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari bapak dan ibuny a dan/atau anak angkat
yang diakui dan disahkan oleh pejabat dan didaftarkan pada perusahaan.
otT \
\ \
5
t!
1\
\
6. Keluarga:
Adalah suami/istri dan anak-anaknya atau orang lain yang telah ditetapkan sebagai ahli waris
oleh/dalam peraturan perundang-undangan.
7. Peraturan Perusahaan:
Adalah keseluruhan isi buku Peratuan Perusahaan yang dapat berupa, antara lain Surat
Keputusan Direksi, Memorandum, dan Surat Edaran Dteksi sebagai petunjuk pelaksanaannya
Pasal 2
Status Kepegawaian
2
BAB II
TATA TERTIB KERJA
Pasal 3
Jam kerja untuk pegawai di UKP dan Unit Operasi diatur sebagai berikut:
- Selunrh pegawai diwajibkan untuk menggunakan mesin absensi sidik jari pada saat masuk
dan pulang kerja. Ketertiban penerapan llari dan Jam Kerja akan mempengaruhi
Performance Appraisal (PA), Perencanaan Karier, dan Remunerasi masing-masing
pegawai.
Pasal 4
Kewajiban Pegawai
telah ditetapkan;
2. setiap pegawai wajib melaksanakan tugas yang diberikan dengan tetap mencurahkan
perhatian penuh dan selalu mengikuti petunjuk atau iostruksi dengan baik untuk
memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan berkualitas;
4. Setiap pegawai wajib menunjukkan sikap dan kelakuan yang baik guna membina
ketertiban, kelancaran, dan kegairahan ke{a;
5. Setiap pegawai wajib menunjukkan tingkah laku yang bak dan benar dengan tujuan
memberikan kepuasan, kepercayaan, f kepada pelanggan
\ ,,\
./.
6. Setiap pegawai tidak dibenarkan keluar halaman perusahaan pada waktu jam kerja,
kecuali dinas keluar kantor/proyek dengan izin 612ss1111y3.
7. Pulang pada waktu jam kerja dapat diizinkan apabila pegawai yang bersangkutan sakit,
anggota keluarga dari pegawai yang bersagkutan sakit, mendapat panggilan dari instansi
pemerintah,atau urusan yang sangat penting/mendesakyang dapat diterima atasannya;
UKPfunit Operasi
Senin & Selasa : pria (kemeja panjang putih - celana abu-abu)
wanita @lazer abu-abu - kemeja putih - celana abu-abu)
Rabu & Kamis : pria (kemeja panjang putih - celaDa biru)
I l. Apabila kelalaian sebagaimana ayat (4) dan (5) pasal ini melebihi 3 (tiga) kali dalam I
bulan atau 8 (delapan) kali dalam 6 (enam) bulan, pegawai dikenakan sanksi oleh
Perusahaan.
Pasal 5
Larangan-larangan bagi Pegawai
4
2. Melawan perintah atasamya tanpa alasan yatrg kua! wajar, sah walaupun telah
5. Mengabaikan kerapian dan kebersihan badan dan rambut pada waktu bertugas;
6. Melakukan penggelapm, manipulasi, menerima uang suap, komisi karena jabatannya
atau korupsi, penipuao, dan bermain judi;
7, Menerima barang atau hadiah dalam bentuk apapun dari pelanggan yang dapat
mempengaruhi kepuf,rsan yang akan dibuat;
11. Membawa senjata tajarn/api dalam bentuk apapun yang dapat melukai diri sendiri atau
orang lain ke dalam tempat kerja dan lingkungan perusahaan;
,/
5
,
Y
16. Melalarkan tindakan asusila di lingkungan perusahaan;
I7 . Melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan peraturan dan tata tertib perusahaan;
18. Melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan peraturan perusahaan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 6
Pemberian Surat Peringatan dan Sanksi Pegawai
1. Untuk tujuan pembinaan, maka bagi setiap pegawai yang melakukan pelanggaran Tata
Tertib Peratural Perusahaan dari mulai tiagkat kesalahan terkecil apapun akan diberikan
sanksi;
2. Perusahrqn dapat memberikan peringatan lisan dan/atau tertulis kepada pepwai yang
melakukan pelanggaran Peraturan Perusahaan dan/atau perah[an-peratuan lainnya yang
ditetapkan oleh perusahaan ;
3. Surat Peringatan dibuat oleh atasan yang bersangkutan (Kepala Unit) dengan tembusan
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia;
4. Pegawai yang melakukan pelanggaran Peraturan pgrusahaqn dan/atau perafuran-
p€raturan lainnya yang ditetapkan oleh perusahean akan diberikan Surat Peringatan
secara tertulis, yaitu:
6 \
7. Sebagaimara dimaksud pada Pasal (6) ayat (2) dan (5) bahwa Surat Peringatan diberikan
atas tindakan yang melanggar Peraturan Perusahaan, maka sebagai panduan Surat
Peringatan dapat diberikan sesuai dengan jenis pelanggaran sebagai berikut:
7
vi. Mengambil dan/atau menguasai dan/atau menyalahgunakan nang dan/atau
barang dan/atau data dar/atau informasi dan/atau fasilitas dan/atau aset milik
Perusahaan dan/atau milik Pegawai lain dan/atau pihak lain di lingkungan
Perusahaan tanpa hak,
Pasel 7
l. skorsing dapat diberikan kepada pegawai yang telah mendapat Surat peringatan III
(Ketiga) atau melakukan tindakan yang merugikan perusahaen;
2. Skorsing dilakukan sembari menunggu keputusan dari Lembaga penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industial.
3. Selama dalarn skorsing upah dibayarkan penuh kepada pegawai yang bersangkutan.
8
BAB III
PENERIMAAN, PENEMPATAN, DAN PENGALIHAN TUGAS PEGAWAI
Pasal 8
Penerimaan Pegawai
l. Dasar penerimaan pegawai atau penambahan pegawai pada suatu unit adalah:
Pasal 9
Penempatan dan Pengalihan Tugas Pegawai
Pasal l0
Mutasi
Mutasi adalah perpindahan tempat tugas pegawai ke/dari luar unit keda operasinya untuk waktu
yang tidak terbatas (tetap), pegawai yang dimutasikan oleh perusahaan diberikan:
9
Pasal I I
Tow ofDuq
Tour of Duty adalah perpindaban pejabat ke tempat lain yang berbeda unitny4 dengan tugas dan
jabafan yang sama, dengan ket€ntuan jangka waktu maksimum Tour of Dury* adalah 4 (empat)
BAB IV
PERJALANAN DINAS
Pasal 12
Perjalanan Dinas
l. Perjalanan Dinas
a. Pe{alanan Dinas adalah suatu perjalanan keluar dari daerah operasinya untuk tugas
perusaha"'' yang dilalarkan oleh pegawai atas perintah atasannya langsung;
b. Batas waktu melaksanakan Pet'alanan Dinas paling lama 2l (dua puluh satu) hari;
c Bagi pegawai yang melaksanakan Perjalanan Dinas diberikan fasilitas akomodasi dan
uang harian perjalanan dinas yang mencakup: uang makan dan uang saku sesuai
dengan Peraturan Penrsahaan yang berlaku.
10
BABV
PENGUPAIIAN
Pasal 13
Pengertian Upah
l. Yang dimaksud dengan upah/gaji adalah pendapatan pegawai yang terdiri dari Gaji Pokok
danTunj angan sesud grqding;
Pasal 14
Sistem Pengsajian
1 Bahwa yang dimaksud dengan upah adalah pendapatan pegawai terdiri dari Gaji Pokok
dan Tunjangal.
Pasal 15
Lembur
Kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai di luar waktu peke{aan rutinnya
pada hari-hari kerja biasa atau pekerjaan yang dilakukan pada jam-jam/hari-hari istirahat atau
hari-hari libur resmi. Penghitungan upah lembur mengacu pada peratuan perusahaan yang
berlaku.
I,
N--.-7
11
Pasel 16
Insentif
Setiap tahun pegawar menerima bonus dai perusahaan yang berupa insentif apabila perusahaan
Pasal 17
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
Tunjangan Hari Raya Keagamaan: Idul Fitri atau Natal dan keagamaan lainnya diberikan kepada
setiap pegawai 2 (dua) minggu sebelum Hari Raya Keagamaan yang mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku jo. Peraturan Menteri Ketenagake{aan No. 6 tahun 2016 tentang
Tunjangan tfuri Raya.
Pasal 18
Pemberian Upah Untuk Sakit Berkepanjangan
1. Pegawai yang tidak masuk ke{a karena sakit harus melapor kepada atasannya sesegera
mungkin dan kemudian dapat membuktikan sakitnya tersebut dengan surat keterangan
yang dikeluarkan oleh dokter;
2. Pegawai yang karena terpaksa memerlukan rawat inap di rumah sakit karena satu dan lain
3. Upah selama sakit akan tetap dibayarkan oleh perusahaan sepanjatrg didukung oleh
keterangan dokter;
4. Pegawai yang sakit upahnya akan dibayarkan sesuai dengan UU Ketenagakerjaan yang
berlaku (fU No. 13 Tahun 2003) sebagai berikut:
a. 4 (empat) bulan pertama dibayar 100% dari upah sebulan,
b. 4 (empat) bulan kedua dibayar 757o dari upah sebulan,
c. 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50% dail upah sebulan,
72
d. Unnrk bulan selanjutnya dibayar 25o/o dai upah sebulan sebelum Pemutusan
Hubrurgan Kerja dilakukan oleh perusahaan.
5. Apabila sesudah lewat 12 (dua belas) bulan sakit ternyata pegawai tersebut belum mampu
untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan ke{anya dan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur UU No. 2 Tah,n2004 dan UU No. l3 Tahun 2003
BAB \'I
PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
Pasal 19
Pendidikan
Pasal 20
Pengertian dan Ketentuan Umum
Penilaian Kinerja Pegawai adalah menilai hasil pelaksanaan pekedaan seorang pegawai dalam
jangka waktu satu tahun, dilah*an oleh pejabat atasan langsung pegawai dan divalidasi oleh
atasa[-atasan langsung pegawai tersebut (dua level di atas pegawai tersebuO. Hasil Penilaian
Kinerja Pegawai dituangkan dalam daftar Penilaian Krnerja.
13
Unsur-unsur yang dinilai adalah:
a. Kine{a : output akhir dari setiap target jabatan
b. Kompetensi : sofiskill I managerial skill dalam menjalankan tugas
c. Tata nilai (Perilaku) : implementasi tata nilai perusahaan dalpm perilaku sehari-hari
BABVII
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAI\ T]NTUK KERJA
Pasel 21
IstirahaUCuti
d. Cuti sakit yang dfuerikan kepada pegawai karena mengalami kecelakaan kerja yang
terjadi selama dan karena peke{aan/jabatan, maka kepada pegawai yang
bersangkutan diberikan pendapatan urtuk masa l(satu) tahun;
e. Kecelakaan kefa tunduk pada Undang-undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial @PJS).
74
b. Maksud dari alasan penting adalah :
- Sakit keras atau meninggalnya anggota keluarga pegawai seperti bapah ibu,
mertua, suami, istri, dan anak pegawai,
pulang-pergi;
d. Apabila pernikahan dilangsungkan di dalarn kota dimana pegawai yang bersangkutan
berkedudukan diberikan cuti 3 (tiga) hari ke{a, sedangkan apabila pernikahan
dilangsungkan di luar kota cuti ditarnbah selama-lamanya 2 (dua) hari kerja untuk
perjalanan pulang-pergi.
3. Cuti Tahunan
Pegawai yang telah beke{a sekurang-kurangnya selama 12 (dua belas) bulan berturut-
turut setiap tahun dapat diberikan cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari ke{a dargan
menerima pendapatan penuh.
4. Cuti Besar
a. Pegawai yang telah beke{a terus menerus selama 6 (enam) tahun sejak tanggal
pertaoa kali beke{a, maka pada tahun berikutnya (yakni tahun ketujuh dan
kedelapan) berhak atas Cuti Besar selama 63 (enam puluh tiga) hari ke{a;
b. Selama masa berlakukanya Cuti Besar, pegawai tersebut tidak berhak atas Cuti
Tahunannya selama 2 (dua) Tahun be{alan.
c. Cuti Besar wajib diambil selama periode 2 (dua) tahun dan pada akhir cuti pegawai
mendapat bonus t/zbulan gaji.
5. IstirahatMelahirkan
a. Pegawai wanita yang akan melahifl@ dibenkan istirahat melahirkan selama 3 (tiga)
bulan kalender,
./
\
15
b. Pelaksanaan Istirahat Melahirkan ditentukan I % (satu setengah) bulan sebelum dan I
% (satu setengah) bulan sesudeh melahirkan/gugur kandungan atau ditentukan oleh
b. Yang dimaksud dengan alasan penting adalah hal-hal yang menurut penilaian Direksi
dianggap benar-benar perlu/penting;
c. Selama cuti di luar tanggungatr perusahaan, pegawai yang bersangkuEn tidak diberi
gaji maupun tunjangan lainny4 dan selama cuti tidak dihitung sebagai masa ke{a.
7. Cuti Khusus
a. Unhrk keperluan kewajiban ibadah haji yang pertama bagi yang beragama Islam dan
kewajiban serupa bagi pegawai yang beragama lain, kepada pegawai diberi Cuti
I(husus selrm, yang diperlukan menurut bukti-bukti yang ada;
b. Cuti Khusus ini akan diperhitungkan dengan Cuti Besar yang akan datang dari
pegawai yang bersangkutan.
BABVIII
PEMBERIIENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI
Pasal 22
Pemberhentien Pegawai
-.<
16
3. fuabila ada penyederhanaan organisasi perusahaan yang mengakibatkan adanya
kelebihan pegawai, untuk pegawai yang kelebihan itu diberhentikan dengan hak pensiun
atau pesangon;
- Tidak dapat bekerja lagi dalam semua bidang pekerjaankarena kesehatannya atau
cacat jasmaninya,
- Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya dan/atau lingkungan
kerjanya.
5. Pegawai yang hilang dalam menjalankan tugas setelah akhir bulan ke-12 (dua belas)
setelah yang bersangkutandinyatakan hilang, akan diberhentikan dengan hormat;
t7
Daflar Pisah uai UU No.l3lahun 2003
No. M€ogutrdurksr diri secara baik-baik Mangkn PHK karena alasan uen&sal
Be!sr8n B€strtI
Mrst Kerjs Besaratr (Rp.) Mara Kerja (Rp.) M&{r Kerja (Rp)
I >3 thn <6th I Bln Gaji >l rlm <3th 100,000 > I ihn <3dr 100.0fi)
2 :6 thD <9th 1,5 BIn Gaji >3 thn <6th 250.000 >3 dm <6th 200,000
3 >9 tahun 2 Bln Gaji >6 thn < 10fi J00,000 >6 thn <l0th 400.000
Pasel 23
Pegawai yang Mangkir
Pegawai yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih bemmt-turut tatrpa keterangan
secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh manajemen 2
(dua) kali secara patut dan layalq maka dikualifrkasikan mengundurkan diri sesuai pasal 168
penggantian hak dan uang pisah yang b€samya diatur sebagaimana pasal 22 peratumn
perusahaan ini.
Pasal 24
Pensiun Pegawai
a. Pensiun Normal
18
b. Pensiun Dipercepat
d. Pensiun Kematian
Dberikan kepada ahli waris dari pegawai pada saat pegawai yangbersangkutan
diberhentikan dengan hormat karena meninggal drmia/hilang.
BAB IX
PEIYYAMPAIAN KELTJH KESAH PEGAWAI
Pasal 25
Penyempeian Keluh Kesah Pegawai
persoalan ini oleh pegawai yang bersangkutan diajukan secara tertulis kepada atasan dari
3. Apabila pada langkah kedua belum juga tercapai penyelesaian, maka pegawai yang
bersangkutan dapat meneruskan persoalannya secara tertulis kepada Kepala Divisi
Sumber Daya Manusia unhrk selanjutnya menyampaikan persoalan ini kepada Rapat
Direksi untuk diambil keputusan tentang penyelesaian persoalan;
4. Apabila usaha-usaha dalan ayat (3) masih belum juga berhasil, maka persoalantersebut
dapatditeruskan oleh pegawai yang bersangkutan kepada pihak ketiga (c.q DinasTenaga
Kerja setempat atau Pengadilan Hubungan Industrial) dengan berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BABX
JAMINAN KESf,HATAN
Pasal 26
Pemeriksaan/Pengobota n
Setiap pegawai dan keluarga yang menderita sakit, perusahaan menanggung biaya pemeriksaan/
pengobatan sesuai dengan peraturan dan ketentuan Perusahaan Asuransi Kesehatan yang
berlaku. Jenis pemeriksaan/pengobatan di luar layan* 6aI'1 p"lusahaen Asuransi Kesehatan yang
ditanggung oleh perusahaan adalah sebagai benku! dengan batasan sesuai dengan Surat
Keputusan Direksi yang berlaku:
a. PenggantianKacamata
- Biaya pemeriksarn refraksi mata ditanggung perusahaan;
- Biaya penggantian kacamata bagi pegawai dan keluarsanyaatas anjuran dokter,
sesuai dengan ketentuan perusahaatr yang berlaku.
b. Biaya Melahirkan
- Pegawai wanita/istri pegawai berhak untuk mendapatkan biaya bersalin dari
perusahaan sebanyak f ttic"l g*@....
- Biaya pemeriksam persalinaiydiagirysesur{i ket&tuan perusahaan yang berlaku;
',
,t
;,1'
20 t 1'
Setiap orang yang pada saat diangkat menjadi pegawai perusahaan telah
mempunyai I (satu) orang anak hanya berhak atas bantuan biaya bersalin
sebanyak maksimal 2 (dua) kali persalinan.
- Anak-anak yang terlahir kembar dari 3 (tiga) kali kelahiran seperti ayat (3)
sehinggajumlahnya dapat melebihi 3 (tiga) orang anak tetap mendapatkan bantuan
biaya perawatatr dan pengobatan bagi anak-anakny4 sedangkan untuk anak
berikutnya biaya perawatan dan pengobatan tidak dapat bantuan dari perusahaan;
- Batas umur anak pegawai yang m2sih menjadi tanggungan perusahaan dalam hal
pemeriksaar/pengobatan kesehatan adalah maksimal 25 (dua puluh lima) tahun
dengan ketentuan:
. belum kawin
o tidak mempunyai penghasilan sendiri
. masih menjadi tanggungan pegawai yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari pejabat yang berwenang
o masih sekolah dengan menunjukan bukti-bukti dari sekolah yang bersangkutan
- Ketentuan-ketentuan lain yang menyangkut Jaminsl Kesehatan Pegawai
dilaksanakan berdasa*an Surat Keputusan Direksi yang berlaku.
- Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia No. lll tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan, perusahaan;y{ib--mqndaftarkan seluruh Pegawainya pada
program Jaminan Kesehaan di.ElPJifcqtratan.
2L
BAB XI
JAMINAN SOSIAL DAI{ KESEJAHTERAAN
Pasal 27
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
Setiap pegawai diikutsertakan dalam program BPJS yang pelaksanaannya sesuai dengan
perahran perundang-undan gan yang berlaku.
Pasal 28
Sumbangan Pemakaman
l. Pegawai yang meninggal dunia lorena kecelakaan kerj4 seluruh biaya dan fasilitas
pemakaman jenazah sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan;
2. Pegawai yang anggota keluarganya meninggal dunia, kepada pegawai tersebut diberikan
Pasal 29
Beesiswa
l. Pegawai meninggal dunia akibat kecelakaan dalam menjalankan tugias perusahaan, maka
pura-putrinya diberikan beasiswa oleh perusahaan;
2. Putra-putri yang dimaksud pada ayat (l) diatas adalah siswa pendidikan formal dengan
persyarahn:
- Prestasi belajar baik
- Beftelakua baik
- Usia tidak lebih dari 25 tahun
- Belum kawin
- Tidak beke{a/terikat pada instansi lain
- Tidak sedang menerima beasiswa lain
Memenuhi persyaratan administasi y ukan
t
a
,
Pasal 30
Penghargaan Kepada Pegawai
1 Perusaharn memberikan penghargaan kepada pegawai yang telah mencapai masa ke{a
tertentu
2 Bentuk dan pelaksanqrn pemberian penghargaan sebagaimana tersebut dalam ayat I (satu)
pasal ini akan diatur tersendiri dalam Surat Keputusan Direksi.
BABXIII
PEhtUTUP
l. Peraturan Perusahaan ini diberlakukan terhadap seluruh pegawai tanpa kecuali, terhitung
mulai tanggal setelah disahkan oleh Kementerian Ketenagakedaan Republik lndonesia
unh* jangka waktu 2 (dua) tahun.
2. Jika ada persyaratan ke{a pada pasal-pasal peraturan perusahaan ini yang kurang
daripada peranran perundang-undangan yang berlaku, maka pasal-pasal tersebut batal
demi hukum dan yang diberlalorkan adalah yang diatur dalam peraturatr perundang-
undangan yang berlaku.
3. Peraturan Perusahaan ini disampaikan dan dibagikan kepada semua pegawai untuk
diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
??P R
a
f
t
-a
{6
23
\
S.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
8,""0".",n atot Subroto Kav. No.51, Jakarta Selatan 12950, Telp. 5255733, Faks. 5255669,
website : www. kem naker. go. id
12 September 2018
Yth,
Pimpinan Perusahaan
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN PRESISI TBK
Jl. Letjend. TB Simatupang No. 57
Pasar Rebo
Jakarta Timur
a
_-(
Era, S. Junaedah AR. M.M.
\ \_ NrP.19610610 198203 2 001
Tembusan:
1. Direktur Jenderal PHI dan Jamsos;
2. Direktur Jenderal PPK dan K3;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang ketenagakerjaan di
Prov. DKI Jakarta dan Jabar.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSI.ALTENAGA KER.JA
TENTANG
PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN PRESISI TBK
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 12 September 2018
!i
il fL
Dra. S. Junaedah AR. M.M.
\ a\ NIP. 19610610 198203 2 001
L1
Tembusaa :
1. Direlrttrr Jenderal PHI dan Jamsos;
2. Direktur Jenderal PPK dan K3;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang ketenagakerjaan di
Prov. DKI Jakarta dan Jabar.