Anda di halaman 1dari 68

DISAIN ALAT PENGISI DAN PEMADAT MEDIA TANAM

JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) SECARA MEKANIS

SKRIPSI

OLEH :

M. RIFAI PILIANG
140308049

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

Universitas Sumatera Utara


DISAIN ALAT PENGISI DAN PEMADAT MEDIA TANAM
JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) SECARA MEKANIS

SKRRIPSI

OLEH :

M. RIFAI PILIANG
140308049/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

(Dr. Taufik Rizaldi, STP, MP)


NIP 197506171999031004

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

M.RIFAI PILIANG: Disain Alat Pengisi Dan Pemadat Media Tanam Jamur
Tiram(PleurotusOstreatus) Secara Mekanis, dibimbing oleh
TAUFIK RIZALDI.
Jamur tiram sangat diminati masyarakat karena rasanya yang enak, akan
tetapi susah dalam memperolehnya dipasaran akibat dari panen yang tidak bisa
ditentukan dan proses pembuatan medianya yang memerlukan bahan dan
kepadatan tertentu. Tujuan dari penelitian ini untuk pembuatan disain alat pengisi
dan pemadat media tanam jamur tiram secara mekanis dan melakukan analisis
kerja dari alat melalui simulasi yang menggunakan software solidworks. Dengan
mempertimbangkan ukuran dari baglog berdasarkan kerapatan massa jenis bahan,
kemudian meyesuaikan ketinggian operator dan tenaga yang dibutuhkan, maka
diperoleh dimensi alat dengan panjang 150 cm, tinggi 70 cm, lebar 90 cm. Putaran
yang dibutuhkan untuk menggerakkan poros screw dan pipa penahan masing-
masing 135,33 rpm dan 48,33 rpm. Kapasitas hopper yang direncanakan sebesar
45 kg atau 30baglog dengan lama pengisian 1 buah baglog ± 20 detik, sehingga
rancangan ini dapat menghasilkan kapasitas 270 kg/jam. Hasil pengujian yang
dilakukan pada rancangan alat ini melalui simulasi gerak untuk menentukan
kinerja semua komponen alat dan simulasi static untuk menentukan kekuatan
bahan. Pembuatan alat sudah layak (deformasi yang dihasilkan lebih kecil
daripada kekuatanbahan) untuk dilanjutkan pada proses pembuatan alat.
Kata kunci: disain, jamur tiram, simulasi
ABSTRAK
M. Rifai Piliang : Design of Filling and Compacting Media for Planting Oyster
Mushrooms (Pleurotus Ostreatus) Mechanically, guided by TAUFIK RIZALDI.
Oyster mushrooms are in great demand by the public because of their
delicious taste, but it is difficult to obtain them in the market due to a harvest that
cannot be determined and the process of making a medium that requires certain
ingredients and densities. The purpose of this study was to manufacture
mechanical filler designs and compact the mechanically grown oyster mushroom
growing media and analyze the work of the tools through simulations using
solidworks software. Taking into account the size of baglog based on the density
of the material, then adjust the operator's height and the required power, then the
dimensions of the device are 150 cm long, 70 cm high, 90 cm wide. The rotation
needed to drive the screw shaft and retaining pipe is 135.33 rpm and 48.33 rpm
respectively. The planned hopper capacity is 45 kg or 30 baglog with the duration
of filling 1 baglog ± 20 seconds, so that this design can produce a capacity of 270
kg / hour. The test results are carried out on the design of this tool through motion
simulation to determine the performance of all static components and simulation
tools to determine the strength of the material. The making of the tool is feasible
(the resulting deformation is smaller than the strength of the material) to proceed
to the tool making process.
Keywords: design, oyster mushroom, simulation

i
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama M. Rifai Piliang dilahirkan di Kabupaten Labuhan Batu

pada tanggal 10 Oktober 1994 dan merupakan anak ketiga dari enam bersaudara

dari pasangan Bapak Mahyuddin dan Ibu Rahimah Nasution. Pada tahun 2010

penulis melanjutkan pendidikan di Mas Al-Ikhlas Kebun Ajamu dan lulus pada

tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Keteknikan

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi internal

dan eksternal kampus diantaranya Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian

(IMATETA) sebagai Anggota, Pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Himadita

Nursery Fakultas Pertanian (UKM HN FP) periode 2015, 2016, 2017 dan periode

2018, dan menjadi asisten laboratorium mekanisasi pertanian pada tahun 2017.

Pada Tahun 2017, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

di PTPN IV Pabatu. Kemudian pada tahun 2018 penulis mengadakan penelitian

skripsi dengan judul “Disain Alat Pengisi dan Pemadat Media Tanam Jamur

Tiram (pleurotus ostreatus) ” di Medan.

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini

yang berjudul “Disain Alat Pengisi dan Pemadat Media Tanam Jamur Tiram

(Pleurotus ostreatus) Secara Mekanis” yang merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah

mendukung penulis baik secara moral maupun materil. Pada kesempatan ini

penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak

Dr. Taufik Rizaldi, STP, MP selaku komisi pembimbing yang telah membimbing

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dari para pembaca yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi penelitian

ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Agustus 2018

Penulis

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ........................................................................................................ i
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur Tiram ............................................................................................... 4
Morfologi dan Klasifikasi Jamur Tiram..................................................... 4
Budidaya Jamur Tiram ............................................................................... 5
Baglog ........................................................................................................ 9
Syarat Tumbuh Jamur Tiram ..................................................................... 11
Kumbung Jamur Tiram .............................................................................. 12
Penggunaan Alat/Mesin Pemadat dan Pengisi Media Tanam ................... 13
Pengisi dan Pemadat Manual ..................................................................... 14
Sifat-Sifat Logam ...................................................................................... 14
Screw conveyor ......................................................................................... 16
Motor Listrik.............................................................................................. 17
Pemodelan ................................................................................................. 18
Simulasi ..................................................................................................... 19
Software Solidworks .................................................................................. 20
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 22
Bahan dan Alat ........................................................................................... 22
Metodologi Penelitian ................................................................................ 22
Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 23
Gambaran Umum Rancangan .................................................................... 24
Rancangan Fungsional ............................................................................... 24
Rancangan Struktural ................................................................................. 26
Simulasi Static Model Alat Dengan Solidworks ....................................... 27
Simulasi Gerak Model Alat dengan Solidwork .......................................... 28
Parameter Penelitian................................................................................... 29
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Rancangan Alat................................................................................. 30
Bagian-bagian Penyusun Alat dan Fungsinya............................................ 31
Uji Simulasi dan Hasil Rancangan ............................................................. 34
Simulasi Gerak ........................................................................................... 34
Simulasi Static Pada Rangka...................................................................... . 36
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ 39

iv
Universitas Sumatera Utara
Saran........................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Jamur Tiram ...................................................................................................4

2. Baglog Jamur Tiram........................................................................................10

3. Kumbung Jamur Tiram ...................................................................................12

4. Alat Pemadat Manual ......................................................................................14

5. Model Grafis Alat Pengisi dan Pemadat Baglog Otomatis .............................30

6. Model Grafis Rangka Alat Pengisi dan Pemadat Baglog ...............................31

7. Model Grafis Hopper Alat Pengisi dan Pemadat Baglog ...............................32

8. Model Grafis Screw Alat Pengisi dan Pemadat Baglog .................................33

9. Posisi kerja pipa penahan ...........................................................................35

10. Hasil Uji Analisis Static Stress Rangka Atas ................................................37

11. Hasil Uji Analisis Displacement Rangka Atas..............................................38

12. Hasil Uji Analisis Factor of Safety Rangka Atas .........................................38

13. Asumsi kaleng cat ......................................................................................45

14. Bagian Hopper ..............................................................................................46

15. Dimensi Plat Besi Siku..................................................................................52

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Flow Chart Penelitian .....................................................................................44

2. Perhitungan Rancangan Alat .................... ......................................................46

3.Gambar rancangan alat .............................. ......................................................55

vii
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok

Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum

tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah

lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Ada berbagai

jenis jamur yang mudah dijumpai dalam kehidupan kita, ada yang bermanfaat dan

ada juga yang tidak apabila kita konsumsi, salah satu jamur yang bermanfaat

adalah jamur tiram yang dewasa ini banyak diminati oleh petani jamur, selain

bahannya mudah ditemukan dipasaran dan pembuatannya pun tidak terlalu sulit.

Produksi jamur tiram (pleurotus ostreatus) khususnya di Sumatera Utara

belum optimal, namun permintaan jamur yang siap panen pun begitu meningkat,

seperti permintaan di pasar, supermarket, dan rumah makan. Olahan jamur juga

banyak ragamnya, seperti: nugget jamur, jamur crispy, sate jamur, sosis jamur,

pepes jamur dan lain-lain. Kelangkaan jamur karena sedikitnya produsen

budidaya jamur tiram dan aktivitas produksi yang belum optimal. Untuk membuat

media tanam petani jamur tiram masih sering menggunakan proses kerja yang

terpisah dengan menggunakan alat yang manual sehingga membutuhkan waktu

yang lama dan tenaga kerja yang cukup banyak sehingga biaya produksi tinggi.

Kendala yang dihadapi dalam proses budidaya jamur tiram adalah

dibutuhkannya tenaga dan waktu yang lebih banyak dalam proses pengisian dan

pemadatan media tanam (baglog). Media yang padat memiliki kemampuan

meyimpan air begitu baik, selain itu usia baglog juga lebih awet sehingga media

1
Universitas Sumatera Utara
2

baglog harus dibuat sepadat mungkin. Saat ini pembudidaya jamur tiram masih

menggunakan alat yang bekerja secara manual yang menggunakan tenaga

manusia untuk mengisi dan memadatkan media tanam jamur tiram (baglog). Hal

tersebut kurang efektif, disamping hasilnya kurang bagus, Proses pemadatannya

juga membutuhkan waktu yang lama sehingga memakan waktu yang lumayan

lama sehingga mempengaruhi kualitas produksi jamur tiram.

Untuk mengatasi permasalahan yang dialami petani jamur tiram

khususnya di Sumatera Utara maka diperlukan sebuah teknologi yang harus bisa

menghasilkan baglog jamur yang berkualitas dengan jumlah produksi yang

banyak dengan waktu yang singkat. Oleh karna itu dirancanglah alat pengisi dan

pemadat media tanam jamur tiram dengan prinsip kerja plastik yang disarungkan

ke pipa keluaran kemudian screw akan mendorong serbuk kayu keluar dan akan

mendapat tekanan dari pipa tekan yang digerakkan oleh gearbox. Dengan

terencananya alat ini diharapkan produksi jamur tiram dapat meningkat dan

terpenuhinya kebutuhan konsumen.

Pada perancangan alat pengisi dan pemadat baglog jamur tiram ini perlu

didisain suatu alat pengisi dan pemadat baglog secara mekanis yang dapat

dioperasikan dengan mudah dan cepat, serta dilakukan analisis putaran screw dan

pipa tekan sehingga bisa mengetahui kebutuhan bahan pada setiap komponen alat

untuk memperoleh dimensi/ukuran bahan yang optimum dengan

mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja sehingga biaya pembuatan alat dapat

diminimalisir melalui simulasi yang dilakukan menggunakan software solidwork

agar didapat hasil yang lebih efektif dan efisien.

Universitas Sumatera Utara


3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk pembuatan disain alat pengisi dan pemadat

media tanam jamur tiram secara mekanis dan melakukan analisis kerja dari alat

melalui simulasi yang menggunakan sofware solidworks.

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan penyusun skripsi untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa yaitu untuk mengetahui cara membuat model dan simulasi

dari alat pengisi dan pemadat media tanam jamur tiram.

3. Bagi masyarakat yaitu untuk memajukan usaha dan meningkatkan

efisiensi tenaga kerja yang inovatif.

Universitas Sumatera Utara


TINJAUAN PUSTAKA

Jamur Tiram

Jamur tiram adalah salah satu jamur putih membusuk yang paling banyak

dipelajari karena sangat luar biasa sifat ligninolitik. Jamur tiram adalah jamur

yang dapat dimakan dan juga memiliki beberapa efek biologis, karena

mengandung molekul bioaktif penting. Pada jamur basidiomycete, enzim

lignoselulolitik terpengaruh oleh banyak faktor fermentasi yang khas, seperti

komposisi medium, rasio karbon terhadap nitrogen, pH, suhu, komposisi udara,

dll. Kelangsungan hidup dan perbanyakan jamur terkait ke sejumlah faktor, yang

dapat bertindak secara terpisah atau memiliki efek interaktif di antara mereka.

Pemahaman mendalam tentang fitur teknis diperlukan untuk sebuah produksi

yang tepat dan efisien dari jamur tiram (Bellettini dkk, 2016).

Gambar 1. Jamur Tiram

Morfologi dan Klasifikasi Jamur Tiram

Sistematika jamur tiram menurut Alexopoulus (1996) adalah sebagai berikut :

Super Kingdom : Eukaryota

Kingdom : Myceteae (fungi)

Divisio : Amastigomycota

4
Universitas Sumatera Utara
5

Sub-Divisio : Basidiomycotae

Kelas : Basidiomycetes

Ordo : Agaricales

Familia : Agaricacea

Genus : Pleurotus

Species : Pleurotus ostreatus

Secara umum jamur tiram mempunyai tudung yang berdiameter 4-15 cm

atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata atau kadang

membentuk corong, permukaan licin agak berminyak ketika lembab tetapi tidak

lengket, warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, coklat atau coklat tua

(kadang-kadang kekuningan pada jamur dewasa), daging tebal, bewarna putih,

kokoh tidak lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai, bau dan rasa

tidak merangsang. Tangkai tidak ada atau jika ada biasanya pendek, kokoh dan

tidak dipusat atau lateral, panjang 0.5-4.0 cm, gemuk, padat, kuat, kering,

umumnya berambut atau berbulu kapas, tudung jamur berbentuk lonjong sampai

jorong, licin, umur simpan ±60 hari (Gunawan, 2004).

Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram (Pleurotus) merupakan contoh jenis jamur kayu yang sudah

sejak lama dikenal. Budidaya jamur ini tidak terbatas kepada satu atau dua jenis

kayu tertentu, tetapi dapat ditumbuhkan pada banyak jenis kayu. Bahkan pada

substrat yang terdiri dari serbuk gergaji, jerami, sekam, sisa kertas serta bahan-

bahan lainnnya seperti bagas (ampas tebu), ampas aren dan kelapa, jamur dapat

tumbuh secara baik dalam penelitiannya menyatakan bahwa serbuk kayu karet

merupakan media tanam paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan

Universitas Sumatera Utara


6

produksi jamur tiram putih (Fauzi, 2012).

Pada umumnya subsrat yang digunakan dalam budidaya jamur tiram

adalah serbuk kayu, sebagai konsekuensi akan timbul masalah apabila serbuk

kayu sukar diperoleh atau tidak ada sama sekali di lokasi yang akan menjadi

sasaran penyebaran budidaya jamur tiram. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi

hal tersebut perlu dicari substrat alternatif yang banyak tersedia dan mudah

diperoleh di daerah tersebut. Sebelum substrat tersebut dijadikan bahan alternatif,

perlu dikaji terlebih dahulu karakteristik pertumbuhan dan produksi jamur tiram

yang akan dihasilkan (Parlindungan, 2003).

Untuk membudidayakan jamur tiram diperlukan media tanam (baglog)

yang berkualitas. Syarat media tanam jamur ,yang berkualitas secara biologis

adalah harus dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh

jamur untuk pertumbuhannya. Bahan baku media tumbuh jamur tiram umumnya

adalah serbuk gergaji kayu. Bahan media tersebut mudah diperoleh, harganya

sangat murah (dalam wujud limbah), dan mudah dibentuk. Serbuk kayu gergaji ini

sebelum digunakan ditambahkan bahan pelengkap hanya membutuhkan bahan-

bahan seperti pipil jagung, gipsum, kapur, pupuk pertanian, bibit dan kantong

plastik dimasukkan dalam kantong plastik (baglog) yang kemudian

dipadatkan (Suprapti, 2004).

Menurut Purbo (2012) ada beberapa langkah dalam budidaya jamur tiram :

1) Penyiapan Bibit Jamur. Dalam budidaya jamur tiram diperlukan bahan dan

sarana seperti: bibit jamur, media tanam, dan kumbung jamur. Bibit jamur yang

disiapkan mulai dari bibit F1, F2, F3. F (Filial) yang artinya turunan ke 1, 2 , dan

ke 3. F1 adalah bibit induk turunan pertama (ke I), yang sangat mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara


7

kualitas bibit pada turunan berikutnya. Penyediaan bibit jamur untuk skala rumah

tangga atau skala kecil dapat dibeli dan tidak perlu membuat sendiri, karena di

samping memerlukan alat - alat yang khusus juga memerlukan teknik yang rumit

yang disebut teknik aseptik, untuk menghindari terjadinya kontaminasi atau

menjaga kemurnian bibit.

2) Penyiapan Kumbung jamur (Kumbung). Penyiapan kumbung jamur merupakan

langkah awal dalam budidaya jamur. Pemilihan lokasi kumbung jamur

diupayakan yang memiliki suhu 30-32 0C dekat dengan sumber air, dan sarana

produksi yang lain. Ketinggian rumah 5-6 meter, beratap genting/plastik, dinding

dari anyaman bambu yang dilapisi plastik. Besarnya kumbung jamur ini

tergantung pada jumlah baglog yang akan ditempatkan. Faktor lingkungan seperti

pencahayaan yang penting untuk pertumbuhan tubuh buah, karena jamur bersifat

aerob (butuh oksigen), kelembaban air, suhu, dan derajat keasaman (pH).

Kumbung jamur dilengkapi dengan pintu, jendela untuk mengatur sirkulasi udara,

dan rak untuk tempat baglog. Kumbung jamur yang sudah jadi, sebelum dipakai

perlu disterilkan dengan menaburi kapur dan insektisida, ditunggu selama 1-2

hari, baru baglog yang sudah diinokulasi dimasukkan ke dalamnya.

3) Pembuatan Media Tanam Jamur. Media tanam jamur menggunakan bahan

dasar serbuk gergaji yang sudah diayak, dan bahan-bahan campuran berupa

gipsum (CaSO4), kapur (CaCo3), bekatul, TSP, dicampur dengan air secara

merata hingga kadar air 60% atau jika dikepal media tidak pecah. Setelah

tercampur rata, media dimasukkan ke dalam plastik (baglog) ditutup dengan

kapas dan diikat dengan cincin plastik.

Universitas Sumatera Utara


8

4) Sterilisasi Media Tanam. Sterilisasi dilakukan untuk menghindari adanya

kontaminasi organisme lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur.

Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf (suhu 120ᵒC, tekanan Satu

atmosfer, selama 5-6 jam), jika dikukus dengan suhu 95-100ᵒC selama 12 jam.

5) Inokulasi Bibit. Inokulasi bibit adalah langkah mengisikan bibit jamur ke dalam

media tanam yang sudah dingin. Budidaya jamur tiram sebagai alternatif usaha

bagi masyarakat, bibit yang digunakan adalah F3 yang diisikan secara aseptik

(dilakukan dekat lampu bunsen/lampu spiritus) menggunakan skalpel/pinset yang

steril, dengan berat kurang lebih 10 gram/merata dipermukaan baglog.

6) Inkubasi. Inkubasi baglog yang sudah berisi bibit, membutuhkan suhu ruang

dan penataan baglog yang baik pada rak dalam kumbung jamur. Suhu inkubasi

kurang lebih antara 22-28 0C dan pengisian rak secara horizontal dan berselang-

seling dengan diberi penyekat dari bambu. Selama 40-60 hari miselium sudah

tumbuh merata.

7) Pembukaan Tutup Kapas. Jika miselium sudah memenuhi baglog, buka tutup

kapas, jaga kelembaban kurang lebih 65% dengan cara menyemprot media dan

selama 1-7 hari akan tumbuh tubuh buah ( tunas) dari mulut baglog.

8) Pemeliharaan. Selama masa inkubasi diperlukan pemeliharaan terhadap

organisme pengganggu, beberapa gangguan dalam masa inkubasi antara lain

terjadinya kontaminasi oleh jamur lain Trichoderma.sp, hadirnya hama seperti

tungau yang dapat merusak miselium dan menghambat pertumbuhan jamur.

Untuk mengatasi hal ini, perlu senantiasa menjaga sanitasi lingkungan misalnya

dengan menaburkan kapur pada celah-celah antara susunan baglog, membuang

Universitas Sumatera Utara


9

baglog yang telah terkontaminasi (ada pertumbuhan jamur warna hijau),

memperbaiki kumbung jamur yang rusak.

9) Pemanenan. Pemanenan 1-2 minggu setelah pembukaan tutup kapas, jamur

dapat dipanen. Jamur tiram siap dipetik ketika telah berusia 2 hari sejak tumbuh

tunas. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari dengan cara mencabut seluruh

rumpun jamur kemudian dibersihkan.

Baglog

Jamur tiram dapat dibudidayakan pada media serbuk yang dikemas dalam

kantong (bag) yang berbentuk gelondongan (log) sehingga media tanam jamur

sering disebut dengan baglog. Baglog sebagai media tumbuh yang mengandung

nutrisi terbatas hanya efektif bila digunakan untuk menumbuhkan jamur tiram

sebanyak 6-10 kali atau sekitar 4-6 bulan dari pemrosesan awal. Setelah masa

pakainya habis, baglog diambil dan dibongkar. Pada fase ini baglog menjadi

limbah budidaya jamur tiram yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan. Penanganan limbah baglog dimulai

dengan memisahkan antara plastik dan media. Plastik dapat dimusnahkan dengan

dibakar atau didaur ulang sedangkan media yang kebanyakan berupa serbuk kayu

(atau jerami) dapat diproses menjadi pupuk organik (Lutfi, dkk, 2015).

Baglog jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dibuat dengan komposisi

yang terdiri dari bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku berupa limbah

serbuk kayu gergaji, sebagai bahan tambahan pada umumnya berupa bekatul dan

kapur tohor (CaCO3). Penambahan bekatul pada media tanam berperan dalam

perkembangan miselium dan pertumbuhan tubuh buah jamur karena mengandung

vitamin, karbohidrat, lemak dan protein. Jamur tiram termasuk jenis jamur

Universitas Sumatera Utara


10

perombak kayu yang dapat tumbuh pada berbagai media seperti serbuk gergaji,

jerami, sekam, limbah kapas, limbah daun teh, klobot jagung, ampas tebu, limbah

kertas, dan limbah pertanian maupun industri lain yang mengandung bahan

lignoselulosa (Sumarsih, 2010).

Gambar 2. Baglog jamur tiram.

Pada pembuatan baglog harus melalui tahap pengepresan agar proses

inkubasinya dapat maksimal. Setelah itu baglog melewati proses sterilisasi. Proses

strerilisasi pada media tanam penting dilakukan mengingat budidaya jamur

disamping membutuhkan lingkungan budidaya yang selalu bersih juga media

tanam yang benar-benar steril agar hasil panen dapat mencapai optimal serta

proses budidaya jamur tiram menghasilkan keuntungan tinggi. Proses sterilisasi

media tanam ini meliputi sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog. Sterilisasi bahan

dilakukan menggunakan oven dengan suhu 121°C. Sterilisasi ini berlangsung

selama 8 jam untuk diperoleh hasil lebih baik. Pemanasan dilakukan agar

pertumbuhan mikroorganisme pengganggu dapat ditekan, selain itu juga bertujuan

mengurangi kadar air. Bahan-bahan yang disterilisasi berupa serbuk gergaji kayu

Universitas Sumatera Utara


11

dan bekatul. Sebelum dimasukkan ke dalam oven, serbuk gergaji kayu dan bekatul

jagung ini dicampur menjadi satu terlebih dahulu kemudian ditambahkan air

bersih sekitar 50-60%, campur bahan hingga benar-benar rata serta kalis.

Penambahan air ini berfungsi membantu proses penyerapan nutrisi oleh miselium.

Sehingga baglog dapat digunakan untuk 4 kali panen (Jelita, 2016).

Syarat Tumbuh Jamur Tiram

Jamur tiram putih merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan

nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram

putih mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi

dibandingkan jenis jamur lain seperti jamur merang. Yang perlu diperhatikan

dalam penanaman jamur tiram putih ialah pembuatan media. Untuk menghasilkan

tubuh buah yang baik sangat bergantung pada nutrien, temperatur, kelembaban,

keasaman, udara, dan cahaya (Suriawiria, 1989).

Jamur bergantung kepada karbohidrat kompleks tersebut sebagai sumber

nutrien. Karbohidrat kompleks tersebut diuraikan dulu menjadi bentuk

monosakarida dengan enzim ekstraseluler, kemudian baru diserap fungi untuk

selanjutnya diasimilasi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber karbon sehingga

dapat menambah nutrien pada media tanam. Karbon merupakan unsur penting

yang sangat dibutuhkan jamur sebagai sumber energi dalam menjalankan aktivitas

metabolismenya. Penambahan karbohidrat yang lebih banyak pada media tanam

jamur dapat mempercepat munculnya tubuh buah dan menambah berat

basah tubuh buah jamur (Chang and Miles, 1987).

Universitas Sumatera Utara


12

Kumbung Jamur Tiram

Untuk budidaya jamur tiram dan jamur lainnya diperlukan kumbung

(kumbung jamur) yang umumnya menggunakan bahan baku utama bambu yang

banyak juga banyak tumbuh di kawasan Indonesia. Keberhasilan budidaya jamur

tidak terlepas dari daya dukung lingkungan tumbuh yang sesuai, misalnya untuk

jamur tiram, suhu lokasi 30-32ᵒC, suhu optimum ruang 22-28ᵒC dan kelembaban

ruang, pH media yang umumnya mengarah ke asam, kadar air media sekitar 60%,

ketinggian yang cukup sehingga ideal untuk budidaya jamur. Ketersediaan lahan

dengan iklim yang cocok, serta sumber daya yang tersedia yang disertai

kesungguhan dan motivasi dari masyarakat, upaya budidaya jamur tiram

kemungkinan dapat memberikan pengaruh positif terhadap produksi

jamur (Purbo, 2012).

Gambar 3. Kumbung Jamur Tiram.

Penyiapan kumbung merupakan langkah awal dalam budidaya jamur.

Pemilihan lokasi kumbung jamur diupayakan yang memiliki suhu 30-32ᵒC dekat

dengan sumber air, dan sarana produksi yang lain. Ketinggian rumah 5-6 meter,

beratap genting/plastik, dinding dari anyaman bambu yang dilapisi plastik.

Besarnya kumbung jamur ini tergantung pada jumlah baglog yang akan

Universitas Sumatera Utara


13

ditempatkan. Faktor lingkungan seperti pencahayaan yang penting untuk

pertumbuhan tubuh buah, oksigen karena jamur bersifat aerob (butuh oksigen),

kelembaban air, suhu, dan derajat keasaman (pH) berkisar. Kumbung dilengkapi

dengan pintu, jendela untuk mengatur sirkulasi udara yang dengan rak-rak untuk

menempatkan baglog. Kumbung jamur yang sudah jadi, sebelum dipakai perlu

disterilkan dengan menaburi kapur dan insektisida, ditunggu selama 1-2 hari, baru

baglog yang sudah diinokulasi dimasukkan kedalamnya (Umniyatie, dkk, 2013).

Penggunaan Alat/Mesin Pemadat dan Pengisi Media Tanam Jamur Tiram

Pemadatan/pengepresan media tanam bertujuan untuk memperoleh

volume media yang lebih padat, dan seragam sehingga kemampuan menyerap air

bertambah dan dapat memperpanjang masa panen. Media yang tidak padat akan

mengakibatkan kandungan nutrisi dalam beberapa bagian media beragam. Hal ini

akan menyebabkan pertumbuhan miselium tidak merata bahkan bila tumbuh

bentuk morfologi jamur kurang baik, akibatnya kuantitas dan kualitas jamur

rendah (Isnawan, 2003).

Pengisian baglog jamur dengan cara manual ternyata tidak membuat

efisien karena masih membutuhkan waktu yang lama dan membuat media tanam

jamur tiram tidak terlihat bagus serta pemadatan/pengepresan media tanam

bertujuan untuk memperoleh volume media yang lebih padat, dan seragam

sehingga kemampuan menyerap air bertambah dan dapat memperpanjang masa

panen. Media yang tidak padat akan mengakibatkan kandungan nutrisi dalam

beberapa bagian media beragam. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan

miselium tidak merata bahkan bila tumbuh bentuk morfologi jamur kurang baik,

akibatnya kuantitas dan kualitas jamur rendah (Prabowo dan Andana, 2015).

Universitas Sumatera Utara


14

Pengisi dan Pemadat manual

Pengisian baglog jamur dengan cara manual ternyata tidak membuat

efisien karena masih membutuhkan waktu yang lama dan membuat media tanam

jamur tiram tidak terlihat bagus serta pemadatan/pengepresan media tanam

bertujuan untuk memperoleh volume media yang lebih padat, dan seragam

sehingga kemampuan menyerap air bertambah dan dapat memperpanjang masa

panen. Media yang tidak padat akan mengakibatkan kandungan nutrisi dalam

beberapa bagian media beragam. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan

miselium tidak merata bahkan bila tumbuh bentuk morfologi jamur kurang baik,

akibatnya kuantitas dan kualitas jamur rendah (Isnawan, 2003).

Gambar 4. Alat Pemadat Manual

Sifat-Sifat Logam

Bila suatu logam dibebani beban tarik maka akan mengalami deformasi.

Deformasi suatu logam adalah perubahan ukuran atau bentuk karena pengaruh

beban yang dikenakan padanya. Deformasi ini dapat terjadi secara elastis dan

secara plastis. Deformasi elastis yaitu suatu perubahan bentuk yang segera hilang

kembali bila beban yang menyebabkan deformasi tersebut ditiadakan, sedangkan

deformasi plastis yaitu suatu perubahan bentuk yang tetap ada, meskipun beban

Universitas Sumatera Utara


15

yang menyebabkan deformasi ini ditiadakan. Untuk menyebabkan tidak adanya

deformasi maka tegangan bengkok yang diizinkan harus lebih kecil dari pada

tegangan yang disebabkan oleh beban (Widodo dan Setyo, 2008).

Tegangan bengkok yang diizinkan dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan:

1
ME h
a 2
.................................................................................... (1)

Dimana: ME = Momen lentur (kg/cm)

h = Tebal benda (cm)

I = Momen inersia (cm4)

Keterangan :

fr Pb
ME ........................................................................................... (2)
4

Dimana: fr = Gaya yang mengakibatkan tegangan (kg)

Pb = Panjang benda (cm)

b h3
(persegi pejal) ............................................................................................. (3)
12

Dimana: b = Lebar benda (cm) (Rudiansyah, 2012).

Beban dinamis ialah beban yang berubah arah besarnya menurut waktu.

Bahan yang dibebani secara dinamis akan lelah dan patah meskipun dibawah

kekuatan statis. Kelelahan adalah gejala patah dari bahan disebabkan beban yang

berubah-ubah. Kekuatan kelelahan suatu logam yaitu tegangan bolak-balik

tertentu yang dapat ditahan oleh logam itu sampai banyak balikan tertentu.

Sedangkan batas kelelahan adalah tegangan bolak-balik tertinggi yang dapat

ditahan oleh logam itu sampai banyak balikan tak

terhingga (Widodo dan Setyo, 2008).

Universitas Sumatera Utara


16

Screw Conveyor

Screw Conveyor terdiri dari poros yang terpasang di screw yang berputar

dalam casing (trought) dan penggerak. Screw Conveyor berputar secara konstan

karena ditopang oleh gantungan bantalan (hanger bearing) dan bantalan (bearing)

yang terdapat pada tiap ujung screw. Perputaran screw akan mendorong bahan

sepanjang trought (casing). Pada saat screw berputar, material dimasukkan

melalui cawan pengisi (feeding hopper) ke screw yang bergerak maju akibat daya

dorong screw. Poros dan screw berputar sepanjang lintasan yang sudah ada.

Material atau bahan yang berada di dalam screw akan dikeluarkan pada ujung

trought atau bukaan bawah trought (Rantawi, 2017).

Screw conveyor memiliki bentuk yang spiral atau pun seperti cacing yang

bergulung, screw conveyor biasanya terdiri dari sekrup yang dipasang atau

menempel pada poros yang dipasang dalam palung dengan unit yang mengatur

gerakan putar poros, saat poros berputar, bahan yang diumpankan bergerak maju

karena dorongan screw. Poros dan screw berputar sepanjang tabung longitudinal

yang berbentuk U. Materi yang akan dikeluarkan diisi terlebih dahulu kedalam

cawan umpan, dengan prinsip bahan yang didalam cawan akan meluncur

sepanjang tabung yang berbentuk U (Spivakovsky and Dyachkov, 1966).

Rumus utama dari screw conveyor

3 4
D = √60 ............................................................................................... (4)
0.8 n C

Dengan:

Q = kapasitas yang diperlukan (kg/jam)

n = putaran poros (rpm)

= loading efficiency

Universitas Sumatera Utara


17

= berat jenis

Persamaan mencari jarak antara pitch:

S=0.8 x D ............................................................................................................ (5)

Dengan:

S= diameter pitch

D= diameter screw

Persamaan mencari daya motor yang di perlukan

N0= .............................................................................................................. (6)

Dengan:

N= daya motor (kw)

Q= kapasitas yang diperlukan

L= panjang screw (m)

W0= factor gesek

Motor Listrik

Motor-motor yang dinamakan motor listrik yang dirancang untuk mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik untuk menggerakkan berbagai peralatan,

mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Pada dasarnya motor

listrik digunakan untuk menggerakkan elemen mesin seperti pulley, poros, dan

sudu lempar (Pratomo dan Irwanto, 1983).

Menurut Sumanto (1993) sebagai alat penggerak motor listrik lebih unggul

dibandingkan alat-alat penggerak jenis lain karena motor listrik dapat

dikonstruksikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik penggerakan, antara

lain :

Universitas Sumatera Utara


18

1. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga

2. Mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas

3. Pelayangan operasi mudah dan pemeliharaannya sederhana

4. Bisa dikendalikan secara manual dan otomatis

Pemodelan

Model dan sistem adalah komponen-komponen utama dari simulasi.

Model merupakan suatu representasi dari sekelompok obyek atau ide kedalam

suatu bentuk yang lain dari suatu entitas. Pemodelan juga dikatakan untuk

mengembangkan tujuan dengan studi tingkah laku sistem melalui analisis rinci

akan komponen atau unsur dan proses utama yang menyusun sistem dan

interaksinya antara satu dengan yang lain. Jadi pemodelan merupakan suatu

pendekatan yang tersedia untuk mendapatkan pengetahuan yang layak akan

sistem (Sinaga, dkk, 2015)

Pada umumnya perancangan alat/mesin menggunakan pendekatan secara

fungsional dan struktural. Pendekatan fungsional adalah pendekatan untuk

menentukan fungsi-fungsi tunggal dan mekanisme yang harus dibangkitkan agar

tujuan perancangan dapat tercapai. Pendekatan struktural pendekatan yang

digunakan untuk mendapatkan persyaratan teknik yaitu nilai kuantitatif yang

mempunyai spesifikasi tertentu (Rudiansyah, 2012).

Menurut Ullman (1992), alasan penerapan perancangan adalah karena adanya

kebutuhan produk baru, efektifitas biaya, dan kebutuhan akan produk yang

berkualitas tinggi. Masalah yang sering muncul pada produk baru adalah produk

tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, membutuhkan waktu yang lama

dalam merealisasikannya di masyarakat, biaya terlalu mahal, dan hasil produk

Universitas Sumatera Utara


19

yang kurang memuaskan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut maka perlu

dilakukan analisis permasalahan untuk mendapatkan solusi melalui tahapan

perencanaan yang tepat. Perencanaan merupakan tahapan bagaimana untuk

memperoleh suatu produk tertentu yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan meliputi identifikasi masalah,

analisis masalah, konsep disain, pembuatan prototipe,dan pengujian kerja

prototipe.

Simulasi

Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses yang

terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan oleh beberapa

asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Dalam

simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana

dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.

Simulasi merupakan alat yang tepat digunakan untuk melakukan eksperimen yang

memerlukan biaya yang sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika

eksperimen dicoba secara riil (Barus, 2016).

Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan

keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya

cukup dilakukan dengan komputer. Dalam membuat suatu simulasi maka diawali

dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat

menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi

sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat

maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga

memungkinkan untuk disimulasikan (Indrawan, 2010).

Universitas Sumatera Utara


20

Software SolidWorks

Kemajuan teknologi dibidang komputer saat ini sangat membantu dalam

proses penyelesaian gambar teknik. Banyak software gambar saat ini yang

dikembangkan beberapa perusahaan software. Dengan kemajuan teknologi

sekarang banyak software gambar yang telah terintegrasi dengan analisa seperti

analisa kekuatan struktur dan analisa aliran fluida. Untuk software gambar yang

telah terintegrasi dengan analisa struktur salah satunya adalah

SolidWorks (Rudiansyah, 2012).

Dengan pemahaman dasar konsep, teori, dan teknik solusi disain membahas

beberapa pelajaran tutorial mengenai kemampuan optimasi disain yang

ditawarkan dengan alat komersial, seperti SolidWorks. Di proyek S5

memperkenalkan kemampuan optimasi disain SolidWorks dan kemudian

melakukan interaktif. Disainnya menggunakan rangkaian disain berbantuan

komputer SolidWorks (CAD), engineering (CAE), dan manufaktur (CAM)

kemampuan untuk masalah disain multi disiplin (Chang, 2013).

Ada dua mode utama untuk menjalankan studi disain di SolidWorks: evaluasi dan

pengoptimalan. Evaluasi mendukung pengguna dalam menentukan nilai diskrit

untuk setiap variabel dan menggunakan sensor sebagai kendala. Perangkat lunak

ini menjalankan penelitian menggunakan berbagai kombinasi nilai dan

melaporkan hasilnya untuk setiap kombinasi. Optimalisasi, di sisi lain,

memungkinkan pengguna untuk menentukan nilai untuk setiap variabel, baik

sebagai diskritnilai atau rentang. Pengguna menggunakan sensor sebagai kendala

dan sebagai tujuan. Perangkat lunak menjalankan iterasi dari nilai dan laporan

kombinasi nilai yang optimal untuk memenuhi tujuan yang ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


21

Perhatikan bahwa sebuah sensor masuk SolidWorks memonitor properti yang

dipilih dari suku cadang dan rakitan dan memberi tanda pada pengguna saat nilai

menyimpang dari batas yang ditentukan pengguna. Sensor dapat digunakan untuk

mempelajari sifat massa, dimensi, antar muka deteksi kedekatan (tersedia dalam

majelis hanya untuk memantau perakitan untuk interferensi antara komponen

yang dipilih pengguna), data simulasi, dan data gerak (Chang, 2014).

Universitas Sumatera Utara


METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun

2018 ditempat budidaya jamur tiram jalan STM ujung, Kecamatan Medan

Johor.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kertas, dan data-data

pendukung untuk perhitungan teknik.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perangkat keras berupa laptop.

2. Perangkat lunak untuk mendisain dan simulasi dengan menggunakan

perangkat lunak Solid Works 2014.

3. Kalkulator untuk menghitung perhitungan teknik.

Metodologi Penelitian

Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan eksperimen langsung ke

lapangan untuk mendapatkan data-data pendukung, kemudian dilakukan

perancangan konsep pembuatan model melalui pendekatan perancangan

fungsional dan struktural.

Penelitian ini kemudian dikembangkan dengan pembuatan gambar teknik

kemudian dilakukan simulasi pada alat pengisi dan pemadat media tanam jamur

tiram dengan menggunakan perangkat lunak, serta didukung alat lainnya, seperti:

alat ukur dan kalkulator untuk mempermudah dalam perhitungan rumus hitungan

22
Universitas Sumatera Utara
23

teknik, sehingga dapat memenuhi target dalam perancangan fungsional dan

struktural.

Pelaksanaan Penelitian

Adapun tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu:

1. Analisis Rancangan

Dalam analisis ini dilakukan perhitungan teknik untuk mendapatkan dimensi

komponen, daya penggerak dan komponen pendukung lainnya. Beberapa analisis

yang dilakukan lainnya:

a. Analisis kekuatan bahan

Analisis kekuatan bahan dilakukan untuk mendapatkan kemampuan dari

komponen yang dirancang. Analisis yang dilakukan yaitu tegangan, perubahan

dari rangka, serta factor safety.

b. Analisis daya dan tenaga

Analisis yang dilakukan yaitu untuk mendapatkan gerak/ kemampuan dalam

mendorong serbuk kayu yang keluar melalui pipa keluaran yang didorong screw.

2. Gambar Teknik

Setelah dilakukan analisis rancangan dan didapatkan dimensi dari setiap

komponen alat maka dilakukan penggambaran teknik.

3. Simulasi Rancangan

Setelah dilakukan proses gambar teknik maka selanjutnya dilakukan simulasi.

Simulasi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan perangkat lunak solidwork ,

simulasi yang dilakukan yaitu pada gerakan screw dan pipa

penahan dalam melakukan kerja. Simulasi ini bertujuan untuk mendukung

proses operasional alat.

Universitas Sumatera Utara


24

Gambaran Umum Rancangan

Pemilihan alat pengisi serta pemadatan media tanam jamur tiram menjadi

suatu faktor yang begitu penting karna akan menjadi sebuah pertimbangan

efektivitas dan efisiensi dari suatu perusahaan. Dari pengamatan yang dilakukan

di lapangan adalah masih dilakukannya pekerjaan dengan cara manual, yaitu pada

saat mengisi dan memadatkan serbuk kayu, sehingga memakan waktu yang begitu

banyak dan jumlah produksi yang terbatas, dengan waktu satu menit

menghasilkan tiga baglog sehingga dianggap kurang efektif dan efisien. Oleh

karena itu, rancangan alat yang akan dibuat merupakan alat pengisi dan pemadat

media tanam jamur tiram dengan efisiensi kapasitas alat tiga baglog per menit

yang disertai motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak. Motor yang

digunakan memiliki mekanisme sederhana, perawatan yang mudah dan aman bagi

lingkungan sehingga sesuai di lapangan kerja. Proses pemasukan plastik pada pipa

keluaran dilakukan secara manual.

Rancangan Fungsional

Fungsi utama dari rancangan alat ini adalah sebagai pengisi serbuk kayu

yang sudah difermentasi ke dalam kantong plastik hingga sampai padat. Alat yang

dirancang akan diaplikasikan untuk mengisi dan memadatkan media tanam jamur

tiram yang akan dimulai dari hopper dengan kapasitas 45 kg. Setelah media

tanam keluar dari pipa penahan maka dilakukan pengikatan cincin pada mulut

plastik dengan cara manual. Adapun bagian-bagian komponen penyusun utama

nya yaitu:

1. Pipa keluaran

Berfungsi sebagai pengeluaran serbuk kayu yang akan mengisi plastik, dengan

Universitas Sumatera Utara


25

ukuran diameter sedikit lebih kecil daripada diameter plastik yaitu dengan

Panjang 30 cm dan diameter 10 cm.

2. Screw

Berfungsi sebagai proses pendorong keluarnya serbuk kayu dari pipa keluaran

menuju plastik, dengan diameter screw 9,13 cm dan panjangnya 60 cm. Dan

untuk menegetahui kapasitas setiap pitch dan jumlah ulirnya dapat di hitung

dengan menggunakan persamaan

3 4
D = √60 ....................................................................................... (4)
0.8 n C

Persamaan mencari jarak pitch:

S=0.8 x D ............................................................................................................ (5)

Persamaan mencari daya motor yang dibutuhkan:

N0= .............................................................................................................. (6)

3. Pipa penahan

Berfungsi sebagai pemadat serbuk yang di bantu gerakan gearbox dengan

memanfaatkan putaran lambat, yang ukuran diameternya sedikit lebih besar

daripada diameter pipa keluaran serbuk yaitu 10,3 cm.

4. Motor listrik

Berfungsi sebagai sumber tenaga yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik, yang menggerakkan screw dan gearbox sehingga didapat perbandingan

kecepatan putaran dengan memakai motor listrik 1450 rpm.

5. Timbangan Digital

Berfungsi sebagai pengukur kuat tenaga yang dihasilkan dari putaran screw yang

mendorong serbuk kayu kedalam plastik dengan pipa penahan yang diletakkan

Universitas Sumatera Utara


26

ditengah.

6. Gearbox

Gearbox adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk meningkatkan keluaran

torsi dan mengurangi kecepatan (RPM) dari sebuah motor. Pemilihan gearbox

dilakukan berdasarkan perhitungan putaran yang dibutuhkan untuk disalurkan

menuju pipa tekan dengan rasio 1:30.

7. Kontaktor

Kontaktor adalah sebuah alat listrik yang mana fungsinya untuk menggerakkan

motor listrik, dengan sistem arus normali open dan normali close dengan

pergerakan coil, sehingga putaran motor listrik bisa dibolak balik.

8. Push Button

Adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau penyambung arus listrik

ke beban listrik, yang mana pada alat ini akan memakai saklar start, start reset,

dan emergency.

Rancangan Struktural

Untuk mendukung tercapainya fungsi utama dari rancangan alat pengisi dan

pemadat media tanam jamur tiram tersebut maka diperlukan rancangan struktural

yang memiliki fungsi-fungsi antara lain: memberikan bentuk dari alat dan sebagai

tempat menempelnya komponen lain, penyalur tenaga putar, pereduksi tenaga

putar, dan lain-lain:

1. Kerangka

Berfungsi sebagai pemberi bentuk dari alat yang dirancang dan sebagai tempat

terpasangnya komponen bagian alat lainnya, dengan panjang 150 cm, tinggi 70

Universitas Sumatera Utara


27

cm dan lebar 90 cm, dan besi yang dipakai yaitu besi siku sama sisi ukuran

40x40x4 mm.

2. Hopper

Fungsi hopper yaitu sebagai tempat bahan serbuk kayu yang sudah dicampur yang

akan dikeluarkan menjadi media tanam jamur dengan ukuran dan kapasitas yang

telah ditentukan .

3. pulley

Pulley berfungsi sebagai penerusan sumber tenaga dari mesin yang dihubungkan

oleh v-belt yag kemudian akan memutarkan poros, ukuran puli yang dipakai yaitu,

3 inch, 3 inch, dan 20 inch.

4. Tombol Operator

Berfungsi sebagai kontrol gerakan mesin yang memberikan gerakan bolak-balik

pada mesin, sehingga bisa membuat gerakan pada pipa penahan mempunyai gaya

maju dan mundur.

Simulasi Static Model Alat dengan SolidWorks

1. Membuka program Solidworks.

2. Menyediakan model rancangan yang akan disimulasi.

3. Memilih tab Simulation ”pada command manager.

4. Memilih Study Advisor, kemudian dipilih New Study.

5. Memilih static pada jendela study, kemudian ditekan tombol OK.

6. Mengklik kanan fitur Simple Part Video pada simulation feature tree.

7. Mengklik Apply/Edit Material.

8. Menentukan jenis bahan penyusun rangkaian alat, kemudian ditekan tombol

Apply lalu Close.

Universitas Sumatera Utara


28

9. Menentukan hubungan komponen satu dengan lainnya melalui fitur

Connections pada simulation feature tree

10. Mengklik kanan fitur Fixtures, kemudian diaplikasikan jenis tumpuan pada

model rangkaian yang dibutuhkan

11. Menentukan jenis, besar dan arah tekanan pada model melalui fitur External

Load

12. Mengklik kanan fitur Mesh, kemudian dipilih Mesh and Run

13. Mengamati besar tegangan, deformasi dan Factor of Safety (FoS) yang terjadi

pada model dan dibandingkan dengan yield stress bahan penyusun alat pada

model.

Simulasi gerak (motion study) model alat dengan solidworks

1. Membuka program Solidworks.

2. Menyediakan model rancangan yang akan disimulasi.

3. Menyesuaikan tipe mate antara komponen-komponen alat pada model.

4. Memilih mode simulasi gerak dengan menekan tab Motion Study.

5. Di jendela Motion Manager, dipilih salah satu komponen model yang akan

digerakkan.

6. Menarik time bar komponen yang dipilih ke jumlah waktu yang dibutuhkan.

7. Di jendela utama, digerakkan komponen model yang akan diamati.

8. Memilih tombol Calculate.

9. Mengamati dan mencatat perbandingan kecepatan komponen-komponen alat

pada model yang bergerak.

Universitas Sumatera Utara


29

Parameter yang diamati

1. Kesesuaian pergerakan komponen model grafis alat pengisi dan pemadat

media tanam jamur tiram sesuai kerja alat.

2. Tegangan tingkat deformasi dan FoS yang terjadi pada model grafis rangka

alat untuk mengetahui ketahanan rangka dalam menahan beban alat.

Universitas Sumatera Utara


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Rancangan Alat

Berikut adalah model grafis hasil disain alat pengisi dan pemadat media

tanam jamur tiram.

(gambar tampak samping)

(Gambar tampak atas)

Gambar 5. Model Grafis Alat Pengisi dan Pemadat Baglog Jamur Tiram

Disain alat pengisi dan pemadat media tanam jamur tiram yang berfungsi

untuk memasukkan media tanam jamur tiram sekaligus memberikan pemadatan

pada media tanam yang telah diisi langsung ke dalam plastik dengan dorongan

30

Universitas Sumatera Utara


31

screw yang memiliki putaran lebih cepat dibandingkan pipa penahan, sehingga

terjadinya penekanan yang akan memberikan pemadatan pada baglog.

Prinsip kerja alat ini yaitu, dengan mengisikan bahan media tanam jamur

tiram yang sudah tercampur dengan komponen lainnya seperti: bekatul, kaptan,

gypsum dan air, kedalam hopper, kemudian plastik disarungkan pada pipa

keluaran, kemudian operator menghidupkan motor listrik maka screw pun akan

mendorong serbuk keluar mengisi plastik dan bergerak bersamaan dengan

bergeraknya pipa penahan mundur kebelakang, disaat kaki pipa penahan sudah

sampai pada jalur terakhirnya maka separuh dari pipa akan terbuka sendiri karna

adanya gaya bengkok pada jalur yang dilalui oleh kaki pipa penahan, sehingga

baglog akan meluncur dengan sendiri ke bawah.

Bagian-Bagian Penyusun Alat dan Fungsinya

1. Rangka

Rangka berfungsi sebagai penopang atau tempat menempelnya komponen

lainnya sehingga berdirinya alat, pada alat pengisi dan pemadat media tanam

jamur tiram ini memiliki dua bagian yaitu pada bagian atas dan bawah.

Gambar 6. Model Grafis Rangka Alat Pengisi dan Pemadat Baglog

Universitas Sumatera Utara


32

Rangka memiliki ukuran panjang 150 cm dan tinggi 70 cm dan lebar 90 cm

dengan menggunakan besi siku dengan dimensi 40x40x4 mm. Rangka pada

bagian bawah berfungsi untuk tempat dudukan motor dan gearbox.

2. Hopper

Hopper sebagai wadah penampung media tanam jamur tiram yang sudah

tercampur dengan bahan lainnya yang kemudian akan dimasukkan kedalam

plastik melalui dorongan screw, kapasitas yang direncanakan adalah 45 kg

serbuk kayu sehingga didapat volume 117.647,06 cm3, maka didapatkan dimensi

hopper yaitu dengan bangun limas terpancung dan persegi. Dimana luas alas

limas terpancung yaitu 70 cm dan tingginya 53,06 cm dan luas alas bawahnya 30

cm, sedangkan pada bangun persegi memiliki ukuran 30 cm.

Dengan kapasitas yang direncanakan 45 kg dan hasil yang diinginkan

perbaglognya 1,5 kg maka didapat 30 baglog dari hasil yang akan dikeluarkan

Hopper.

Gambar 7. Model Grafis Hopper Alat Pengisi dan Pemadat Baglog

Universitas Sumatera Utara


33

3. Screw

Screw sebagai pendorong atau membawa keluarnya serbuk menuju plastik

yang memiliki dimensi dengan diameter 9,13 cm dan jarak antar pitch 7,30 cm

dan panajng 58 cm sedangkan besar porosnya 2 cm dengan kapasitas yang dapat

dibawa yaitu 270 kg/jam dengan putaran 135,33 rpm.

Gambar 8. Model Grafis Screw Alat Pengisi dan Pemadat Baglog

4. Pipa Keluaran

Pipa keluaran sebagai penyalur media tanam ke dalam plastik, memiliki

dimensi dengan diameter 10 cm dan panjang 30 cm yang disesuaikan dengan

ukuran plastik.

5. Pipa Penahan

Pipa penahan sebagai pemadat media tanam melalui dorongan screw dan

gerakan lambat yang diberikan oleh gearbox, yang memiliki dimensi dengan

diameter 10,5 dan panjang 30 cm.

6. Gearbox

Gearbox sebagai reduser atau sumber tenaga untuk menggerakkan pipa

penahan, yang akan digunakan adalah gearbox dengan rasio 1:30 yang akan

Universitas Sumatera Utara


34

digunakan untuk menggerakkan pipa penahan dengan kecepatan yang disesuaikan

berdasarkan hitungan.

7. Pulley

Adapun dimensi pulley yang digunakan pada motor listrik yaitu 2 inci, dan

pulley yang menghubungkan Screw 20 inci dan pully untuk Gearbox dan pipa

penahan yaitu 3 inci.

8. Bantalan dan poros

Diameter poros yang digunakan yaitu 20 mm sehingga dipakai bantalan

dengan diameter 20 mm dengan jenis p-206.

9. Motor listrik

Sebagai sumber tenaga untuk memutar screw dan menggerakkan pipa

penahan dengan menggunakan motor lisrik 1,7 kw dengan rpm 1450.

Uji Simulasi dan Hasil Rancangan

Pembuatan disain alat dan pengisi dan pemadat media tanam jamur tiram

disusun berdasarkan rancangan yang telah disesuaikan, kemudian dilakukan

pengujian untuk mengetahui kelayakan dari alat. Pengujian yang dilakukan yaitu,

dengan melakukan simulasi gerak sehingga dapat dilihat dari kerja alat, kemudian

dilakukan pengujian kelayakan pada kerangka alat yang dihitung dengan daya

tampung beban yang akan di ampu oleh alat pengujian dilakukan yaitu dengan

pengujian statik.

1. Simulasi Gerak (Motion Study)

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan

kesesuaian hasil kerja alat pada saat melakukan pengisian serbuk kayu yang akan

dibawa oleh screw dan tenaga yang diperlukan oleh pipa penahan maka

Universitas Sumatera Utara


35

diperlukan masing-masing tenaga penggerak dengan 135,33 rpm, dan 48,33 rpm

dengan kapasitas yang diharapkan 270 kg/jam. Adapun simulasi gerak yang akan

ditampilkan yaitu: gerak posisi awal pipa, gerak pertengahan, dan gerak terakhir

pipa penahan.

a. Posisi awal gerakan pipa penahan b. posisi gerakan pipa penahan kedua

c. Posisi gerakan ketiga pipa penahan d. posisi gerakan terakhir pipapenahan

Gambar 9. Posisi kerja pipa penahan

Hasil uji gerak dari setiap kerja pipa penahan menunjukkan kerja yang

berbeda dari setiap kerja pipa penahan, pada posisi Gambar 9.a menunjukkan

kerja awal pipa penahan dengan waktu 0 detik yang mana posisi penahan masih

Universitas Sumatera Utara


36

berada pada pipa keluaran yang masih melakukan pengisian serbuk ke dalam

plastik, kemudian pipa penahan bergerak mundur menjauhi pipa keluaran dengan

membawa baglog yang sudah terisi penuh seperti pada Gambar 9.b dengan

mulai membuka separuh badan pipa penahan pada waktu 1.06 detik, pada

Gambar 9.c posisi pipa penahan terbuka secara keseluruhan pada waktu 3.5 detik,

dan pada posisi ini baglog akan jatuh sendiri, ini adalah posisi akhir dari kerja

pipa penahan, sedangkan pada Gambar 9.d posisi penahan mulai beranjak

bergerak keposisi awal pada waktu 4 detik , dimana pipa penahan akan kembali

maju ke posisi kerja Gambar 9.a pada saat pipa penahan belum sampai pada pipa

keluaran maka kantong plastik disarungkan pada pipa pengeluaran.

2. Simulasi Static (Static Simulation) Pada Rangka

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, maka didapat berat total

beban yang dibebankan pada rangka yaitu 60 kg (588 N). Dengan berat bahan

yang ditampung hopper yaitu 45 kg dan berat hopper 15 kg. Simulasi yang

dilakukan hanya pada bagian rangka yaitu, pada rangka yang menopang hopper

dengan berat total bahan yang dibebankan yaitu 60 kg. Adapun uji yang dilakukan

yaitu: uji stress, displacement dan safety factor.

a. Uji tegangan (stress)

Hasil uji stress menunjukkan besar tegangan yang dialami oleh rangka

berdasarkan kode warna tekanan. Dari uji simulasi yang dilakukan, tegangan

terbesar yang terjadi pada rangka adalah sebesar 19.794.758 N/mm2 yang

ditunjukkan oleh kode warna merah, dan tegangan yang terkecil adalah 769,814

N/mm2 pada tekanan berwarna biru pada Gambar 10. Karena nilai tersebut lebih

Universitas Sumatera Utara


37

kecil dibandingkan tegangan tarik maksimum rangka yang memiliki besar 710

N/mm2,

maka disain rangka disimpulkan dapat menahan beban alat dengan baik.

Gambar 10. Hasil Uji Analisis Static Stress Rangka Atas

b. Uji perubahan/perpindahan (displacement)

Uji Displacement dilakukan untuk mengetahui besarnya perubahan

bentuk pada rangka yang diakibatkan oleh tegangan beban. Besar nya perubahan

bentuk yang terjadi pada rangka ditunjukkan oleh kode yang berwarna merah,

dan warna biru menunujukkan tekanan yang terendah, diketahui bahwa besar

perubahan maksimum yang terjadi pada disain rangka adalah sebesar 4,220 mm

yang ditunjukkan oleh kode tekanan berwarna merah, dan perubahan tekanan

terkecil pada disain rangka yaitu 1,00 mm yang ditunjukkan oleh tekanan yang

berwarna biru. Pada Gambar 11 (lekukan pada hasil simulasi model grafis tidak

menunjukkan lekukan aktual yang akan terjadi pada rangka, namun hanya

menunjukan kemungkinan lekukan terbesar yang dapat terjadi pada rangka

berdasarkan posisi peletakan beban).

Universitas Sumatera Utara


38

Gambar 11. Hasil Uji Analisis Static Displacement Rangka Atas

c. Uji factor of safety (FoS)

Uji FoS bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanan pada suatu rangka

sehingga rangka tersebut aman untuk digunakan sebagai penahan suatu beban.

Disain rangka dikatakan aman untuk digunakan jika besar FoS lebih dari 2,

semakin besar angka factor keamanannya maka alat terebut semakin kuat.

Berdasarkan uji simulasi yang dilakukan, diketahui bahwa nilai FoS rangka

adalah 3,58 yang ditunjukkan oleh kode warna merah pada Gambar 11. Maka

dapat disimpulkan bahwa desain rangka aman untuk digunakan.

Gambar 12. Hasil Uji Analisis Factor of Safety Rangka Atas

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan ujisimulasi model grafis alat yang dilakukan, pada pembuatan

model dan simulasi alat pengisi dan pemadat media tanam jamur tiram yaitu:

1. Disain alat pengisi dan pemadat media tanam jamur tiram ini memiliki

dimensi rangka yaitu dengan panjang 150 cm, tinggi 70 cm, dan lebar 90 cm.

2. Alat ini secara simulasi yang telah dilakukan memiliki angka tegangan yang

terjadi pada rangka yaitu sebesar 19.794.758 N/mm2, dan angka perubahan

bentuk yang terjadi pada rangka yaitu sebesar 4,22 mm, sedangkan angka

safety factor yang didapat yaitu sebesar 3,58, karena hasil tekanan yang

diberikan lebih kecil daripada tegangan maksimum bahan, sehingga tidak

terjadi perubahan statis dan dinamis pada rangka.

3. Secara gerak atau kerja alat yang dilakukan pada screw dengan putaran

135,33 rpm dan pipa penahan 48,33 rpm melalui motion study, maka alat

dapat bekerja dengan baik sesuai fungsi kerja alat.

4. Disain alat ini dapat menjadi rekomendasi untuk dibuat kedalam bentuk nyata

yang bisa diaplikasikan langsung.

39
Universitas Sumatera Utara
Saran

1. Mempertimbangkan komponen-komponen dalam perakitan listrik untuk

pengatur gerak bolak-balik pada motor listrik.

2. Pada saat pipa penahan menuju pipa keluaran dan mundur kebelakang

setelah pengisian baglog dari pipa keluaran screw sebaiknya tidak berputar

agar serbuk tidak terdorong keluar.

40

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulus, C. J., M. Blascwel, and C. W. Mins. 1996. Introductory Mycology.


Fourth edition. John Wiley & Sons. New York.

Barus, S. 2016. Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah


Di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Serdang Berdagai) [Skripsi]. Program Studi Keteknikan Pertanian USU.
Medan.

Bellettini, M. B., F. A. Fiorda, H. A. Maieves, G. L. Teixeira, and P. S. Hornung.


2016. Factors Affecting Mushroom Pleurotus spp. Saudi Journal of
Biological Sciences 18 December 2016.

Chang, S. T. and Miles. 1987. Edible Mushroom and Their Cultivation. CRC
Press. Boca Raton Florida.
Chang, K. H.2013. Product Performance Evaluation Using CAD/CAE, the Compu
ter Aided Engineering Design Series. Academic Press, Elsevier
Science & Technology. 30 Corporate Drive. Suite 400. Burlington. MA
01803. ISBN 978-0-12-398460-9.
Chang, K. H. 2014. Dynamic Simulation and Mechanism Design with SolidWorks
Motion 2013. Schroff Development Corporation. P O Box 1334. Mission.
KS 66222, ISBN 978-1-58503-902-9.
Fauzi, M. 2012. Pengaruh Tiga Jenis Media Tanam Serbuk Kaya dan Pemberian
Pupuk P pada Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus (var.)
Florida). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Gunawan, A. W. 2004. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal
13.
Indrawan.2010. Sistem, Model dan Simulasi diakses dari
http://indraaawan.blog.uns.ac.id [17 Maret 2016].

Isnawan, H. H. 2003. Teknologi Biopropses Pembibitan dan Produksi Jamur


TiramUntuk Peningkatan Nilai Tambah Pertanian. Prosiding Seminar
Teknologi untuk Negeri 2003. Vol. II : 123-126.
Jelita, G. A. 2016. Aplikasi Motor AC pada Alat Pengepres Baglog Jamur
Otomatis. Jurnal Teknik Elektro. Fakultas Teknik Yogyakarta.Yogyakarta.

Lutfi, M., G. A. Jelita, V. J. Prabowo, F. T. Ananda, dan S. Pradika. 2015. E-LOG


(Easy Baglog) Alat Pengepress Baglog Jamur Otomatis Untuk
Meningkatkan Produksi Jamur. Pelita Jurnal Teknik Elektro.Volume X.
Nomor 2. Agustus 2015 hal 107.

41

Universitas Sumatera Utara


42

Parlindungan, A. K. 2003. Karakteristik Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram


Putih (Pleorotus ostreatus) dan Jamur Tiram Kelabu (Pleurotus sajor
Caju) pada Baglog Alang-Alang. Skripsi Faperta. Universitas Riau. Pekan
baru.
Prabowo, V. J. dan Andana, F. T. 2015. E-LOG (Easy Baglog) Alat Pengepress
Baglog Jamur Otomatis Untuk Meningkatkan Produksi Jamur. Pelita
Jurnal Teknik Elektro. Volume X : (2) 108.
Pratomo, M. dan Irwanto. 1983. Alat dan Mesin Pertanian Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Purbo, M. S. 2012. PelatihanTeknik Budidaya Jamur Edibelbagi Masyarakat


Pasca Erupsi Merapi. Materi PelatihanPPM IbM 2012.
Rantawi, A. B. 2017. Perancangan Unit Transfer (Screw Screw Conveyor) pada
Mesin Pengisi Polibag Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembibitan.
Jurnal Citra Widya Edukasi. Bekasi.
Rudiansyah, A. R. 2012. Disain Transporter Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa
Sawit Tipe Trek Kayu.[Skripsi] Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sinaga, J. G., D. P. Cahyaning, M. Hariyogi, G. K. P. Aryadinata, dan P. K. A.
Pradana. 2015. Pemodelan dan Simulasi. Jurnal Teknik Informatika.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Udayana. Bukit
Jimbaran. http://www.academia.edu/pemodelandansimulasi.com.
[Diakses pada tanggal 1 februari 2018].

Spivakovsky, A. O. and V. Dyachkov. 1966. Conveyors and Related Equipment .


Moscow. peace Publishers. Hal. 266-274

Sumanto. 1993. Motor Listrik Arus Bolak-Balik. Yogyakarta. Andi Offset.


Sumarsih, S. 2010. Mikrologi Dasar. Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta.
Suprapti, S. 2004. Penanaman Jamur Tiram. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Hasil Hutan. Bogor.
Suriawiria, U. 1989. Pengantar Untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Bandung.
Angkasa Bandung.
Ullman, D. G. 1992. The Mechanical Design Process. New York. Mc. Graw-Hill,
Inc.
Umniyatie, S. A., D. Pramiadi, dan V. Henuhili. 2013. Budidaya Jamur Tiram
(Pleuretus sp.) Sebagai Alternatif Usaha Bagi Masyarakat Inotek. Vol 17 :
2 (163).

Universitas Sumatera Utara


43

Widodo, S. dan N. Setyo. 2008. Perhitungan Kekuatan Rangka Pada Kontruksi


Mesin Pembuat Peket (Pakan Ikan) Dengan Penggerak Motor Listrik.
JurusanTeknik Universitas Tidar. Magelang.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Lampiran 1. Flowchart penelitian

Mulai

Identifikasi masalah

Pengembangan dan perumusan ide Data pendukung


model alat

Penetapan mekanisme

Konseptual gambar

Analisis rancangan Rumus Perhitungan

Gambar teknik

Tidak

Simulasi Simulasi rancangan menggunakan Simulasi static


gerak solidworks

Valid

Ya

Pembuatan pemodelan alat

Selesai

44
Universitas Sumatera Utara
45

Lampiran 2. Perhitungan Rancangan Alat

1. Rancangan hopper
Rancangan Hopper dimulai dari perhitungan massa jenis bahan dengan

bantuan wadah cat 25 kg, adapun jumlah baglog yang ingin diperoleh dari

daya tampung hopper yaitu, sebanyak 30 buah dengan berat masing-masing

1,5 kg, maka direncanakan untuk daya tampung hopper sebesar 45 kg, yang

diasumsikan dengan menggunakan wadah cat sebagai berikut:

30 cm

37 cm

Gambar 13. Asumsi kaleng cat

V r2 t

V = 3,14 (15)2 (37)

W = 0,8 kg

Wt =10,8 kg

Wb = 10 kg

Massa jenis bahan = 10000 gr/ 26140,5 cm3 = 0,3825 gr/cm3

Kapasitas yang di inginkan dari Hopper = 45 kg = 45.000 gr

Volume Total Hopper = 45.000 gr : 0,3825 gr/cm3 = 117647,06 cm3

Universitas Sumatera Utara


46

Dimensi Hopper

Gambar 14. Bagian hopper

Universitas Sumatera Utara


47

 V persegi = S3 = 303 =27.000 : 2 = 13.500 cm3

 V limas terpancung = 1/3 t (L1 + L2 + √ 1 – 2)

Dimana L1 = luas ABCD , L2 = luas EFGH, t = tinggi

L1= 30 x 30 = 900

L2= 70 x 70 = 4.900

t = 53,06421

V = 1/3 53,06421 (900 + 4.900 + √4 900-900 )

= 17,68807 (5800 + √4000)

= 17,68807 ( 5800 + 63,245)

= 17,68807 (5863,245)

= 103.709,487 cm3

 Mencari volume trapesium di dalam persegi

V = ½ (a+b) x tp x t

V = ½ (30 + 5) x 5 x 5 = 437,5 cm3

Jadi, adapun jumlah total volume pada persegi yaitu 13.500 + 437,5

= 13937,5 cm3 karena jumlah total volume persegi 27.000, maka

27.000 ‒ 13.937,5 = 13.062,5 cm3 inilah jumlah volume yang hilang dari persegi,

maka untuk mendapatkan total yang hilang maka harus dinaikkan atau dibesarkan

angka pada bangun diatas yaitu dengan membuat perubahan pada angka di

trapesium atas seperti hitungan diatas. Maka ada pun jumlah volume yang

diinginkan yaitu 117.647,06 cm3 atau sekitar 45 kg (13,937,5 cm3 + 103,709.487

cm3 = 117.646,98 cm3).

Universitas Sumatera Utara


48

2. Hitungan Screw

Adapun kapasitas yang direncanakan yaitu 270 kg/jam, di mana setiap 1

menit dapat menghasilkan 3 buah baglog, untuk menentukan diameter screw

dan jarak pitch dari screw maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

3 4
D=√
60 0,8 n C

Dengan:

D= diameter screw (meter)

Q = kapasitas yang diperlukan (kg /jam)

n = putaran poros (rpm)

= loading efficiency

= berat jenis (kg/m3)

Dimana:

Q= 270 kg/jam

N= 135,33 rpm

=0,125

=617,0397 kg/m3

C= 0,9

3 4 270
D= √
60 3.14 0.8 135.333 0.125 617.0397 0,9

3
D= √
1.415.893,53

D= 0,09137 m

Maka diperoleh diameter screw sebesar 0,09137 m atau sebesar 9,13 cm.

3. Persamaan untuk menentukan jarak antara pitch

Agar bahan dapat terbawa untuk pengisian plastic baglog, maka ditentukan

Universitas Sumatera Utara


49

jarak antara pitch screw dengan persamaan:

S = 0,8 x D

S = 0,8 x 9,13 = 7,304 cm

maka diperoleh jarak anatara pitch screw sebesar 7,304 cm berdasarkan

perhitungan.

4. Persamaan yang digunakan untuk menentukan daya motor yang diperlukan:


N0 =

Dimana:

Q = kapasitas yang direncanakan (kg/jam)

L = panjang screw (meter)

W0 = factor gesekan (4,0 untuk gypsum, lumpyatau fine, dry clay, calcium

carbonate, foundry sand, sulphur, semen, abu.)

N0 =

N0 = 1,7 kw

5. Rancangan Rangka

Panjang rangka = 150 cm

Tinggi alat = 70 cm

Lebar alat = 90cm

Jenis dan ukuran besi = besi siku 40 x 40 x 4 mm

Perhitungan kekuatan bahan dengan merubah kg ke N dan merubah cm ke

mm, yang mana 1 kg = 9,8 N dan 1 cm = 10 mm

Universitas Sumatera Utara


50

147(h1) 147(h2)

A C D B

300 300 300

RA satuan mm RB

∑f = 0

∑fy = 0

RA ‒ H1‒ H2 + RB = 0

RA – 147 N – 147 N + RB = 0

RA + RB = 147N + 147 N

= 294 N

a. Untuk menentukan gaya pada tumpuan RA dan RB maka diasumsikan

jumlah momen gaya pada titik A = 0

∑MA = 0

H1 x LAC + H2 x LAD – RB x LAB

147 N x 300 mm + 147 N 600 mm ‒ 900 RB Nmm = 0

44.100 Nmm + 88.200 Nmm ‒ 900 RB Nmm = 0

132.300 Nmm ‒ 900 RB Nmm = 0

900 RB Nmm = 132.300 Nmm

132.300
RB = 900

RB = 147 N

RA = 294 N – 147 N =147 N

Universitas Sumatera Utara


51

b. Menentukan kesetimbangan gaya dalam atau beban maks dengan sudah

mengetahui gaya yang terjadi pada beban RA dan RB. Mencari momen

yang terjadi pada titik C yang mana terdapat gaya yang bekerja yaitu H1

= 147 N dan terdapat jarak titik A menuju C sepanjang 300 mm.

∑Mc = RA x L AC

= 147 N x 300

= 44.100 N mm

c. Menentukan momen yang terjadi pada titik D yaitu dengan memasukkan

semua gaya yang terjadi mulai dari titik A ke titik D dan memasukkan

gaya yang terjadi pada gaya

∑Md = RA x LAC – H1 x 300

= 147 x 300 – 147 x 300

=0

d. Menentukan momen pada titik B dengan memasukkan semua gaya yang

terjadi mulai dari titik A sampai titik B dan memasukkan jaraknya

∑Mb = RA x LAB –H1 x LCB – H2 x LDB

= 147 x 900 – 147 x 600 – 147 x 300

= 132.300 - 88.200 – 44.100

Bahan yang digunakan adalah besi siku AISI 4340 STEEL dengan

dimensi 40 x 40 x 4 m.

Universitas Sumatera Utara


52

Dengan Momen Inersia:

Gambar 15. Dimensi Plat Besi Siku

A1 X1 = 22 A2 X2 = 2

(144) Y1 = 38 (160) Y2 = 20

Koordinat (Titik Berat)

1 A1 + 2 A2 3168 + 320
Absis (X) = = = 11,47
A1 + A2 144+160

1 A1 + 2 A2 5472 + 3200
Absis (Y) = = = 28,526
A1 + A2 144+160

X = 11,47

Y = 28,53

Perpindahan Titik Berat

Sumbu X Sumbu Y

a1 = 22 ‒ 11,47= 10,53 B1 = 38 ‒ 28,53 = 9,47

a2 = 2 ‒ 11,47 = 9,47 B2 = 20 ‒ 28,53 = 8,53

Universitas Sumatera Utara


53

Inersia Terhadap Sumbu X

bt3 bt3
Bagian 1 = Ix1 = + B12 A1 Bagian 2 = + b22 A2
12 12

40 (4)3 40 (4)3
= + (9,472) (144) = + (8,532) (160)
12 12

= 213,33 + 89,68 x 144 = 213.33 + 72,76 x 160

= 213,33 + 12.913,92 = 213,33 + 11.641,6

= 13.127,25 mm4 = 11.854,93 mm4

Ix = Ix1 + Ix2

=13.127,25 + 11.854,93

= 24.982,18 mm4

Inersia Terhadap Sumbu Y

tb3 tb3
Bagian 1 = Iy1 = + a12 A1 Bagian 2 = Iy2= + a22 A2
12 12

4 (40)3 4 (40)3
= + 10,532 x 144 = + 9,472 x 160
12 12

= 37.300,05 mm4 = 35.682,13 mm4

Iy1 + Iy2 = Iy1 + Iy2

= 37.300,05 + 35.682,13

= 72.682,18 mm4

 Jarak titik berat Y= 28,53

 Beban maksimum rangka (M maks) = 44.100 N mm

 Factor keamanan (sf) = 5

 Dengan tegangan tarik maksimum (σmaks) = 710 N/mm2

σ 710
 Tegangan ijin bahan (σijin) = maks = 5 = 142 N/mm2
fs

 Tegangan yang terjadi pada rangka

Universitas Sumatera Utara


54

Mmaks . y
σrangka =

44.100 N mm 28,53mm
= 24.982,18 mm

= 50,36 N/mm2

Jadi karena tegangan ijin ˃ tegangan rangka maka pemilihan besi profil

AISI4340 STEEL dengan dimensi 40x40x4 mm aman digunakan.

6. Persamaan untuk menentukan ukuran besar pulley:


Pulley motor = 2 inch

Pulley screw = 20 inch

N motor = 1450

N2 = ????

Maka :

N2 = (n1 : D2) x D1

N2 = (1450 : 20) x 2

N2 = 145 rpm

7. Untuk menentukan pulley putaran gearbox


Pulley tenaga masuk = 3 inch

Pulley tenaga keluar = 3 inch

Putaran motor (n1) = 1450 rpm

N2 = ????

Maka:

N2= (n1 : D2) x D1

N2 = (1450 : 3) x 3

N2= 1450

Sedangkan gearbox yang dipakai adalah ratio 1:30 maka untuk mendapatkn
putaran yang dihasilkan gearbox = = 48,33 rpm.

Universitas Sumatera Utara


55

Lampiran 3. Gambar Rancangan Alat

Universitas Sumatera Utara


56

Universitas Sumatera Utara


57

Universitas Sumatera Utara


58

Universitas Sumatera Utara


59

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai