Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK LAPANGAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI


SAWAH
Diklat Program P2BN Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Bandung Barat

Tanggal 11 – 13 November 2011

PUSAT PENNGEMBANGAN PELATIHAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
2011
PETUNJUK LAPANGAN
(PETLAP)
TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI
(Dengan Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Dan Sumber
Daya Terpadu(PTT)

A. DEFINISI
Petunjuk Lapangan (PETLAP) ini berisikan beberapa kompetensi
yang harus dilakukan dalam teknologi budidaya padi dengan teknologi
pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT). Adapun paket
teknologi PTT yang dilakukan dalam teknologi budi daya padi (on farm)
yaitu meliputi:
1. Varietas unggul baru spesifik lokasi
2. Benih bermutu dan berlabel/bibit sehat
3. Pengolahan tanah maksimum
4. Pemberian bahan organik
5. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) dan Tanam bibit 1-3
batang/rumpun
6. Pengaturan populasi tanaman optimum dengan sistem legowo
7. Pengairan secara efektif dan efisien
8. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara
tanah
9. Penyiangan dengan landak atau gasrok
10. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Petani diharapkan mampu mengadopsi dan menerapkan teknologi
budidaya padi sesuai dengan PTT untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas padi.

C. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Penggalian/wawancara

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. ATK
b. Komputer
c. Infocus
2. Bahan
a. Kertas HVS
b. Kertas Koran
c. Spidol
d. Blanko-blanko

E. TEMPAT
Kelompok Tani Girilaya 3 Kp. Cihideung Desa Sukakerti Kec.
Cisalak Kabupaten Subang.

F. WAKTU
4 x 45 menit (4 jam pelajaran)
G. LANGKAH KERJA
1. Isilah kolom pada hasil pengamatan (ya) bila sesuai dan (tidak)
bila tidak sesuai dengan komponen teknologi budidaya padi
sesuai PTT
2. Beri kesimpulan tentang teknologi budidaya padi yang
diterapkan di kelompok tani Girilaya 3.

Hasil
Komponen
Pengamatan
No Teknologi Uraian Kegiatan Alat Bantu
Tidak
Budidaya Sesuai
sesuai
1 Varietas  Varietas yang Hasil pengkajian adaptasi
unggul baru dianjurkan BPTP Jabar th 2010 :
spesifik lokasi memberikan Inpari 4 → 8 ton GKP/ha
peluang lebih Mekongga → 7,4 ton
besar untuk GKP/ha
mencapai Inpari 13 → 6,8 ton
target hasil GKP/ha
yang lebih
tinggi dengan
mutu beras
yang lebih
baik.
 Varietas yang
dianjurkan
telah
didasarkan
kepada hasil
pengkajian
spesifik lokasi,
pengalaman
petani, &
mempunyai
harga pasar
yang lebih
tinggi.
2 Benih  Benih bermutu
bermutu dan adalah benih
berlabel/bibit berlabel
sehat dengan tingkat
kemurnian
dan vigor yang
tinggi yang
diperoleh
melalui teknik
pengapungan
 Benih bermutu
menghasilkan
bibit yang
sehat dengan
perakaran
lebih banyak
akan tumbuh
lebih cepat,
lebih merata
dan lebih
tahan
terhadap
serangan
hama dan
penyakit.
Seleksi benih:
 Masukkan
benih ke
dalam ember
berisi air
garam 3%
dengan b.j.
1,18; aduk
untuk
memudahkan
pemisahan;
keluarkan
benih yang
terapung, cuci
benih yang
terbenam
 Tempatkan
benih terpilih
ke dalam
kantong kain
strimin
(longgar),
kemudian
rendam dalam
air hangat
 Tiriskan, air
dari kantong
kain keluarkan
dan letakkan
di tempat
hangat
 Seed treatment
bila diperlukan
3 persemaian  Olah tanah
dan
membenam
gulma
 Bajak
menggunakan
ternak, hand-
traktor, atau
cangkul
 Pupuk 20-40g
urea/m2
 Setelah lahan
digenangi dan
tanah lunak,
jadikan
melumpur
 Ratakan lahan
 Gali saluran di
pinggir untuk
drainase
4 Pengolahan  Sebarkan
tanah/persia bahan organik
pan lahan dan benamkan
gulma
 Bajak
menggunakan
ternak, hand-
traktor, atau
cangkul
 Setelah lahan
digenangi dan
tanah lunak,
jadikan
melumpur
 Ratakan tanah
 Gali saluran di
pinggir untuk
drainase

5 Penanaman Keuntungan
bibit muda, 1- teknik tanam
3 batang per pindah
rumpun menggunakan
bibit muda (< 21
hari) terletak
pada daya
toleransinya
menghadapi
stres akibat
pencabutan
bibit di
pesemaian,
pengangkutan
dan penanaman
kembali,
dibandingkan
dengan bibit
yang lebih tua
Bibit muda
mempunyai
bahan makanan
cadangan untuk
pertumbuhan
bibit pada
endosperm
benih dan kadar
nitrogen di
daun lebih
tinggi

6 Peningkatan  Peningkatan
populasi polulasi
tanaman tanaman dapat
dilakukan
dengan sistem
tanam pindah
legowo 2:1 dan
4:1 atau tegel
20x20 cm.
Kenapa
legowo?
 Efek tanaman
pinggir
 Turbulensi
udara
 Peningkatan
CO2
 Peningkatan
fotosintesa

7 Pengairan Menghemat
Berselang / pemakaian air
Pengairan 15-30%
Basah-kering tanpa
Berganti menurunkan
(PBkB) hasil panen

Pada saat
pembungaan,
pertahankan
ketinggian air
sekitar 3-5 cm.
AWD
dipraktekkan
mulai tanam
sampai satu
minggu sebelum
tanaman
berbunga.
Sawah baru
diairi apabila
kedalaman
muka air tanah
mencapai + 15
cm, diukur dari
permukaan
tanah. Hal ini
dapat diketahui
dengan bantuan
alat sederhana
dari paralon
belubang yang
dibenamkan ke
dalam tanah
8 Pemupukan Pemberian
hara pupuk
berdasarkan bervariasi antar
kebutuhan lokasi, musim
tanaman dan tanam, dan jenis
status hara padi yang
tanah/ digunakan.
pemupukan Pengaruh
hara spesifik spesifik lokasi
lokasi pemupukan
memberikan
peluang untuk
meningkatkan
hasil per unit
pemberian
pupuk,
mengurangi
kehilangan
pupuk, dan
meningkatkan
effisiensi
agronomi dari
pupuk.

9 Penyiangan Pengendalian
menggunakan gulma menjadi
landak/ sangat penting
gasrok menjelang 21
hari setelah
tanam.

10 Pengendalian Monitoring
OPT tingkat serangan
hama dan
infeksi penyakit
didasarkan
kepada
pengetahuan
ambang
ekonomi
pengendaliannya Ber Blas Busu Ha T
. Gejala cak k w u
serangan Cokl pelep ar n
dimonitor pada at ah Da g
pagi hari. un r
Ba o
kt
H. HASIL AKHIR
eri

Kriteria Penilaian
A = Tanpa Bimbingan
B = Sebagian Masih Memerlukan Bimbingan
C = Bimbingan Sepenuhnya

Anda mungkin juga menyukai