Anda di halaman 1dari 2

Gedung Kejaksaan Tinggi Riau

Kejati Riau Kantongi Calon Tersangka


Korupsi Proyek RSUD Bangkinang
BGN/BSTSelasa, 25 Mei 2021 | 11:46 WIB
BAGYNEWS.COM - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau telah
mengantongi identitas calon tersangka dugaan korupsi proyek
pembangunan ruang rawat inap tahap III di RSUD Bangkinang,
Kabupaten Kampar.  
 
"Jadi berdasarkan hasil ekspose (gelar perkara), intinya sudah
mengerucut, siapa-siapa yang menjadi saksi, dan siapa-siapa yang
menjadi tersangka," kata Asisten Intelijen Kejati Riau, Raharjo
Budi Kisnanto, Senin 24 Mei 2021. 
 
Namun Raharjo belum mau mengungkapkan, identitas siapa
orang paling bertanggungjawab atas penyimpangan kasus ini.
Alasannya proses penyidikan masih berjalan. "Kita tunggu
langkah selanjutnya," katanya. 
 
Dia menyebutkan, pihaknya sudah mengantongi audit
penghitungan kerugian negara. Keterangan saksi juga sudah
dikantongi, termasuk alat bukti lain. "Alat bukti sesuai 148
(KUHAP), yakni keterangan saksi, ahli sudah," ucapnya. 
 
Tidak lama lagi, kata Raharjo, pihaknya akan mengumumkan
tersangka. "Prosesnya tinggal setahap lagi untuk penetapan
tersangka. Siapa tersangkanya nanti kita umumkan," tutur
Raharjo. 
 
Raharjo mengisyaratkan, calon tersangka dalam kasus ini lebih
dari satu orang. "Yang jelas namanya tindak pidana korupsi tidak
mungkin dilakukan oleh satu orang," tegas Raharjo. 
 
Diketahui, perkara ini naik ke tahap penyidikan setelah tim jaksa
menemukan adanya peristiwa pidana dalam pengerjaan proyek
tersebut. Sejumlah pihak telah dimintai keterangannya, di
antaranya Asmara Fitrah Abadi. Direktur RSUD Bangkinang. Jaksa
penyidik juga memeriksa Direktur RSUD Bangkinang periode
2017-2019, Andri Justian, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Kampar, Musdar dan Ketua Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kampar, Surya
Darmawan. 
 
Selain itu, proses yang sama juga dilakukan terhadap Kepala
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kampar,
Edward, dan seorang anggota Pokja, Dicky Rahmadi. 
 
Dari informasi yang dihimpun, ada dua perusahaan ikut tender
pembangunan ruang rawat inap itu, yakni PT Gemilang Utama
Alen berlokasi di Kompeks Bumi Sudiang Permai Jalan Perum
Sudiang Raya Blok A 151 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Perusahaan ini mengajukan penawaran senilai
Rp46.492.675.038,79. 
 
Satu perusahaan lagi adalah PT Razasa Karya. Menariknya,
perusahaan itu kalah meskipun nilai penawarannya lebih rendah
dari PT Gemilang Utama Alen, yakni Rp39.745.062.802,42. 
 
Berdasarkan informasi, dalam pengerjaan proyek itu, PT
Gemilang Utama Alen menggandeng pihak lain atau meminjam
bendera perusahaan lain. Disinyalir, Surya Darmawan lah yang
mengerjakan proyek tersebut. 
 
Diketahui, proyek itu sesuai kontrak seharusnya selesai pada
akhir 2019. Namun hal itu tidak terwujud. Rekanan hanya mampu
menyelesaikan dengan progres 92 persen. 
 
Dilihat dari sisa kegiatan sebesar 8 persen lagi, itu bukan nilai
yang cukup besar. Namun dari informasi yang didapat, sejumlah
pekerjaan dengan nilai yang cukup besar masih tersisa. Seperti,
pemasangan satu dari tiga unit lift. Begitu juga dengan sejumlah
AC belum terpasang. 
 
Selain itu, sejumlah pekerjaan yang telah dilakukan dinilai asal-
asalan. Seperti, di bagian teras pintu utama gedung, dimana
pekerjaan belum selesai, seperti lantai, plafon serta tiang utama. 
 
Kemudian, ditemukan beberapa dinding ruangan disulap menjadi
tripleks dan beberapa lorong ditemukan plafon sudah rusak
parah banyak yang bocor digenangi air. Beberapa tiang utama
juga diketahui mengalami retak-retak. Kendati tidak selesai, saat
itu rekanan tidak dimasukkan dalam daftar hitam atau blacklist.
Hal itu baru dilakukan pada medio Agustus 2020. (bgy/ckp)

Anda mungkin juga menyukai