165080100111039
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, penulis
bisa menyelesaikan laporan praktikum dengan judul " Rencana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpada
Twp Sawo- Lahewa dan Laut di Kabupaten Nias Utara " sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Manajemen Sumberdaya Perairan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ,Universitas Brawijaya.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam penulisan laporan praktikum oleh karena keterbatasan
pengetahuan. Oleh karena itu apabila tedapat kesalahan dalam penulisan, penulis memohon maaf serta
menerima kritik dan saran yang membangun dan memiliki dampak yang baik terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
1.4 Waktu dan Tempat..........................................................................................2
2. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Profil Kegiatan.................................................................................................3
2.2 ELI.....................................................................................................................10
2.3 Akar Masalah.................................................................................................14
2.4 Matriks Perencanaan Program (MPP).......................................................15
2.5 Matriks Rincian Kerja (MRK).......................................................................18
3. PENUTUP...............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan....................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................19
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
I.PENDAHULUAN
The Coral Reef Rehabilitian and Management Program Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI)
merupakan lanjutan dari program COREMAP-II. COREMAP-CTI secara umum bertujan untuk
memperkuat kapasitas lembaga dalam konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang dan
ekosistem terkait (padang lamun dan mangrove) serta sumber dayanya. Program ini juga bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat pesisir untuk mengelola terumbu karang dan ekosistem terkait
secara berkelanjutan, dan melalui upaya-upaya tersebut, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pesisir. Pendekatan COREMAP-CTI dilakukan melaui sistem dukungan dari lembaga pemerintah ke desa-
desa pesisir untuk mempromosikan manajemen dan kontrol atas sumber daya pesisir secara
desentralisas.
Kajian DKP Nias Utara dengan Oseanografi LIPI tahun 2014 menunjukkan bahwa kegiatan
perikanan menggunakan peralatan atau bahan ilegal dapat berlangsung terus karena kurangnya
pengawasan di perairan laut dan kurangnya atau tidak konsistennya penegakan hukum (DKP Nias Utara,
2014). Menurut Sompotan (2016), pengelolaan pesisir bertujuan agar kerusakan pesisir dapat
dikendalikan dan tidak semakin meningkat, menciptakan perbaikan wilayah pesisir secara
optimal agar sumberdaya alam yang terkandung didalamnya berfungsi untuk menjamin
keseimbangan lingkungan pesisir dan memberikan manfaat masyarakat sekitar wilayah pesisir.
Dengan demikian, pengelolaan pesisir secara terpadu sangat diperlukan yang melibatkan para
masyarakat, akademisi, swasta dan lain-lain dengan prinsip keterpaduan kesetaraan dan
berkomitmen untuk menciptakan pengelolaan sumberdaya alam yang optimal dan
berkelanjutan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan ini adalah untuk
melatih keterampilan mahasiswa dalam menyusun rencana pengelolaan wilayah pesisir terpadu
1.3 Manfaat
wilayah pesisir Kabuoaten Nias Utara, sehingga dari permasalahan tersebut dapat digunakan
sebagai penentuan arah perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu di wilayah pesisir
pengelolaan wilayah pesisir terpadu yang dilaksanakan pada 15 April 2021 - 16 Mei 2021
Wilayah pesisir memiliki nilai strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan sekaligus merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap kerusakan
dan perusakan. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang bijaksana dengan menempatkan
kepentingan ekonomi secara proporsional dengan kepentingan lingkungan, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Konsep pengelolaan wilayah pesisir adalah fokus pada karakteristik wilayah
dari pesisir itu sendiri, dimana inti dari konsep pengelolaan pengelolaan wilayah adalah kombinasi dari
pembangunan adaptatif, terintegrasi, lingkungan, ekonomi dan sistem sosial. Strategi dan kebijakan
yang diambil didasarkan pada karakteristik pantai,, sumberdaya, dan kebutuhan pemanfaatannya. Oleh
karena itu dalam proses perencanaan wilayah pesisir, dimungkinkan pengambilan keputusan diarahkan
pada pemeliharan untuk generasi yang akan dating (pembangunan berkelanjutan)
EKSEKUTIF
4.Pembinaan
administrasi dan
aparatur
pemerintahan
No STAKEHOLDER TUPOKSI MASALAH Komponen
Masalah
daerah.
pemberdayaan 2. peneribatan
nelayan kecil dan SIUP yang masih
usaha kecil dipersulit
pembudidayaan ikan, ,sehingga banyak
penerbitan SIUP di pembudidayan
bidang yang tidak dapat
pembudidayaan ikan berkembang.
yang usahanya dalam
1 (satu) daerah
kabupaten,
pengelolaan dan
penyelenggaraan
Tempat Pelelangan
Ikan (TPI),
Pengelolaan
Pembudidayaan Ikan
dan Kelautan;
3. Pelaksanaan
administrasi Dinas
Perikanan Kabupaten
4.Pelaksanaan
evaluasi dan
pelaporan
pemberdayaan
nelayan kecil dan
usaha kecil
pembudidayaan ikan,
penerbitan SIUP di
bidang
pembudidayaan ikan
dan yang usahanya
dalam 1 (satu) daerah
kabupaten,
pengelolaan dan
penyelenggaraan
Tempat Pelelangan
No STAKEHOLDER TUPOKSI MASALAH Komponen
Masalah
LEGISLATIF
3. Pengawasan,
Kewenangan
mengontrol
pelaksanaan perda
dan peraturan lainnya
serta kebijakan
pemerintah daerah.
YUDIKATIF
perundang-undangan
LSM
3.Sebagai wadah
organisasi yang
No STAKEHOLDER TUPOKSI MASALAH Komponen
Masalah
menampung,
memproses,
mengelola dan
melaksanakan semua
aspirasi masyarakat
dalam bidang
pembangunan
terutama pada bagian
yang kerap kali tidak
diperhatikan oleh
pemerintah
AKADEMISI
SWASTA
MASYARAKAT
11. Tokos Adat suku Nias Ndawa 1. Menjaga taat adat 1. Kurangnya 1.Pendidikan
yang ada di kab. Nias tingkat pendidikan
Utara. dari toko adat di
Nias Utara
2. Menganyomi sehingga dari
masyarakat suku tahun ke tahun
Ndawa sebagai suku terjadi
nias mayoritas di kesenjangan
daerah Kab Nias komunikasi antara
Utara. kaula tua dan
3. Sebagai Penatua kaula muda.
yang memiliki suara
dalam pengambilan
keputusan di suku
Ndawa.
sehingga
mengakibatkan
kerusakan
lingkangan.
ELI ( Extention, Laverage dan Intensity ) adalah kriteria penilaian yang dipakai untuk menganalisis
masalah pokok yang menjadi bahasan utama di dalam rancangan perencanaan pengelolaan pesisir
terpadu. Penilaian tersebut akan dilakukan untuk setiap stakeholder . Tabel di bawah ini merupakan
penjelasan nilai dari ELI. Hasil dari pembobotan masalah tersebut akan menghasilkan kelas dari setiap
masalah yang ada. Masalah kategori rendah mendapat nilai 1 - 4. Kategori sedang memiliki nilai 6 - 12
dan kategori tinggi memiliki nilai 16- 64. Setelah mendapat poin dari setiap stakeholder , nilai yang
paling tinggi merupakan masalah yang akan dianalisis untuk menentukan akar masalahnya.
KRITERIA/ NILAI 1 2 3 4
Extention Bila seperempatan Bila setengah dari Bila tiga perempat Bila sebagian besar
(dampak/resiko ) dari jumlah manusia jumlah, luas wilayah dari jumlah ( seluruh) jumlah
, luas wilayah dan dan kebanyakan LH manusia, luas manusia ,luas
banyaknya yang terkena wilayah dan wilayah dan
komponen LH yang banyaknya banyaknya
terkena komponen LH yang komponen yang
terkena terkena.
Laverage Bila masalah ini Bila masalah ini Bila masalah ini Bila masalah ini
(Kaitan masalah) diatasi maka diatasi maka diatasi maka tiga fiatasi maka
seperempat setengah masalah perempat dari sebagian besar
masalah lain yang lain yang ada ikut masalah lain yang ( seluruh ) masalah
ada ikut teratasi teratasi ada ikut teratasi. lain yang ada ikuy
teratasi.
Intensity * Rendah * Tinggi
( frekuensi/ kaitan) * Berbalik *Tidak berbalik
* Tidak kumulatif * Kumulatif
Table 3. Profil masalah Extension, Laverage dan Intensity ( ELI )
EKSEKUTIF
1. Bupati Kabupaten Nias 1.Terhambatnya penyusunan kebijakan 2 3 1 6
Utara yang disebabkan oleh kondisi sosial ( Sedang)
masyarakat kabupaten Nias Utara.
2.Rancangan APBD yang kurang adil 2 3 4 24
dalam hal pendanaan terhadap kegiatan ( Tinggi )
dinas yang berkaitan dengan
pengelolaan pesisir di kab. Nias Utara
3.Koordinasi yang kurang antara bupati 2 3 4 24
dengan Dinas- dinas yang ada di kab. ( Tinggi )
Nias Utara, sehingga masih banyak
kewajiban daerah yang tidak
dilaksanakan secara optimal
2. Sekretariat Daerah Kab. 1. Koordinasi pelaksanaan tugas 2 2 4 16
Nias Utara terhadap lembaga- lembaga dibawah (tinggi)
naungan Kesekretariatan yang masih
kurang, sehingga kerjasama yang terjalin
antar lembaga kursng baik.
LEGISLATIF
YUDIKATIF
LSM
AKADEMISI
9. Fakultas Pertanian , masih banyak terjadi pemisahan- 1 1 4 4
Program Studi MSP pemisahan pelaksanan tupoksi dari (rendah)
universitas Sumatera pihak perguruan tinggi, dimana
Utara) pendidikan dilakukan oleh mahasiswa,
penelitian dilakukan oleh dosen dan
pengabdian masyarakat dilakukan oleh
pihak rektorat .
SWASTA
No. STAKEHOLDER MASALAH E L I TOTAL
Oseda Nias Surf Hotel Pengelolaan limbah dari hotel yang ada 2 2 1 4
10 disekitar pesisir yang kurang tepat (rendah)
sehingga mengakibatkan pencemaran .
Pencarian akar masalah berawal dari analisis pokok masalah. Pokok masalah
didapatkan dengan menggunakan metode ZOPP. Total nilai ELI yang tertinggi terdapat pada
kerusakan ekosistem terumbu karang memiliki total nilai ELI paling tinggi yaitu 36. Dari masalah
pokok tersebut dapat ditarik akar masalah seperti pada Gambar 1 berikut:
Peraturan tentang Penegakan hukum yang
Rendahnya kesadaran
pengelolaan limbah kurang tegas terhadap
masyarakat mengenai
yang kurang jelas. pelanggar aturan
pengelolaan limbah yang
pengelolaan limbah.
seharusnya.
Belum adanya evaluasi yang jelas sarana dan prasarana yang kurang Masih banyak peraturan
mengenai dampak yang terjadi akibat memadai dalam sistem pengelolaan yang tidak jelas
pengelolaan limbah / sampah yang buruk limbah di sekitar pesisir kab. Nias Utara
2.3 Matriks Perencanaan Program
terhadap kualitas perairan di kab. Nias
NamaUtara.
Program Rencana pengelolaan sumber daya pesisir
terpadu Twp Sawo-Lahewa dan Laut di
Kabupaten Nias Utara
Pembagian alokasi dana yang kurang
Instansi tepat.
Bupati Kab. Nias Utara
Kurangnya informasi DPRD Kab. Nias Utara
tentang kondisi limbah yang Dinnas Lingkungan Hidup kab. Nias Utara
Dinas Perikanan Kab. Nias Utara
ada di pesisir kab. Nias
Polres Kab. Nias Utara
Utara waktu
Jangka 5 tahun
Tujuan program Koordinasi belum terlaksana
Tercapainya denganpengetahuan
peningkatan baik antaraserta
semua stakeholder
kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan
pengelola pesisir dari pembentukan dasar hukum, alokasi limbah dana
di lingkungan pesisir demi tercapainya kelestarian
sampai implementasi kegiatan pengelolaan pesisir
ekosistem perairan pesisir
Dampak program 1. Pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan
limbah menjadi baik
2. Terjaga kualitas air di perairan pesisir kab. Nias
Utara
3. Terjaganya kelestarian ekosistem perairan pesisir .
Hasil program Membaiknya koordinasi pemerintah, lembag non
pemerintah maupun masyarakat dalam pengelolaan
wilayah pesisir di kab.Nias Utara