Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN BACK – UP SISTEM MENGGUNAKAN AUTOMATIC MAIN

FAILURE DI TAMAN WISATA MATAHARI

Oleh :
Rafly Dirgantara Putra Didik Notosudjono2) Hasto Soebagia3)
1)

ABSTRAK

Automatic Main Failure (AMF) merupakan sistem pengoperasian genset secara otomatis untuk
memback – up suplai daya utama yang berasal dari PLN apabila PLN mengalami gangguan atau
pemadaman. Penggunaan AMF ini dapat meningkatkan sistem keandalan dalam penyuplaian daya
secara berkelanjutan. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk kembali melayani beban dengan suplai
daya cadangan, yaitu genset cukup singkat. Prinsip dasar teknologi ini adalah dengan mengontrol sistem
pada pengalihan suplai daya dengan menggunakan Automatic Transfer Switch (ATS), untuk pengalihan
suplai daya dari PLN ke genset untuk memback – up beban darurat (emergency) dengan seting waktu
30 detik. Apabila suplai daya PLN mengalami gangguan / pemadaman, maka sistem AMF akan
memonitor gangguan suplai daya utama dan memberikan perintah untuk starting genset dengan waktu
7 detik. Back –up sistem yang digunakan, AMF menggunakan modul deep sea DSE6020 MKII dan
memperbaiki faktor daya dari 0,8 menjadi 0,98 sehingga daya bisa dimaksimalkan menjadi 98 KW.
Dan nilai jatuh tegangan pada kawat penghantar dengan rata – rata dibawah 5% dengan nilai jatuh
tegangan tertingi 4,25% sehingga masih memenuhi syarat berdasarkan standar PUIL 2011.

Kata Kunci : Automatic Main Failure (AMF), Back – up, PLN, Automatic Transfer Switch (ATS),
Emergency.

I PENDAHULUAN pemadaman. Sistem suplai daya yang baik


1.1 Latar Belakang harus mempunyai kriteria andal dan
Listrik merupakan suatu peranan penting berkelanjutan, untuk mendukung hal tersebut
dalam kebutuhan suplai daya untuk rumah, Taman Wisata Matahari harus diback-up
industri, hotel, pertokoan dan sebagainya. dengan sistem yang otomatis. Sitem back-up
Biasanya listrik dipasok dari PLN, tapi listrik otomatis akan sangat membantu suplai daya
dari PLN terkadang megalami gangguan listrik di Taman Wisata Matahari.
sehingga menganggu operasional. Untuk itu Sehubung dengan permasalahan tersebut
kontinyuitas suplai daya listrik sangat di atas maka penulis ingin mengganti sistem
dibutuhkan agar tidak mengganggu back-up yang sebelumnya manual menjadi
operasional, biasanya untuk menunjang sistem back-up otomatis yakni dengan
kontinyuitas tersebut dibutuhkan daya menggunakan sistem Automatic Main Failure
cadangan yang mana umum digunakan dengan (AMF).
back-up generator set (genset). (Zamtinah dkk,
2013) 1.2 Maksud dan Tujuan
Di Taman Wisata Matahari merupakan Maksud dan tujuan dari pembuatan tugas akhir
tempat rekreasi yang bergerak dalam bidang ini adalah :
pariwisata. Suplai daya listrik di Taman Wisata 1. Merencanakan suatu sistem otomatis
Matahari berasal dari catu daya PT. PLN dan pada saat terjadi gangguan pada penyediaan
diback-up oleh generator set (genset) dengan sumber listrik untuk mengetahui bagaimana
kapasitas 100 KVA. Sistem back-up keandalan dari sistem AMF berkerja.
menggunakan genset dengan tujuan untuk 2. Menunjang kegiatan pariwisata dengan
mensuplai daya listrik apabila PLN mengalami meminimalisir gangguan pada saat terjadi

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


pemadaman dari sumber listrik PLN dan catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya.
dialihkan ke genset tanpa memakan waktu Sedangkan ATS merupakan bagian dari AMF.
operasi yang cukup lama. (Santosa dkk, 2012)
3. Menganalisa serta memperhitungkan Pada gambar 2 berikut menunjukkan
perencanaan sistem AMF untuk diterapkan rangkaian dari AMF dengan tipe MA 0321:
pada sistem power back up dan (Robie, 2015)
membandingkannya dengan sistem yang
konvensional.

II TEORI DASAR
2.1 Umum
Pada umumnya untuk suatu aktivitas
yang seluruh kegiatannya tergantung kepada
sumber listrik (dunia industri), penyediaan
sumber daya listrik diklasifikasikan sebagai Gambar 2 Rangkaian AMF Tipe MA 0321
sumber pembangkit utama (main power) 2.4 Panel AMF - ATS
sekaligus sumber pembangkit listrik cadangan Panel AMF – ATS adalah panel listrik
(standby power). Keduanya harus ada, guna dengan fungsinya mengontrol sistem on atau
mendukung kontinyuitas aliran listrik yang off pada mesin genset dengan otomatis. Bila
diperlukan. (Seeley, 2012) listrik utama telah mengalami pemutusan pada
sumber dayanya dengan begitu panel kontrol
2.2 Sistem Back – Up Menggunakan menyalakan mesin genset dengan otomatis.
Genset Selain itu bila sumber listrik yang utama
Sumber daya siaga yang paling umum menyala lagi dengan begitu panel kontrol pun
adalah generator set (genset). Genset terdiri dari langsung otomatis mematikan mesin tersebut
mesin berbahan bakar atau diesel. Dalam pula. Pada gambar 3 menunjukan panel AMF –
layanan standby, genset selalu digunakan ATS:
dengan pengaturan saklar. Berikut gambar 1
menunjukan single line diagram pada sistem
back-up dengan menggunakan genset : (Kusko,
2003)

Gambar 3 Panel AMF - ATS


2.4.1 Selector Switch
Selector switch merupakan alat yang di
gunakan untuk memilih. Kerja dari selector
Gambar 1 Single Line Sistem dengan Back- switch yaitu menyambung rangkaian sesuai
up Genset dengan yang ditunjuk oleh tangkai selektor.
Pada gambar 4 di bawah menunjukan
2.3 Automatic Main Failure (AMF) komponen selector switch : (Suryawan dan
AMF merupakan alat yang berfungsi Sukmadi, 2013)
menurunkan down time dan meningkatkan
keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat
mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB)
atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


Gambar 4 Bentuk Fisik dan Simbol Selector off delay relay adalah relay yang reaksi
Switch kontaknya tertunda saat off. Pada gambar 7
2.4.2 Kontaktor Magnet berikut menunjukan bentuk dan konstruksi dari
relay: (Rasmini, 2013)
Kontaktor magnet / Magnetic Contactor
(MC) adalah sebuah komponen yang berfungsi
sebagai penghubung / kontak dengan kapasitas
yang besar dengan menggunakan daya
minimal. Sebuah kontaktor terdiri dari koil,
beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally Close (NC). Berikut pada Gambar 7 Time Delay Relay
gambar 5 menunjukan konstruksi serta bentuk 2.4.5 Alat Ukur
fisik dari kontaktor magnet : (Susanto, 2013) Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat
ukur sebagai berikut : (Suryawan dan Sukmadi,
2013)
1. Ampere meter
Ampere meter adalah alat untuk mengukur kuat
arus listrik dalam rangkaian tertutup. Pada
(a) (b) gambar 8 berikut menunjukan ampere meter
pada panel :
Gambar 5 (a) Kontruksi Kontaktor Magnet
(b) Bentuk Fisik Kontaktor Magnet
2.4.3 Pemutus Daya
Setiap sistem tenaga listrik dilengkapi
dengan sistem proteksi yang berfungsi untuk Gambar 8 Ampere Meter
mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan 2. Volt meter
sistem dan untuk mempertahankan kestabilan Volt meter merupakan alat untuk mengukur
sistem ketika terjadi gangguan. Dengan beda potensial dalam suatu rangkaian listrik.
demikian kontinyuitas pelayanan sistem dapat Pada gambar 9 berikut menunjukan volt meter
dipertahankan. Untuk menentukan kapasitas pada panel :
pemutus daya (circuit breaker) dapat diketahui
dengan menentukan arusnya, dan pada
umumnya nilai arus pemutus daya ditentukan
lebih besar dari pada beban. Berikut adalah
persamaan 1 dan 2: (Harten dan Setiawan,
Gambar 9 Ampere Meter
2002)
P
3. Frekuensi meter
Jika instalasi 1 fasa, maka : I = ...... (1) Frekuensi meter merupakan alat pengukur dari
V . cos φ
P frekuensi. Pada gambar 10 berikut menunjukan
Jika instalasi 3 fasa, maka : I =
V . √3 . cos φ
frekuensi meter pada panel :
..................................................................... (2)
Keterangan : I = Arus listrik (A)
P = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan listrik (V)
2.4.4 Time Delay Relay (TDR)
Gambar 10 Frekuensi Meter
Time Delay Relay (TDR) adalah relay
yang reaksi kontaknya tertunda. Ada dua jenis
yaitu tipe relay yaitu on delay relay dan off 2.5 Kawat Penghantar
delay relay. on delay relay yaitu relay yang Pada penggunaan panel listrik supaya lebih
reaksi kontaknya tertunda saat on. Sedangkan memperlancar akan pengaturan panel dalam

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


daya listrik yang dihasilkan, maka sebelumnya 2.6 Sistem Instalasi Listrik
harus mengetahui pula pada beberapa jenis Pada sistem instalasi listrik, instalasi
kabel yang digunakan. Dan berikut ini diantara penerangan tidak boleh dicampur dengan
jenis kabel yang biasanya digunakan pada
instalasi daya listrik, dengan tujuan
panel AMF – ATS : (Daryanto, 2010)
1. Kabel NYM merupakan salah satu jenis menghindari terjadinya variasi tegangan yang
kabel yang mempunyai inti lebih dari satu, cukup besar dan untuk memperpanjang umur
digunakan untuk instalasi listrik gedung atau pakai lampu – lampu pada sistem instalasi
bangunan yang langsung tertanam pada penerangan. Sistem instalasi listrik harus
dinding. Berikut gambar 11 merupakan kabel direncanakan dengan baik untuk menghindari
NYM sebagai berikut : dari jatuh tegangan (drop voltage) yang
memenuhi persyaratan secara teknis. Jatuh
tegangan yang diizinkan adalah sebagai
berikut: (Harten dan Setiawan, 2002)
1. 2% dari tegangan nominal pada instalasi
penerangan
Gambar 11 Kabel NYM
2. 5% dari tegangan noninal pada mesin –
2. Kabel NYY
mesin listrik
Kabel NYY juga dirancang untuk penggunaan
Untuk mengetahui nilai jatuh tegangan
didalam tanah ataupun berbagai kondisi seperti
pada suatu instalasi listrik maka digunakan
outdoor, kering atau basah. Berikut gambar 12
persamaan 4 berikut :
merupakan kabel NYY sebagai berikut:
ΔV = I . R .................................................... (4)
Keterangan : ΔV = Nilai turun tegangan (V)
I = Arus (A)
R = Tahanan (Ω)
Dan untuk mengetahui persentase nilai
Gambar 12 Kabel NYY
jatuh tegangan pada suatu instalasi listrik maka
3. Kabel NYAF
digunakan persamaan 5 berikut :
Kabel NYAF merupakan kabel fleksibel ΔV
sehingga cocok untuk digunakan pada jalus- Persentase turun tegangan = . 100% ..... (5)
V
jalur dengan banyak belokan. Berikut gambar Keterangan : ΔV = Nilai turun tegangan (V)
13 merupakan kabel NYAF sebagai berikut : V = Tegangan pada instalasi (V)

2.7 Perbaikan Faktor Daya


Faktor daya merupakan salah satu
indikator baik buruknya kualitas daya listrik. .
Gambar 13 Kabel NYAF Faktor daya didefinisikan sebagai
Berikut adalah persamaan 3 untuk perbandingan antara daya aktif dan daya
menentukan tahanan kawat penghantar untuk reaktif. Faktor daya disimbolkan sebagai cos φ.
instalasi listrik : (Ariska, 2011) Daya aktif adalah daya yang digunakan sistem
l untuk bekerja. Daya aktif pada instalasi 3 fasa
R=ρ ....................................................... (3)
A
dapat dihitung dengan persamaan 6 di bawah
Keterangan : R = Tahanan penghantar (Ω)
ini : (Alland dan Arfah, 2013)
𝜌 = Tahanan jenis penghantar
P = V . √3 . I . Cos φ , dimana S = V . √3 . I
(Ωm),
1 Sehingga, P = S . Cos φ ............................... (6)
dimana 𝜌 = x 10−6 (0,0175 
56,2 Keterangan : P = Daya aktif (Watt)
Ω m) S = Daya Semu (VA)
l = Panjang penghantar (m) V = Tegangan (V)
A = luas penampang (mm2 ) I = Arus(A)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


Cos φ = Faktor daya 3.2 Sumber Daya Listrik
Berikut adalah gambar 14 yang Pada Taman Wisata Matahari sumber
menunjukan hubungan segitiga daya dalam daya listriknya menggunakan 2 sumber
sistem instalasi listrik arus AC: penyuplaian, yaitu:
1. Sumber daya listrik PLN sebagai sumber
utama (mains) dengan kapasitas 149,692 KVA
dan tegangan 380/220 V. Suplai daya listrik
PLN berasal dari gardu distribusi yang terletak
di Cilember dan tidak terlalu jauh dari Taman
Wisata Matahari
2. Genset sebagai daya cadangan. Pada
Gambar 14 Segitiga Daya
Taman Wisata Matahari, genset yang
Sebuah kapasitor daya atau yang dikenal
digunakan terdiri dari 3 tipe dengan kapasitas
dengan nama kapasitor bank harus mempunyai
yang berbeda yaitu 50 KVA, 60 KVA dan 100
daya Qc yang sama dengan daya reaktif dari
KVA. Namun genset yang digunakan untuk
sistem yang akan diperbaiki faktor dayanya.
back – up beban operasional hanya genset
Besarnya daya reaktif yang diperlukan untuk
dengan kapasitas 100 KVA.
mengubah faktor daya dari cos φ1 (awal)
Pada gambar 16 di bawah ini
menjadi cos φ2 (yang ingin dicapai) dapat
menunjukan single line diagram back – up
ditentukan dengan persamaan 7 berikut:
sistem di Taman Wisata Matahari : (Sumber:
(Anwar, 2013)
Taman Wisata Matahari)
Q C = P x (tan φ1 − tan φ2 ) ...................... (7)
Keterangan : Qc = Daya reaktif kapasitor bank
(KVAR)
P = Daya aktif (Watt)
φ1 = Nilai faktor daya sebelum
perbaikan
φ2 = Nilai faktor daya sesudah
Perbaikan

III LOKASI DAN BACK UP SISTEM DI


TAMAN WISATA MATAHARI
3.1 Informasi Umum Wilayah Penelitian
Taman Wisata Matahari dibangun di atas
lahan seluas 16,5 hektar. Secara geografis
Taman Wisata Matahari Cisarua Puncak Bogor
terletak diantara 106°91'84.7" BT dan Gambar 16 Single Line Diagram Back – Up
6°65'70.1" LS. Berikut ini adalah letak lokasi Sistem
Taman Wisata Matahari dapat dilihat pada
gambar 15 bawah ini : 3.3 Spesifikasi Genset Yang Digunakan
Dalam back – up sistem operasional di
Taman Wisata Matahari unit genset yang
digunakan hanya 1 dengan kapasitas 100 KVA
dengan merk KHD Deutz. Berikut adalah tabel
1 menunjukkan spesifikasi dari genset 100
KVA:

Gambar 15 Lokasi Taman Wisata Matahari

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


Tabel 1 Data Genset 100 KVA Dari tabel 2 di atas maka total
keseluruhan beban adalah 120,11 KW, tapi
untuk beban yang back – up oleh genset hanya
beban emergency saja. Beban dari 120, 11 KW
ini merupakan suplai dari PLN dengan daya
terpasang 149,692 KVA dengan faktor daya
nya 0,8. Total pembebanan emergency adalah
60,11 KW. Maka genset 100 KVA hanya
digunakan untuk memback – up beban
operasional Taman Wisata Matahari dengan
kapasitas beban 60,11 KW.
Sumber : Taman Wisata Matahari

Berikut ini adalah gambar 17 yang IV ANALISA PERENCANAAN BACK


menunjukkan bentuk fisik dari genset: UP SISTEM MENGGUNAKAN
(Sumber: Taman Wisata Matahari) AUTOMATIC MAIN FAILURE
4.1 Perencanaan Sistem AMF
Dalam perencanaan back – up sistem di
Taman Wisata Matahari merupakan suatu
percontohan yang tidak menutup kemungkinan
jika dikemudian hari akan dijadikan pedoman
dalam pemasangan sistem back – up daya untuk
beban operasional secara otomatis dengan
Gambar 17 Genset KHD Deutz 100 KVA menggunakan sistem AMF.
4.1.1 Modul deep sea DSE6020 MKII
3.4 Beban Operasional Taman Wisata Untuk mengontrol switch atau ATS pada
Matahari sistem AMF di Taman Wisata Matahari,
Pada Taman Wisata Matahari terdapat menggunakan modul deep sea dengan tipe
beban operasional di suplai daya dari PLN dan DSE6020 MKII. Dengan menggunakan modul
mendapat back – up dari genset dengan deep sea dengan tipe DSE6020 MKII ini selain
kapasitas 100 KVA. Sistem pembebanan dapat mengontrol switch pada ATS, modul ini
operasional pada Taman Wisata Matahari di dapat memonitoring tegangan pada PLN,
bagi menjadi 2 prioritas, yaitu pembebanan genset, arus pada beban serta bahan bakar dari
emergency dan pembebanan non – emergency. genset dan kecepatan putar mesin genset. Pada
Pada tabel 2 berikut menunjukan pembebanan gambar 18 dan 19 berikut menunjukan bentuk
operasional di Taman Wisata Matahari: fisik dari modul deep sea DSE6020 MKII dan
Tabel 2 Beban Operasional Taman Wisata juga partisinya: (Sumber: Katalog DSE6020)

Gambar 18 DSE6020 MKII


Berikut adalah gambar 19 yang menunjukan
partisi dari modul deep sea DSE6020 MKII :
(Sumber: Katalog DSE6020)
Sumber : Taman Wisata Matahari

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


suplai daya yang terjadi. Berikut adalah gambar
20 yang menunjukan flow chart / aliran diagram
dari kinerja modul deep sea DSE6020 MKII:
(Sumber: Hasil Analisis)

Gambar 19 Partisi DSE6020 MKII


Pada gambar 19 di atas dapat di jelaskan
pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3 Partisi Modul Deep Sea DSE6020
MKII
Partisi Keterangan
Untuk menghubungkan modul
dengan PC, terkadang operator
USB Port
ingin memantau melalui PC tanpa
harus ke ruang panel.
Berbagai macam inputan yang
Configurable inputs dapat dikonfigurasi, seperti setting
timer dsb.
Partisi ini merupakan keluaran dari
relay, dan relay – relay ini Gambar 20 Flow Chart / Skema Kerja
terkoneksi terhadap perintah yang
DC outputs
sudah terprogram oleh modul. Dan
DSE6020 MKII
output dari partisi ini ke indikator Pada gambar 20 di atas dapat
lampu. dijelaskan sebagai berikut :
Merupakan inputan dari masing –
Analogue sensor /
masing sensor yang ingin 1. Start. Suplai daya PLN normal dan tidak
digital inputs
dimonitoring pada modul. mengalami gangguan. ATS PLN on sedangkan
Sebagai tombol pemutus sirkuit ATS genset off, dan beban disuplai dari PLN di
apabila terjadi kesalahan –
Emergency stop tandai dengan indikator PLN on. Modul deep
kesalahan fatal pada
pengoperasian. sea DSE6020 MKII dalam kondisi auto
Suplai daya listrik dari baterai
DC power supply 8 – (standby).
terhadap modul dengan taraf
35 V 2. Ketika PLN mengalami pemadaman atau
tegangan 8 – 35 VDC.
Memonitoring inputan tegangan hilang 1 fasa maka modul deep sea DSE6020
Mains (utility) sensing dari sumber daya utama (PLN) per
masing – masing fasa.
MKII akan mendeteksinya dan timer 1 dan 2
Memonitoring arus beban, mulai menghitung dan genset memulai
Generator / load
current
biasanya terkoneksi oleh alat ukur pemanasan (pre - heating). Bersamaan dengan
ampermeter.
Memonitoring inputan tegangan
ini lampu indikator PLN off.
Generator sensing dari sumber daya cadangan 3. Setelah genset melakukan pemanasan
(genset) per masing – masing fasa. (pre – heating) selama 7 detik maka genset akan
Pemanasan / pre – heating pada
Charge alternator
alternator.
starting.
Relay yang berperan untuk starting 4. Setelah genset on, maka modul deep sea
Fuel & start outputs
awal genset. DSE6020 MKII akan memindahkan suplai
Electronic engines & Sensor kecepatan putar pada mesin
magnetic pick up genset. daya sehingga ATS PLN off dan ATS genset on
Sumber : Katalog DSE6020 dalam waktu 30 detik dan beban dilayani oleh
4.1.2 Analisa kondisi suplai daya terhadap suplai daya dari genset ditandai dengan
sistem AMF indikator genset on.
Untuk mengoptimalkan kinerja dari 5. Jika kurang dari 30 detik PLN kembali
sistem AMF terhadap suplai daya ke beban on maka modul DSE 6020 MKII akan mereset
maka perlu diperhatikan beberapa kondisi dari timer 3 sehingga menghentikan perhitungan

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


demi keamanan jaringan (safety). Dalam = 80.000 x (tan 36,86 − tan 21,56)
keadaan ini ATS PLN masih close (on) = 80.000 x (0,749 − 0,202)
sehingga beban kembali di layani oleh suplai = 80.000 x (0,547)
daya PLN. Selain itu timer 4 bekerja untuk = 43.760 VAR
mulai menghitung agar genset pendinginan = 43,76 KVAR
(cooling down) dan kembali off. Berdasarkan perhitungan di atas maka
6. Jika genset lebih dari 3x tidak on maka kapasitas dari kapasitor bank yang dibutuhkan
modul DSE 6020 MKII kembali mereset timer untuk memperbaiki faktor daya 0,8 menjadi
2 untuk kembali starting genset hingga on demi 0,93 adalah 43,76 KVAR. Berdasarkan dengan
keamanan jaringan (safety). nilai kapasitor bank yang tersedia dipasaran
7. Jika PLN tidak on dalam waktu yang maka menggunakan 2 buah (2 step) kapasitor
cukup lama maka beban emergency akan tetap bank dengan kapasitas 20 dan 25 KVAR.
dilayani oleh suplai daya dari genset. Kapasitor bank disetting secara otomatis
8. Jika PLN on kembali maka modul DSE dengan menggunakan power factor controller.
6020 MKII akan mendeteksi tegangan PLN Dengan power factor controller ini maka nilai
sehingga timer 3 menghitung selama 30 detik cos φ akan konstan pada 0,98.
untuk memindahkan suplai daya sehingga ATS 4.2.2 Suplai daya untuk beban operasional
PLN on dan ATS genset off dan beban dilayani Dengan perbaikan faktor daya, maka
oleh suplai daya dari PLN ditandai dengan daya yang dapat dimaksimalkan oleh genset
indikator PLN on dan indikator genset off. dapat dihitung dengan perasamaan 4:
9. Setelah itu genset akan pendinginan P = V . √3 . I . Cos φ
(cooling down) dan kembali off. = S . Cos φ
10. Setelah proses berakhir maka modul = 100.000 x 0,98
DSE 6020 MKII tetap dalam kondisi siaga = 98.000 Watt
(standby). = 98 KW
Maka daya yang dimaksimalkan dan
4.2 Perencanaan Panel AMF Dengan dapat disuplai dari genset untuk melayani beban
Genset 100 KVA operasional Taman Wisata Matahari adalah 93
Perencanaan sistem AMF di Taman KW. Dengan ini perencaan back – up sistem
Wisata Matahari dengan kapasitas genset 100 yang tadinya hanya melayani emergency
KVA maka memerlukan 1 panel khusus untuk sebesar 60,11 KW dapat dimaksimalkan.
sistem kontrol antara inputan dari suplai daya Berikut adalah tabel 4 yang menunjukan
utama ataupun cadangan, modul AMF dan juga perubahan dengan menambahkan beban pada
sistem interlock ATS. back – up sistem dengan genset 100 KVA.
4.2.1 Perbaikan faktor daya Tabel 4 Perencanaan Beban Operasional
Demi memaksimalkan back – up sistem Taman Wisata Matahari
pada Taman Wisata Matahari maka perlu
dilakukan upaya untuk memberbaiki faktor
daya / nilai cos φ. Nilai cos φ sebelumnya ialah
0,8 dan nilai cos φ yang diinginkan ialah 0,98.
Untuk memperbaiki faktor daya maka
dilakukan dengan cara kompensasi daya reaktif
atau dengan memasang kapasitor bank pada
panel AMF. Untuk mengetahui kebutuhan dari
kapasitor bank tersebut maka dilakukan
perhitungan berdasarkan pada persamaan 7
berikut:
Q C = P x (tan φ1 − tan φ2 ) Sumber; Hasil Analisis

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


Maka pada perencanaan back – up sistem daya cadangan hanya untuk melayani beban
untuk beban operasional Taman Wisata emergency (darurat) saja. Selain itu dengan
Matahari dengan suplai daya 98 KW hampir merencanakan panel AMF ini maka
semua di back – up kecuali beban di lokasi penggunaan ohm saklar secara manual tidak
Javanis 1. lagi diperlukan. Sehingga penggunaan panel
4.2.3 Penentuan kapasitas ATS AMF ini jauh lebih efisien dari kondisi manual
Dalam perencanaan panel AMF perlu yang ada sekarang. Sistem interlock dengan
juga menentukan nilai arus pada ATS nya. Nilai menggunakan MCCB motorized dengan
arus ini dapat dihitung dengan menggunakan kapasitas 160 A menambahkan sistem
persamaan 2 sebagai berikut : keamanan dari panel AMF, yang mana
P kunciannya menjadi berlapis sehingga resiko
I=
V . √3 . cos φ
98000
tumbukan antara suplai daya PLN dan genset
= sangat kecil sekali. Dan ditambah dengan
380 . √3 . 0,98
= 151, 93 A. menggunakan kapasitor bank sehingga suplai
Dengan demikian maka ATS dengan daya beban operasional menjadi optimal.
MCCB yang digunakan sesuai dengan yang di
pasaran yaitu 160 A. Berikut adalah gambar 21 4.3 Dana Investasi Untuk Perencanaan
MCCB yang digunakan untuk perencanaan Back Up Sistem Menggunakan Modul
panel AMF: (Sumber: Schneider Katalog) Deep Sea DSE6020 MKII Di Taman
Wisata Matahari
Berdasarkan perencanan back – up
sistem yang membutuhkan panel beserta
komponennya maka nilai investasi dapat
diketahui dan dapat dilihat pada tabel 5 di
bawah ini dimana disesuaikan dengan harga
yang beredar di pasaran.
Gambar 21 MCCB Motorized Tabel 5 Spesifikasi Harga Di Pasaran Panel
Berikut adalah gambar 22 yang AMF – ATS
menunjukan single line pada perencanaan panel Panel AMF - ATS
AMF : (Sumber: Hasil Analisis) No. Nama Perangkat Qty
Box Panel 1200 x 700 x 600
To Non - Emergency Load 1. 1 unit
(free standing)
Panel AMF
MCCB Motorized Schneider
2. 2 unit
Sambungan Daya
160 A Electric
149,692 KVA

PLN
APP
R S T

A A A
3. MCCB Scneider 50 A 1 unit
380/220 V
V
Hz
Automatic
SS
MCB Schneider Electric 3
Transfer Switch
4. 4 unit
MCCB
160 A
fasa 2 A
DSE60020
MKII 200 / 5 A To Emergency Load
5. Battery Charger 24 V / 7,5 A 1 unit
MCCB
160 A MCCB

Genset 100 KVA


50 A
Module Deep Sea DSE6020
C 6. 1 unit
Diesel `
G C
25 KVAR
MKII
`

20 KVAR

R S T ARPF O ON
O OFF
O START
O STOP
O FAULT
7. Relai Omron MY2 7 unit
Kapasitor
Bank
Metering (CT, Amperemeter,
7. Voltmeter, Frekuensimeter) 1 set
Gambar 22 Single Line Panel AMF CIC
Pada gambar 22 di atas dapat dilihat 8. Terminal Block 4P 200 A 1 set
panel AMF dengan menggunakan modul deep 9. Pilot Lamp And Push Button 1 set
sea DSE6020 MKII. Pada panel AMF suplai Harga Rp. 30.000.000,-

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


Sumber: Hasil Analisis = 1,21%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka harga Maka setelah diperhitungkan jatuh tegangan
1 set panel AMF – ATS untuk back – up sistem pada masing – masing beban, hasil perencanaan
secara otomatis di Taman Wisata Matahari back – up sistem untuk beban operasional di
adalah Rp. 30.000.000,- Taman Wisata Matahari dapat dilihat pada tabel
6 di bawah ini:
4.4 Analisa Jatuh Tegangan pada Masing Tabel 6 Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan
– Masing Beban Pada Beban Operasional Taman Wisata
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat beban Matahari
operasional Taman Wisata Matahari yang di
back – up menggunakan genset 100 KVA
dengan total daya beban operasional 90,11 KW.
Pada pendistribusian beban, suplai daya
diallirkan melalui tiang – tiang listrik dengan
kawat penghantar NYY dengan ukuran 70
mm2 . Untuk mengetahui jatuh tegangan dan
pemilihan diameter yang tepat pada saluran
kawat penghantar pada masing – masing beban
maka dapat diperhitungkan dengan
menggunakan persamaan (1) untuk mengetahui
arus pada beban jika saluran 1 fasa, persamaan
(2) untuk mengetahui arus beban jika saluran 3 Sumber: Hasil Analisis
fasa dan juga menggunakan persamaan (3), (4)
dan (5). Berikut adalah perhitungan jatuh V KESIMPULAN DAN SARAN
tegangan pada kawat penghantar masing 5.1 Kesimpulan
masing beban : Setelah melakukan analisis pada bab
1. Office sebelumnya, perencanaan back – up sistem
Untuk sistem instalasi office panjang dengan menggunakan sistem AMF didapatkan
penghantarnya dari outgoing panel AMF – ATS beberapa kesimpulan sebagai berikut:
adalah 50 m dan luas penampang kawat 1. Setingan timer untuk modul deep sea
penghantar 2 x 6 mm2 . Instalasi office DSE6020 MKII dalam perpindahan suplai daya
merupakan saluran 1 fasa, maka arus yang untuk melayani beban dibutuhkan waktu 30
dapat ditentukan ialah : detik.
P
I= 2. Pada perbaikan faktor daya nilai cos φ
V . cos φ
3930 dapat dimaksimalkan dari 0,8 menjadi 0,98
= = 19,20 A, maka dengan menggunakan 2 buah kapasitor bank
220 . 0,93
menggunakan MCB 20 A berkapasitas 20 dan 25 KVAR untuk kebutuhan
Tahanan penghantarnya ialah : 43,76 KVAR yang dipasang pada induk panel
l (global compesation).
R=ρ
A
50 3. Setelah dilakukan perbaikan faktor daya
= 0,0175 x 10−6 = 0,14 Ω maka daya yang dapat dimaksimalkan adalah
6 x 10−6
Jatuh tegangannya (ΔV) ialah : 98 KW, untuk back – up beban dengan
ΔV = I . R kapasitas 90,11 KW. Untuk beban yang tidak di
= 19,20 x 0,14 = 2,68 V back – up hanya beban Javanis 1 karena beban
Persentase turun tegangannya ialah : tersebut terlampau besar dan kapasitas dari
ΔV
= . 100% genset itu sendiri tidak mencukupi.
V
2,68
= . 100%
220

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10


4. MCCB yang digunakan sebagai Volume 8 no 2. (hlm. 251 – 265). Jawa
pemindah suplai daya untuk melayani beban Tengah.
adalah 160 A karena arus yang mengalir Santosa, R. E. dkk. 2012. “Pembuatan Sistem
bernilai 151,93 A. Catu Daya Dengan Automatic Main
5. Jatuh tegangan pada masing – masing Failure Untuk Ruang Pertemuan Gedung
beban di bawah 5% dengan menentukan luas – 71 ”. Jurnal PRIMA ISSN 1411-0296
penampang dari kawat penghantarnya Volume 9 No. 2 (hlm. 79 - 85). Serpong.
berdasarkan standar PUIL 2011. Seeley, N. C. 2012. Advances in Generator
5.2 Saran Control and Automatic Synchronization
Setelah dilakukannya perencanaan dan analisa, – Eliminating the Need for Standalone
adapun saran yaitu sebagai berikut: Synchronization Systems. London: 59th
1. Untuk perbaikan faktor daya, dapat Annual Petroleum and Chemical
digunakan 3 hingga 5 buah step kapasitor bank Industry Technical Conference.
agar lebh efisien. Suryawan, Maman dan T. Sukmadi. 2013.
2. Jatuh tegangan pada beban kedai sunda “Perakitan Dan Pengujian Panel
masih bisa dikurangi dengan mengganti luas Automatic Transfer Switch (ATS) –
penampang kabel yang lebih besar, meskipun Automatic Main Failure (AMF) Produksi
jatuh tegangan tersebut masih ditoleransi. PT Berkat Manunggal Jaya”. (hlm. 1 –
10). Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Susanto, E. 2013. “ Automatic Transfer
Allan, K dan E. Arfah Z. 2013. “Perancangan Switch”. Jurnal Teknik Elekro Volume 5
Kebutuhan Kapasitor Bank Untuk No 1 (hlm. 18 – 21). Semarang.
Perbaikan Faktor Daya Pada Line Mess Zamtinah, dkk 2013. “Developing Unit Of
1 Di PT Bumi Lamongan Sejati”. Jurnal Automatic Main Failure (AMF) Power
Teknik Elektro (hlm. 29 – 35). Surabaya. System”. (hlm. 1 - 8). Yogyakarta.
Anwar, M. K. 2013. “Metode Perbaikan Faktor
Daya Menggunakan Kapasitor Bank PENULIS
Untuk Mengurangi Daya Reaktif Untuk
Peningkatan Kualitas Daya Listrik Pada 1) Rafly Dirgantara
Industri”. Jurnal Teknik Elektro (hlm. 1– Putra, S.T.
9). Bandung. Alumni (2018) Program
Daryanto. 2000. Teknik Pengerjaan Listrik. Studi Teknik Elektro
Jakarta: Bumi Aksara. Fakultas Teknik
Harten, P. V dan E. Setiawan. 2002. Instalasi Universitas Pakuan
Listrik Arus Kuat Jilid 1, 2 dan 3. Bogor.
Bandung: Bina Cipta.
Kusko, A. 2003. Emergency / Standby Power
System. New York: McGraw – Hill Book
Company. 2) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono., M. Sc.
Rasmini, N. W. 2013. “ Panel Automatic Selaku Dosen dan Guru Besar Program Studi
Transfer Switch (ATS) – Automatic Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Main Failure (AMF) Di Perumahan Pakuan Bogor.
Direksi BTDC”. Jurnal Logic Volume 13 3) Dr. Ir. Hasto Soebagia, M.Eng.
No 1 (hlm. 16 – 22). Bali. Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Robie, R. 2015. “Usulan Penerapan Reliability Teknik Universitas Pakuan Bogor.
Centered Maintenance Pada Fasilitas
Power PT. H3I Untuk Peningkatan
Ketersediaan Jaringan”. Jurnal PASTI

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11

Anda mungkin juga menyukai