Anda di halaman 1dari 25

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI

RSUD dr. H. SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN

3.1 Latar Belakang x

RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo adalah Rumah Sakit milik pemerintah

Kabupaten Pamekasan yang beroperasi sejak tahun 1937. Awalnya berada di

jalan kesehatan no 3 – 5 dengan status tipe C plus. Sejak tanggal 19 Desember

2007 secara resmi menempati gedung baru di jalan Raya Panglegur No.4

Pamekasan dengan status tipe B non pendidikan. Rumah Sakit Umum Daerah

dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan adalah unsur pendukung atas

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang pelayanan kesehatan dituntut

untuk memberikan pelayanan Prima dan Paripurna pada masyarakat dengan

terus meningkatkan mutu pelayanan.

RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo merupakan Rumah Sakit rujukan bagi

pasien di luar Kabupaten Pamekasan, maka akhirnya Departemen Kesehatan RI

memberikan bantuan dana pembangunan gedung rumah sakit baru maka

dibangunlah Rumah Sakit terbesar di Madura di tanah milik Dinas Peternakan

Propinsi Jawa Timur. Impian masyarakat Pamekasan pada khususnya dan

Madura pada umumnya untuk mempunyai Rumah Sakit dengan fasilitas dan

pelayanan terbaik dan terlengkap terwujud.


Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan

Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

BLUD, RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan ditetapkan sebagai pola

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status

penuh berdasarkan Keputusan Bupati Pamekasan Nomor : 188.45/554/031/2010

tanggal 31 Desember 2010.

Tujuan Rumah Sakit dijadikan BLUD adalah untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam

pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta

penerapan praktek bisnis yang sehat.

Dalam melaksanakan tugas RSUD menyelenggarakan fungsi pelayanan

medis, pelayanan penunjang, pelayanan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan,

manajemen sumber daya manusia, ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

3.2 Tujuan, Nilai, Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit


3.2.1 Tujuan
Terwujudnya kualitas pelayanan kesehatan yang prima dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3.2.2 Nilai
Yang menjadi nilai (value) RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten
Pamekasan dalam wujud 5 budaya kerja.
1. Saling mendukung walaupun beda persepsi
2. Menghargai / menghormati masing-masing profesi dalam menjalankan
pekerjaan
3. Profesional, jujur dan disiplin dalam bekerja
4. Melayani dengan sentuhan hati nurani
5. Mengutamakan kepentingan pelanggan
3.2.3 Visi
Terwujudnya rumah sakit yang menyenangkan dan terdepan dalam pelayanan
masyarakat, pendidikan, dan penelitian.
3.2.4 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, bermutu dan terjangkau
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang bermutu.
3.2.5 Motto
“Kesehatan penderita akan senantiasa kami utamakan”
“Kesembuhan penderita adalah kebahagiaan kami”
3.3 Tata Ruang
Berikut denah RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Gambar. Denah RSUD Pamekasan


3.4 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan terdiri dari :

A. Direktur

B. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :

1. Bagian Tata Usaha

a. Sub. Bag. Umum dan Perbekalan

b. Sub. Bag. Personalia dan Hukum

c. Sub. Bagian Pengembangan SDM

2. Bagian Keuangan

a. Sub. Bag. Akuntansi

b. Sub. Bag. Verifikasi dan Pembendaharaan

3. Bagian Perencanaan dan Program

a. Sub. Bag. Penyusunan Program

b. Sub. Bag. Rekam Medik dan Informasi Medik

c. Wakil Direktur Medik

1. Bidang Pelayanan Medik

a. Seksi IGD dan Rawat Jalan

b. Seksi Pelayanan Rawat Inap dan Intensif

2. Bidang Pelayanan Perawatan

a. Seksi Tenaga Keperawatan

b. Seksi Asuhan dan Mutu keperawatan


3. Bidang Pelayanan Penunjang Medik

a. Seksi Pelayanan Penunjang Medik

b. Seksi Pelayanan Farmasi


Struktur Organisasi

BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIS DAERAH

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL DIREKTUR


KOMITE MEDIK Dr. FARID ANWAR
KOMITE KEPERAWATAN
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
KOMITE PENUNJANG MEDIK

WAKIL DIREKTUR UMUM WAKIL DIREKTUR MEDIK


DAN KEUANGAN Dr. Mazhar
Daeng Ali Taufiq. SKM.

BAGIAN TATA USAHA


BAGIAN BAGIAN PROGRAM BIDANG BIDAN PELAYANAN
Drs.Ec. Arrachman S. BIDANG PELAYANAN
KEUANGAN PERENCANAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
SUB BAGIAN UMUM PENUNJANG MEDIK
DAN PERBEKALAN Ike Handayani, SKM, MEDIK Hidayat, AMK, SH,
SUB BAGIAN MM Dr Sri Ayudaningsih DAN FARMASI
R. Abdul Kadir D.,S.Sos, M.Si
AKUNTANSI SUB BAGIAN A. Apt R.Moh Ramadhan
SUB BAGIAN SIE TENAGA
PENYUSUNAN SIE GAWAT KEPERAWATAN P.Ssi.Amm
PERSONALIA DAN
SUB BAGIAN PROGRAM DAN DARURAT DAN Abdullah, S.Kep.Ns SIE PELAYANAN
HUKUM
PERSOVERIFIK LAPORAN RAWAT JALAN SIE BIDAL, ASUHAN PENUNJANG MEDIK
Drs, Syamsul Hidayat
ASI DAN Indah Sari Murniatti, Badrul Kamar, S.Kep DAN MUTU
Yunus R. Media Azazi, S.Gz
PERBENDAHAR SKM SIE PELAYANAN KEPERAWATAN
SUB BAGIAN SIE PELAYANAN
AAN SUB BAGIAN RAWAT INAP DAN Samsul Hidayat,
PENGEMBANGAN FARMASI
Rumtini REKAM MEDIK DAN RAWAT INTENSIF S.Kep.Ns
SDM Khairul amin S.Kep.Ns
Nurwiyono, S.kep INFORMASI MEDIK Cahyono Mauladi,
Slamet Urip, SH S.Kep

STAF MEDIK
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN INSTALASI
INSTALASI FUNGSIONAL
FUNGSIONAL
3.4 Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo

Instalasi Farmasi dipimpin oleh Kepala Instalasi yang berada di bawah

koordinasi Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Medik dan Farmasi serta

bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan Medis.

Berdasarkan Perda No.15 Tahun 2008, Instalasi Farmasi bertugas

melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang meliputi pembuatan,

pengendalian mutu sediaan farmasi, penyimpanan dan distribusi obat,

pengelolaan obat, pelayanan obat resep dokter (rawat inap, rawat jalan, IGD,

dan kamar operasi) dan pelayanan informasi obat serta mengkoordinasikan

kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan pendayagunaan fasilitas atau sumber

daya.

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di Rumah

Sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut

diperjelas dalam Permenkes No.72 tahun 2016 tentang Standart Pelayanan

kefarmasian Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan kefarmasian Di

Rumah Sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan

kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan

sediaan farmasi , alat kesehatan dan BMHP yang bermutu dan terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik. Instalasi Farmasi

Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar.

Dalam Peraturan Menkes No.72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit menegaskan adanya pedoman bagi tenaga

kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan farmasi di Rumah Sakit.

Pengorganisasian Instalasi Farmasi menjadi penting karena mengatur

dan menghubungkan pekerjaan yang harus dilakukan dan keharusan adanya


koordinasi antar unit pelayanan, sehingga secara efektif dan efisien harus

dilaksanakan oleh personalia Instalasi Farmasi.

Hasil pengorganisasian adalah adanya struktur organisasi Instalasi

Farmasi. Struktur organisasi yang memuat tujuan organisasi secara jelas,

pembagian tugas setiap jabatan, tanggung jawab & wewenang pada tiap unit

pelayanan, adanya koordinasi yang efektif antar unit pelayanan dan adanya

staffing (menyusun staf) yang harus dipenuhi untuk memilih personel yang

memangku jabatan (the right man on the right place).

3.4.1 TUJUAN DAN TUGAS INSTALASI FARMASI

Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan

pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan kefarmasian,

mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada

obat (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien

(patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical

care).

Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit, meliputi :

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi

seluruh kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional

serta sesuai prosedur dan etik profesi;

2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;

3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan

efek terapi dan keamanan serta meminimalkan resiko;


4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta

memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien;

5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi;

6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan

Kefarmasian;

7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standart pengobatan dan

formularium Rumah Sakit.

Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit, meliputi :

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis

Habis Pakai;

2. Pelayanan Farmasi Klinik

3.4.2 Struktur Organisani Instalasi Farmasi

Wakil Direktur Medik

Dr.Mazhar

Kepala Instalasi Farmasi

Apt lisa narulita M.Farm.klin,Apt.

Koordinator Koordinator
Pengelolaan Perbekalan Pelayanan Farmasi Klinik
Farmasi
Apt Erwin Dwi Indharyanto S,Farm.
AApt.nadia
3.4.3 Uraian Tugas Instalasi Farmasi

1. Kepala Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi bertugas dalam :

a) Menyusun program kerja dan Rencana Anggaran Instalasi Farmasi sebagai

bahan menyusun program kerja dan Rencana Anggaran Rumah Sakit.

b) Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan perbekalan farmasi tahunan

dan kebutuhan barang lainnya untuk penyelenggaraan kegiatan pelayanan

farmasi.

c) Mengkoordinasikan pelaksanaan program pasien safety dan K3 di Instalasi

Farmasi

d) Mengkoordinasikan seluruh sumber daya manusia dan kegiatan pelaksanaan

tugas terkait di lingkungan Rumah Sakit.

e) Membuat telaah staf yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan

berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas.

f) Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada seluruh SDM yang ada di

Instalasi Farmasi untuk meningkatkan dedikasi, loyalitas dan disiplin kerja.

g) Menyusun laporan dan evaluasi semua kegiatan untuk perbaikan dan

peningkatan mutu pelayanan.

h) Mengadakan pertemuan berkala dengan seluruh karyawan farmasi untuk

membina hubungan dan kerjasama yang serasi dan saling memberi informasi

untuk kelancaran semua kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian.

i) Memberikan peringatan kepada staf yang melakukan pelanggaran sesuai

ketentuan.

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan Rumah Sakit

k) Mengusulkan pendidikan dan untuk staf Instalasi Farmas


2. Pengelolaan Sediaan Farmasi (gudang obat)Tugas pokok dan fungsi staf

pengelolaan sediaan farmasi (staf gudang obat) :

a) Membuat perencanaan sediaan farmasi bulanan, tri wulanan, semesteran dan

tahunan kepada Kepala IFRS dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

b) Melakukan kegiatan penerimaan sediaan farmasi dari logistik RSUD dr. H.

Slamet Martodirdjo Pamekasan.

c) Melakukan kegiatan penyimpanan sediaan farmasi sesuai dengan persyaratan

yang ditetapkan dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sediaan

farmasi.

d) Melakukan kegiatan pendistribusian sediaan farmasi ke masing-masing depo

farmasi, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Gawat

Darurat RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

e) Membuat laporan mutasi sediaan farmasi setiap bulan.

f) Melakukan kegiatan pemeliharaan sediaan farmasi meliputi metode

penyimpanan yang digunakan, pencatatan tanggal kadaluarsa dan mencatat

sediaan farmasi yang slow moving dan fast moving.

g) Pengelolaan Dokumen, meliputi administrasi dan penyimpanan arsip laporan

yang telah dibuat.

h) Membuat perencanaan reagensia dan radiofarmasi yang dilaporkan kepada

kepala IFRS dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

i) Melakukan kegiatan penerimaan reagensia dan radiofarmasi dari logistik

RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

j) Melakukan kegiatan penyimpanan reagensia dan radiofarmasi sesuai dengan

persyaratan masing-masing sediaan farmasi.


k) Melakukan kegiatan pendistribusian reagensia dan radiofarmasi ke Instalasi

Laboratorium dan Instalasi Radiologi.

l) Membuat laporan mutasi reagensia dan radiofarmasi setiap bulan.

m) Melakukan kegiatan pemeliharaan reagensia dan radiofarmasi meliputi

metode penyimpanan yang digunakan, pencatatan tanggal kadaluarsa dan

mencatat reagensia dan radiofarmasi yang slow moving dan fast moving.

n) Pengelolaan dokumen, meliputi administrasi dan penyimpanan arsip laporan

yang telah dibuat.

Laporan yang dibuat oleh staf pengelolaan sediaan farmasi (staf

gudang obat) :

1. Perencanaan sediaan farmasi, reagensia dan radiofarmasi setiap tri bulanan

dan tahunan.

2. Stock Opname sediaan farmasi, reagensia dan radiofarmasi setiap bulan.

3. Mutasi sediaan farmasi, reagensia dan radiofarmasi setiap bulan.

3. Pelayanan Farmasi Klinik Uraian Tugas :

1. Membantu Ka. Instalasi Farmasi dalam menyusun program kerja dan

rencana kerja pelayanan Farmasi Klinik untuk menyusun program kerja

Instalasi Farmasi.

2. Membantu rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana dilingkup

pelayanan Farmasi Klinik.

3. Menyusun standart operasional prosedur dan sistem pelayanan Farmasi

Klinik.

4. Menghimpun data yang berkait dengan pelayanan Farmasi Klinik di

Rumah Sakit.
5. Mensosialisasikan kebijakan Instalasi Farmasi dan Rumah Sakit dan

kebijakan operasional penyelenggaraan pelayanan rumah sakit.

6. Mengusulkan kebutuhan sumber daya dan sarana prasarana untuk

pelaksanaan Farmasi Klinik.

7. Memantau,mengawasi dan mengevaluasi penggunaan fasilitas dan

pelaksanaan kegiatan di pelayanan Farmasi Klinik.

8. Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan dan pengembangan dalam

penyelenggaraan pelayanan Farmasi Klinik di Rumah Sakit.

9. Membina dan memberi petunjuk kepada apoteker ruangan dan apoteker

penanggung jawab depo farmasi.

10. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada seluruh SDM yang ada

di Farmasi Klinik untuk meningkatkan dedikasi, loyalitas dan disiplin

kerja.

11. Menilai mutu cakupan dan efesiensi dalam penyelenggaraan pelayanan

Farmasi Klinik di Rumah Sakit.

12. Menilai realisasi penyelenggaraan pelayanan Farmasi Klini di Rumah

Sakit.

13. Membuat laporan dan evaluasi kegiatan pelayan Farmasi Klinik untuk

perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan.

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Instalasi Farmasi.

Pelayanan Farmasi Klinik Meliputi :

1. Pamekasan.

2. Melakukan kegiatan penyimpanan sediaan farmasi sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan disesuaikan dengan kondisi masing-masing

sediaan farmasi.
3. Pelayanan Farmasi Klinik, yaitu dispensing obat berdasarkan resep

individual meliputi : Mengidentifikasi isi resep beserta persyaratannya,

menyiapkan atau meracik sediaan farmasi (membuat sediaan serbuk dan

kapsul sesuai resep), memberi etiket pada sediaan farmasi, memeriksa

resep, menyerahkan sediaan farmasi sesuai resep disertai informasi yang

diperlukan (KIE).

3.5 Kegiatan Rumah Sakit


1. Membuat laporan pemakaian sediaan farmasi setiap bulan.

A. Depo Farmasi Rawat Jalan (DF.I)

DF.I merupakan salah satu unit pelayanan kefarmasian manajerial dan

fungsional di bawah Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo

Pamekasan yang melayani pasien rawat jalan (poliklinik) yang berobat di

RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Jenis pasien yang dilayani :

1. Pasien BPJS / pemegang kartu KIS

2. Pasien Umum

3. Pasien dimana perusahaan/BUMN mengadakan IKS dengan RSUD

Tugas pokok dan fungsi staf DF.I :

1. Membuat perencanaan dan permintaan sediaan farmasi setiap bulan kepada

staf pengelolaan sediaan farmasi (gudang obat) IFRS dr. H. Slamet

Martodirdjo Pamekasan.

2. Melakukan kegiatan penerimaan sediaan farmasi dari staf pengelolaan

sediaan farmasi (gudang obat) IFRS dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

3. Melakukan kegiatan penyimpanan sediaan farmasi sesuai dengan persyaratan

yang ditetapkan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sediaan farmasi.


4. Pelayanan Farmasi Klinik, yaitu dispensing obat berdasarkan resep individual

meliputi : Mengidentifikasi isi resep beserta persyaratannya, menyiapkan atau

meracik sediaan farmasi (membuat sediaan serbuk dan kapsul sesuai resep),

memberi etiket pada sediaan farmasi, memeriksa resep, menyerahkan sediaan

farmasi sesuai resep disertai informasi yang diperlukan (KIE).

5. Membuat laporan pemakaian sediaan farmasi setiap bulan.

6. Melakukan kegiatan pemeliharaan sediaan farmasi meliputi metode

penyimpanan yang digunakan, pencatatan tanggal kadaluarsa dan mencatat

sediaan farmasi yang slow moving dan fast moving.

7. Pengelolaan Dokumen, meliputi administrasi dan penyimpanan arsip laporan

yang telah dibuat.

B. Depo Farmasi Rawat Inap (DF.II)

DF.II merupakan salah satu unit pelayanan kefarmasian manajerial

dan fungsional di bawah Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo

Pamekasan yang melayani pasien rawat inap dan IGD untuk pasien BPJS

pemegang kartu jamkesmas / KIS, BPJS mandiri yang dirawat di RSUD dr.

H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Jenis pasien yang dilayani :

1. Pasien BPJS

2. Pasien Umum

3. Pasien dimana perusahaan/BUMN mengadakan IKS dengan RSUD

Tugas pokok dan fungsi staf DF.II :

1. Membuat perencanaan dan permintaan sediaan farmasi setiap bulan

kepada staf pengelolaan sediaan farmasi (gudang obat) IFRS dr. H. Slamet

Martodirdjo Pamekasan.
2. Melakukan kegiatan penerimaan sediaan farmasi dari staf pengelolaan

sediaan farmasi (gudang obat) IFRS dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

3. Melakukan kegiatan penyimpanan sediaan farmasi sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan disesuaikan dengan kondisi masing-masing

sediaan farmasi.

4. Melayani resep pasien rawat inap dan IGD.

5. Pelayanan Farmasi Klinik, yaitu dispensing obat berdasarkan resep

individual meliputi : Mengidentifikasi isi resep beserta persyaratannya,

menyiapkan atau meracik sediaan farmasi (membuat sediaan serbuk dan

kapsul sesuai resep), memberi etiket pada sediaan farmasi, memeriksa

resep, menyerahkan sediaan farmasi sesuai resep disertai informasi yang

diperlukan (KIE).

6. Membuat laporan pemakaian sediaan farmasi setiap bulan.

7. Melakukan kegiatan pemeliharaan sediaan farmasi meliputi metode

penyimpanan yang digunakan, pencatatan tanggal kadaluarsa dan mencatat

sediaan farmasi yang slow moving dan fast moving.

8. Pengelolaan Dokumen, meliputi administrasi dan penyimpanan arsip

laporan yang telah dibuat.

C. Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (DF.III)

DF.III merupakan salah satu unit pelayanan kefarmasian manajerial dan

fungsional di bawah Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo

Pamekasan yang melayani pasien yang akan dilakukan tindakan bedah medis.

Jenis pasien yang dilayani :

1. Pasien BPJS

2. Pasien Umum
3. Pasien dimana perusahaan/BUMN mengadakan IKS dengan RSUD

Tugas pokok dan fungsi staf DF.III :

1. Membuat perencanaan dan permintaan sediaan farmasi setiap bulan kepada

staf pengelolaan sediaan farmasi (gudang obat) IFRS dr. H. Slamet

Martodirdjo Pamekasan.

2. Melakukan kegiatan penerimaan sediaan farmasi dari staf pengelolaan

sediaan farmasi (gudang obat) IFRS dr. H. Slamet Martodirdjo

3. Melakukan kegiatan pemeliharaan sediaan farmasi meliputi metode

penyimpanan yang digunakan, pencatatan tanggal kadaluarsa dan mencatat

sediaan farmasi yang slow moving dan fast moving.

4. Pengelolaan Dokumen, meliputi administrasi dan penyimpanan arsip

laporan yang telah dibuat.

Laporan yang dibuat oleh staf masing-masing Depo Farmasi :

1. Perencanaan dan permintaan sediaan farmasi setiap minggu.

2. Stock Opname sediaan farmasi setiap bulan.

3. Pemakaian/pengeluaran sediaan farmasi setiap bulan.

4. Laporan narkotika dan psikotropika setiap bulan.

5. Laporan kunjungan pasien.

6. Laporan obat generik dan obat paten.

7. Jumlah lembar dan R/ yang dilayani.

8. Laporan pemakaian sediaan farmasi per pasien (Klaim BPJS)

Administrasi IFRS (rincian pasien pulang)Laporan yang dibuat oleh

Administrator Depo Farmasi :

1. Laporan kunjungan pasien.

2. Laporan obat generic dan obat paten.


3. Jumlah lembar dan R/ yang dilayani.

4. Laporan pemakaian sediaan farmasi per pasien (Klaim BPJS)

D. Depo IGD (Instalasi Gawat Darurat)

a. Stok harian secara online dan offline


b. Melayani permintaan sesuai resep
Contoh permintaan:
Paket PZ lengkap (PZ 500 mL, Medicath 20, Spuit 5 cc
c. Membuat permintaan sediaan farmasi ke gudang
d. Mencatat obat yang rusak dan kadaluarsa
e. Pengendalian stok
E. Gudang
a. Stok harian online dan offline
Stok obat masuk (pembelian, peminjaman, hibah) dan keluar (peminjaman,
distribusi ke depo) harus disesuaikan dengan sistem.
b. Membuat perencanaan untuk pembelian sediaan farmasi yang dibutuhkan
c. Menerima barang yang datang sesuai pesanan Barang yang datang akan
diterima oleh tim penerima. Hal yang harus diperhatikan dalam penerimaan
barang yaitu, nama obat, jumlah, sediaan, tangal, no faktur, no batch, dan
tanggal kadaluarsa.
d. Memproses permintaan dari berbagai depo
e. Membuat arsip faktur pembelian, peminjaman, dll
f.Memproses barang yang datang dalam sistem
F. Ruang produksi steril

A. Ruang steril

Ruang bersih adalah ruangan dengan keadaan terkontrol yang

diperbolehkan untuk digunakan sebagai ruang pembuatan sediaan obat steril

(Badan POM RI, 2013).

Untuk pembuatan sediaan steril, dilakukan pada ruang kelas A, B, C,

dan D (white area). Untuk pembuatan sediaan obat non steril dilakukan pada

kelas E (grey area) yang spesifikasi kebersihan ruangannya tidak seketat ruang
bersih untuk pembuatan sediaan obat steril. Kriteria penggunaan ruang bersih

berdasarkan CPOB 2012 dapat dipelajari pada berikut ini:

1. kelas A

Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misalnya zona pengisian,

wadah tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis.

Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang unit aliran udara laminar

(laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah

mengalirkan udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 –0,54 m/detik

(nilai acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih terbuka. Keadaan laminar

yang selalu terjaga hendaklah dibuktikan dan divalidasi. Aliran udara searah

berkecepatan lebih rendah dapat digunakan pada isolator tertutup dan kotak

bersarung tangan.

2. Kelas B

Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis Kelas ini adalah

lingkungan latar belakang untuk zona Kelas A.

3. C dan D

Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan dengan risiko

lebih rendah.

Proses rekonstitusi adalah proses pencampuran medium pelarut atau

pembawa ke dalam masa serbuk kering sehingga menghasilkan zat

tersuspensi atau terlarut. Proses rekonstitusi sediaan antibiotik yang tidak

sesuai GPP (Good Preparation Practices) dapat memicu ketidakefektifan

terapi. Bila berlangsung terus menerus dapat menjadi salah satu pemicu

terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik tertentu (Dwi, 2016)


A. Peralatan

Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan steril

meliputi:

a. Baju Pelindung

Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable

(tidak tembus cairan), tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang,

bermanset dan tertutup di bagian depan.

b. Sarung tangan

Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas yang

minimal sehingga dapat memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan

cukup panjang untuk menutup pergelangan tangan. Sarung tangan terbuat

dari latex dan tidak berbedak (powderfree). Khususuntuk penanganan sediaan

sitostatika harus menggunakan dua lapis.

c. Kacamata pelindung

Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika.

d. Laminar Air Flow

Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang

memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat

berfungsi sebagai:

a. Penyaring bakteri dan bahan-bahaneksogen di udara.

b. Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.

c. Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF

`Teknik Pencampuran Obat Suntik :


1. Penyiapan

Sebelum Menjalankan Proses Pencampuran Obat Suntik, Perlu

Dilakukan Langkah Langkah Sebagai Berikut:

a) Memeriksa Kelengkapan Dokumen (Formulir) Permintaan Dengan Prinsip 5

Benar (Benar Pasien, Obat, Dosis, Rute Dan Waktu Pemberian)

b) Memeriksa Kondisi Obat-Obatan Yang Diterima (Nama Obat, Jumlah,

Nomer Batch, Tgl Kadaluarsa), Serta Melengkapi Form Permintaan.

c) Melakukan Konfirmasi Ulang Kepada Pengguna Jika Ada Yang Tidak

Jelas/Tidak Lengkap.

d) Menghitung Kesesuaian Dosis.

e) Memilih Jenis Pelarut Yang Sesuai.

f) Menghitung Volume Pelarut Yang Digunakan.

g) Membuat Label Obat Berdasarkan: Nama Pasien, Nomer Rekam Medis,

Ruang Perawatan, Dosis, Cara Pemberian, Kondisi Penyimpanan, Tanggal

Pembuatan, Dan Tanggal Kadaluarsa Campuran.

h) Membuat Label Pengiriman Terdiri Dari : Nama Pasien, Nomer Rekam

Medis, Ruang Perawatan, Jumlah Paket.

i) Melengkapi Dokumen Pencampuran

j) Memasukkan Alat Kesehatan, Label, Dan Obat-Obatan Yang Akan

Dilakukan Pencampuran Kedalam Ruang Steril Melalui Pass Box.

2. Pencampuran

Proses Pencampuran Obat Suntik Secara Aseptis, Mengikuti Langkah –

Langkah Sebagai Berikut:

a) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

b) Melakukan Dekontaminasi Dan Desinfeksi Sesuai Prosedur Tetap


c) Menghidupkan Laminar Air Flow (Laf) Sesuai Prosedur Tetap

d) Menyiapkan Meja Kerja Laf Dengan Memberi Alas Penyerap Cairan

Dalam Laf.

e) Menyiapkan Kantong Buangan Sampah Dalam Laf Untuk Bekas Obat.

f) Melakukan Desinfeksi Sarung Tangan Dengan Alkohol 70 %.

g) Mengambil Alat Kesehatan Dan Obat-Obatan Dari Pass Box.

h) Melakukan Pencampuran Secara Aseptis

Tehnik Memindahkan Obat Dari Ampul

 Membuka Ampul Larutan Obat:

1. Pindahkan Semua Larutan Obat Dari Leher Ampul Dengan Mengetuk-

Ngetuk Bagian Atas Ampul Atau Dengan Melakukan Gerakan J-Motion.

2. Seka Bagian Leher Ampul Dengan Alkohol 70 %, Biarkan Mengering.

3. Lilitkan Kassa Sekitar Ampul.

4. Pegang Ampul Dengan Posisi 45º, Patahkan Bagian Atas Ampul Dengan

Arah Menjauhi Petugas. Pegang Ampul Dengan Posisi Ini Sekitar 5 Detik.

5. Berdirikan Ampul.

6. Bungkus Patahan Ampul Dengan Kassa Dan Buang Ke Dalam Kantong

Buangan.

 Pegang Ampul Dengan Posisi 45º, Masukkan Spuit Ke Dalam Ampul, Tarik

Seluruh Larutan Dari Ampul, Tutup Needle.

 Pegang Ampul Dengan Posisi 45º, Sesuaikan Volume Larutan Dalam

Syringe Sesuai Yang Diinginkan Dengan Menyuntikkan Kembali Larutan

Obat Yang Berlebih Kembali Ke Ampul.

 Tutup Kembali Needle.


 Untuk Permintaan Infus Intra Vena , Suntikkan Larutan Obat Ke Dalam

Botol Infus Dengan Posisi 45º Perlahan-Lahan Melalui Dinding Agar Tidak

Berbuih Dan Tercampur Sempurna.

 Untuk Permintaan Intra Vena Bolus Ganti Needle Dengan Ukuran Yang

Sesuai Untuk Penyuntikan.

 Setelah Selesai, Buang Seluruh Bahan Yang Telah Terkontaminasi Ke

Dalam Kantong Buangan Tertutup

Tehnik Memindahkan Sediaan Obat Dari Vial:

1) Membuka Vial Larutan Obat

 Buka Penutup Vial.

 Seka Bagian Karet Vial Dengan Alkohol 70 %, Biarkan Mengering

 Berdirikan Vial

 Bungkus Penutup Vial Dengan Kassa Dan Buang Ke Dalam Kantong

Buangan Tertutup

2) Pegang Vial Dengan Posisi 45º, Masukkan Spuit Ke Dalam Vial.

3) Masukan Pelarut Yang Sesuai Ke Dalam Vial, Gerakan Perlahan-Lahan

Memutar Untuk Melarutkan Obat.

4) Ganti Needle Dengan Needle Yang Baru.

5) Beri Tekanan Negatif Dengan Cara Menarik Udara Ke Dalam Spuit Kosong

Sesuai Volume Yang Diinginkan.

6) Pegang Vial Dengan Posisi 45º, Tarik Larutan Ke Dalam Spuit Tersebut.

7) Untuk Permintaan Infus Intra Vena (Iv) , Suntikkan Larutan Obat Ke Dalam

Botol Infus Dengan Posisi 45º Perlahan-Lahan Melalui Dinding Agar Tidak

Berbuih Dan Tercampur Sempurna.


8) Untuk Permintaan Intra Vena Bolus Ganti Needle Dengan Ukuran Yang

Sesuai Untuk Penyuntikan.

9) Bila Spuit Dikirim Tanpa Needle, Pegang Spuit Dengan Posisi Jarum Ke

Atas Angkat Jarum Dan Buang Ke Kantong Buangan Tertutup.

10) Pegang Spuit Dengan Bagian Terbuka Ke Atas, Tutup Dengan ”Luer Lock

Cap”

11) Seka Cap Dan Syringe Dengan Alkohol.

12) Setelah Selesai, Buang Seluruh Bahan Yang Telah Terkontaminasi Ke

Dalam Kantong Buangan Tertutup.

i) Memberi Label Yang Sesuai Untuk Setiap Spuit Dan Infus Yang Sudah

Berisi Obat Hasil Pencampuran.

j) Membungkus Dengan Kantong Hitam Atau Alumunium Foil Untuk Obat-

Obat Yang Harus Terlindung Dari Cahaya.

k) Memasukkan Spuit Atau Infus Ke Dalam Wadah Untuk Pengiriman.

l) Mengeluarkan Wadah Yang Telah Berisi Spuit Atau Infus Melalui Pass

Box.

m) Membuang Semua Bekas Pencampuran Obat Ke Dalam Wadah

Pembuangan Khusus

B. Persyaratan sediaan

a. Tertutup

b. UDD

UDD merupakan salah satu satu metode dispensing dan pengendalian

obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di mana obat disiapkan

dalam kemasan unit tunggal siap konsumsi, dan untuk penggunaan tidak

lebih dari 24 jam. Obat-obat tersebut didistribusikan atau tersedia pada


ruang perawatan pasien setiap waktu (Siregar, 2003). Sistem distribusi UDD

ini sudah dipraktikkan rumah sakit di Amerika sejak tahun 1960-an dan

menjadi standar praktik kefarmasian rumah sakit di sana.

               UDD merupakan sistem distribusi yang menyediakan obat dalam

bentuk satuan penggunaan. Sistem distribusi ini pada awalnya dirancang dan

dikembangkan pada kondisi akut di rumah sakit. UDD merupakan sistem

yang aman dan efisien  dalam fasilitas perawatan jangka panjang, dan dapat

meningkatkan produktifitas perawatan serta menyediakan pemesanan,

distribusi, penyimpanan dan pemberian obat dengan tingkat kesalahan yang

kecil.  Semua UDD memiliki ciri yang sama, yaitu satu paket unit obat yang

didispensing tepat sebelum diberikan kepada pasien. Obat diisi dalam paket

terkecil.

Anda mungkin juga menyukai