Anda di halaman 1dari 26

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majalen Majalengka

Nomor : 33 Tahun 2017


Tanggal : 12 Mei 2017
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Kamar Bedah di Rumah
Sakit Umum Daerah Majalengka

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan


pelayanan kepada pasien secara diagnostic dan terapeutik untuk berbagai penyakit
dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Dalam rangka
menjalankan fungsi rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, maka agar
sesuai dengan visi dan misi dari Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka disertai
pula dengan adanya:

Kamar bedah adalah suatu unit khusus di rumah sakit sebagai tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut yang membutuhkan
keadaan suci hama (steril) dan keadaan – keadaan khususnya lainnya. Untuk itulah
diperlukan suatu pedoman yang mencakup perencanaan, penyediaan, pengelolaan
bahkan pemeliharaan serta sumber daya manusia.

Agar penyelenggaraan Kamar Operasi dapat dilaksanakan dengan baik,


maka harus dilengkapi dengan Prosedur Standar Pelaksanaan tentang
penyelenggaraan kamar operasi di rumah sakit. Standar Prosedur Operasional
tersebut merupakan pedoman tertulis tentang tata cara penyelenggaraan Asuhan
Keperawatan Kamar Operasi yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh tenaga
kesehatan baik medis, paramedis maupun non medis yang bertugas dirumah sakit.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT DAERAH MAJALENGKA

Menurut sejarahnya Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka berdiri sekitar


tahun 1911, dan yang tercatat sebagai direktur pertama di RSUD Majalengka adalah
seorang berkebangsaan Jerman, dr. Heinz Time Germal yang memimpin RSUD
Majalengka pada tahun 1962-1965, Selanjutnya RSUD Majalengka dikelola oleh
Dinas Kesehatan Dati II Majalengka, pada masa kepemimpinan dr. le Tiong Bie atau
dikenal dengan nama dr. Iwan Satibi. Pada saat itu, Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka merupakan Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1966 dr. Dadang
Sulaeman Rusydi yang berasal dari Tasikmalaya diangkat menjadi Direktur RSUD
Majalengka yang ke Dua dan beliau memimpin sampai tahun 1972. Setelah
kepemimpinan dr. Sulaeman Rusyidi berakhir, kursi kepemimpinan diganti oleh dr.
Muchyidin Hanafi Sutisna Sanjaya yang pada waktu itu juga menjabat sebagai
Kepala Dinas Kesehatan Dati II Majalengka menggantikan dr. Iwan Satibi yang
pensiun tahun 1980. Pada tahun 1984, dr. Muchyidin Hanafi Sutisna Sanjaya
digantikan oleh Direktur penggantinya, yaitu dr. Gufron Amali yang memimpin
sampai dengan tahun 1997 (pensiun).

Dalam masa kepemimpinan beliau, Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka


berubah statusnya dari kelas D menjadi kelas C berdasarkan SK Menkes Nomor.
105/Menkes/SK/II/tahun 1988. Pada periode selanjutnya, pimpinan dipegang
sementara oleh dr. H. Endang Suhenda sebagai pelaksana harian (PLH) selama 1
(satu) tahun sampai tahun 1997. Pada pertengahan tahun 1997 dilantik Direktur
definitif, yaitu dr. Irama Nirwana Lubis, M.Kes. dan berakhir tahun 1998 karena beliau
meninggal dunia selama masih menjabat. Selanjutnya Direktur dijabat lagi oleh dr.
Endang Suhenda sebagai pelaksana teknis (PLT) yang berakhir sampai bulan Maret
2001, karena pada bulan tersebut dilantik lagi Direktur definitif, yaitu dr. H. Maman
Suparman Gani, MARS. Kepemimpinan dr. H. Maman Suparman Gani, MARS
berakhir sampai tahun 2003 sehubungan dengan adanya mutasi Direktur karena dr.
H. Maman Suparman Gani, MARS menjadi Direktur RSUD Cideres dan sebagai
penggantinya adalah dr. H. Eddy Rudianto M.Kes. yang semula menjadi Direktur
RSUD Cideres. Kepemimpinan dr. H. Eddy Rudianto.M.Kes berakhir pada tahun
2006 karena beliau memasuki masa pensiun dan kemudian digantikan oleh dr. H.

2
Hamdi, M.Kes.. Kepemimpinan beliau juga berakhir sampai pensiun yaitu tanggal 1
September 2008. yang langsung digantikan secara definitif oleh dr. H. Asep Suandi,
M.Epid. Pada ahir tahun 2008 seiring adanya penggantian Bupati dari Bupati Tuti
Hayati Anwar, SH, M.Si kepada H.Sutrisno. SE M.Si terjadi mutasi kepala SKPD
pada bulan Februari Tahun 2009, dr. H. Asep Suandi. M.Epid di Mutasi ke RSUD
Cideres dan RSUD Majalengka dijabat oleh H.Alimudin,S.Sos.MM. terhitung tanggal
25 Pebruari 2009. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 2011 kepemimpinan di
Rumah Sakit Majalengka mengalami pergeseran kembali sehingga terhitung tanggal
1 November 2011 Direktur RSUD Majalengka dijabat oleh dr. H. Asep Suandi.
M.Epid.

3
BAB III
VISI, MISI,MOTTO DAN FALSAFAH

Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit


Visi :
“ Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten Majalengka
Tahun 2018”
Makna Visi :
Definis operasional : Terpercaya yaitu pelayanan rumah sakit yang prima,
profesional, dan bermutu dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat
sehingga masyarakat/pelanggan mempercayakan pelayanan kesehatannya kepada
RSUD Majalengka, dan pada akhirnya akan menjadi pilihan utama dari masyarakat
Majalengka dalam memilih rumah sakit dalam mendapakan pelayanan kesehatan di
wilayah Kabupaten Majalengka.

Misi : Sejalan dengan visi RSUD Majalengka, maka dirumuskan misi yang pada
prinsipnya lebih bersifat tujuan jangka panjang dari suatu organisasi dan berfungsi
memberikan tuntunan yang teguh dalam pengambilan keputusan. Dengan dasar
pemikiran tersebut, maka RSUD Majalengka merumuskan misi yang sesuai dengan tugas
pokoknya sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009. yaitu
: “ Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, serta
melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit dalam
rangka meningkatkan IPM Kabupaten Majalengka Tahun 2018”.

FALSAFAH

“Melayani Dengan Ikhlas”

Definisi Operasional : Melayani pasien dengan Tulus, dan Ikhlas, dengan dilandasi
kejujuran serta bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan.

MOTO

4
REMAJA (Ramah, Efektif, Mudah, Aman, terJAngkau)

Definisi Operasional : dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan harus


mengutamakan keramahan, dan efektif serta mudah, aman dan terjangkau.

NILAI (VALUE)

Rumah Sakit mengutamakan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat serta


mengutamakan keselamatan pasien (Pasien Safety)

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

DIREKTUR

dr. H. HARIZAL F HARAHAP, MM

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL KEPALA BAGIAN TATA USAHA

1. KOMITE MEDIK H. IDA HERIYANI, SKM. MH.KES.


2. STAF MEDIS FUNGSIONAL
3. SATUAN PENGAWAS
INTERNAL
4. KOMITE PERAWATAN
5. INSTALASI -INSTALASI

SUB BAG UMUM SUB BAG SUB BAG PERLENGKAPAN


KEPEGAWAIAN

IIS YULIATININGSIH, SKep.


YAYA SUHAEDI MISJA, S.Sos. Rd. DEWI LAKSMI, AMK. SKep

KA BID PELAYANAN KA. BIDANG PERENCANAAN, PENELITIAN & KA. BIDANG KEUANGAN
DAN KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN

Hj. IMAS MASLAHAT, AMK. SKM.


dr. ERNI HARLENI, MARS ABD. RAHMAN ROSIDI, SKM, MKM.

SEKSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI


SEKSI PELAYANAN SEKSI PERENCANAAN EVALUASI &
MEDIS & NON MEDIS PELAPORAN

MUMUH MUHYIDIN, SKM


dr. DINI AZORA, MARS. H. ASEP ZAKI MULYATNO, SKM, MKM

SEKSI KEPERAWATAN SEKSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SEKSI PERBENDAHARAAN

SUYANTO LAMPUNG
IMAS MASUROH, S.Kep, Ners. Dr. DEASSY ARIFIANI

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI KAMAR BEDAH

DIREKTUR

dr. H. HARIZAL. F. HARAHAP, MM

KEPALA INSTALASI BEDAH SENTRAL


INSTALASI
dr.IMAM ERIYADI, Sp.B

KEPALA RUANGAN

ISMANTIADI SETIABUDI, S Kep., Ners

ADMINISTRASI INVENTARIS PERAWAT PELAKSANA CLEANING SERVICE

AAN DARKINAH RINA NUR’AENI TATI HUSNIATI, AMK MUSKANI

H UUNG HARUN, S Kep.,Ners DIDING HARYADI

ENDIN WAHYUDIN, S.Kep.,Ners

H.SOLEHUDIN, AMK

SUMARNO, S.Kep., Ners

JAJA JAENAL ARIPIN, S.Kep.,Ners

KUSMAYATI, S Kep.,Ners

TARMEDI

MAMAH ANDRIANA O, S.Kep.,Ners

IWAN HERMAWAN, S.Kep,.Ners

BUDI BASTAMAN, AMK

SAEFUL PIM PRAYUDI, S.Kep,.Ners

DADANG SUHANDA, S.Kep.,Ners

AGUS DEDI, S.Kep

7
BAB VI
URAIAN JABATAN

PETUGAS KAMAR OPERASI DI RUMAH SAKIT Umum Daerah Majalengka

1. Kepala Instalasi Bedah :dr. Imam Eriyadi, SpB


2. Kepala Ruangan Bedah : Ismantiadi Setiabudi, S.Kep.Ners
3. Perawat Pelaksana :
 TATI HUSNIATI, AMK
 H UUNG HARUN, S Kep.,Ners
 ENDIN WAHYUDIN, S.Kep.,Ners
 H.SOLEHUDIN, AMK
 SUMARNO, S.Kep., Ners
 JAJA JAENAL ARIPIN, S.Kep.,Ners
 KUSMAYATI, S Kep.,Ners
 TARMEDI
 MAMAH ANDRIANA O, S.Kep.,Ners
 IWAN HERMAWAN, S.Kep,.Ners
 BUDI BASTAMAN, AMK
 SAEFUL PIM PRAYUDI, S.Kep,.Ners
 DADANG SUHANDA, S.Kep.,Ners
 AGUS DEDI, S.Kep

4. ADM Bedah Sentral : Aan Darkinah


5. Pelengkapan Bedah Sentral : Rina Nuraeni

8
URAIAN JABATAN PETUGAS KAMAR OPERASI

A. KEPALA INSTALASI KAMAR OPERASI

NAMA JABATAN :Kepala Instalasi Bedah Sentral


PENGERTIAN : adalah Salah seorang SMF yang ditunjuk oleh Kepala Rumah Sakit
untuk mengatur serta menyelenggarakan pelayanan operasi di kamar operasi.
ATASAN LANGSUNG : Kepala Rumah Sakit
TUJUAN: Mengelola Kamar Operasi sehingga menghasilkan pelayanan yang
profesional , bermutu , berhasil dan berdaya guna.
PERSYARATAN: Pendidikan dokter spesialis Anastesi/Bedah
TANGGUNG JAWAB: untuk melaksanakan pelayanan dan menyediakan semua
sarana yang dibutuhkan untuk tindakan pembedahan terhadap pasien dengan
kwalitas yang tinggi sesuai dengan yang berlaku.

WEWENANG :
1. Menyelenggarakan pelayanan Medis terhadap tindakan pembedahan pasien
sesuai dengan kebutuhan.
2. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelayanan asuhan perawatan
terhadap tindakan pembedahan.
3. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelayanan penunjang medis yang
meliputi pelayanan farmasi, sterilisasi, laboratorium , inventarisasi dan
pemeliharaan sarana untuk menunjang terselenggaranya tindakan pembedahan
pasien.
4. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan administarsi
umum dilingkungan unit kerja kamar operasi yang meliputi ketatausahaan
&kepegawaian , pencatatan medis & keuangan serta kerumah tanggaan

9
TUGAS

1. Menyiapkan dan memberikan data serta informasi kepada kepala Rumah Sakit /
Kepala Bidang Pelayanan Medik tentang segala sesuatu yang menyangkut
kegiatan pelayanan pembedahan pasien di kamar operasi.
2. Memberikan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada Kepala Rumah
Sakit/Kepala Bidang Pelayanan Medik tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan bidang tugasnya dan pengembangan kamar operasi.
3. Menyiapkan dan memberikan data serta saran kepada Kepala Rumah Sakit /
Kepala Bidang Pelayanan Medik dalam rangka menyusun program kerja kamar
operasi untuk menunjang kegiatan pelayanan pembedahan pada tahun anggaran
berikutnya.
4. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait dilingkungan unit kerja
kamar operasi sebagai bahan penyusunan program kerja Rumah Sakit.
5. Mengajukan kebutuhan pegawai, peralatan dan anggaran biaya-biaya untuk
menunjang kegiatan dan pelaksanaan tugas serta pengembangan kamar bedah
kepada Bagian Penunjang Medik /Kasi Jang Med sesuai dengan kebutuhan dan
peraturan yang berlaku.
6. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib , disiplin, kebersihan,
keamanan dan kelancaran tugas dilingkungan kerja kamar operasi.
7. Menyelenggarakan pembinaan pegawai dilingkungan unit kerja kamar operasi
dengan cara :
a. Meningkatkan kwalitas pegawai agar kemampuan dan ketrampilan sesuai
dengan tugasnya masing-masing sehingga setiap pegawai dapat dimanfaatkan
secara optimal dan efektif.
b. Kwalitas pegawai dijaga supaya dapat dicapai efisiensi dan efektifitas yang
optimal.
c. Membuat uraian tugas semua pegawai yang berada dibawah tanggung
jawabnya sesuai dengan bidang tugasnya.
8. Melaksanakan pengusulan kenaikan jabatan / mutasi / pendidikan dan hukuman
bagi seluruh pegawai yang berada diunit kerjanya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

10
9. Menyimpan dan membina daftar barang inventaris yang berada dalam
pengawasan terhadap semua kegiatan di lingkungan unit kerja kamar operasi ,
agar dilaksanakan sesuai dengan program kerja.
10. Menyiapkan dan meneliti surat serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan
bidang tugasnya sebelum disampaikan dan ditanda tangani oleh Tata Usaha
Urusan Dalam.
11. Menjalankan serta menjabarkan kebijaksanaan Kepala Rumah Sakit untuk
disampaikan dan dilaksanakan dilingkungan unit kerjanya.
12. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait baik didalam maupun
diluar unit kerja Kamar Operasi dalam rangka penyusunan prosedur kerja Kamar
Operasi.
13. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain yang terkait seperti
instansi untuk menyelenggarakan uasah-usaha yang bertujuan meningkatkan
pelayanan perawatan bedah sesuai dengan tuntutan dan kemampuan Rumah
Sakit agar tugas pokok dan fungsi kamar operasi dapat dilaksanakan secara
optimal.
14. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Bidang Keperawatan
untuk kelancaran tugas serta pembinaan dan pengembangan asuhan
keperawatan diunit kerja kamar operasi.
15. Menyusun jadwal operasi / pembedahan pasien yang direncanakan oleh masing-
masing ruangan dari Unit Pelayanan.
16. Mengkoordinasikan, membina, dan mengawasi dokter ahli tenaga medis
paramedis perawatan dan non perawatan dan tenaga pelaksana lainnya yang
berdinas diunit kerja kamar operasi untuk membantu melaksanakan tindakan
pembedahan di rumah sakit.
17. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Unit untuk menyusun dan
menetapkan petunjuk pelaksanaan tugas bagi tenaga medis,para medis,
paramedis non perawatan dan tenaga non medis lainnya dari masing-masing
lingkungannya.
18. Mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan persiapan pengaturan dan
pengawasan semua sarana ( hardware& software ) dan tenaga yang dibutuhkan
untuk melakukan pembedahan pasien.
19. Membantu merencanakan kebutuhan bahan , obat serta alat pendukung lainnya
untuk menunjang kelancaran tindakan pembedahan pasien yang akan
dilaksanakan.
11
20. Merencanakan , mengawasi, dan membina serta menyimpan dan menyediakan
farmasi, barang tenun dan instrumen yang selalu siap pakai.
21. Membantu penyusunan ketentuan yang akan dipakai sebagai pedoman kerja
dilingkungan unit kerja Kamar Operasi.
22. Standarisasi obat, instrument,alat tenun / linen dan standar prosedur anesthesia
dan tindakan operasi dilingkungan unit kerja kamar operasi.
23. Melaporkan semua kejadian yang terjadi dilingkungan unit kerja Kamar Operasi
baik secara lisan maupun secara tertulis yang ditujukan langsung kepada Kepala
Rumah Sakit atau melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik.
24. Membuat laporan berkala yang meliputi :
a. Laporan operasi efektif mengenai :
1) Daftar nama-nama yang dilakukan operasi dan pembatalan operasi
2) Rincian tagihan biaya operasi.
b. Laporan pemakaian obat-obatan , alat kesehatan dan cairan / infus.
c. Laporan pemakaian obat bius.
d. Laporan Inventarisasi tenaga.
e. Laporan Inventarisasi alat-alat kedokteran / kesehatan.
f. Laporan Inventarisasi potensi.
25. Menyiapkan dan membuat laporan tahunan mengenai seluruh kegiatan kamar
operasi , sebagai bahan penyusunan laporan tahunan rumah sakit.
26. Mengawasi dan melakukan pemeriksaan atas Unit air , Unit listrik,Unit gas
medis , sistem komunikasi dan bangunan agar selalu siap digunakan untuk
menunjang pelaksanaan tindakan pembedahan pasien.
27. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan dilingkungan unit kerja kamar
operasi dan bila perlu memberikan saran untuk mengadakan perbaikan –
perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit , disampaikan
secara langsung kepada Kepala Rumah Sakit atau melalui Kepala Bidang
Pelayanan Medik.
28. Melaksanakan kegiatan / tugas lain sesuai dengan pengawasan Kepala Rumah
Sakit / Kepala Bidang Pelayanan Medik.

12
KEPALA RUANGAN KAMAR OPERASI
NAMA JABATAN : Kepala Ruang Kamar Operasi
PENGERTIAN : Seorang tenaga perawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di Unit kamar operasi.
ATASAN LANGSUNG : Kepala Departemen Bedah

TUJUAN
a. Tujuan Umum
Melaksanaka fungsi manajemen, keperawatan, merencanakan, memimpin,
mengawasi, mengkoordinir serta mengevaluasi hasil dari tindakan
pembedahan dalam rangka menunjang misi Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka .
b. Tujuan Khusus
Mengarahkan fungsi manajemen dan pelayanan keperawatan dikamar operasi
meliputi :
 Membantu Dokter dalam melaksanakan tindakan bedah
 Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan dikamar
bedah.
 Meningkatkan sumber daya manusia.

PERSYARATAN
1. D III Keperawatan
2. Berpengalaman dalam bidangnya
3. Telah mengikuti pelatihan di Kamar Operasi
4. Berkelakuan & berkepribadian baik serta berkemampuan memimpin.

TANGGUNG JAWAB
1. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala
2. Secara teknis medis operasionalnya, bertanggung jawab kepada dokter
penanggung jawab / dokter yang berwenang.

13
WEWENANG
1. Menentukan dan mengusulkan jumlah tenaga kerja dikamar operasi.
2. Menentukan kebijakan operasional pengelolaan kamar operasi sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka
3. Penggunaan sarana dan prasarana di kamar operasi.
4. Menentukan tugas dan tanggung jawab staf.

TUGAS
1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :
a. Merencanakan jumlah data kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan keperawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
c. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan / asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan , meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di kamar
operasi.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan / peraturan yang berlaku ( bulanan, mingguan, harian
dan lain-lain
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di kamar operasi.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan / standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerjasama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di kamar operasi.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan perawat pelaksana dan tenaga
lain yang berada diwilayah tanggung jawabnya
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan antara
lain melalui pertemuan ilmiah
h. Mengenal kegunaan dan jenis barang / peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan optimal

14
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain
yang diperlukan dikamar operasi
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai
k. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
l. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala unit rawat inap, kepala
perawatan unit, kepala sub bidang dan Ketua SMF di rumah sakit.
m. Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara kebersihan
ruangan dan lingkungannya.
n. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain dikamar operasi , selanjutnya
menyampaikannya kepada Kepala Keperawatan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan , pengendalian dan penilaian meliputi:
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan dibidang perawatan.
c. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efisien.

B. PERAWAT PELAKSANA KAMAR OPERASI


NAMA JABATAN :Perawat Pelaksana Kamar Operasi
PENGERTIAN:Individu yang memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan
untuk diberi tugas dan wewenang dalam melaksanakan tindakan bedah sebagai
mitra dokter.
ATASAN LANGSUNG : Kepala Ruang Kamar Operasi
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaksanakan fungsi keperawatan maksimal dalam melayani pasien yang
akan dilakukan operasi demi tercapainya Misi Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka
2. Tujuan Khusus
Membantu dokter bedah melaksanakan tindakan operasi.

15
PERSYARATAN
1. S.I Keperawatan / D3 Keperawatan
2. Berpengalaman dalam bidangnya
3. Berkepribadian dan berkelakuan baik
4. Berdedikasi yang tinggi.

TANGGUNG JAWAB
1. Pelaksanaan pelayanan tindakan operasi kepada pasien kamar operasi.
2. Penggunaan dan pemeliharaan saran dan prasarana di kamar operasi.
3. Kesterilan kamar operasi
4. Tugas yang telah diberikan / ditetapkan.

WEWENANG
Mengatur dan menggunakan fasilitas sarana , prasarana dan peralatan di
lingkungan kamar operasi sesuai dengan jenis operasi yang dilakukan.

TUGAS
1. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang berlaku di kamar operasi berkaitan
dengan pemeliharaan sarana , prasarana dan peralatan-peralatan.
2. Mengatur kesiapsiagaan tim kerja dalam operasi mendadak

C. BAGIAN ADMINISTRASI DAN PERLENGKAPAN UNIT KAMAR OPERASI


NAMA JABATAN : Bagian adminitrasi dan perlengkapan kamar operasi
PENGERTIAN :adalah Seorang tenaga non perawat yang di beri tanggung
jawab dalam mengelola administrasi unit kamar operasi
PERSYARATAN
1. Pendidikan formal
Berijazah pendidikan formal
2. Pengetahuan
Mengetahui prosedur unit kamar operasi yang berlaku di Ruah Sakit Umum
Daerah Majalengka
3. Keterampilan
a. Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Secara adminitratif dan fungsional dapat bertanggung jawab dengan baik
16
4. Berwibawa
5. Sehat jasmaani dan rohani

TANGGUNG JAWAB
1. Secara administratif dan fungsionsal bertanggung jawab kepada kepala unit
kamar operasi
2. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada kepala unit
kamar operasi.

WEWENANG :
Meminta informasi dan pertunjuk kepada atasan yang dalam hal ini adalah kepala
ruangan kamar operasi

TUGAS
1. Fungsi perencanaan
a. Merencanakan kebutuhan alat tulis menulis
b. Merencanakan kebutuhan
 Kertas resep
 Laporan formulir anestesi
 Laporan formulir pembedahan
 Format team “time out”
 Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
 Formulir permintaan pemeriksaan radiologi
c. Merencanakan kegiatan administrasi unit kamar operasi
2. Fungsi penggerakan dan pelaksanaan
a. Melaksanakan pengajuan kebutuhan alat tulis menulis, kertas resep dan
formulir – formulir
b. Melaksanakan pencatatan, penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan
alat tulis menulis, kertas resep dan formulir – formulir
c. Melaksanakan kegiatan administrasi di unit kamar operasi
d. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh kepala perawatan
unit kamar operasi
e. Mengadakan kerja sama dan memelihara hubungan baik dengan unit yang
lain

17
3. Fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
a. Mengawasi dan mengendalikan pendaya gunaan alat tulis menulis, kertas
resep dan formulir – formulir
b. Mengawasi dan menilai pelaksanaan administrasi unit kamar operasi

D. BAGIAN INSTRUMEN UNIT KAMAR OPERASI


NAMA JABATAN : Bagian instrumen unit kamar operasi
PENGERTIAN: adalah Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung
jawab mengelola instrumen dalam hal pengadaan, perawatan dan
penggunaannya

PERSYARATAN
1. Pendidikan formal
Berijazah pendidikan formal keperawatan
2. Memiliki kemampuan kepemimpinan
3. Berwibawa
4. Sehat jasmani dan rohani

TANGGUNG JAWAB
1. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala
perawatan unit kamar operasi
2. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada kepala unit
kamar operasi

WEWENANG:
Bertanggung jawab terhadap alat – alat instrumen dalam hal pengadaan,
perawatan maupun penggunaannya

TUGAS
1. Fungsi perencanaan
a. Merencanakan kebutuhan alat instrumen
b. Merencanakan kalibrasi alat
c. Merencanakan pendayagunaan alat
2. Fungsi penggerakan dan pelaksanaan
a. Menyusun standar peralatan instrumen
18
b. Mengendalikan pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan dan
penggantian alat – alat instrumen
c. Melaksanakan pencatatan, penerimaan alat instrumen
d. Melaksanakan kalibrasi alat
e. Mengupayakan alat – alat agar selalu siap pakai
f. Mengupayakan perbaikan segera terhadap alat – alat yang rusak
g. Membuat laporan investaris kepada kepala perawatan
h. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan investaris kepada kepala
perwatan unit kamar operasi
i. Pembinaan dalam perawatan dan penggunaan alat
j. Melaksakan tugas – tugas lain yang ditugaskan oleh kepala perawatan unit
kamar operasi
k. Mengadakan kerjasama

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN

Piket
Logistik Rekam
Medis

Linen &
Laundry / Informasi
Sanitasi

Radiologi / CT
Kamar Bersalin
Scan / USG

Fisioterapi Unit Kamar Operasi


Laboratorium

Rawat Inap /
Jalan / ICU Farmasi

UGD Administrasi

Kamar Ambulance
Teknisi/
Jenazah
Peralatan

Keterangan :

A. Hubungan kerja internal (dengan unit lain di dalam RS) :


1. Komite Medis : Penyusunan SPM dan SOP pelayanan medis
2. Instalasi Pelayanan Medis :
a. Rawat Jalan : rujukan dari rawat jalan
b. Rawat Inap : rujukan dari rawat inap
c. Kamar bersalin : rujukan dari kamar bersalin
d. Perawatan intensif : rujukan dari perawatan intensif
e. Gawat darurat : rujukan dari IGD

20
3. Instalasi farmasi :
a. Permintaan perbekalan farmasi termasuk Barang Habis Pakai (BHP)
b. Pengawasan stock dengan kegiatan Stock Opname
4. Instalasi rekam medis : Penyediaan dan Penyimpanan berkas rekam medis
pasien
5. Instalasi laboratorium : Pemeriksaan – pemeriksaan laboratorium pada pasien
6. Instalasi radiologi : Pemeriksaan – pemeriksaan radiologi pada pasien
7. Rumah tangga :
a. Penunjang Umum: permintaan alat tulis kantor dan alat umum

b. Penunjang Medik: pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi alat kesehatan


dan alat umum.
c. Laundry
8. Keuangan :
Kasir : pembayaran tindakan rawat jalan dan rawat inap
9. Panitia PPI : Pencegahan dan pengendalian infeksi di kamar operasi
10. Tim K3 RS : Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana di
kamar operasi

B. Hubungan Kerja Eksternal (dengan institusi di luar RS) :


 R.S / praktek dokter / bidan di sekitar rumah sakit

21
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

N Ketenagaan OK KUALIFIKASI JUMLAH


O

1 Kepala Instalasi a. Dokter Spesialis, purna waktu 1 orang


b. Memiliki sertifikat PPGD / ATLS /
ACLS / Resusitasi
c. Masa kerja minimal 3 tahun

2 Kepala Perawatan a. Perawat S.Kep,purna waktu 1 orang


OK b. Memiliki sertifikat BTCLS
c. Masa kerja di OK minimal 3 tahun
d. Sudah pernah menjadi Kepala
Jaga.
e. Sudah mengikuti pelatihan bedah
dasar

3 Perawat OK : a. Perawat S.Kep dan D3, kebutuhan


purna/paruh waktu tenaga/ operasi :
b. Sudah mengikutIi pelatihan bedah 1 operasi : 3
dasar perawat
c. Masa kerja 3 tahun

4 Adm OK a. Dari Umum - 1 orang AD

- 1 orang
Perlengkapan

22
A. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten,
cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien.Atas dasar
tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan bedah di
instalasi kamar operasi, maka dibutuhkan tenaga dokter, perawat yang mempunyai
pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.

B. PENGATURAN DINAS
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat
untuk melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua
kegiatan pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 2
shift dalam 24 jam yaitu:
 Hari biasa Dinas Pagi Jam 07.00 sampai dengan Jam 14.00.
 Dinas Sore / Malam Jam 14.00 sampai dengan Jam 21.00
 Dinas Malam Jam 21.00 sampai dengan Jam 07.00
 On Call bila dibutuhkan
 Pengaturan jadwal dinas bisa secara fleksibel sesuai jam operasi (untuk
mengurangi angka kelebihan jam dinas ), jadwal dibuat sebulan sekali

23
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi dilakukan pada seluruh pegawai yang masuk ke Instalasi Kamar
Bedah meliputi :
1. Penerimaan pasien
2. Pencatatan pasien bedah
3. Pengolahan/pendistribusian instrumen bedah
4. Penyimpanan instrumen dan linen
5. Penjadwalan operasi elektif
6. Pelayanan pasien pre, intra, post operasi
7. Transfer pasien
8. Kebersihan kamar bedah
9. Pemisahan limbah infeksi dan non infeksi

24
BAB X
RAPAT

1. Rapat Rutin
Rapat rutin pada :
Waktu : Setiap Sabtu (kondisional)
Jam : 08.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Instalasi Kamar Bedah
Peserta : Kepala Instalasi, Kepala Ruang, Perawat Pelaksana dan yg
lainnya

Materi :
a. Evaluasi kinerja Instalasi Kamar Bedah.
b. Evaluasi SDM Instalasi Kamar Bedah
c. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Kamar Bedah
d. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di Instalasi Kamar Bedah
e. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan Instalasi
Kamar Bedah

2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu :Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas dan diselesaikan segera
Peserta :Kepala Instalasi Bedah, kepala ruangan, Ka TIM dan
anggota.
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Kelengkapan rapat : laporan/rekomendasi /usulan kepada kadep bedah dan
anestesi

25
BAB XI
PELAPORAN

Laporan Bulanan
Laporan Bulanan Instalasi Kamar Bedah meliputi :
a. Laporan jumlah pasien operasi ke Rekam Medis
b. Laporan Jumlah pasien per Spesialis

Ditetapkan di : Majalengka
Pada Tanggal : 12 Mei 2017
DIREKTUR RSUD MAJALENGKA,

dr. H. HARIZAL. F. HARAHAP, MM.


Pembina
NIP. 19691217 200212 1 005

26

Anda mungkin juga menyukai