Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA


Jalan.Kesehatan No. 77 Majalengka 45411
Telp. (0233) 281043-281189. Fax.(0233) 282741,
E-mail: rsu.majalengka@gmail.com Website: www.rsudmajalengka.majalengkakab.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA


NOMOR TAHUN 2022

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI ANESTESI


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA

Menimbang : a. Bahwa agar kegiatan di Instalasi Anestesi Rumah Sakit Umum


Daerah Majalengka berjalan sesuai prosedur dan optimal, maka
diperlukan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Anestesi yang
bermutu;

b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka


diperlukan suatu Pedoman Pengorganisasian Instalasi Anestesi untuk
dipergunakan sebagai acuan prosedur pelayanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


dan b perlu ditetapkan Keputusan Direktur RSUD Majalengka tentang
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Anestesi di RSUD Majalengka;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063);
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5072);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/ Menkes/ Per/ XI/ 2006
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan
Departemen Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 519/Menkes/Per/III/2011
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi Intensif di Rumah Sakit.

Memutuskan………....…….2

i
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka nomor 32


tahun 2017 tentang Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Instalasi
Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka.

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Anestesi di Rumah Sakit Umum


Daerah Majalengka sebagaimana tercantum dalam lampiran ini.

KETIGA : Pembinaan dan Pengawasan Pedoman Pengorganisasian Instalasi


Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka sebagaimana
dimaksud pada diktum KEDUA agar dilaksanakan oleh seluruh satuan
kerja terkait.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Majalengka
Pada Tanggal : 22 Maret 2022
DIREKTUR RSUD MAJALENGKA,

dr. Hj. Erni Harleni, MARS.


Pembina Tk I
NIP. 19691226 200212 2 003

DAFTAR ISI
ii
PERATURAN DIREKTUR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT.................................................................3
BAB III VISI, MISI, MOTO DAN FALSAFAH................................................................6
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT......................................................8
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI ANESTESI..........................................9
BAB VI URAIAN JABATAN..........................................................................................10
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA.............................................................................19
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI....................................................21
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI..................................................................................23
BAB X RAPAT..............................................................................................................27
BAB XI LAPORAN.......................................................................................................28

iii
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka
Nomor : Tahun 2022
Tanggal : 22 Maret 2022
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Anestesi di RSUD
Majalengka

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu tugas utama negara adalah memberi pelayanan kepada


masyarakat baik dalam bentuk jasa maupun fasilitas. Salah satu pelayanan
yang diberikan oleh Negara terhadap kesehatan yakni dengan memberikan jaminan
kesehatan. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat jaminan dan pelayanan
salah satu pelayanan lanjutan yang bisa diperoleh yakni pelayanan kesehatan
di Rumah sakit (PERMENKES No 71 Tahun 2013).

Rumah sakit merupakan institusi yang sifatnya kompleks dan sifat


organisasinya majemuk, oleh karena itu diperlukan pola manajemen yang jelas
dan modern untuk setiap unit kerja atau bidang kerjanya (Hasyim, 2005).Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan demikian
rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat, semakin dituntut untuk
menampilkan profesionalismenya (Muninjaya, 1996).

Instalasi anestesi adalah suatu unit khusus di rumah sakit sebagai tempat
untuk melakukan tindakan anestesi.Untuk itulah diperlukan suatu pedoman yang
mencakup perencanaan, penyediaan, pengelolaan bahkan pemeliharaan serta
sumber daya manusia.

Agar penyelenggaraan pelayanan anestesi dapat dilaksanakan dengan baik,


maka harus dilengkapi dengan pedoman pengorganisasi Instalasi Anestesi di Rumah
Sakit. Pedoman Pengorganisasian tersebut merupakan pedoman tertulis tentang
1
tata cara penyelenggaraan pelayanan di Instalasi Anestesi yang harus dilaksanakan
dan dipatuhi oleh tenaga kesehatan baik medis, paramedis maupun non medis yang
bertugas dirumah sakit.

BAB II
GAMBARAN UMUM

2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA

Menurut sejarahnya Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka berdiri sekitar


tahun 1911, dan yang tercatat sebagai direktur pertama di RSUD Majalengka adalah
seorang berkebangsaan Jerman, dr. Heinz Time Germal yang memimpin RSUD
Majalengka pada tahun 1962-1965, selanjutnya RSUD Majalengka dikelola oleh
Dinas Kesehatan Dati II Majalengka, pada masa kepemimpinan dr. le Tiong Bie atau
dikenal dengan nama dr. Iwan Satibi. Pada saat itu, Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka merupakan Rumah Sakit Kelas D.

Pada tahun 1966 dr. Dadang Sulaeman Rusydi yang berasal dari Tasikmalaya
diangkat menjadi Direktur RSUD Majalengka yang ke-2 dan beliau memimpin sampai
tahun 1972. Setelah kepemimpinan dr. Sulaeman Rusyidi berakhir, kursi
kepemimpinan diganti oleh dr. Muchyidin Hanafi Sutisna Sanjaya yang pada waktu itu
juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Dati II Majalengka menggantikan dr.
Iwan Satibi yang pensiun tahun 1980. Pada tahun 1984, dr. Muchyidin Hanafi Sutisna
Sanjaya digantikan oleh Direktur penggantinya, yaitu dr. Gufron Amali yang
memimpin sampai dengan tahun 1997 (pensiun). Dalam masa kepemimpinan beliau,
Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka berubah statusnya dari kelas D menjadi
kelas C berdasarkan SK Menkes Nomor. 105/Menkes/SK/II/tahun 1988.

Pada periode selanjutnya, pimpinan dipegang sementara oleh dr. H. Endang


Suhenda sebagai pelaksana harian (PLH) selama 1 (satu) tahun sampai tahun 1997.
Pada pertengahan tahun 1997 dilantik Direktur definitif, yaitu dr. Irama Nirwana Lubis,
M.Kes dan berakhir tahun 1998 karena beliau meninggal dunia selama masih
menjabat. Selanjutnya Direktur dijabat lagi oleh dr. Endang Suhenda sebagai
pelaksana teknis (PLT) yang berakhir sampai bulan Maret 2001, karena pada bulan
tersebut dilantik lagi Direktur definitif, yaitu dr. H. Maman Suparman Gani, MARS.
Kepemimpinan dr. H. Maman Suparman Gani, MARS berakhir sampai tahun 2003
sehubungan dengan adanya mutasi Direktur karena dr. H. Maman Suparman Gani,
MARS menjadi Direktur RSUD Cideres dan sebagai penggantinya adalah dr. H. Eddy
Rudianto M.Kes yang semula menjadi Direktur RSUD Cideres. Kepemimpinan dr. H.
Eddy Rudianto.M.Kes berakhir pada tahun 2006 karena beliau memasuki masa
pensiun dan kemudian digantikan oleh dr. H. Hamdi, M.Kes. Kepemimpinan beliau
juga berakhir sampai pensiun yaitu tanggal 1 September 2008 yang langsung
digantikan secara definitif oleh dr. H. Asep Suandi, M.Epid.

Pada akhir tahun 2008 seiring adanya penggantian Bupati dari Bupati Tuti
Hayati Anwar, SH, M.Si kepada H.Sutrisno. SE M.Si terjadi mutasi kepala SKPD

3
pada bulan Februari Tahun 2009, dr. H. Asep Suandi. M.Epid di Mutasi ke RSUD
Cideres dan RSUD Majalengka dijabat oleh H.Alimudin,S.Sos. MM terhitung tanggal
25 Februari 2009. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 2011 kepemimpinan di Rumah
Sakit Majalengka mengalami pergeseran kembali sehingga terhitung tanggal 1
November 2011 Direktur RSUD Majalengka dijabat oleh dr. H. Asep Suandi. M.Epid,
Bulan maret 2016 sampai mei 2021 direktur RSUD Majalengka dipimpin oleh dr. H.
Harizal Ferdiansyah Harahap, MM. dan sejak tanggal 21 Mei 2021 sampai dengan
sekarang RSUD Majalengka dipimpin oleh dr. Hj. Erni Harleni, MARS.

Berdasarkan SK Menkes Nomor. 105/Menkes/SK/II/tahun 1988 RSUD


Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C dan pada tahun 2009, RSUD
Majalengka mendapatkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit berdasarkan nomor
YM.01.10/III/2099/09, sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan bahwa rumah sakit
telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang meliputi administrasi
manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan,
dan rekam medis. Dan berdasarkan Keputusan Bupati nomor 48 tahun 2010, RSUD
Majalengka dengan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan
status BLUD penuh. Akreditasi status Paripurna dicapai oleh RSUD Majalengka pada
Tahun 2017 dengan nomor sertifikat akreditasi KARS-SERT/559/VII/2020 yang
berlaku sampai tanggal 17 Oktober 2021.

Berdasarkan Undang-Undang Rumah Sakit Bab III pasal 4 Rumah Sakit


mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Sedangkan menurut Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII Bagian
Kedelapan Paragraf 1 Pasal 49 ayat (2) Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka
mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai
standar pelayanan Rumah Sakit.

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang


Rumah Sakit Bab III Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

4
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;

Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka menyelenggarakan fungsi seperti


yang tercantum Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII Bagian
Kedelapan Paragraf 1 Pasal 49 ayat (3) adalah sebagai berikut meliputi:

1. Pelayanan Medis;
2. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
3. Pelayanan dan asuhan keperawatan;
4. Pelayanan rujukan;
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM);
6. Penelitian dan pengembangan;
7. Pelayanan administrasi umum dan keuangan.

BAB III
VISI, MISI, MOTTO DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

5
A. Visi dan Misi RSUD Majalengka
Visi dan misi RSUD Majalengka pada dasarnya mendukung visi dan misi
Kabupaten Majalengka, yaitu Mewujudkan Tatanan Masyarakat Majalengka
yang RELIGIUS, ADIL, HARMONIS dan SEJAHTERA RAHARJA. Secara
epistomologi visi RAHARJA yang merupakan penggalan dari kalimat
“Majalengka Sindangkasih Sugih Mukti Bagja Raharja” mempunyai makna yang
luhur, yang menyatu dalam filosofi keberadaan suatu kesatuan masyarakat
yang berada pada salah satu teritorial wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang disebut Majalengka, dan mempunyai karakteristik
keunggulan alami sebagai anugrah dari Allah (Bagja) sebagai corporate degree,
serta selalu berusaha untuk mewujudkan suatu tata kehidupan dan
penghidupan yang Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera.

RSUD Majalengka didalam rencana strategis 2018-2023 sebagai


perangkat daerah akan berkomitmen untuk terus mengawal pencapaian visi dan
misi pemerintah Kabupaten Majalengka 5 (lima) tahun kedepan terkait dengan
misi ke- 3 PEMBANGUN SINERGI DAN HUBUNGAN YANG HARMONIS
DENGAN SELURUH MITRA KERJA DAN PEMANGKU KEBIJAKAN DENGAN
UNSUR LEGISLATIF, PEMERINTAH DESA, PEMERINTAH PROVINSI DAN
PEMERINTAH PUSAT SERTA PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA,dimana
RSUD Majalengka akan mengawal misi tersebut pada tujuan Mewujudkan
tatakelola pemerintahan yang baik. Pada sasaran ketiga pada tujuan ini,
program kerja Bupati majalengka yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan
rujukan RSUD Majalengka dengan indikator terpenuhinya SPM RSUD
Majalengka. Selain itu, RSUD Majalengka juga berperan dalam implementasi
misi keempat dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, dan
berdaya saing. Sasaran dari tujuan ini adalah meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat dengan program tata kelola kesehatan yang mana indikator
programnya antara lain terpenuhinya standar sarana prasarana fasilitas
kesehatan dasar dan tersedianya sistem informasi kesehatan terintegrasi.
Kedua indikator program ini diejawantahkan dalam implementasi rencana
strategis RSUD Majalengka.

B. Moto

REMAJA (Ramah, Efektif, Mudah, Aman, terJAngkau)

6
Definisi Operasional : dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan
harus mengutamakan keramahan, dan efektif serta mudah, aman dan
terjangkau.

C. Falsafah RSUD Majalengka


“Melayani Dengan Ikhlas”

Definisi Operasional: Melayani pasien dengan Tulus, dan Ikhlas, dengan


dilandasi kejujuran serta bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan.

7
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

DIREKT DEWA
UR N
PENGAW
AS

KOMIT -KOMIT SATUA


BA IA E E PENGAW
N
ADMINISTRASI
G UMUM
N DAN INTERN
AS
KEUANGAN AL

SU BA IA UMUM SUB BAGIAN SUB


B
DANG N DAN
PEP KEUANG
BAGIAN
KEPEGAWAIAN ANGGARAN AN

BIDANG BIDAN BIDAN


PELAYANAN MEDIS PELAYAN NONGMEDIS DAN KEPERAWAT
G
DAN PENUNJANG AN NON
PENUNJANG AN )
MEDIS MEDIS

SEK SEK SEK SEK SEK SEK


PELAYAN
SI MEDI PENUNJANG
SI PELAYANAN
SI MEDI PENUNJANG
SI NON KEPERAWATAN
SI RAWAT KEPERAWATAN
SI RAWAT
AN S , MEDIS NON S MEDIS JALAN DAN INAP DAN
IGD INTENSIP

8
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI ANESTESI

STRUKTUR ORGNISASI INSTALASI ANESTESI TAHUN 2022

KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIS

dr. Alex Nugraha

KEPALA INSTALASI ANESTESI

dr. Tedy Nugraha, Sp.An., M.Kes.

KEPALA RUANGAN ANESTESI

H.Kusnari, S.Kep.,Ns

ADMINISTRASI PERAWAT ANESTESI INVENTARIS

Febryanto Adhi Uu Ruhimat, Amk.An. Darsam,S.Kep ,Ners


nugraha, S.E Gana Sugiatna, Amk.An.
Asep Kusnadi, A.Md.Kep.
Darsam Mangkudarojat, S.Kep.Ners.
Gery Candra Ramdani, A.Md.Kep.
Nindi Putri Pandeuri, A.Md.Kep
Muhammad Agung Waskito, S.Kep.Ners.

9
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. URAIAN JABATAN PETUGAS INSTALASI ANESTESI

a. Kepala Instalasi Anestesi

Nama Jabatan : Kepala Instalasi Anestesi

Pengertian : Salah seorang SMF yang ditunjuk oleh Kepala


Rumah Sakit untuk mengatur serta
menyelenggarakan pelayanan Anestesi.

Atasan Langsung : Kepala Rumah Sakit

Tujuan : Mengkoordinasi kegiatan pelayanan anestesiologi


dan terapi intensif sesuai dengan sumberdaya
manusia,sarana dan pra sarana sehingga
menghasilkan pelayanan yang profesional ,
bermutu , berhasil dan berdaya guna.

Persyaratan : Pendidikan dokter spesialis Anastesi

Tanggung Jawab : untuk melaksanakan pelayanan dan menyediakan


semua sarana yang dibutuhkan untuk tindakan
anestesiologi terhadap pasien dengan kwalitas
yang tinggi sesuai dengan yang berlaku.

Wewenang : 1. Menyelenggarakan pelayanan Medis terhadap


tindakan anestesi pasien sesuai dengan
kebutuhan.
2. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
pelayanan anestesiologi terhadap tindakan
anestesi.
3. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
pelayanan penunjang medis yang meliputi
pelayanan farmasi, laboratorium , inventarisasi
dan pemeliharaan sarana untuk menunjang
terselenggaranya tindakan anestesi pasien.
4. Melakukan koordinasi dengan bagian instalasi
terkait lainnya.

Tugas : 1. Menyiapkan dan memberikan data serta


informasi kepada kepala Rumah Sakit / Kepala
Bidang Pelayanan Medik tentang segala

10
sesuatu yang menyangkut kegiatan pelayanan
anestesi pasien di kamar operasi.
2. Memberikan saran baik diminta maupun tidak
diminta kepada Kepala Rumah Sakit/Kepala
Bidang Pelayanan Medik tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan bidang
tugasnya dan pengembangan kamar operasi.
3. Menyiapkan dan memberikan data serta saran
kepada Kepala Rumah Sakit / Kepala Bidang
Pelayanan Medik dalam rangka menyusun
program kerja instalasi anestesi untuk
menunjang kegiatan pelayanan anestesi pada
tahun anggaran berikutnya.
4. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain
yang terkait dilingkungan unit kerja kamar
operasi sebagai bahan penyusunan program
kerja Rumah Sakit.
5. Mengajukan kebutuhan pegawai, peralatan dan
anggaran biaya-biaya untuk menunjang
kegiatan dan pelaksanaan tugas serta
pengembangan instalasi anestesi kepada
Bagian Penunjang Medik sesuai dengan
kebutuhan dan peraturan yang berlaku.
6. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap
tata tertib , disiplin, kebersihan, keamanan dan
kelancaran tugas dilingkungan kerja kamar
operasi.
7. Menyelenggarakan pembinaan pegawai
dilingkungan unit anestesi dengan cara :
a. Meningkatkan kualitas pegawai agar
kemampuan dan ketrampilan sesuai
dengan tugasnya masing-masing sehingga
setiap pegawai dapat dimanfaatkan
secara optimal dan efektif.
b. Kualitas pegawai dijaga supaya dapat
dicapai efisiensi dan efektifitas yang optimal.
c. Membuat uraian tugas semua pegawai
yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan bidang tugasnya.
8. Melaksanakan pengusulan kenaikan jabatan /
11
mutasi / pendidikan dan hukuman bagi seluruh
pegawai yang berada diunit kerjanya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
9. Menjalankan serta menjabarkan kebijaksanaan
Kepala Rumah Sakit untuk disampaikan dan
dilaksanakan dilingkungan unit kerjanya.
10. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain
yang terkait baik didalam maupun diluar unit
kerja Kamar Operasi dalam rangka penyusunan
prosedur kerja Kamar Operasi.
11. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan
unit kerja lain yang terkait seperti instansi untuk
menyelenggarakan uasah-usaha yang
bertujuan meningkatkan pelayanan perawatan
anestesi sesuai dengan tuntutan dan
kemampuan Rumah Sakit agar tugas pokok
dan fungsi kamar operasi dapat dilaksanakan
secara optimal.
12. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan
Kepala Bidang Keperawatan untuk kelancaran
tugas serta pembinaan dan pengembangan
asuhan keperawatan diunit kerja kamar operasi.
13. Mengkoordinasikan, membina, dan mengawasi
dokter ahli tenaga medis paramedis perawatan
dan non perawatan dan tenaga pelaksana
lainnya yang berdinas diunit kerja kamar
operasi untuk membantu melaksanakan
tindakan pemanestesian di rumah sakit.
14. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan
Kepala Unit untuk menyusun dan menetapkan
petunjuk pelaksanaan tugas bagi tenaga
medis,para medis, paramedis non perawatan
dan tenaga non medis lainnya dari masing-
masing lingkungannya.
15. Mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan
persiapan pengaturan dan pengawasan semua
sarana ( hardware& software ) dan tenaga yang
dibutuhkan untuk melakukan pemanestesian
pasien.
16. Membantu merencanakan kebutuhan bahan ,
12
obat serta alat pendukung lainnya untuk
menunjang kelancaran tindakan pemanestesian
pasien yang akan dilaksanakan.
17. Standarisasi obat, instrument,alat tenun / linen
dan standar prosedur anesthesia dan tindakan
operasi dilingkungan unit kerja kamar operasi.
18. Melaporkan semua kejadian yang terjadi
dilingkungan unit kerja Kamar Operasi baik
secara lisan maupun secara tertulis yang
ditujukan langsung kepada Kepala Rumah Sakit
atau melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik.
19. Membuat laporan berkala yang meliputi :
a. Laporan operasi efektif mengenai :
1) Daftar nama-nama yang dilakukan
operasi dan pembatalan operasi
b. Laporan pemakaian obat-obatan , alat
kesehatan dan cairan / infus.
c. Laporan pemakaian obat bius.
d. Laporan Inventarisasi tenaga.
e. Laporan Inventarisasi alat-alat kedokteran /
kesehatan.
f. Laporan Inventarisasi potensi.
20. Menyiapkan dan membuat laporan tahunan
mengenai seluruh kegiatan kamar operasi ,
sebagai bahan penyusunan laporan tahunan
rumah sakit.
21. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan
dilingkungan unit kerja kamar operasi dan bila
perlu memberikan saran untuk mengadakan
perbaikan – perbaikan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan rumah sakit ,
disampaikan secara langsung kepada Kepala
Rumah Sakit atau melalui Kepala Bidang
Pelayanan Medik.
22. Melaksanakan kegiatan / tugas lain sesuai
dengan pengawasan Kepala Rumah Sakit /
Kepala Bidang Pelayanan Medik.

13
b. Kepala Ruangan Anestesi
Nama Jabatan : Kepala Ruang Anestesi
Pengertian : Seorang tenaga perawat anestesi yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan
kegiatan pelayanan keperawatan di Unit kamar operasi.
Atasan Langsung : Kepala Instalasi Anestesi
Tujuan : a. Tujuan Umum
Melaksanaka fungsi manajemen, keperawatan,
merencanakan, memimpin, mengawasi,
mengkoordinir serta mengevaluasi hasil dari tindakan
pemanestesian dalam rangka menunjang misi Rumah
Sakit Umum Daerah Majalengka .
b. Tujuan Khusus
Mengarahkan fungsi manajemen dan pelayanan
anestesiologi dikamar operasi meliputi :
 Membantu Dokter dalam melaksanakan tindakan
anestesi
 Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
anestesiologi dikamar anestesi.
 Meningkatkan sumber daya manusia.

Persyaratan : 1. D III Keperawatan Anestesi


2. Berpengalaman dalam bidangnya
3. Berkelakuan & berkepribadian baik serta
berkemampuan memimpin
Tanggung Jawab : 1. Secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada Kepala Instalasi
2. Secara teknis medis operasionalnya, bertanggung
jawab kepada dokter penanggung jawab / dokter
yang berwenang.

Wewenang : 1. Menentukan dan mengusulkan jumlah tenaga kerja


dikamar operasi.
2. Menentukan kebijakan operasional pengelolaan
ruang anestesi sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan Kepala Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka
3. Penggunaan sarana dan prasarana di kamar operasi.

14
4. Menentukan tugas dan tanggung jawab staf.

Tugas : 1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :


a. Mengevaluasi pelaksanaan pelayanan anestesi
membuat laporan berkala
b. Mengatasi permasalahan yang berakaitan dengan
pelayanan den
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan , meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan anestesi di kamar operasi.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga
perawat anestesi dan tenaga lain sesuai
kebutuhan / peraturan yang berlaku ( bulanan,
mingguan, harian dan lain-lain
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
perawat anestesi baru atau tenaga lain yang akan
bekerja di instalasi anestesi.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga
perawatan anestesi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai ketentuan / standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada
dengan cara bekerjasama dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam pelayanan anestesi di kamar
operasi.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan perawat
pelaksana anestesi dan tenaga lain yang berada
diwilayah tanggung jawabnya
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dibidang keperawatan anestesi antara lain melalui
pertemuan ilmiah
h. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan
peralatananestesi agar selalu dalam keadaan
siap pakai.
i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
inventarisasi peralatan.
j. Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam
memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungannya.
k. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai
15
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta
kegiatan lain dikamar operasi anestesi,
selanjutnya menyampaikannya kepada Kepala
Keperawatan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan , pengendalian
dan penilaian meliputi:
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan anestesi
yang telah ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
dibidang anestesi.
c. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan
peralatan perawatan serta obat-obatan secara
efektif dan efisien.

c. Perawat Pelaksana Anestesi


Nama Jabatan : Perawat Anestesi
Pengertian : Individu yang memiliki kemampuan dan memenuhi
persyaratan untuk diberi tugas dan wewenang dalam
melaksanakan tindakan anestesi sebagai mitra dokter
Atasan Langsung : Kepala Ruang Anestesi
Tujuan : 1. Tujuan Umum
Melaksanakan fungsi anestesio logi maksimal dalam
melayani pasien yang akan dilakukan operasi demi
tercapainya Misi Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka

2. Tujuan Khusus
Membantu dokter anestesi melaksanakan tindakan
operasi.

Persyaratan : 1. D3 Keperawatan Anestesi


2. Berpengalaman dalam bidangnya
3. Berkepribadian dan berkelakuan baik
4. Berdedikasi yang tinggi.

Tanggung Jawab : 1. Pelaksanaan pelayanan tindakan anestesi kepada


pasien kamar operasi.

16
2. Penggunaan dan pemeliharaan saran dan prasarana
alat anestesi di kamar operasi.
3. Tugas yang telah diberikan / ditetapkan.

Wewenang : Mengatur dan menggunakan fasilitas sarana , prasarana


dan peralatan di lingkungan kamar operasi sesuai
dengan jenis operasi yang dilakukan.

Tugas : 1. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang berlaku di


kamar operasi berkaitan dengan pemeliharaan
sarana , prasarana dan peralatan-peralatan anestesi
2. Mengatur kesiapsiagaan tim kerja dalam operasi
mendadak

d. Bagian Administrasi dan Perlengkapan Instalasi Anestesi


Nama Jabatan : Bagian adminitrasi dan perlengkapan anestesi
Pengertian : adalah Seorang tenaga non perawat yang di beri tanggung
jawab dalam mengelola administrasi unit anestesi
Persyaratan : 1. Pendidikan formal
Berijazah pendidikan formal
2. Pengetahuan
Mengetahui standar prosedur unit instalasi anestesi
yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka
3. Keterampilan
a. Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Secara adminitratif dan fungsional dapat
bertanggung jawab dengan baik
4. Berwibawa
5. Sehat jasmaani dan rohani

Tanggung Jawab : 1. Secara administratif dan fungsionsal bertanggung


jawab kepada kepala ruang anestesi
2. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab
kepada kepala ruang anestesi

Wewenang : : Meminta informasi dan pertunjuk kepada atasan yang


dalam hal ini adalah kepala ruangan anestesi

17
y
&
B
p
w
D
h
z
J
K
F
u
b
L
G
U
c
S
T
/C
rg
fo
d
M
m
R
k
P
e
liA
Tugas

ta
s
In: 1. Fungsi perencanaan
a. Merencanakan kebutuhan alat tulis menulis
b. Merencanakan kebutuhan
 Kertas resep
 Laporan formulir anestesi
c. Merencanakan kegiatan administrasi
2. Fungsi penggerakan dan pelaksanaan
a. Melaksanakan pengajuan kebutuhan alat tulis
menulis, kertas resep dan formulir – formulir
b. Melaksanakan pencatatan,

kertas resep dan formulir – formulir


penerimaan,
pengeluaran dan penyimpanan alat tulis menulis,

c. Melaksanakan kegiatan administrasi di ruang


anestesi
d. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan
oleh kepala perawatan unit anestesi
e. Mengadakan kerja sama dan
hubungan baik dengan unit yang lain
memelihara

3. Fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian


a. Mengawasi dan mengendalikan pendaya gunaan
alat tulis menulis, kertas resep dan formulir –
formulir
b. Mengawasi dan menilai pelaksanaan administrasi
unit instalasi anestesi

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

18
i
Keterangan :

A. Hubungan kerja internal (dengan unit lain di dalam RS) :


1. Komite Medis : Penyusunan SPM dan SOP pelayanan medis
2. Instalasi Pelayanan Medis :
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c. Kamar bersalin
d. Perawatan intensif
e. Gawat darurat

3. Instalasi farmasi :

anestesi
: rujukan dari rawat jalan
: rujukan dari rawat inap
: rujukan dari kamar bersalin
: rujukan dari perawatan intensif
: rujukan dari IGD

a. Permintaan perbekalan farmasi termasuk Barang Habis Pakai (BHP) dan obat

b. Pengawasan stock dengan kegiatan Stock Opname


4. Instalasi rekam medis : Penyediaan dan Penyimpanan berkas rekam medis
pasien
5. Instalasi laboratorium : Pemeriksaan – pemeriksaan laboratorium pada pasien
6. Instalasi radiologi
7. Rumah tangga :
: Pemeriksaan – pemeriksaan radiologi pada pasien

a. Penunjang Umum: permintaan alat tulis kantor dan alat umum


b. Penunjang Medik: pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi alat kesehatan dan

19
alat umum.
c. Laundry
8. Keuangan :
Kasir : pembayaran tindakan medis Anestesi
9. Panitia PPI : Pencegahan dan pengendalian infeksi di kamar operasi
10. Tim K3 RS : Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana di kamar
operasi

B. Hubungan Kerja Eksternal (dengan institusi di luar RS) :


 R.S / praktek dokter / bidan di sekitar rumah sakit

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NO Ketenagaan Kualifikasi Jumlah

20
1 Kepala Instalasi a. Dokter Spesialis, purna waktu 1 orang

2 Kepala Ruang a. Penata Anestesi D III/IV 1 orang


Anestesi b. Memiliki sertifikat BTCLS
c. Sudah pernah menjadi Kepala
Jaga.
d. Sudah mengikuti pelatihan anestesi
dasar

3 Perawat Anestesi : a. Perawat Anestesi D3, purna/paruh kebutuhan


waktu tenaga/ operasi :
b. Sudah mengikuti pelatihan anestesi 1 operasi : 1
c. Masa kerja 3 tahun perawat

4 Admin anestesi d. Dari Umum - 1 orang ADM

- 1 orang
Perlengkapan

A. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan anestesi perlu menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan
teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan
efisien.Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan,
mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk
menunjang pelayanan anestesi di Instaslasi Anestesi, maka dibutuhkan tenaga
dokter, perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan
yang sesuai.

B. Pengaturan Dinas
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi
perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan di instalasi anestesi sehingga semua
kegiatan pelayanan anestesi dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas
dibuat 3 shift dalam 24 jam yaitu:
 Hari biasa Dinas Pagi Jam 07.00 sampai dengan Jam 14.00.
 Dinas Sore / Malam Jam 14.00 sampai dengan Jam 21.00
 Dinas Malam Jam 21.00 sampai dengan Jam 07.00
 On Call bila dibutuhkan

21
 Pengaturan jadwal dinas bisa secara fleksibel sesuai jam operasi (untuk
mengurangi angka kelebihan jam dinas ), jadwal dibuat sebulan sekali

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

22
Kegiatan orientasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan
Komunikasi dan koordinasi agar memiliki kinerja baik, staf baru, apapun status
kepegawaiannya perlu mengenal keseluruhan Rumah Sakit dan bagaimana
tanggung jawabnya yang spesifik/khusus atau non klinis berkontribusi pada Misi
Rumah Sakit. Untuk memperkenalkan, membiasakan diri sebagai bagian proses
adaptasi.
Ini dapat dicapai melalui orientasi umum tentang rumah sakit dan tugasnya di rumah
sakit serta orientasi yang spesifik tentang tugas tanggung jawab dalam jabatannya.
Keputusan untuk mengangkat seseorang sebagai staf rumah sakit menimbulkan
terjadinya beberapa proses. Kegiatan orientasi diberikan orientasi tentang rumah sakit
dan tanggungjawab yang diberikan. Adapun yang akan diorientasikan adalah :

A. Orientasi Umum.
Semua karyawan baru akan melakukan kegiatan orientasi yang bertujuan untuk
memperkenalkan, membiasakan diri sebagai bagian proses adaptasi terhadap
sistem (kondisi) kerja di Instalasi bagi karyawan baru, Hanya berlangsung
satu minggu untuk orientasi secara umum yang diberikan selanjutnya
disesuaikan dengan program orientasi dari bagian atau instalasi lain yang
terkait dengan kegiatan orientasi tersebut. Materi yang disampaikan sifatnya
masih sangat umum yaitu tentang :
a. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka,
b. Filosofi
c. Misi
d. Visi
e. Struktur Organisasi rumah sakit.
f. PPI.
g. Pasien Safety

B. Orientasi Khusus.
Orientasi Khusus juga dilakukan sebagai proses pengenalan terhadap pola
kerja di instalasi Anestesi. Memiliki tujuan yang sangat spesifik yaitu
mengetahui tentang ;
a. Informasi petugas yang merawat diruang perawatan.
b. Informasi jadwal konsultasi dokter dan perawat.
c. Informasi hak dan kewajiban pasien/ keluarga.
HAK PASIEN
 Hak memperoleh informasi tata tertib/ peraturan yang berlaku
 Hak mendapatkan pelayanan yang manusiawi

23
 Hak memperoleh pelayanan medis sesuai dengan standard profesi
kedokteran yang berlaku di rumah sakit
 Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai standard profesi
 Hak memilih dokter sesuai kelas perawatan yang dipilihnya
 Hak untuk dirawat dokter yang secara bebas menentukan
pendapat klinis dan etisnya
 Hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakitnya
 Hak menyimpan privasi/ penyakit yang dideritanya
 Hak mendapatkan informasi penyakit, tindakan medik, akibat
tindakan medik, alternatif terapi, prognosa, perkiraan biaya dan
peraturan yang berlaku
 Hak menyetujui/ memberikan ijin atas tindakan yang dilakukan
dokter sehubungan dengan penyakitnya
 Hak menolak tindakan medik dan pengobatan untuk dirinya atas
tanggungjawab sendiri
 Hak untuk didampingi keluarga dalam keadaan kritis
 Hak menjalankan agama/ kepercayaan masig-masing
 Hak mendapatkanperlindungan keamanan dan keselamatan diri
selama dalam perawatan di rumah sakit
 Hak mengajukan usulan perbaikan, atas perlakuan RS pada dirinya
 Hak untuk menerima/ menolak bimbingan moril maupun spiritual
KEWAJIBAN PASIEN
 Pasien dan keluarga mempunyai kewajiban mentaati segala
peraturan dan tatatertib yang berlaku di rumah sakit
 Pasien berkewajiban mematuhi segala instruksi dokter dalam
pengobatannya
 Pasien berkewajiban memberi informasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter yang memeriksanya
 Pasien dan atau keluarganya berkewajiban melunasi semua biaya
administrasi selama di RS
 Pasien atau keluarganya berkewajiban untuk memenuhi perjanjian
yang ditandatangani
d. Informasi catatan perkembangan dan rencana asuhan keperawatan
 Keadaan umum saat ini
 Rencana program terapi/ tindakan medic (kolaborasi dokter)
 Rencana tindakan keperawatan pasien
 Nutrisi pasien saat ini

24
 Aktivitas pasien saat ini, dll
e. Informasi ruangan dan fasilitas
f. Informasi tarif pelayanan.
g. Informasi peraturan tata tertib rumah sakit
 Pengunjung masuk keruang rawat, harap melepaskan sepatu atau
sandal atau alas kaki lainnya guna menjaga kebersihan dan
kesehatan bagi pasien
Pengunjung dilarang:
 Membawa makanan yang terlarang bagi penderita
 Membawa anak-anak masuk ruang perawatan
 Membawa barang berlebihan hingga memenuhi ruangan
 Membawa senjata api/ senjata tajam
 Membuang sampah dan benda apapun sembarangan
 Berbicara terlalu keras sehingga mengganggu pasien
 Merokok dalam ruang rawat
 Menengok pasien pada waktu diluar jam besuk
 Ketika dokter visite/ memeriksa pasien atau petugas sedang
melaksanakan tindakan perawatan, semua penunggu/ pengunjung
diharap keluar dari ruang rawat dan menunggu diruang yang telah
disediakan
h. Informasi pasien pulang
 Memberitahu pasien atau keluarga kapan diperbolehkan pulang
 Mempersiapkan resep yang dibutuhkan
 Menjelaskan tentang perawatan dirumah/ discharge planning: obat,
Nutrisi, aktivitas sehari-hari yang boleh dilakukan
 Memberitahu jadwal kontrol
 Menjelaskan tentang kondisi penyakit dan hal-hal yang diwaspadai
 Menganjurkan pasien/ keluarga untuk segera kontrol jika mendapat
masalah sehubungan dengan penyakitnya.
 Menyelesaikan administrasi perawatan ( Membayar biaya
perawatan) untuk pasien umum.

C. Prosedur kegiatan
Kegiatan orientasi karyawan baru antara lain:
a. Mempelajari alur pelayanan Instalasi Anestesi
b. Memperkenalkan semua staff dan ruangan
c. Pembelajaran tentang visi dan misi RS

25
d. Evaluasi hasil orientasi dilakukan bersamaan dengan evaluasi pada
masa training
e. Melaporkan hasil penilaian

26
BAB X
RAPAT

A. Rapat Rutin
Rapat rutin pada :
Waktu : Setiap Sabtu Minggu Ketiga
Jam : 08.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Instalasi Anestesi
Peserta :Kepala Instalasi, Kepala Ruang, Perawat Pelaksana Anestesi dan
yg lainnya

Materi :
a. Evaluasi kinerja Instalasi Anestesi.
b. Evaluasi SDM Instalasi Anestesi
c. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Anestesi
d. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di Instalasi Anestesi
e. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan Instalasi Anestesi

B. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :

Waktu :Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera

Peserta :Kepala Instalasi Anestesi, kepala ruangan, dan anggota.

Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.

Kelengkapan rapat : laporan/rekomendasi /usulan kepada Kepala Instalasi


anestesi dan perawat anestesi

27
BAB XI
PELAPORAN

Kegiatan di Instalasi Anestesi, pertemuan rutin dan insidentil dilaporkan setelah


rapat atau pertemuan dilaksanakan. Sedangkan pelaporan kegiatan Instalasi dilakukan
setiap periode tertentu. Laporan yang dilaporkan adalah mengacu pada target
pencapaian Sandar Pelayanan Minimal dan indikator pelayanan lain yang
menggambarkan aktifitas di suatu ruang Instalasi Anestesi. Adapaun laporan yang
dibuat adalah sebagai berikut ;
1. Laporan Bulanan
Laporan jumlah pasien yang dilakukan tindakan anestesi perbulan berdasarakan
jenis tindakan anestesi.
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan adalah rekapan dari laporan bulanan yang digabungkan
menjadi laporan tahunan.

Ditetapkan di : Majalengka
Pada Tanggal : 22 Maret 2022
DIREKTUR RSUD MAJALENGKA,

dr. Hj. Erni Harleni, MARS.


Pembina Tk I
NIP. 19691226 200212 2 003

28

Anda mungkin juga menyukai