Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA

PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMEA KABUPATEN MINAHASA


SELATAN
Rionald Runtuwene*, Jane M. Pangemanan**, Budi T. Ratag*
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Berdasarkan
pengukuran tekanan darah di Sulawesi Utara. Penyakit Hipertensi diderita oleh hampir satu di antara tiga
penduduk berumur >18 tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukan berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah
sebesar 31,7%. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah seperti kurang olahraga, konsumsi alkohol, kebiasaan
merokok, obesitas, stres dan asupan natrium. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas Ranomea Kabupaten Minahasa Selatan.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studi kasus kontrol (case control study).
Pengambilan sampel berdasarkan teknik total populasi dengan jumlah sampel 50 kelompok kasus dan 50 kelompok
kontrol dan dilakukan matching berdasarkan jenis kelamin, umur dan tempat tinggal. Variabel yang diteliti adalah
kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Data diambil melalui kuesioner, dan wawancara langsung. Analisis
data dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI = 95%,
tingkat signifikansi (α = 0,05).
Hasil uji statistik menunjukan faktor risiko kebiasaan merokok mempunyai hubungan yang bermakna dengan
hipertensi (p = 0,031; OR = 4,0; CI = 1,21 – 13,43) begitu juga dengan konsumsi alkohol menunjukan hubungan
yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,000; OR = 5,67; CI = 2,14 – 14,99).
Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Puskesmas
Ranomea Kabupaten Minahasa Selatan.
Kata kunci : Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi
ABSTRACT
Hypertension is a condition which blood pressure chronically elevated. According to measurement of blood
pressure in North Sulawesi, Hypertension affects nearly one in three people aged > 18 years. Health Research
Association (Riskesdas) in 2007 showed according to measurement of blood pressure, prevalence of hypertension
on Indonesian people aged more than 18 years is 31,7%. Risk factors that can be changed such as lack of exercise,
alcohol consumption, smoking, obesity, stress and sodium intake. This research aims to determine factors related
to hypertension on patients in Ranomea Health Center South Minahasa.
This study used analytic observational with case control study design. Sampling was done by using total sample
population of 50 cases and 50 control group treated by matching based on sex, age and residence. Variables
examined are smoking habits and alcohol consumption. Data retrieved through questionnaires and interviews.
Data analysis was performed on univariate analysis and bivariate analysis using chi-square test with CI = 95%,
significant level (α = 0,05).
Statistical test result showed that smoking habits have a significant relation with hypertension (p = 0,031; OR =
4,0; CI = 1,21 – 13,43) as well as alcohol consumption a significant relation with hypertension (p = 0,000; OR =
5,67; CI = 2,14 – 14,99).
There is a significant relation between smoking habits and alcohol consumption with hypertension in Ranomea
Health Center South Minahasa.

Keywords: Habit Smoking, Alcohol Consumption, Hypertension


PENDAHULUAN Darmoyo dalam penelitiannya menemukan
bahwa antara 1,8% - 28,6% penduduk dewasa
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan
adalah penderita hipertensi (Depkes, 2006).
darah di pembuluh darah meningkat secara
Hasil Riset Kesehatan Dasar
kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukan
bekerja lebih keras memompa darah untuk
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu
tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 31,7%.
fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ
Menurut provinsi prevalensi hipertensi tertinggi
vital seperti jantung dan ginjal (Depkes, 2013).
di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di
Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga
Papua Barat (20,1%) (Riskesdas, 2007). Dari
terbesar yang menyebabkan kematian dini,
data Dinas Kesehatan Minahasa Selatan,
hipertensi berakibat terjadinya gagal jantung
Puskesmas Ranomea Kecamatan Amurang
kongestif serta penyakit cerebrovasculer
Timur menduduki peringkat ke dua terbanyak
(Depkes, 2006).
penyakit hipertensi setelah Puskesmas Motoling
Tingkat prevalensi sebesar 6 - 15%
Timur.
pada orang dewasa. Sebagai suatu proses
Berdasarkan data-data tersebut, maka
degeneratif, hipertensi tentu hanya ditemukan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pada golongan dewasa. Ditemukan
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecenderungan peningkatan prevalensi
hipertensi pada pasien di Puskesmas Ranomea
hipertensi menurut peningkatan usia. Sebanyak
Kecamatan Amurang Timur Kabupaten
70% adalah hipertensi ringan, karena itu
Minahasa Selatan.
hipertensi banyak diacuhkan atau terabaikan
sampai saat menjadi ganas (Bustan, 2007).
METODE PENELITIAN
Seperti yang dilaporkan oleh WHO – South East
Penelitian ini merupakan penelitian
Asian Region SEARO (2011) hipertensi
observasional analitik. Rancangan
menyebabkan 8 juta orang meninggal setiap
penelitiannya menggunakan desain Case
tahun diantara peduduk dunia dan hampir 1,5
Control Study (Studi Kasus Kontrol). Penelitian
juta kematian terkait hipertensi terjadi
ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
dikawasan Asia Tenggara. Banyak orang tidak
Ranomea Kecamatan Amurang Timur
menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.
Kabupatem Minahasa Selatan dan dilaksanakan
Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan
pada bulan November sampai bulan Desember
pada stadium awal belum menimbulkan
2013. Populasi dalam penelitian ini adalah
gangguan yang serius pada kesehatannya. Boedi
seluruh pasien dewasa baru yang berkunjung
pada bulan Juni-Oktober tahun 2013. Pada responden (3%). Untuk responden yang tidak
kelompok kontrol dilakukan matching dengan menderita hipertensi dilakukan matching
kelompok kasus berdasarkan umur, jenis dengan kelompok yang menderita hipertensi.
kelamin dan tempat tinggal. Berdasarkan jenis kelamin jumlah responden
Kriteria Inklusi perempuan dengan diagnosis menderita
a. Tinggal di wilayah kerja Puskesmas hipertensi 31 (31%), lebih banyak dari
Ranomea responden laki-laki yang hanya 19 (19%)
b. Tinggal di lokasi yang terjangkau responden. Jumlah responden yang tidak
c. Pasien baru yang didiagnosis oleh dokter menderita hipertensi dilakukan matching
menderita hipertensi selama bulan Juni – dengan kelompok yang menderita hipetensi.
Oktober 2013.
Presentase terbesar tingkat pendidikan
Kriteria Eksklusi
terakhir responden dengan diagnosis menderita
a. Tidak bersedia menjadi sampel
hipertensi adalah SMA (21%). Selanjutnya, ada
penelitian/responden.
14% responden dengan pendidikan terakhir
Penelitian yang dilakukan selama 2 bulan ini
SMP dan 10% dengan pendidikan terakhir SD.
didapatkan jumlah sampel sebanyak 100
Bahkan ada juga responden dengan diagnosis
responden yang terbagi 50 kelompok kasus dan
hipertensi dengan pendidikan terakhir S1-S2
50 kelompok kontrol. Variabel bebas dalam
(5%). Tidak jauh berbeda dengan tingkat
penelitian ini yaitu kebiasaan merokok dan
pendidikan terakhir para responden yang tidak
konsumsi alkohol, sedangkan variabel terikat
menderita hipertensi, tingkat pendidikan
yaitu kejadian hipertensi. Data yang telah
terakhir responden yang tidak menderita
dikumpulkan akan dianalisis secara bertahap
hipertensi juga sebagian besar adalah SMA
meliputi analisis univariat dan analisis bivariat
dengan presentase 27 %.
menggunakan uji chi-square pada program
komputer yaitu SPSS. Berdasarkan hasil penelitian ini, pada
kelompok kasus terdapat 46 (46%) responden
HASIL PENELITIAN yang memiliki riwayat penderita hipertensi,
Analisis Univariat berbeda dengan kelompok kontrol 50 (50%)
1. Karakteristik Responden responden tidak memiliki riwayat keluarga yang
Distribusi responden berdasarkan karakteristik menderita hipertensi. Ini menunjukan bahwa
umur diketahui bahwa paling banyak responden riwayat keluarga penderita hipertensi lebih
yang menderita hipertensi berada pada banyak pada orang yang menderita hipertensi
kelompok umur 40-49 tahun (30%), sedangkan dibandingkan dengan yang tidak menderita
pada kelompok umur ≥ 70 tahun hanya 3 hipertensi.
Analisis Bivariat bahwa terdapat hubungan yang bermakna

1. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok antara variabel yang diteliti yaitu kebiasaan

Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja merokok dengan hipertensi di Puskesmas


Puskesmas Ranomea Kecamatan Amurang Ranomea Kecamatan Amurang Timur
Timur Kabupaten Minahasa Selatan Tahun Kabupaten Mainahasa Selatan. Orang yang
2013. memiliki kebiasaan merokok 4,0 kali lebih

Berdasarkan uji statistik dengan berisiko menderita hipertensi dibandingkan

menggunakan uji chi squere dihasilkan nilai dengan orang yang tidak mempunyai

probabiltas sebesar 0,031 dengan tingkat kebiasaan merokok.

kesalahan 0,05. Hal tersebut menunjukan

Kebiasaan Kasus Kontrol Total Nilai p OR CI


Merokok n % n % n %
Ya 13 13 4 4 17 17
Tidak 37 37 46 46 83 83 0,031 4,0 1,21-13,43
Jumlah 50 50 50 50 100 100

2. Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan diteliti yaitu konsumsi alkohol dengan
Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Ranomea hipertensi di Puskesmas Ranomea
Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Kecamatan Amurang Barat Kabupaten
Minahasa Selatan. Minahasa Selatan. Orang yang
mengkonsumsi alkohol memiliki risiko 5,67
Perhitungan menggunakan uji chi-square
kali lebih besar menderita hipertensi
menghasilkan nilai probabilitas 0,000
dibandingkan dengan orang yang tidak
dengan tingkat kesalahan 0,05. Hasil
mengkonsumsi alkohol.
perhitungan tersebut menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara variabel yang
Komsusi Kasus Kontrol Total Nilai p OR CI
Alkohol n % n % n %
Ya 24 24 7 7 31 31 0,000 5,67 2,14-14,99
Tidak 26 26 43 43 69 69
Jumlah 50 50 50 50 100 100

PEMBAHASAN kemudian disebut sebagai hipertensi (Junaidi,


2010).
Hipertensi dapat didefinisikan dengan
Penelitian ini menunjukan bahwa
meningkatnya tekanan darah arteri yang
terdapat hubungan yang bermakna antara
persisten dimana tekanan darah sistoliknya di
kebiasaan merokok dengan hipertensi. Hasil
atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
pengolahan data menghasilkan nilai probabilitas
mmHg (Smeltzer, 2002). Sistolik adalah ketika
sebesar 0,031 dengan p < 0,05. Hasil tersebut
jantung berkontraksi dan memompa darah maju
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
kedalam arteri-arteri. Diastolik adalah tekanan
bermakna antara kebiasaan merokok dengan
didalam arteri-arteri ketika jantung beristirahat
kejadian hipertensi. Uji hubungan ini juga
(relax) setelah kontreksi (Pramudianto, 2012).
menghasilkan nilai Odds Ratio 4,0. Hal ini
Penelitian mengenai penyakit berarti bahwa orang yang memiliki kebiasaan
hipertensi yang dilakukan di Puskesmas merokok, berisiko 4,0 kali lebih besar terkena
Ranomea Kecamatan Amurang Timur ini hipertensi dibandingkan dengan orang yang
dengan 100 jumlah sampel dengan 50 tidak memiliki kebisaan merokok. Hasil
responden kelompok kasus dan 50 responden penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
kelompok kontrol. Kebiasaan merokok juga dilakukan oleh Anggara (2013) yang
dapat dihubungkan dengan hipertensi. menunjukan bahwa ada hubungan yang
Kandungan berbagai zat dalam rokok dapat bermakna antara kebiasaan merokok dengan
merusak lapisan dinding arteri, yang pada tekanan darah, dimana orang yang mempunyai
akhirnya akan membentuk plak atau kerak di kebiasaan merokok memiliki risiko 8,1 kali
arteri. Kerak atau plak ini menyebabkan lebih besar menderita hipertensi dibandingkan
penyempitan lumen atau diameter arteri, dengan responden yang tidak memiliki
sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar kebiasaan merokok.
untuk memompa darah hingga tiba di organ-
Berdasarkan uji analisis pada analisis
organ yang membutuhkan. Hal inilah yang
bivariat dengan menggunakan chi square
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi,
hasil pengolahan data manghasilkan nilai bahwa orang yang memilki kebiasaan
probabilitas sebesar 0,000. Hal tersebut mengkonsumsi minuman beralkohol, berisiko
menunjukan bahawa terdapat hubungan yang 5,67 kali lebih besar terkena hipertensi dari pada
bermakna antara konsumsi alkohol dengan orang yang tidak memilki kebiasaan
hipertensi. Uji hubungan ini juga menghasilkan mengkonsumsi minuman beralkohol.
nilai Odds Ratio (OR) 5,67 dan hal ini berarti

Berbagai penelitian menunjukan bahwa 2. Terdapat hubungan antara kebiasaan


kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol konsumsi alkohol dengan hipertensi pada
dalam jumlah tertentu merupakan salah satu pasien di Puskesmas Ranomea Kabupaten
faktor yang menyebabkan kejadian hipertensi. Minahasa Selatan. Orang yang mempunyai
Penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto kebiasaan mengkonsumsi alkohol berisiko
(2007) dalam tesisnya mangenai faktor-foktor 5,67 kali lebih besar terkena hipertensi dari
risiko hipertensi grade II pada masyarakat di pada orang yang tidak mempunyai
Kabupaten Karanganyar menyatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
kebiasaan sering mengkonsumsi minuman
SARAN
beralkohol terbukti sebagai faktor risiko
hipertensi dengan nilai p=0,028 dan OR=4,86 1. Bagi Puskesmas
yang berarti bahwa responden yang Bagi seluruh petugas kesehatan yang
mengkonsumsi minuman beralkohol berisiko ada di Puskesmas Ranomea kiranya
4,86 kali lebih besar menderita hipertensi dapat lebih aktif dalam kegiatan
dibandingkan dengan responden yang tidak penyuluhan tentang penyakit-penyakit
mengkosumsi alkohol. degenerative terlebih kusus penyakit
hipertensi. Pada posyandu yang
KESIMPULAN
dilaksanakan setiap bulan di Desa-desa,
1. Terdapat hubungan antara kebiasaan kiranya para petugas kesehatan dapat
merokok dengan hipertensi pada pasien di lebih aktif mangundang masyarakat
Puskesmas Ranomea Kecamatan untuk rutin memeriksakan tekanan
Kabupaten Minahasa Selatan. Orang yang darahnya agar dapat mencegah
mempunyai kebiasaan merokok berisiko terjadinya penyakit hipertensi.
4,0 kali lebih besar terkena hipertensi 2. Bagi Masyarakat
dibandingkan dengan orang yang tidak Bagi seluruh masyarakat yang berada di
mempunyai kebiasaan merokok. wilayah kerja Puskesmas Ranomea,
kiranya dapat memperhatikan gaya
hidup sehat. Hindari gaya hidup tidak pada petugas-petugas kesehatan agar
sehat seperti merokok dan tekanan darah dapat dikontrol.
mengkonsumsi alkohol, karena kedua 3. Bagi Peneliti lain
hal tersebut merupakan faktor-faktor Peneliti lain diharapkan dapat
risiko yang dapat memicu terjadinya menambah variabel-variabel lain yang
hipertensi. Masyarakat juga sebaiknya memiliki kemunkinan berhubungan
lebih rutin memeriksakan tekanan darah dengan kejadian hipertensi yang tidak
ada dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Departemen
Anggara, F.H.D. 2012. Faktor-Faktor Kesehatan, Republik
Yang Berhubungan Dengan Indonesia.
Tekanan Darah Di Departemen Kesehatan Republik
Puskesmas Telaga Murni, Indonesia. 2013. Laporan
Cikarang Barat Tahun 2012. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (RISKESDAS) Indonesia
(1); Januari 2013. Tahun 2013. Jakarta: Badan
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penelitian dan Pengembangan
Penyakit Tidak Menular. Kesehatan Departemen
Jakarta: Rineka Cipta. Kesehatan, Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2006. Pedoman Junaidi, I. 2010. Hipertensi. Jakarta: PT
Teknis Penemuan dan Tata Bhuana Ilmu Populer.
Laksana Penyakit Hipertensi.
Sugiharto, A. 2007. Faktor-faktor
Jakarta: Direktorat
Risiko Hipertensi Grade II
Pengendalian Penyakit Tidak
pada Masyarakat (Studi
Menular Direktorat Jendral
Kasus di Kabupaten
PP & PL DepkesRI.
Karanganyar),
Departemen Kesehatan Republik (online).(Available from:
Indonesia. 2007. Laporan http://eprints.undip.ac.id/)
Hasil Riset Kesehatan Dasar diakses 23 April 2014. Jurnal
(RISKESDAS) Indonesia Kesehatan Masyarakat. Vol.
Tahun 2007. Jakarta: Badan 3, No. 7, Tahun 2007.

Anda mungkin juga menyukai