Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Latsar CPNS 2021


Angkatan/ Kelompok : II/ IV
Nama Agenda : Nilai-Nilai Dasar ASN (Akuntabilitas)
Nama Peserta : Yusnia Nur Asyfa, Amd.AK
No. Daftar Hadir :-
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional
Bandung

A. Pokok Pikiran
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level/ unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi. Misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada
pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah
pusat, pemerintah pusat kepada MPR.
2. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability)
Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2. Akuntabilitas Individu,
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan
3. Akuntabilitas Kelompok
Pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar
berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan
yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders
lainnya.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan
kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri.
Mekanisme ini dapat diartikan secara berbedabeda dari setiap anggota
organisasi hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda pula. Contoh
mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem penilaian kinerja,
sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV, finger
prints, ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan komputer
atau website yang dikunjungi).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas
program, dan Akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan mungkin terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah Perencanaan
Strategis, Kontrak Kinerja. Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Akuntabilitas dalam konteks transparansi dan akses informasi
Keterbukaan informasi publik yang memberikan pengaruh besar pada
berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia. Contoh perilaku yang
berkaitan dengan transparansi dan akses informasi yaitu PNS tidak
mengungkapkan informasi/ dokumen resmi yang diperoleh selain seperti
yang dipersyaratkan hukum atau otoritas institusi.
Akuntabilitas dalam konteks praktik kecurangan (fraud) dan
perilaku korup menuntut aparat pemerintah mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang baik dan beretika agar tidak ada penyalahgunaan
wewenang. Contoh perilaku yang berkaitan dengan praktik kecurangan
(fraud) dan perilaku korup yaitu PNS akan melaporkan setiap perilaku curang
atau korup.
Akuntabilitas dalam konteks penggunaan sumberdaya milik
negara menuntut agar penggunaan fasilitas publik sesuai prosedur,
bertanggung jawab, dan efisien. Contoh perilaku yang berkaitan dengan
penggunaan sumberdaya milik negara yaitu PNS hanya menggunakan
pengeluaran resmi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Akuntabilitas dalam konteks penyampaian dan penggunaan data
informasi dan pemerintah berarti bahwa informasi dan data yang disimpan,
dikumpulkan, dan dilaporkan harus relevan, dapat dipercaya, dapat
dimengerti, dan dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukan
akuntablitas publik. Contoh perilaku yang berkaitan dengan penyampaian
dan penggunaan data informasi dan pemerintah yaitu PNS menjamin
penyimpanan informasi yang bersifat rahasia.
Akuntabilitas dalam konteks konflik kepentingan menuntut cara
seseorang untuk menyikapinya agar tidak melalaikan tugas publik demi
kepentingan pribadi. Dua jenis umum konflik kepentingan, yaitu keuangan
(penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan untuk
kepentingan pribadi) dan non-keuangan (penggunaan posisi atau wewenang
untuk membantu diri sendiri dan/atau orang lain). Contoh perilaku yang
berkaitan dengan konflik kepentingan yaitu jika konflik kepentingan muncul,
PNS dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis untuk mendapatkan
bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola situasi.
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang
tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis,
melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut yaitu Nilai
dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku, Komitmen, Integritas Moral dan
Tanggung Jawab Pada Pelayanan Publik, Kompetensi Yang Diperlukan
Sesuai Dengan Bidang Tugas, Kualifikasi Akademik, Jaminan Perlindungan
Hukum Dalam Melaksanakan Tugas, serta Profesionalitas Jabatan.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat
membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan
yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan
dan keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam
prakteknya, penempatan kepentingan umum berarti bahwa: Memastikan
tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; Bertindak adil dan
mematuhi prinsip-prinsip due process; Akuntabel dan transparan; Melakukan
pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien; Berperilaku sesuai dengan
standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuai dengan organisasinya
serta Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik
kepentingan.
Retno Marsudi
Tokoh perempuan yang memiliki etos kerja tinggi selama menjabat
Menlu Republik Indonesia. Keberhasilannya dalam Program Sertifikasi
Tanah, Lembaga Perekat Nasionalisme Kebangsaan, Pengembangan
Teknologi Informasi dan Jaringan Internet, Penjaga Ketahanan Pangan
Nasional, Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Transparan dan Akuntabel,
serta Tokoh Entrepreneur Inspiratif.
Tugas berat Indonesia di kancah internasional menjadi tanggung
jawab diplomat asal Semarang ini. Retno Marsudi yang berkarier di
departemen luar negeri ini dianggap mampu untuk memainkan peran
Indonesia di pecaturan dunia.
Dia sukses membawa Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dua kali, yakni periode
2019-2020 dan 2020-2022.
Retno pernah bertugas di Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia
(1990-1994) dan Belanda (1997-2001). Dia pernah juga menjabat sebagai
Direktur Kerjasama Intra dan Antar-regional Amerika dan Eropa Kementerian
Luar Negeri (2001-2003) dan Direktur Eropa Barat Kementerian Luar Negeri
(2003-2005).
Sejak 2005 sampai 2008, Retno dipercaya menjadi Duta Besar
Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia.
Sementara, pada 2008 sampai 2012, dia ditunjuk sebagai Direktur Jenderal
Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri. Pada 2012 sampai 2014, Retno
kembali ke Belanda sebagai Duta Besar Republik Indonesia.
B. Penerapan
Perilaku akuntabilitas yang dapat diterapkan di Puskesmas Kadipaten,
berupa :
1. Penetapan sasaran kerja (SKP) Pegawai Negeri Sipil
Setiap PNS wajib membuat SKP Tahunan & Bulanan untuk menilai
realisasi kerja dari para pegawai terhadap target dan kualitas mutu yang
telah di tetapkan.
2. Membuat Laporan laboratorium bulanan untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan setiap bulan
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan penggunaan reagen di
Laboratorium
4. Senantiasa memelihara dan merawat alat-alat pemeriksaan yang ada
laboratorium

Anda mungkin juga menyukai