MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur matakuliah Pangan Fermentasi,
dan untuk menambah wawasan kita dibidang Ilmu dan Teknologi Pangan. Dikesempatan ini
saya memilih judul Peranan Mikroba Dalam Proses Fermentasi Yang Menggunakan Jamur
Beserta Contoh Produk Fermentasinya Saya memilih judul ini karena sesuai dengan apa yang
dipelajari dalam perkuliahan dan sesuai dengan permasalahan yang ada disaat sekarang,
bahwa kurangnya pengetahuan kita tentang proses pengolahan pangan terutama proses
fermentasi yang menggunakan mikroba jenis jamur dalam proses pengolahannya.
Makalah ini berisikan penjelasan tentang peranan mikroba jenis jamur dalam proses
fermentasi dan juga karakteristik jamur beserta faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur dalam proses fermentasi Dalam pengambilan data, saya menggunakan
metode observasi dengan menggali informasi dari berbagai sumber baik itu berdasarkan
tulisan yang dikaji ulang (referensi) maupun melalui internet.
Dalam penulisan makalah kali ini, saya dihadapkan pada beberapa kesulitan
diantaranya adalah pencarian sumber informasi dari internet yang kurang efisien sehingga
diperlukan untuk mencari sumber informasi lainnya dari berbagai referensi yang ada.
Dalam pembuatan makalah ini, tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh sebab
itu saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, terutama kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberikan saya kesempatan dan waktu untuk bisa menyelesaikan makalah
ini, dan juga kepada teman-teman yang turut membantu dalam memberikan motivasi dan
dukungan.
Semoga dengan penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca sekalian
serta sedikit pengetahuan baru. Saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian, agar dikemudian hari tidak terjadi kesalahan yang sama.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Manfaat Hasil Penulisan
BABII.Pembahasan
2.1. Karakteristik Jamur dalam Proses Fermentasi
2.1.1. Kapang
2.1.1.1.Klasifikasi kapang secara umum pada bahan pangan
2.1.1.2.Sifat-Sifat Jenis Beberapa Jenis Kapang
2.1.2. Khamir
2.1.2.1.Mikrostruktur Sel Khamir
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur dalam
Proses Fermentasi
2.3. Contoh Produk Hasil Fermentasi Mikroba yang Menggunakan Jamur
2.3.1. Roti
2.3.2. Peraanan Khamir Dalam Pembuatan Roti
2.3.3. Tahapan Pembuatan Roti
BAB III. Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jamur bersifat parasit yaitu memperoleh makanan dari benda hidup atau berupa saprofit
yaitu memperoleh makanan dari benda mati. Jamur yang tergolong saprofit obligat hanya
dapat hidup pada benda mati, tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada benda
hidup. Kapang semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabakan kerusakan
makanan. Fungi yang bersifat parasit/saprofit fakultatif dapat hidup pada bahan organik yang
hidup maupun mati, dan menyebabkan penyakit. Fungi jarang bersifat parasit obligat, yaitu
hanya dapat hidup pada organisme(protoplasma) yang masih hidup.
Fungi dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat
(misalnya:glukosa,sukrosa,atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik,
dan mineral dari substratnya. Sumber karbon yang terbaik adalah glukosa, sedangkan sumber
nitrogen terbaik adalah nitrogen dari bahan organik. Bahan dari anorganik yang dapat
digunakan sebagai sumber nitrogen adalah amonium dan nitrat. Dalam proses fermentasi
makanan jenis fungi yang biasa digunakan yaitu kapang dan khamir.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebanyakan spora seksual kapang timbul pada struktur spesifik yang disebut “
fruiting bodies “. Ciri-ciri spora seksual pada kapang adalah seperti pada tabel di bawah ini:
Kapang merupakan mikroba dalam kelompok Fungi yang berbentuk filamen, yaitu
strukturnya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan dari banyak hifa
membentuk kumpulan massa yang disebut miselium dan lebih mudah dilihat oleh mata tanpa
menggunakan mikroskop. Contoh miselium adalah serat putih seperti kapas yang tumbuh
pada tempe. Kapang juga mempunyai struktur yang disebut spora yang pada umumnya
terletak pada ujung-ujung dari hifa dan merupakan struktur yang sangat ringan dan mudah
menyebar kemana-mana.
Spora merupakan alat perkembangbiakan kapang, karena pada kondisi substrat dan
lingkungan yang baik spora dapat bergerminasi dan tumbuh menjadi struktur kapang yang
lengkap. Dari satu struktur kapang dapat dihasilkan beratus-ratus spora yang mudah
menyebar dan mencemari pangan, kemudian tumbuh menjadi bentuk kapang yang lengkap.
Jika dilihat di bawah mikroskop, berbagai jenis kapang mempunyai struktur hifa dan spora
yang berbeda-beda, dan karakteristik struktur tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
kapang. Spora kapang pada umumnya mempunyai warna tertentu tergantung dari jenis
kapangnya. Oleh karena itu pertumbuhan kapang pada pangan mudah dilihat dengan mata,
yaitu ditandai dengan perubahan warna yang menunjukkan adanya spora kapang dan sering
disebut sebagai bulukan. Selain dapat menyebabkan kerusakan pangan, beberapa kapang
tertentu juga bermanfaat karena digunakan dalam proses fermentasi pangan.
Kapang adalah fungi multiselular yang mempunyai filamen,dan pertumbuhannya
pada makanan mudah dilihat karena penampakannya berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora mulai timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang, baik
penampakan makroskopik maupun mikroskopik, digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi
kapang.
Kapang terdiri dari suatu thallus(jamak=thalli) yang tersusun dari filament yang
bercabang yang disebut hifa (tunggal=hypha,jamak=hyphae). Kumpulan dari hifa disebut
miselium(tunggal=mycelium,jamak=mycelia). Hifa tumbuh dari spora yang melakukan
germinasi membentuk suatu tuba germ, dimana tuba ini akan tumbuh terus membentuk
filament yang panjang dan bercabang yang disevut hifa, kemudian seterusnya akan
membentuk suatu massa hifa yang disebut miselium. Pembentukan miselium merupakan sifat
yang membedakan grup-grup di dalam fungi.
Sel vegetatif yang berbentuk apikulat atau lemon merupakan karakteristik grup
khamir yang ditemukan pada tahap awal fermentasi alami buah-buahan dan bahan lain yang
mengandung gula, misalnya Hanseniaspora dan Kloeckera. Bentuk ogival adalah bentuk
memanjang dimana salah satu ujungnya bulat dan ujung yang lainnya runcing. Bentuk ini
merupakan karakteristik dari khamir yang disebut Debaryomyces, berbentuk oval misalnya
Saccharomyces, dan yang berbentuk Triangular misalnya Trygonopsis. Khamir tidak
mempunyai flagella atau organ lain untuk bergerak.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan
produk akhir yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah
bakteri, kapang dan khamir. Dalam proses fermentasi ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, seperti kebutuhan air, suhu pertumbuhan, kebutuhan oksigen dan pH, makanan
dan nutrisi, dan komponen penghambat. Khamir jenis Saccharomyces cereviceae merupakan
jenis khamir yang paling umum digunakan pada pembuatan roti. Pembuatan roti dapat dibagi
menjadi dua bagian utama yaitu proses pembuatan adonan dan proses pembakaran.
3.2. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar memberikan kritikan dan saran yang membangun
guna menyempurnakan makalah ini dan juga untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kita. Semoga dengan adanya makalah ini bisa berguna untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Agus,2011. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/peranan-jamur-ragi-
saccharomyces-cerevisiae-sebagai-fermentasi-roti/ diakses tanggal 20 maret 2012 pukul
15:30 WIB.
http://yoghabrandibille.blogspot.com/2012/06/tugas-makalah-pangan-fermentasi-done.html