Anda di halaman 1dari 21

INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN GIZI

1
2
A. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
1 Persentase Ibu Hamil Anemia
.
a. Definisi Operasional
Ibu hamil dengan kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 11,0 g/dl
b. Rumus Perhitungan

PPersentase Ibu
= Jumlah ibu hamil anemia X 100%
HHamil Anemia
Jumlah ibu hamil yang diperiksa Hb
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah ibu hamil
 Jumlah ibu hamil diperiksa Hb
 Hasil pengukuran Hb
 Jumlah ibu hamil anemia
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort ibu
 Alat tes Hb
f Mekanisme pelaporan
……….,……………..………
1) Hasil pengukuran Hb pada pemeriksaan kehamilan dicatat kedalam kohort ibu
Kepala
dan dientry kedalam aplikasi ePPGBM
2) Ibu hamil yang menderita anemia hanya dihitung 1 kali selama periode
kehamilannya ______________________
NIP
3) Menghitung persentase ibu hamil anemia dengan membagi jumlah ibu hamil
anemia dengan ibu hamil yang periksa Hb

2 Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronik (KEK)


.
a. Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko Kurang Energi Kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm
b. Rumus Perhitungan

Persentase Ibu Jumlah ibu hamil risiko KEK


= x 100%
Hamil Risiko KEK Jumlah ibu hamil yang diukur LiLA
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah ibu hamil
 Jumlah ibu hamil yang diukur LiLA
 Hasil pengukuran LiLA
 Jumlah ibu hamil risiko KEK
d. Frekuensi Laporan

3
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort ibu
 Buku KIA
 Pita LiLA
f. Mekanisme pelaporan
1) Hasil pengukuran LiLA pada saat pemeriksaan kehamilan dicatat kedalam
kohort ibu dan dientry kedalam aplikasi ePPGBM
2) Ibu hamil yang menderita KEK hanya dihitung 1 (satu) kali selama periode
kehamilannya
3) Menghitung persentase ibu hamil KEK dengan membagi jumlah ibu hamil KEK
dengan ibu hamil yang diukur LiLA

3 Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) Minimal 90 Tablet
. Selama Masa Kehamilan
a. Definisi Operasional
Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) sekurangnya
mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat
yang disediakan oleh pemerintah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
b. Rumus perhitungan
Jumlah ibu hamil yang mendapat
Persentase Ibu Hamil yang
= minimal 90 tablet tambah darah
Mendapat 90 TTD x 100%
Jumlah ibu hamil yang ada

Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi


Persentase Ibu Hamil yang
= minimal 90 tablet tambah darah
Mengonsumsi 90 TTD x 100%
Jumlah ibu hamil yang ada
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah ibu hamil
 Jumlah ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah
 Jumlah ibu hamil mengonsumsi minimal 90 tablet tambah darah
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort ibu
 Buku KIA
 Tablet Tambah Darah
f. Mekanisme pelaporan
1) Mencatat jumlah TTD yang diberikan kepada ibu setiap kali melakukan

4
kunjungan pemeriksaan kehamilan dan mengecek kartu monitoring konsumsi
TTD
2) Merekap jumlah ibu hamil yang sudah mendapatkan TTD minimal 90 tablet
dan merekap jumlah ibu hamil yang sudah mengonsumsi TTD minimal 90
tablet
3) Menghitung persentase ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet
dengan membagi jumlah ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet dengan
jumlah ibu hamil yang ada
4) Menghitung persentase ibu hamil yang mengonsumsi TTD minimal 90 tablet
dengan membagi jumlah ibu hamil mengonsumsi TTD minimal 90 tablet
dengan jumlah ibu hamil yang ada

4 Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat Makanan Tambahan
.
a. Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang ditandai dengan
ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5cm yang mendapat makanan
tambahan asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan pabrikan
b. Rumus perhitungan

Persentase Ibu Hamil Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat


KEK mendapat makanan = makanan tambahan x 100%
tambahan Jumlah sasaran ibu hamil KEK yang ada
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah ibu hamil
 Jumlah ibu hamil KEK
 Jumlah ibu hamil yang mendapat makanan tambahan
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima makanan
tambahan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort ibu
 Buku KIA
 Makanan tambahan pabrikan
f. Mekanisme pelaporan
1) Melakukan pemeriksaan LiLA ibu hamil dan mencatat/entri hasil pengukuran
2) Menentukan jumlah sasaran ibu hamil yang diperiksa LiLA dan kategori LiLA
(KEK/Normal)
3) Mencatat/entri pemberian PMT pada ibu hamil dengan kategori KEK
4) Menghitung persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan

5
5 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
.
a. Definisi Operasional
Ibu baru melahirkan sampai hari ke-42 yang mendapat 2 kapsul vitamin A yang
mengandung vitamin A dosis 200.000 Satuan Internasional (SI), satu kapsul
diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam
setelah pemberian pertama

b. Rumus Perhitungan

Persentase Ibu nifas Jumlah Ibu nifas dapat kapsul vit. A


= x 100%
dapat kapsul vitamin A Jumlah seluruh ibu nifas
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah ibu nifas
 Jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu bersalin
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort Ibu
 Buku KIA
 Kapsul Vitamin A merah
f. Mekanisme pelaporan
1) Mencatat/entri seluruh ibu nifas
2) Mencatat jumlah Vitamin A yang didapat ibu nifas yang saat bersalin
3) Menghitung persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A

B. PELAYANAN KESEHATAN BALITA


1. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
a. Definisi Operasional
Bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
b. Rumus Perhitungan

Persentase Jumlah bayi BBLR


= X 100 %
Bayi BBLR Jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah bayi baru lahir
 Jumlah bayi baru lahir yang ditimbang
 Hasil penimbangan berat badan bayi dalam satuan gram
 Jumlah bayi BBLR
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat bayi baru lahir
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

6
 Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA
 Timbangan berat badan terstandar
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat/entri hasil penimbangan berat badan bayi baru lahir dengan satuan
gram
2) Mengkategorikan status berat badan bayi rendah atau normal
3) Menjumlahkan bayi dengan status BBLR dan seluruh bayi yang lahir dan
ditimbang
4) Menghitung persentase BBLR dengan membagi jumlah BBLR dengan jumlah
bayi baru lahir yang ditimbang

2. Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


a. Definisi Operasional
proses menyusu yang dimulai segera setelah lahir dengan cara kontak kulit ke
kulit antara bayi dengan ibunya dan berlangsung minimal 1 (satu) jam
b. Rumus Perhitungan
Persentase Jumlah bayi baru lahir hidup yang
Jumlah bayi baru lahir = mendapat IMD x 100%
mendapat IMD Jumlah seluruh bayi baru lahir hidup

c. Data yang dikumpulkan


 Jumlah bayi baru lahir
 Jumlah bayi baru lahir mendapat IMD
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat bayi baru lahir
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort balita
 Buku KIA
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat/entri bayi baru lahir dan praktik IMD
2) Menghitung persentase bayi baru lahir hidup mendapat IMD dengan membagi
jumlah bayi mendapat IMD terhadap jumlah bayi baru lahir hidup yang ada

3. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif


a. Definisi Operasional
Bayi usia 0 bulan 5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan
lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam
b. Rumus Perhitungan
Persentase Bayi Usia = Jumlah bayi kurang dari 6 bulan masih X 100 %

7
mendapat ASI Eksklusif
kurang dari 6 Bulan
Jumlah bayi kurang dari 6 bulan
Mendapat ASI Eksklusif
yang di recall
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah bayi umur 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan 4 bulan dan 5 bulan
 Jumlah bayi umur 0-5 bulan 29 hari
 Jumlah bayi umur 0-5 bulan 29 hari masih ASI
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi laporan dilakukan bulan Februari dan Agustus
 Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan
Agustus dengan pertimbangan balita yang di recall pada bulan Februari
berbeda dengan bayi yang di recall pada bulan Agustus
e. Alat dan Bahan
 Kohort balita
 Buku KIA
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencata/entri hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan
a) Tentukan umur anak dalam bulan
b) Tanyakan ibu bayi apakah bayi sehari sebelumnya sudah diberikan
makanan/minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral, kemudian catat
jawaban ibu ke dalam KMS balita pada kolom Pemberian ASI Eksklusif
0,1,2,3,4,5 bulan dengan memberikan tanda-tanda notasi atau simbol
berikut:
√ = bayi masih diberi ASI saja
X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI
kecuali obat, vitamin dan mineral
A = bayi tidak di recall

Gambar 1:
Contoh Catatan ASI Eksklusif pada KMS

2) Rekapitulasi hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan Februari dan Agustus
Rekap catatan pemberian ASI pada KMS sesuai dengan tanda atau simbol
yang telah diisi pada bulan Februari atau Agustus dan jumlahkan masing-
masing kode-kode atau simbol sebagai berikut:
Tabel 1:
8
Contoh Tabel Rekap Pencatatan Pemberian ASI Eksklusif
Bulan Februari di Posyandu Mawar

Nama Umur Bayi (Bulan)


Anak 0 1 2 3 4 5
Raihan √ A √ X X X
Iqbal √ X X X X X
Milea √ √ √
Veronica √ √ √ √ √ √
Arsy √ A
Gaby - - - - √

N = jumlah sasaran bayi kurang dari 6 bulan (√ + X + A)


n = jumlah bayi yang datang dan di recall (√ + X)
Dari tabel 1 diatas diketahui pada kunjungan bulan Februari, jumlah bayi
antara umur 0 sampai 5 bulan ada 6 bayi. Saat dilakukan recall pada bulan
Februari, diperoleh rincian sebagai berikut:
 Jumlah masih diberi ASI (√) = 3 orang (Milea, Veronica dan Gaby)
 Jumlah tidak diberi ASI (X) = 2 orang (Raihan dan Iqbal)
 Jumlah yang tidak di recall pada bulan ini (A) = 1 orang (Arsy)
 Jumlah seluruh bayi (N = √ + X + A) = 6 orang
 Jumlah seluruh bayi di recall (n = √ + X) = 5 orang

3) Menentukan jumlah bayi yang masih ASI Eksklusif berdasarkan kelompok


umur 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 0 sampai 5 bulan
4) Menghitung persentase bayi yang masih ASI Eksklusif dengan membagi bayi
yang masih ASI dengan seluruh bayi yang di recall berdasarkan kelompok
umur

4. Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif


a. Definisi Operasional
Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau
cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir
b. Rumus Perhitungan

Jumlah bayi Usia 6 bulan


Persentase Bayi Usia 6 Mendapat ASI Eksklusif X 100 %
bulan mendapat ASI = Jumlah bayi Usia 6 bulan
Eksklusif
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah bayi usia 6 bulan
 Jumlah bayi usia 6 bulan yang diberi ASI sejak lahir
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat usia 6 bulan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort Balita
 Buku KIA

9
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat/entri hasil penimbangan berat badan bayi baru lahir dengan satuan
gram
2) Mengkategorikan status berat badan bayi rendah atau normal
3) Menjumlahkan bayi dengan status BBLR dan seluruh bayi yang lahir dan
ditimbang
4) Menghitung persentase BBLR dengan membagi jumlah BBLR dengan jumlah
bayi baru lahir yang ditimbang

5. Cakupan Balita 6 -59 Bulan mendapat Kapsul Vitamin A


a. Definisi Operasional
Bayi umur 6 sampai 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna biru
dengan kandungan vitamin A sebesar 100.000 Satuan Internasional (SI) dan anak
umur 12 sampai 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna merah
dengan kandungan vitamin A sebesar 200.000 SI
b. Rumus Perhitungan

Jumlah bayi 6 - 11 bulan yang


Persentase Bayi
mendapat kapsul
Jumlah vitamin
balita A
6 - 59 bulan yang
mendapat kapsul
Persentase=balita 6-59 x 100%
Jumlah bayi mendapat
6 - 11 bulan kapsul vitamin A
vitamin A bulan mendapat kapsul = x 100%
Jumlah balita 6 - 59 bulan
vitamin A

c. balita
Data yang Jumlah balita 12 - 59 bulan yang
Persentase 12-59dikumpulkan
mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat kapsulbayi= usia 6 – 11 bulan
 Jumlah x 100%
Jumlah balita 12 - 59 bulan
vitamin A  Jumlah bayi usia 12 – 59 bulan
 Jumlah bayi usia 6 – 11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru
 Jumlah bayi usia 12 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A merah
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
 Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
 Laporan tahunan untuk cakupan bayi umur 6 – 11 bulan yang mendapat kapsul
vitamin A diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan Agustus
sedangkan data cakupan balita umur 12 – 59 bulan yang mendapat kapsul
vitamin A menggunakan data bulan Agustus
e. Alat dan Bahan
 Kohort Balita
 Buku KIA
 Kapsul Vitamin A biru dan merah
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat/entri balita mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan
Agustus
2) Rekapitulasi laporan balita mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari
dan Agustus
3) Menghitung persentase balita yang mendapat vitamin A terhadap jumlah balita
yang ada berdasarkan kelompok umur 2 – 11 bulan, 12 – 59 bulan dan 6 -59

10
bulan

6. Cakupan Balita Gizi Kurang yang Mendapat Makanan Tambahan


a. Definisi Operasional
Balita usia 6 bulan sampai dengan 59 bulan dengan kategori status gizi
berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) memiliki Z-score -3 SD sampai kurang dari
-2 SD yang yang mendapat tambahan asupan gizi selain makanan utama dalam
bentuk makanan tambahan pabrikan
b. Rumus Perhitungan
Jumlah balita gizi kurang yang
Persentase Balita Gizi
tambahan asupan gizi
Kurang mendapat = X 100%
Jumlah seluruh balita gizi kurang
Tambahan Asupan Gizi

c. Data yang dikumpulkan


 Berat badan
 Panjang/tinggi badan
 Jumlah balita gizi kurang
 Jumlah balita gizi kurang mendapat makanan tambahan
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan
tambahan
 Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort Balita
 Buku KIA
 Timbangan berat badan terstandar
 Alat ukur panjang/tinggi badan terstandar
 Makanan tambahan
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan kesehatan
balita untuk mengetahui kategori status gizi
2) Rekapitulasi balita dengan status gizi kurang
3) Mencatat/entri data distribusi makanan tambahan
4) Menghitung persentase balita gizi kurang yang mendapat makanan tambahan
dengan membagi jumlah balita gizi kurang yang mendapat makanan
tambahan dengan jumlah balita gizi kurang yang ada

7. Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan


a. Definisi Operasional
Anak usia 0 - 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) dengan nilai Z-score kurang dari -3 SD atau LiLA < 11,5 cm pada balita
usia 6 - 59 bulan yang di rawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana gizi buruk
11
b. Rumus Perhitungan
Jumlah gizi buruk pada bayi 0 – 5 bulan
mendapat perawatan
Persentase Gizi Buruk (rawat inap)
pada bayi 0 – 5 bulan yang = Jumlah seluruh gizi buruk pada X 100%
mendapat Perawatan bayi 0 – 6 bulan

Jumlah gizi buruk pada balita 6 – 59 bulan


yang mendapat perawatan (rawat inap +
Persentase Gizi Buruk Rawat Jalan)
pada balita 6 - 59 bulan = Jumlah seluruh gizi buruk pada X 100%
yang mendapat Perawatan balita 6 – 59

Jumlah gizi buruk pada bayi 0 – 5 bulan +


balita 6 – 59 bulan yang mendapat
Persentase Gizi Buruk perawatan
pada Balita 0 – 59 bulan = Jumlah seluruh gizi buruk pada X 100%
yang mendapat Perawatan balita 0 – 59

c. Data yang dikumpulkan


 Berat badan
 Panjang/tinggi badan
 Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk
 Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang dirawat inap
 Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang sembuh
 Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang meninggal
 Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk
 Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang dirawat inap atau rawat
jalan
 Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang sembuh
 Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang meninggal
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat pelayanan
tatalaksana gizi buruk
 Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort Balita
 Buku KIA
 Timbangan berat badan terstandar
 Alat ukur panjang/tinggi badan terstandar
 Obat gizi
 SOP tatalaksana gizi buruk
f Mekanisme Pelaporan
1) Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan kesehatan
balita untuk mengetahui kategori status gizi
2) Rekapitulasi balita dengan status gizi buruk

12
3) Mencatat/entri data pelayanan tatalaksana gizi buruk
4) Menghitung persentase balita gizi kurang yang mendapat perawatan dengan
membagi jumlah balita gizi buruk yang ada

8. Cakupan Balita mendapat Suplementasi Gizi Mikro


a. Definisi Operasional
Balita usia 6 – 59 bulan dengan kategori berat badan kurang (BB/U < - 2SD) yang
mendapat taburia berisi multivitamin dan multimineral untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi dalam tumbuh kembang balita
b. Rumus Perhitungan
 Jumlah balita mendapat taburia
 Jumlah mengonsumsi taburia
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah balita 6-59 bulan
 Jumlah balita sasaran taburia (berat badan kurang (BB/U < - 2SD) dan bukan
penerima Makanan Tambahan)
 Jumlah distribusi taburia per sasaran
 Jumlah balita mendapat taburia
 Jumlah balita menngonsumsi taburia
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balitata (taburia didistribusikan)
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dan
 Rekapitulasi sasaran yang menerima taburia sampai 4 bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan penjumlahan dari Januari
sampai Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort
 Buku KIA
 Antropometri
 Taburia
f Mekanisme Pelaporan
1) Entry data jumlah distribusi taburia pada sasaran
2) Menghitung jumlah balita menerima taburia dan jumlah sachet yang diterima

9. Cakupan Balita yang di Timbang Berat Badannya (D/S)


a. Definisi Operasional
Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang ditimbang berat badannya (D/S)
b. Rumus Perhitungan

Persentase Jumlah balita ditimbang (D)


= x 100%
Balita ditimbang Jumlah Balita yang ada (S)

c. Data yang dikumpulkan


 Jumlah balita

13
 Berat badan
 Umur
 Jenis kelamin
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran rerata balita ditimbang
berat badannya dengan menjumlahkan capaian bulan Januari sampai
Desember kemudian dicari reretanya
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA/KMS
 Antropometri
f Mekanisme Pelaporan
1) Mengidentifikasi dan entri seluruh sasaran yang ada diwilayah kerja
puskesmas berdasarkan kecamatan, Desa/Kelurahan, RW atau Desa.
2) Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan baik di posyandu maupun di
fasilitas pendidikan anak usia dini
3) Pencatatan/entri hasil pemantauan pertumbuhan dalam buku KIA/KMS dan
formulir pencatatan hasil pemantauan pertumbuhan. Pemantauan
pertumbuhan balita di Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) atau tempat
penimbangan lainnya dicatat di Posyandu asal atau Posyandu dimana PAUD
berada.
4) Menghitung persentase balita yang melakukan penimbangan terhadap jumlah
balita yag ada

10. Cakupan Balita memiliki Buku Kesehatan Ibu Anak (KIA)/Kartu Menuju Sehat (KMS)
(K/S)
a. Definisi Operasional
Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki buku berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu serta
grafik pertumbuhan anak yang dapat dipantau setiap bulan atau kartu yang memuat
kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
b. Rumus Perhitungan
Jumlah balita memiliki buku
Persentase Balita
KIA/KMS (K)
memiliki buku = x 100%
Jumlah Balita yang ada (S)
KIA/KMS

c. Data yang dikumpulkan


 Jumlah balita
 Jumlah balita memiliki buku KIA/KMS
 Jenis kelamin
14
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran kepemilikan buku KIA
dengan menggunakan data bulan Desember sebagai kondisi akhir dari periode
pelaksanaan program.
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA/KMS
f Mekanisme Pelaporan
1) Mengidentifikasi dan entri seluruh sasaran yang ada diwilayah kerja
puskesmas berdasarkan kecamatan, Desa/Kelurahan, RW atau Desa.
2) Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan baik di posyandu maupun di
fasilitas pendidikan anak usia dini
3) Pencatatan/entri kepemilikan buku KIA
4) Menghitung persentase balita memiliki buku KIA terhadap jumlah balita yang
ada
11. Cakupan Balita ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
a. Definisi Operasional
Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki grafik berat badan
mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan pada bulan ini dibandingkan
bulan sebelumnya sesuai standar. Persentase balita ditimbang yang naik berat
badannya adalah jumlah balita yang naik berat berat badannya terhadap jumlah balita
yang ditimbang dikurangi balita tidak ditimbang bulan lalu dan balita baru dikali 100%
b. Rumus Perhitungan

Persentase balita Naik Jumlah balita naik berat badannya (N)


= x 100%
Berat badannya Jumlah seluruh balita yang ditimbang (D)

c. Data yang dikumpulkan


 Jumlah sasaran balita
 Jumlah balita tidak ditimbang bulan lalu (O)
 Jumlah balita baru melakukan pemantauan pertumbuhan (B)
 Jumlah balita naik berat badannya
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran rerata balita naik berat
badannya dengan menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember
kemudian dihitung reratanya
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA/KMS
 Antropometri
f Mekanisme Pelaporan
1) Mengidentifikasi dan entri seluruh sasaran yang ada diwilayah kerja
puskesmas berdasarkan kecamatan, Desa/Kelurahan, RW atau Desa.
2) Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan baik di posyandu maupun di
15
fasilitas pendidikan anak usia dini
3) Pencatatan/entri hasil penimbangan berat badan dan mengidentifikasi
kenaikan berat badan hasil penimbangan bulan ini dibandingkan bulan
sebelumnya
4) Menghitung balita dengan kelengkapan data penimbangan bulan ini dan bulan
lalu (D terkoreksi atau D aksen = D’) dengan mengurangi jumlah D dengan
jumlah balita yang tidak ditimbang bulan lalu (O) dan jumlah balita baru
melakukan pemantauan pertumbuhan (B)
5) Menghitung persentase balita naik berat badannya terhadap jumlah balita
yang ditimbang (D’)

12. Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang dan sangat Kurang) Pada
Balita
a. Definisi Operasional
Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U) memiliki Z-score kurang dari -2 SD
b. Rumus Perhitungan

Persentase Balita Jumlah balita berat badan kurang


= X 100%
Berat Badan Kurang Jumlah balita yang ditimbang
berat badan
c. Data yang dikumpulkan
 Berat badan
 Umur
 Jenis kelamin
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan penimbangan
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran masalah gizi melalui
estimasi hasil pengukuran satu waktu di bulan Agustus dengan pertimbangan
bahwa pada bulan Agustus jumlah balita ditimbang (D/S) tertinggi dibandingkan
bulan lainnya
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA
 Timbangan berat badan terstandar
f Mekanisme Pelaporan
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2) Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh puskesmas kedalam
aplikasi ePPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks BB/U
3) Menghitung persentase balita berat badan kurang dengan membagi jumlah
balita berat badan kurang dengan jumlah balita yang mempunyai ukuran berat
badan

13. Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat Pendek) Pada Balita


a. Definisi Operasional
16
Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Panjang
Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) memiliki Z-
score kurang dari -2 SD
b. Rumus Perhitungan

Prevalensi Balita Jumlah balita pendek


= X 100%
Pendek Jumlah balita yang diukur
panjang/tinggi badan
c. Data yang dikumpulkan
 Panjang badan/tinggi badan
 Umur
 Jenis kelamin
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran masalah gizi melalui
estimasi hasil pengukuran satu waktu di bulan Agustus dengan pertimbangan
bahwa pada bulan Agustus jumlah balita ditimbang (D/S) tertinggi dibandingkan
bulan lainnya
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA
 Alat ukur panjang badan dan tinggi badan terstandar
f. Mekanisme Pelaporan
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2) Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh puskesmas kedalam
aplikasi ePPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks PB/U atau TB/U
3) Menghitung persentase balita pendek dengan membagi jumlah balita pendek
dengan jumlah balita yang mempunyai ukuran panjang/tinggi badan

14. Persentase Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada Balita
a. Definisi Operasional
Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Berat
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan
menurut Umur (BB/TB) memiliki Z-score kurang dari -2 SD
b. Rumus Perhitungan

Persentase Balita Jumlah Balita Gizi Kurang


= X 100%
Gizi Kurang Jumlah balita yang diukur berat
badan dan panjang/tinggi badan
c. Data yang dikumpulkan
 Berat badan
 Panjang badan/tinggi badan
 Umur
 Jenis kelamin
d. Frekuensi Laporan

17
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran masalah gizi melalui
estimasi hasil pengukuran satu waktu di bulan Agustus dengan pertimbangan
bahwa pada bulan Agustus jumlah balita ditimbang (D/S) tertinggi dibandingkan
bulan lainnya
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA
 Timbangan berat badan terstandar
 Alat ukur panjang badan dan tinggi badan terstandar
f. Mekanisme Pelaporan Pemantauan Pertumbuhan
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2) Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh puskesmas kedalam
aplikasi ePPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks BB/PB atau BB/TB
3) Menghitung persentase balita gizi kurang dengan membagi jumlah balita gizi
kurang dengan jumlah balita yang mempunyai ukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan
C. PELAYANAN KESEHATAN REMAJA PUTRI
Cakupan Remaja Putri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
a. Definisi Operasional
Remaja perempuan berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SMP/SMA atau sederajat
mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) seminggu sekali yang sekurangnya
Mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat
b. Rumus Perhitungan
Persentase
Jumlah remaja putri mendapat TTD
Remaja Putri = x 100%
Jumlah seluruh remaja putri 12-18
mendapat TTD
tahun di sekolah

Persentase Jumlah remaja putri minum TTD


Remaja Putri = Jumlah seluruh remaja putri 12-18 tahun x 100%
Minum TTD di sekolah

c. Data yang dikumpulkan


 Berat badan
 Panjang badan/tinggi badan
 Umur
 Jenis kelamin
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran masalah gizi melalui
estimasi hasil pengukuran satu waktu di bulan Agustus dengan pertimbangan
bahwa pada bulan Agustus jumlah balita ditimbang (D/S) tertinggi dibandingkan
bulan lainnya

18
e. Alat dan Bahan
 Buku KIA
 Timbangan berat badan terstandar
 Alat ukur panjang badan dan tinggi badan terstandar
f. Mekanisme Pelaporan
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2) Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh puskesmas kedalam
aplikasi ePPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks BB/PB atau BB/TB
3) Menghitung persentase balita gizi kurang dengan membagi jumlah balita gizi
kurang dengan jumlah balita yang mempunyai ukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan

D. PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium
a. Definisi Operasional
Rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan komponen utamanya Natrium
Klorida (NaCl) dengan penambahan Kalium Iodat (KIO3) dan apabila diuji dengan
larutan uji garam beriodium maka terjadi perubahan warna menjadi ungu.
b. Rumus Perhitungan

Jumlah rumah tangga yang


Persentase rumah
mengonsumsi garam beriodium
tangga mengonsumsi = x 100%
Jumlah rumah tangga yang
garam beriodium
diperiksa
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah rumat tangga
 Jumlah rumah tangga dilakukan survei
 Jumlah rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan survei
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap setelah melakukan survei
e. Alat dan Bahan
 Buku KIASNI 3556: 2010 tentang garam konsumsi beriodium
 Larutan uji garam beriodium
f. Mekanisme Pelaporan
1) Pencatatan/entri hasil survei
2) Menghitung jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium
terhadap jumlah rumah tangga yang di survei

19
E. PELAYANAN DI FASILITAS KESEHATAN
1 Persentase Kabupaten/Kota melaksanakan Surveilans Gizi
.
a. Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota yang
minimal 70% dari jumlah puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi
1) Pengumpulan data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entry data sasaran balita dan ibu hamil serta data pengukuran melalui
Sistem Informasi Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai minimal 60% sasaran
ibu hamil dan balita
2) Pengolahan dan analisis data adalah puskesmas di wilayah kerja
kabupaten/kota melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada
seluruh balita gizi buruk
3) Diseminasi informasi adalah puskesmas di wilayah kerja Kabupaten/Kota
melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi dan
diupload kedalam sistem setiap triwulan

b. Rumus Perhitungan

Jumlah kabupaten kota


Persentase Kab/Kota melaksanakan surveilans gizi
melaksanakan Surveilans = Jumlah Kabupaten/Kota yang ada x 100%
Gizi

c. Data yang dikumpulkan


 Jumlah Puskesmas yang ada
 Jumlah puskesmas yang mengentry data sasaran >60%, melakukan konfirmasi
pada seluruh kasus balita gizi buruk dan membuat rencana kegiatan
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan konsidi dari Januari sampai
Desember (kumulatif)
e. Alat dan Bahan
 Kohort
 Buku KIA
 Antropometri
 Aplikasi ePPGBM
f. Mekanisme Pelaporan
1) Entry data sasaran dibandingkan dengan jumlah seluruh sasaran yang ada
2) Entry data konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh
balita gizi buruk
3) Upload rencana kegiatan berdasarkan data yang ada
4) Menghitung jumlah puskesmas yang melakukan surveilans
5) Menghitung persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi dengan

20
membagi jumlah kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi terhadap
jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada

2 Persentase Puskesmas mampu Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita


.
a. Definisi Operasional
Puskesmas mampu melakukan tatalaksana gizi buruk pada balita Balita Gizi buruk
adalah balita usia 0-59 bulan dengan tanda klinis gizi buruk atau indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
dengan nilai Z-score kurang dari -3 SD atau Lingkar Lengan Atas <11,5cm bagi balita
6 – 59 bulan. adalah puskesmas dengan kriteria:
1) Mempunyai Tim Asuhan Gizi terlatih, terdiri dari dokter, bidan/perawat,
dan tenaga gizi
2) Memiliki Standar Prosedur Operasional tatalaksana gizi buruk pada
balita
b. Rumus Perhitungan

Jumlah Puskesmas mampu


Persentase Puskesmas
tatalaksana gizi buruk
Mampu Tatalaksana = x 100%
Jumlah seluruh Puskesmas
Gizi Buruk
c. Data yang dikumpulkan
 Jumlah Puskesmas
 Jumlah puskesmas yang mempunyai Tim Asuhan Gizi terlatih, terdiri dari
dokter, bidan/perawat, dan tenaga gizi dan memiliki Standar Prosedur
Operasional tatalaksana gizi buruk pada balita
 Jumlah puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk
d. Frekuensi Laporan
 Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ada tenaga yang telah
terlatih tatalaksana gizi buruk
 Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
 Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan kondisi pada bulan Desember
e. Alat dan Bahan
 Sertifikat pelatihan tatalaksana gizi buruk
 SOP tatalaksana gizi buruk
f. Mekanisme Pelaporan
1) Entry data tenaga kesehatan (dokter, tenaga gizi atau bidan/perawat) yang
telah mengikuti pelatihan tatalaksana gizi buruk disertai upload sertifikat
pelatihan
2) Upload SOP tatalaksana gizi buruk yang dimiliki puskesmas
3) Menghitung jumlah puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk dengan
membagi jumlah puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk dengan jumlah
puskesmas yangn ada

21

Anda mungkin juga menyukai