Anda di halaman 1dari 4

UAS Desain Manufaktur dan Perakitan

Nama : Mohammad Sofian Albin


NIM : 41319120116

1. Dalam suatu Desain Manufactur dan perakitan, tim harus terdiri dari berbagai
bidang ilmu agar diperoleh suatu produk yang baik dan ekonomis. Desain
Manufaktur dan Perakitan terdiri dari DFA dan DFM, sehingga seorang yang bekerja
Desain Manufaktur dan Perakitan harus mengetahui mengenai DFA dan DFM.
Menurut saudara apa yang membedakan DFA dan DFM agar DFMA pada suatu
perusahaan dapat berhasil ?
Jawab:
DFM dan DFA merupakan hal yang berbeda. DFA adalah sistem perencanaan produk
yang berfokus pada efisiensi proses perakitan secara keseluruhan. Cakupan DFA
adalah pengembangan desain komponen produk yang sejalan dengan kemudahan
perakitan, namun tidak mengurangi fungsi dari produk. Sedangkan DFM merupakan
metode desain untuk memperkirakan biaya material komponen, biaya perakitan
hingga biaya produksi suatu produk agar menjadi produk yang utuh tanpa
mengurangi kualitas maupun fungsi produk. Dengan demikian, DFA maupun DFM
merupakan dua hal yang penting dalam DFMA pada suatu perusahaan namun
merupakan tahapan dan cakupan yang berbeda.

2. Seorang yang bekerja pada bagian Desain Manufaktur dan Perakitan harus mengerti
mengenai prinsip utama dalam DFMA, sebutkan dan jelasakan prinsip utama dalam
DFMA dan sebutkan keuntungan DFMA dibandingkan DFA dan DFM.
Jawab:
Prinsip utama Metode DFMA adalah untuk mengurangi total biaya manufaktur dan
mencapai produksi yang lebih baik, sensitivitas dan profitabilitas. Dengan metode
DFMA dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanpa modal tinggi
investasi. Apabila dijabarkan, antara lain:
a. Meminimalkan jumlah berbagai bagian yang dibutuhkan dan Mendukung
subassemblies terutama yang dapat diuji secara terpisa dan mengurangi
waktu perakitan dan mencapai produktivitas yang lebih baik.
b. Standarisasi pemilihan material dan gunakan komponen standar sebanyak
mungkin Manajemen persediaan yang ditingkatkan, jumlah alat yang
berbeda lebih sedikit dan manfaat produksi massal dapat dimanfaatkan
dengan lebih baik bahkan dengan volume kecil.
c. Merasionalisasi perancangan produk. Membakukan material, komponen dan
hanya berdasarkan keluarga produk untuk meningkatkan skala ekonomi
dalam produksi dan untuk mengurangi biaya alat dan mesin.
d. Struktur produk modular. Penyesuaian untuk berbagai kebutuhan pelanggan
dapat dilakukan dicapai oleh diferensiasi terlambat, setelah perakitan
produk dasar dan dapat disederhanakan dan disederhanakan.
e. Gunakan area toleransi selebar mungkin. Hindari toleransi dan permukaan
yang tidak perlu tuntutan pada komponen. Biaya produksi berkurang dan
penanganan selama perankitan dapat mengabaikan kerentanan.

Uas Desain Manufaktur dan Perakitan | Mohamnmad Sofian Albin


f. Pilih bahan, yang sesuai dengan fungsi dan proses produksi. Kegunaan bukan
satu-satunyakriteria. Pilihan bahan juga harus sesuai dengan proses
produksi, untuk memastikan keandalan produk dan struktur biaya.
g. Minimalkan kebutuhan untuk operasi yang tidak produktif. Penanganan,
finishing dan berbeda jenis operasi inspeksi meminimalkan meminimalkan
biaya dan waktu tunggu pekerjaan perakitan.
h. Kerja tim. Mendukung rekayasa serentak dan memanfaatkan lintas tim
fungsional dalam merancang proyek.
Adapun keuntungan penggunaan DFMA adalah perusahaan dapat lebih terarah dan
fokus pada isu dan area pengembangan yang tepat dalam mendesain.

3. Dalam suatu Desain Manufactur dan perakitan terdiri dari tiga buah metoda, salah
satunya adalah The Assemblability Evaluation Method. Pada gambar 1 (a) dan (b)
diperlihatkan sebuah gambar generator. Menurut saudara mana yang lebih baik
gambar (a) atau (b), jelaskan! Selain itu proses apa saja yang dilakukan pada
Gambar 1 tersebut!

Uas Desain Manufaktur dan Perakitan | Mohamnmad Sofian Albin


Jawab:
Dengan berdasarkan prinsip-prinsip pada DFA, gambar b merupakan pilihan desain
yang lebih baik daripada gambar a, dengan alasan sebagai berikut:
a. Gambar b terlihat memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai
komponen yang dibutuhkan dalam proses perakitan, hal ini menjadi penting
untuk memastikan bahwa proses perakitan tidak ambigu sehingga operator
tidak membuat kesalahan saat merakit komponen, dengan demikian juga dapat
memberikan kemudahan proses perakitan.
b. Gambar b tampak mencantumkan baut sebagai komponen standar yang
digunakan sebagai pengikat. Biaya yang terkait dengan fastener dapat
diminimalkan dengan melakukan standarisasi pada beberapa ukuran baut.
c. Gambar b juga menunjukkan penggunaan snap fit sebagai pengikat bearing,
dengan demikian informasi terkait oemasangan bearing sudah termasuk dalam
gambar tersebut.
d. Selain itu, penggunaan baut pada gambar b dipilih untuk memaksimalkan fungsi
dan mempertimbangkan pemeliharaan pada produk. Pemilihan baut sebagai
fastener menjadi tepat untuk proses penggantian bearing, rotor, mapun shaft
dan komponen lainnya yang ada di dalam produk.
Adapun proses yang terdapat pada produk tersebut berdasarkan tiap komponennya
adalah sebagai berikut:
1. Cover Generator
Yaitu bagian yang digunakan sebagai penutup komponen. Komponen ini dibuat
dengan bahan besi AISI 1020 dan diproses dengan bubut.
2. Tutup depan – belakang
Yaitu bagian yang digunakan sebagai penutup utama luar. Komponen ini dibuat
dengan bahan besi AISI 1020 dengan metode press.
3. Rotor merupakan penggerak utama produk yang termasuk dalam komponen
standar, dan dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari produk

Uas Desain Manufaktur dan Perakitan | Mohamnmad Sofian Albin


4. Bearing SKF 6202, 6205 merupakan komponen standar dan dapat dibeli di
pasaran.
5. Shaft Conus merupakan shaft penyambung yang dibuat dengan metode roll
dengan bahan AISI 304
6. Sedangkan baut M^ merupakan part standard

Uas Desain Manufaktur dan Perakitan | Mohamnmad Sofian Albin

Anda mungkin juga menyukai