LK Apendicitis
LK Apendicitis
DISUSUN OLEH
Dzulhidayati AS P1337420920
Fadila Sahidita Suffah P1337420920
Fandi Akhmad P1337420920182
Nancy Martina P1337420920
Nova Devy P1337420920
Nurintan Renie P1337420920
Prima Alfianita P1337420920
1
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA TN.F
I. IDENTITAS PASIEN
Data Objektif
TD : 120/75 mmHg Jantung HB : 13,9 g/dl
Inspeksi : ictus cordis tidak HT : 42 %
tampak AL: 8.1.103/uL
Palpasi : ictus cordis AT : 586.103/uL
teraba di intercostal V Leukosit:15,7 ribu/ul
midklavikula Trombosit:238 ribu/ul
Perkusi : suara redup Eritrosit :4,73 juta/ul
Auskultasi : terdengar bunyi Eosinofil:0,30%
jantung I dan II, tidak ada Basofil: 0,20%
suara jantung tambahan Netrofil: 85,70%
Limfosit : 8,70%
Monosit: 5,10%
HbSAg : (-)
2
HIV : (-)
Hasil pemeriksaan USG
: Kesan Appendisitis
N : 87 x/menit
RR : 22 x/mnt Gol. Darah : B
BB : 70 kg EKG : Normal
Catatan Lain Paru IV line : RL 20 tpm
Klien mengatakan perut
Inspeksi : bentuk dada
bagian kanan bawah
asimetris, frekuensi NGT : (-)
terasa nyeri. Kateter : (-)
pernapasan 20 x/menit,
Klien merasa cemas
tidak tampak otot bantu
karena menjalani operasi
pernapasan
pertama kalinya, tampak
Palpasi : taktil fremitus
tegang.
teraba sama kuat, ada nyeri
tekan
Perkusi : suara sonor di
semua lapang paru
Auskultasi : suara napas
vesikuler
3
-Petidin :1-2 mg/kgBB
-Morfin:0,1-0,2 mg/kgBB
-Fentanil: 1-2 kgBB
3.Antikholiknergik
-Sulfas atrofin: 0,1
mg/kgBB
4.Antiemetik
-ondansetron : 4-8 mg
(IV) dewasa
-metoklopramid:10 gr/IV
dewasa
Produk Darah : -
Riw. Alergi : -
Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan dengan tindakan operasi
4
b. Rencana, Implementasi dan Evaluasi
5
INTRA OPERASI
TGL OPERASI ; 18 Maret 2021 TEKNIK ANESTESI : Spinal JENIS OBAT OBAT LAIN
WAKTU ; 15.00 Wib REGIONAL SPINAL/EPIDURAL/BLO Lidocain 2 ml, Sulfas atropin 0,25
K Bupivacain 4 ml mg/cc
Ondansentron
POSISI ; Supinasi IV DRIP/INTERMITENT
4mg/2 cc amp
INHALASI Nasal kanul
Aminofilin 24
mg/cc amp
Dexamethason 5
mg/ cc amp
Ringer laktats
damaben
ephedrine
sedacum,
tramadol.
JUMLAH INSTRUMENS SEBELUM/SESUDAH OPERASI ; INDUKSI : OKSIGEN : 3 liter/MNT CAIRAN INTRA
80 instrumen Tidak ada VENA
Midazolam 2 mg
Fentanil 50 mg
Ondansentron 4
mg
Keterolac 30 mg
LENGKAP: iya TDK LENGKAP: - OBAT : -
MAINTENANCE HALOTHAN/ENFLURAN
3 liter/menit E/ISOFLUARANCE
BALANCE CAIRAN MASUK RL 500 Cc TOTAL MASUK ; 600 cc
600cc-525cc-40cc NACL -
= +35cc
KOLOID 100 Cc
DARAH - Cc
6
PENYULIT Tidak ada
DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry mikroorganisme akibat proses
pembedahan
8
pembedahan
12. Mengoleskan salep
antimikroba pada lokasi
pembedahan sesuai
kebijakan
9
10
POST OP
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Maret 2021 pada pukul 18.00 WIB, Tn. F
dipindahkan ke Recovery Room (RR). Tn. F Post Operasi Appendictomy dengan Spinal
Anastesi masih tampak lemah, kedinginan serta meringis kesakitan.
I. Identitas
Nama : Tn. F
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : XXX.XXX
Tanggal Masuk : 18 Maret 2021
Diagnosa Medik : Appendicitis
II. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Keluhan saat dilakukan pengkajian klien mengatakan perut bagian kanan bawah
terasa sakit dan panas. Klien mengeluh sakit sekitar jahitan terutama jika
digunakan untuk beraktifitas, terasa panas seperti ditusuk-tusuk, klien
mengatakan nyeri hilang timbul.
III.Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/85 mmHg,
HR : 90 x/menit,
RR : 16x/menit
SpO2 : 99%
Suhu : 35oC
b. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, terdapat luka post operasi appendiktomy
dengan jahitan rapi, luka bersih, tidak ada pus, kemerahan, tidak ada bengkak,
panjang luka ± 10 cm, terdapat 5 jahitan luka
Auskultasi : peristaltic usus 22 kali/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran ginjal
maupun limfa, suhu sekitar luka post operasi hangat
11
1. Bromage Score
Masuk Recovery Room Pukul 18.00
Gerakan Skor
Dapat mengangkat tungkai bawah 0
Tidak dapat menekuk lutut tapi bisa mengangkat kaki 1
Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi masih dapat 2
menekuk lutut
Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali 3
Interpretasi: Belum dapat Kembali ke ruangan
12
2. Resiko Jatuh
Morse Fall Scale (MFS)
Tanggal
Penilaian Resiko Jatuh Score
18-03-2021
Riwayat Jatuh:
Tidak termasuk Jatuh satu kali atau lebih dalam
25 0
kecelakan kerja kurun waktu 6 bulan terakhir
maupun rekreasional
Agitasi/Konfusi 15 0
Status Mental
Demensia 15 0
Efek dari obat-obat analgesik/sedatif 10 10
Medikasi Riwayat operasi dengan GA/RA
20 20
dalam 24 jam terakhir
Gangguan 20 0
Langkah Kaki Lemah 10 10
Normal 0 0
Benda disekitar:
30 0
Mobilitas Kursi, dinding
Alat Bantu Kruk, tongkat,
tripod, walker, 15 0
kursi roda
Pasien dengan bedrest total 0 0
Pasien dengan diagnosa lebih dari 1 15 0
Kondisi Medis
Pasien terpasang infus 20 20
SKOR TOTAL 60
Interpretasi The Morse Fall Scale (MFS)
Resiko Tinggi : 45 atau lebih
Resiko Sedang : 25-45
Resiko Rendah : 0-24
Kesimpulan:
Tn. F mendapatkan skor 60 dan dalam kategori resiko jatuh tinggi.
3. Catatan Lain: -
4. Perawatan di ruangan
- Posisikan supinasi
- Boleh makan bila tidak mual muntah
- Lakukan mobilisasi dini post operasi
5. Obat yang diberikan
- Injeksi ketorolac 3x30 mg IV
- Antibiotik Ceftriaxone 2x1 gr IV
13
- Beri ondansetron 1x4mg IV (bila mual)
- Beri tramadol 25 mg IV (bila menggigil)
B. Analisa Data
Tanggal / Masalah
No. Data Fokus Ttd
jam Keperawatan
Data subjektif : - Nyeri Akut
Kamis, 18
Data objektif :
Maret
Klien tampak meringis kesakitan
1. 2021
Skala nyeri : 6
Pukul
18.05
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik (pembedahan)
2. Resiko Hipotermi berhubungan dengan Pemajanan Lingkungan
3. Resiko Jatuh berhubungan dengan efek pembiusan
14
D. Rencana Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi
Nursing Care Plan TTD Implementasi TTD Evaluasi TTD
Dx Kep : Nyeri Akut berhubungan Dzulhida 1. Lakukan pengkajian nyeri Dzulhida S : - Dzulhida
dengan agen cedera fisik yati & secara komprehensif yati & O : Klien tampak meringis yati &
(pembedahan) Prima 2. Observasi reaksi nonverbal Prima kesakitan Prima
15
dalam, pemberian distraksi
dan pemberian aroma
terapi)
Dx Kep : Resiko Tinggi Hipotermi Dzulhida 1. Memonitor suhu tubuh Dzulhida S: - Dzulhida
berhubungan dengan Pemajanan yati klien yati O: yati
Lingkungan 2. Memonitor tanda dan Klien masih tampak menggigil
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan gejala akibat hipotermi Telah dilakukan pemberian
keperawatan selama 15 menit 3. Memberikan penghangat selimut
diharapkan hipotermi tidak terjadi, pasif berupa selimut Tekanan Darah: 110/80 mmHg
dengan kriteria hasil: 4. Memonitor tanda-Tanda Suhu: 36,3oC
- Suhu dan tanda-tanda vital vital RR: 17 x/menit
dalam rentang normal HR: 88x/menit
- Klien tidak menggigil A: Masalah Resiko Hipotermia
Intervensi: teratasi sebagian
1. Monitor suhu tubuh P: Lanjutkan intervensi
2. Monitor tanda dan gejala akibat - Beri tramadol 25 mg IV
hipotermi
3. Lakukan penghangatan pasif:
beri selimut
4. Monitor TTV
16
Dx Kep: Resiko Jatuh berhubungan Prima 1. Memindahkan klien dengan Prima Pukul 19.00 Prima
dengan efek pembiusan aman. S: Klien mengatakan masih
Tujuan: 2. Menyediakan lingkungan sedikit pusing dan lemas
Setelah dilakukan tindakan yang aman untuk klien O:
keperawatan selama 15 menit 3. Memasang side rail pada - Klien berhasil dipindahkan
diharapkan cedera jatuh tidak tempat tidur
ke bed dengan aman
terjadi, dengan kriteria hasil: 4. Memasang gelang resiko
- Klien berada di ruang
- Klien terbebas dari cedera jatuh
pemulihan, side rail telah
jatuh 5. Mengatur posisi pada klien
terpasang.
- Tidak terjadi abserasi kulit sesuai jenis anestesi yang
- Gelang resiko jatuh telah
akibat pemindahan diberikan
terpasang
Intervensi: Anestesi spinal:
- Klien telah diposisikan
1. Pindahkan klien dengan aman. Supinasi/tidur telentang
telentang tanpa bantal
2. Sediakan lingkungan yang aman
- Bromage score: 3
untuk klien
A: Masalah resiko jatuh
3. Pasang side rail tempat tidur.
teratasi sebagian
4. Pasang lebel kuning pada bed
klien
5. Posisikan klien sesuai dengan P: Lanjutkan intervensi
17
- Nilai ulang bromage score
18