Anda di halaman 1dari 128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi :

Menerapkan penyimpanan alat dan bahan untuk pemeriksaan laboratorium medik

Kompetensi dasar :

3.1 Menerapkan penyimpanan alat atau instumen untuk pemeriksaan laboratorium medik

4.1 Melakukan penyimpanan alat atau instrumen untuk pemeriksaan di laboratorium medik

Indikator :

3.1.1 menjelaskan macam-macam alat laboratorium medik

3.1.2 menyebutkan bagian – bagian alat laboratorium medik

3.1.3 menjelaskan fungsi macam-macam alat laboratorium medik

3.1.4 menjelaskan cara penyimpanan alat untuk pemeriksaan laboratoratorium medik

Alokasi waktu : 180 JP ( @45 Menit )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. Menjelaskan macam-macam alat laboratorium


2. Menyebutkan bagian-bagian alat laboratorium
3. Menjelaskan fungsi alat laboratorium
4. Menjelaskan cara penyimpanan alat laboratorium.
Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes )

B. Materi pembelajaran

Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya atau penelitian.
laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat
sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,
fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan
aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya
pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna.
Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk
mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan

A. Macam-Macam Alat Laboratorium


1. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb

2. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus,
mortar dan alu
B. Cara Menyimpan Alat Laboratorium
1. Prinsip keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.
2.  Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau
laci).
3. Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak
dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
4. Prinsip Keindahan

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I dan II

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Penutup
 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan
 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

 Internet, buku cetak, buku petunjuk praktikum

F. penilaian
 Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Indikator pencapaian Penilaian


kompetensi
Bentuk
Teknik Instrumen
instrumen

1. menjelaskan macam-macam Tes tertulis Uraian 1. sebutkan macam-


alat laboratorium medik macam alat-alat
laboratorium medik
2. menyebutkan bagian – minimal 3
bagian alat laboratorium Tes tertulis Uraian
medik 2. sebutkan bagian-
bagian dari alat
3. Menjelaskan fungsi mikroskop
penggunaan alat Tes tertulis uraian
laboratorium medik 3. sebut dan jelaskan
alat laboratorium yang
4. Menjelaskan cara kamu ketahui minimal
penyimpanan alat 3
laboratorium medik Tes tertulis uraian
4. Sebutkan cara
penyimpanan alat
laboratorium medik
Kunci jawaban

1. Buret, beaker glas, objek glass, tabung reaksi, erlenmeyer, mikroskop, cawan petri, api bunsen,
labu ukur, gelas ukur.

2. Lensa okuler, lensa objektif, tubus, revolver, penjepit, penggeser, tempat preparat, lampu,
mikrometer sekrup, makrometer sekrup, diafragma, kondensor

3. - Tabung reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan bahan kimia

- Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan yang akan di titrasi

- gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume cairan secara tidak telitii

4. Cara penyimpanan alat lab sebagai berikut :

a. Prinsip keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa
dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga
berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
b. Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
c. Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan
laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
d. Prinsip Keindahan
Alat disimpan serapih mungkin agar terlihat rapih dan indah

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs.Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi :

Menerapkan penyimpanan reagen dan bahan untuk pemeriksaan laboratorium medik

Kompetensi dasar :

3.2 Menerapkan penyimpanan reagen dan bahan untuk pemeriksaan laboratorium medik

4.2 Melaksanakan penyimpanan alat atau instrumen untuk pemeriksaan laboratorium

Indikator :

3.2.1 menjelaskan pengertian reagen laboratorium medik

3.2.2 menjelaskan macam-macam reagen laboratorium medik

3.2.3 menjelaskan fungsi reagen dan bahan alat laboratorium medik

3.2.4 menjelaskan cara penyimpanan reagen dan bahan untuk pemeriksaan laboratoratorium medik

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian reagen laboratorium


2. Menjelaskan macam-macam reagen laboratorium
3. Menjelaskan fungsi reagen dan bahan laboratorium
4. Menjelaskan cara penyimpanan reagen dan bahan laboratorium
Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes )

B. Materi pembelajaran
Reagen merupakan alat laboratorium yang berupa cairan yang digunakan untuk mengetahui
suatu reaksi kimia atau sebagai reaktan. Reagen juga dapat digunakan untuk mengetahui
golongan darah. Reagen juga memiliki kegunaan sebagai senyawa suatu aplikasi yang
digunakan untuk mengukur atau menganalisa suatu reaksi kimia karena bantuan reagen.
Namun, dalam kimia organik reagen digunakan sebagai campuran suatu substrat pada
kondisi tertentu.
Kegunaan reagen juga untuk menciptakan suatu reaksi kimia karena tanpa suatu reaktan
tidak akan ada reaksi yang dihasilkan. Reagen juga dimaksudkan untuk kegunaan pengujian
serta menganalisis suatu bahan kimia. Reagen digunakan sebagai komponen dasar yang
dikembangkan dalam program suatu penelitian. Kegunaan reagen juga untuk mendeteksi
suatu organisme yang sulit untuk ditemukan pada perangkat biasa. Kadang reagen juga
digunakan untuk kunci sebuah produk dalam menciptakan suatu alat untuk diagnosis.
Reagen juga digunakan untuk kegiatan forensik, tes darah atau serologi dan yang lainnya.

Macam reagen sendiri ada 9 yaitu turk, hayem, BCB, reiss ecker, hcl 0,1, giemsa dan wright,
EDTA 10%, buffer wright dan von dungem. Turk digunakan untuk menghitung
leukosit. Hayem digunakan untuk menghitung jumlah eritrosit. BCB digunakan untuk
menghitung retikulosit. Reiss Ecker digunakan untuk menghitung trombosit. HCL 0,1
digunakan untuk hemoglobin. Giemsa dan wright digunakan macam-macam
leukosit. Buffer wright digunakan dalam pengenceran. EDTA 10% digunakan anti
koagulan. Von dungem digunakan dalam menghitung eosinofil.

Adapun reagen alami yang digunakan ada 6 macam yaitu fenton, grignard, collins, fehling,
milon reagen. Fenton reagen digunakan untuk membasmi zat kimia tertentu seperti
tetrakloroetina dan trichloroetylene. Grignard digunakan untuk menghasilkan suatu respon
dari campuran akil dan magnesium yang nantinya digunakan sebagai ikatan
karbon. Collins digunakan sebagai oksidan zat kompleks serta alkohol. Fehling digunakan
untuk menguji apakah ada aldehida dan gula dalam suatu zat. Milon yang digunakan untuk
mencairkan suatu logam agar mendapatkan suatu kepadatan yang diinginkan serta dapat
digunakan untuk mengetahui apakah larut protein.

Penyimpanan Reagen :
1. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan
kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya
(multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah
sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi
(inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
2. Pisahkan antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan berdasarkan sifatnya:
flamable, mudah meledak, toxic, oksidator, korosif, infeksi, dll.
3. Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu
4. Kondisi ruangan harus dingin/ber ac atau dengan dilengkapi exhaust fan, lampu ruangan
pilih yang fire proof, dan kalau tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya
sirkulasi udara yg baik Karena ada beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25
C, pantau suhu ruanganmaksimal 30 C.
5. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena
sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan bahan kimiapun
diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-masing bahan kimia
tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan.
6. Jika terjadi tumpahan yang paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran
7.  Buat sistem administrasi nya: daftar isi, jumlah stock, ED bahan, memasang perhatian
APD yg sesuai dg peruntukannya, dll.
8. Salah satu informasi penting yang harus selalu disertakan adalah lembar data
keselamatan data (Material Safety Data Sheet – MSDS)
9. Informasi MSDS disamping harus tercantum pada produksi, juga harus muncul pada
dokumen pengangkutan, penyimpanan, pengedaran dan juga pada kemasan bahan
tersebut.     
C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I dan II

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Penutup
 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan
 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

 Buku cetak , internet, buku petunjuk praktik


F. penilaian
 Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Indikator pencapaian Penilaian


kompetensi
Bentuk
teknik Instrumen
instrumrn

1. menjelaskan pengertian Tes tertulis Uraian 1. sebutkan pengertian


reagen laboratorium medik reagen laboratorium
medik minimal

2. menjelaskan macam-macam Tes tertulis Uraian 2 sebutkan macam-


reagen laboratorium medik macam reagen
laboratorium medik
minimal 3

3. Menjelaskan fungsi reagen Tes tertulis uraian 3. sebut dan jelaskan


dan bahan laboratorium fungsi reagen dan
medik bahan yang kamu
ketahui
4. Menjelaskan cara Tes tertulis uraian 4. sebutkan prosedur
penyimpanan reagen dan penyimpanan reagen
bahan laboratorium medik dan bahan
laboratorium medik
Kunci jawaban

1. Reagen merupakan alat laboratorium yang berupa cairan yang digunakan untuk mengetahui
suatu reaksi kimia atau sebagai reaktan.

2. Macam reagen sendiri ada 9 yaitu :


turk, hayem, BCB, reiss ecker, hcl 0,1, giemsa dan wright, EDTA 10%, buffer wright dan
von dungem. 
3. a. Hayem digunakan untuk menghitung jumlah eritrosit.
b. BCB digunakan untuk menghitung retikulosit. 
c.Reiss Ecker digunakan untuk menghitung trombosit. HCL 0,1 digunakan untuk
hemoglobin. 
d. Giemsa dan wright digunakan macam-macam leukosit. Buffer wright digunakan dalam
pengenceran. 
e. EDTA 10% digunakan anti koagulan. 
f. Von dungem digunakan dalam menghitung eosinofil.

4. Cara penyimpanan :
a. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan
kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya
(multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah
sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi
(inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
b. Pisahkan antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan berdasarkan sifatnya:
flamable, mudah meledak, toxic, oksidator, korosif, infeksi, dll.
c. Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu
d. Kondisi ruangan harus dingin/ber ac atau dengan dilengkapi exhaust fan, lampu ruangan
pilih yang fire proof, dan kalau tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya
sirkulasi udara yg baik Karena ada beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25
C, pantau suhu ruanganmaksimal 30 C.
e. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena
sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan bahan kimiapun
diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-masing bahan kimia
tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan.
f. Jika terjadi tumpahan yang paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran
g.  Buat sistem administrasi nya: daftar isi, jumlah stock, ED bahan, memasang perhatian
APD yg sesuai dg peruntukannya, dll.
h. Salah satu informasi penting yang harus selalu disertakan adalah lembar data
keselamatan data (Material Safety Data Sheet – MSDS)
i. Informasi MSDS disamping harus tercantum pada produksi, juga harus muncul pada
dokumen pengangkutan, penyimpanan, pengedaran dan juga pada kemasan bahan
tersebut.     

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil. Dini Handayani, Amd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi : Menerapkan pengoperasian pipet

Kompetensi dasar :

3.3 menerapkan pengoperasian pipet


4.3 Menggunakan pipet

Indikator :

3.3.1 menjelaskan pengertian pipet


3.3.2 menjelaskan macam-macam pipet
3.3.3 menjelaskan perbedaan pipet kualitatif dan kuantitatif
3.3.4 menjelaskan prosedur pengoperasian pipet kualitatif dan kuantitatif

Alokasi waktu : 180 JP ( @45 menit) )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan pengertian pipet


2. menjelaskan macam-macam pipet
3. menjelaskan perbedaan pipet kualitatif dan kuantitatif
4. menjelaskan prosedur pengoperasian pipet kualitatif dan kuantitatif
Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran
Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu dan mempermudah pekerjaan
kita sehari-hari. Laboratorium adalah tempat atau ruang tertentu yang dilengkapi dengan
peralatan untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan lain-lain. Peralatan Laboratorium
umumnya digunakan baik untuk melakukan percobaan atau untuk melakukan pengukuran dan
mengumpulkan data. Alat ukur volume terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Kuantitatif
Kualitatif adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk menentukan jumlah tertentu dan hasil
pengukurannya pasti.
Yang tergolong pada alat ukur kuantitatif antara lain :
 Labu Gondok / Flash Volumetric
Pipet Gondok / Pipete Volumetric
Buret
2.  Kualitatif
Kualitatif adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan jumlah kurang lebih dan hasil
pengukurannya tidak tepat .
Yang tergolong pada alat ukur kualitatif antara lain :
Gelas Ukur / Cylinder Granduated
Pipet Ukur / Match Pipete
Pengertian Pipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil atau memindahkan sejumlah volume
tertentu cairan
Macam-macam pipet :
a. Pipet ukur = Graduated pipettes
Fungsi : untuk mengambil , memindahkan atau memipet sejumlah volume cairan secara kurang
teliti dan tidak masuk di dalam perhitungan pada penetapan kadar. Pipet ukur terbuat dari gelas
jenis soda jernih. Mempunyai kapasitas 0,001samapi 50 ml, yang dilengkapi dengan pembagian
skala 0,001 sampai 0,1ml. Pipet ukur ada yang dilengkapi dengan pengaman dan ada juga yang di
beri garis schelbach untuk memudahkan pembacaan mesnikus.
b. Pipet volume = Pipet gondok = Volumetric pipettes
fungsi : untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volumecairan secara teliti atau
seksama.Pipet volume terbuat dari gelas jenis soda jernih , mempunyai kapasitas0,5 samapi 100
ml. Pipet volume ada yang dilengkapi dengan pengaman.
c. Pipet kapiler = end to end pipettesGuna : untuk mengambil atau memipet sejumlah volume cairan
dalam jumlah kecil. Pipet ini memiliki daya kapileritet , sehingga untuk mengambil
cairan tidak dengan cara dihisap tetapi cukup menyentuhkanpipet tersebut pada cairan yang akan
diambil dan darah akan masuk kedalam pipet. Pipet ini sering digunakan untuk pemeriksaan
hematokritmetode mikro, penotolan sampel pada teknik kromatografi.
d. Pipet penetes = Dropping pipettes
Fungsi : untuk mengambil atau memindahkan cairan secara kasar Pipet ini tidak mempunyai skala,
mempunyai bentuk pendek, panjang dandilengkapidengan karet penghisapnya. Pada umumnya
digunakan untuk meneteskan larutan pereaksi. Satu tetes pipet ini sama dengan 0,05 ml
e. Mikropipet Pipet ini dibedakan menjadi dua bagian , yaitu bagian penghisap dan bagian pemindah.
Pipet ini tersedia dalam berbagai ukuran volumetertentu yaitu 1 sampai dengan 1000 ul. Bagian
pemindah terdiri dari dua warna , yaitu warna kuning untuk ukuran 5 samapai dengan 100 ul dan
warna biru untuk ukuran 200 sampai dengan 200 ul.
Cara Pemakaian:
A. Pipet tetes
Pertama bagian bola karet yang ada diatas pipet tetes dipencet dan tahan kemudian
dimasukkan ke dalam cairan. Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet lalu lepaskan dan
angkat pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain. Untuk memindahkan ke dalam wadah
lain kita hanya perlu memencet kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan,
pengambilan cairan ini sesuai dengan kebutuhan.
B. Pipet Volum
Sebelum menggunakan pipet volum kita harus pastikan bahwa kondisi pipet dalam keadaan
kering dan bersih. Lalu sediakan bola hisap yang bagus dan pasangkan ke pipet bagian atas.
Usahakan ujung pipet masuk kedalam bagian dalam bola hisap sehingga pipet ridak mudah
lepas dari bola hisap.
Untuk menyedot cairan kita harus memencet uruf A yang terdapat pada bola hisap
sedangkan untuk mengeluarkan cairan kita tinggal memencet tombol E pada bola hisap.
Pastikan cairan harus pas dengan garis batas cairan.
C. Pipet ukur
Pipet ukur memiliki tingkat ketelitian lebih rendah dibandingkan pipet volum. Pipet ukur
dapat digunakan untuk memindahkan larutan dengan volum dengan skala besar. Cara
pemakaiannya pun sama dengan pipet seukuran yatiu dengan menggunakan bola hisap.

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

Buku cetak, internet ,power point


F. penilaian

Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik Instrumen
instrumrn
1. Menjelaskan pengertian Tes tertulis Uraian 1. Menjelaskan
pipet pengertian pipet
2. menjelaskan macam- Tes tertulis Uraian 2. menjelaskan
macam pipet macam-macam pipet
3. menjelaskan
3. menjelaskan perbedaan Tes tertulis Uraian perbedaan pipet
pipet kualitatif dan kualitatif dan
kuantitatif kuantitatif
4. menjelaskan
4. menjelaskan prosedur Tes tertulis uraian prosedur
pengoperasian pipet pengoperasian pipet
kualitatif dan kuantitatif kualitatif dan
kuantitatif

Kunci jawaban
1. Pengertian Pipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil atau memindahkan sejumlah volume
tertentu cairan
2. Macam-macam pipet :
f. Pipet ukur = Graduated pipettes
Fungsi : untuk mengambil , memindahkan atau memipet sejumlah volume cairan secara kurang
teliti dan tidak masuk di dalam perhitungan pada penetapan kadar. Pipet ukur terbuat dari gelas
jenis soda jernih. Mempunyai kapasitas 0,001samapi 50 ml, yang dilengkapi dengan pembagian
skala 0,001 sampai 0,1ml. Pipet ukur ada yang dilengkapi dengan pengaman dan ada juga yang di
beri garis schelbach untuk memudahkan pembacaan mesnikus.
g. Pipet volume = Pipet gondok = Volumetric pipettes
fungsi : untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volumecairan secara teliti atau
seksama.Pipet volume terbuat dari gelas jenis soda jernih , mempunyai kapasitas0,5 samapi 100
ml. Pipet volume ada yang dilengkapi dengan pengaman.
h. Pipet kapiler = end to end pipettesGuna : untuk mengambil atau memipet sejumlah volume cairan
dalam jumlah kecil. Pipet ini memiliki daya kapileritet , sehingga untuk mengambil
cairan tidak dengan cara dihisap tetapi cukup menyentuhkanpipet tersebut pada cairan yang akan
diambil dan darah akan masuk kedalam pipet. Pipet ini sering digunakan untuk pemeriksaan
hematokritmetode mikro, penotolan sampel pada teknik kromatografi.
i. Pipet penetes = Dropping pipettes
Fungsi : untuk mengambil atau memindahkan cairan secara kasar Pipet ini tidak mempunyai skala,
mempunyai bentuk pendek, panjang dandilengkapidengan karet penghisapnya. Pada umumnya
digunakan untuk meneteskan larutan pereaksi. Satu tetes pipet ini sama dengan 0,05 ml
j. MikropipetPipet ini dibedakan menjadi dua bagian , yaitu bagian penghisap dan bagian pemindah.
Pipet ini tersedia dalam berbagai ukuran volumetertentu yaitu 1 sampai dengan 1000 ul. Bagian
pemindah terdiri dari dua warna , yaitu warna kuning untuk ukuran 5 samapai dengan 100 ul dan
warna biru untuk ukuran 200 sampai dengan 200 ul.
3. Kuantitatif
Kuantitatif adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk menentukan jumlah tertentu dan
hasil pengukurannya pasti.
Yang tergolong pada alat ukur kuantitatif antara lain :
·         Pipet Gondok / Pipete Volumetric
·         Micropipet
Kualitatif
Kualitatif adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan jumlah kurang lebih dan hasil
pengukurannya tidak tepat . Yang tergolong pada alat ukur kualitatif antara lain :
·      Pipet Ukur / Match Pipete
. pipet tetes
4. Cara Pemakaian:
A. Pipet tetes
Pertama bagian bola karet yang ada diatas pipet tetes dipencet dan tahan kemudian
dimasukkan ke dalam cairan. Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet lalu lepaskan dan
angkat pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain. Untuk memindahkan ke dalam wadah
lain kita hanya perlu memencet kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan,
pengambilan cairan ini sesuai dengan kebutuhan.
B. Pipet Volum
Sebelum menggunakan pipet volum kita harus pastikan bahwa kondisi pipet dalam keadaan
kering dan bersih. Lalu sediakan bola hisap yang bagus dan pasangkan ke pipet bagian atas.
Usahakan ujung pipet masuk kedalam bagian dalam bola hisap sehingga pipet ridak mudah
lepas dari bola hisap.
Untuk menyedot cairan kita harus memencet uruf A yang terdapat pada bola hisap
sedangkan untuk mengeluarkan cairan kita tinggal memencet tombol E pada bola hisap.
Pastikan cairan harus pas dengan garis batas cairan.
C. Pipet ukur
Pipet ukur memiliki tingkat ketelitian lebih rendah dibandingkan pipet volum. Pipet ukur
dapat digunakan untuk memindahkan larutan dengan volum dengan skala besar. Cara
pemakaiannya pun sama dengan pipet seukuran yatiu dengan menggunakan bola hisap.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi : menerapkan pengoperasian mikroskop

Kompetensi dasar :

3.4 menerapkan pengoperasian mikroskop

4.4 mengoperasikan mikroskop

Indikator :

4.4.1 menjelaskan bagian-bagian mikroskop


4.4.2 menjelaskan prosedur pengoperasian mikroskop perbesaran lemah
4.4.3 menjelaskan prosedur pengoperasian mikroskop perbesaran sedang
4.4.4 menjelaskan prosedur pengoperasian mikroskop perbesaran lemah

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian mikroskop


2. menjelaskan prosedur pengoperasian mikroskop perbesaran lemah
3. menjelaskan prosedur pengoperasian mikroskop perbesaran sedang
4. menjelaskan prosedur pengoperasian mikroskop perbesaran lemah
Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

Pengertian dan fungsi mikroskop


Mikroskop adalah sebuah alat yang di temukan oleh Robert Hooke (1635-1703)
berkebangsaan Inggris, yang dikenal sebagai penemu mikroskop majemuk(1665). Dia adalah
orang pertama yang meneliti sel. Sel dipelajari dalam bidang biologi yang disebut sitologi

Pengertian :

Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk mendapatkan gambar yang
diperbesar dan dengan demikian dapat memperoleh rincian yang sekecil-kecilnya dari obyek
yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang (Supiaamono: 2005). Mikroskop
pada prinsipnya adalah suatu alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa
objektif (dekat dengan benda) dan lensa okuler (dekat dengan mata) yang digunakan untuk
memperbesar bayangan dari benda yang sangat kecil (Anonim,2001).

Fungsi :

Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran sangat
kecil.
1. Bagian-bagian mikroskop

Bagian Mikroskop
Mikroskop terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian
optik dan bagian mekanik
Bagian Optik Mikroskop

1. Lensa okuler, terletak dekat dengan mata pengamat dan berfungsi sebagai kaca pembesar
yang membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari bayangan yang dibentuk lensa
obyektif.

2. Lensa Objektif, terletak dekat dengan objek pengamatan dan berfungsi untuk
membentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.

3. Diafragma, merupakan bagian mikroskop yang mengatur banyak sedikitnya sinar yang
dipantulkan cermin menuju mata pengamat.

4. Reflektor, terdiri atas cermin datar dan cermin cekung yang berfungsi memantulkan
cahaya ke dalam lubang diafragma dan meja objektif. Cermin datar digunakan jika cahaya
cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan jika cahaya kurang terang.
Bagian Mekanik Mikroskop

1. Pemutar halus (mikrometer), digunakan untuk menaik-turunkan tubus secara lambat

2. Tabung mikroskop (tubus), digunakan untuk mengatur fokus yang menghubungkan lensa
okuler dan lensa objektif

3. Pemutar kasar (makrometer), digunakan untuk menaik-turunkan tubus secara cepat

4. Lengan mikroskop, merupakan pegangan untuk membawa mikroskop

5. Revolver, digunakan sebagai tempat meletakkan lensa objektif

2. Prosedur penggunaan mikroskop (perbesaran lemah,sedang, kuat)


Penggunaan mikroskop

1. Miroskop dibawa dengan tangan pertama menumpu bagian kaki mikroskop sedang yang
kedua memegang basgaian pegangan mikroskop

2. Dalam keadaan tersimpan posisi lensa objektif dengan pembesaran lemah dan mikorskop
berdiri tegak

3. Saat melihat objek benda pertama kali dengan pembesaran lemah

4. Jika bayangn tidak jelas jangan menggunakan pembesaran kuat, gunkan pembesaran
secara bertahap

5. Saat mengganti lensa objektif harus melihat jangan sampai terjadi benturan antara lensa
objektif dengan specimen

6. Jangan menggunakan cermin kearah matahari secara langsung sehingga menggangu


penglihatan

7. Sebelum digunakan untuk melihat objek, sebaiknya lensa dibersihkan dengan kertas
lensa

Penggunaan dengan perbesaran Lemah, Sedang, Kuat


1. Jarak mata-okuler: Untuk mencegah kelelahan mata, diperlukan penjagaan jarak antara
mata dan okuler. Untuk menentukan jarak ini, mata mendekati okuler dari suatu jarak
maksimum sekitar 1 cm. Jarak optimum dicapai pada saat medan pandang tampak sebesar-
besarnya dan setajam-tajamnya. Selain itu, mata yang sebelah lagi harus tetap terbuka.
2. Pengamatan dimulai dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran lemah
(misal 10x).
3. Sambil mengamati melalui lensa okuler, sekrup pemutar kasar diputar secara perlahan
agar tabung mikroskop naik. Pada saat demikian, gambar dapat teramati meskipun belum
begitu jelas. Untuk memperoleh gambart yang lebih jelas, sekrup pemutar halus diputar
sehingga dapat diamati gambar yang lebih jelas dan lebih fokus.
4. Setelah mengamati gambar dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran
lemah (10x), objek yang sama coba diamati dengan menggunakan lensa dengan pembesaran
yang lebih kuat (missal 40x) dengan cara memutar revolver sehingga lensa objektif 40x tepat
mengarah ke lubang pada panggung. Hal yang perlu diingat: selama pengamatan dengan
pembesaran kuat tidak boleh mempergunakan sekrup pemutar kasar, untuk mendapatkan
gambar yang baik (fokus) cukup digunakan sekrup pemutar halus.
5. Prinsip penggunaan mikroskop perbesaran lemah, sedang, kuat
Perbesaran Lensa Okuler Lensa Objektif Diafragma Kondensor

Perbesaran 10x 10x Diafragma di Kondensor di


Lemah tutup penuh turunkan penuh

Perbesaran 10x 40x Diafragma di Kondensor di


Sedang buka ½ turunkan ½

Perbesaran Kuat 10x 100x Diafragma di Kondensor di


buka penuh naikkan penuh

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumen
1. menjelaskan bagian- Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-
bagian mikroskop bagian mikroskop

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian mikroskop pengoperasian
perbesaran lemah mikroskop
perbesaran lemah
3. menjelaskan prosedur Tes tertulis uraian 3. tuliskan prosedur
pengoperasian mikroskop pengoperasian
perbesaran sedang mikroskop
perbesaran sedang
4. menjelaskan prosedur Tes tertulis uraian 4. tuliskan prosedur
pengoperasian mikroskop pengoperasian
perbesaran lemah mikroskop
perbesaran lemah
Kunci jawaban

1. Bagian Mikroskop
Mikroskop terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian
optik dan bagian mekanik
Bagian Optik Mikroskop

5. Lensa okuler, terletak dekat dengan mata pengamat dan berfungsi sebagai kaca pembesar
yang membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari bayangan yang dibentuk lensa
obyektif.

6. Lensa Objektif, terletak dekat dengan objek pengamatan dan berfungsi untuk
membentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.

7. Diafragma, merupakan bagian mikroskop yang mengatur banyak sedikitnya sinar yang
dipantulkan cermin menuju mata pengamat.

8. Reflektor, terdiri atas cermin datar dan cermin cekung yang berfungsi memantulkan
cahaya ke dalam lubang diafragma dan meja objektif. Cermin datar digunakan jika cahaya
cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan jika cahaya kurang terang.

Bagian Mekanik Mikroskop

6. Pemutar halus (mikrometer), digunakan untuk menaik-turunkan tubus secara lambat

7. Tabung mikroskop (tubus), digunakan untuk mengatur fokus yang menghubungkan lensa
okuler dan lensa objektif

8. Pemutar kasar (makrometer), digunakan untuk menaik-turunkan tubus secara cepat

9. Lengan mikroskop, merupakan pegangan untuk membawa mikroskop

Revolver, digunakan sebagai tempat meletakkan lensa objektif

2. Perbesaran lemah menggunakan lensa okuler perbesaran 10x, kondensor di turunkan penuh,
diagfragma di tutup penuh, lensa objektif yang di gunakan perbesaran 10x.
3. Perbesaran sedang menggunakan lensa okuler perbesaran 10x, kondensor di turunkan
setengah, diafragma di nuka setengah, lensa objektif yang di gunakan perbesaran 40x
4. Perbesaran kuat menggunakan lensa okuler perbesaran 10x, kondensor di naikkan penuh,
doafragma di buka penuh, lensa objektif yang di gunakan perbesaran 100x dengan di
tambahkan minyak imersi.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi : menerapkan pengoperasian centrifuge

Kompetensi dasar :

3.5 Menerapkan pengoperasian centrifuge

4.5 Mengoperasikan centrifuge

Indikator :

4.5.1 Menjelaskan bagian-bagian centrifuge


4.5.2 Menjelaskan prosedur pengoperasian centrifuge

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian centrifuge


2. menjelaskan prosedur pengoperasian centrifuge

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran

SEJARAH PENEMUAN CENTRIFUGE : English militer insinyur Benjamin Robins (1707-1751)


menciptakan aparatur lengan berputar untuk menentukan tarik. Pada tahun 1864, Antonin Prandtl
menemukan centrifuge susu pertama untuk memisahkan krim dari susu. Dalam pemisah sentrifugal
kontinyu yang pertama kali, membuat aplikasi komersial layak.

CENTRIFUGE adalah Alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang
lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge.Pemakaian paling sering untuk pemisahan
komponen sel darah dan pemprosesan sampel urine.

CENTRIFUGE adalah alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan massa jenisnya
melalui proses pengendapan.

BAGIAN-BAGIAN CENTRIFUGE

a. Motor, Biasanya motor yang digunakan pada centrifuge adalah motor AC. kecepatan motor
yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi. Pada banyak kasus kerusakan.
Biasanya terjadi sekat arang motor. Dengan mengganti  sekat arang yang baru maka
centrifuge dapat dipergunakan kembali.
b. Speed Control, Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan tanpa speed
control motor akan berputar dengan kecepatan maksimum. Digunakan rangkaian pembatas
tegangan atau semacam dimer untuk bagian speed control
c. Timer, Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja. Rangkaian timer ada 2 jenis. Yakni
timer mekanik dan timer digital. Timer mekanik memanfaatkan sistem mekanis untuk
mengatur waktu operasional alat. Sedangkan timer digital menggunakan sistem counter
down digital untuk mengatur waktu operasioanl alat.
d. Break system, Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan segera
dihentikan.
e. Pengunci tutup, Pengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak membuka
atau terbuka secara tidak sengaja tutup centrifuge. Apabila tutup ini terbuka dapat
mengakibatkan sample yang diputar terlempar keluar. Tidak semua jenis centrifuge terdapat
pengunci tutup.
f. Tempat tabung, Tempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan tertentu agar
menghasilkan gaya centrifugal.  Jumlah lubang untuk tabung pun dibuat genap. Ini
dimaksudkan agar tercipta keseimbangan beban ketika motor berputar.
CARA MENGGUNAKAN ALAT CENTRIFUGE

1. Persiapkan larutan yang akan dimurnikan atau dipisahkan

2. Sambungkan centrifuge pada aliran arus listrik

3. Nyalakan centrifuge

4. Buka penutup centrifuge dengan tekan tombol open.

5. Masukan larutan ke dalam gelas tabung centrifuge. Larutan yang dimasukkan pada setiap
tabung haruslah sama ukurannya

6. Masukkan tiap tabung ke dalam lubang centrifuge. Untuk meletakkan gelas tabung berisi
larutan yang akan dimurnikan, tabung harus diletakkan secara bersilang berlawanan. Namun
hal ini tidak perlu dilakukan jika semua lubang pada centrifuge terisi penuh oleh tabung
larutan yang akan dimurnikan.

7. Tutup kembali penutup centrifuge

8. Set atau atur waktu yang diperlukan dan tentukan pula kecepatan rotasi putaran (Rpm) yang
diinginkan

9. Tekan tombol on untuk memulai memurnikan larutan

10. Setelah pemurnian selesai, tekan tombol open dan ambil semua larutan dalam tabung yang
telah dimurnikan dengan cara mengambilnya secara berseling berlawanan pula.
C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point.


F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan bagian-bagian Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-
centrifuge bagian centrifuge

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian centrifuge pengoperasian
centrifuge

Kunci jawaban

1. BAGIAN-BAGIAN CENTRIFUGE
a. Motor, Biasanya motor yang digunakan pada centrifuge adalah motor AC. kecepatan
motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi. Pada banyak
kasus kerusakan. Biasanya terjadi sekat arang motor. Dengan mengganti  sekat arang
yang baru maka centrifuge dapat dipergunakan kembali.
b. Speed Control, Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan
tanpa speed control motor akan berputar dengan kecepatan maksimum. Digunakan
rangkaian pembatas tegangan atau semacam dimer untuk bagian speed control
c. Timer, Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja. Rangkaian timer ada 2 jenis.
Yakni timer mekanik dan timer digital. Timer mekanik memanfaatkan sistem
mekanis untuk mengatur waktu operasional alat. Sedangkan timer digital
menggunakan sistem counter down digital untuk mengatur waktu operasioanl alat.
d. Break system, Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan
segera dihentikan.
e. Pengunci tutup, Pengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak
membuka atau terbuka secara tidak sengaja tutup centrifuge. Apabila tutup ini
terbuka dapat mengakibatkan sample yang diputar terlempar keluar. Tidak semua
jenis centrifuge terdapat pengunci tutup.
f. Tempat tabung, Tempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan tertentu
agar menghasilkan gaya centrifugal.  Jumlah lubang untuk tabung pun dibuat genap.
Ini dimaksudkan agar tercipta keseimbangan beban ketika motor berputar.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi : menerapkan pengoperasian fotometer

Kompetensi dasar :

3.6 menerapkan pengoperasian fotometer

4.6 menerapkan pengoperasian fotometer

Indikator :

4.6.1 menjelaskan bagian-bagian fotometer


4.6.2 menjelaskan prosedur pengoperasian fotometer

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian fotometer


2. menjelaskan prosedur pengoperasian fotometer

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran

Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan atau penyinaran. Seperti
penerapan di fotometry industri, suatu "fotometer" adalah kata umum yang meliputi alat-alat untuk
mendeteksi:

 intensitas cahaya hamburan

 penyerapan

 fluoresensi

Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor atau fotodioda. Masing-masing


mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika disinari cahaya, yang selanjutnya dapat dideteksi
dengan suatu rangkaian elektronik tertentu.

BAGIAN BAGIAN ALAT FOTOMETER

1.  Inkubator, berfungsi untuk mengkondisik an sampel pada suhu tertentu –


2. Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis –
3. Touchsreen, berfungsi untuk mengatur pengaturan alat –
4. Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap –
5. Kipas, berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang alat –
6. Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat –
7. Konektor RS-232, menyambung ke sumber arus listrik –
8. Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel. Caranya adalah dengan menekan
tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel sudah terhubungkan dengan selang
aspirator –
9. Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang –
10. Kuvet, sebagai tempat sampel
11. Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator mengalir melalui
kuvet menuju pembuangan. Selang ini bersifat elatis dalam mengalirkan sampel sehingga
sampel tidak ada yang tersumbat dalam selang
CARA PENGUNAAN:

1. Hidupkan fotometer dan tunggu 15 menit.


2. Atur panjang gelombang, program dan faktornya.
3. Bilas kuvet dengan aquadest dan lakukan sesuai dengan pemeriksaan yang akan dikerjakan.
4. Jika menggunakan program c/st maka : bilas kuvet dengan aquadest àmasukkan blanko, tekan
zero, keringkan à masukkan standar, tekan standar, keringkan à masukkan sampel, tekan
result, baca hasil, keringkan kuvet. Setelah selesai, bilas kuvet dengan aquadest.
5. Jika menggunakan progran c/f  maka :bilas kuvet dengan aquadest, keringkan à masukkan
blanko, tekan zero, keringkan à masukkan sampel, tekan result, keringkan. Setelah selesai
bilas kuvet dengan aquadest.
6. Jika menggunakan program K20  / K60 maka: siapkan blanko yang akan dipergunakan terlebih
dahulu, baru bekerja sesuai dengan prosedur pemeriksaan.

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajar

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan bagian-bagian Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-
fotometer bagian fotometer

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian fotometer pengoperasian
fotometer

Kunci jawaban

1. BAGIAN BAGIAN ALAT FOTOMETER


 Inkubator, printer, Touchsreen, Outlet, Kipas, Tombol power, Konektor RS-232,
Selang aspirator, Pompa, Kuvet, Selang peristaltik.
2. CARA PENGUNAAN:
1. Hidupkan fotometer dan tunggu 15 menit.
2. Atur panjang gelombang, program dan faktornya.
3. Bilas kuvet dengan aquadest dan lakukan sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dikerjakan.
4. Jika menggunakan program c/st maka : bilas kuvet dengan aquadest àmasukkan
blanko, tekan zero, keringkan à masukkan standar, tekan standar,
keringkan à masukkan sampel, tekan result, baca hasil, keringkan kuvet. Setelah
selesai, bilas kuvet dengan aquadest.
5. Jika menggunakan progran c/f  maka :bilas kuvet dengan aquadest,
keringkan à masukkan blanko, tekan zero, keringkan à masukkan sampel, tekan
result, keringkan. Setelah selesai bilas kuvet dengan aquadest.
6. Jika menggunakan program K20  / K60 maka: siapkan blanko yang akan dipergunakan
terlebih dahulu, baru bekerja sesuai dengan prosedur pemeriksaan.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi : menerapkan pengoperasian autoclave untuk sterilisasi alat

Kompetensi dasar :

3.7 menerapkan pengoperasian autoclave untuk sterilisasi alat

4.7 Mengoperasikan outoclave

Indikator :

3.7.1 menjelaskan bagian-bagian autoclave


3.7.2 menjelaskan prosedur pengoperasian autoclave untuk sterilisasi alat

Alokasi waktu : 180 JP ( @45 menit )

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian autoclave untuk sterilisasi alat


2. menjelaskan prosedur pengoperasian autoclave untuk sterilisasi alat

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran

Autoklaf atau autoclave adalah alat yang berguna sebagai sterilisasi peralatan serta
perlengkapan kedokteran. Cara yang digunakan adalah dengan menundukkan material pada uap
tekanan tinggi yaitu suhu 121 derajat Celcius. Waktu yang dibutuhkan adalah 15 hingga 20
menit tergantung ukuran serta isi. Pengertian autoclave terbilang penting karena banyak
digunakan dalam dunia kedokteran, mikrobiologi hingga seni tato dan tindik.

Alat ini sendiri diciptakan Charles Chamberland pada 1879. Nama autoclave berasal dari
bahasa Yunani, yaitu auto yang artinya diri dan clavis yang berarti kunci atau perangkat self
locking. Alat ini sendiri memiliki ukuran serta fungsi yang akan tergantung pada media yang
hendak disterilkan. Pengertian autoclave dan fungsinya juga digunakan dalam penyembuhan
komposit serta vulkanisasi karet.

Bagian-bagian autoclave :

1. Dalam autoclave akan kita temukan adanya tombol pengatur waktu alias timer. Timer ini
tentunya akan berfungsi guna mengatur lama atau sebentar proses yang dijalankan sesuai
kebutuhan pengguna. Namun, ada pula beberapa autoclave sederhana yang tidak memiliki
timer, terutama karena masih menggunakan pemanasan air menggunakan kompor, bukannya
listrik.
2. Bagian autoclave selanjutnya ialah katup uap yang termasuk kecil namun sangat penting.
Perannya terutama adalah sebagai tempat dikeluarkannya uap air.
3. Berikutnya ada lagi pengukur tekanan guna mengetahui nilai tekanan upa dalam autoclave.
Pengukur tekanan juga akan membantu kita dalam mengetahui besar tekanan uap dalam alat
saat proses sedang berlangsung.
4. Ada lagi katup pengamanan yang akan mengunci penutup autoclave.
5. Kita juga akan menemukan tombol on off terutama bagi jenis autoclave yang memakai
listrik sebagai sumber energinya. Keberadaan tombol ini sangat besar andilnya guna
mematikan serta menghidupkan mesin.
6. Bagian autoclave lain yang ada pada gambar autoclave adalah termometer. Proses sterilisasi
sendiri akan butuh suhu yang berbeda dan hal ini akan sangat bergantung pada alat ataupun
bahan yang hendak disterilkan. Termometer akan mengetahui suhu yang dibutuhkan untuk
sterilisasi yang dibutuhkan.
7. Autoclave juga akan memiliki lempeng sumber panas yang membantu proses perubahan
energi dari listrik menjadi panas atau kalor. Lempeng atau heater biasanya akan terbuat dari
lilitan kawat tembaga atau kumparan yang akan mengeluarkan energi pana jika dialiri listrik.
8. Skrup pengaman akan turut terdapat dalam komponen autoclave. Fungsinya ialah menjaga
besaran dari tekanan uap dalam mesin. Kita harus pastikan skrup ini terpasang secara rapat
dan baik.
9. Terakhir, pada autoclave yang memanfaatkan energi listrik, akan kita temukan adanya
angsa.

Berikut adalah cara menggunakan autoclave untuk mensterilkan aneka peralatan serta
bahan tertentu, termasuk peralatan medis :

1. Sebelum mulai melakukan sterilisasi, biasanya kita harus mengecek terlebih dahulu air yang
tertampung dalam autoclave. Apabila air yang ada ternyata masih kurang dari batas
minimum, maka tambahkan lagi air hingga mencapai batas tersebut. Sebaiknya gunakan air
yang merupakan hasil destilasi guna menghindari kerak serta karat.
2. Masukkan peralatan dan juga bahan yang hendak disterilkan. Jika kita hendak mensterilisasi
botol dengan tutup ulir, maka tutup wajib dikendorkan.
3. Tutup autoclave rapat-rapat dan kencangkan baut pengaman supaya tak ada uap keluar.
Jangan kencangkan klep pengaman terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave dan atur timer minimal 15 menit di suhu 121 derajat Celcius
5. Tunggu hingga air mendidih agar uapnya memenuhi kompartemen dan terdesak keluar.
Setelah itu barulah kencangkan klep pengaman dan tunggu hingga prosesnya selesai.
Perhitungan 15 menit baru dimulai pada saat tekanan mencapai 2 atm.
6. Apabila alarm telah berbunyi dan menandakan proses telah selesai, tunggu sampai tekanan
dalam kompartemen mulai turun dan menjadi sama dengan tekanan udara pada lingkungan.
Buka klep-klep pengaman lalu keluarkan isi autoclave secara hati-hati. Demikian adalah cara
sterilisasi menggunakan autoclave dalam mensterilkan aneka peralatan medis.
C. Metode pembelajaran
 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif
D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya
E. Sumber belajar
4. Buku cetak, internet ,power point
F. penilaian
5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan bagian- Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-
bagian autoclave untuk bagian autoclave
sterilisasi alat untuk sterilisasi alat

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian autoclave pengoperasian
untuk sterilisasi alat autoclave untuk
sterilisasi alat

Kunci jawaban

1. timer, katup uap, pengukur tekanan, katup pengaman, tombol on off, trmometer
2. cara menggunakan autoclave untuk mensterilkan aneka peralatan serta bahan tertentu,
termasuk peralatan medis :
a. Sebelum mulai melakukan sterilisasi, biasanya kita harus mengecek terlebih dahulu air
yang tertampung dalam autoclave. Apabila air yang ada ternyata masih kurang dari batas
minimum, maka tambahkan lagi air hingga mencapai batas tersebut. Sebaiknya gunakan
air yang merupakan hasil destilasi guna menghindari kerak serta karat.
b. Masukkan peralatan dan juga bahan yang hendak disterilkan. Jika kita hendak
mensterilisasi botol dengan tutup ulir, maka tutup wajib dikendorkan.
c. Tutup autoclave rapat-rapat dan kencangkan baut pengaman supaya tak ada uap keluar.
Jangan kencangkan klep pengaman terlebih dahulu.
d. Nyalakan autoclave dan atur timer minimal 15 menit di suhu 121 derajat Celcius
e. Tunggu hingga air mendidih agar uapnya memenuhi kompartemen dan terdesak keluar.
Setelah itu barulah kencangkan klep pengaman dan tunggu hingga prosesnya selesai.
Perhitungan 15 menit baru dimulai pada saat tekanan mencapai 2 atm.
f. Apabila alarm telah berbunyi dan menandakan proses telah selesai, tunggu sampai
tekanan dalam kompartemen mulai turun dan menjadi sama dengan tekanan udara pada
lingkungan. Buka klep-klep pengaman lalu keluarkan isi autoclave secara hati-hati.
Demikian adalah cara sterilisasi menggunakan autoclave dalam mensterilkan aneka
peralatan medis.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi :

menerapkan pengoperasian inkubator untuk pemeriksaan laboratorium medik

Kompetensi dasar :

3.8 menerapkan pengoperasian inkubator untuk pemeriksaan laboratorium medik


4.8 mengoperasika inkubator untuk pemeriksaan laboratorium medik

Indikator :

3.8.1 menjelaskan bagian-bagian inkubator


3.8.2 menjelaskan prosedur pengoperasian inkubator untuk pemeriksaan laboratorium
medik

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian inkubator untuk pemeriksaan laboratorium medik


2. menjelaskan prosedur pengoperasian inkubator untuk pemeriksaan laboratorium medik
Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

Fungsi Inkubator Laboratorium – Incubator merupakan alat yang memiliki fungsi memanaskan


suatu zat atau benda, pada Incubator ini menggunakkan sumber energi aliran listrik. dan fungsi
lainnya dari incubator adalah dapat mempertahankan kondisi suhu. Contohnya adalah seperti
karbon dioksida atau  CO2 dan juga oksigen.

Inkubator ini merupakan alat yang penting untuk ilmu biologi, dan dapat berfungsi juga untuk
kesehatan, Salah satu penggunaannya adalah di rumah sakit, dan Incubator ini digunakan untuk
bayi, yang berguna sebagai penghangat suhu bayi yang terlahir prematur.

Inkubator dibuat dengan menghadirkan tombol pengaturan suhu dan waktu otomatis, agar kita
mudah dalam penggunaanya.
Prinsip kerja incubator
CARA MENGHIDUPKAN

1. Sebelum menggunakkan incubator. Hubungkan kabel incubator dengan stop kontak.

2. Persiapkan zat atau sampel yang akan di inkubasi, masukkan sampel itu kedalam rak yang
ada di dalam incubator lalu tutup pintu incubator.

3. Jika sampel sudah dimasukkan lalu tekan tombol POWER ke posisi ON, kemudian alat akan
menyala dan muncul display yang menyala.
CARA PENGOPERASIAN INKUBATOR

1. Persiapkan sampel yang ingin diinkubasi, taruh ke dalam rak incubator tersebut

2. Atur TIMER dengan cara memutar tombol TIMER sesuai dengan waktu yang di mau, di set
awal per 10 jam , jadi saat ingin menginkubasikan selama 24 jam putar tombol pada posisi 2
lebih 4 strip

3. Untuk set suhu tekan tanda ( < ) kemudian digit hijau akan berkedip. naikan atau turunkan
dengan menekan tombol (^/v) kemudian tekan MD ( enter ) .
Catatan : SV : digit hijau adalah suhu yang di inginkan sementara PV : digit merah, suhu yang ada
sekarang

CARA MEMATIKAN

1. Bila proses inkubasi sudah selesai, matikan alat dengan menekan tombol POWER pada
posisi OFF.

2. Lepaskan colokan pada sumber daya listrik


CARA PERAWANTAN

1. Untuk perawatan bersihkan alat dengan kain lap bersih atau kain lap yang di basahai air
kemudian lap dengan kain kering setiap selesai di gunakan.

2. Rak dapat di lepas, agar memudahkan untuk membersihkan dengan cara di tarik

BAGIAN-BAGIAN INKUBATOR
a. Elemen panas, untuk menimbulkan panas
b. Thermostat, untuk mengatur suhu supaya konstan
c. Isolator, untuk menahan panas
d. Timer, untuk mengatur waktu
e. Pengatur suhu, untuk mengatur suhu inkubasi
f. Lampu merah/hijau, sebagai indikator/petunjuk bahwa inkubator sedang digunakan
g. Lampu kuning, untuk indikator bahwa suhu sudah stabil
h. Termometer, untuk mencocokkan suhu
i. Tombol On/Off, untuk menghidupkan/mematikan inkubator
j. Sirkulasi, untuk mengatur sirkulasi udara dalam inkubator

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III


1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point


F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi Bentuk
teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan bagian-bagian Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-
inkubator untuk pemeriksaan bagian inkubator
laboratorium medik untuk pemeriksaan
laboratorium medik

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian inkubator pengoperasian
untuk pemeriksaan inkubator untuk
laboratorium medik pemeriksaan
laboratorium medik

Kunci jawaban

1. Bagian-bagian inkubator sebagai berikut :


a. Elemen panas, untuk menimbulkan panas
b. Thermostat, untuk mengatur suhu supaya konstan
c. Isolator, untuk menahan panas
d. Timer, untuk mengatur waktu
e. Pengatur suhu, untuk mengatur suhu inkubasi
f. Lampu merah/hijau, sebagai indikator/petunjuk bahwa inkubator sedang
digunakan
g. Lampu kuning, untuk indikator bahwa suhu sudah stabil
h. Termometer, untuk mencocokkan suhu
i. Tombol On/Off, untuk menghidupkan/mematikan inkubator
j. Sirkulasi, untuk mengatur sirkulasi udara dalam inkubator
2. CARA PENGOPERASIAN INKUBATOR
a. Persiapkan sampel yang ingin diinkubasi, taruh ke dalam rak incubator tersebut
b. Atur TIMER dengan cara memutar tombol TIMER sesuai dengan waktu yang di mau, di
set awal per 10 jam , jadi saat ingin menginkubasikan selama 24 jam putar tombol pada
posisi 2 lebih 4 strip
c. Untuk set suhu tekan tanda ( < ) kemudian digit hijau akan berkedip. naikan atau
turunkan dengan menekan tombol (^/v) kemudian tekan MD ( enter ) .
Catatan : SV : digit hijau adalah suhu yang di inginkan sementara PV : digit merah, suhu
yang ada sekarang

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X/I

Standar kompetensi : menerapkan pengoperasian hemocytometer

Kompetensi dasar :

3.9 menerapkan pengoperasian hemocytometer

4.9 menggunakan hemocytometer

Indikator :

3.9.1 menjelaskan bagian-bagian hemocytometer


3.9.2 menjelaskan prosedur pengoperasian hemocytometer

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian hemocytometer


2. menjelaskan prosedur pengoperasian hemocytometer

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran

Hemocytometer adalah perangkat yang awalnya dirancang untuk perhitungan sel darah.
Hemacytometer biasa juga disebut suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan
sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah.

Hemacytometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis. Ruang hitung terdiri dari 9
kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan
panjang 0,05 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu
kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri
yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan
volume dapat diketahui (Mikapin, 2012).

Hemacytometer ini di temukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari sebuah slide
mikroskop kaca tebal dengan lekungan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruangan
ini di ukir dengan laser-grid tergores garis tegak lurus. Peranglat ini dibuat dengan hati-hati
sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui dan kedalaman ruangan ini juga dikenal.
Hemacytometer sering digunakan untuk menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah
dalam cairan tulang punggung ke otak setelah melakukan tusukan tumbal, atau jenis sel lain di
suspensi.
Pengertian
Hemocytometer adalah Alat ini digunakan untuk menghitung jumlah sel darah, leukosit,
trombosit, dan eritrosit. yang terdiri dari beberapa alat yaitu: kamar hitung dan dua macam pipet
yaitu pipet thoma erytrosit dan pipet thoma lekosit. 

1. Kamar hitung
Kamar hitung yang sebaiknya dipakai adalah yang mempunyai garis bagi.Luas dari pada
seluruh yang dibagi ialah 9mm2 dan dibagi menjadi 9 bidang besar yang luasnya masing-
masing 1mm2. Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 bidang sedang yang luasnya masing-
masing ¼ x ¼ mm2 .bidang yang di tengah dibagi lagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang
dibagi menjadi 16 bidang kecil, jadi seluruh bidang kecil jumlahnya 400 buah, yang
masing-masing luasnya 1/20 1/20 mm2.
Tinggi kamar hitung yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis dan kaca penutup
yang terpasang adalah 1/10 mm. volum dalam kamar hitung dapat dirinci sebagai berikut :
·         1 bidangkecil          =1/20 x 1/20 x 1/10     = 1/4000 mm3
·         1 bidangsedang      =1/4 x1/4 x 1/10          = 1/160 mm3
·         1 bidangbesar         = 1 x 1 x 1/10              =1/10 mm3
·         Seluruhbidang yang dibagi    = 3 x 3 x 1/10     =9/10 mm3

Prosedur Mengisi Kamar Hitung :


a) Mengisi kamar hitung
b) Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang
terpasang mendatar di atas meja.
c) homogenkan pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus-menerus (jangan sampai
ada cairan yang terbuang dari pipet saat dihomogenkan)
d) Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3-4 tetes) dan kemudian
sentuhkan ujung pipet (sudut 30º) dengan menyinggungkan pinggir kaca penutup
pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut berisi cairan perlahan-lahan
dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
e) Biarkan kamar hitung yang telah berisi tersebut selama 2-3 menit agar leukosit-
leukosit mengendap. Jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut
dalam cawan petri tertutup yang berisi kapas basah.
1. Pipet thoma leukosit
Pipet thoma leukosit : berfungsi sebagai untuk mengencerkan darah dalam
pemeriksaan jumlah leukosit dan eosinofil
Ciri-ciri pipet:
a.    Skala dari 0.5 ; 1 ; dan 11
b.    Didalamnya terdapat bola kaca berwarna putih dan berguna untuk
mencampurkan darah dengan reagen yang digunakan, pada batang kapiler terdapat
garis-garis yang menandakan jumlah volume (0,5 : 1 ; 11 ) angka-angka ini
menunjukkan jumlah pengenceran atau perbandngan volume.
c.    Pengenceran darah yang dilakukan dengan menggunakan pipet ini yaitu 20x
untuk hitung leukosit dan 10x untuk hitung eosinofil.
2.  Pipet thoma eritrosit
Pipet thoma eritrosit : berfungsi  untuk mengencerkan darah dalam
pemeriksaan  jumlah eritrosit yang terdiri dari sebuah pipa kapiler yang bergaris
bagi dan membesar pada salah satu ujung menjadi bola.
Ciri –ciri pipet :
a.    Skala dari 0,5 ; 1 ; 101
b.    Didalamnya terdapat bola kaca berwarna merah.
c.    Pengenceran darah yang dilakukan dengan menggunakan alat ini yaitu 200 kali
untuk eritrosit maupun trombosit.
Yang terpenting dalam menentukan jumlah sel ialah pengencerannya bukan garis-
garis yang terdapat di pipet tersebut.  
       
Prosedur kerja menghitung jumlah sel leukosit,erittrosit,dan trombosit :
1. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit (sel darah putih)
a. Prinsip kerja :
Darah di encerkan dengan lar. Turk maka sel darah selain leukosit akan hancur oleh asam
asetat dan leukosit akan di warnai oleh gentian violet jumlah leukosit dalam volume
pengenceran tersebut di hitung dengan menggunakan bilik hitung.
b. Prosedur kerja :
¨  isaplah darah (kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet leukosit sampai garis tanda 0,5
tepat.
¨  Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
¨  Masukan ujung pipet ke dalam lar.Turk sambil menahan darah pada garis tadi. Pipet di
pegang dengan sudut 45º danlar. Turk di isap perlahan sampai garis tanda 11. Jangan
sampai ada gelembung udara.
¨  Angkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
¨  Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30º
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan
kamar hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
¨  Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas basah
supaya leukosit mengendap.
¨  Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan object kecil 10×/40× pada 4 bidang
besar.
¨  Pengenceran yang terjadi ialah 20× jumlah sel yang sudah di hitung dalam 4 bidang
besar itu di bagi 4 menunjukkan jumlah sel leukosit dalam 0,1 µ. Kalikan itu dengan 10
(tinggi) dan20 (pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 darah.
RUMUS: ∑ leukosit = N×50
Nilai normal Leukosit: 4000-10000/µL darah.
2. Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit (sel darah merah)
a.    Prinsip kerja
Darah di encerkan dengan lar.hayem maka eritrosit dapat dihitung menggunakan bilik
hitung improven neubauer dalam 5 bidang kecil (5r).
b. Prosedur kerja
1) Isaplah darah (kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet eritrosit sampai garis
tanda 0,5 tepat.
2) Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
3) Masukkan ujung pipet ke dalam lar.Hayem sambil menahan darah pada garis
tadi. Pipet di pegang dengan sudut 45º danlar.Hayem di isap perlahan sampai garis
tanda 101. Jangan sampai ada gelembung udara.
4)  Angkat pipet dari cairan. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
5) Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan
sudut 30º pada permukaan kamar hitungdengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
6) Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas
basah supaya leukosit mengendap.
7) Hitung jumlah eritrosit dengan menggunakan object kecil 40× pada 5 bidang
kecil. Pengenceran yang terjadi ialah 200×. Luas tiap bidang kecil 1/400mm 2.
Factor untuk mendapatkan jumlah eritrosit per µ darah menjadi 5×10×200 =
10.000.
RUMUS: ∑ Eritrosit = N×10.00
Nilai normal eritrosit:
Wanita       : 4-5 juta/ µL darah.
Pria            :4,5-5,5 juta/ µL darah.

3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit (keeping-keping darah)


a. Prinsip kerja
Darah diencerkan dengan lar.amonium oksalat 1% maka sel lain dalam darah tidak
jelas terlihat kecuali trombosit.
b.  Prosedur kerja
1) Dipipet 1990 µl larutan ammonium oksalat 1% kedalam tabung reaksi
2) Di tambahkan 10 µl darah K2EDTA sampel ke dalam larutan tersebut
(pengenceran 200x) lalu pipet di bilas
3) Dicampur sampai homogen selama 1 menit 
4) Di taruh pada bilik hitung dan di diamkan 10 menit didalam cawan petrik dengan
tissue basah (agar trombosit mengendap)
5) Di hitung pada mikroskop pembesaran 40x
Perhitungan : 25R x 2000
Nilai normal :
150.000-450.000 sel/µl darah

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point


F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi Bentuk
teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan bagian-bagian Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-bagian
hemocytometer hemocytometer

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian hemocytometer pengoperasian
hemocytometer hitung
sel leukosit

Kunci jawaban

1. Bilik hitung (kamar hitung), Pipet thoma eritrosit, pipet thoma leukosit, aspirator, deck glass
2. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit (sel darah putih)
Prosedur kerja :
¨  isaplah darah (kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet leukosit sampai garis tanda 0,5
tepat.
¨  Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
¨  Masukan ujung pipet ke dalam lar.Turk sambil menahan darah pada garis tadi. Pipet di
pegang dengan sudut 45º danlar. Turk di isap perlahan sampai garis tanda 11. Jangan
sampai ada gelembung udara.
¨  Angkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
¨  Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30º
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan
kamar hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
¨  Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas basah
supaya leukosit mengendap.
¨  Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan object kecil 10×/40× pada 4 bidang
besar.
¨  Pengenceran yang terjadi ialah 20× jumlah sel yang sudah di hitung dalam 4 bidang
besar itu di bagi 4 menunjukkan jumlah sel leukosit dalam 0,1 µ. Kalikan itu dengan 10
(tinggi) dan20 (pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 darah.
RUMUS: ∑ leukosit = N×50
Nilai normal Leukosit:
4000-10000/µL darah.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menerapkan pengoperasian hemometer

Kompetensi dasar :

3.10 menerapkan pengoperasian hemometer

4.10 menggunakan hemometer

Indikator :

3.10.1 menjelaskan bagian-bagian hemometer


3.10.2 menjelaskan prosedur pengoperasian hemometer

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan bagian-bagian hemometer


2. menjelaskan prosedur pengoperasian hemometer

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran

Ketetapan  hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang
dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang sedang dikerjakan serta
kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat
pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang
sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan
peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan
hasilnya pekerjaan analisa kimia.
          Seperti halnya dalam menggunakan hemometer,yaitu alat yang digunakan untuk menetapkan
kadar hemoglobin dalam darah seseorang dengan metode sahli. Ketika ingin menggunakan
hemometer terlebih dahulu kita harus mengetahui cara penggunaannya,dan apabila ingin melakukan
pemeriksaan hemoglobin dengan hemometer, terlebih dahulu harus memerhatikan hememoter
tersebut serta mutu bahan kimia yang akan digunakan agar hasil pemeriksaan yang diperoleh akurat.
Pengertian Hemometer

Pengertian
Hemometer merupakan instrumen laboratorium yang digunakan untuk mengukur kadar
hemoglobin dalam darah seseorang dengan menggunakan metode sahli. Yang mana metode sahli
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin  dengan cara
hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan
standar warna dalam alat sahli.

Bagian-bagian Hemometer
1. Alat pembanding warna
Alat pembanding warna (batang standar) atau standar hemoglobin yang terdapat pada alat
tersebut,Batang standar ini tahan terhadap cuaca dan sukar memucat.
2. Tabung Sahli
Tabung sahli (tabung hemoglobin) terbuat dari kaca ada yang persegi dan ada yang
bulat.Tiap tabung mempunyai garis tanda pada kedua belah sisinya,Satu menyatakan kadar
Hb dalam (%) dan satu lagi menyatakan kadar Hb dalam gram/dl.
3. Pipet Sahli
Pipet sahli (pipet hemoglobin) mempunyai garis tanda 20,artinya bila darah dihisap sampai
angka ini maka volume darah 20cmm = 0,02 ml.
4. Selang penghisap.
5. Batang pengaduk
6. Pipet Pasteur
Pipet pengencer darah (pipet Pasteur) ialah pipet polos untuk mencampurkan darah dengan
air suling.

Cara penggunaan :

a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2


b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 ul
c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara
hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang
d. Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL tadi tanpa
menimbulkan gelembung udara.
e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari dalam
pipet secra berulang-ulang 3 kali
f. Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin
g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk
dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standard.
h. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari
larutan (meniskus bawah)

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan bagian-bagian Tes tertulis Uraian 1. tuliskan bagian-
hemometer bagian hemometer

2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2. tuliskan prosedur


pengoperasian hemometer pengoperasian
hemometer

Kunci jawaban

1. Bagian-bagian Hemometer
1) Alat pembanding warna
Alat pembanding warna (batang standar) atau standar hemoglobin yang terdapat
pada alat tersebut,Batang standar ini tahan terhadap cuaca dan sukar memucat.

2) Tabung Sahli
Tabung sahli (tabung hemoglobin) terbuat dari kaca ada yang persegi dan ada yang
bulat.Tiap tabung mempunyai garis tanda pada kedua belah sisinya,Satu menyatakan
kadar Hb dalam (%) dan satu lagi menyatakan kadar Hb dalam gram/dl.
3) Pipet Sahli
Pipet sahli (pipet hemoglobin) mempunyai garis tanda 20,artinya bila darah dihisap
sampai angka ini maka volume darah 20cmm = 0,02 ml.
4) Selang penghisap.
5) Batang pengaduk
6) Pipet Pasteur
Pipet pengencer darah (pipet Pasteur) ialah pipet polos untuk mencampurkan darah
dengan air suling.

2. Cara penggunaan :
a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2
b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 ul
c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue
secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang
d. Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL tadi
tanpa menimbulkan gelembung udara.
e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari
dalam pipet secra berulang-ulang 3 kali
f. Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin
g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil
diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna
standard.
h. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari
larutan (meniskus bawah)
Pekalongan , Mei 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani.AMd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menerapkan pembersihan peralatan laboratorium

Kompetensi dasar :

3.11 menerapkan pembersihan peralatan laboratorium

4.11 melakukan pembersihan peralatan laboratorium

Indikator :

3.11.1 menjelaskan macam-macam pembersih peralatan laboratorium


3.11.2 menjelaskan prosedur pembersihan peralatan laboratorium

Alokasi waktu : 180 JP (@45 menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan macam-macam pembersih peralatan laboratorium


2. menjelaskan prosedur pembersihan peralatan laboratorium

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

Macam-macam pembersih peralatan laboratorium :

1. Larutan Asam Kromat


 Merupakan larutan campuran dari Asam Sulfat ( H2SO4) dan Kalium Bikromat ( K2Cr2O7
). Larutan ini berfungsi untuk membersihkan peralatan gelas di laboraturium dari noda
lemak. Cara menggunakan larutan ini yaitu merendam peralatan gelas selama 24 jam.
Mengapa begitu lama direndamnya? ini dikarenakan reaksi larutan yang lambat, sehingga
direndam begitu lama. Namun, anda harus berhati - hati dalam menggunakan larutan ini,
mengingat Asam Sulfat yang dipakai adalah biasanya asam sulfat pekat.
2. Aqua Regia ( Latin : Air Kerajaan )
Merupakan satu satunya pembersih yang bisa melarutkan logam mulia seperti platina dan
emas( menurut deret Volta ). Larutan ini juga mampu melarutkan logam. Hanya logam -
logam tertentu seperti tatalum dan titanium yang mampu bertahan dari kekuatan Aqua Regia
ini. Aqua Regia dibuat dari HCL (pkt) dan HNO3 (pkt) dengan  perbandingan 3:1 . Aqua
Regia ini sangatlah tidak stabil, oleh karena itu Aqua Regia dibuat jika akan dipakai saja.
Tidak stabilnya Aqua Regia ini dibuktikan dengan Aqua Regia yang disimpan akan
mengurai kembali menjadi HCl dan HNO3 . Sifat dari Aqua Regia sendiri adalah sangatlah
korosif. Ciri dari larutan ini yaitu berwarna coklat terang dan menghasilkan uap berwarna
kuning/ merah. 
3. Campuran KOH - Alkohol
Merupakan pencampuran dari KOH (s) dan Alkohol (biasanya 95%). Larutan ini berfungsi
untuk membersihkan peralatan gelas dari lemak ( mengingat sifat KOH yang korosif ). Cara
menggunakannya yaitu dengan membilas dan sedikit menggosok peralatan gelas dengan
larutan ini, mengingat sifat KOH yang korosif sehingga jangan terlalu lama karena akan
merusak peralatan gelas, karena sifatnya yang mengikis. Ciri larutan ini adalah berwarna
bening dan jika terkena kulit akan terasa gatal.
4. Teepol
Teepol sendiri sebenarnya merk dangang cairan pembersih buatan Inggris. Produksinya
dimulai sejak 1938. Sejak itu teepol menjadi populer, karena terkenalnya sampai - sampai
semua cairan pembersih diberi nama teepol. Teepol sendiri merupakan larutan pencuci
mengandung phenol . Teepol sendiri merupakan salah satu dari golongan Natrium Akil
Sulfat  sendiri. Kandungan dari Teepol sendiri yaitu sulfaktan . Sulfaktan merupakan bahan
aktif yang terdapat dalam detergen. Karena teepol mengandung antiseptik, maka ia
berfungsi membunuh mikroba. Sayangnya teepol mengakibatkan menguapnya air dalam
kulit. Ciri - ciri teepol sendiri adalah cairan bening yang menghasilkan busa. Jika terkena
kulit akan terasa gatal dan panas. Penanganannya dengan cara mengoleskannya dengan
salep ( bisanya salep untuk kulit, bisa juga lemak )
5. Asam Nitrat (HNO3)
Merupakan cairan berasap berwarna dengan bau menyengat. Fungsi dari larutan ini
melarutkan noda - noda logam pada peralatn gelas kecuali logam mulia. Kita harus berhati -
hati dalam menggunakannya karena sifatnya yang korosif.
6. Detergen
Detergen juga bisa digunakan untuk membersihkan peralatan gelas. Detergen sendiri
merupakan turunan dari minyak bumi. Detergen tidak terpengaruh oleh kesadahan air dan
berfungsi untuk melarutkan lemak. Pada umumnya detergen mengandung bahan - bahan
berikut:
a. Sulfaktan 
b. Builder (Pembentuk )
c. Filler (Pengisi) untuk menambahkan kuantitas detergen sehingga dapat menurunkan harga
d. Additives merupakan suplemen tambahan supaya produk lebih menarik seperti pewangi,
pemutih dll
Ada yang mengatakan bahwa Teepol sendiri merupakan detergen. Namun, saya ingin
menambahkan bahwa ada perbedaan - perbedaan antara teepol dan detergen sendiri. Dari
keterangan diaatas sudah dapat disimpulkan bahwa detergen mengandung sulfaktan,
builder,filler,additives, sedangkan pada teepol tidak mengandung additives,filler
7. Natrium Tiosulfat
Bahan kimia dengan rumus senyawa Na2S2O3 merupakan larutan baku sekunder. Larutan
ini biasanya digunakan untuk membersihkan noda iod pada peralatan gelas.
Itulah beberapa bahan kimia untuk membersihkan peralatan gelas di laboraturium.

Cara Membersihkan Peralatan Laboratorium Secara Umum

Proses membersihkan harus dilakukan segera setelah peralatan digunakan. Membuang bahan
berbahaya dan pembersihan bahan korosif sebelum peralatan tersebut dibersihkan.Residu organik
memerlukan perlakuan dengan larutan pembersih asam kromat. Peralatan harus dikeringkan dan
disimpan dalam kondisi yang tidak memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh debu atau bahan
lain.

Cara Membersihkan Timbangan

Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus
dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan
timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan
dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti
deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan
dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

Cara Membersihkan dan Merawat Penangas Air (Water Bath) Thermostat

Pembersihan yang dibutuhkan pada perawatan (seperti membersihkan sudut atau baling-baling roda
yang berputar) dilakukan oleh operator laboratorium sesuai dengan petunjuk pabrik.

Media Pemanas 

Permukaan alat harus dibersihkan dengan menggunakan pembersih (sabun/deterjen).Kontaminasi


lebih kuat (misal adanya deposit kapur), dapat dihilangkan dengan pembersih yang khusus seperti
misal asam asetat encer

Cara Membersihkan Alat Glassware

Prosedur pembersihan glassware tergantung dari tipe material yang terkandung di dalamnya. Gelas
borosilikat mempunyai pertahanan yang sempurna dari kebanyakan asam kecuali Asam
Hidroflorat. Larutan Basa kuat akan mempengaruhi gelas, inilah sebabnya kenapa detergen yang
dilarutkan tidak boleh melebihi dari 2%. Menghindari reaksi terhadap deterjen dalam jangka waktu
panjang  dan menghindari pengeringan yang sama pada gelas. Glassware harus dibersihkan
secepatnya untuk mencegah pengerasan residu. Idealnya glassware dibilas atau direndam dalam
larutan organik untuk menghilangkan lemak, dan kemudian bilas kembali dengan air. Pembersihan
dapat dilakukan dalam Mesin Pencuci atau secara manual.
 Cara Membersihkan Alat Gelas Laboratorium

Alat gelas adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan dalam sebuah laboratorium dan
memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah lab. Karena perannya yang sangat vital ini lah
pastinyanya alat ini sering digunakan dalam hampir semua kegiatan di dalam laboratorium, dengan
semakin intensifnya alat ini digunakan tentunya akan timbul sebuah efek dasar akibat dari kegiatan
tersebut, salah satunya adalah problem kebersihan dari alat ini.

Seperti kita ketahui salah satu dasar pengoperasionalan sebuah laboratorium yang sehat adalah
dengan selalu terjaganya kebersihan alat-alat laboratorium ini dari segala kotoran. Dengan alat yang
bersih maka kita dapat mencegah kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kotoran,dsb. Lalu
bagaimanakah cara membersihkan alat gelas laboratorium yang baik dan benar, maka simaklah
beberapa penjelasan dibawah ini.

Cara Membersihkan Alat Gelas Laboratorium

Proses pembersihan suatu alat gelas dalam sebuah laboratorium tergantung dari kegiatan apa yang
dilakukan alat ini sebelum dibersihkan dan tipe material apa yang terkandung di dalamnya. Salah
satu bahan yang umum digunakan dalam pembuatan alat gelas laboratorium adalah
bahan borosilikat. Alat Gelas yang terbuat dari borosilikat mempunyai pertahanan yang sempurna
dari kebanyakan asam kecuali Asam Hidroflorat. Larutan Basa kuat akan mempengaruhi gelas,
inilah sebabnya kenapa detergen yang dilarutkan tidak boleh melebihi dari 2%. Menghindari reaksi
terhadap deterjen dalam jangka waktu panjang  dan menghindari pengeringan yang sama pada alat
gelas harus dibersihkan secepatnya untuk mencegah pengerasan residu.

Membersihkan alat gelas laboratorium dapat dilakukan dengan membersihkan dengan mesin
pencuci atau secara manual, untuk lebih jelasnya simak ulasan dibawah ini.

Pembersihan dengan Mesin Pencuci

Pilih dari sekian banyak macam campuran detergent yang ditawarkan oleh spesialis laboratorium
untuk Mesin Pencuci, detergent yang dipilih harus sesuai dengan type kotoran apa yang akan
dihilangkan. Beberapa jenis campuran ini memang dikhususkan untuk bermacam-macam kotoran di
laboratorium, jadi pastikan anda memilih campuran yang tepat untuk membersihkan alat gelas anda.
Lalu periksa rak penunjang dan penjaganya diletakkan menempel dengan material non-abrasive
secara baik untuk menghindarkan gelas dari gesekan atau kerusakan oleh permukaan yang keras.

Pembersihan Secara Manual

Metode ini merupakan metode yang sederhana karena metode ini hanya menggunakanbusa halus,
kain halus  atau sikat plastik yang lembut dan tidak mengadung bulu-bulu keras. Pilih dari sekian
banyak macam campuran detergent yang ditawarkan oleh spesialis laboratorium untuk pencucian
manual, tergantung dari residu yang ingin dihilangkan. Lalu bersihakan menggunakan alat tadi
secara perlahan dan teliti.

Lalu selain membersihkan dengan mesin pencuci dan secara manual masih ada cara pembersihan
khusus, dimana cara ini digunakan jika ada noda tertentu yang sangat sulit dibersihkan
menggunakan detergen, sehingga dalam kasus ini perlu diberikan perhatian dan tindakan yang
khusus.

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya
E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi
teknik Bentuk instrumrn instrumen
1. Menjelaskan macam-macam Tes tertulis Uraian 1.Menjelaskan macam-
pembersih peralatan macam pembersih
laboratorium peralatan laboratorium
min 3
2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian 2.menjelaskan prosedur
pembersihan peralatan pembersihan peralatan
laboratorium gelas laboratorium

Kunci jawaban

1. Macam-macam pembersih peralatan lab


a. Larutan Asam Kromat
 Merupakan larutan campuran dari Asam Sulfat ( H2SO4) dan Kalium Bikromat
( K2Cr2O7 ). Larutan ini berfungsi untuk membersihkan peralatan gelas di laboraturium
dari noda lemak. Cara menggunakan larutan ini yaitu merendam peralatan gelas selama
24 jam. Mengapa begitu lama direndamnya? ini dikarenakan reaksi larutan yang lambat,
sehingga direndam begitu lama. Namun, anda harus berhati - hati dalam menggunakan
larutan ini, mengingat Asam Sulfat yang dipakai adalah biasanya asam sulfat pekat.

b. Aqua Regia ( Latin : Air Kerajaan )


Merupakan satu satunya pembersih yang bisa melarutkan logam mulia seperti platina
dan emas( menurut deret Volta ). Larutan ini juga mampu melarutkan logam. Hanya
logam - logam tertentu seperti tatalum dan titanium yang mampu bertahan dari kekuatan
Aqua Regia ini. Aqua Regia dibuat dari HCL (pkt) dan HNO3 (pkt) dengan 
perbandingan 3:1 . Aqua Regia ini sangatlah tidak stabil, oleh karena itu Aqua Regia
dibuat jika akan dipakai saja. Tidak stabilnya Aqua Regia ini dibuktikan dengan Aqua
Regia yang disimpan akan mengurai kembali menjadi HCl dan HNO3 . Sifat dari Aqua
Regia sendiri adalah sangatlah korosif. Ciri dari larutan ini yaitu berwarna coklat terang
dan menghasilkan uap berwarna kuning/ merah. 
c. Campuran KOH - Alkohol
Merupakan pencampuran dari KOH (s) dan Alkohol (biasanya 95%). Larutan ini
berfungsi untuk membersihkan peralatan gelas dari lemak ( mengingat sifat KOH yang
korosif ). Cara menggunakannya yaitu dengan membilas dan sedikit menggosok
peralatan gelas dengan larutan ini, mengingat sifat KOH yang korosif sehingga jangan
terlalu lama karena akan merusak peralatan gelas, karena sifatnya yang mengikis. Ciri
larutan ini adalah berwarna bening dan jika terkena kulit akan terasa gatal.
2. Prosedur pembersihan glassware tergantung dari tipe material yang terkandung di dalamnya.
Gelas borosilikat mempunyai pertahanan yang sempurna dari kebanyakan asam kecuali
Asam Hidroflorat. Larutan Basa kuat akan mempengaruhi gelas, inilah sebabnya kenapa
detergen yang dilarutkan tidak boleh melebihi dari 2%. Menghindari reaksi terhadap
deterjen dalam jangka waktu panjang  dan menghindari pengeringan yang sama pada
gelas. Glassware harus dibersihkan secepatnya untuk mencegah pengerasan residu. Idealnya
glassware dibilas atau direndam dalam larutan organik untuk menghilangkan lemak, dan
kemudian bilas kembali dengan air. Pembersihan dapat dilakukan dalam Mesin Pencuci atau
secara manual
Pekalongan , Mei 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menerapkan pensterilan peralatan dan bahan laboratorium

Kompetensi dasar :

3.12 Menerapkan pensterilan peralatan dan bahan laboratorium

4.12 Melakukan sterilisasi peralatan dan bahan di laboratorium medik

Indikator :

3.12.1 menjelaskan macam-macam pensterilan peralatan dan bahan laboratorium

3.12.2 menjelaskan prosedur pensterilan peralatan dan bahan laboratorium

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan macam-macam pensterilan peralatan dan bahan laboratorium


2. menjelaskan prosedur pensterilan peralatan dan bahan laboratorium

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

Pada umumnya banyak peralatan yang digunakan di laboratorium yang terbuat dari bahan
gelas.  Kelebihan dari bahan gelas ini antara lain adalah bahan gelas tidak mudah bereaksi dengan
hampir semua bahan kimia, gelas bersifat bening sehingga memudahkan pengamatan terhadap
warna dan isi cairan yang terdapat di dalamnya.  Gelas juga tahan terhadap perubahan suhu, mudah
dibersihkan karena sifatnya yang licin dan tidak terlalu berat karena berat jenisnya relatif rendah. 
Sedangkan kekurangannya adalah mudah pecah sehingga harus hati-hati dalam menggunakannya.

Pada prinsipnya sterelisasi terbagi menjadi 3 cara, yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi.

1. Sterelisasi secara mekanik (filtrasi)


Sterelisasi dengan metode ini menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterelisasi bahan yang peka terhadap panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.
2.  Sterelisasi secara fisik
Sterelisasi dengan metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanasan dan
penyinaran dengan ultra violet.
a. Pemanasan
1.  Pemijaran (dengan api langsung)
Metode ini dengan membakar alat pada api secara langsung. Contoh alat :
Jarum inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
2. Panas kering
Metode ini dengan menggunakan oven kira-kira 60-180°C. Contoh alat :
erlenmeyer, tabung reaksi, atau alat-alat yang terbuat dari kaca lainnya.
 Uap air panas Metode ini dengan cara mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
  Uap air panas bertekanan Metode ini menggunakan autoklaf

b. Penyinaran dengan Ultra Violet


Metode ini menggunakan sinar ultra violet. Misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan sinar
lampu UV.
3. Sterelisasi secara kimiawi
Sterelisasi dengan metode ini biasanya menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol. Pada sterilisasi kering proses pembunuhan mikroba berdasarkan
oksidasi oksigen di udara.  Suhu yang digunakan lebih tinggi kira-kira 150°.  Satu
gram udara pada suhu 100°, jika didinginkan menjadi 99° hanya membebaskan
0,237 kalori.  Sterilisasi kering ini sering digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari
gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, dll) serta bahan obat yang tahan pemasan
tinggi (minyak lemak, vaselin).  Alat yang sering digunakan adalah oven . 
Oven adalah lemari pengering dengan dinding ganda yang dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah
dengan gas atau listrik. Selain dengan menggunakan oven, sterilisasi kering juga
dapat dilakukan dengan memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api
dari lampu spiritus.  Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi
bahan / alat yang disterilkan.  Akan tetapi sterilisasi ini hanya dapat dilakukan untuk
beberapa alat / bahan saja.  Yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah benda-
benda logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca
arloji,dll).  Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama
tidak kurang dari 20 detik.
Pada pemanasan basah proses pembunuhan mikroba berdasarkan koagulasi
atau penggumpalan zat putih telur dari mikroba tersebut.  Sterilisasi dengan cara ini
menggunakan suatu siklus autoklaf yang ditetapkan dalam farmakope untuk media
atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121°.  Alat yang digunakan pada
sterilisasi basah adalah autoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup
yang berat. Autoklaf ini mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta
krannya, termometer, pengatur tekanan udara, dan klep pengaman.  Cara sterilisasi
ini lebih efektif dibandingkan dengan pemanasan yang lain karena suhunya lebih
tinggi. Yang dapat disterilkan menggunakan sterilisasi basah ini antara lain adalah
alat pembalut, kertas saring, alat gelas (buret, labu ukur, dll) dan media
pertumbuhan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa
tentang sterelisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi, dan agar mampu melakukan
kerja aseptis.
Prosedur pensterilan alat dan bahan laboratorium

1. Persiapan dan Sterilisasi Alat


Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan. Alat-alat yang mempunyai mulut
ditutup dengan kapas berlemak, seperti: tabung reaksi, Erlenmeyer, botol media, gelas ukur,
labu takar, dan pipet.

Caranya :
Sepotong kapas dilipat kedua ujungnya membentuk segi empat sebesar mulut alat. Kapas
digulung silinder cukup padat. Bungkus dengan kain kasa, masukkan ke dalam mulut alat
sedalam 2/3.

Khusus Pipet
Tutup kapas dimasukkan dengan sebatang kawat. Kapas yang terurai keluar dari mulut pipet
dihilangkan dengan melewatkan mulut pada api bunsen. Kapas penutup ditutup aluminium
foil/bahan lain, bila perlu diikat dengan benang kasur. Alat yang permukaannya harus steril
ditutup aluminium foil satu per satu. Cawan petri dibungkus seluruhnya dengan aluminium
foil/kertas bekas bersih (bukan koran). Alat-alat gelas yang tidak presisi. Disterilisasi dengan
oven, suhu: 170 ℃; waktu 1 jam. Alat-alat yang presisi. Disterilisasi dengan autoclave, suhu:
121 ℃; waktu 15-20 menit. Alat-alat dikeringkan dalam oven pengering, suhu :70 ℃; waktu
30 menit.

2.  Pembuatan dan Sterilisasi Media serta Larutan Pengencer


Nutrient agar ditimbang untuk pembuatan 250 ml dan Nutrien Broth untuk pembuatan 150
ml. Masing-masing media dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah ditandai. + akuades,
panaskan di atas nyala api bunsen sambil di aduk sampai larutan jernih. Dituang dalam botol
media dan ditutup kapas serta aluminium foil. Diikat benang kasur dan diberi etiket (tanggal
pembuatan, nama media, dan nama pembuat). Disterilisasi dengan autoclave. Didinginkan
pada suhu kamar. Dimasukkan dalam lemari pendingin untuk disimpan. Kondisi media
diamati dan dicatat dengan melihat kejernihan, pengamatan dilakukan 24 jam.
C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

6. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
7. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi
8. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point


F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan macam- Tes tertulis Uraian 1. Tuliskan macam-cara
macam pensterilan pensterilan alat dan
peralatan dan bahan bahan laboratorium
laboratorium
2. tuliskan prosedur
2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian
pensterilan alat dan
pensterilan peralatan dan
bahan labortorium
bahan laboratorium

Kunci jawaban

1. Sterelisasi secara mekanik (filtrasi)


Sterelisasi secara fisik
Sterelisasi secara kimiawi
2. Prosedur pensterilan alat dan bahan laboratorium
Persiapan dan Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan. Alat-alat yang mempunyai mulut
ditutup dengan kapas berlemak, seperti: tabung reaksi, Erlenmeyer, botol media, gelas ukur,
labu takar, dan pipet.
Caranya :
Sepotong kapas dilipat kedua ujungnya membentuk segi empat sebesar mulut alat. Kapas
digulung silinder cukup padat. Bungkus dengan kain kasa, masukkan ke dalam mulut alat
sedalam 2/3.

Khusus Pipet
Tutup kapas dimasukkan dengan sebatang kawat. Kapas yang terurai keluar dari mulut pipet
dihilangkan dengan melewatkan mulut pada api bunsen. Kapas penutup ditutup aluminium
foil/bahan lain, bila perlu diikat dengan benang kasur. Alat yang permukaannya harus steril
ditutup aluminium foil satu per satu. Cawan petri dibungkus seluruhnya dengan aluminium
foil/kertas bekas bersih (bukan koran). Alat-alat gelas yang tidak presisi. Disterilisasi
dengan oven, suhu: 170 ℃; waktu 1 jam. Alat-alat yang presisi. Disterilisasi dengan
autoclave, suhu: 121 ℃; waktu 15-20 menit. Alat-alat dikeringkan dalam oven pengering,
suhu :70 ℃; waktu 30 menit.
 Pembuatan dan Sterilisasi Media serta Larutan Pengencer
Nutrient agar ditimbang untuk pembuatan 250 ml dan Nutrien Broth untuk pembuatan 150
ml. Masing-masing media dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah ditandai. + akuades,
panaskan di atas nyala api bunsen sambil di aduk sampai larutan jernih. Dituang dalam botol
media dan ditutup kapas serta aluminium foil. Diikat benang kasur dan diberi etiket (tanggal
pembuatan, nama media, dan nama pembuat). Disterilisasi dengan autoclave. Didinginkan
pada suhu kamar. Dimasukkan dalam lemari pendingin untuk disimpan. Kondisi media
diamati dan dicatat dengan melihat kejernihan, pengamatan dilakukan 24 jam.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menganalisis pembuatan dan penggunaan larutan kerja dan larutan
standar

Kompetensi dasar :

3.13 Menerapkan pensterilan peralatan dan bahan laboratorium

4.13 Melakukan sterilisasi peralatan dan bahan di laboratorium medik

Indikator :

3.13.1 menjelaskan macam-macam larutan kerja dan larutan standar

3.12.2 menjelaskan prosedur pembuatan larutan kerja dan larutan standar

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan macam-macam larutan kerja dan larutan standar


2. menjelaskan prosedur pembuatan larutan kerja dan larutan standar

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi
baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa
gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute,
relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan terdiri dari beberapa macam yang dibagi berdasarkan beberapa hal.

1. Larutan Pekat dan Larutan Encer

Perbedaan antara larutan pekat dan larutan encer adalah pada jumlah solven dan solut nya pada
larutan pekat jumlah solut cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah proton sementara pada
larutan encer jumlah solvent cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solut nya
2.  Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya

Terdapat juga larutan elektrolit, air memang bukanlah konduktor listrik yang baik sebagai pelarut.
Namun apabila di dalam air dimasukkan senyawa ion terlarut semisal NaCl, maka larutan tersebut
dapat menjadi konduktor listrik atau biasa dikenal sebagai larutan elektrolit. Larutan elektrolit
terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang seluruh molekul-molekulnya terbagi


menjadi ion-ion yang terionisasi sempurna. Hal itu menyebabkan larutan tersebut memiliki
daya hantar yang kuat seperti larutan HCl atau asam klorida.
 Larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang molekul-molekulnya tidak semuanya
menjadi ion-ion. Sehingga memiliki daya hantar yang sangat lemah.
 Larutan non elektrolit merupakan larutan yang semua molekul-molekulnya tidak menjadi
ion ion atau tidak mengalami ionisasi. Sehingga larutan tersebut tidak bisa menghantarkan
arus listrik atau tidak memiliki daya hantar.
 Larutan Berdasarkan Kejenuhan Larutan
3. Berdasarkan tingkat kejenuhannya larutan dapat dibagi menjadi beberapa macam.

 Larutan jenuh merupakan larutan yang memuat beberapa solute yang larut dan mengalami
kesetimbangan terhadap solute padatnya.
 Larutan tidak jenuh merupakan larutan yang memuat solute yang kurang dari kebutuhan
untuk menghasilkan larutan jenuh.
 Larutan sangat jenuh merupakan larutan yang memuat solute lebih banyak dibandingkan
jumlah solute yang  dibutuhkan untuk menghasilkan larutan jenuh.
Menurut Gunadarma (2011), konsentrasi larutan dalam kimia dinyatakan sebagai berikut :

1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
Molaritas Zat = w/Mr x 1000/v
2. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N= gr ekivalen/liter larutan
3. Molalitas (m)
Molalritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
m = gr/Mr
4. Persen massa %(b/b)
Adalah berat bahan yang terkandung dalam 100 gram larutan.
%(massa) = gr/100 gr x 100%
5. Persen volume %(v/v)
Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
%(volume) = ml/100 ml x 100%
Persen berat per volume %(b/v)
Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
%(b/v) = gr/100 ml x 100%

Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama
dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini
dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan
ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam
sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).

Rumus pengenceran menurut Gunawan (2004) yaitu :

M1V1 = M2V2

Ket:

M1 = molaritas awal larutan                  V1 = volume awal larutan

M2 = molaritas akhir larutan                 V2 = volume akhir larutan


Konsentrasi
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi
zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya
dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi
adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi   larutan  dapat  dinyatakan  sebagai  encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat yang berkonsentrasi
tinggi (Anonim, 2014).
Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara
pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi
tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan
dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk    menentukan      kepekaan   larutan
adalah molaritas. Molaritas,      persen     berat, persen volume, atau sebagainya
(Faizal,2013).

Molaritas
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut
dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus :

M= mol zat terlarut atau M = mol Liter larutan V

Membuat suatu larutan untuk suatu eksperomen dapat dilakukan dengan melarutkan
zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi
konsentrasi rendah (Ahmadun, 2013).

Normalitas
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi
yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung
sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam
gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram
zat untuk mendapat satu muatan. Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1,
S = 32 dan O = 16, kita dapat tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal
konsep ionisasi. 1 mol H2SO4 = 98 gram. (Anonim, 2013).

Natrium Hidroksida (NaOH)


(NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis
basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,
sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia (Hasugian, 2012).

Asam Klorida (HCl)


HCl adalah asam kuat, dan memisah sepenuhnya dalam air. HCl dibentuk oleh ikatan
kovalen antara ion hidrogen dan klorida. HCl memiliki banyak kegunaan komersial,
termasuk penggunaan dalam produksi baja dan dalam produksi obat-obatan. Selain itu, HCl
digunakan oleh perut untuk mengaktifkan enzim yang memecah protein. Kimotripsin dan
pepsin adalah dua enzim ini, dan kehadiran HCl akan memungkinkan enzim ini menjadi
aktif dan mempercepat proses pencernaan. (Sridianti, 2014).

Asam Asetat (CH3COOH)


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahann baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun
berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai
pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai
pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per
tahun. 1,5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati (Ihsan, 2013).
Natrium Asetat (CH3COONa)
Natrium asetat adalah elektrolit kuat sehingga terionisasi sempurna. Konsentrasi ion
CH3COO–dalam larutan sebetulnya berasal dari asam asetat dan natrium asetat. Karena
pengaruh CHCOO– dari garam mendesak ionisasi CH3COO– dalam larutan. Senyawa ini
merupakan zat kimia berharga terjangkau yang diproduksi dalam jumlah industri untuk
berbagai keperluan (Esvandiari, 2008).
Pencampuran Larutan
Pencampuran larutan merupakan penggabungan dua zat atau lebih yang jenisnya
sama. Namun larutan tersebut mempunyai konsentrasi yang berbeda. Pencampuran tidak
menyebabkan adanya perubahan fisik. Pada proses pencampuran beberapa jenis zat berlaku
rumus (Salirawati, 2007):

Dimana :

V1 = volume larutan pertama               V2 = volume larutan kedua

M1 = molaritas larutan pertama            M2 = molaritas larutan kedua

Parts Per Million (Ppm)


PPM (Part per Million) atau dalam bahasa Indonesianya “Bagian per Sejuta Bagian”
adalah satuan konsentrasi yang sering dipergunakan dalam di cabang Kimia Analisa. Satuan
ini sering digunakan untuk menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan
misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya
kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm. Konsentrasi ppm merupakan
perbandingan antara berapa bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama
halnya denngan “persentase” yang menunjukan bagian per seratus. Konversi satuannya
(Irawan, 2010):

1 ppm = 1000 ppb

1 ppb = 1/1000 ppm

1 ppm = 1 mg/L
Prosedur untuk membuat larutan adalah sebagai berikut:

1. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.


2. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital sesuai
dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no.1
3. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan
ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera.
4. dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

Prosedur untuk pengenceran larutan adalah sebagai berikut:

1. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.


2. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital sesuai dengan
jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no.1
3. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan
dengan aquadest hingga tanda tera.
4. Dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar
4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan macam- Tes tertulis Uraian 1. Tuliskan macam-
macam larutan macam larutan kerja
berdasarkan jenisnya

2. tuliskan prosedur
2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian
pembuatan larutan
pembuatan larutan

Kunci jawaban

1. macam-macam larutan berdasarkan jenisnya di bagi menjadi :


a. Larutan Pekat dan Larutan Encer
b. Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya
Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang seluruh molekul-molekulnya terbagi
menjadi ion-ion yang terionisasi sempurna. Hal itu menyebabkan larutan tersebut memiliki
daya hantar yang kuat seperti larutan HCl atau asam klorida.
Larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang molekul-molekulnya tidak semuanya
menjadi ion-ion. Sehingga memiliki daya hantar yang sangat lemah.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang semua molekul-molekulnya tidak menjadi
ion ion atau tidak mengalami ionisasi. Sehingga larutan tersebut tidak bisa menghantarkan
arus listrik atau tidak memiliki daya hantar.
c. Berdasarkan tingkat kejenuhannya larutan dapat dibagi menjadi beberapa macam.
Larutan jenuh merupakan larutan yang memuat beberapa solute yang larut dan
mengalami kesetimbangan terhadap solute padatnya.
Larutan tidak jenuh merupakan larutan yang memuat solute yang kurang dari kebutuhan
untuk menghasilkan larutan jenuh.
Larutan sangat jenuh merupakan larutan yang memuat solute lebih banyak dibandingkan
jumlah solute yang  dibutuhkan untuk menghasilkan larutan jenuh.
2. Prosedur untuk membuat larutan adalah sebagai berikut:
a. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.
b. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital sesuai dengan
jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no.1
c. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan
dengan aquadest hingga tanda tera.
d. dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

Pekalongan , M ei 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani.A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menganalisis media mikroba

Kompetensi dasar :

3.14 menganalisis media mikroba

4.14 melaksanakan pembuatan media mikroba

Indikator :

3.14.1 menjelaskan macam-macam media mikroba

3.14.2 menjelaskan prosedur pembuatan media mikroba

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan macam-macam media mikroba


2. menjelaskan prosedur pembuatan larutan kerja dan larutan standar

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

1. Berdasarkan konsistensinya
 Media cair : digunakan untuk melakukan pengenceran berseri pada tahap isolasi mikroba,
membiakkan mikroba dalam jumlah dan waktu tertentu, untuk fermentasi dan berbagai uji
biokimia. Contoh media cair adalah kaldu nutrien (nutrient broth), kaldu glukosa dan
sebagainya.
 Media padat :  dibuat dengan menambahkan agar sebanyak 1,2-1,5% (12-15 g/l), pada
media cair digunakan untuk tujuan isolasi, menumbuhkan biakan murni, mengamati
morfologi koloni, dan menghitung jumlah koloni. Misalnya agar nutrient (nutrient agar =
NA), agar kentang dekstrosa (potato dextrose agar = PDA) dan sebagainya. Media padat
dapat berupa media padat datar (di cawan petri), padat miring (di tabung reaksi) maupun
padat tegak (di tabung reaksi).
 Media setengah padat (semi solid) : dibuat dengan menambahkan agar sebanyak 0,3-0,8%
(3-8 g/l) pada media cair, agar yang ditambahkan lebih sedikit dibandingkan dengan agar
untuk media padat Umumnya digunakan untuk menguji motilitas/pergerakan  sel.

2.  Berdasarkan komposisi bahan media


 Media sintetik : Komposisi kimia media diketahui dengan pasti dan tingkat kemurniannya
tinggi, misalnya  media Czapek’s Dox Agar
 Media semi- sintetik : Media terbuat dari bahan kimia yang dicampur dengan bahan alami,
misalnya media Potato Dextrose Agar.
 Media non sintetik : media terbuat dari bahan alami dan tidak diketahui dengan pasti
komposisi kimianya, misalnya  tanah, nasi, daun-daunan.
3.  Berdasarkan Fungsi
 Media umum : media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba secara umum, misalnya
media agar nutrien (NA) untuk bakteri dan media agar kentang dekstrosa (PDA) untuk
jamur.
 Media selektif : media yang mengandung senyawa tertentu  dan bersifat selektif untuk
mencegah pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki, misalnya agar Endo
untukEscherichia coli.
 Media diferensial : media mengandung senyawa tertentu sehingga mikroba yang diharapkan
dapat tumbuh dengan menunjukkan ciri spesifik pada media berbeda dengan mikroba
lainnya., misalnya agar pati, agar Eosin Biru Metilen. 
 Media pengaya atau penyubur: media ini digunakan untuk menyuburkan pertumbuhan
mikroba. Hal ini umumnya dilakukan sebelum digunakan untuk starter fermentasi atau uji
fisiologis.

 
C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point


F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan macam- Tes tertulis Uraian 1. Tuliskan macam-
macam media mikroba macam media
pertumbuhan mikroba
2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian
2. tuliskan prosedur
pembuatan media
pembuatan media
mikroba
mikroba

Kunci jawaban

1. NA, MHA, PAD, CITRAT, BAP, UREA, BHIB, LACTOSE BROTH dll
2. Pembuatan Nutrient Agar
Timbang bahan dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan
sesuai dengan komposisi berikut:
Beef  extract 3 g, peptone 5 g Akuades s.d 1000 ml
 Larutkan agar pada sebagian air tersebut dan dipanaskan sambil diaduk
(menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer).
 Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk melarutkan peptone dan beef
extract, cukup dengan pengadukan.
 Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan diaduk sampai
homogen. Kemudian pH media diukur dengan mencelupkan kertas pH indikator.
Nilai pH diatur sekitar 6,8-7,2 jika diperlukan dapat ditambahkan HCl jika basa atau
NaOH jika media terlalu asam.
 Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan disterilisasi dengan
autoklaf.
 Jika diinginkan media tegak atau miring, media diisikan ke tabung reaksi kemudian
disterilisasi.
 Saat diperlukan untuk pengisian petridish, media yang sudah disteril dituang ke
cawan petri steril secara aseptis dalam keadaan masih cair dan suhu sekitar 45°C.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menganalisis sampel

Kompetensi dasar :

3.15 menganalisis sampel untuk pemeriksaan laboratorium

4.15 menangani sampel untuk pemeriksaan laboratorium

Indikator :

3.15.1 menjelaskan macam-macam sampel

3.15.2 menjelaskan penanganan sampel

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan macam-macam sampel


2. menjelaskan penanganan sampel untuk pemeriksaan laboratorium

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

Pemeriksaan Laboratorium sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita.


Bila dokter memerlukan data pendukung yang lebih lengkap, pasien biasanya akan dirujuk
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak hanya
dilakukan bagi individu yang sakit. Individu sehat yang rutin melakukan pemeriksaan
laboratorium akan memperoleh banyak manfaat. Pemeriksaan laboratorium dapat
berupa Medical Check Up berkala sehingga individu dapat memantau terus kesehatannya.
Melakukan Medical Check Up secara rutin hampir tidak ada ruginya.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk beberapa tujuan seperti : untuk
mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau
perkembangan pengobatan, dan lain-lain. Melihat beberapa tujuan dari pemeriksaan
laboratorium yang disebutkan tadi, maka pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan sedini
mungkin atau segera setelah dokter mendiagnosa suatu penyakit. Seperti slogan yang sudah
cukup dikenal dimasyarakat “Lebih baik mencegah daripada mengobati”.
SPESIMEN
Adalah sejumlah darah yang di ambil untuk pemeriksaan satu jenis atau lebih tes lab.
SAMPEL
Adalah sebagian (aliquot) specimen darah yang di ambil ,dikirim dan diproses di dalam
laboratorium sbagai bahan untuk pemeriksaan tertentu
Contoh :aliquot dari wholeblood dengan antikoagulan ,aliquot dari plasma ,aliquot dari
serum

Speimen yang berasal dari manusia dapat berupa :


1.       Serum
2.       Plasma
3.       Darah
4.       Urin
5.       Tinja
6.       Sputum
7.       Cairan otak
8.       Bilasan lambung
9.       Apus tenggorok
10.   Apus rectum
11.   Pus
12.   Sperma
13.   Persiapan
14.   Caran pleura
15.   Cairan ascites
16.   Skret : ureta,telinga,hidung,mata
PENANGANAN SPESIMEN
1. Persiapan secara umum
a. Persiapan pasien untuk pengambilan specimen pada keadaan basal
 Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa 8-12 jam sebelum di ambil darah
( contoh :glukosa puasa,trigliserida,asam urat ,dll).
 Pengambilan specimen sebaliknya ,pagi hari antara 07.00-09.00
b. Menghindari obat’’tan  sebelum specimen di ambil
 Untuk pemeriksaan dengan specimen draah ,tidak minum obat 4-24 jam sebelum
pengembalian specimen
 Untuk pemeriksaan specimen darah,tidak minum obat 48-72 jam sebelum pengambilan
darah.
 Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk di hentikan , harus di
informasikan kepda petugas lab
c. Contoh : sebelum pemeriksaan gula 2 jam pp pasien minum obat anti dabetes
Menghindari aktifitas fisik/olahraga sebelum specimen diambil
d. Memperhatikan efek postur Untuk menormalakan keseimbangan cairan tubuh dari posisi
berdiri ke posisi duduk, di anjurkan pasien duduk tenang sekurang-kurangnya 15 ment
sebelum diambil darah.
e. Memperatikan variasi diurnal(perubahan kadar analit sepanjang hari pemeriksaan yang
dipengaruhivariasi diurnal perlu di perhatikan wkatu pngambilan darahnya
Antara lain : pemeriksaan ACTH ,rennin, aldosteron

2. factor pada pasien yang dapat mmpengrauhi hasil pemeriksaan


a. Diet
makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan ,baik langsung
maupun tdk langsung akan menyebabkan terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian
Bentuk
kompetensi teknik instrumen
instrumrn
1. menjelaskan macam- Tes tertulis Uraian Tuliskan macam-macam
macam sampel sampel untuk
pemeriksaan
laboratorium
2. menjelaskan prosedur Tes tertulis Uraian
Tuliskan penanganan
pembuatan media
spesimen
mikroba
Kunci jawaban

1. macam-macam sampel sebagai berikut :


a. Serum
b. Plasma
c. Darah
d. Urin
e. Tinja
f. Sputum
g. Cairan otak
h. Bilasan lambung
i. Apus tenggorok
j. Apus rectum
k. Pus
l. Sperma
m. Persiapan
n. Caran pleura
o. Cairan ascites
p. Skret : ureta,telinga,hidung,mata
2. PENANGANAN SPESIMEN
-Persiapan secara umum
-Persiapan pasien untuk pengambilan specimen pada keadaan basal
 Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa 8-12 jam sebelum di ambil darah
( contoh :glukosa puasa,trigliserida,asam urat ,dll).
 Pengambilan specimen sebaliknya ,pagi hari antara 07.00-09.00
-Menghindari obat’’tan  sebelum specimen di ambil
 Untuk pemeriksaan dengan specimen draah ,tidak minum obat 4-24 jam sebelum
pengembalian specimen
 Untuk pemeriksaan specimen darah,tidak minum obat 48-72 jam sebelum pengambilan
darah.
 Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk di hentikan , harus di
informasikan kepda petugas lab
Contoh : sebelum pemeriksaan gula 2 jam pp pasien minum obat anti dabetes
-Menghindari aktifitas fisik/olahraga sebelum specimen diambil
-Memperhatikan efek postur Untuk menormalakan keseimbangan cairan tubuh dari posisi
-berdiri ke posisi duduk, di anjurkan pasien duduk tenang sekurang-kurangnya 15 ment
sebelum diambil darah.
-Memperatikan variasi diurnal(perubahan kadar analit sepanjang hari pemeriksaan yang
dipengaruhivariasi diurnal perlu di perhatikan wkatu pngambilan darahnya
Antara lain : pemeriksaan ACTH ,rennin, aldosteron
Pekalongan , Mei 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs Abdul Jalil. Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menerapkan pengiriman sampel

Kompetensi dasar :

3.16 Menerapkan pengiriman sampel

4.16 melaksanakan pengiriman sampel

Indikator :

3.16.1 menjelaskan cara pengiriman sampel

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

3. menjelaskan macam-macam sampel


4. menjelaskan penanganan sampel untuk pemeriksaan laboratorium

Karakter siswa yang diharapkan :

5. Disiplin ( dicipline )
6. Tekun ( diligence )
7. Tanggung jawab ( responsibyliti )
8. Ketelitian ( carefullnes)

B. Materi pembelajaran

PRINSIP SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Spesimen yang diambil sesuai dengan penyakit yang diduga
Pengambilan spesimen harus sterildan dengan peralatan steril
Spesimen sebaiknya secepatnya tiba di laboratorium untuk menghindari kerusakan sampel
Jika tidak bisa, spesimen dimasukan dalam bahan pengawet /didinginkan
Tempat harus steril, kuat, tidak mudah pecah/bocor dan diberi label

PENGIRIMAN SPESIMEN
1. Semua material harus diberi label yang jelas, dengan alat tulis yang tidak mudah terhapus
Semua informasi tentang spesimen yang bersangkutan ditulis dengan jelas dalam surat
pengantarnya.
2. Material yang diperiksa untuk identifikasi parasit cacing yang berupa feces, diperoleh dengan
cara per rectal. Feces dapat langsung dikirim bila kira-kira sampai tujuan kurang dari 24 jam tetapi
bila lebih harus diberi formalin 10 %. Berat feces kira-kira 20 gr dan dimasukkan ke dalam plastik
yang dilabeli
3. Ulas darah sebisa mungkin sudah difiksasi dengan metanol

PENERIMAAN SAMPEL DI LABORATORIUM


1. Memeriksa sampel mengenai jenis, jumlah,keadaan saat diterima kemudian dicocokkan dengan
surat pengantar spesimen
2. Jumlah harusesuai dan volume masing masing spesimen harus cukup
Jika ada kekurangan data langsung ditanyakan / melengkapi form yang telah disediakan
3. Mencatat di buku pemasukan spesimen
4. Sesegera mungkin sampel diperiksa
5. Jika tidak segeradiperiksa maka sampel di masukkan ke dalam pendingin.
6. Untuk sampel serum yang belum dipisah, antara serum dan bekuan darah jangan langsung
dimasukkan ke kulkas harus dipisahkan terlebih dahulu, untuk menghindari kerusakan serum.
7. Untuk pemeriksaan ha/hi test untuk memudahkan pelaksanaan pemeriksaan, serum dimasukkan
ke dalam plate.
8. Serum jika ingin disimpan dalam jangka panjang dapat dimasukkan di dalam freeser.

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi
teknik Bentuk instrumrn instrumen
1. menjelaskan cara Tes tertulis Uraian Tuliskan cara pengiriman
pengiriman sampel sampel

Kunci jawaban
PENGIRIMAN SPESIMEN
1. Semua material harus diberi label yang jelas, dengan alat tulis yang tidak mudah terhapus
Semua informasi tentang spesimen yang bersangkutan ditulis dengan jelas dalam surat
pengantarnya.
2. Material yang diperiksa untuk identifikasi parasit cacing yang berupa feces, diperoleh dengan
cara per rectal. Feces dapat langsung dikirim bila kira-kira sampai tujuan kurang dari 24 jam tetapi
bila lebih harus diberi formalin 10 %. Berat feces kira-kira 20 gr dan dimasukkan ke dalam plastik
yang dilabeli
3. Ulas darah sebisa mungkin sudah difiksasi dengan metanol

PENERIMAAN SAMPEL DI LABORATORIUM


1. Memeriksa sampel mengenai jenis, jumlah,keadaan saat diterima kemudian dicocokkan dengan
surat pengantar spesimen
2. Jumlah harusesuai dan volume masing masing spesimen harus cukup
Jika ada kekurangan data langsung ditanyakan / melengkapi form yang telah disediakan
3. Mencatat di buku pemasukan spesimen
4. Sesegera mungkin sampel diperiksa
5. Jika tidak segeradiperiksa maka sampel di masukkan ke dalam pendingin.
6. Untuk sampel serum yang belum dipisah, antara serum dan bekuan darah jangan langsung
dimasukkan ke kulkas harus dipisahkan terlebih dahulu, untuk menghindari kerusakan serum.
7. Untuk pemeriksaan ha/hi test untuk memudahkan pelaksanaan pemeriksaan, serum dimasukkan
ke dalam plate.
8. Serum jika ingin disimpan dalam jangka panjang dapat dimasukkan di dalam freeser.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah : SMK MEDIKA PEKALONGAN

Mata pelajaran : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN

Kelas / semester : X / II

Standar kompetensi : menerapkan pengiriman sampel

Kompetensi dasar :

3.17 Menerapkan pengiriman sampel

4.17 melaksanakan pengiriman sampel

Indikator :

3.17.1 menjelaskan prosedur pengambilan sampel

Alokasi waktu : 180 JP (@45menit)

A. Tujuan

Dalam pembelajaran kali ini diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan macam-macam sampel


2. menjelaskan penanganan sampel untuk pemeriksaan laboratorium

Karakter siswa yang diharapkan :

1. Disiplin ( dicipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibyliti )
4. Ketelitian ( carefullnes)
B. Materi pembelajaran

Cara Pengambilan Darah vena: 

1. Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 9.00 – 12.00. 
2. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering. 
3. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik. 
4. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku. 
5. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk
mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat. 
6. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam
keluar. 
7. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya. 
8. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum
menghadap keatas. 
9. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap kebawah.
Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian
dihisap sebanyak 10 ml. 
10. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan
kapas alkohol (agar tidak sakit). 
11. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi. 
12. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.

C. Metode pembelajaran

 Pendekatan : CTL
 Model pembelajaran : ceramah dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan I sampai III

1. kegiatan pendahuluan

 Merapihkan siswa , berdoa dan mengabsen siswa ( mengkondisikan siswa )


 Menyampaikan materi pembuka
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. kegiatan inti

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
 Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran , dan sumber belajar yang lain
 Melibatkan peserta didik untuk berparsitipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru :

 Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas – tugas tertentu yang bermakna
 Mencari informasi dimedia cetak ( koran , majalah dll ) yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
 Mengerjakan lembar kerja siswa
 Memberikan kesempatan untuk berpikir ,m enganalisis , dan menyelesaikan masalah
tanpa rasa takut
 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
 Memfasilitasi peserta didik untuk berparsitipasi sekcara sehat untuk meningkatkan
prestasi

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasii peserta didik melalui
berbagai sumber
 Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
 Membantu menyelesaikan masalah
 Guru bersama siswa bertanya siswa tentang kesalahpahaman dan memberikan
penguatan
 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berparsitipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Penutup

 Memberikan refleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan


 Menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
 Menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan pada
pertemuan berikutnya

E. Sumber belajar

4. Buku cetak, internet ,power point

F. penilaian

5. Penilaian dilakukan pada saat atau sesudah proses pembelajaran

Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi
teknik Bentuk instrumrn instrumen
1. menjelaskan cara Tes tertulis Uraian Tuliskan cara
pengambilan sampel pengambilan
sampel

Kunci jawaban
1. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering. 
2. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik. 
3. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku. 
4. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk
mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat. 
5. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam
keluar. 
6. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya. 
7. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum
menghadap keatas. 
8. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap kebawah.
Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian
dihisap sebanyak 10 ml. 
9. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan
kapas alkohol (agar tidak sakit). 
10. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi. 
11. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.

Pekalongan , Mei 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Abdul Jalil Dini Handayani, A.Md

Anda mungkin juga menyukai