Kedatangan bangsa melayu muda ini sama dengan jalur kedatangan bangsa
Melayu Tua yang melewati jalur Barat, yaitu melalui Yunan selanjutnya ke Indo-cina,
semanjung Malaya, dan selanjutnya menyebar ke wilayah Nusantara. Beberapa
peninggalan kebudayaan yang dibawah masyarakat Melayu Muda ini diantaranya
perhiasan, nekara, kapak corong, candrasa, dan moko. Sementara suku bangsa yang
termasuk ke dalam Melayu Muda ini diantaranya Suku Minagkabau, Bugis, Jawa, Aceh,
Sunda, Makassar, Mandar, Bali.
2
Meskipun proses kedatangan bangsa Melayu tidak terjadi secara bersamaan, namun
hal yang membuktikan bahwa semuanya berasal dari tempat yang sama yaitu bisa
ditelusuri melalui bahasa yang digunakan. Ada ratusan bahasa daerah yang digunakan
di seluru penjuru Nusantara, namun hampir keseluruhan bahasa-bahasa itu memiliki
kesamaan kosakata pada beberapa perbendaharaan katanyanya, itu kerena bahasa-
bahasa daerah yang digunakan di Nusantara merupakan turunan dari rumpun Bahasa
Austronesia.
Rumpun Bahasa Austronesia atau yang kadang disebut bahasa kepulauan adalah
sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Adapun beberapa
kesamaan kosakata dari berbagai bahasa daerah di nusantara bisa disimak dari
beberapa contoh, diantaranya penyebutan nama angka satu sampai sepuluh dalam
beberapa bahasa daerah seperti dalam bahasa Bugis, seddi, dua, tellu, eppa, lima,
enneng, pitu, arua, asera, seppulo.
Dalam bahasa Makassar, sere, rua, tallu, appa, lima, annang, tuju, sagangtuju,
salapang, sampulo. Dalam bahasa Jawa, siji, loro, telu, papat, lima, enem, pitu, wolu,
songo, sepuloh. Dalam bahasa Sunda, hiji, dua, tilu, opat, lima, genep, tujuh, dalapan,
salapan, sapuluh. Dalam bahasa Minangkabau, ciek, duo, tigo, ampek, limo, anam,
tujuh, salapan, sambilan, sapuluah.