K5410017 Bab2
K5410017 Bab2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Tentang Kepariwisataan
a. Pengertian Pariwisata
Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No.10/ 2009
tentang Kepariwisataan, pada Bab I pasal I mengenai ketentuan umum.
Berdasarkan isi pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Pariwisata adalah perpindahan sementara orang-orang kedaerah
tujuan diluar tempat kerja dan tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang
dilakukannya adalah fasilitas yang digunakan ditujukan untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhannya (Fandeli, 1995: 47).
Pariwisata merupakan salah satu industri baru yang menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor
produktivitas lainnya. Pariwisata dipandang sebagai industri yang kompleks
karena dalam industri pariwisata terdapat industri-industri yang berkaitan
seperti kerajinan tangan, cindera mata, penginapan dan transportasi.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan
baik kepentingan sosial maupun kebudayaan. Kegiatan wisatawan dalam
berwisata tentulah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, baik faktor
penarik maupun faktor pendorong dalam melakukan kegiatan perjalanan
7
8
b. Komponen Pariwisata
Berdasarkan klasifikasi Leiper (1990) dalam Pitana (2009: 63),
sistem pariwisata terdiri dari tujuh (7) komponen besar, dimana komponen
tersebut merupakan sektor utama dalam kepariwisatan yang memerlukan
keterkaitan, ketergantungan, dan keterpaduan, yaitu:
1) Sektor pemasaran (the marketing sector)
Mencakup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata, misalnya,
kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor pemasaran
maskapai penerbangan (air lines), kantor promosi daerah tujuan wisata
tertentu, dan sebagainya.
2) Sektor perhubungan (the carrier sector)
Mencakup semua bentuk dan macam transportasi publik, khususnya yang
beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal
wisatawan (traveller generating region) dengan tempat tujuan wisatawan
(tourist destination region). Misalnya, perusahaan penerbangan
(airlines), bus (coachline), penyewaan mobil, kereta api, dan sebagainya.
3) Sektor akomodasi (the accommodation sector)
Sebagai penyedia tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan
yang berhubungan dengan hal itu, seperti penyediaan makanan dan
9
1) Kebutuhan Fisik
Orang-orang melakukan perjalanan, tujuannya untuk mengembalikan
keadaan fisik yang sudah lelah karena bekerja terus, perlu istirahat dan
bersantai, melakukan kegiatan olah raga, agar sekembali dari perjalanan
wisata bisa bergairah kembali waktu masuk kerja.
2) Keamanan
Orang-orang melakukan perjalanan, tujuannya untuk alasan kesehatan
atau bergabung dengan kegiatan rekreasi. Kecenderungan yang akhir-
akhir ini meningkat ini adalah partisipasi orang-orang pada beragam
aktivitas rekreasi. Bila seseorang merawat tubuhnya dengan baik maka
dia akan yakin bahwa akan hidup lebih lama. Ini adalah motivasi yang
sangat mendasar.
3) Kebersamaan
Disini, orang-orang ingin melakukan perjalanan wisata karena adanya
dorongan untuk mengunjungi sanak-keluarga yang sudah lama tidak
bertemu atau ingin mencari teman yang sudah lama tidak bertemu.
4) Penghargaan
Dua aspek terhadap motivasi ini adalah penghargaan terhadap diri sendiri
dan penghargaan dari orang lain. Ada orang tertentu yang ingin
memperlihatkan kepada orang lain tentang siapa dia diantara orang
banyak yang ada dilingkungannya. Dengan melakukan perjalanan wisata
seakan-akan statusnya lebih dari orang lain, atau semakin banyak ia
bepergian ke luar negeri prestisenya akan naik.
5) Aktualisasi Diri Sendiri
Disini, orang-orang melakukan perjalanan wisata karena menganggap
bersenang-senang adalah membebaskan diri kita sendiri dari kebutuhan
tingkatan lebih rendah, maka aktualisasi merupakan tujuan akhir dari
kegiatan bersenang-senang.
6) Mengetahui dan Memahami
Orang tergerak hatinya untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan
ingin menambah ilmu pengetahuan, melihat dan menyaksikan tingkat
13
kemajuan kebudayaan suatu bangsa, baik di masa lalu maupun apa yang
sudah di capai di masa sekarang. Ingin melihat Adat-Istiadat dan
kebiasaan hidupnya yang berbeda dengan bangsa lainnya.
7) Estetika
Kebutuhan urutan terakhir berhubungan dengan apresiasi keindahan.
Orang yang peduli dengan lingkungan dan yang suka melihat
pemandangan alam, menyatakan kebutuhan ini.
e. Manfaat Pariwisata
Pendit (2002: 33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai
berikut: Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap
kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan
(laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program
kebersihan atau kesehatan, proyek sarana budaya dan kelestarian
lingkungan, dan sebagainya, yang semuanya dapat memberikan keuntungan
dan kesenangan baik bagi wisatawan dalam lingkungan wilayah yang
bersangkutan, maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan
juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah
berkembang atau maju ekonominya, di mana pada gilirannya industri
pariwisata merupakan suatu kenyataan di tengah-tengah industri lainnya.
Adapun yang menjadi manfaat Pariwisata adalah:
1) Meningkatkan hubungan yang baik antar bangsa dan negara;
2) Membuka kesempatan kerja serta perluasan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat;
3) Merangsang dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat;
4) Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, pendapatan daerah, dan
devisa negara;
5) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
6) Membantu dan menunjang gerak pembangunan, seperti penyediaan
sarana dan prasarana yang diperlukan;
7) Menjaga kelestarian flora, fauna, dan lingkungan.
14
2. Obyek Wisata
a. Pengertian Obyek Wisata
Objek Wisata atau “tourist atracction” adalah segala sesuatu yang
menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.
Dalam Ilmu Kepariwisataan, Objek Wisata atau lazim disebut Atraksi
merupakan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan
dilihat. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan pasal 1 ayat 5, Objek Wisata atau disebut Daya Tarik
Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya
yang sangat menentukan tersebut maka, daya tarik wisata harus dirancang
dan dibangun serta dikelola secara profesional sehingga dapat menarik
wisatawan untuk datang ke obyek wisata (Suwantoro, 1997: 19).
Wardiyanta (2006: 52) memberikan penjelasan tentang yang
dimaksud dengan obyek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik
wisatawan dan dapat memberikan kepuasaan pada wisatawan. Hal yang
dimaksud berupa:
1) Berasal dari alam, misalnya pantai, pemandangan alam, pegunungan,
hutan, dan lain-lain.
15
Daya tarik wisata menurut Maryani (1991) pada umumnya berdasarkan atas:
1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
2) Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3) Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
4) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir.
5) Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk
atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau.
b. Sumber Daya Wisata
Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai
ada campur tangan manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia itu.
Dalam konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala
sesuatu yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna mendukung
pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata
umumnya berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya
minat khusus, di samping sumber daya manusia.
1) Sumber daya alam
Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan
pegunungan, pantai, bentang alam, dan sebagainya, tidak akan menjadi
sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen
tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh
karena itu, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk
mengubahnya agar menjadi bermanfaat.
Menurut Damanik dan Weber (2006: 2), sumber daya alam yang dapat
dikembangkan menjadi obyek wisata atau daya tarik wisata alam adalah:
17
wisata yang dibangun seperti wisata taman mini, taman wisata kota,
kawasan wisata ancol, dan sebagainya.
Jenis dan macam pariwisata menurut Oka A. Yoeti (1996: 115)
diklasifikasikan sesuai dengan menurut letak geografis, menurut alasan atau
tujuan perjalanan, menurut saat berkunjung dan menurut obyeknya. Adapun
uraian mengenai jenis dan macam pariwisata tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Menurut letak geografis, dimana kegiatan pariwisata berkembang
a) Pariwisata Lokal (Local Tourism)
Yang dimaksud dengan jenis pariwisata semacam ini adalah
pariwisata setempat, yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit
dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya,
kepariwisataan Kota Bandung atau kepariwisataan di daerah DKI
Jakarta saja.
b) Pariwisata Regional (Regional Tourism)
Yang dimaksud dengan jenis pariwisata semacam ini adalah kegiatan
kepariwisataan yang berkembang di suatu daerah yang ruang
lingkupnya lebih luas di banding dengan pariwisata lokal, tetapi lebih
sempit jika dibandingkan dengan kepariwisataan nasional. Contohnya
kepariwisataan Sumatera Utara, Bali, dan lain-lain.
c) Kepariwisataan Nasional (National Tourism)
Yang dimaksud dengan jenis pariwisata semacam ini adalah kegiatan
kepariwisataan yang berkembang di suatu negara.
d) Pariwisata Regional-Internasional
Yang dimaksud dengan jenis pariwisata semacam ini adalah kegiatan
kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang
terbatas, tetapi melewati batas-batas dua negara atau lebih dalam
wilayah tersebut. Misalnya kepariwisataan ASEAN, Timur Tengah,
Asia, dan lain-lain.
21
e) International Tourism
Pengertian ini sinonim dengan kepariwisataan dunia (world tourism),
yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh dunia,
termasuk didalamnya selain “regional-international tourism” dan juga
“national tourism”.
2) Menurut Alasan dan Tujuan Perjalanan
a) Bussines Tourism
Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan
dinas, usaha dagang atau berhubungan dengan pekerjaan, kongres,
seminar, convention, symposium, musyawarah kerja.
b) Vacation Tourism
Yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan
wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, cuti atau vakansi.
c) Education Tourism
Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang yang melakukan
perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari sesuatu bidang ilmu
pengetahuan. Termasuk kedalamnya adalah dharma wisata (study-
tour). Dalam bidang bahasa dikenal dengan istilah “Polly Glotisch”,
yaitu untuk meningkatkan kamampuan berbahasa asing, seseorang
memerlukan tinggal sementara waktu di negara yang bahasanya
sedang dipelajari.
3) Menurut saat dan waktu berkunjung
a) Seasonal Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-
musim tertentu. Termasuk kedalam kelompok ini adalah Summer
Tourism atau Winter Tourism, yang biasanya ditandai dengan kegiatan
olah raga.
22
b) Occasional Tourism
Yaitu jenis pariwisata dimana perjalanan wisatanya dihubungkan
dengan kejadian (occasion) maupun suatu events, seperti misalnya
Galungan dan Kuningan di Bali, Sekaten di Yogya atau Pajang Jimat
di Cirebon, Cherry Blossom Festival di Tokyo atau Washington, pesta
air di negara-negara yang beragama Hindu (India, Burma, Muangthai,
Kamboja, Hongkong atau Singapura).
4) Pembagian menurut obyeknya
a) Cultural Tourism
Yaitu jenis pariwisata, dimana motivasi orang-orang untuk melakukan
perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni-budaya
suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungannya adalah warisan
nenek moyang, benda-benda kuno. Seiring perjalanan pariwisata
semacam ini dalam kesempatan untuk mengambil bagian dalam suatu
kegiatan kebudayaan itu sendiri di tempat yang di kunjunginya.
b) Recuperation Tourism
Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuannya daripada
orang-orang untuk melakukan perjalanan adalah untuk
menyembuhkan suatu penyakit, seperti mandi di sumber air panas,
mandi lulur seperti yang banyak dijumpai di Eropa atau mandi susu,
mandi kopi Jepang yang katanya dapat menjadikan orang awet muda.
c) Commercial Tourism
Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan pariwisata
ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional,
dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair, Exhibition dan lain-lain.
d) Sport Tourism
Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olahraga. Yang dimaksud
dengan pariwisata jenis ini adalah perjalanan orang-orang yang
bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di
suatu tempat atau negara tertentu, seperti Olympiade, All England,
23
1. Potensi Wisata
Menurut Sujali (1989) dalam Asmoro (2011: 19), potensi dapat
diartikan perubahan bentuk permukaan bumi yang ditimbulkan oleh proses
alam yaitu tenaga endogen, misalnya pegunungan, danau, sungai atau bentuk
26
lain. Potensi obyek wisata juga terjadi karena suatu proses yang dapat
disebabkan budidaya manusia.
Suatu tempat dapat menjadi suatu obyek wisata harus mempunyai
suatu potensi ekologis yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Potensi tersebut dapat berupa kenampakan alam alami yang dimiliki oleh
tempat tersebut, dalam hal ini stakeholder yang bertanggung jawab terhadap
obyek wisata tersebut.
Faktor-faktor lokasional yang mempengaruhi pengembangan potensi
obyek wisata adalah kondisi fisis, aksesibilitas, pemilikan dan penggunaan
lahan, hambatan dan dukungan serta faktor-faktor lain seperti upah tenaga kerja
dan stabilitas politik. Selain itu unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan
meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata,
infrastruktur dan masyarakat/ lingkungan (Suwantoro, 1997: 19).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi potensi wisata tersebut
diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kondisi fisis
Aspek fisis yang berpengaruh terhadap wisata berupa iklim, tanah, batuan
dan morfologi, hidrosfer, flora dan fauna.
b. Atraksi dan obyek wisata
Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang
untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, misal adalah tari-tarian, nyayian,
kesenian daerah, upacara adat dan lain-lain (Yoeti, 1996: 172)
c. Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan usaha pencapaian tempat wisata. Semakin
mudah tempat tersebut dicapai maka akan menambah minat wisatawan
untuk berkunjung.
d. Pemilikan dan penggunaan lahan
Variasi dalam pemilikan dan penguasaan lahan dapat mempengaruhi lokasi
tempat wisata, bentuk pengembangannya, serta juga bisa mempengaruhi
arah pengembangannya. Bentuk penguasaan lahan antara lain lahan negara
atau pemerintah, lahan masyarakat dan lahan pribadi.
27
kebijakan harga, dan saluran pemasaran yang tepat dan konsisten dengan
citra atau image yang ingin dibangun serta ekspresi yang tampak dari
sebuah produk.
T.S. Mishakin, Razumovskaya, Berdnikova & Ivanov (2015)
memaparkan bahwa salah satu contoh negara yang menjadi tujuan wisata di
pasar domestik dan internasional adalah Tatarstan, Rusia. Tahun 2014,
Tatarstan melakukan pengembangan pariwisata dengan program kota
individual. Tatarstan paling sering menawarkan produk wisata yang berkaitan
dengan wisata budaya dan pendidikan. Pengembangan pariwisata yang
dilakukan di Tatarstan adalah wisata medis, wisata pendidikan dan wisata
pedesaan. Berikut pengembangan pariwisata di Tatarstan:
a. Wisata Medis
Pengembangan pariwisata medis dilakukan dengan membuat baru produk
pariwisata medis bagi warga Rusia dan asing.
b. Pariwisata Pendidikan
Pengembangan pariwisata pendidikan dilakukan dengan menciptakan tour
bimbingan karir khusus untuk warga Tatarstan agar warga lebih akrab
dengan lembaga pendidikan yang lebih tinggi ataupun program akademik.
c. Pariwisata Pedesaan
Pengembangan pariwisata pedesaan dilakukan dengan pembentukan
kelompok desa wisata di Tatarstan. Selain itu, Tatarstan memiliki sumber
daya yang berlimpah untuk mengembangkan industry, berburu dan
perikanan pariwisata.
Dalam bidang kepariwisataan, ketika membahas tentang
pengembangan suatu obyek wisata maka dikenal yaitu analisis SWOT
(strengths/ kekuatan, weaknesses/ kelemahan, opportunities/ kesempatan dan
threats/ ancaman). SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif dan
efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan yang
31
37
38
3 Yanuar Analisis Persebaran, Mengetahui Teknik analisis Obyek wisata alam di Kabupaten Kebumen tersebar
Sulistyaningrum Potensi dan persebaran dan pola data yang di tiga bentuklahan, yaitu bentuklahan solusional
(2012) Pengembangan Obyek persebaran obyek digunakan adalah dengan pola persebaran mendekati mengelompok
Skripsi, Wisata Alam di wisata alam di pemetaan, analisis (cluster), bentuklahan marine dengan pola
Universitas Kabupaten Kebumen Kabupaten Kebumen. tetangga terdekat, persebaran mendekati seragam dan bentuklahan
Sebelas Maret. Berdasarkan Mengetahui potensi skoring, dan struktural dengan pola persebaran mendekati
Bentuklahan. obyek wisata alam di analisis SWOT. random.
Kabupaten Kebumen. Sebagian besar obyek wisata alam di Kabupaten
Mengetahui arah Kebumen memiliki potensi sedang.
pengembangan obyek Upaya pengembangan yang dapat dilakukan untuk
wisata alam di pengembangan pariwisata yang berkelanjutan
Kabupaten Kebumen. adalah dengan menjadikan wilayah bentuklahan
solusional sebagai kawasan wisata ekokarst,
wilayah bentuklahan marin dijadikan kawasan
wisata bahari, wilayah bentuklahan struktural
dijadikan sebagai kawasan wisata dan konservasi,
dan wilayah bentuklahan fluvial dikembangkan
menjadi desa wisata.
4 Dyah Retno Potensi dan Mengetahui Teknik analisis Obyek wisata di Kecamatan Selogiri terdapat 13
Widyaningrum Pengembangan Obyek persebaran obyek data yang obyek wisata yang tersebar di 1 kelurahan dan 6
(2016) Wisata di Kecamatan wisata di Kecamatan digunakan adalah desa dari 11 desa yang ada di wilayah Kecamatan
Skripsi, Selogiri Kabupaten Selogiri. analisis skoring Selogiri.
Universitas Wonogiri Tahun 2015 Mengetahui potensi pada masing- Semua obyek wisata di wilayah Kecamatan Selogiri
Sebelas Maret. (Untuk Mendukung obyek wisata di masing variabel memiliki potensi cukup potensial.
Substansi Pembelajaran Kecamatan Selogiri. dan analisis Arahan pengembangan obyek wisata di Kecamatan
Geografi SMA Kelas Memberikan arahan SWOT. Selogiri dibagi menjadi lima jenis, yaitu agrowisata,
XI Semester II Pada pengembangan obyek wisata jelajah alam atau petualangan, wisata
Materi Budaya wisata yang tepat di keluarga, wisata ziarah rohani dan wisata budaya.
Tradisional Sebagai Kecamatan Selogiri.
Potensi Wisata dan
Ekonomi Kreatif).
38
39
C. Kerangka Berpikir
Analisis Skoring
- Obyek Wisata
Sangat Potensial
- Obyek Wisata
Cukup Potensial
- Obyek Wisata
Kurang Potensial
Analisis SWOT
- Kekuatan (Strength)
- Kelemahan
(Weakness)
- Kesempatan
(Opportunity)
- Ancaman (Threat)