Anda di halaman 1dari 9

PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG MASYARAKAT DAN

KEPEDULIAAN SOSIAL

Dosen Pembimbing :
Bustaman Usman,S.H,M.H

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RISKI RENALDI (200105021)


PUTRI YUSNIANTI (200105057)
AGUS SALIM (200105072)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY BANDA ACEH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKU
PRODI HUKUM TATA NEGARA
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB 1............................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................
A.Latar Belakang Masalah......................................................................................
B.Rumusan Masalah................................................................................................
C.Tujuan Masalah....................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................
PEMBAHASAN..........................................................................................................
A.Kehidupam masyarakat menurut islam.................................................................
B Hukum perbuatan masyarakat dan kepedulian soial….........................................
C. Keterkaitan antara masyarakat dan kepedulian sosial.........................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................


Kesimpulan....................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Hidayat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam, tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan tentang
perubahan sosial di kehidupan masyarakat, sehingga kita bisa beradaptasi dan menyaring hal-
hal yang positif dari kebudayaan baru yang akan berubah semakin cepat.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan proses kemajuan dalam
kehidupan sosial dan berbudaya.

Banda Aceh,19 April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Manusia berasal dari satu diri yang kemudian berkembang menjadi suku-suku dan berbangsa-
bangsa. Semua manusia berasal dari sumber yang satu, kemudian berkembang menjadi
berbagai macam warna,ras,budaya, dan bangsa. Mereka harus tetap saling mendekati, saling
menghormati dalam interaksi sosial.(Annisa:1, Alhujurat:13). Masyarakat beradab dan
sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau masyarakat madani. Meskipun memiliki
makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya merujuk pada semangat yang sama sebagai
masyarakat yang adil, terbuka, demokratis dan sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang
tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial.Asal-usul pembentukan masyarakat bermula
dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Kita
harus menyadari bahwa islam sangat memperhatikan adap dalam bertetangga. Rasulullah
SAW bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
memuliakan tetangganya”. (Mutaffaq Alaih)Banyak diantara masyarakat yang mungkin
meremehkan adab bertetangga. Contohnya, menyakiti mereka dengan perkataan maupun
perbuatan. Padahal jika masyarakat menyadari bahwa tidak ada manusia yang dapat hidup
sendiri dan mau menjunjung tinggi adab bertetangga akan tercipta peradaban manusia yang
jauh lebih baik dan sejahtera.

B.Rumusan masalah
1. Bagaimana kehidupan bermasyarakat menurut islam?
2.Bagaiamana hukum perbuatan masyarakat dan kepedulian sosial?
3.Bagaiamana keterkaitan antara masyarakat dan kepedulian sosial?

C.Tujuan masalah
1.Mengetahui kehidupan bermasyarakat menurut islam
2. Mengetahui hukum perbuatan perbuatan masyarakat dan kepedulian sosial
3. Mengetahui keterkaitan antara masyarakat dan kepedulian sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A.Kehidupam masyarakat menurut islam

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam wilayah yang sama dan
memiliki tujuan yang sama. Kepedulian sosial adalah perasaan bertanggung jawab atas
kesulitan yang dihadapi oleh orang lain di mana seseorang terdorong untuk melakukan
sesuatu untuk mengatasinya. kehidupan bermasyarakat dalam Islam ditinjau dari beberapa
latar belakang di bawah ini:

1. Manusia berasal dari satu diri yang kemudian berkembang menjadi suku-suku dan
berbangsa-bangsa. Semua manusia berasal dari sumber yang satu,kemudian berkembang
menjadi berbagai macam warna, ras, budaya, dan bangsa. Mereka harus tetap saling
mendekati,saling menghormati dalam interaksi sosial.

2. Perbedaan ras, suku, agama, dll.Manusia di dunia diciptakan beragam dan berbeda-beda.
Perbedaan yang sangat menonjol adalah perbedaan fisik. Misalnya perbedaan warna kulit,
bentuk mata, bentuk rambut, tinggi badan, dsb. Perbedaan ras dan suku sering
menimbulkan pertengkaran dan pertikaian. Bahkan tidak jarang sampai menimbulkan
pertumpahan darah. Tindakan seperti ini sangat tidak mencerminkan perilaku Islam.
Padahal Islam tidak mengajarkan hal seperti itu. Allah menciptakan manusia yang bersuku-
suku dan berbangsa-bangsa bukanlah untuk bersaing menonjolkan keunggulanya lalu
menimbulkan pertikaian, akan tetapi agar mereka saling mengenal satu sama lain lalu
bersaudara.
Seperti firman Allah :
”Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal.” (Q.S.Al Hujurat:13)

3. Hanya ketaqwaan yang membedakan derajat manusia di mata Allah SWT.


Pada dasarnya mereka mempunyai kedudukan yang sama yang memberikan keunggulan
diantara mereka adalah kualitas taqwanya.
Seperti firman Allah :
”Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling
taqwa diantara kamu”(Q.S Alhujurat:13)

Oleh karena adanya keanekaragaman budaya, agama, tradisi dan lain-lain itu, maka manusia
harus memberlakukan upaya bersama atas dasar nilai kebaikan (Albirr) dan ketaqwaan (At-
taqwa), dan jangan melakukan upaya bersama atas dasar nilai kedosaan (Al-itsm) dan
permusuhan (Almaidah:2). Adapun perbedaan-perbedaan yang ada diantara mereka dan
sulit dikompromikan,serahkan saja penilaian dan keputusan akhirnya kepada Tuhan
(AlBaqoroh:113)

B Hukum perbuatan masyarakat dan kepedulian sosial


Hukum adalah sebagai seluruh norma sosial yang telah diformalkan oleh institusi-institusi
kekuasaan negara. hukum dan masyarakat tidak bisa dipisahkan, bagi hukum, masyarakat
merupakan sumber daya yang memberi hidup dan menggerakkan hukum
tersebut.Masyarakat menghidupi hukum dengan nilai-nilai, gagasan, konsep, disamping itu
masyarakat juga menghidupi hukum dengan cara menyumbangkan masyarakat untuk
menjalankan hukum. Kita mengetahui dari perspektif sosiologis hukum, hukum itu hanya
bisa dijalankan melalui campur tangan manusia, sebagai golongan yang menyelenggarakan
hukum, maupun mereka yang wajib menjalankan ketentuan hukum. Dengan demikian
masuklah aspek perilaku manusia kedalam hukum.Contoh hukuman bagi masyarakat yang
melanggar hukum:

larangan berjudi dalam islam dan hukuman bagi pelakunya

 Dalam Islam perjudian merupakan hal yang dilarang. Hal ini disebabkan judi bisa
menimbulkan perasaan mencintai harta secara berlebih yang dapat membuat seseorang
melupakan fitrahnya sebagai manusia. Salah satu ciri orang yang mencintai hartanya adalah
terus menimbun harta dan menambahnya dengan cara yang tidak baik, salah satu cara
tercela untuk menambahnya adalah dengan melakukan judi.Di dalam al-Quran, kitab suci
umat Islam, larangan berjudi disebutkan beberapa kali. Misalnya di dalam al-Quran pada
surat al-Baqarah serta surat al-Maidah, di dalamnya Anda akan menemukan larangan judi
yang disandingkan dengan perbuatan tercela lainnya, seperti mencuri, berzina, dan
menyekutukan Allah dengan menyembah berhala.Penyandingan dengan berbagai
perbuatan tercela tersebut merupakan salah satu larangan berjudi dalam Islam yang sering
ditemui. Misalnya pada surat al-Baqarah ayat 219, yang di dalamnya judi disandingkan
dengan larangan untuk mengkonsumsi khamr atau minuman keras. Di dalam ayat tersebut
juga ditekankan bahwa di dalam aktifitas judi terdapat berbagai madharat yang
menyertainya.

Karena termasuk dalam perbuatan yang menimbulkan dosa, menjauhi perbuatan ini wajib
hukumnya sebagai pemeluk agama Islam. Alasan pelarangan ini bisa Anda temukan di surat
al-Maidah ayat 91, yang menyatakan bahwa perjudian dan minum minuman keras bisa
membuat permusuhan muncul.Aktifitas tersebut juga bisa membuat seseorang lalai
terhadap tugasnya untuk mengingat Allah, dengan melupakan aktifitas ibadah dan berdoa
kepada-Nya. Di akhir surat tersebut juga terlihat bahwa larangan  berjudi dalam Islam tidak
hanya berupa himbauan, namun dengan nada perintah yang menganjurkan manusia untuk
berhenti melakukan aktifitas tersebut.Seseorang yang mengajak orang lain untuk melakukan
judi juga mendapatkan hukuman, yakni dengan membayar kaffah atau penebus dosa. Hal
tersebut dijelaskan dalam hadist yang di riwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dimana
mereka yang mengucapkan ‘mari berjudi’ kepada orang lain hendaknya memberikan
shadaqah sebagai bentuk dari kaffah.

Dalam Islam, seseorang yang melanggar ketentuan ini, termasuk judi dan minuman keras,
biasanya diserahkan kepada pemerintah untuk memberikan hukuman. Jadi terlepas dari
dosa yang mereka terima, penjudi juga mendapatkan hukuman fisik, biasanya berupa
cambuk atau hukuman penjara. Di Indonesia sendiri, penjudi dikenai denda dan di hukum
penjara sesuai peraturan yang ada di undang-undang.Hal yang agak berbeda terjadi di Aceh,
disana penjudi di hukum menggunakan cambuk dan harus membayar denda sebesar 2 gram
emas. Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjalankan syariat Islam
sebagai peraturan di daerahnya, hal ini disebabkan banyak muslim yang mayoritas tinggal di
Aceh dan menjadikan al-Quran dan hadits sebagai dasar peraturan.Itulah penjelasan singkat
mengenai larangan berjudi dalam Islam. Penjelasan yang lebih lengkap mengenai perjudian
bisa Anda dapatkan dengan memperlajari buku fiqh ataupun bertanya kepada mereka yang
memahami hadist dan al-Quran dengan baik. Indonesia merupakan negara yang melarang
adanya perjudian, senada dengan Islam dan berbagai agama lainnya.  

C. Keterkaitan antara masyarakat dan kepedulian sosial

Manusia sebagai makhluk individu maupun sosial tidak bisa hidup seorang diri, ia selalu
membutuhkan orang lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun ia mempunyai
kemampuan yang lebih dan mempunyai kekayaan yang melimpah, sekalipun pejabat tetap
membutuhkan orang lain. Di saat bersama orang lain itulah akan terbentuk suatu kelompok
sosial.
Kelompok sosial dapat terbentuk karena setiap individu yang tergabung di dalamnya
mempunyai keinginan dalam mencapai sebuah tujuan. Karena tujuan individu-individu bisa
jadi berbeda, sebuah kelompok sosial memerlukan pengorganisasian yang dapat
mempermudah berlangsungnya kegiatan di dalam kelompok sosial.

Keterkaitan antara kelompok sosial dengan masyarakat multikultural antara lain

1.Kelompok Sosial merupakan unsur penting terbentuknya Masyarakat Multikultural


2.Kelompok Sosial merupakan dinamisator terhadap Masyarakat Multikultural
3.Kelompok Sosial merupakan sebuah pengikat Masyarakat Multikultural
4.Keanekaragaman ras
5.Keanekaragaman Suku Bangsa
6.Keanekaragaman Golongan
7.keanekaragaman agama
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Pada hakikatnya manusia adalah sama. Hanya ketaqwaanlah yang membedakan derajat
mereka di sisi Allah. Allah menciptakan manusia dengan beragam jenis perbedaan. Agar
manusia bisa mengenal dan menerima perbedaan tersebut kemudian saling bersaudara.
Karena sesungguhnya seluruh umat Islam adalah saudara. Islam mengajarkan Ukhuwah
Islamiah dan membenci perceraian. Tanpa ukhuwah atau rasa kekeluargaan tidak akan
terwujud persatuan dan kesatuan. Salah satu keistimewaan umat Islam adalah rasa solidaritas
dan kebersamaan yang mereka miliki sehingga Islam menjadi agama yang kuat berkat
kesatuan yang terbentuk dikalangan umatnya.Kita patut bersyukur,meskipun ada 5 agama
yang diakui di Indonesia, tetap damai dan tidak pernah terjadi war of religions seperti yang
pernah terjadi di Eropa pada abad ke 16 sampai awal abad ke 17 M.Begitu juga dalam
bermasyarakat. Apabila dalam suatu masyarakat sudah mengamalkan ajaran-ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercipta suasana yang rukun dan harmonis. Rasa
kekeluargaan dan kebersamaan yang tertanam dalam diri mereka akan menghasilkan sifat
gotong royong dalam segala aktifitas bersama. Hal ini sesuai dengan arti agama Islam sebagai
agama yang sejahtera, aman sentausa, damai dan selamat.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok Latif, Zaky, dkk, Akidah Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001.
Hasan, Muhammad Tholhah, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, Jakarta: Lantabora
Press, 2005.
Kaelany H.D.,M.A.,Drs., Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2000.
Harun Nasution, Dr, Islam diTinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I, Jakarta: Bulan Bintang,
1974.
Gazalba, Sidi, Drs., Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, Jakarta: Bulan
Bintang, 1976.
Achmadi, Prof. Dr., Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet.I, 2005.
Sabiq, Sayid, Unsur-unsur Dinamika dalam Islam, PT Intermasa, 1981.
Quthub, Muhammad, DR., Islam Agama Pembebas, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001.
Syaltout, Syaikh Mahmoud, Prof.Dr.,Tuntunan Islam,Jakarta:Bulan Bintang,1974.
Abd. Al-Aziz Kamal, Drs., Islam dan Masalah Ras, Jakarta: Lentera,1993.

Anda mungkin juga menyukai