َ سنُ دِينًا ِّم ﱠم ْن أَ ْسلَ َم َوجْ َههُ ِ ﱠ ِ َوه َُو ُمحْ ِس ٌن َواتﱠ َب َع ِملﱠةَ ِإب َْرا ِه
يم َح ِنيفًا َ َْو َم ْن أَح
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
menyerahkan wajahnya kepada Allah, sedang diapun seorang yang ihsan
dan mengikuti millah Ibrahim yang lurus?– Q.S. An-Nisa [4]: 125
Ma’rifat [mengenal] kepada Allah, itu adalah puncak keberuntungan
seorang hamba, maka apabila Tuhan telah membukakan bagimu suatu
jalan untuk mengenal kepada-Nya, maka tidak perlu pedulikan berapa
banyak amal perbuatanmu, walaupun masih sedikit amal kebaikanmu.
Sebab ma’rifat itu suatu kurnia dan pemberian langsung dari Allah, maka
sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal kebaikan.
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah azza wajalla
berfirman: “Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian
ia tidak mengeluh kepada orang lain, maka Aku lepaskan ia dari
ikatan-Ku dan Aku gantikan baginya daging dan darah yang lebih baik
dari semula, dan ia boleh memperbaharui amal, sebab yang lalu telah
diampuni semua.”
Diriwayatkan: Bahwa Allah telah menurunkan wahyu kepada salah seorang
Nabi diantara beberapa Nabi-Nya.” Aku telah menurunkan ujian kepada
salah seorang hamba-Ku, maka ia berdoa dan tetap Aku tunda
permintaannya, akhirnya ia mengeluh, maka Aku berkata kepadanya:
Hamba-Ku bagaimana Aku akan melepaskan dari padamu rahmat
yang justru ujian itu mengandung rahmat-Ku.”
Kerana dengan segala kelakuan kebaikanmu engkau tidak akan dapat
sampai ke tingkat yang akan Aku berikan kepadamu, maka dengan ujian
itulah engkau dapat mencapai tingkat dan kedudukan di sisi Allah.