Anda di halaman 1dari 7

MENGATASI INSOMNIA DENGAN TERAPI RELAKSASI

Setiyo Purwanto
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstract

Sleep disturbance frequently experienced insomnia is a sleep disorder that has


features difficult start to sleep, woke up in the middle of the night and wake up with a
condition that is not fresh. The cause of insomnia is associated with psychological
disorders, biological or environmental factors. One therapy to cope with sleep disorders
are insomnia with relaxation. basic principles of relaxation is relaxation of the muscles of
the body, during sleep the mind and muscles to stimulate each other. Relaxation of
muscles relax causing reduced cortical activity in the cortex would allow the muscles
more relaxed. Once the stimulation of the mind down so someone will feel drowsy and
fell asleep

Key Words: Insomnia, Relaxaxion therapy.

PENDAHULUAN tidur memulihkan energi kepada tubuh,


Tidur merupakan bagian hidup khususnya kepada otak dan sistem syaraf.
manusia yang memiliki porsi banyak, rata- Beberapa penelitian yang ditulis di
rata hampir seperempat hingga sepertiga beberapa situs menyebutkan bahwa orang
waktu digunakan untuk tidur. Tidur Indonesia tidur rata-rata pukul 22.00 dan
merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan bangun pukul 05.00 keesokkan harinya.
istirahat yang tidak bermanfaat, tidur Kemudian penelitian terhadap kelompok
merupakan proses yang diperlukan oleh anak-anak muda di Denpasar menunjukkan
manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh 30-40 persen aktivitas mereka untuk tidur.
yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh di
rusak (natural healing mechanism), memberi Jepang disebutkan 29 % responden tidur
waktu organ tubuh untuk beristirahat kurang dari 6 jam, 23 % merasa kekurangan
maupun untuk menjaga keseimbangan dalam jam tidur 6 % menggunakan obat tidur,
metabolisme dan biokimiawi tubuh. kemudian 21 % memiliki prevalensi insomnia
Disamping itu tidur bagi manusia dapat dan 15 % kondisi mengantuk yang parah pada
mengendalikan irama kehidupan sehari-hari. siang harinya(Liu, 2000).
Salah satu fungsi tidur yang paling utama Setiap orang pada dasarnya pernah
adalah untuk memungkinkan sistem syaraf mengalami insomnia, sebuah survey yang
pulih setelah digunakan selama satu hari. dilakukan oleh National Institut of Health di
dalam The World Book Encyclopedia, dikatakan Amerika menyebutkan bahwa pada tahun
1970 menunjukkan bahwa total penduduk

Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi ….. (Setiyo Purwanto) 141


yang mengalami insomnia 17% dari populasi, mendengar dengan jelas. Beberapa orang akan
presentase penderita insomnia lebih tinggi mengalami periode halusinasi, yaitu mereka
dialami oleh orang yang lebih tua, dimana 1 melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
dari 4 pada usia 60 tahun mengalami sulit Hasil tes memperlihatkan setelah seseorang
tidur yang serius (Chopra, 1994). tidak tidur selama empat hari, ia hanya dapat
Survey epidemilogi yang dilakukan oleh melakukan sedikit tugas rutin. Tugas-tugas
Melinger (Morin, 1992) menunjukkan bahwa yang menuntut perhatian atau bahkan
35% dari populasi diindikasikan mengalami kegesitan mental yang minimum, akan
insomnia selama satu tahun terakhir, dan 10% menjadi sulit ditangani. Setelah empat
mengalami gangguan insomnia 6 bulan setengah hari ada gejala mengigau, dan dunia
terakhir. Dari survey tersebut juga di sekelilingnya menjadi sangat aneh di
disimpulkan bahwa wanita, orang yang lebih matanya.
dewasa, dan mereka yang memiliki sosial
ekonomi yang rendah lebih banyak
TIDUR
mengalami gangguan tidur.
Kurang tidur dapat membahayakan bagi Tidur adalah suatu fenomena biologis
diri kita dan orang lain. Seseorang yang yang terkait dengan irama alam semesta,
kurang tidur lalu mengemudi mobil sendiri irama sirkadian yang bersiklus 24 jam, terbit
sering mengalami kecelakaan fatal. Kurang dan terbenamnya matahari, waktu malam dan
tidur, dapat pula mengakibatkan masalah siang hari, tidur merupakan kebutuhan
dalam keluarga dan perkawinan, karena manusia yang teratur dan berulang untuk
kurang tidur dapat membuat orang cepat menghilangkan kelelahan jasmani dan
marah dan lebih sulit diajak bergaul (Parmet, kelelahan mental (Panteri, 1993).
2003). Bila tidur kurang lelap, maka kita akan Manusia memakai sepertiga waktunya
merasa letih, lemah, dan lesu pada saat untuk tidur. Tidur merupakan perilaku
bangun. Kehilangan jam tidur meskipun normal ketika individu kehilangan kontak
sedikit mempunyai akibat yang sangat bagi dengan lingkungannya untuk sementara. Pada
semangat, kemampuan konsentrasi, kinerja, waktu tidur individu menutup matanya, pupil
produktivitas, ketrampilan komunikasi, dan mengecil, otot melemas, denyut jantung
kesehatan secara umum, termasuk sistem melemah, tekanan darah menurun dan
gastrointestinal, fungsi kardiofaskuler dan metabolisme tubuh melambat (Kedja, 1990).
sistem kekebalan tubuh. Menurut Panteri (1993) Neourofisiologi
Orang yang tidak tidur kehilangan tidur, dapat digambarkan sebagai tahapan-
energi dan lekas marah, orang yang dua hari tahapan tidur dengan poligrafi tidur yaitu
tidak tidur akan sulit berkonsentrasi untuk EEG, ECG, EMG. Pada saat berbaring dalam
waktu yang lama. Banyak kesalahan akan keadaan masih terjaga ditunjukkan dengan
dibuat, terutama dalam tugas-tugas rutin, dan gelombang otak beta yang becirikan frekuensi
kadang ia tidak mampu memusatkan yang cepat yaitu lima belas hingga dua puluh
perhatian. Orang yang tidak tidur lebih dari putaran perdetik dan bertegangan rendah
tiga hari akan sulit berpikir, melihat, dan yaitu kurang dari lima puluh mikrovolt.

142 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2008, Hal 141-148
Selanjutnya dalam keadaan yang lelah dan Tahap selanjutnya setelah 20–30 menit
siap tidur mulai untuk memejamkan mata, adalah memasuki tahap ketiga yaitu
pada saat ini gelombang otak yang muncul kombinasi theta dan delta (tegangan tinggi
mulai melambat frekwensinya, meninggi dengan frekuensi sangat rendah). Segera
tegangannya dan menjadi lebih teratur. setelah tahap ke tiga ini dilanjutkan dengan
Gelombang ini dinamakan gelombang alpha tahap ke empat yaitu hilangnya sama sekali
yang memiliki 8 hingga 12 putaran per detik gelombang theta dan tinggal yang ada
yang menggambarkan keadaan santai, tidak gelombang delta dengan 0,5 – 2 putaran
tegang tapi terjaga. perdetik, amplitudo 100 – 200 mikrovolt.
Setelah beberapa menit dalam keadaan Dalam tidur delta ini relaksasi otot terjadi
alpha kecepatan napas mulai melambat. Ini sepenuhnya, tekanan darah menurun, denyut
adalah transisi tidur awal (tidak nyenyak) nadi dan pernafasan melambat. Pasokan darah
yang ditandai oleh gelombang theta 50 hingga ke otak berada pada batas minimal. Kondisi
100 mikrovolt, 4 hingga 8 putaran perdetik. tidur normal ini tidak selamanya dirasakan
Dalam keadaan permulaan tidur ini denyut oleh seseorang yang akan memasuki tidur.
jantung melambat dan menjadi stabil, napas Gangguan dan kesulitan tidur seringkali
menjadi pendek-pendek dan teratur. Tahap ini mengganggu baik ketika memasuki tahap
dapat berlangsung dari sepuluh detik hingga pertama tidur ataupun ketika tidur
10 menit dan kadang disertai dengan citra berlangsung. Gangguan ini dapat terjadi
visual yang disebut halusinasi hipnagogik, karena adanya permasalahan psikis maupun
karena otot rangka tiba-tiba mengendur, dan fisik, yang dapat menimbulkan kesulitan
kadang mengalami sensasi seperti jatuh, yang seseorang untuk memasuki keadaan tenang.
menyebabkan kita terbangun sebentar dengan Keadaan cemas yang berlebihan akan
gerakan yang menyentak, keadaan ini menyebabkan otot-otot tidak dapat relaks dan
dinamakan tidur tahap pertama. pikiran tidak terkendali.
Tidur tahap kedua ditandai dengan Gangguan tidur yang sering muncul
gelombang otak theta dengan disertai dapat digolongkan menjadi 4 yaitu : (1)
munculnya gelombang tunggal dengan insomnia; gangguan masuk tidur dan
amplitudo tinggi dan munculnya sleep spidle mempertahankan tidur, (2) hypersomnia;
(jarum tidur, karena terlihat di monitor atau gangguan mengantuk atau tidur berlebihan,
kertas perekam yang menunjukkan aktivitas (3) disfungsi kondisi tidur seperti
otak). Pada tahap ini gerakan dan ketegangan somnabolisme, night teror, dan (4) gangguan
otot menurun berlangsung sekitar 10 hingga irama tidur.
20 menit menandai permulaan tidur yang
sebenarnya. Pada tahap ini seseorang
GANGGUAN TIDUR INSOMNIA
biasanya tidak dapat merespon rangsang dari
luar, dan rata-rata bila seseorang dibangunkan Insomnia berasal dari kata in artinya
pada tahap ini akan merasa betul-betul telah tidak dan somnus yang berarti tidur, jadi
tertidur. insomnia berarti tidak tidur atau gangguan
tidur. Selanjutnya dijelaskan bahwa insomnia

Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi ….. (Setiyo Purwanto) 143


ada tiga macam, yaitu pertama, Initial Insomnia tidur asinkronik. Pergantian ini kira-kira setiap
artinya gangguan tidur saat memasuki tidur. dua jam sekali. Fase tidur sinkronik ditandai
Kedua, Middle Insomnia yaitu terbangun di dengan tidur nyenyak, dengan tubuh dalam
tengah malam dan sulit untuk tidur lagi. keadaan tenang. Fase tidur asinkronik
Ketiga, Late Insomnia yaitu sering mengalami ditandai dengan kegelisahan dan reaksi-reaksi
gangguan tidur saat bangun pagi (Hawari, jasmaniah lainnya, seperti gerakan-gerakan
1990). bola mata yang merupakan fase mimpi. Orang
The Diagnostic and Statistical of Mental normal, yang tidurnya diganggu pada fase
Disorder (DSM-IV) mendefinisikan gangguan asinkronik akan merasa jengkel, tidak puas,
insomnia primer adalah keluhan tentang dan menjadi murung (schenck, 2003).
kesulitan mengawali tidur dan /atau menjaga Penderita insomnia mengalami
keadaan tidur atau keadaan tidur yang tidak gangguan dalam masa peralihan dan kualitas
restoratif minimal satu bulan terakhir(Espie, dari fase-fase tidur, terutama pada fase
2002). asinkronik. Dari penelitian ternyata bahwa
Menurut Hoeve (1992), insomnia saat yang dianggap penderita sebagai terjaga
merupakan keadaan tidak dapat tidur atau di malam hari sebenarnya merupakan fase-
terganggunya pola tidur. Orang yang fase mimpi. Sebaliknya, beberapa masa tidur
bersangkutan mungkin tidak dapat tidur, yang singkat sebenarnya merupakan tidur
sukar untuk jatuh tidur, atau mudah yang sesungguhnya
terbangun dan kemudian tidak dapat tidur Insomnia dikelompokkan dalam tiga
lagi. Hal ini terjadi bukan karena penderita tipe. Tipe pertama adalah penderita yang tidak
terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai dapat atau sulit tidur selama 1 sampai 3 jam
kesempatan untuk tidur, tetapi akibat dari pertama. Namun, karena kelelahan akhirnya
gangguan jiwa terutama gangguan depresi, tertidur juga. Tipe ini biasanya dialami
kelelahan, dan badan dengan gejala penderita usia muda yang sedang mengalami
kecemasan yang memuncak. kecemasan. Tipe kedua, dapat tidur dengan
Insomnia adalah ketidakmampuan atau mudah dan nyenyak, namun setelah 2 sampai
kesulitan untuk tidur. Kesulitan tidur ini bisa 3 jam tidur terbangun. Kejadian ini bisa
menyangkut kurun waktu (kuantitas) atau berlangsung berulang kali. Tipe ketiga,
kelelapan (kualitas) tidur. Penderita insomnia penderita dapat tidur dengan mudah dan
sering mengeluh tidak bisa tidur, kurang lama nyenyak, namun pada pagi buta dia terbangun
tidur, tidur dengan mimpi yang menakutkan, dan tidak dapat tidur lagi. Ini biasa dialami
dan merasa kesehatannya terganggu. orang yang sedang mengalami depresi.
Penderita insomnia tidak dapat tidur pulas Insomnia adalah suatu gangguan tidur
walaupun diberi kesempatan tidur sebanyak- yang dialami oleh penderita dengan gejala-
banyaknya. gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang
Pada keadaan normal, dari pemeriksaan hari dan secara terus menerus (lebih dari
kegiatan otak melalui elektro-ensefalografi sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur
(EEG), sepanjang masa tidur terjadi fase-fase atau selalu terbangun di tengah malam dan
yang silih berganti antara tidur sinkronik dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita

144 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2008, Hal 141-148
terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya Salah satu cara untuk mengatasi
dan tidak dapat kembali tidur. Ada tiga jenis insomnia ini adalah dengan metode relaksasi
gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep (woolfolk, 1983). Relaksasi adalah salah satu
onset insomnia), selalu terbangun di tengah teknik di dalam terapi perilaku yang pertama
malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu kali dikenalkan oleh Jacobson, seorang
bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan psikolog dari Chicago, yang mengembangkan
(early awakening insomnia). Cukup banyak metode fisiologis melawan ketegangan dan
orang yang mengalami satu dari ketiga jenis kecemasan. Teknik ini disebutnya relaksasi
gangguan tidur ini (Liu, 1999). progresif yaitu teknik untuk mengurangi
ketegangan. Jacobson berpendapat bahwa
PENYEBAB INSOMNIA
Semua bentuk ketegangan termasuk
Masalah tidur ini bisa disebabkan ketegangan mental didasarkan pada kontraksi
berbagai faktor, di antaranya karena otot (Utami, 1993). Jika seseorang dapat
hormonal, obat-obatan, dan kejiwaan. Bisa diajarkan untuk merelaksasikan otot mereka,
juga karena faktor luar misalnya tekanan maka mereka benar-benar relaks.
batin, suasana kamar tidur yang tidak
Latihan relaksasi dapat digunakan untuk
nyaman, ribut atau perubahan waktu karena
memasuki kondisi tidur karena dengan
harus kerja malam. Selain itu kopi dan teh
mengendorkan otot secara sengaja akan
yang mengandung zat perangsang susunan
membentuk suasana tenang dan santai.
syaraf pusat, tembakau yang mengandung
Suasana ini diperlukan untuk mencapai
nikotin, obat pengurus badan yang
kondisi gelombang alpha yaitu suatu keadaan
mengandung amfetamin, adalah contoh bahan
yang diperlukan seseorang untuk memasuki
yang dapat menimbulkan kesulitan tidur.
fase tidur awal.
Banyak ahli menyatakan, gangguan tidur
Sebagai dasar teori relaksasi adalah
tidak langsung berhubungan dengan
sebagai berikut. Pada sistem saraf manusia
menurunnya hormon. Namun, kondisi
terdapat sistem saraf pusat dan sistem saraf
psikologis dan meningkatnya kecemasan,
otonom. Fungsi sistem saraf pusat adalah
gelisah, dan emosi yang sering tak terkontrol
mengendalikan gerakan-gerakan yang
akibat menurunnya hormon estrogen, bisa
dikehendaki, misalnya gerakan tangan, kaki,
menjadi salah satu sebab meningkatnya risiko
leher, jari-jari dan sebagainya. Sistem saraf
gangguan tidur.
otonom berfungsi mengendalikan gerakan-
Morin (Espie, 2002) menyebutkan
gerakan yang otomatis, misalnya fungsi
penyebab insomnia yang utama adalah adanya
digestif, proses kardiovaskuler, gairah seksual
permasalahan emosional, kognitif, dan
dan sebagainya. Sistem saraf otonom terdiri
fisiologis. Ketiganya berperanan terhadap
dari sistem saraf simpatis dan sistem saraf
terjadinya disfungsi kognitif, kebiasaan yang
parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan.
tidak sehat, dan akibat-akibat insomnia
Sistem saraf simpatis bekerja meningkatkan
TERAPI RELAKSASI UNTUK rangsangan atau memacu organ-organ tubuh,
MENGURANGI GANGGUAN INSOMNIA
memacu meningkatnya detak jantung dan

Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi ….. (Setiyo Purwanto) 145


pernafasan, menurunkan temperatur kulit dan relaksasi religius dimana relaksasi ini
daya hantar kulit, dan juga akan menghambat merupakan pengembangan dari respon
proses digestif dan seksual. Sistem saraf relaksasi yang dikembangkan oleh Herbert
parasimpatetis menstimulasi turunnya semua Benson. relaksasi religius ini merupakan
fungsi yang dinaikkan oleh sistem saraf gabungan antara model relaksasi dengan
simpatis, dan menstimulasi naiknya semua keyakinan yang dianut.
fungsi yang diturunkan oleh sistem saraf
Respon relaksasi yang melibatkan
simpatis. Selama sistem-sistem tersebut
keyakinan yang dianut menurut Benson (2000)
befungsi normal dalam keseimbangan,
akan mempercepat terjadinya keadaan relaks,
bertambahnya akfivitas Sistem yang satu akan
dengan kata lain kombinasi respon relaksasi
menghambat atau manaikan efek sistem yang
dengan melibatkan keyakinan akan melipat
lain. Pada waktu individu mengalami
gandakan manfaat yang didapat dari respon
ketegangan dan kecemasan yang bekerja
relaksasi. Sehingga diharapkan dengan
adalah sistem saraf simpatis, sedangkan pada
semakin cepat mencapai kondisi relaks maka
waktu relaksasi yang bekerja adalah sistem
seseorang akan lebih cepat untuk memasuki
saraf parasimpatis, dengan demikian relaksasi
kondisi tidur yang berarti akan dapat
dapat menekan rasa tegang dan rasa cemas
mengatasi gangguan insomnia yang dialami.
dengan cara resiprok, sehingga timbul counter
conditioning dan penghilangan (Prawitasari, KESIMPULAN
1988). Tidur adalah kebutuhan pokok
Apabila Individu melakukan relaksasi manusia yang harus dipenuhi, gangguan tidur
ketika ia mengalami ketegangan atau yang sering muncul adalah insomnia.
kecemasan, maka reaksi-reaksi fisiologis yang Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang
dirasakan individu akan berkurang, sehingga dialami oleh penderita dengan gejala-gejala
la akan merasa rileks. Apabila kondisi fisiknya selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari
sudah rileks, maka kondisi psikisnya juga dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh
tenang (Lichstein, 1993). hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau
Teknik relaksasi sudah dikenal lama dan selalu terbangun di tengah malam dan tidak
banyak digunakan dalam berbagai terapi baik dapat kembali tidur. Seringkali penderita
terapi permasalahan fisik maupun psikologis. terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya
Ada beberapa jenis relaksasi yang sudah dan tidak dapat kembali tidur. Ada tiga jenis
dikenal antara lain relaksasi progresif, gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep
relaksasi diferensial dan relaksasi via letting go. onset insomnia), selalu terbangun di tengah
Pada penelitian ini akan dikembangkan malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu
bangun jauh lebih cepat dari yang kondisi tidur karena dengan mengendorkan
diinginkan (early awakening insomnia). Cukup otot secara sengaja akan membentuk suasana
banyak orang yang mengalami satu dari ketiga tenang dan santai Suasana ini diperlukan untuk
jenis gangguan tidur ini. penyebab insomnia mencapai kondisi gelombang alpha yaitu suatu
yang utama adalah adanya permasalahan keadaan yang diperlukan seseorang untuk tidur.
emosional, kognitif, dan fisiologis. Memasuki

146 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2008, Hal 141-148
DAFTAR PUSTAKA

Benson, Herbert. MD., 2000. Respon Relaksasi: Teknik Meditasi Sederhana dan Untuk Mengatasi Tekanan
Hidup (terjemahan). Bandung: Mizan

Borkovec TD,. 1982. Insomnia. Journal of Consulting and Clinical Psychology. Vol 50, No 6 880-895
Carlos H. Schenck. 2003. Assessment and Management of Insomnia. Article JAMA Vol 289 No. 19

Espie. Colin A. 2002. Insomnia : Conceptual Issue in the Development, Persistence, and Treatment of Sleep Disorder
in Adult. Annual Reviews 53:215-43
Lichstein, Kenneth L., Johnson, Ronald S., 1993. Relaxation for Insomnia and Hypnotic Medication Use in
Older Women. Psychology and Aging vol 8 No. 1 103-111
Liu. Xianchen et al. 2000. Sleep Loss and Day Time Sleepiness in the General Adult Population of Japan
Psychiatric research 93 1-11
Panteri, IGP. 1993. Gangguan Tidur Insomnia dan Terapinya Suatu Kajian Pustaka. Majalah Ilmiah Unud th
xx No 37.

Parmet. Sharon., lynm. Casio, Glass., Richard. 2003. Insomnia Journalof American Medical
Association. Vol 289 No 19

Prawitasari, J.E., 1988. Pengaruh Relaksasi terhadap Keluhan Fisik: Suatu Studi Eksperimental. Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Schenck, Carlos H. Mahowald, Mark. Sack, Robert., 2003, Assesment and Management of Insomnia, JAMA
vol 289. No 19
Utami, M.S. 1993. Prosedur Relaksasi. Fakultas Psikologi. Yogyakarta : UGM.

Woolfolk, Robert L., McNulty Terrence F. 1983. Relaxation Treatment for Insomnia: A Componen Analysis.
Journal of Consulitng and clinical Psychology. Vol 51 No 4, 495-503
Chopra, D. 2003. Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak? Terjemahan. Yogyakarta : Ikon.

Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi ….. (Setiyo Purwanto) 147

Anda mungkin juga menyukai