Anda di halaman 1dari 4

DESKRIPSI SPESIFIKASI AAQ

Menurut JFE Advantech (2021), AAQ (Aquaquality Sensor) merupakan alat untuk
mengukur kualitas air dengan sensornya. AAQ mengukur kualitas air secara vertical dan
mirip dengan pengukuran menggunakan CTD. AAQ dapat mengukur beberapa kualitas air
seperti salinitas, konduktivitas, suhu, kedalaman, klorofil, turbiditas, DO, dan pH. Untuk
mengukur berapa kualitas air tersebut, AAQ menggunakan sensor yang akan dihubungkan
ke smart handy sebagai hasilnya. AAQ dapat digunakan untuk mengukur kualitas air laut
ataupun air tawar. Adapaun komponen utama AAQ yaitu :

1. Sonde
2. Smart handy
3. Kabel
4. 8 Baterai A
5. Cover pH

Berikut merupakan tabel spesifikais AAQ menurut Nijin (2021)

Berikut ini merupakan penjelasan tiap sensor pada AAQ menurut Geotindo (2013):
a. Sensor Kedalaman : Sensor kedalaman dengan jenis sensor semikonduktor, yang
mendeteksi kedalaman dengan adanya perubahan tekanan atmosfer.
b. Sensor Suhu : Sensor temperatur adalah jenis termistor (tahanan termal) merupakan alat
semikonduktor yang berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tekanan temperatur
yang tinggi dan biasanya bernilai negatif.
c. Sensor Konduktivitas dan Salinitas : Sensor konduktivitas merupakan sensor yang
mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini akan mulai
mengukur ketika alat telah bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan.
Sebenarnya sensor ini mengukur nilai konduktivitas untuk mengetahui nilai salinitas atau
kadar garam di sebuah perairan secara tidak langsung.
d. Sensor pH : Sensor dengan jenis kaca-elektroda dan dikompensasikan dengan sensor
suhu perairan.
e. Sensor DO : Sistem kerja dari pengukuran parameter DO yaitu terdapat sebuah pompa
yang akan menyemprotkan air ke sensor DO atau yang disebut “pump”.
f. Sensor Klorofil dan Turbiditas : Sensor ini menjadi satu kesatuan unit. Sensor klorofil
mengukur kekuatan cahaya pendar (flourescent) dari objek, sensor turbiditas menggunakan
metode pancaran balik (back-scattering).
LATAR BELAKANG
Menurut Samosir, et al. (2012), kondisi perairan laut pada kedalaman tertentu
tidaklah mudah dipahami secara menyeluruh jika hanya mengandalkan kemampuan
manusia tanpa didukung fasilitas pendukung lainnya seperti ketersediaan peralatan dan
teknologi yang memadai. Ada beberapa faktor penyebab keterbatasan manusia untuk
menyelami laut dalam di antaranya adalah tekanan setiap penambahan kedalaman laut
sebesar 10 m akan menyebabkan bertambahnya tekanan sebesar 1 atmosfer sehingga
semakin dalam perairan maka semakin tinggi pula tekanan yang tidak sesuai dengan
lingkungan hidup manusia. Selain dengan kondisi alam seperti itu, faktor suhu serta
kurangnya pencahayaan di dasar laut menyebabkan jarak pandang berkurang, oleh karena
itu dibutuhkan teknologi yang bisa mengeksplorasi potensi sumberdaya perikanan dan
kelautan.
Menurut Manik, et al. (2015), peristiwa alam yang terjadi di laut dapat diamati dari
berbagai parameter fisik. Parameter fisik laut tersebut diantaranya suhu, salinitas, dan pH.
Upaya penelitian dan pemantauan parameter fisik ini terbatas pada skala temporal dan
spasialnya. Maka dari itu dibutuhkan suatu teknologi berbasis instrumen yang memiliki
kemampuan lebih baik untuk mengukur parameter fisik laut. Instrumentasi kelautan adalah
alat untuk membantu manusia dalam melaksanakan tugas penelitian dalam bidang kelautan.
Instrumentasi kelautan secara umum mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai alat
pengukuran, alat analisa, dan alat kendali. Jenis instrumen kelautan bisa berbentuk analog
dan digital.
Instrumentasi kelautan adalah salah satu bidang ilmu kelautan yang berkaitan
dengan alat-alat pengukuran untuk berbagai parameter laut. Intrumentasi laut bertujuan
untuk mempermudah manusia dalam memahami kejadian-kejadian dan fenomena yang
terjadi di lautan secara tepat dan akurat. Parameter yang telah diukur kemudian akan
digunakan sebagai data untuk melihat keterkaitan antar parameter. Data ini kemudian akan
memperlihatkan hubungan antar ekosistem yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Keseluruhan sistem ini akan berguna bagi manusia untuk memanfaatkan alam dengan
sebaik
mungkin. Salah satu contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis dalam dunia kelautan
misalnya AAQ 1183, yang dapat menganalisis kualitas air secara vertikal. Sistem
pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara otomatis
dengan mengunakan komputer (sirkuit elektronik).
REFERENSI
Geotindo. (2013). Petunjuk penggunaan “AAQ1183”. Bandung
JFE Advantech. Water Quality Profiler with Optical Fast DO Sensor AAQ-RINKO. (2021).
www.jfe-advantech.co.jp diakses tanggal 8 Juni 2021 Pukul 13.50 WIB.
Manik, H.M., A. Dwinovantyo, H. Santoso dan S. Solikin. (2015). Rancang Bangun
Instrumen Autonomous Pengukur Parameter Fisik Laut. Seminar Nasional
Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO) 2015.
Nijin. (2021). AAQ1183. http://www.nijin.com.tw/sf/JFE/AAQ1183/ diakses pada 8 Juni 2021
Pukul 14.00 WIB
Samosir, T.H., Masengi, K.W.A., Kalangi, P.N.I., Iwata, M., dan Mandagi, I. F. (2012).
Aplikasi remotely operated vehicle (ROV) dalam penelitian kelautan dan perikanan di
sekitar perairan Sulawesi Utara dan Biak Papua. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Tangkap, 1 (1): 22-25.

Anda mungkin juga menyukai