Can Altruistic Leadership Prevent Knowledge

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DENGAN MOTIVASI SEBAGAI INTERVENING
(STUDI PADA PEGAWAI DI KANTOR
CAMAT LANGGAM KABUPATEN
PELALAWAN)

OLEH :
ARI BUDIMAN
NIM : 2061101092

PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAGEMEN
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2020
DAPATKAH KEPEMIMPINAN ALTRUISTIK MENCEGAH
PERILAKU KNOWLEDGE HIDING ? PENGUJIAN
MEKANISME MEDIASI GANDA
Muhammad Rasyid Abdillah a, b , Weishen Wu Sebuah dan Rizqa Anita a, c
Sekolah Tinggi Manajemen, Universitas Dayeh, Kotapraja Dacun, Taiwan; b
Jurusan Manajemen, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Indonesia; c
Jurusan Akuntansi, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Indonesia

Latar Belakang
Organisasi saat ini menyadari bahwa pengetahuan adalah sumber daya
yang berharga untuk mencapai kesuksesan suatu organisasi. Dengan demikian,
mereka berusaha menemukan cara terbaik untuk mengelola pengetahuan secara
efektif.
Ketika karyawan menyembunyikan pengetahuan (KH) yang mereka
miliki, maka pengetahuan internal dan kolaborasi dalam suatu organisasi dapat
terganggu, selain itu tingkat kreativitas organisasi, inovasi, daya saing,
profitabilitas, juga dapat mengalami penurunan, sedangkan penyimpangan antar
pribadi dalam organisasi dapat meningkat. Maka pentingnya bagi manajer untuk
merancang strategi yang tepat untuk meminimalkan ancaman dari KH dan
mencari mekanisme apa yang dapat mencegah perilaku KH pada anggota.
Gaya kepemimpinan memainkan peran penting dalam menentukan
perilaku kerja bawahan dalam suatu organisasi. Namun, gaya kepemimpinan
tertentu yang mungkin mencegah perilaku KH bawahan masih belum
dieksplorasi. Dengan demikian, jurnal ini menyelidiki kepemimpinan konstruktif,
yaitu kepemimpinan altruistik. Kepemimpinan ini mungkin berperan dalam
mencegah perilaku KH bawahan. Kepemimpinan altruistik mengacu pada
tindakan pemimpin yang menunjukkan perhatian tanpa pamrih tentang
kesejahteraan bawahan dengan menempatkan kepentingan bawahan di atas
kepentingannya sendiri.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh
kepemimpinan altruistik terhadap perilaku menyembunyikan pengetahuan (KH)
dan peran mediasi interaksi pemimpin-bawahan (LMX) terhadap hubungan
tersebut.
Metode
Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner survei yang
dilakukan selama tiga bulan. Survei dikirim ke 630 karyawan penuh waktu. Dari
630 karyawan tersebut, hanya 330 karyawan (52.38%) yang secara sukarela
dilibatkan untuk mengisi kuesioner dalam penelitian ini Sebagian besar responden
berusia antara 20 dan 29 tahun (34,85%), diikuti oleh yang berusia 30-39 tahun
(24,24%). Selain itu, 50,30% peserta adalah laki-laki, dan 49,70% perempuan.
Sebagian besar responden memiliki gelar sarjana (27,60%), diikuti oleh mereka
yang memiliki gelar master (26,10%) dan diploma (29,90%). Sebagian besar
peserta telah bekerja dengan pemimpin mereka selama sekitar 1 hingga 2 tahun
(53,94%). Selanjutnya, 38,80% responden berasal dari perguruan tinggi, disusul
yang bekerja di hotel (33,30%).

Hasil
Variabel kontrol dalam penelitian ini, seperti jenis industri ( r = - 0,03, ns),
jenis kelamin ( r = 0,01, ns), umur ( r = - 0,09, ns), pendidikan ( r = - 0,04, ns),
masa jabatan organisasi ( r = - 0,10, ns), dan masa jabatan pemimpin ( r = 0,01,
ns) tidak berhubungan dengan perilaku KH. Sebaliknya, kepemimpinan altruistik
( r = - 0,30, p < 0,01), emosi positif yang dipicu oleh pemimpin ( r = - 0,46, p <
0,01), dan LMX ( r = - 0,48, p < 0,01) berkorelasi negatif dengan perilaku KH.
Hasil ini menggambarkan bukti awal bahwa tiga variabel (yaitu, kepemimpinan
altruistik, emosi positif yang dipicu oleh pemimpin, dan LMX) secara signifikan
berhubungan dengan perilaku KH bawahan.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kepemimpinan altruistik berkaitan
dengan emosi positif bawahan yang dipicu oleh seorang pemimpin dan hubungan
pertukaran berkualitas tinggi antara seorang pemimpin dan bawahan. Secara
khusus, kepemimpinan altruistik secara positif mempengaruhi emosi positif yang
dipicu oleh pemimpin dan LMX, yang pada gilirannya mencegah bawahan untuk
terlibat dalam perilaku KH. Selain itu, emosi positif yang dipicu oleh pemimpin
dan LMX memediasi proses mekanisme yang mendasari hubungan antara
kepemimpinan altruistik dan perilaku KH bawahan.

A. Implikasi Teoritis
1. Kontribusi utama penelitian ini terletak pada keterkaitan dua fungsi
kepemimpinan altruistik dengan perilaku pengetahuan produktif yang
sudah ada, seperti KH. Namun, penelitian sebelumnya hanya berfokus
pada mengapa bawahan terlibat dalam KH, sedangkan gaya kepemimpinan
tertentu yang mencegah perilaku pengetahuan yang kontraproduktif belum
mendapatkan perhatian yang penting.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai pengalaman afektif oleh
bawahan, kepemimpinan altruistik dapat membangkitkan emosi positif,
yang pada akhirnya membangun sumber daya sosial dengan membagikan
pengetahuan daripada menyembunyikannya.
3. Studi ini maju dengan memperluas aliran penelitian ini, yaitu dengan
menjelaskan peran LMX dalam mekanisme proses yang mendasari tautan
antara gaya kepemimpinan tertentu, seperti kepemimpinan altruistik, dan
perilaku KH.
4. Hasil mengungkapkan bahwa mekanisme mediasi ganda dari emosi positif
yang dipicu oleh pemimpin dan LMX secara berurutan penting untuk
mencegah perilaku KH bawahan.
B. Implikasi Praktis
1. Penelitian ini juga memberikan wawasan yang berguna bagi manajer
tentang bagaimana organisasi dapat mencegah atau menghilangkan
perilaku KH bawahan.
2. Sejalan dengan temuan bahwa kepemimpinan altruistik mungkin
memainkan peran penting dalam meminimalkan KH dengan
membangkitkan emosi positif bawahan dan membangun hubungan LMX
berkualitas tinggi, mempekerjakan pemimpin atau karyawan yang
memiliki sikap dan perilaku altruistik dan mempromosikan perilaku
altruistik harus dipertimbangkan oleh organisasi.
3. Bahwa emosi positif yang dipicu oleh pemimpin dan LMX secara
berurutan memediasi mekanisme psikologis yang mendasari fungsi
kepemimpinan altruistik untuk mencegah perilaku KH memiliki implikasi
bagi organisasi untuk memberikan perhatian lebih lanjut dalam
membangun emosi positif karyawan.

Kesimpulan
Kepemimpinan altruistik berpengaruh terhadap perilaku KH bawahan.
Emosi positif yang dipicu oleh pemimpin dan LMX memediasi hubungan antara
kepemimpinan altruistik dan perilaku KH bawahan. Penelitian ini memberikan
wawasan untuk mencegah atau menghilangkan perilaku kontraproduktif pekerja
pengetahuan dalam proses sharing pengetahuan (Abdillah et al., 2020).

Kata Kunci
LMX (Lead-Member Exchange), Kepemimpinan Altruistik, Leader-triggered
positive emotion dan KH (Knowledge Hiding).

Citasi
Abdillah, M. R., Wu, W., & Anita, R. (2020). Can altruistic leadership prevent
knowledge-hiding behaviour? Testing dual mediation mechanisms.
Knowledge Management Research and Practice, 00(00), 1–15.
https://doi.org/10.1080/14778238.2020.1776171.

Anda mungkin juga menyukai