Dalam matematika, kegiatan pengukuran diintegrasikan dalam hampir semua bidang, mulai dari
jumlah, nilai tempat, aljabar, pecahan, geometri, statistika data dan lain sebagainya
Secara teknis, pengukuran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara atribut objek yang
sedang diukur dan atribut yang sama dari satuan tertentu.
Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang, kapasitas,
volume, luas, sudut, berat (massa), dan suhu (kennedy dan Tips, 1994).
Adapun jenis-jenis pengukuran yaitu: pengukuran tidak baku dan pengukuran baku.
1. 1. Pengukuran Tidak Baku
Pengukuran tidak baku merupakan pengukuran yang hasilnya berbeda-beda karena menggunakan
alat ukur yang tidak baku atau tidak standar.
Contoh Pengukuran tidak baku adalah sebagai berikut:
Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling panjang antara ujung jempol tangan
dengan ujung kelingking tangan.
Kaki, pengukuran yang disesuaikan ukuran panjang sebuah kaki.
Contoh penerapan pengukuran panjang dengan suatu yang tidak baku dalam kegiatan anak-anak
SD di kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan aktivitas pengukuran seperti mengukur meja,
tinggi teman, dan yang lainnya dengan pensil, pena, tangan, manik-manik atau alat-alat lainnya yang
bisa digunakan sebagai pengukuran panjang yang bersifat tidak baku.
Luas
Luas adalah ruang dua dimensi di dalam suatu wilayah. Sebagaimana atribut lainnya, siswa harus
memahami terlebih dahulu atribut luas sebelum melakukan pengukuran.
kotak adalah satuan luas yang paling umum, kita bisa mnggunakan kotak (contohnya kartu remi, atau
kartu kertas hvs) untuk menanamkan konsep luas kepada anak dengan meletakkan kartu-kartu tersebut
dalam bidang yang akan diukur)
Waktu
Waktu sedikit berbeda dengan atribut lain karena tidak dapat dilihat atau dirasakan dan karena itu lebih
sulit bagi siswa untuk mengetahui satuan waktu atau bagaimana mereka mencocokannya dengan
jangka waktu atau durasi tertentu
Pendekatan yang Disarankan. Saran berikut bisa membantu siswa memahami dan membaca jam
analog. 1
. Mulailah dengan jam satu tangan. Jam dengan hanya jarum jam dapat dibaca dengan akurasi yang
wajar. Gunakan banyak dari perkiraan bahasa: “Ini sekitar jam 7”. Sedikit lewat jam 9. " “Ini sudah
setengah jalan antara jam 2 sampai jam 3 tepat.
3. Gunakan dua jam nyata, satu dengan hanya satu jarum jam dan satu dengan dua jarum. (Putuskan
jarum menit dari yang lama jam.) Tutupi jam dua tangan. Secara berkala selama hari, perhatian
langsung ke jam satu tangan. Bahas waktu dalam bahasa perkiraan. Mintalah siswa memprediksi
dimana jarum menit seharusnya berada. Temukan jam lainnya dan cek.
4. Ajarkan waktu setelah satu jam dengan interval 5 menit. Setelah langkah ke-3 dimulai, hitunglah
lima terus sepanjang waktu. Alih-alih memprediksi bahwa jarum menit mengarah ke 4, dorong siswa
untuk mengatakan sekitar 20 menit setelah jam. Saat keterampilan berkembang, sarankan agar siswa
selalu melihat pertama di tangan kecil atau jam untuk mempelajari kira-kira apa waktu itu dan
kemudian fokus pada jarum menit untuk presisi.
5. Memprediksi pembacaan pada jam digital saat ditampilkan jam analog, dan sebaliknya; atur jam
analog saat ditampilkan jam digital. Ini bisa dilakukan dengan satu tangan dan jam dua tangan.
Uang
Ketrampilan dalam pengelolaan uang uang yang biasanya wajib di kelas dasar:
• Pengenalan uang koin
• Nilai uang
• Menggunakan nilai uang
• Menghitung set uang (termasuk membandingkan dua set)
• Koleksi uang yang setara (jumlah yang sama, uang yang berbeda)
• Memilih uang untuk jumlah tertentu
Untuk aktivitas pengukuran menggunakan uang, anak-anak lebih mudah memahaminya dibanding
dengan konsep pengukuran yang lain, ini disebabkan anak lebih sering menemuinya dalam kehidupan
nyata.
Sudut
Pengukuran sudut bisa menjadi tantangan karena : dua alasan: Atribut ukuran sudut sering
disalahpahami, dan siswa tidak memahami konsep cara kerja busur derajat.
Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi
geometri yang lain.
Dengan memahami konsep garis dan sudut, anak dapat dengan mudah mempelajari konsep bidang,
bangun datar, dan materi geometri yang lainnya.
Menggunakan Busur Derajat dan Penggaris Sudut Busur derajat adalah salah satu instrumen pengukuran yang
paling kurang dipahami. Bagian dari kesulitan muncul karena satuan (derajat) sangat kecil. Secara fisik tidak
mungkin bagi siswa untuk memotong dan menggunakan satu derajat untuk mengukur sudut secara akurat.
Selain itu, angka-angka yang muncul pada kebanyakan busur derajat berjalan searah jarum jam dan
berlawanan arah jarum jam di sepanjang tepi, membuat skala sulit diartikan tanpa kuat landasan konseptual
Salah satu pendekatannya adalah dengan menggunakan roda seperti rasio roda. roda dalam hal ini akan
digunakan sebagai "pemecah sudut".. Jika siswa memiliki pemahaman yang kuat dari perkiraan ukuran sudut,
yang akan memberi mereka latar belakang mereka perlu pindah ke alat pengukur standar seperti busur derajat
dan penggaris sudut