Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Audit Investigasi dan Akuntansi Forensik

Dosen Pengampu : Indarti, SE.,MM.,Ak.,CA

AUDIT INVESTIGASI DENGAN TEKNIK AUDIT

Pengertian Audit

Audit merupakan suatu proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Audit General

Audit umum merupakan suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan PABU.
Pemeriksaan tersebut harus memperhatikan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) dan
memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia yang telah disahkan oleh IAI.

Dalam audit atas laporan keuangan, tujuannya adalah memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hasil audit ini
ditunjukkan oleh bentuk opini, seperti unqualified opinion, qualified opinion, disclaimer
opinion, atau adverse opinion

Auditor dalam audit atas laporan keuangan, berpikir mengenai teknik observasi perhitungan.
Misalnya, persediaan barang sekedar untuk melihat kecocokkan jumlah fisik dan jumlah
administrasi. Selama jumlah kedua informasi ini cocok, auditor tidak akan komplain.

Teknik audit yang memanfaatkan teknik-teknik audit yang sudah dikenal oleh auditor selama
ini yaituaudit atas laporan keuangan, perbedaannya adalah tujuan dan ruang lingkup.

Audit Investigatif

Audit investigatif merupakan audit yang dilakukan dalam upaya untuk mengungkapkan
adanya indikasi kuat terjadinya kecurangan yang berakibat kepada kerugian yang diderita
oleh pihak-pihak terkait baik berupa suatu institusi maupun terhadap perorangan. Adapun
proses yang dilalui memiliki target agar terselesaikannya berbagai indikasi kepada suatu
kejelasan dan ketetapan secara hukum atas tindak kecurangan.

Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang tidak
disentuh oleh opini audit. Audit investigatif diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak
adanya fraud dan perbuatan melawan hukum. Meskipun tujuan opini audit berbeda dari audit
investigatif, teknik auditnya sama. Hal yang berbeda hanyalah penerapan yang lebih intens
dalam audit investigatif. Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar,
dengan fokus pada pengumpulan bukti hukum untuk menentukan apakah seseorang
melakukan fraud atau tidak.

Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang
bukti sesuai dengan hukum acara atau pembuktian yang berlaku.

Jika auditor dalam audit investigatif memanfaatkan teknik observasi misalnya, perhitungan
persediaan barang untuk menentukan apakah persediaan barang

tidak terlalu banyak, dibandingkan dengan jumlah pesanan ekonomis. Ia melihat potensi
fraud dalam pengadaan barang yang berlebihan.

Teknik Audit

Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan
keuangan. Hasil dari penerapan audit adalah bukti audit. Ada lima, yang dirinci dalam bentuk
kata kerja bahasa Indonesia, dengan jenis bukti auditnya yang dapat digunakan untuk teknik
fraud investigatif, yakni:
1.Memeriksa fisik dan Mengamati
2.Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee dan konfirmasi
3.Memeriksa dokumen
4.Review analitikal
5.Menghitung kembali

Kalau tenik-teknik audit itu diterapkan dalam audit umum, maka bukti audit yang berhasil
dihimpun akan mendukung pendapat auditor independen. Dalam audit investigatif, teknik-
teknik audit tersebut eksploratif.

Memeriksa Fisik Dan Mengamati

Memeriksa fisik lazimnya diartikan sebagai perhitungan uang tunai, kertas berharga,
persediaan, aset tetap, barang berwujud lainnya. Untuk audit investigatif, penulis tidak
membedakan pemeriksaan fisik dan pengamatan. Dalam kedua teknik ini investigator
menggunakan inderanya, untuk mengetahui dan memahami sesuatu.

Meminta Informasi Dan Konfirmasi

Meminta informasi baik lisan maupun tertulis pada auditee, merupakan prosedur yang biasa
dilakukan auditor. Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif, permintaan informasi
harus dibarengi, diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari sumber lain dengan cara
lain. Permintaan informasi sangat penting, dan juga merupakan prosedur yang normal dalam
suatu audit investigatif. Dalam audit investigatif kita harus memperhatikan apakah pihak
ketiga mempunyai kepentingan dalam audit investigatif. Dalam kasus tender pengadaan
barang, permintaan konfirmasi dari penyuplai yang cenderung melindungi pejabat, perlu
diperkuat. Misalnya, dengan konfirmasi dari Dirjen Bea dan Cukai, jika barang tersebut
diimport.

Membandingkan Anggaran Dengan Realisasi


Hasil dari membandingkan data anggaran dan realisasi dapat mengindikasikan adanya fraud.
Hal yang perlu dipahami di sini adalah mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi atas
pelaksanaan anggaran, dan insentif yang terkandung dalam sistem anggarannya.

Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center, pejabat tertentu menerima
insentif sesuai dengan keberhasilan yang diukur dengan pelampauan anggaran. Investigator
perlu mengantisipasi kecenderungan realisasi penjualannya dibuat tinggi. Penjualan kredit
dan pengiriman barang secara besar-besaran pada akhir tahun merupakan indikasi mengenai
hal itu. Pengembalian barang sesudah akhir tahun memperkuat indikasi adanya fraud.

Insentif tidak perlu berupa insentif keuangan seperti bonus. Mempertahankan seseorang bisa
menjadi suatu insentif. Misalnya, dalam perusahaan yang berkecimpung di bidang teknologi,
dewan komisaris berupaya menjatuhkan anggota direksinya dengan mempertanyakan
mengapa anggaran modal untuk mendatangkan peralatan berteknologi tinggi belum juga
direalisasi. Investigator perlu memahami kepentingan tersebut.

Hubungan Antara Satu Data Keuangan Dengan Data Keuangan Lain

Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuangan, dapat mempunyai
keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk reviu analitikal. Contoh: angka penjualan dengan
piutang dan persediaan rata-rata, angka penjualan dengan bonus bagian penjualan,
penghasilan bunga dengan saldo rata-rata tabungan.

Menggunakan Data Non Keuangan

Inti dari reviu analitikal adalah mengenal pola hubungan, relationship pattern. Pola hubungan
ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan dengan data keuangan lain. Dalam bisnis
perkebunan ada hubungan jumlah pupuk yang dipergunakan dengan hasil produksi atau
panen, angka masukan ataupun keluaran dinyatakan dalam satuan non keuangan, seperti
jumlah ton untuk pupuk dan sawit.

Reviu analitikal sering dilakukan dengan hitungan cepat untuk menunjukkan keganjilan.
Seorang bankir mencatat informasi yang diterimanya dari calon debiturnya. Dengan cepat ia
menentukan bahwa pabrik berkapasitas besar di lokasi yang terisolasi, tidak akan dapat
beroperasi karena bahan bakunya tidak akan cukup. Semua data untuk membuat kesimpulan
tersebut dia peroleh selama makan siang dengan calon debiturnya.

Menghitung Kembali

Menghitung kembali tidak lain dari mengecek kebenaran perhitungan. Ini prosedur yang
sangat lazim dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seseorang yang baru mulai
bekerja sebagai auditor yang berada di kantor akuntan.

Dalam audit investigatif, perhitungan yang dihadapi umumnya sangat kompleks, didasarkan
atas kontrak atau perjanjian yang rumit, mungkin sudah terjadi perubahan dan renegoisasi
berkali-kali dengan pejabat yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan oleh investigator yang
berpengalaman.

Kesimpulan
Terdapat perbedaan antara ruang lingkup atau intensitas antara audit general dan audit
investigatif. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor mengumpulkan bukti audit untuk
memberikan reasonable assurance atau keyakinan yang memadai. Audit investigatif lebih
dalam dan lebih luas dari audit atas laporan keuangan, karena bukti hukum dan barang bukti
yang dikumpulkan akuntan forensik, akan diuji dalam persidangan. Pengujian inilah yang
akan menentukan apakah bukti dan barang bukti ini dapat menjadi bukti yang dapat
memberikan keyakinan kepada majelis hakim.

Anda mungkin juga menyukai