Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(SPESIFIKASI TEKNIS)

PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU

Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan
Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku
atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :

SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut


diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standar-standar Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan/pekerjaan
yang bersangkutan.

PASAL 2
MEREK-MEREK DAGANG

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan
terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis
bahan/pekerjaan yang sama, maka Pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan
salah satu dari padanya sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

PASAL 3
DATA UMUM LAPANGAN KERJA

3.1. TITIK-TITIK UKUR

Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran
setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang
direncanakan dalam gambar-gambar grading dan seperti yang disetujui Ahli.

3.2. DATA FISIK

Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang diterakan
pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak
untuk pelaksanaan pekerjaan ini oleh Kontraktor.
Penawaran yang diserahkan oleh Kontraktor, harus sudah meliputi semua biaya
untuk pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada
gambar-gambar.

PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa

Rencana kerja dan syarat-syarat - 1


perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan
tersebut.

PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Konsultan Pengawas bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.

PASAL 6
PENGUKURAN

Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran
pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-
juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap
bagian pekerjaan yang memerlukannya.

PASAL 7
PEKERJAAN BONGKARAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus meminta ijin dulu


kepada Pihak User dan dalam hal pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain :

1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan sekitar kerja.


2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan dan diamankan sesuai
petunjuk dari User.
3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke luar site.
4. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan
pelaksanaan.
5. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar skope pekerjaan yang
ada di RAB, karena diakibatkan oleh Kelalaian/kecerobohan
Pemborong maka kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

PASAL 8
BETON COR DITEMPAT

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan dari beton biasa, beton bertulang dengan
penulangannya, bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sehubungan
dengan persyaratan, pekerjaan dan sesuai dengan gambar-gambar.

2. BAHAN-BAHAN
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
1. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar pada
umumnya harus sesuai dengan persyaratan didalam SKSNI S-04-1989-F.
Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi oleh
bahan-bahan yang dapat merusak.
Agregat halus (pasir) dan agregat kasar (koral) harus disimpan dalam tempat-
tempat yang terpisah.

Rencana kerja dan syarat-syarat - 2


2. S e m e n
Semen yang dipakai harus dari mutu S-S seperti disyaratkan dalam SII 0013-81.
Pemborong harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.

Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
Pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan
pengirimannya.

Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan


lantai terangkat, dan ditumpuk dalam urutan pengiriman, Semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai.

3. Pembesian/Penulangan
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Juga besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-
masing.

Besi penulangan rata harus sesuai dengan persyaratan dalam SII 0136-84.

4. Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal  1 mm seperti yang disyaratkan dalam SNI 0040-87-
A.

5. Air
Air harus bersih dan segar sesuai dengan persyaratan dalam S-04-1989-F.

6. Bekisting
Bekisting dibuat dari kayu jenis "Borneo"/Meranti Merah (Shorea SP)
atau jenis lain yang setaraf dan disetujui Konsultan Pengawas terpasang kuat,
tidak berubah posisi maupun bentuk selama pengecoran dilaksanakan.

Atas persetujuan Konsultan Pengawas, papan bekisting jenis ini dapat dipakai
sampai dengan 2 (dua) kali pengecoran.

3. PELAKSANAAN
1. Proporsi
Kecuali bila disebutkan lain, maka campuran dari beton harus sedemikian
sehingga mencapai kekuatan tekan karakteristik benda uji kubus pada umur 28
hari sebesar 175 kg/cm2 untuk struktur beton utama.

2. Pengecoran Beton
Sebelum pengecoran dimulai Pemborong harus sudah mempersiapkan seluruh
stek-stek maupun anker-anker yang diperlukan.

Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus


dibuang dari dalam bekisting, alat-alat pengaduk (beton molen) ataupun alat-
alat pembawa.

Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran


dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan SKSNI T-15-1991-03 Buku
Standar Beton 1991 kecuali dipersyaratkan lain.

Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 meter

Rencana kerja dan syarat-syarat - 3


PASAL 9
PASANGAN JALAN PAVING BLOCK

1. Umum
Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa
hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik


elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Pengawas.

2. Bahan-Bahan
Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan
lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana
operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi.

b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di


bawah ini :

Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos


terhadap berat :
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang
stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada
saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena
membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar
air lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik
pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan agar sumber dari pasir
tersebut adalah satu.

d. Bahan Paving Block


1. bahan dasar campuran beton.
2. Toleransi dimensi mengacu pada BS6717-1 : 1993.
- panjang /lebar 2mm.
- Tebal 3mm.
3. Mutu produk mengacu pada SNI 03-0691-1996.
4. Kuat tekan rata-rata :

Rencana kerja dan syarat-syarat - 4


- Tebal 6-8cm = 450 kg/cm2.
5. Penyerapan air rata-rata 3%.
6. Ketahanan aus rata-rata 0,09 mm/menit.
7. Kuat lentur type Truevape (AN/NZS 4456.5:2003) 50 kfg/cm2.
8. Diproduksi menggunakan mesin otomatis dengan sitem vibrating dan
compressing.
9. Proses produksi dilengkapi dengan alat pengendalian kandungan air (Water
Maesture Control) dan teknologi pengembunan (fogging).
10. Produk yang digunakan adalah Paving produk CISANGKAN, warna yang
digunakan antara lain:
a. Warna natural.
b. Warna reguler : merah, hitam, natural grey.
c. Warna khusus : putih, hijau,cinnamon

3. Pelaksanaan
3.1 Pekerjaan Timbunan Tanah
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus
dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan
bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal
tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya
tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan
Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk
tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum
dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20
cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan
dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah
jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus sampai
pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.

Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :


a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek
atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu
strukturnya.

b. Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui
kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-
lain yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi
tanggungan Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block


a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
dengan tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai
drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga
air tetap merata.

b. Penghamparan pasir / bedding sand :


Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course)
sampai ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4
cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai
dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka paving block
tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil

Rencana kerja dan syarat-syarat - 5


yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan
ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata.
Lapisan yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5
sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama
penghamparan kadar air harus uniform dan pasir
yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk
pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-
sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi
sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus
diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang
tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block


a. Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola
sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang
belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak
boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan
saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2
arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar
block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :


Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara
block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak
kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari
ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan
awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari
50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar
kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang menanjak,
menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah kebagian
yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar,
Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.

c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan
harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2
passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang
dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat
penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block
sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas
karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air
yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah
selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan / pemadatan yang
dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.
Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan
harus segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya
tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini setelah
pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :


Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai
gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-
410).

Rencana kerja dan syarat-syarat - 6


Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik.
Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material
paving block.

Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi


harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan
jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan
bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus


dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh
permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi
jalan sebesar 2 %.

e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke
dasar block, guna penanaman rumput.

f. Toleransi :
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam
dengan toleransi maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan.Toleransi kerataan permukaan akhir level
block harus 10 mm dari permukaan yang tercantum
dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block
disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.

PASAL 10
PEKERJAAN KANSTIN

1. Syarat Bahan
a. Kanstin
beton pracetak, spesifikasi 400x150x250 kualitas setara Cisangkan.
b. Bahan plesteran mengacu pada Pasal Pekerjaan Plesteran.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kanstein sesuai gambar yang direncanakan.
b. Setting posisi dan elevasi di lapangan.

3. Syarat Pelaksanaan:
1. Alas pemasangan kanstin adalah adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps, dengan
ketebalan sesuai dengan detail gambar.
2. Pekerjaan pemasangan kanstin harus sesuai dengan detail gambar.
3. Permukaan plesteran/pasangan kanstin harus rata, lurus, pertemuan antara
satu dengan yang lainnya harus pas tanpa ada pergeseran profilan. Bagian-
bagian tertentu misal sudut pertemuan dsb, harus dibuat sesuai ukuran yang
diperlukan dengan mutu yang sama

PASAL 11
PASANGAN BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan
semua pekerjaan pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar.

Rencana kerja dan syarat-syarat - 7


Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian,
bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan disini.

2. BAHAN-BAHAN
1. Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai
dengan persyaratan berlaku.

Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas, maka
Konsultan Pengawas dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.

2. Adukan/spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 5


pasir.

Spesi khusus berupa "trasraam" dengan campuran 1 semen : 2 pasir digunakan


mulai permukaan beton sloof sampai setinggi 20 cm diatas pemukaan lantai,
sedangkan untuk dinding-dinding kamar mandi/wc setinggi 160 cm.

3. Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada


Konsultan Pengawas dan Persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja untuk
dipasang.

Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada dilapangan akan


dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna
keperluan pengujian.

Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan segera disingkirkan dari lapangan.

3. PENGERJAAN DAN PENYIMPANAN


Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

4. PELAKSANAAN
Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur dan
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus
sambungan dengan lajur bawahnya.

Sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan bata/batako harus


direndam/dibasahi dengan air dahulu. Beton untuk sloof, kolom praktis dan
ringbalk dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2.

Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 12
PLESTER DAN ACIAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan seperti yang dijelaskan
dalam gambar-gambar pelaksanaan.

2. BAHAN-BAHAN
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari :

Rencana kerja dan syarat-syarat - 8


1. P a s i r
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur
atau campuran-campuran lain.

2. Portland cement
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membantu dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan.

Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.

3. A i r
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak,
asam, dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus
menyediakan air kerja atas biaya sendiri.

3. PERENCANAAN

1. Campuran Adukan dan Plester


Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.

1.1. Pleter/adukan dengan campuran 1 pc : 5 ps digunakan pada daerah-


daerah seluruh dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.

1.2. Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah


basah untuk kedap air seperti daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

2. A c i a n
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya
pada dinding-dinding yang akan di cat.

4. PELAKSANAAN

1. U m u m
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.

Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Pengawas, dengan tebal plesteran,
kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleran minimum 15 mm
dan maksimum 25 mm.

2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat
dilaksanakan bila ada izin dari Pengawas.

3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
1. Adukan pasangan bata/batako : lihat Pekerjaan Pemasangan Bata.
2. Plesteran.
2.1. Plesteran ke dinding bata biasa.

Rencana kerja dan syarat-syarat - 9


Pasal 13
PEKERJAAN PAGAR PANEL BETON

A. PENDAHULUAN

Pagar panel beton adalah lembaran berbentuk persegi panjang yang dapat
disusun bersama panel lainnya dan diperkuat dengan bantuan tiang kolom. Panel
beton ini banyak difungsikan sebagai pagar karena susunannya bisa menghasilkan
dinding beton yang kokoh dan tidak kalah dengan beton konvensional. Produk ini
akhirnya banyak digunakan oleh industri untuk membatasi dan melindungi lahannya
dari gangguan luar. Pagar panel beton dibuat dari komposisi campuran beton seperti
semen, pasir, abu batu, dan kerikil. Material ini diproduksi secara massal oleh
pabrik beton pracetak dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari plat besi.
Pagar panel beton di golongkan sebagai produk beton pracetak basah karena
pembuatannya menggunakan campuran beton basah.

B. BAGIAN DARI PAGAR PANEL BETON

Secara umum, pagar beton precast ini terdiri dari dua komponen utama dan
satu komponen pendukung, yaitu daun panel, tiang kolom dan kawat berduri.

a. Daun panel beton

Daun panel beton sendiri memiliki ukuran yang bervariasi. Dimensi panjang 240 cm
dengan ketebalan 5 cm adalah salah satu yang paling banyak digunakan.

Ketinggian tiap panel terdiri dari dua ukuran yaitu 40 cm. Daun panel ini berfungsi
sebagai badan dinding dari pagar beton precast.

Daun panel beton biasanya berbentuk segi empat solid. Namun untuk menyesuaikan
kebutuhan masyarakat, terdapat juga daun panel beton tembus pandang. Jenis ini
adalah panel beton berongga sehingga tidak menghalangi pandangan.

b. Tiang kolom beton

Sementara itu, sebagai komponen yang kedua, tiang kolom juga terbuat dari
campuran beton. Fungsi tiang ini adalah sebagai penjepit dan tumpuan daun panel
agar tetap tegak berdiri. Ukuran panjang tiang kolom ini pun beragam sesuai dengan
ketinggian pemasangan pagar beton precast.

C. SPESIFIKASI DAN KEUNGGULAN PAGAR PANEL BETON

1. Kwalitas beton yang digunakan pada pekerjaan panel beton ini adalah kwalitas
Beton K-225. Serta sudah mempunyai sertifikasi SNI.. Dengan pembesian panel
precast menggunakan besi M4 dan besi dia 8 mm untuk tiangnya.

2. Spesifikasi material yaitu Tiang Beton memiliki Panjang 225 cm dengan ukuran
lebar 18 cm, dan tebal 18 cm. Sedangkan untuk spesifikasi Panel Beton Precast
memiliki panjang 240cm, dengan lebar 40cm, memiliki ketebalan 5 cm.

Rencana kerja dan syarat-syarat - 10


3. Kontraktor / Sub Kontraktor di haruskan melampirkan hasil uji Tekan Beton
terkait dengan kekuatan tekan beton.

PASAL 14
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi
didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran dan akan diperhitungkan
dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana
perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi
menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu
lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut
tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran
Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepastian.

Rencana kerja dan syarat-syarat - 11

Anda mungkin juga menyukai