Anda di halaman 1dari 42

01.

Pengertian Siklus Akuntansi (Accounting Cycle)

Keterangan gambar: Ringkasan ururtan proses siklus akuntansi

Sebagaimana kita pahami, perusahaan memiliki siklus aktivitas yang terus berulang sepanjang waktu
yang kita kenal sebagai siklus akuntansi (accounting cycle: dalam bahasa Inggris).

Dan secara ringkas, urutan proses siklus akuntansi adalah seperti pada gambar di atas.

Lalu sebenarnya apa itu siklus akuntansi?

Definisi Siklus Akuntansi adalah urutan proses di suatu perusahaan atau entitas yang dimulai dari
menganalisa transaksi-transaksi, mencatat, menyusun laporan keuanngan, dan ditutup dengan proses
mempersiapkan aktivitas akuntansi untuk periode selanjutnya.

Dan di dalam proses penyusunan laporan keuangan ada sub-sub proses lagi, antara lain: membuat buku
besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, membuat jurnal penutup.

A. Contoh Siklus Akuntansi

Sebagai mukadimah, berikut ini saya sajikan video yang membahasa contoh siklus akuntansi perusahaan
jasa.

Perhatikan satu contoh lagi siklus akuntansi perusahaan jasa berikut:


PT Manajemen Keuangan Network, adalah sebuah perusahaan jasa konsultan akuntansi, manajemen
keuangan, kursus akuntansi, dan pendampingan perusahaan yang ingin membenahi sistem akuntansi
keuangan dan penyusunan Standar Operasional Prosedur.

Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan sepanjang bulan dan tahun.

Selama bulan atau tahun berjalan, semua transaksi operasional perusahaan dicatat.

Transaksi-transaksi apa saja yang dicatat perusahaan?

Jenis transaksi yang dicatat perusahaan adalah:

 Transaksi penjualan jasa, misalnya memberikan konsultasi dan training.

 Transaksi penerimaan kas, menerima dana tunai atas training yang telah diberikan.

 Transaksi pembelian, misalnya pembelian bahan habis pakai secara kredit.

 Transaksi pengeluaran kas, seperti pembayaran gaji karyawan, biaya marketing, dan beban
operasional lainnya.

Pada akhir bulan dan tahun, perusahaan menyiapkan laporan keuangan yang merangkum semua
aktivitas operasionalnya sepanjang waktu tersebut.

Dan untuk mempersiapkan pencatatan transaksi-transaksi pada periode berikutnya, perusahaan juga
membuat jurnal penutup.

Dari penjelasan siklus aktivitas di perusahaan jasa tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa siklus
akuntansi adalah:

“Proses akuntansi yang dimulai dengan menganalisis dan membuat jurnal untuk transaksi-tansaksi dan
diakhiri dengan membuat jurnal penutup guna menyiapkan catatan akuntansi untuk transaksi-transaksi
periode berikutnya”

Bagaimana siklus akuntansi perusahaan dagang dan siklus akuntansi perusahaan manufaktur?

Apakah sama seperti siklus akuntansi perusahaan jasa?

Secara umum, proses aktivitas, alur, dan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan
manufaktur sama. Yang membedakan adalah jenis transaksinya.

Ada jenis transaksi yang ada di perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Tapi ada jenis transaksi yang
HANYA ada di perusahaan tertentu.

Misalnya transaksi persediaan barang dalam proses. Transaksi ini hanya ada di perusahaan manufaktur
atau industri pengolahan.

Contoh lain, transaksi pengeluaran kas untuk penyaluran dana zakat.


Transaksi ini hanya ada pada siklus akuntansi zakat.

Ada juga transaksi yang hanya ada pada siklus akuntansi bank syariah.

B. Proses Siklus Akuntansi

Flowchart di atas menggambarkan satu periode siklus akuntansi . Dari gambar tersebut, ada 10 tahap
utama (ada juga yang membagi lebih rinci lagi menjadi 11 atau 12 tahap) siklus akuntansi, yaitu:

1. Melakukan analisis transaksi keuangan dan mencatatnya ke jurnal umum dan jurnal khusus.

2. Memindahkan (posting) transaksi tersebut ke buku besar.

3. Menyiapkan neraca saldo belum disesuaikan.

4. Menyiapkan dan menganalisis data penyesuaian.


5. Menyiapkan kertas kerja/neraca lajur akhir periode (optional).

6. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan posting ke buku besar.

7. Menyiapkan neraca saldo setelah penyesuaian.

8. Menyiapkan laporan keuangan.

9. Membuat ayat jurnal penutup dan posting ke buku besar.

10. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan.

Sepuluh tahap tersebut dapat diringkas dalam sebuah gambar siklus akuntansi seperti di atas.

Gambar siklus akuntansi di atas juga memperlihatkan bagaimana data akuntansi dimulai, yaitu

 dengan dokumen sumber untuk suatu transaksi,

 melewati sistem akuntansi, dan

 menyusun laporan keuangan.

02. Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa


Untuk membantu memudahkan dalam memahami urutan aktivitas yang dilakukan pada tiap tahap
dalam siklus akuntansi, saya akan menyajikan contoh siklus akuntansi perusahaan jasa untuk satu
periode akuntansi.

Lengkap dari urutan pertama hingga penutup siklus akuntansi.

Mulai dari transaksi keuangan, proses penyusunan laporan keuangan hingga menyiapkan akun-akun


untuk pencatatan transaksi periode selanjutnya.

yuk langsung saja dimulai…

A. Tahap-tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Untuk memudahkan penjelasan tentang tahap-tahap proses siklus akuntansi perusahaan jasa, saya
menggunakan contoh soal dan jawaban siklus akuntansi perusahaan jasa berikut ini:

Pak Mansyur telah menjalankan usaha konsultasi paruh waktu dari rumahnya selama beberapa tahun.

Mulai tanggal 01 Januari 2018, Pak Mansyur menjalankan usaha konsultasinya secara penuh waktu
dengan menyewa kantor di lokasi strategis.
Dia memberi nama usahanya sebagai Mansyur Consulting, bergerak pada jasa pelatihan akuntansi,
pendampingan dan penyusunan Standar Operasional Prosedur Akuntansi Keuangan perusahaan, serta
jasa keuangan lainnya.

Selama bulan Januari 2018, Mansyur Consulting melakukan transaksi-transaksi berikut ini :

Januari, 01:
Aset-aset berikut ini diterima dari Pak Mansyur:

 kas Rp 13.100.000,

 piutang usaha Rp 3.000.000,

 bahan habis pakai, Rp 1.400.000, dan

 peralatan kantor Rp 12.500.000.

Dan tidak ada kewajiban yang diterima.

Januari, 01:
Membayar sewa kantor sederhana untuk tiga bulan sesuai kontrak sewa, Rp 4.800.000

Januari, 02 :
Membayar premi asuransi kerugian dan kebakaran untuk properti Rp 1.800.000

Januari, 04:
Menerima uang dari klien sebagai pembayaran di muka untuk jasa yang akan disediakan dan dicatat
sebagai pendapatan diterima dimuka  Rp 5.000.000.

Januari, 05 :
Membeli tambahan peralatan kantor secara kredit dari Toko Berkah Jaya Rp 2.000.000

Januari, 6 :
Menerima uang dari klien atas pelunasan piutang usaha Rp 1.800.000

Januari, 10 :
Membayar tunai untuk iklan online Rp 120.000

Januari, 12 :
Membayar Toko Berkah Jaya sebagian dari utang pembelian tanggal 5 Januari 2018 Rp 1.200.000

Januari, 12 :
Mencatat jasa yang disediakan secara kredit untuk periode 1-12 Januari 2018 Rp 4.200.000

Januari, 14 :
Membayar gaji dua mingguan pegawai freelance Rp 750.000
Januari, 17 :
Menerima kas dari klien atas honor periode 1-16 Januari 2018 Rp 6.250.000

Januari, 18 :
Membayar tunai atas pembelian bahan habis pakai, Rp 800.000

Januari, 20 :
Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk periode 13-20 Januari 2018 sebesar Rp
2.100.000

Januari, 24 :
Menerima uang dari klien atas honor periode 17-24 Januari 2018, Rp 3.850.000

Januari, 26 :
Menerima uang dari klien atas pelunasan piutang usaha, Rp 5.600.000

Januari, 27 :
Membayar gaji dua mingguan pegawai freelance, Rp 750.000

Januari, 29 :
Membayar tagihan telpon bulan Januari Rp 130.000

Januari, 30 :
Membayar tagihan listrik bulan Januari, Rp 200.000

Januari, 30 :
Menerima uang dari klien atas honor periode 25-30 Januari 2018, Rp 3.050.000

Januari, 30 :
Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk sisa bulan Januari 2018, Rp 1.500.000

Januari, 30 :

Pak Mansyur menarik tunai untuk keperluan pribadi sebesar Rp 6.000.000

Contoh transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh Mansyur Consulting selama bulan Januari
2018 ini, selanjutnya akan kita gunakan sebagai contoh siklus akuntansi perusahaan jasa:

Dan berikut ini 10 tahap siklus akuntansi perusahaan jasa konsultan “Mansyur Consulting”

Tahap #1: Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal Umum


Tahap pertama dalam siklus akuntansi adalah menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi ke jurnal
umum maupun jurnal khusus.

Bagaimana cara untuk mencatat transaksi-transaksi akuntansi?

Cara paling mudah untuk menganalis dan mencatat transaksi-transaksi akuntansi adalah menggunakan
sistem akuntansi jurnal berpasangan debit kredit.

Sistem akuntansi jurnal berpasangan adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis dan mencata
transaksi-transaksi akuntansi keuangan.

Dan perhatikan gambar berikut yang menjelaskan proses pencatatan transaksi ke jurnal umum:
Langkah analisis
transaksi dan pencatatan ke jurnal

Langkah-langkah yang perlu dilakukan saat menggunakan sistem jurnal berpasangan untuk menganalisis
dan mencatat transaksi adalah:

1. Pahami secara menyeluruh penjelasan transaksi. Tujuannya untuk menentukan apakah transaksi
tersebut mempengaruhi akun aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, atau beban.
2. Setiap akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut, tentukan apakah saldo akun tersebut naik
atau turun.

3. Pastikan apakah setiap kenaikan atau penurunan tersebut harus dicatat sebagai debit dan kredit
dengan mengikuti aturan debit dan kredit.

4. Catat transaksi tersebut dengan menggunakan ayat jurnal.

Untuk memudahkan dalam mencatat transaksi-transaki yang dilakukan Mansyur Consulting, maka
digunakan Chart of account (COA).

Apa itu Chart of Account (COA)?

Chart of Account adalah daftar akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi akuntansi. COA
berguna untuk menentukan akun mana yang dipengaruhi oleh transaksi.

Chart of Account (COA) dari Mansyur Consulting adalah sebagai berikut:

 11 Kas

 12 Piutang Usaha

 14 Bahan Habis Pakai

 15 Sewa Dibayar  di Muka

 16 Asuransi Dibayar di Muka

 18 Peralatan Kantor

 21 Utang Usaha

 22 Utang Gaji

 23 Pendapatan Diterima di Muka

 31 Modal

 32 Prive

 33 Ikhtisar Laba Rugi

 41 Pendapatan

 51 Beban Gaji

 52 Beban Sewa

 53 Beban Bahan Habis Pakai


 54 Beban Penyusutan

 55 Beban Asuransi

 59 Beban Lain-lain

Setelah menganalisis setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh Mansyur Consulting selama bulan
Januari 2018.

Selanjutnya perusahaan melakukan pencatatan ayat jurnal umum untuk transaksi-transaki sebagai
berikut:

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian tanggal 1 Januari 2018:

(Debit) Kas Rp 13.100.000


(Debit) Piutang Usaha Rp 3.000.000
(Debit) Bahan Habis Pakai Rp 1.400.000
(Debit) Peralatan Kantor Rp 12.500.000
(Kredit) Modal Rp 30.000.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran sewa tanggal 01 Januari 2018:

(Debit) Sewa Dibayar di Muka Rp 4.800.000


(Kredit) Kas Rp 4.800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran asuransi tanggal 2 Januari 2018:

(Debit) Asuransi Dibayar di Muka Rp 1.800.000


(Kredit) Kas Rp. 1.800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pendapatan tanggal 4 Januari 2018:

(Debit) Kas Rp 5.000.000


(Kredit) Pendapatan Diterima di Muka Rp 5.000.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian kredit peralatan kantor tanggal 5 Januari 2018:

(Debit) Peralatan Kantor Rp 2.000.000


(Kredit) Utang Usaha Rp 2.000.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi piutang tanggal 6 Januari 2018:

(Debit) Kas Rp 1.800.000


(Kredit) Piutang Usaha Rp 1.800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pengeluaran beban lain-lain tanggal 10 Januari 2018:
(Debit) Beban lain-lain Rp 120.000
(Kredit) Kas Rp 120.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi utang usaha dan piutang usaha tanggal 12 Januari  2018:

Transaksi 1:

(Debit) Utang Usaha Rp 1.200.000


(Kredit) Kas Rp 1.200.000

Transaksi 2:

(Debit) Piutang Usaha Rp 4.200.000


(Kredit) Pendapatan Fee Rp 4.200.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran gaji karyawan tanggal 14 Januari 2018:

(Debit) Beban Gaji Rp 750.000


(Kredit) Kas Rp 750.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pendapatan tanggal 17 Januari 2018:

(Debit) Kas Rp 6.250.000


(Kredit) Pendapatan Rp 6.250.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian bahan habis pakai tanggal 18 Januari 2018:

(Debit) Bahan Habis Pakai Rp 800.000


(Kredit) Kas Rp 800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pendapatan usaha yang belum dibayar tanggal 20 Januari 2018:

(Debit) Piutang Usaha Rp 2.100.000


(Kredit) Pendapatan Honor Rp 2.100.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pendapatan tanggal 24 Januari 2018:

(Debit) Kas Rp 3.850.000


(Kredit) Pendapatan Honor Rp 3.850.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pembayaran piutang usaha tanggal 25 Januari 2018:

(Debit) Kas Rp 5.600.000


(Kredit) Piutang Usaha Rp 5.600.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran gaji tanggal 27 Januari 2018:


(Debit) Beban Gaji Rp 750.000
(Kredit) Kas Rp 750.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran beban lain-lain tanggal 29 Januari 2018:

(Debit) Beban Lain-lain Rp 130.000


(Kredit) Kas Rp 130.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi  pengeluaran beban lain-lain dan penerimaan pendapatan tanggal
30 Januari 2018:

Contoh pencatatan jurnal transaksi pengeluaran beban lain-lain:

(Debit) Beban Lain-lain Rp 200.000


(Kredit) Kas Rp 200.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pendapatan:

(Debit) Kas Rp 3.050.000


(Kredit) Pendapatan Rp3.050.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pembayaran piutang usaha:

(Debit) Piutang Usaha Rp 1.500.000


(Kredit) Pendapatan Rp 1.500.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penarikan dana untuk keperluan pribadi:

(Debit) Prive Rp 6.000.000


(Kredit) Kas Rp 6.000.000

Tahap #2: Posting Jurnal Transaksi ke Buku Besar


Pada tahap kedua ini adalah memindahkan saldo-saldo pencatatan di jurnal umum ke buku besar.

Jadi Buku besar adalah kumpulan saldo akun-akun yang diperoleh dari pemindahan (posting) pencatatan
jurnal transaksi.

Fungsi buku besar dalam proses siklus akuntansi cukup penting, yaitu menyiapkan proses pada tahap
berikutnya dalam penyusunan laporan keuangan.

Transaksi-transaksi yang dicatat di dalam jurnal umum dan jurnal khusus secara periodik dipindahkan
(posting) sesuai dengan akun-akun di buku besar.

Perhatikan proses posting dari jurnal pencatatan transaksi-transaksi ke BUKU BESAR berikut ini:
    Gambar: Posting jurnal
ke buku besar
Apa itu posting?

Posting adalah proses pemindahan saldo-saldo dari jurnal ke buku besar, termasuk mencatat tanggal
transaksi, jumlah debit atau kredit dan referensi jurnal dalam akun.

Nomor akun dicatat dalam kolom referensi posting dalam jurnal untuk menunjukkan bahwa ayat jurnal
telah diposting ke akun-akun dalam buku besar.

Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk dalam urutan ke-dua siklus akuntansi.

Berikut ini saldo akun-akun di buku besar Mansyur Consulting:

Mansyur Consulting
Buku Besar
31 Januari 2018

Contoh Buku Besar: Akun Kas

Contoh Buku Besar:  Akun Piutang Usaha


 

Contoh Buku Besar: Akun Bahan Habis Pakai

Contoh Buku Besar: Akun Sewa Dibayar Di Muka

Contoh Buku Besar: Akun Asuransi Dibayar di Muka

 
Contoh Buku Besar: Akun Peralatan Kantor

Contoh Buku Besar: Akun Akumulasi Penyusutan

Contoh Buku Besar: Akun Utang Usaha

Contoh Buku Besar: Akun Utang Gaji

Contoh Buku Besar: Akun Pendapatan Diterima di Muka


Contoh Buku Besar: Akun Modal

Contoh Buku Besar: Akun Prive

Contoh Buku Besar: Akun Ikhtisar Laba Rugi

Contoh Buku Besar: Akun Pendapatan


 

Contoh Buku Besar: Akun Beban Gaji

Contoh Buku Besar: Akun Beban Sewa

Contoh Buku Besar: Akun Beban Bahan Habis Pakai


 

Contoh Buku Besar: Akun Beban Penyusutan

Contoh Buku Besar: Akun Beban Asuransi

Contoh Buku Besar: Akun Beban lain-lain

Tahap #3: Menyiapkan Neraca Saldo Sebelum Disesuaikan


Urutan ke-tiga siklus akuntansi adalah menyiapkan daftar saldo yang belum disesuaikan yang disiapkan
untuk menentukan apakah terdapat kesalahan dalam posting debit dan kredit ke buku besar.

Daftar saldo yang belum disesuaikan ini bukanlah bukti keakuratan yang lengkap mengenai buku besar.

Daftar saldo ini hanya menunjukkan bahwa jumlah debit sama dengan jumlah kredit.

Namun manfaatnya tetap ada karena kesalahan seringkali mempengaruhi kesamaan jumlah debit dan
kredit.

Jika jumlah kedua saldo dalam neraca saldo ini tidak sama, maka telah terjadi kesalahan yang harus
ditemukan dan dikoreksi.

Daftar saldo yang belum disesuaikan untuk Mansyur Consulting diambil dari buku besar yang telah
dibuat pada urutan siklus akuntansi #2, sebelum ayat jurnal penyesuaian dicatat.

Dan perhatikan bentuk neraca saldo yang belum disesuaikan dari transaksi-transaksi yang terjadi di
Mansyur Consulting adalah seperti berikut ini :

Mansyur Consulting
Neraca Saldo Belum Disesuaikan
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)
Tabel: Daftar saldo yang belum disesuiakan

Tahap #4: Menyiapkan dan Menganalisis Data Penyesuaian


Urutan ke-empat siklus akuntansi adalah menyiapkan dan menganalisis data-data transaksi yang perlu
sisesuaikan.

Sebelum Laporan Keuangan dapat disiapkan, data-data transaksi/akun-akun harus dimutakhirkan.

Ada empat jenis akun yang biasanya memerlukan penyesuaian termasuk beban dibayar di muka,
pendapatan diterima di muka, piutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar.

Sebagai tambahan, beban penyusutan harus dicatat untuk semua aset tetap selain tanah.

Dan data-data berikut ini adalah transaksi tambahan yang perlu disesuaikan dengan menggunakan
jurnal penyesuaian, yaitu :

 Asuransi yang terpakai selama bulan Januari 2018 adalah Rp 300.000

 Sisa bahan habis pakai pada tanggal 30 Januari 2018 adalah Rp 1.350.000

 Penyusutan peralatan kantor untuk bulan Januari 2018 adalah Rp 330.000

 Gaji karyawan freelance yang belum dibayarkan pada tanggal 30 Januari 2018 adalah Rp
120.000
 Sewa yang terpakai selama bulan Januari 2018 adalah Rp 1.600.000

 Pendapatan diterima di muka pada tanggal 30 Januari 2018 adalah Rp 2.500.000

Tahap #5: Menyiapkan Kertas Kerja Akhir Periode (opsional)

A. Pengertian Kertas Kerja Akuntansi Akhir Periode

Apa pengertian kertas kerja akuntansi?

Pengertian kertas kerja adalah accounting tool yang digunakan untuk merangkum ayat jurnal
penyesuaian dan saldo akun untuk laporan keuangan.

Akuntan sering menggunakan kertas kerja untuk mengumpulkan dan merangkum data yang diperlukan
untuk menyiapkan beragam analisis dan laporan.

Kertas kerja alat atau accounting tool yang berguna, tapi bukan bagian dari pencatatan akuntansi
formal.

Hal ini berlawanan dengan bagan akun, jurnal dan buku besar yang merupakan bagian penting dalam
sistem akuntansi dan siklus akuntansi.

Kertas kerja biasanya disiapkan dengan menggunakan program kertas kerja di komputer, dan yang
paling populer menggunakan Excel dengan berbagai rumus dan fitur-fiturnya.
Untuk perusahaan kecil dengan jumlah akun dan penyesuaian yang sedikit, kertas kerja akhir periode
belum diperlukan.

Walaupun kertas kerja akhir periode tidak diperlukan, kertas ini sangat berguna dalam menunjukkan
alur informasi akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan ke daftar saldo yang disesuaikan dan
Laporan Keuangan.

Selain itu, kertas kerja akhir periode berguna dalam menganalisis pengaruh dari penyesuaian yang
diajukan terhadap laporan keuangan.

Perhatikan Kertas kerja atau neraca lajur 12 kolom akhir periode untuk Mansyur Consulting adalah
seperti berikut ini:

Mansyur Consulting
Kerta Kerja Akhir Periode/Neraca Lajur
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

Tabel: Kertas Kerja Akhir Periode

B. Fungsi Kertas Kerja dalam Siklus Akuntansi


Kertas kerja merupakan alat bantu dalam menyiapkan laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik
(perubahan modal) dan neraca.

Laporan Laba Rugi biasanya disiapkan langsung dari kertas kerja, tapi urutan penyajian beban bisa saja
diubah.

Misalnya, urutan berdasarkan besarnya jumlah beban, dimulai dari pos yang terbesar. Beban lain-lain
diletakkan terakhir tanpa melihat jumlahnya.

Laporan pertama yang biasanya disajikan di laporan ekuitas pemilik adalah saldo akun modal pemilik
pada awal periode.

Akan tetapi, jumlah yang dimasukkan sebagai modal di kertas kerja tidak selalu merupakan saldo awal
periode.

Pemilik bisa saja melakukakan investasi tambahan aset dalam perusahaan sepanjang periode berjalan.

Oleh karena itu, untuk saldo awal dan penambahan investasi sangat penting untuk mengacu pada akun
modal di buku besar.

Jumlah ini bersama dengan laba bersih atau rugi bersih, dan jumlah prive yang ditunjukkan di kertas
kerja, digunakan untuk menentukan saldo akhir akun modal.
Neraca dapat disiapkan langsung dari kolom kertas kerja kecuali untuk saldo akhir modal pemilik, yang
diambil dari laporan ekuitas pemilik.

Saat kertas kerja digunakan, ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup biasanya tidak dibuat atau
dipindahkan sampai setelah kertas kerja dan laporan keuangan disiapkan.

Data untuk ayat jurnal penyesuaian diambil dari kolom penyesuaian di kertas kerja.

Data untuk dua ayat jurnal penutup yang pertama diambil dari kolom Laporan Laba Rugi di kertas kerja.

Jumlah untuk ayat jurnal penutup yang ketiga adalah laba bersih atau rugi bersih yang muncul dibagian
bawah kertas kerja.

Jumlah ayat jurnal penutup ke-empat adalah saldo akun prive yang muncul di kolom Debit Neraca di
kertas kerja.

Tahap #6: Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian 

Tahap #6 adalah membuat jurnal penyesuaian dan memindahkan (posting) ke buku besar.

Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah untuk membuat penyesuaian/updating terhadap pos-pos
tertentu agar sesuai dengan kondiri riil.
Ayat jurnal penyesuaian untuk Mansyur Consulting disiapkan berdasarkan data penyesuaian pada
urutan ke-empat siklus akuntansi.

Setiap ayat jurnal penyesuaian mempengaruhi paling tidak satu akun laporan laba rugi dan satu akun
neraca.

Penjelasan untuk setiap penyesuaian termasuk cara perhitungannya biasanya disertakan dalam setiap
ayat jurnal penyesuaian.

Di Buku Besar, ayat jurnal penyesuaian ditulis sebagai “Ayat Jurnal Penyesuaian”.

Ayat jurnal untuk Mansyur Consulting adalah seperti berikut ini :

Tanggal 30 Januari 2018:

(Debit) Beban Asuransi Rp 300.000


(Kredit) Asuransi Dibayar Di Muka Rp 300.000

(Debit) Beban Bahan Habis Pakai Rp 850.000


(Kredit) Bahan Habis Pakai Rp 850.000

(Debit) Beban Penyusutan Rp 330.000


(Kredit) Akumulasi Penyusutan Rp 330.000

(Debit) Beban Gaji Rp 120.000


(Kredit) Utang Gaji Rp 120.000

(Debit) Beban Sewa Rp 1.500.000


(Kredit) Sewa Dibayar Di Muka Rp 1.500.000

(Debit) Pendapatan Diterima Di Muka Rp 2.500.000


(Kredit) Pendapatan Rp 2.500.000

Tahap #7: Menyiapkan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Setelah semua ayat jurnal penyesuaian telah selesai dibuat dan diposting, daftar saldo yang disesuaikan
disiapkan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debit dan kredit.

Hal ini adalah langkah terakhir atau urutan ke-tujuh dalam siklus akuntansi, sebelum menyiapkan
laporan keuangan, dan semua kesalahan yang muncul dari proses posting ayat jurnal penyesuaian harus
ditemukan dan diperbaiki.

Perhatikan, neraca saldo setelah penyesuaian Mansyur Consulting per 31 Januari 2018 adalah seperti
ditunjukkan berikut ini:

Mansyur Consulting
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)
Keteran
gan: Neraca Saldo setelah penyesuaian

Tahap #8: Menyiapkan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa


Hasil TERPENTING dari siklus akuntansi adalah LAPORAN KEUANGAN.

Tahap penyusunan Laporan Keuangan dari Neraca Lajur atau kertas kerja akhir periode:

Laporan Laba Rugi disiapkan terlebih dahulu, diikuti oleh laporan ekuitas pemilik, kemudian neraca.

Laporan Keuangan dapat disiapkan langsung dari daftar saldo yang disesuaikan, kertas kerja akhir
periode, atau buku besar.

Laba bersih atau rugi bersih yang ditunjukkan dalam laporan keuangan disajikan dalam laporan ekuitas
pemilik bersama dengan penambahan investasi dan juga penarikan oleh pemilik.

Saldo akhir modal pemilik dilaporkan di neraca dan ditambahkan dengan jumlah liabilitas untuk
menyamakan jumlah aset.

Perhatikan, Laporan Keuangan untuk Mansyur Consulting ditunjukkan seperti berikut ini:

A. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

Mansyur Consulting
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

Dari Laporan Laba Rugi di atas, memperlihatkan bahwa Mansyur Consulting memperoleh laba sebesar
Rp 18.300.000 untuk bulan Januari 2018.

B. Laporan Perubahan Modal Perusahaan Jasa

Mansyur Consulting
Laporan Perubahan Modal
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

Contoh Laporan Perubahan Modal Perusahaan Jasa

C. Neraca Perusahaan Jasa

Berikut ini Neraca atau laporan posisi keuangan Mansyur Consulting:


Mansyur Consulting
Neraca
Per 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

Contoh Neraca perusahaan jasa

Per 31 Januari 2018, Mansyur Consulting memiliki:

 jumlah aset senilai Rp 45.720.000,

 jumlah liabilitas Rp 3.420.000 dan

 jumlah ekuitas pemilik Rp 42.300.000.

Tahap #9: Membuat Ayat Jurnal Penutup


Urutan #9 dalam siklus akuntansi adalah membuat ayat jurnal penutup dan kemudian memindahkan
(posting) ke buku besar.

Apa yang dimaksud dengan jurnal penutup?

Pengertian jurnal penutup adalah ayat jurnal yang memindahkan saldo akun-akun sementara ke akun
modal pemilik.

Proses pemindahan tersebut disebut proses penutupan (clossing process) atau sering kita kenal sebagai
TUTUP BUKU.

Setelah ayat jurnal penyesuaian dipindahkan ke buku besar.

Buku besar akan sesuai dengan data yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Saldo akun-akun yang dilaporkan di neraca terus disertakan dari tahun ke tahun. Karena bersifat
permanen, maka akun-akun ini disebut akun riil (real account).

Saldo akun-akun yang dilaporkan di Laporan Laba Rugi tidak disertakan dari tahun ke tahun.

Begitu juga dengan saldo akun prive pemilik, yang dilaporkan dalam laporan ekuitas pemilik, tidak
disertakan.

Karena akun-akun ini hanya melaporkan jumlah untuk satu periode, maka disebut akun sementara
(temporary account) atau akun nominal (nominal account).
Untuk melaporkan jumlah hanya untuk satu periode, saldo akun sementara harus nol pada awal
periode.

Bagaimana saldo ini bisa diubah menjadi nol?

Saldo akun pendapatan dan beban dipindahkan ke sebuah akun yang disebut Ikhtisar Laba Rugi (Income
Summary).

Saldo ikhtisar Laba Rugi lalu dipindahkan ke akun modal pemilik. Ayat jurnal yang memindahkan saldo-
saldo ini disebut ayat jurnal penutup (closing entries).

Perhatikan diagram yang menggambarkan proses penutupan berikut ini:

Diagram: Proses Penutupan

Perhatikan bahwa Ikhtisar Laba Rugi digunakan digunakan hanya pada saat akhir periode siklus
akuntansi.

Pada awal proses penutupan, tidak ada saldo Ikhtisar Laba Rugi.

Selama proses penutupan dalam siklus akuntansi, Ikhtisar Laba Rugi akan di-debit dan di-kredit untuk
jumlah yang berbeda-beda.

Pada akhir proses penutupan , Ikhtisar Laba Rugi tidak akan memiliki saldo lagi.
Karena Ikhtisar Laba Rugi ini memiliki efek ‘membersihkan’ atau me-nihil-kan saldo akun pendapatan
dan beban, maka kadang dibuat juga akun kliring (clearing account).

Judul lain yang kadang dipakai adalah Revenue and Expense Summary, Profit and Loss Summary,
dan  Income and Expense Summary.

Sangat mungkin untuk menutup akun sementara (pendapatan dan beban) tanpa menngunakan akun
kliring seperti Ikhtisar Laba Rugi.

Dalam hal ini, saldo akun pendapatan dan beban ditutup secara langsung ke akun modal pemilik. Proses
ini berjalan otomatis dalam sistem akuntansi komputerisasi.

Dalam sistem manual, penggunaan akun Ikhtisar Laba Rugi membantu dalam menemukan dan
memperbaiki kesalahan.

Ada 4 jurnal penutup yang dibuat pada akhir periode akuntansi agar akun-akun siap digunakan kembali
pada periode berikutnya.

Ayat jurnal penutup yang pertama memindahkan saldo akun pendapatan ke ikhtisar Laba Rugi.

Ayat jurnal kedua memindahkan saldo akun Beban ke ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ketiga
memindahkan saldo Ikhtisar Laba Rugi ke akun modal pemilik.

Terakhir, ayat jurnal ke-empat memindahkan semua saldo dalam akun prive pemilik ke akun modal
pemilik.

Ke-empat ayat jurnal penutup untuk Mansyur Consulting ditunjukkan berikut ini:

Jurnal Penutup Perusahaaan Jasa – Mansyur Consulting


Contoh Jurnal Penutup

Perhatikan gambar di atas, setelah ayat jurnal penutup diposting ke buku besar , saldo dalam akun
modal pemilik akan sesuai dengan jumlah yang disajikan di laporan ekuitas pemilik dan neraca.

Untuk Mansyur Consulting, saldo akhir modal  adalah Rp 42.300.000, seperti ditunjukkan pada buku
besar berikut ini:

Tabel: Akun Modal di Buku Besar

Setelah ayat jurnal penutup diposting, semua saldo akun pendapatan, beban, dan prive menjadi nol.

Untuk menyederhanakan, ayat jurnal penutup di buku besar ditulis  singkat sebagai “Penutup”.

Dan khusus untuk anda yang suka nonton video atau film, berikut saya sajikan video penjelasan singkat
tentang jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dalam siklus akuntansi perusahaan jasa:
 

Tahap #10: Menyiapkan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyiapkan neraca saldo setelah penutupan.

Kegunaan dari daftar saldo setelah penutupan dalam siklus akuntansi ini adalah untuk memastikan
bahwa buku besar telah sesuai pada awal periode berikutnya.

Semua akun beserta saldo dalam daftar saldo setelah penutupan harus sama dengan akun dan saldo di
neraca pada akhir periode.

Dan perhatikan daftar saldo setelah penutupan untuk Mansyur Consulting ditunjukkan seperti berikut
ini:

Mansyur Consulting
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)
Neraca
Saldo Setelah Penutupan

Saldo yang ditunjukkan dalam daftar saldo setelah penutupan diambil dari saldo akhir dalam buku besar
seperti pada alur siklus akuntansi #2.

Saldo-saldo ini sesuai dengan jumlah yang ditunjukkan di neraca Mansyur Consulting, seperti pada
urutan siklus akuntansi #8.

03. Periode Akuntansi


Sebagai tambahan informasi, periode yang umum digunakan adalah tahun kalender yang dimulai dari
tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.

Ada 99,4% dari seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX) memiliki periode
akuntansi yang berakhir tanggal 31 Desember, dan sisanya di tanggal 31 Maret.

Namun perusahaan juga bisa menggunakan periode selain tahun kalender.

Contohnya, suatu perusahaan bisa saja menetapkan periode akuntansi yang berakhir saat aktivitas
usahanya mencapai titik terendah dalam siklus operasi tahunannya.

Pada titik terendah ini, suatu usaha memiliki waktu lebih banyak untuk menganalisis hasil operasinya
dan menyiapkan laporan keuangan.

Karena perusahaan-perusahaan dengan periode akuntansi seringkali memiliki aktivitas operasi yang
sifatnya sangat musiman.

Para investor dan pengguna laporan keuangan lainnya harus berhati-hati dalam meng-interpretasikan
laporan keuangan setengah periode, misalnya semester untuk perusahaan tersebut.

Artinya, kita harus menyadari bahwa perusahaan tersebut akan memiliki hasil operasional yang sangat
fluktuatif sepanjang periode akuntansi.
Perlu diperhatikan, bahwa sejarah keuangan perusahaan bisa ditunjukkan dengan serangkaian NERACA
dan Laporan Laba Rugi untuk beberapa periode akuntansi.

Jika kelangsungan suatu perusahaan ditunjukkan dengan sebuah garis yang bergerak dari kiri ke kanan,
serangkaian neraca dan laporan laba rugi dapat digambarkan sebagai berikut:

04. Kesimpulan

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai siklus akuntansi dengan studi kasus dari siklus akuntansi
perusahaan jasa consulting.

Setiap langkahnya sudah dibahas secara detil dan lengkap dengan tabel, gambar dan bagan untuk
mempermudah memahami dan meng-implementasikan siklus akuntansi dalam bisnis atau pekerjaan riil
anda.

Bagaimana dengan siklus akuntansi perusahaan dagang dan manufaktur?

Siklus akuntansi perusahaan dagang dan manufaktur, tahapan dan urutan prosesnya sama.

Yang membedakan adalah jenis transaksinya, ada transaksi keuangan yang hanya terjadi di perusahaan
dagang, dan ada juga transaksi bisnis yang terjadi hanya di perusahaan manufaktur.

Anda mungkin juga menyukai