Anda di halaman 1dari 19

‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫بسم‬

Mata Pelajaran : Qiroatul Kutub


Kelas : VI IIK
Pertemuan : Ke-X
Hari / Tanggal : Rabu / 16 September 2020
Jam : 08.10 – 10.10
Materi : : Muroja‟ah
Pembahasan : Semua Materi Pra PTS I

MATERI KE-I – Definisi Ilmu Nahwu


Arti : Bahasa : contoh, arah, ukuran, bagian, sebagian, tujuan dan asal
Istilah : Ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah Bahasa Arab
untuk mengetahui keadaan (status) suatu kata dalam suatu
kalimat dan harakat akhirnya, apakah itu berubah (mu‟rab) atau
tetap (mabni). Contoh :

َ َ ‫َا ِس ُشَاى ِنت‬ََٝ ‫قَ َشَأ‬


َ‫اب‬
Pembahasan Contoh :
َ َ
 Kata (‫ ) ق َزَأ‬adalah kata kerja atau predikat (Fi‟il)

Kata (َ‫اسز‬
َ
 ِ ‫ ) ي‬adalah subyek atau pelaku (Fa‟il).
Diketahui berstatus sebagai pelaku karena harakat di

huruf terakhir ( ‫ ) ر‬adalah dhommah ( ُ ) َ


Kata (‫اب‬
َ ‫الكت‬ َ َ
 ِ ) adalah obyek (Maf‟ul). Diketahui
berstatus sebagai pelaku karena harakat di huruf terakhir

( ‫ ) ب‬adalah fathah (َ )
Obyek Pembahasan : Semua mufradaat (kata) dalam Bahasa Arab, apakah berubah
(mu‟rab) atau tetap (mabni), yang ditandai dengan harakat
terakhir pada kata tersebut.
Manfaat :  Memahami Al Qur‟an dan hadits Nabi Muhammad SAW
yang berbahasa Arab.
 Berbicara dan menulis dalam Bahasa Arab dengan benar.
Keutamaan : Khalifah Umar bin Al Khathab RA :
“Belajarlah Ilmu Nahwu dan Faraidl (Ilmu Waris), karena
merupakan bagian dari Islam.”

Ar Ra’i Al Andalusi :
“Ilmu Nahwu adalah cabang dari Ilmu Syari‟at yang paling
utama, letaknya paling tinggi dalam tingkatan belajar agama,
paling besar manfaatnya. Ilmu Nahwu adalah kuncinya semua
ilmu, bagaikan cahaya dalam memahami setiap kata dalam
perkataan berbahasa Arab.”
Hubungan dengan : Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mengupas semua cabang ilmu-
Ilmu lainnya ilmu syariat lainnya. Ibarat padi (bentuk asal) dan nasi (bentuk
hasil), maka Ilmu Nahwu adalah padi dan ilmu-ilmu syariat
lainnya adalah nasi. Dengan menguasai Ilmu Nahwu, kita dapat
dengan mudah menguasai ilmu-ilmu agama yang lain khususnya
Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadits, dalam memahami ayat-ayat Al
Qur‟an dan matan-matan hadits Nabi Muhammad SAW dengan
kaidah Bahasa Arab yang benar.
Pencetusnya : Abu Al Aswad Ad Duali atas perintah Khalifah Ali bin Abi
Thalib RA. Merupakan salah satu pengikut Khalifah Ali bin Abi
Thalib RA yang ditugaskan menyusun rumusan kaidah-kaidah
perkataan Arab serta harakatnya, agar Al Qur‟an dan hadits
beserta tulisan-tulisan berbahasa Arab lainnya (seperti syair atau
dokumen pemerintahan seperti surat perintah dan surat
perjanjian) dapat dipahami maknanya baik oleh orang Arab
sendiri, atau non-Arab. Permasalahan ini muncul saat banyak
yang keliru membaca ayat ketiga dalam surah At Taubah :

َ َ َ ْ َ ٌ َ َ َّ َ
َ‫أنَهللاَب ِزيئ َِمنَاملش ِز ِكينَوَرسىله‬
Saat itu, baik orang Arab atau non-Arab, banyak yang keliru

membaca ( َِ ‫ ) َرس‬dengan kasrah sehingga berarti :


َ‫ىله‬
“Bahwa Allah bersih dari perbuatan orang-orang musyrik dan
perbuatan rasul-Nya.”

Adapun yang benar adalah membaca ( َ‫َرسىله‬ ) dengan

dhommah, sehingga arti yang benar adalah :


“Bahwa Allah bersih dari perbuatan orang-orang musyrik, begitu
juga rasul-Nya (bersih dari perbuatan orang-orang musyrik).”

Setelah itu, Ilmu Nahwu dikembangkan oleh Abu Amr bin Ala,
Khalil Al Farahidi dan Sibawaih. Selanjutnya, juga
dikembangkan oleh Ibnu Malik dan Ibnu Aqil.
Nama Lain : Ilmu Qawa‟id Al I‟rab.
Abu Al Aswad Ad Duali memberikan nama dengan nama Ilmu
Nahwu terinspirasi dari perkataa Khalifah Ali bin Abi Thalib
RA yaitu :
َ ْ
ََّ ‫َان َ َحَ ََه َذ‬
َْ ‫اَالن‬
َ‫ح َى‬
“Buatkah contoh dengan contoh-contoh ini (Al Qur‟an dan
hadits Nabi Muhammad SAW.”
Sumber Rujukan : Al Qur‟an dan hadits Nabi Muhammad SAW serta perkataan-
perkataan cendikia Bangsa Arab yang fasih (jelas sesuai kaidah).
Hukum Mempelajari :  Fardlu Kifayah untuk sebagian penduduk suatu daerah
 Fardlu ‘Ain untuk para penuntut ilmu agama dan ulama.
Kajian Pembahasan : Permasalahan kaidah harakat huruf akhir pada suatu kata dalam
Bahasa Arab.
MATERI KE-II – Definisi Ilmu Shorof

Arti :
Bahasa : kata ( ‫ )الصزف‬memiliki arti dasar yaitu berubah.
Istilah : Salah satu cabang ilmu tata Bahasa Arab yang
membahas permasalahan bentuk suatu kata baik tentang
perubahan bentuk, penambahan huruf, dan susunan huruf yang
membentuk suatu kata, dengan arti yang berubah. Contoh :

Kata asal ‫كتب‬ yang berarti menulis berubah menjadi ‫مكتب‬


yang berarti tempat menulis yaitu meja, dan kemudian
berkembang menjadi kantor atau biro.
Obyek Pembahasan : Kata kerja ( ‫) اىفؼو‬, kata benda ( ٌ‫) اإلس‬, susunan huruf yang
membentuk kata dan segala bentuk perubahan baik itu I‟lal,
Ibdal dan Idgham. Pembahasannya secara rinci adalah :
 I’lal, yaitu mengubah huruf-huruf „illah ( ‫ ) ػيح‬yaitu ( ‫) ا‬,
( ٗ ) dan ( ٛ ) sehingga mudah dibaca. Contoh dalam kata
( ‫ ) تاع‬yang aslinya adalah ( ‫غ‬ٞ‫) ت‬.
 Ibdal, yaitu membuang suatu huruf dari suatu kata dan
meletakkan (mengganti) dengan huruf yang lain pada
tempat huruf itu yang dibuang pada suatu kata tersebut.
Contoh dalam kata ( ‫ ) دػاء‬yang aslinya adalah ( ٗ‫) دػا‬.
 Idgham, yaitu mengucapkan dua huruf, yang salah
satunya mati (dibaca sukun/ mati) dan lainnya berharakat
dari makhraj yang sama. Contoh dalam kata ( ّ‫ ) ٍ َذ‬dari
asal kata ( ‫) ٍذد‬.
Manfaat : Membantu mengatahui susunan asli huruf-huruf pada suatu kata
dan tambahan-tambahannya, serta mengetahui perubahan makna
suatu kata tersebut.
Keutamaan : Menjaga pengucapan lisan suatu kata dan penulisan tulisan suatu
kata, yang dengannya dapat diketahui kebenaran maksud suatu
kata sehingga mempermudah dalam memahami ayat-ayat Al
Qur‟an dan hadits Nabi Muhammad SAW.
Hubungan dengan : Memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu Bahasa Arab lainnya
Ilmu lainnya yaitu Nahwu, Balaghah (sastra), Khithabah (pidato), Insya‟
(Karangan) dan „Arudl (Ilmu Kaidah Syair).
Pencetusnya : Mu‟adz bin Muslim Al Hara‟ salah satu ulama di Kufah Irak
wafat pada tahun 87 Hijriyah.
Nama Lain : Ilmu Tashrif (Ilmu Perubahan Kata)
Sumber Rujukan : Al Qur‟an dan hadits Nabi Muhammad SAW serta perkataan-
perkataan cendikia Bangsa Arab yang fasih (jelas sesuai kaidah).
Hukum Mempelajari :  Fardlu Kifayah untuk sebagian penduduk suatu daerah
 Fardlu ‘Ain untuk para penuntut ilmu agama dan ulama.
Kajian Pembahasan : Kaidah-kaidah tashrif, I‟lal, Idgham dan Ibdal. Kaidah Tashrif
adalah kaidah perubahan bentuk dan susunan kata yang terbagi
menjadi dua, yaitu :
 Tashrif Ishtilahi : Perubahan kata yang didasarkan pada
perbedaan bentuk katanya seperti mengubah kata kerja

bentuk lampai ( ‫الفعل َاملاض ي‬ ) seperti ( ‫كتب‬ ) menjadi

kata kerja bentuk kekinian (َ‫ )َالفعلَاملضارع‬seperti (َ‫يكتب‬

), subyek ( ‫الفاعل‬ ) seperti ( ‫كاتب‬ ), obyek ( َ‫املفعىل‬ )

seperti ( ‫ ) مكتىب‬atau kata kerja bentuk perintah ( َ ‫فعل‬

‫ ) ألامز‬seperti ( ‫) أكتب‬.
 Tashrif Lughawi : Perubahan yang didasarkan pada

jumlah dan jenisnya seperti ( ‫يكتب‬ ) yang berarti dia

(satu orang) sedang menulis dan ( َ‫ ) يكتبىن‬yang berarti


mereka (banyak orang) sedang menulis, atau seperti (

‫ ) كاتب‬yang berarti seorang penulis laki-laki dan ( ‫) كاتبة‬


yang berarti seorang penulis perempuan.
MATERI KE-III – Definisi Ilmu Al Bayan

Arti Secara Bahasa : Al Bayan ( ‫البيان‬ ) memiliki arti mengungkap ( ‫الكشف‬ ) dan

menjelaskan ( ‫إلايضاح‬ ). Juga memiliki makna lain yaitu

perbandingan, persamaan, pengibaratan, penyindiran dan


analogi.
Arti Secara Istilah : Membandingkan suatu benda atau suatu keadaan dengan benda
atau keadaan lain karena keduanya memiliki hubungan
kesamaan atau hubungan lain seperti hubungan sebab akibat,
hubungan tempat dan lain sebagainya. Contoh :

‫داودَكالعسل‬
Daud seperti Madu
Pembahasan :
Daud adalah seorang anak yang tampan walaupun hitam yang
diumpamakan seperti madu walaupun bentunya hitam yang
rasanya manis.
Peletak Dasar : Kitab Majaz Al Qur‟an adalah karya Ma‟mar bin Al Mutsanna
(wafat 208 Hijriyah) yang merupakan kitab pertama membahas
Ilmu Al Bayan dengan obyek kajian Al Qur‟an. Disebutkan
dalam kitab tersebut bahwa uslub pembahasaan Al Qur‟an
merupakan uslub pembicaraan antar Bangsa Arab. Contoh :

)َ5َ:َ‫وَامزائتهَحمالةَالحطبَ(َاللهب‬
Dan istrinya adalah pembawa kayu bakar

Pembahasan :
Pada ayat di atas dijelaskan dengan jelas mengungkapkan peran
istri Abu Lahab yang menyebarkan hoax fitnah kebencian yang
diibaratkan sebagai kayu bakar yang jika disulut api, akan
menyebar api ke berbagai arah. Seperti itu adalah peran dari istri
Abu Lahab yang menyebarkan hoax fitnah kebencian atas Nabi
Muhammad SAW dan Umat Islam, sehingga mengalami tekanan
dari para pembesar Quraisy Makkah, yang termakan hoax fitnah
kebencian.

Ilmu Al Bayan terus dikembangkan oleh para ulama seperti


Abdul Qahir Al Jurzani, Al Jahidz bin Mu‟taz dan Abu Hilal Al
Askari. Pemerintah Mesir dalam menjaga ilmu-ilmu Bahasa
Arab mendirikan Mujamma‟ Al Lughah Al „Arabiyah yang saat
ini dipimpin oleh Prof. Hasan Asy Syafi‟i, dengan tugas
menjaga dan mengembangkan sastra Bahasa Arab.
Manfaat Mempelajari :  Mengetahui perkataan dan ungkapan Bahasa Arab yang
baik, fasih, dan benar, atau sebaliknya.
 Memahami kemukjizatan Al Qur‟an dari aspek
bahasanya dengan mengungkap keindahan, ketepatan
dan kehebatansuatu ayat dalam Al Qur‟an baik pada
tataran jumlah, kalimah dan bahkan huru-hurufnya.
Obyek dan Sasaran : 1. Tasybih, membahas tentang penyerupaan sesuatu
Kajian Ilmu Al Bayan dengan sesuatu yang lain. Contoh :
Contoh :

‫داودَكالعسل‬
Daud seperti Madu
Pembahasan :
 Al Musyabbah (yang diumpamakan: Daud
 Adwat At Tasybih (alat pengumpamaan : Huruf Kaf ( ‫ك‬
) yang berarti seperti.
 Al Musyabbah Bihi (Yang diumpamakan dengan) :
Madu
 Asbab At Tashbih (Sebab Diumpamakan) :
Kegantengan Daud dengan manisnya madu hitam.

2. Kinayah, atau analogi yang memiliki keterkaitan dengan


perbuatan sesuatu atau seseorang. Contoh :
)َ5َ:َ‫وَامزائتهَحمالةَالحطبَ(َاللهب‬
Dan istrinya adalah pembawa kayu bakar
Pembahasan:
 Al Mukanna Bihi (Yang Dianalogikan dengan) : Istri
Abu Lahab
 Al Mukanna ‘Anhu (Yang dianalogikan dari) :
Pembawa kayu bakar.
 Al Qarinah (Hubungan sifat keduanya) : Fitnah yang
dibawa oleh istri Abu Lahab bagaikan kayu bakar yang
mudah disulut api.
MATERI KE-IV – Definisi Ilmu Al Ma‟ani

Arti Secara Bahasa : Al Ma‟ani ( ّٜ‫ ) اىَؼا‬merupakan jamak dari Al Ma‟na ( ْٚ‫) اىَؼ‬
yang dalam Bahasa Indonesia bisa disebut dengan arti, makna,
maksud, inti, semangat, atau spirit.
Arti Secara Istilah : Bagian dari Ilmu Balaghah yang yang membahas tentang makna
yang tersembunyi dari suatu pernyataan/ perkataan dari susunan
kalimat dalam berbahasa Arab.
Peletak Dasar : Syaikh Abdul Qahir Al Jurjani (wafat tahun 471 H / 1078 M)
Obyek dan Sasaran : Bentuk perkataan/ pernyataan seseorang dalam Bahasa Arab
Kajian Ilmu Al Ma’ani yang berbentuk taqdim (diajukan), ta‟khir (diakhirkan), dzikir
(disebut), hadzaf (dihapus/ disembunyikan), dan sebagainya.
Contoh :

‫قوََٕ٘هللاَأحذ‬
Katakanlah Dia Allah Maha Esa

Pembahasan:
Sejatinya, ada dhomir ( ٕ٘ ) dalam ayat di atas tidak perlu untuk
disebutkan maksud dari dhomir ( ٚ‫) هللا َتؼاى‬, akan tetapi dalam
ayat tersebut, keduanya disebut (dzikir). Penyebutan tersebut
bertujuan untuk menguatkan (ta’kid) bahwa Allah SWT benar-
besar Maha Esa ( ‫) أحذ‬.
Manfaat :  Mengetahui makna yang tersembunyi di dalam bentuk
suatu perkataan/ pernyataan seseorang dalam Bahasa
Arab khususnya Al Qur‟an dan hadits Nabi Muhammad
SAW, baik yang berbentuk taqdim (diajukan), ta‟khir
(diakhirkan), dzikir (disebut), hadzaf (dihapus/
disembunyikan), dan sebagainya.
 Memahami bahwa bahasa dialek Al Qur‟an dan hadits
Nabi Muhammad SAW memiliki kemukjizatan dalam
segi sastra, yang yang dapat dipahami, untuk kemudian
berpengaruh dalam penentuan hukum dan adab. Contoh :
‫َٗقتٖا‬ٚ‫اىصالجَػي‬
Shalat atas waktunya

Pembahasan:
Madzhab Syafi‟i memahami huruf ( ٚ‫ ) ػي‬sebagai tepat pada
saatnya (waktunya). Sehingga dalam Madzhab Syafi‟i
dianjurkan agar setiap Umat Islam melaksanakan sholat setelah
adzan berkumandang, tanpa menunda.
MATERI KE-V – Definisi Ilmu Al Badi‟

Arti Secara Bahasa : Al Badi‟ ( ‫غ‬ٝ‫ ) اىثذ‬memiliki arti asal hal baru, ciptaan, karya,
kreatif dan keindahan.
Arti Secara Istilah : Bagian dari Ilmu Balaghah yang membahas segsegi keindahan
kata dengan menyesuaikan susunan kata dan kalimat dengan
makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Peletak Dasar : Abdullah bin Al Mu‟taz (wafat 274 H), selanjutnya
dikembangkan oleh Imam Qatadah bin Ja‟far Al Khathib, Abu
Hilal Al Askari, Ibnu Rusyaiq Al Qairawani, Shafiyuddi Al
Hilly dan Ibnu Al Hijjah.
Obyek dan Sasaran : Membahas tata cara memperindah suatu ungkapanm baik alias
Kajian Ilmu Al Ma’ani Al Muhasinat ( ‫ ) اىَحاسْاخ‬pada aspek lafaz maupun pada aspek
makna. Pembagiannya adalah :
1. Al Muhasinat Al Lafzhiyah ( ‫ح‬ٞ‫) اىَحاسْاخ َاىيفظ‬, secara
lafaz seperti sajak ( ‫ ) اىسجغ‬yaitu susunan kalimat dengan
akhiran kata memiliki huruf bacaan yang sama, akan
tetapi tidak setertib syair ( ‫) اىشؼش‬. Contoh :
)2-1َ:ٌَ‫َ(َاىْج‬ٙ٘‫َ*ٍَاَضوَّصاحثنٌٍََٗاَغ‬َٕٙ٘‫َٗاىْجٌَإرا‬
Demi bintang ketika terbenam.
Tidaklah sesat sahabatmu dan keliru.
Pembahasan:
Pada contoh di atas hanya terdapat kesamaan lafazh dengan
huruf bacaan yang sama ( ٙٗ ) pada kata ( ٕٙ٘ ) dan ( ٙ٘‫) غ‬.
Tanpa ada kesamaan atau perbedaan makna keduanya.

2. Al Muhasinat Al Ma‟nawiyah ( ‫ح‬ْٝ٘‫) اىَحاسْاخَاىَؼ‬, secara


makna seperti Muqobalah ( ‫ ) اىَقاتيح‬yaitu pertemuan suatu
kata dengan lawannya. Contoh :
)14-13َ:َ‫ٌَ(اإلّفطاس‬ٞ‫َجح‬ٜ‫ٌَ*ََٗإَُاىفجاسَىف‬ٞ‫َّؼ‬ٜ‫إَُاألتشاسَىف‬
Sesungguhnya orang-orang baik sungguh di surga. Dan
Sesungguhnya orang-orang jahat sungguh di neraka.
Pembahasan:
Pada ayat ketiga belas terdapat dua kata, yang lawan katanya
berada di ayat keempat belas. Orang-orang baik ( ‫) األتشاس‬
lawannya adalah orang-orang jahat ( ‫) اىفجاس‬, dan surga ( ٌٞ‫) ّؼ‬
dengan lawannya adalah neraka ( ٌٞ‫) جح‬.
Hubungan dengan Ilmu : Ilmu Al Bayan dan Ilmu Al Ma‟ani membahas makna isi materi
Al Bayan dan Ilmu Al suatu perkataan/ pernyataan dalam suatu kalimat berbahasa
Ma’ani Arab. Sedangkan Ilmu Al Badi‟ membahas keindahannya baik
dalam sisi lafazh atau makna.
MATERI KE – VI – Definisi Ilmu Mantik

Arti : Ilmu Mantik ( ‫ ) اىَْطق‬merupakan ilmu pengetahuan yang


mengatur dan menjaga nalar dari kesalahan berfikir.
Objek Kajian : 1. Tashawur ( ‫ ) اىتص٘س‬yaitu penggambaran suatu masalah.
2. Tashdiq ( ‫ق‬ٝ‫ ) اىتصذ‬yaitu penelitian akan kebenaran suatu
masalah.
Manfaat :  Menjaga nalar akal dari kesalahan dalam berfikir
 Menumbuhkan kemampuan para pembelajar Ilmu
Syari‟at dalam menentukan hukum suatu permasalahan
beserta pembuktian dengan kritis.
 Mengetahui metode kesalahan berfikir yang dipakai oleh
orang-orang atau kelompok-kelompok sesat.
 Membantu merancang kerangka berfikir dalam
menyusunan suatu istilah definisi dalam suatu disiplin
ilmu pengetahuan.
Keutamaan : Telah membantu dalam menyusun definisi suatu disiplin ilmu
pengetahuan.
Membedakan argumen yang dapat diterima dan rasional dengan
argument yang tidak dapat diterima dan tidak rasional. Imam
Abu Hamid Al Ghazali (wafat 505 H) dalam kitabnya Al
Mustashfa ( ٚ‫ ) اىَستصف‬menulis :

َٔ‫٘ثقَتؼي‬َٝ‫ٍَِالٍَؼشفحَىَٔتؼيٌَاىَْطقَال‬
Siapa saja yang tidak mengetahui baginya dengan Ilmu Mantik,
tidak dipercaya keilmuannya.
Peletak Dasar : Penyusun kaidah-kaidah Ilmu Mantik adalah Aristoteles.
Selanjutnya, Ilmu Mantik diterjemahkan ke Bahasa Arab di era
Bani Umayyah dan dikembangkan oleh para ulama dan
cendikiawan di era Bani Abbas. Beberapa nama ulama Umat
Islam yang mengembangkan kaidah-kaidah Ilmu Mantik adalah
Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi‟i RA, Abu Nashr Al
Farabi, Ibnu Sina, Al Kindi, Imam Abu Hamid Al Ghazali dan
Ibnu Rusyd.
Nama Lain : Ilmu Hukum Berfikir ( ‫َِاىفنش‬ّٞ‫) ػيٌَق٘ا‬
Hukum Mempelajari :  Sebagian ulama khususnya Muhadditsin seperti Imam
An Nawawi, Ibnu Shalah dan Ibnu Hajar Al Asqalani,
yang ketiganya bermadzhab Syafi‟i, mengharamkan
mempelajari Ilmu Mantik khususnya pada buku-buku
Ilmu Mantik yang ditulis oleh cendikiawan dan filsuf
selain dari kalangan Umat Islam, seperti Aristoteles yang
di dalam banyak karyanya mengandung permasalahan
ghaib yang disebut dengan metafisika, karena tidak
sesuai dengan ajaran agama Islam.
 Sebagian besar lainnya seperti Imam Muhammad bin
Idris Asy Syafi‟i, Imam Abu Hami Al Ghazali,
Fakhruddin Ar Razi dan Saifuddin Al Amidi
menganjurkan belajar Ilmu Mantik.
MATERI KE-VII – Definisi Ilmu Khat

Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As Suyuthi (Wafat 911 H) menjelaskan bahwa
Ilmu Khat adalah :

‫حَمتاتحَاألىفاظ‬ٞ‫ف‬ٞ‫َٔػَِم‬ٞ‫ثحثَف‬ٌَٝ‫ػي‬
Ilmu yang membahas tatacara penulisan lafadz (ucapan). Maksudnya adalah menuliskan lafadz
dengan huruf Hijaiyah dari awal pengucapan sampai selesai, termasuk bagaimana digabung
antara satu huruf dengam huruf lainnya. Beberapa contoh kaidah penulisan :

1. Dihapuskannya huruf alif hamzah ( ‫ ) إ‬dalam kata ( ‫ ) إسم‬hanya untuk ucapan Basmalah

( ‫هللا‬ ‫) بسم‬. Adapun selain Basmalah, harus menggunakan huruf alif hamzah ( ‫) إ‬.

2. Penghapusan huruf alif ( ‫ ) ا‬dalam kata ( ِ‫ ) إت‬jika menunjukkan nama seseorang dan
ayahnya seperti ( ‫ش‬َٞ‫) ٍصؼةَتَِػ‬. Adapun jika menyebutkan nama panggilannya
“anak ayahnya” seperti ( ‫ش‬َٞ‫ ) اتَِػ‬harus tetap menggunakan huruf alif ( ‫) ا‬. Adapun
dalam pengucapan harut tetap menyebut alif yang dikasrah ( َِ‫ ) ا‬seperti ( َِ‫ٍصؼةَت‬
‫ش‬َٞ‫ ) ػ‬dibaca Mush‟ab ibnu Umair.
3. Penyambungan pada huruf yaitu ( ‫ ) ٍا‬jika diawali dengan huruf ( ٜ‫ ) ف‬dan ( ٍِ ) ditulis

seperti ( ‫َا‬ٞ‫ ) ف‬dan ( ‫ ) ٍَِ ََّا‬di mana huruf nun ( ُ ) dipahus dan huruf mim ( ً ) kedua
diberi tanda tasydid ( َّّ ).
4. Penghapusan huruf alif ( ‫ ) ا‬di tengah kata seperti :

TULISAN ASLI PERUBAHAN

ٓ‫اىال‬ ‫هللا‬
ٓ‫إال‬ ٔ‫إى‬
ُ‫اىشحَا‬ َِ‫اىشح‬
‫‪ ) menjadi ya‟ ( ٙ ) pada huruf :‬ا ( ‪5. Mengubah huruf alif‬‬
‫‪TULISAN ASLI‬‬ ‫‪PERUBAHAN‬‬

‫تال‬ ‫تي‪ٚ‬‬
‫إال‬ ‫إى‪ٚ‬‬
‫حتا‬ ‫حتَّ‪ٚ‬‬
‫ػال‬ ‫ػي‪ٚ‬‬

‫المرجع ‪ :‬ال نقاية لجالل الدين ين أبي بكر السيوطي‬


MATERI KE-VIII – Definisi Singkat I‟rab
Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As Suyuthi (Wafat 911 H) menjelaskan bahwa
I‟rab ( ‫ ) اإلػشاب‬adalah ( ُ‫ا‬ٞ‫ ) اىث‬yang berarti penjelas. Secara Istilah adalah ( ‫خشَاىؼاٍو‬ٟ‫شَا‬ٞٞ‫) تغ‬

yang berarti perubahan harakat pada huruf terakhir sebuah kata baik itu isim ( ٌ‫ ) اإلس‬atau fi‟il

mudlori‟ (‫ ) َاىفؼوَاىَضاسع‬sesuai kondisinya. Alamat harakat I‟rab dan perubahannya adalah :

PERUBAHAN KONDISI HARAKAT TANDA

Raf‟u ( ‫) سفغ‬ Marfu‟ ( ‫) ٍشف٘ع‬ Fathah


َ
Fathatain dan Alif
‫ـا‬
Nashab ( ‫) ّصة‬ Manshub ( ‫) ٍْص٘ب‬ Dlommah
َ
Dlommatain
َ
Jarr ( ‫جش‬
َّ ) Majrur (‫) ٍجشٗس‬ Kasrah
َ
Kasratain
َ
Jazam ( ً‫) جض‬ Majzum ( ًٗ‫) ٍجض‬ Sukun
َ

Keterangan : perubahan Isim ( ٌ‫ ) اإلس‬hanya menjadi Marfu‟ ( ‫) ٍشف٘ع‬, Manshub (


‫ ) ٍْص٘ب‬dan Majrur ( ‫) ٍجشٗس‬. Sedangkan pada fi‟il mudlori‟ ( ‫ ) اىفؼوَاىَضاسع‬hanya
menjadi Marfu‟ ( ‫) ٍشف٘ع‬, Manshub ( ‫) ٍْص٘ب‬, dan Majzum ( ًٗ‫) ٍجض‬.

KETENTUAN DASAR :

ISIM ( ) Marfu‟ ( ‫ ) ٍشف٘ع‬jika mengalami beberapa kondisi antara lain


merupakan fa‟il ( ‫ ) اىفاػو‬atau karena berstatus sebagai mubtada ( ‫) اىَثتذأ‬
bagi ( ُ‫ ) ما‬dan lain-lainnya.
Contoh :
َ َ‫ة‬ٞ‫استح ٌََّحث‬
َ َ‫ا‬ٞ‫ةَصم‬ٞ‫ماَُحث‬

Manshub ( ‫ ) ٍْص٘ب‬jika mengalami beberapa kondisi atara lain


merupakan maf‟ul ( ‫ ) اىَفؼ٘ه‬atau karena status sebagai khabar ( ‫) اىخثش‬
bagi ( ُ‫ ) ما‬dan lain-lainnya.
Contoh :
َ َ‫ثا‬ٞ‫دىّلَداٗ َدَُحث‬
َ َ‫ا‬ٞ‫ةَصم‬ٞ‫ماَُحث‬

Majrur ( ‫ ) ٍجشٗس‬jika mengalami beberapa kondisi antara lain didahului


oleh huruf Jarr ( ‫اىجاس‬
َّ ) atau sebagai mudlaf ilaih.
Contoh :

َ َ‫ة‬ٞ‫رٕةَداٗ َد َُتحث‬
َ‫ة‬
ِ ٞ‫قيٌَحث‬

FI‟IL MUDLORI‟ ( ) Marfu‟ ( ‫ ) ٍشف٘ع‬jika tidak menglami berbagai perubahan.


Contoh :

َ ِ‫ةَتاىَاءَاىشاخ‬ٞ‫ستح ٌَُّحث‬ٝ

Manshub ( ‫ ) ٍْص٘ب‬jika didahului oleh huruf An Nawashib ( ‫) اىْ٘اصة‬.


Contoh :

َ ‫ةَتاىَاءَاىثاسد‬ٞ‫ستح ٌََّحث‬َِٝ‫ى‬

Majzum ( ًٗ‫ ) ٍجض‬jika merupakan fi‟il nahi ( ) atau didahului oleh


huruf Al Jazim ( ).
Contoh :

َ َْ‫ةَالَتزَٕة‬ٞ‫اَحث‬ٝ
َُ
َ ‫َاىَذسسح‬ٚ‫ةَإى‬ٞ‫زَٕةْ َحث‬ٌَٝ‫ى‬
CATATAN:

Tanda-tanda marfu‟ ( ‫) ٍشف٘ع‬, manshub ( ‫) ٍْص٘ب‬, majrur ( ‫ ) ٍجشٗس‬dan majzum ( ًٗ‫) ٍجض‬
tidak hanya huruf-huruf di atas, tergantung dengan jumlahnya apakah isim ( ٌ‫ ) اإلس‬atau fi‟il
mudlori‟ ( ‫ ) اىفؼوَاىَضاسع‬itu berdua ( ْٚ‫ ) اىَث‬atau jama‟ ( ‫) اىجَغ‬, juga apakah berjenis laki-

laki ( ‫اىَز ّمش‬ ) atau perempuan ( ‫اىَؤّّث‬ ). Perubahan terkait jumlah dan jenis, akan dibahas

setelah PTS.

‫ إتمام الدراية لقرّاء ال نقاية لجالل الدين ع بد نمحرلا ين أبي بكر السيوطي‬: ‫المرجع‬

Anda mungkin juga menyukai