Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR

Pokok Bahasan : Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari/ Tangal : Rabu, 05 Mei 2020
Waktu : 30 Menit
Tempat :-
Pemateri : Sutiananingsih
Media : leafleat
Metode : Ceramah Dan Tanya Jawab
Materi : Terlampir

1. Tujuan
(1) Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pertolongan pertama pada luka bakar
diharapkan pasien mampu mengetahui pertolongan pertama pada luka bakar
(2) Tujuan khusus
1) Responden mengerti dan memahami pertolongan pertama pada luka bakar
Kriteria Evaluasi
1) Responden mampu menjelaskan kembali tentang penanganan pertama luka bakar
Garis Besar Materi
1) Pertolongan pertama luka bakar
1. PENATALAKSANAAN KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Didik
1. 3 Menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Salam pembukaan 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri menjelaskan memperhatikn
maksud dan tujuan 3. Menyetujui kontrak
3. Melakukan kontrak waktu waktu
2. 12 Menit Pelaksanaan : Mendengarkan dan
Memberikan materi tentang : memperhatinkan
1. Pertolongan pertama luka bakar

3. 10 Menit Evaluasi : Mengajukan pertanyaan


1. Tanya jawab dan menanyakan jika kurang paham
kembali
4. 5 Menit Penutup : 1. Memberikan kesan
1. Meminta dan memberi kesan dan dan pesan
pesan 2. Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup
MATERI
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA BAKAR
1. Definisi luka bakar
Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari bahkan sering kali merupakan kecelakaan massal (mass disaster) luka
bakar tergolong kasus epidemi yang serius dalam tahun-tahun belakangan ini. Luka
bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Hardisman, 2014).
2. Etiologic luka bakar
Luka Bakar Termal
Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan
api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. Penyebab paling sering yaitu luka
bakar yang disebabkan karena terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api
secara langsung atau terkena permukaan logam yang panas (Fitriana, 2014).
Luka Bakar Kimia
Luka bakar Chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan
yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya karena kontak dengan zat– zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam
bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012)
Luka Bakar Elektrik
Luka bakar Electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi
oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
mengenai tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar listrik ini biasanya lukanya
lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan tubuh (Fitriana, 2014).
Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri
atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar
oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu
tipe luka bakar radiasi (Rahayuningsih, 2012).
3. Komplikasi luka bakar
Infeksi luka bakar
Infeksi pada luka bakar merupakan komplikasi yang paling sering terjadi.
Sistem integumen memiliki peranan sebagai pelindung utama dalam melawan
infeksi. Kulit yang rusak atau nekrosis menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap
patogen di udara seperti bakteri dan jamur. Infeksi juga dapat terjadi akibat
penggunaan tabung atau kateter. Kateter urin dapat menyebabkan infeksi traktus
urinarius, sedangkan tabung pernapasan dapat memicu infeksi traktus respirasi
seperti pneumonia (Burn Injury, 2013)
Terganggunya suplai darah atau sirkulasi
Penderita dengan kerusakan pembuluh darah yang berat dapat menyebabkan
kondisi hipovolemik atau rendahnya volume darah. Selain itu, trauma luka bakar berat
lebih rentan mengalami sumbatan darah (blood clot) pada ekstremitas. Hal ini
terjadi akibat lamanya waktu tirah baring pada pasien luka bakar. Tirah baring mampu
mengganggu sirkulasi darah normal, sehingga mengakibatkan akumulasi darah di
vena yang kemudian akan membentuk sumbatan darah (Burn Injury, 2013)
4. Pertolongan pertama pada luka bakar
1) Clothing: singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepas maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
2) Cooling: dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air dingin
yang mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu dibawah normal,
terutama pada anak dan orangtua). Cara ini efektif sampai dengan 3 jam setelah kejadian
luka bakar.
(1) Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa
dingin) sebagai analgesia.
(2) Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipotermia.
(3) Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air
mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar
berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang
mengalir.
3) Cleaning: pembersihan luka tergantung dari derajat berat luka bakar, kriteria minor cukup
dilakukan dengan zat anastesi lokal, sedangkan untuk kriteria moderate sampai major
dilakukan dengan anastesi umum di ruang operasi untuk mengurangi rasa sakit.
Pembuangan jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepaat dan risiko
infeksi berkurang.
4) Chemoprophylaxis: Pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam
dari superficial partial thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan
infeksi dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada
wajah, riwayat alerfi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyusui dengan bayi
kurang dari 2 bulan.
5) Covering: Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar.
Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan
luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas
yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak,
oli atau larutan lainnya, akan menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
6) Conforting: Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang
nyeri berupa:
1. Paracetamol dan codein (PO-per oral)-20-30 mg/kg.
2. Morphine (IV-intra vena) 0.1 mg/kg diberikan dengan dosis

Anda mungkin juga menyukai