Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


“Analisis Common Size”
Dosen Pengampu : Pusvita Indria Mei Susilowati SE, MSA, Ak, CA

Disusun oleh Kelompok 4 :

1. Nida Azmi Hidayanti (1810313120009)


2. Husin (1810313210059)
3. Fitria Barirah (1810313220026)
4. Milta Lisna (1810313220041)
5. Ahmad Rahmatillah (1810313310011)

Kelas B – Regular A

JURUSAN S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu menyelesaikan
tugas pembuatan makalah mata kuliah Analisis Lapora Keuangan ini sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu kami Ibu
Pusvita Indria Mei Susilowati SE, MSA, Ak, CA Sehingga kami mampu melaksanakan tugas
mata kuliah ini.
Kami juga mohon maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang kami buat ini
kurang maksimal, karena masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan, lebih-lebih
mengenai referensi. Untuk itu kami kelompok 4 sangat menunggu kritik maupun saran dari
semua pembaca agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

Banjarmasin, 28 Oktober 2020

KELOMPOK 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Analisis Common Size..........................................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat Analisis.................................................................................................3
C. Analisis Common Size.............................................................................................................4
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena
ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu
perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena
ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan
beberapa hal :
1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis.
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan
keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan
tersebut.
3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah
diatas,baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis
seperti rasio-rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan
beberapa tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang
merupakan perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan
merupakan alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap
laporan keuangan.

1
Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau
relatif dan bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah
dalam melihat perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang
tetap, meningkat atau bahkan menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk
mendapatkan perhatian analisis adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau
rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada
saat ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka
panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumber dayanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan analisis common size?
2. Apa saja tujuan dan manfaat analisis common size ?
3. Bagaimana menganalisa laporan keuangan dengan analisis common size ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui definisi akan analisis common size.
2. Agar memahami cara membuat analisis common size pada laporan keuangan.
3. Agar mengetahui cara membandingkan laporan keuangan dengan adanya analisis
common size.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Common Size


Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Dalam
menganalisis laporan keuangan, sebaiknya dihitung pula proporsi suatu kelompok
atau sub-kelompok yang salah satu kelompoknya dibahas. Pada neraca misalnya,
aktiva dianggap bernilai 100% dan tiap pokok atau pos pada kategori aktiva ini
dinyatakan dalam persentase dari total aktiva.
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (common-size statement)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total
kelompoknya. Teknik analisis, dengan cara menyususun laporan keuangan seperti ini
disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size
statement) dapat memberikan memberikan informasi sebagai berikut :
1. Kompetisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan
gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran
mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila neraca dalam persentase per-komponen ini disusun secara komparatif
(misalnya dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai
perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal. Laporan laba-
rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage) dapat
menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing
elemen biaya dan laba. Sementara apabila disusun secara komaratif, dapat
menggambarkan perubahan distribusi tersebut.

B. Tujuan dan Manfaat Analisis

3
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis
common size. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis common
size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.


2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

Manfaat analisis common size adalah untuk menilai tepat tidaknya kebijakan
(operasi, investasi, dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta
kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.

C. Analisis Common Size


Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
1. Elemen-elemen Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva.
2. Elemen-elemen Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva.
3. Elemen-elemen Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan.

Laporan dengan presentase per komponen menunjukan presentase dari total aktiva
yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari
laporan dengan presentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri
sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah
investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over
investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk
periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu
dilakukan, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu
besar.

4
Presentase per komponen yang terdapat pada neraca merupakan presentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun
ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan
tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat
jika dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak
menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.

Laporan dalam presentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan


laba-rugi menunjukan jumlah atau presentase dari penjualan netto atau net sales yang
diserap tiap-tiap individu biaya dan presentase yang masih tersedia untuk income.
Oleh karena itu Common Sizepercentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan
dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat
antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedangkan untuk neraca tidak
banyak digunakan.

Dalam laporan presentase per komponen (Common Size statement) semua


komponen atau pos dihitung presentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih
meningkatkan atau menaikan mutu atau kualitas data maka masing-masing pos atau
komponen tersebut tidak hanya presentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung
presentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen
aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan presentasenya terhadap jumlah aktiva
lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

5
6
Tabel : Neraca PT. Ulung

Analisa perbandingan dengan Common Size

PT. Ulung

Neraca

7
Per 31 Desember 2001, dengan perbandingan tahun 2000 ( ribuan rupiah )

Common Size (%) Des 2001 Des 2000 2001 2000


Aktiva Lancar
kas Rp23.500 Rp19.800 2 1,8
surat-surat berharga Rp50.500 Rp45.000 4,4 4
piutang dagang Rp100.550 Rp90.000 8,7 8
persediaan Rp215.000 Rp210.500 18,5 18,9
biaya di bayar di muka Rp10.500 Rp23.400 0,9 2,1
total aktiva lancar Rp400.050 Rp388.700 34,5 34,8

Aktiva Tetap
Tanah Rp205.500 Rp210.000 17,7 18,8
bangunan Rp159.500 Rp146.800 13,8 13,2
inventaris kantor Rp19.000 Rp16.500 1,6 1,5
mesin dan peralatan Rp490.000 Rp454.500 42,3 40,7
akumulasi penyusutan -Rp115.000 -Rp100.800 -9,9 -9
total aktiva tetap Rp759.000 Rp727.000 65,5 65,2

total aktiva Rp1.159.050 Rp1.115.700 100 100

Utang dan Modal Sendiri


Utang lancar
utang dagang Rp80.000 Rp65.600 6,9 5,9
utang gaji Rp45.500 Rp45.900 3,9 4,1
utang wesel Rp158.000 Rp121.500 13,7 10,9
utang bank jk. Pendek Rp80.000 Rp78.500 6,9 7
total utang lancar Rp363.500 Rp311.500 31,4 27,9
total utang jk. Panjang Rp215.670 Rp221.000 18,6 19,8

total utang Rp579.170 Rp532.500 50 47,7

modal sendiri
modal saham Rp400.000 Rp400.000 34,5 35,9
laba ditahan Rp179.880 Rp183.200 15,5 16,4
total modal sendiri Rp579.880 Rp583.200 50 52,3

total utang dan modal sendiri Rp1.159.050 Rp1.115.700 100 100

8
Tabel : Laporan Rugi / Laba PT. Ulung

Analisa perbandingan Common Size

PT. Ulung

Common Size (%) Tahun 2001 Tahun 2000 2001 2000


Penjualan barang Rp2.550.500 Rp2.089.500 100 100
Harga pokok penjualan Rp1.800.000 Rp1.670.000 70,6 80
Laba kotor Rp750.500 Rp419.500 29,4 20
Biaya pemasaran Rp210.000 Rp139.000 8,2 6,7
Biaya perjalanan dinas Rp50.500 Rp40.000 2 1,9
Biaya bunga Rp60.500 Rp55.500 2,4 2,6
Biaya operasi lainnya Rp80.500 Rp75.500 3,2 3,6
Total biaya operasi Rp401.500 Rp310.000 15,8 14,8
Laba operasi (sebelum pajak) Rp349.000 Rp109.500 13,6 5,2
Pajak Rp104.700 Rp32.850 4,1 1,6
Laba bersih Rp244.300 Rp76.650 9,5 3,6

Laporan Rugi / Laba

Untuk Tahun 2001, dengan perbandingan tahun 2000.( ribuan rupiah )

Perhitungan Common Size untuk Neraca PT. Ulung :

Cara perhitungan persentase perkomponen adalah sebagai berikut :

1. Pos-pos didalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva.
Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar
100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing
kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva
(kategori). Jadi pos Kas yang 31 Desember 2000 bersaldo Rp19.800 bila
dinyatakan dalam persentase komponen menjadi :

9
Saldo kas
= × 100 %
Total Aktiva
Rp 19.800
= × 100 %
Rp 1.115 .700
= 1,8 %

2. Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi dinyatakan dalam persentase


perkomponen atas dasar total penjualan (total penjualan dinyatakan sebesar
100%). Jadi pos harga pokok penjualan tahun 2000 yang bersaldo
Rp.1.670.000,- bila dinyatakan dalam persentase per-komponen menjadi:

Saldo harga pokok penjuaan


= × 100 %
Total penjualan

Rp 1.670 .000
= × 100 %
Rp 2.089 .500

= 80 %

Selengkapnya ada dibawah ini :

 Kas tahun 2001

Rp23.500 x 100 = 2

Rp1.159.050

Kas tahun 2000


Rp19.800 x 100 = 1,8

Rp1.115.700

10
 Surat-surat berharga tahun 2001

Rp50.500 x 100 = 4,4

Rp1.159.050

Surat-surat berharga tahun 2000

Rp45.000 x 100 = 4

Rp1.115.700

 Piutang dagang tahun 2001

Rp100.550 x 100 = 8,7

Rp1.159.050

Piutang dagang tahun 2000

11
Rp90.000 x 100 = 8

Rp1.115.700

 Persediaan tahun 2001

Rp215.000 x 100 = 18,5

Rp1.159.050

Persediaan tahun 2000

Rp210.500 x 100 = 18,9

Rp1.115.700

 Biaya Dibayar di muka tahun 2001

Rp10.500 x 100 = 0,9

Rp1.159.050

Biaya Dibayar di muka tahun 2000

Rp23.400 x 100 = 2,1

12
Rp1.115.700

 Total aktiva lancar 2001

Rp400.050 x 100 = 34,5

Rp1.159.050

Total aktiva lancar 2000

Rp388.700 x 100 = 34,8

Rp1.115.700

 Tanah tahun 2001

Rp205.500 x 100 = 17,7

Rp1.159.050

Tanah tahun 2000

Rp210.000 x 100 = 18,8

13
Rp1.115.700

 Bangunan tahun 2001

Rp159.500 x 100 = 13,8

Rp1.159.050

Bangunan tahun 2000

Rp146.800 x 100 = 13,2

Rp1.115.700

 Inventaris kantor 2001

Rp19.000 x 100 = 1,6

Rp1.159.050

Inventaris kantor 2000

Rp16.500 x 100 = 1,5

14
Rp1.115.700

 Mesin dan peralatan tahun 2001

Rp490.000 x 100 = 42,3

Rp1.159.050

Mesin dan peralatan tahun 2000

Rp454.500 x 100 = 40,7

Rp1.115.700

 Akumulasi penyusutan tahun 2001

-Rp115.000 x 100 = -9,9

Rp1.159.050

Akumulasi penyusutan tahun 2000

-Rp100.800 x 100 = -9

Rp1.115.700

15
 Total aktiva tetap tahun 2001

Rp759.000 x 100 = 65,5

Rp1.159.050

Total aktiva tetap tahun 2000

Rp727.000 x 100 = 65,2

Rp1.115.700

 Total aktiva tahun 2001

Rp1.159.050 x 100 = 100

Rp1.159.050

Total aktiva tahun 2000

Rp1.115.700 x 100 = 100

16
Rp1.115.700

 Utang dagang tahun 2001

Rp80.000 x 100 = 6,9

Rp1.159.050

Utang dagang tahun 2000

Rp65.600 x 100 = 5,9

Rp1.115.700

 Utang gaji tahun 2001

Rp45.500 x 100 = 3,9

Rp1.159.050

Utang gaji tahun 2000

Rp45.900 x 100 = 4,1

17
Rp1.115.700

 Utang wesel tahun 2001

Rp158.000 x 100 = 13,7

Rp1.159.050

Utang wesel tahun 2000

Rp121.500 x 100 = 10,9

Rp1.115.700

 Utang bank jangka pendek tahun 2001

Rp80.000 x 100 = 6,9

Rp1.159.050

18
Utang bank jangka pendek tahun 2000

Rp78.500 x 100 = 7

Rp1.115.700

 Total utang lancar tahun 2001

Rp363.500 x 100 = 31,4

Rp1.159.050

Total utang lancar tahun 2000

Rp311.500 x 100 = 27,9

Rp1.115.700

 Total utang jangka panjang 2001

Rp215.670 x 100 = 18,6

Rp1.159.050

Total utang jangka panjang 2000

19
Rp221.000 x 100 = 19,8

Rp1.115.700

 Total Utang tahun 2001

Rp579.170 x 100 = 50

Rp1.159.050

Total Utang tahun 2000

Rp532.500 x 100 = 47,7

Rp1.115.700

 Modal saham tahun 2001

Rp400.000 x 100 = 34,5

Rp1.159.050

20
Modal saham tahun 2000

Rp400.000 x 100 = 35,9

oRp1.115.700

 Laba di tahan tahun 2001

Rp179.880 x 100 = 15,5

Rp1.159.050

Laba di tahan tahun 2000

Rp183.200 x 100 = 16,4

Rp1.115.700

 Total modal sendiri tahun 2001

Rp579.880 x 100 = 50

Rp1.159.050

21
Total modal sendiri tahun 2000

Rp583.200 x 100 = 52,3

Rp1.115.700

 Total utang dan modal sendiri tahun 2001

Rp1.159.050 x 100 = 100

Rp1.159.050

Total utang dan modal sendiri tahun 2000

Rp1.115.700 x 100 = 100

Rp1.115.700

Perhitungan Common Size untuk Laporan Laba Rugi PT. Ulung :

 Penjualan barang tahun 2001

Rp2.550.500 x100 = 100

22
Rp2.550.500

Penjualan barang tahun 2000

Rp2.089.500 x100 = 100

Rp2.089.500

 Harga pokok penjualan tahun 2001

Rp1.800.000 x100 = 70,6

Rp2.550.500

Harga pokok penjualan tahun 2000

Rp1.670.000 x100 = 80

Rp2.089.500

 Laba kotor tahun 2001

Rp750.500 x100 = 29,4

Rp2.550.500

23
Laba kotor tahun 2000

Rp419.500 x100 = 20

Rp2.089.500

 Biaya pemasaran tahun 2001

Rp210.000 x100 = 8,2

Rp2.550.500

Biaya pemasaran tahun 2000

Rp139.000 x100 = 6,7

Rp2.089.500

 Biaya perjalanan dinas tahun 2001

Rp50.500 x100 = 2

Rp2.550.500

Biaya perjalanan dinas tahun 2000

Rp40.000 x100 = 1,9

Rp2.089.500

24
 Biaya bunga tahun 2001

Rp60.500 x100 = 2,4

Rp2.550.500

Biaya bunga tahun 2000

Rp55.500 x100 = 2,6

Rp2.089.500

 Biaya operasi lainnya tahun 2001

Rp80.500 x100 = 3,2

Rp2.550.500

Biaya operasi lainnya tahun 2000

Rp75.500 x100 = 3,6

Rp2.089.500

 Total biaya operasi tahun 2001

Rp401.500 x100 = 15,8

Rp2.550.500

25
Total biaya operasi tahun 2000

Rp310.000 x100 = 14,8

Rp2.089.500

 Laba operasi sebelum pajak tahun 2001

Rp349.000 x100 = 13,6

Rp2.550.500

Laba operasi sebelum pajak tahun 2000

Rp109.500 x100 = 5,2

Rp2.089.500

 Pajak tahun 2001

Rp104.700 x100 = 4,1

Rp2.550.500

Pajak tahun 2000

Rp32.850 x100 = 1,6

26
Rp2.089.500

 Laba bersih tahun 2001

Rp244.300 x100 = 9,5

Rp2.550.500

Laba bersih tahun 2000

Rp76.650 x100 = 3,6

Rp2.089.500

 Analisis Common Size tahun 2000 (Neraca PT. Ulung)

Dari total aktiva yang di miliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya 34,8 % dan
aktiva tetapnya 65,2 %. Dari aktiva lancar yang dimiliki, komponen persediaan
merupakan yang terbesar, yaitu : 18,9 %, terus berturut – turut piutang, investasi pada
surat – surat berharga, biaya yang dibayar di muka, dan terakhir komponen kas. Begitu
juga dalam komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan merupakan yang
terbesar, yaitu ; 40,7 %, terus berturut – turut komponen tanah, bangunan dan inventaris
kantor. Pada struktur pembiayaan PT. Ulung, terlihat bahwa 47,7 % perusahaan di
biayai dengan hutang, dan 52,3 % di biayai dengan modal sendiri. Dari komponen
hutang, maka hutang jangka panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 19,8
%, diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek, hutang dagang, dan terakhir
hutang gaji. Dari struktur modal sendiri, komponen modal dalam bentuk saham sebesar
35,9 %, dan sisanya dalam bentuk laba di tahan, yaitu sebesar 16,4 %.

27
 Analisa Common Size tahun 2001 ( Neraca PT. Ulung ).

Pada tahun 2001, dari total aktiva yang dimiliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya
sebesar 34,5 %, dan aktiva tetap sebesar 65,5 %. Hal ini tidak terlampau berubah, bila
di bandingkan dengan komposisi pada tahun sebelumnya. Begitu juga pada pos aktiva
lancar, komponen persediaan tetap yang terbesar, yaitu : 18,5 %, dan secara berturut –
turut komponen piutang, investasi pada surat – surat berharga, kas, dan terakhir pada
biaya di bayar di muka. Pada komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan
tetap yang terbesar, yaitu : 42,3 %, dan diikuti berturut – turut komponen tanah,
bangunan, dan inventaris kantor. Dari struktur pembiayaan, PT. Ulung di belanjai
dengan hutang sebesar 50 % dan 50 % dari modal sendiri. Dari total hutang, tetap
hutang jangka panjang yang terbesar, yaitu : 18,6 %, seterusnya diikuti oleh hutang
wesel, hutang bank jangka pendek sama dengan hutang dagang, dan terakhir hutang
gaji.

 Analisa Common Size tahun 2000 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada struktur modal sendiri, komposisi antara modal saham dengan laba yang di tahan
hampir sama dengan tahun sebelumnya, yaitu : 34,5 % modal saham, dan 15,5 % dalam
bentuk laba yang di tahan. Analisis Common Size tahun 2000 ( laporan rugi / laba PT.
Ulung). Pada komponen laporan rugi / laba, dari total penjualan PT. Ulung, 80 %
merupakan komponen harga pokok penjualan, dan 20 % merupakan laba kotor.
Berturut turut, biaya pemasaran 6,7 % dari penjualan , biaya perjalanan dinas 1,9 %,
beban bunga 2,6 %, biaya operasi lainnya 3,6 %, total biaya operasi 14,8 %, laba
operasi sebelum pajak 5,2 %, pajak !,6 %, dan terakhir laba bersih 3,6 % dari penjualan
yang diperoleh PT.Ulung.
 Analisa Common Size tahun 2001 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada tahun 2001, proporsi komponen – komponen yang ada pada laporan rugi / laba
terhadap penjualan mengalami perubahan yang cukup besar bila di bandingkan dengan
tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga pokok penjualan, dari 80 % menjadi
70,6 %, laba kotor dari 20 % menjadi 29,4 %.

28
Komponan biaya – biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan dengan
tahun sebelumnya. Laba operasi juga kenaikannya cukup besar, yaitu ; dari 5,2 %
menjadi 13,6 %, pajak juga dari 1,6 % menjadi 4,1 % dan laba bersih dari 3,6 %
menjadi 9,5 % dari total penjualannya. Kenaikan dari komponen-komponen laba kotor,
laba operasi dan laba bersih yang cukup besar, tidak lain disebabkan oleh kenaikan
penjualan dan juga disebabkan oleh proporsi harga pokok penjualan yang mengalami
penurunan, yaitu dari 80% menjadi 70,6% dari penjualan.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu
perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-
tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan
laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran
tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan
agar laporan keuangan bis diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan
laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan
lainnya atau terhadap data pada periode-periodde sebelumnya.

B. Saran

Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan


dalam sistem operasional perusahaannya,dan juga perusahaan tersebut harus memilih
seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaan sehingga dapat
mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh hasil yang
memuaskan.

30
31
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Konsep dan Apikasi.
Penerbit UPP STIM YKPN:Yogyakarta.

Kasmir. 2017. Analisi Laporan Keuangan. Rajawali Pers:Jakarta

http://magussudrajat.blogspot.com/2010/04/analisis-trend-dan-analisis-common-size.html

32

Anda mungkin juga menyukai