Anda di halaman 1dari 6

Laporan penelitian

Kemajuan perawatan ortodontik dengan sekrup ekspansi rahang atas


pada crowding ringan

Ester Vania,1 Yuliawati Zenab1*, Iwa Rahmat Sunaryo1

1
Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Indonesia

*Korespondensi: yuliawati.zenab@fkg.unpad.ac.id
DOI: 10.24198/jkg.v30i2.19796

ABSTRAK

Pendahuluan: Perbaikan susunan gigi geligi dan oklusi dapat dilakukan dengan perawatan
ortodonti. sifat kooperatif pasien sangat berpengaruh dalam kemajuan perawatan dan memerlukan waktu
yang panjang. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemajuan perawatan pasien dengan sekrup ekspansi
rahang atas pada alat ortodonti lepasan di RSGM FKG unpad. Metode: Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria yang
ditentukan, sebanyak 20 model studi crowding ringan yang dirawat menggunakan sekrup ekspansi rahang
atas pada alat ortodonti lepasan. Hasil: kemajuan perawatan dengan mengaktivasi sekrup ekspansi secara
rutin menunjukan terdapat pertambahan lebar lengkung gigi (LLG) serta jarak gigi 14-24 sebesar 49,1%
(bermakna) dan 16-26 sebesar 33,8% (bermakna). Simpulan: Kemajuan perawatan dapat terjadi setelah
aktivasi sekrup ekspansi sejumlah 9-10 kali, dimana jumlah aktivasi dan interval hari sebesar 49,1% dan
33,8% sehingga diperoleh ruang untuk memperbaiki susunan gigi pada pasien dengan crowding ringan.

Kata kunci: sekrup ekspansi rahang atas, crowding ringan

Orthodontic treatment progress of mild crowding with maxillary expansion


screws

ABSTRACT

Introduction: Improvement of the tooth and occlusion arrangement can be performed with orthodontic
treatment. Cooperativeness of patients will be very influential in the treatment progress which requires a long
time. The study was aimed to determine the development of a treatment with maxillary expansion screws
on removable orthodontic appliances at Dental Hospital of Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran.
Methods: The research was descriptive. The sampling technique was purposive sampling with the
specified criteria, as much as 20 study models of mild crowding were treated using maxillary expansion
screws in the removable orthodontic appliance. Results: The treatment progress by activating expansion
screws continuously showed that there was an increase in the dental arch width and a distance of tooth
number 14 – 24 was 49.1% (significant), and a distance of tooth number 16 – 26 of 33.8% (significant).
Conclusion: Treatment progress can occurred after activation of expansion screws 9-10 times, where the
number of activations and interval days was 49.1% and 33.8% so that space was obtained to improve the
tooth arrangement in patients with mild crowding.

Keywords: Maxillary expansion screw, mild crowding

113
Perawatan ortodontik dengan sekrup ekspansi rahang atas pada crowding ringan (Ester Vania dkk.)

PENDAHULUAN komponen, yaitu pelat dasar, komponen retensi


dan komponen aktif. Salah satu alat yang termasuk
Crowding merupakan salah satu faktor dalam komponen aktif adalah sekrup ekspansi.3
penyebab terjadinya maloklusi. Crowding dapat Sekrup ekspansi adalah salah satu perawatan
diartikan sebagai kondisi dimana gigi-gigi terlalu ortodonti yang dilakukan untuk memperoleh
berdekatan satu dengan yang lainnya dan terjadi ruang tanpa melakukan ekstraksi gigi. Menurut
malposisi seperti overlapping, perpindahan Proffit4 ekspansi dibagi menjadi dua yaitu ekspansi
tempat, atau rotasi.1 Hal ini seringkali terjadi karena lengkung gigi (ekspansi dental) dan ekspansi
ukuran lengkung rahang lebih kecil daripada lengkung rahang (ekspansi skeletal). Ekspansi
ukuran mesio-distal gigi, sehingga gigi tersebut lengkung gigi merupakan ekspansi ortodonti
kekurangan tempat dan bergeser keluar dari dilakukan untuk perawatan gigi yang mengalami
garis lengkung rahang yang seharusnya. Dengan crowding. Ekspansi ortodonti dapat dilakukan dalam
mempertimbangkan jumlah kekurangan ruang, arah transversal, sagital dan kombinasi keduanya
crowding dibagi menjadi tiga kategori, yaitu crowding (Gambar 1.A,B,C,D). Ekspansi lengkung rahang
ringan (mild crowding), crowding sedang (moderate merupakan ekspansi ortopedik dilakukan untuk
crowding), dan crowding berat (severe crowding).2 perawatan gigi yang mengalami crowding akibat
Alat-alat yang dipakai dalam perawatan defisiensi maksila. Ekspansi ortopedik hanya dapat
ortodonti ini secara umum dibagi menjadi dua dilakukan dalam arah transversal/lateral dengan
macam, yaitu alat cekat dan alat lepasan. Alat cara membuka sutura media palatina, salah satu
ortodonti lepasan lebih banyak dipakai di Indonesia alat yang sering digunakan adalah Rapid Palatal
karena konstruksinya yang sederhana, mudah Expansion (RPE).4 Ekspansi lengkung gigi ini
dibuat, harganya terjangkau dan hasilnya cukup hanya dapat dilakukan jika ukuran lebar lengkung
memuaskan khususnya pada perawatan yang rahang lebih besar dari lebar lengkung gigi yang
sederhana. Selain itu, waktu bekerja dalam mulut diukur pada analisis Howes.5
pasien lebih singkat, hanya dilakukan pencetakan Berhubungan dengan hal tersebut, penulis
rahang atas dan bawah. Proses selanjutnya merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang
dikerjakan dalam laboratorium sampai alat ortodonti tingkat kemajuan perawatan dengan sekrup
tersebut siap diinsersikan dalam mulut pasien. ekspansi pada alat ortodonti lepasan yang dipakai
Alat ortodonti lepasan terdiri dari tiga untuk perawatan crowding ringan. Penelitian

A B

C D

Gambar 1. A. Ekspansi transversal; B. Ekspansi sagital; C. Ekspansi transversal dan sagital; D. Rapid palatal expansion.4

114
J Ked Gig. Agustus 2016;28(2);113-118.

dilakukan terhadap pasien yang dirawat di klinik Langkah-langkah penelitian yaitu mencatat
profesi Ortodonti RSGM FKG – Unpad. data-data yang diperlukan dari status pasien,
Tujuan penelitian adalah mengetahui meliputi umur, jenis kelamin, jumlah kunjungan
kemajuan perawatan pasien dengan sekrup aktivasi, serta kemajuan perawatan dengan sekrup
ekspansi transversal/lateral rahang atas pada alat ekspansi transversal/lateral yang dapat diketahui
ortodonti lepasan di RSGM FKG Unpad. dengan melakukan analisis terhadap cetakan rahang
untuk menentukan indeks Howes dan indeks Pont.
METODE
HASIL
Jenis metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk Penelitian dilakukan pada 20 model studi
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pasien yang mendapat perawatan dengan sekrup
kemajuan perawatan yang dicapai pada pasien ekspansi transversal/lateral rahang atas pada alat
dengan crowding ringan, yang dilakukan perawatan ortodonti lepasan. Karakteristik pasien yang diteliti
menggunakan sekrup ekspansi transversal/lateral adalah jenis kelamin dan umur.
rahang atas pada alat ortodonti lepasan di klinik Gambaran karakteristik pasien disajikan
profesi Ortodonti RSGM FKG – Unpad pada tahun pada tabel 1 memperlihatkan bahwa berdasarkan
2010 – 2011. jenis kelaminnya, mayoritas pasien adalah
Populasi penelitian ini adalah model studi perempuan (70%) sedangkan berdasarkan
pasien dengan crowding ringan. Pengambilan umurnya, mayoritas responden berumur 16-20
sampel dilakukan dengan teknik purposive tahun (55%).
sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah aktivasi
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh minimum sebesar 2 kali, maksimum sebesar 22 kali
peneliti sendiri berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik pasien
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.6
Sampel yang diambil untuk penelitian ini
Karakteristik Frekuensi Persentase
terdiri atas cetakan rahang (model analisis) dengan
Jenis Kelamin
kriteria sebagai berikut: Dirawat dengan sekrup
Laki-laki 6 30
ekspansi transversal/lateral pada alat ortodonti
Perempuan 14 70
lepasan, klasifikasi maloklusi kelas I Angle, overjet
Umur
normal (1–3mm), overbite sedang (2–5mm), gigi
11-15 tahun 2 10
permanen telah erupsi (permanent dentition) dan
16-20 tahun 11 55
tidak ada gigi yang hilang, tidak terdapat crossbite
21-25 tahun 6 30
anterior maupun posterior, derajat rotasi lebih kecil
26-30 tahun 1 5
atau sama dengan 45°.

Tabel 2. Jumlah aktivasi dan rata-rata interval hari aktivasi

Variabel n Nilai min Nilai maks Rata-rata Simpangan baku


Jumlah Aktivasi 20 2 22 9,25 4,84
Rata-rata interval hari 20 7 24 14,75 5,08

Tabel 3. Variabel kemajuan perawatan

Variabel n Nilai min Nilai maks Rata-rata Simpangan baku


Indeks Howes
Selisih LLG 20 0,50 4,00 1,23 0,83
Selisih LLR 20 0,00 3,50 0,60 0,90
Indeks Pont
Selisih 14-24 20 0,50 4,00 1,13 0,87
Selisih 16-26 20 0,00 3,00 1,18 0,96

115
Perawatan ortodontik dengan sekrup ekspansi rahang atas pada crowding ringan (Ester Vania dkk.)

dan rata-rata sebesar 9,25 kali. Rata-rata interval Jumlah aktivasi dan interval hari
aktivasi sebesar 7 hari, maksimum sebesar 24 hari menghasilkan p-value lebih dari 0,05. Dalam hal
dan rata-rata sebesar 14,75 hari. ini dapat disimpulkan bahwa jumlah aktivasi dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa selisih LLG interval hari tidak memberikan pengaruh yang
minimum sebesar 0,50, maksimum sebesar 4,00 bermakna terhadap perubahan lebar lengkung
dan rata-rata sebesar 1,23. Selisih lebar lengkung rahang. Kontribusi gabungan yang diberikan oleh
rahang (LLR) minimum sebesar 0,00, maksimum jumlah aktivasi dan interval hari sebesar 18,9%
sebesar 3,50 dan rata-rata sebesar 0,60. Selisih (tidak bermakna) (Tabel 4).
12-24 minimum sebesar 0,50, maksimum sebesar Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah aktivasi
4,00 dan rata-rata sebesar 1,13. Sedangkan selisih menghasilkan p-value kurang dari 0,05 dan interval
16-26 minimum sebesar 0,00, maksimum sebesar hari menghasilkan p-value lebih dari 0,05. Dalam
3,00 dan rata-rata sebesar 1,18. hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah aktivasi
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah aktivasi memberikan pengaruh yang bermakna sedangkan
dan interval hari menghasilkan p-value kurang interval hari tidak memberikan pengaruh yang
0,05. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa bermakna terhadap pertambahan jarak gigi 14-24.
jumlah aktivasi dan interval hari memberikan Kontribusi gabungan yang diberikan oleh jumlah
pengaruh yang bermakna terhadap pertambahan aktivasi dan interval hari sebesar 25,3% (tidak
lebar lengkung gigi. Kontribusi gabungan yang bermakna).
diberikan oleh jumlah aktivasi dan interval hari Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah
sebesar 49,1% (bermakna). aktivasi menghasilkan p<0,05 dan interval
hari menghasilkan p>0,05. Jumlah aktivasi
Tabel 4. Kemajuan perawatan pada variabel selisih LLG tidak memberikan pengaruh yang bermakna
dan variabel selisih LLR
dibandingkan interval hari terhadap pertambahan
jarak gigi 16-26. Kontribusi gabungan yang
Variabel p-value Uji Parsial
diberikan oleh jumlah aktivasi dan interval hari
Variabel selisih LLG
sebesar 33,8% (bermakna).
Jumlah aktivasi 0,002
Interval hari 0,021
PEMBAHASAN
P-value (uji simultan) 0,003
R2 49,1%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Variabel selisih LLR
jumlah aktivasi sekrup ekspansi transversal/lateral
Jumlah aktivasi 0,162
memberikan pengaruh yang bermakna terhadap
Interval hari 0,113
pertambahan lebar lengkung gigi dan jarak gigi
P-value (uji simultan) 0,169
14-24 (tabel 5). Ekspansi ortodonti ke arah lateral
R2 18,9%
menyebabkan perubahan pada lebar lengkung
Tabel 5. Kemajuan perawatan pada variabel selisih 14-24 gigi (LLG) yang didapat dengan mengukur
dan variabel selisih 16-26 pertambahan jarak antara puncak bonjol bukal
gigi 14-24, yang dilakukan pada analisis Howes.
Variabel p-value uji Parsial Ekspansi transversal/lateral juga menyebabkan
Variabel selisih 14-24 bertambahnya jarak sentral fossa gigi 14-24
Jumlah aktivasi 0,045 dan gigi 16-26 yang diukur pada analisis Pont.
Interval hari 0,140 Hal ini sesuai dengan pernyataan Iyyer5, yang
p-value (Uji simultan) 0,083 mengungkapkan bahwa pada ekspansi transversal
R 2
25,3% / lateral gigi diberikan tekanan sehingga mahkota
Variabel selisih 16-26 gigi posterior mengalami tipping ke lateral dan
Jumlah aktivasi 0,114 akan terjadi ruang antar gigi.
Interval hari 0,013 Menurut Isaacson3, pergerakan tipping
p-value (Uji simultan) 0,030 adalah pergerakan mahkota gigi akibat gaya
R 2
33,8% yang diaplikasikan pada satu titik di mahkota

116
J Ked Gig. Agustus 2016;28(2);113-118.

gigi sehingga gigi bergerak sesuai dengan titik lengkung rahang (tabel 5). Gill menyatakan bahwa
fulkrumnya. Apabila gaya diaplikasikan pada dua ekspansi lengkung rahang pada maksila dilakukan
titik di mahkota gigi, maka akan terjadi translasi dengan membuka sutura media palatina ke lateral.8
atau bodily movement. Pusat rotasi atau titik Perawatan dengan sekrup ekspansi transversal/
fulkrum gigi biasanya berada pada 40% panjang lateral pada alat ortodonti lepasan dapat menambah
akar yang diukur dari apeks gigi berakar tunggal. lebar lengkung rahang apabila perawatan ini
Titik fulkrum pada gigi berakar jamak 1-2mm ke dilakukan pada pasien berusia 4-11 tahun dengan
apikal dari furkasi. Hal ini berarti bahwa ketika tujuan memodifikasi pertumbuhan maksila.9
mahkota gigi bergerak pada satu arah, apeks gigi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akan bergerak pada arah yang berlawanan dengan jumlah aktivasi memberikan pengaruh yang
pergerakan mahkota. Tipping pada gigi posterior bermakna pada selisih jarak gigi 14-24 (tabel
ini terjadi akibat gaya minimum yang diaplikasikan 5), sedangkan interval hari tidak memberikan
pada satu titik di mahkota gigi. Gaya minimum pengaruh yang bermakna. Jumlah aktivasi sekrup
adalah gaya paling kecil yang dibutuhkan untuk ekspansi transversal/lateral yang semakin banyak
menggerakan gigi dan dapat dihasilkan oleh alat menyebabkan jarak gigi 14-24 semakin besar. Hasil
ortodonti lepasan. penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah aktivasi
Pergerakan tipping ini dapat dilakukan tidak memberikan pengaruh yang bermakna
apabila gigi permanen telah erupsi sempurna, pada selisih jarak gigi 16-26 (tabel 5), sedangkan
yang dicapai pada usia 11-12 tahun.7 Perawatan interval hari aktivasi memberikan pengaruh
ini lebih efektif dilakukan pada usia muda, karena yang bermakna. Hal ini berarti semakin pendek
tipping membutuhkan resorpsi dan pembentukan jarak tiap aktivasi sekrup ekspansi transversal/
tulang alveolar. Pasien berusia dibawah 21 tahun, lateral, maka jarak gigi 16-26 semakin besar. Gigi
proses pembentukan sel osteoblas dan osteoklas molar memiliki ukuran yang lebih besar daripada
berlangsung lebih aktif. Perawatan ini dilakukan premolar, sehingga membutuhkan gaya yang lebih
pada usia 12-20 tahun akan didapatkan kemajuan besar untuk menggerakkan gigi tersebut. Hal ini
perawatan yang optimal, sedangkan pada pasien sesuai dengan teori Graber10 yang menyatakan
berusia 21-40 tahun, proses pembentukan sel- bahwa gaya ringan yang diaplikasikan pada gigi
sel osteoklas dan osteoblas berlangsung lebih secara terus-menerus akan menghasilkan gaya
lambat dibandingkan usia yang lebih muda. Pasien yang lebih besar untuk menggerakkan gigi dalam
berusia lebih dari 40 tahun, sel osteoklas lebih waktu yang singkat.
aktif sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perawatan ortodonti.8 kontribusi gabungan dari jumlah aktivasi dan
Komponen aktif pada alat ortodonti lepasan interval aktivasi memberikan pengaruh yang
yang dipakai untuk memperbesar lengkung gigi bermakna terhadap pertambahan lebar lengkung
salah satunya adalah sekrup ekspansi transversal/ gigi (tabel 5) dan jarak gigi 16-26 (tabel 5). Jumlah
lateral. Sekrup ekspansi transversal/lateral aktivasi dan interval aktivasi sekrup ekspansi
menghasilkan pergerakan gigi secara tipping ke transversal/lateral ini berkaitan dengan sifat
arah yang diinginkan, sesuai dengan penempatan kooperatif pasien dalam jangka waktu panjang
sekrup ekspansi tersebut.7 Sampel dalam penelitian selama dilakukan perawatan ortodonti. Hal ini
ini, merupakan model rahang yang menggunakan sesuai dengan pernyataan Alexander11, yang
alat ortodonti lepasan dengan sekrup ekspansi ke mengungkapkan bahwa perawatan ortodonti
arah lateral, sehingga penempatan median sekrup membutuhkan waktu yang tidak singkat karena
ekspansi berimpit dengan garis median model perawatan ini menggerakkan gigi secara perlahan
rahang. Sekrup ekspansi dapat memperlebar menuju posisi dan/atau inklinasi yang benar,
lengkung gigi sebesar 0,2mm setiap ¼ putaran. dengan mempertimbangkan respon jaringan
Sekrup ini dapat diaktivasi sebanyak 1-2 kali per pendukung gigi. Pasien yang dirawat dengan
minggu. alat ortodonti lepasan pada umumnya diberikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah instruksi untuk selalu memakai alatnya lebih dari 6
aktivasi maupun interval aktivasi tidak memberikan jam per hari. Keberhasilan dan lamanya perawatan
pengaruh yang bermakna terhadap perubahan lebar sangat bergantung pada hal tersebut.4

117
Perawatan ortodontik dengan sekrup ekspansi rahang atas pada crowding ringan (Ester Vania dkk.)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- 73.


rata interval aktivasi adalah 14-15 hari (lebih dari 3. Isaacson Kg, Muir JD, Reed RT. Removable
1 minggu), sedangkan aktivasi sekrup ekspansi orthodontics appliances. New Delhi: Elsevier.
transversal/lateral sebesar ¼ putaran akan 2002. h. 1, 4-5, 9-10, 27-8.
menghasilkan ruangan rata-rata sebesar 0,2. Alat 4. Proffit W, Fields H. Contemporary orthodontics,
ortodonti dipakai dengan aturan pemakaian yang 4th ed. St. Louis: Mosby Elsevier. 2007. h. 16,
benar dan aktivasi rutin seminggu sekali. Jika 280-2, 284-5, 339-42.
pemutaran sekrup kurang maka perkembangan 5. Iyyer BS. Orthodontics: the art and science.
perawatan akan lambat, sebaliknya jika pemutaran New Delhi: Arya (Medi) Publishing House.
berlebih akan menambah efek mekanik perawatan 2003.
pada gigi dan jaringan sekitarnya.12 Kemajuan 6. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian
perawatan dengan sekrup ekspansi transversal/ Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
lateral rahang atas pada pasien di klinik profesi 7. Ash MM, Stanley J. Nelson. Dental anatomy,
Ortodonti RSGM FKG–Unpad belum optimal physiology, and occlusion. New Delhi:
karena pada umumnya aktivasi dilakukan setelah Saunders Elsevier. 2006. h. 49-54.
lebih dari 7 hari. 8. Gill D, Naini F, McNally M, Jones A. The
management of transverse maxillary deficiency.
SIMPULAN Dent Update. 2004 Nov;31(9):516-8, 521-3.
Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Kemajuan perawatan dapat terjadi setelah pubmed/15612457. [Diakses 3 Mar 2012].
aktivasi sekrup ekspansi transversal/lateral 11. Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color atlas of
sejumlah 9-10 kali, dimana jumlah aktivasi dan dental medicine (orthodontic-diagnosis). New
interval hari sebesar 49,1% dan 33,8% sehingga York: Thieme. 1993. h. 166-7, 224.
diperoleh ruang untuk memperbaiki susunan gigi 12. Grabber TM, Vanarsdall RL. Orthodontic
pada pasien dengan crowding ringan. current principles and technology. 3rd ed. St.
Louis & Baltimore: Mosby Year Book, Inc.
DAFTAR PUSTAKA 2000. h. 139-49.
13. Alexander RG. The alexander discipline,
1. Premkumar S. Prep manual for undergraduates: contemporary concepts and philosophies.
orthodontics. New Delhi: Elsevier. 2008. h. California: Ormco Corp. 1986.
487-8. 14. Muir JD, Reed RT. Tooth movement with
2. Bishara SE. Textbook of Orthodontics. removable appliances. England: Pittman
Philadelphia: Saunders. 2001. h. 151-3, 168- Medical Publishing Comp. Ltd. 1979.

118

Anda mungkin juga menyukai